Anda di halaman 1dari 2

PENCEGAHAAN APENDISITIS

Pencegahan pada appendiksitis yaitu dengan menurunkan resiko obstuksi dan peradangan pada
lumen appendiks. Pola eliminasi klien harus dikaji,sebab obstruksi oleh fekalit dapat terjadi karena
tidak ada kuatnya diet tinggi serat. Pengenalan yang cepat terhadap gejala dan tanda appendiksitis
menurunkan resiko terjadinya gangren,perforasi dan peritonitis

1. Diet tinggi serat sesuai kebutuhaan


Penelitian epidemiologi menunjukkan peran kebiasaan makan makanan rendah serat
dan pengaruh konstipasi terhadap timbulnya appendicitis. Konstipasi akan menaikkan tekanan
intrasekal yang berakibat sumbatan fungsional apendiks dan meningkatnya pertumbuhan flora
normal kolon. Semuanya ini akan mempermudah timbulnya appendicitis. Diet memainkan
peran utama pada pembentukan sifat feses, yang mana penting pada pembentukan fekalit.
Kejadian appendicitis jarang di negara yang sedang berkembang, dimana diet dengan tinggi
serat dan konsistensi feses lebih lembek.

2. Makan makanan higine


Penyebab lain yang diduga dapat menimbulkan appendicitis adalah erosi mukosa
apendiks karena parasit seperti Entamoeba hystolityca dan benda asing mungkin tersangkut di
apendiks untuk jangka waktu yang lama tanpa menimbulkan gejala, namun cukup untuk
menimbulkan risiko terjadinya perforasi.

Flora bakteri pada apendiks sama dengan di kolon, dengan ditemukannya beragam
bakteri aerobik dan anaerobik sehingga bakteri yang terlibat dalam appendicitis sama dengan
penyakit kolon lainnya. Flora pada Appendix yang meradang berbeda dengan flora Appendix
normal. Sekitar 60% cairan aspirasi yang didapatkan dari Appendicitis didapatkan bakteri
jenis anaerob, dibandingkan yang didapatkan dari 25% cairan aspirasi Appendix yang normal.
Diduga lumen merupakan sumber organisme yang menginvasi mukosa ketika pertahanan
mukosa terganggu oleh peningkatan tekanan lumen dan iskemik dinding lumen.

Appendicitis merupakan infeksi polimikroba, dengan beberapa kasus didapatkan


Appendicitis acuta dan Appendicitis perforasi adalah Eschericia coli dan Bacteriodes fragilis.
Namun berbagai variasi dan bakteri fakultatif dan anaerob dan Mycobacteria dapat
ditemukan.

Tabel 1. Organisme yang ditemukan pada Appendicitis acuta 2)

Bakteri Aerob dan Fakultatif Bakteri Anaerob

Batang Gram (-) Batang Gram (-)

Eschericia coli Bacteroides fragilis

Pseudomonas aeruginosa Bacteroides sp.


Klebsiella sp. Fusobacterium sp.

Coccus Gr (+) Batang Gram (-)

Streptococcus anginosus Clostridium sp.

Streptococcus sp. Coccus Gram (+)

Enteococcus sp. Peptostreptococcus sp.

TATALAKSANA POST OPERASI APENDIKTOMI

catatan dan kebutuhaan post operative


pasien harus dievaluasi dan difollow up, yaitu berupa:
tanda vital
control rasa sakit
kuantitas dan tipe cairan intravena
cairan keluaraan urine dan gastrointestinal
pengobatan lainnya
investigasi laboratorium

progress dari pasien harus dimonitoring dan hal tersebut mencakup:


catatan medis dan observasi oleh suster
catatan spesifik pada luka atau lokasi operasi
beberapa komplikasi
beberapa perubahaan yg dibuat pada penatalaksanaan

PERAWATAN POST OPERASI APENDIKTOMI


1. Mobilisasi awal dan sementara untuk mengurangi gerakan, yaitu berupa:
hindari bernapas terlalu dalam dan batuk
hindari Olahraga aktif
hindari pergerakan area sendi
hindari menegangkan kekuatan otot yg berlebihan
memakai alat bantuan untuk berjalan (seperti kursi roda,tongkat,dll)

2. Nutrisi yang cukup dan seimbang


3. Menjaga kebersihaan dan hygine pasien terutama pada daerah jahitan
operasi
4. Berikan tatalaksana medikamentosa dan control rasa sakit

Anda mungkin juga menyukai