Anda di halaman 1dari 22

Alat Deteksi Pembuluh Darah Balita dengan Algoritma Fuzzy

untuk Menghemat Battery

KATEGORI : Medical Electronics and Assistive Technology

Nama Peserta Tim :

1. Satria Try Manggala (20130120053)


2. Dhorizqy FSD (20120120085)
3. Malisa Nur Hidayati (20130120022)

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta


2014

i
ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul --------------------------------------------------------------------- i


Lembar Pengesahan ---------------------------------------------------------------- ii
Daftar isi ---------------------------------------------------------------------------- iii
Daftar Tabel ------------------------------------------------------------------------ iv
Daftar Gambar ---------------------------------------------------------------------- iv
Abstrak ------------------------------------------------------------------------------ v
Bab I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ------------------------------------------------------------ vi


B. Rumusan Masalah --------------------------------------------------------- vi
C. Tujuan ---------------------------------------------------------------------- vii
D. Manfaat -------------------------------------------------------------------- vii

Bab II. TINJAUAN PUSTAKA

Kajian Pustaka ------------------------------------------------------------ viii


A. Pembuluh Darah Manusia ------------------------------------------------ ix
B. Mikrokontroler ------------------------------------------------------------- x
C. Fuzzy Logic ---------------------------------------------------------------- xi

Bab III. METODOLOGI

A. Alat dan Bahan ------------------------------------------------------------ xiii


B. Tempat Penelitian --------------------------------------------------------- xviii
C. Proses Pembuatan Karya ------------------------------------------------- xviii
D. Cara Kerja Karya --------------------------------------------------------- xx

Bab IV. PENUTUP

A. Kesimpulan ---------------------------------------------------------------- xxi


B. Saran ------------------------------------------------------------------------ xxi

DAFTAR PUSTAKA ------------------------------------------------------------- xxii

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 ------------------------------------------------------------------------------- ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 ---------------------------------------------------------------------------- xii

Gambar 2 ---------------------------------------------------------------------------- xiv

Gambar 3 ---------------------------------------------------------------------------- xiv

Gambar 4 ---------------------------------------------------------------------------- xv

Gambar 5 ---------------------------------------------------------------------------- xv

Gambar 6 ---------------------------------------------------------------------------- xvi

Gambar 7 ---------------------------------------------------------------------------- xvi

Gambar 8 ---------------------------------------------------------------------------- xvii

Gambar 9 ---------------------------------------------------------------------------- xvii

Gambar 10 --------------------------------------------------------------------------- xviii

Gambar 11 --------------------------------------------------------------------------- xviii

Gambar 12 --------------------------------------------------------------------------- xix

iv
ABSTRAK

Kesehatan adalah kebutuhan dasar setiap manusia. Oleh sebab itu


diperlukan sarana pelayanan kesehatan yang memadai. Pada bidang kesehatan ini
tersimpan berbagai macam masalah, misalnya untuk menginfus balita para
kalangan medis masih kesulitan mencari pembuluh darah balita. Dikarenakan
pembuluh darah pada balita masih sangat lembut atau kecil sehingga sulit untuk
menemukan pembuluh darah.

Dalam hal ini perancangan Alat Deteksi Pembuluh Darah Balita dengan
Algoritma Fuzzy untuk Menghemat Battery marupakan sebuah inovasi terbaru
untuk mengifisiensikan energi pada alat sehingga alat dapat digunakan lebih lama
dan dapat mendeteksi pembuluh darah lebih banyak lagi.

Setiap tingkatan umur balita, masing-masing memerlukan intensitas


cahaya yang berbeda dalam pendeteksian pembuluh darah. Hal ini disebabkan
ketebalan kulit dan daging yang berbeda setiap tingkatan umur balita. Pada usia
balita 0-5 bulan, pembuluh masih sangat halus, sehingga dibutuhkan pengaturan
intensitas cahaya sesuai dengan kebutuhan, jika tidak adanya suatu algoritma
pemograman untuk mengatur intensitas cahaya dalam alat ini, maka energi akan
terbuang sia-sia dan pembuluh darah pun tidak terlihat dengan jelas, akibat
ketidaksesuaian intensitas cahaya yang dibutuhkan berdasarkan umur balita.

Dengan adanya algoritma fuzzy ini, maka energi akan efisien dan lebih
terarah penggunaannya, sebab pengguna dapat mengatur intensitas cahaya, sesuai
dengan kebutuhan dan tingakatan umur balita.

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Teknologi merupakan sektor yang paling penting dalam peradaban
hidup manusia, berkat teknologi kehidupan manusia menjadi semakin
praktis dan efisien, tak terkecuali dalam bidang kesehatan, teknologi perlu
ditingkatkan dalam segala devisinya, dalam penelitian ini alat pendeteksi
pembuluh darah balita, sangat membantu para dokter dan atau pun para
kalangan medis dalam dunia kesehatan, misalnnya dalam transfusi darah,
dan penginfusan. Dimana pembuluh darah balita masih sangat halus
sehingga masih sangat sulit untuk menemukannya, sehingga hal ini agak
menyulitkan, akibatnya jarum suntikan ditancapkan berulang kali,
sehingga dapat memecahkan pembuluh darah balita, dengan alat
pendeteksi ini, kita dapat langsung memastikan letak yang pasti
keberadaan pembuluh darah balita tersebut.
Dengan latar belakang tersebut, keberadaan alat ini sangat mendukung
dalam pendeteksian pembuluh darah balita.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini mencakup beberapa hal,
sebagai berikut :
1. Bagaimana merancang sebuah alat pendeteksi pembuluh darah balita
sampai dengan umur 5 tahun?
2. Bagaimana cara kerja alat dalam proses pengaturan intensitas cahaya
untuk menghemat energi?
3. Bagaimana merancang sebuah algoritma fuzzy untuk manghemat battery
pada alat pendeteksi pembuluh darah balita?
4. Apa saja manfaat dari alat pendeteksi ini dan bagaimana pengaruhnya jika
dibandingkan alat ini tidak ada?

vi
C. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini diantaranya:
1. Merancang alat intensitas cahaya untuk mendeteksi pembuluh darah balita
menggunakan mikrokontroler Arduino Uno.
2. Mengaplikasikan suatu kendali fuzzy untuk mengtur intensitas cahaya,
sehingga dapat mengifisiensikan pemakaian energi yang terpakai.

D. Manfaat
Manfaat dari penelitian ini antara lain :
1. Mengifisiensikan pemakaian sumber energi pada battery yang diperlukan
alat saat beroperasi mendeteksi pembuluh darah balita.
2. Suatu kontribusi yang sangat bermanfaat dalam bidang teknologi
kesehatan masa kini, sehingga dapat sangat membantu kalangan medis
mendeteksi pembuluh darah balita.

vii
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kajian Pustaka

Penelitian yang berhubungan dengan pembuluh darah telah dilakukan.


Fajar Hariyanto, (2012) dengan judul led untuk mengetahui pembuluh darah
bayi. Dengan menggunakan LED, Fajar telah berhasil mendeteksi pembuluh
darah bayi. LED yang digunakan oleh Fajar sebanyak 12 buah. Kelemahan dari
alat tersebut adalah tidak ada pemilihan terhadap umur bayi sehingga alat tersebut
jika digunakan oleh bayi dengan umur yang berbeda akan mengeluarkan daya
yang sama sehingga pemakaian pada alat ini akan lebih boros.

Dengan menggunakan LED, Ade Fajar, (2012) telah berhasil mendeteksi


pembuluh darah balita umur 3 tahun, kekurangan dari alat ini adalah tidak dapat
mengatur intensitas cahaya yang digunakan untuk setiap tingkatan umur balita,
sehingga bersifat boros energi.

Led Untuk Mengetahui Pembuluh Darah Bayi


Penggunaan led superfluks 4 pin sebagai inovasi penggunaan
sumber cahaya yang hemat dan tahan lama, dari menggunakan
sumber cahaya lainya.
Alat yang diuji pada bayi di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta,
dan tidak terjadi ganguan pada bayi tersebut.
Penggunaan box hitam ini sebagai tempat atau body alat yang
sangat kecil dan ringan (portable) jadi mudah di bawa kemana
mana. (Fajar Hariyanto, 2012)

viii
A. Pembuluh Darah Manusia

Pembuluh darah manusia terbagi atas dua bagian yaitu pembuluh nadi
(Arteri) yang mengalirkan darah dari jantung dan pembuluh balik (Vena)
yang membawa darah menuju jantung.

Perbedaan antara pembuluh nadi dengan pembuluh balik antara lain :


(LIPI:2009)

Obyek Arteri (Pembuluh Nadi) Vena (Pembuluh Balik)

Dinding Tebal, elastic Tipis, kurang elastic

Aliran Meninggalkan jantung Menuju ke jantung

Darah Kaya O2 kecuali arteri Kaya CO2 kecuali vena

pulmonalis. pulmonalis.

Tekanan Jika terpotong darah Jika terpotong, darah hanya

memancar. menetes.

Letak Agak ke dalam Di permukaan tubuh

Katup Hanya satu dipangkal Banyak terdapat di

aorta. sepanjang
vena yang besar.

Nama Sesuai dengan organ yang Sesuai dengan organ yang

dituju. ditinggalkan.

Tabel 1. Perbedaan antara pembuluh nadi dengan pembuluh balik

Keseluruhan system peredaran darah terdiri dari arteri, arteriola,


kapiler, venula dan vena. Arteri membawa darah dari jantung dan
menanggung tekanan darah yang paling tinggi. Kelenturannya membantu
mempertahankan tekanan darah diantara denyut jantung. Arteri yang lebih
kecil dan arteriola memiliki dinding berotot yang menyesuaikan

ix
diameternya untuk meningkatkan atau menurunkan aliran darah ke bagian
tertentu.

Kapiler merupakan pembuluh darah yang sangat halus dan berdinding


sangat tipis, berfungsi sebagai jembatan diantara arteri dan vena. Kapiler
memungkinkan zat makanan dan oksigen berpindah dari darah ke dalam
jaringan dan memungkinkan hasil metabolisme berpindah dari jaringan ke
dalam darah.

Dari kapiler darah mengalir ke venula lalu ke dalam vena yang akan
membawa darah kembali ke jantung.Vena memgangkut darah dalam
volume yang sama dan kecepatan yang lebih kebawah tekanan.

B. Mikrokontroler
Mikrokontroler adalah sebuah system mikroprosesor dimana di
dalamnya sudah terdapat CPU, RAM, ROM, I/O, clock dan peralatan
internal lainnya yang sudah saling terhubung dan terorganisir dengan baik
oleh pabrik pembuatnya yang dikemas dalam satu chip yang siap pakai.
Kontrol utama dari keseluruhan system dalam penelitian ini menggunakan
mikrokontroler Arduino Uno.
Arduino Uno adalah papan mikrokontroler berdasarkan
Atmega328 (datasheet). Arduino Uno memiliki 14 digital input/ output
pin,6 input analog, 16 MHz resonator keramik, koneksi USB, jack listrik,
header ICSP, dan tombol reset. Berisi semua yang diperlukan untuk
mendukung mikrokontroler, hanya terhubung ke computer dengan kabel
USB dengan adaptor AC-DC atau baterai untuk memulai.
Arduino Uno tidak menggunakan chip driver FTDI USB-to-serial,
namun menggunakan fitur Atmega16U2 yang deprogram sebagai
converter USB- to-serial. Revisi 2 dewan Uno memiliki resistor menarik
garis HWB 8U2 ke tanah, sehingga mudah dimasukkan ke dalam mode
DFU.

x
C. Fuzzy Logic
Fuzzy logic merupakan salah satu komponen pembentuk soft
computing. Pertama kali diperkenalkan oleh Prof. Lurtfi A.Zadeh pada
tahun 1965. Dasar logika fuzzy adalah teori himpunan fuzzy. Pada Teori
himpunan fuzzy, peranan derajat keanggotaan sebagai penentu keberadaan
elemen dalam suatu himpunan sangatlah penting. Nilai keanggotaan atau
derajat keanggotaan atau membership function merupakan cirri utama
dalam penalaran pada logika fuzzy.

Fuzzy logic dapat dianggap sebagai black box yang berhubungan


antara ruang input menuju ruang output. Black box tersebut berisi metode
yang dapat digunakan untuk mengolah data input menjadi output dan
bentuk informasi yang baik.

Adapun beberapa alasan digunakanya Fuzzy Logic (Brigida: 2013),


antara lain :

1. Konsep Fuzzy Logic mudah dimengerti, karena menggunakan dasar teori


himpunan, maka konsep matematis yang medasari penalaran fuzzy
tersebut mudah untuk dimengerti.
2. Fuzzy Logic sangat fleksibel, artinya mampu beradaptasi dengan
perubahan dan ketidakpastian yang menyertai permasalahan.
3. Fuzzy Logic mempunyai toleransi terhadap data yang homogeny dan ada
beberapa data ekslusif yang mampu ditangani oleh fuzzy logic.
4. Fuzzy logic dapat membangun dan mengaplikasikan pengalaman-
pengalaman para pakar secara langsung tanpa harus melalui proses
pelatihan. Dalam hal ini sering disebut dengan fuzzy expert.
5. Fuzzy logic dapat bekerjasama dengan tekni- teknik kendali secara
konvensional.
6. Fuzzy logic didasari dengan bahas yang digunakan sehari-hari sehingga
mudah dimengerti.
Himpunan Fuzzy: nilai keanggotaan suatu item x dalam suatu
himpuanan A yang biasa ditulis dengan (X), mempunyai dua
kemungkinan, yaitu :

xi
1. Satu (1), artinya suatu item menjadi anggota dalam suatu himpuan.
2. Nol (0), yang berarti suatu item tidak menjadi anggota dalam suatu
himpuanan.
Contoh:
Misalkan variabel umur dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:
MUDA umur < 35 tahun
PAROBAYA 35 umur 55 tahun
TUA umur > 55 tahun.

Gambar berikut menunjukkan himpunan fuzzy untuk variabel umur.

Gambar 1. Himpunan fuzzy variabel umur

Fuzzy logic memiliki dua atribut :


1. Linguistick, penamaan suatu grupo yang mewakili suatu kedaan atau odisi
tertentu dengan menggunakan bahasa alami, seperti MUDA,
PAROBAYA, TUA, dsb.
2. Numeris, suatu angka yang menunjukkan ukuran dari suatu variable,
seperti 25, 45, 50, dsb.

xii
BAB III

METODOLOGI

A. Alat dan Bahan


Dalam penelitian ini ada beberapa lat dan bahan yang digunakan,
antara lain sebagai berikut :
a. Alat
1. Tool set
Tool set merupakan perlengkapan elektronika yang kompleks
dalam suatu wadah.
2. Multimeter
Multimeter dapat digunakan untuk mengukur arus, tegangan,
dan hambatan. Jadi dalam penelitian ini multimeter digunakan
untuk mengukur arus dan tegangan.
3. Solder
Solder adalah alat pemanas atau pelunak tinol, untuk
merancang rangkaian elektronik pada PCB.
4. Bor PCB + listrik
Bor PCB digunakan untuk membentuk PCB sesuai dengan
rangkaian yang dirancang.
5. Tenol
Tenol adalah kawat timah yang diganakan untuk melekatkan
rangkaian pada Printed Sircuit Board (PCB).

b. Bahan
1. PCB
2. Resistor
3. LED 4 pin superfluks
LED Superfluks berkaki 4 ini merupakan salah satu jenis LED
yang memiliki intensitas cahaya lebih besar dibandingkan LED
biasa. Pada alat ini LED yang digunakan adalah LED Superfluks
berwarna merah.

xiii
Gambar 2. LED 4 pin Superfluks

4. Box Plastik Hitam 125 mm x 85 mm x 52 mm


Box plastik ini berfungsi sebagai pelindung atau penutup dari
rangkaian elektronika pada alat ini.

Gambar 3. Box plastik hitam

5. Push button
Push button berfungsi untuk menghubungkan atau
memisahkan dari satu instalasi listrik ke instalasi listrik lainnya.
Tombol push button pada alat ini, digunakan sebagai alat pengatur
usia pada balita. Sehingga cahaya yang digunakan sesuai dengan
kebutuhan.

xiv
Gambar 4. Push Button

6. Mur dan Baut


Untuk memasang penutup atau casing, dan merekatakan PSB
pada body.

Gambar 5. Mur dan Baut

xv
7. Saklar
Saklar adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk
memutuskan atau menghubungkan jaringan listrik. Pada alat ini
saklar berfungsi sebagai pemutus atau penyambung pada sumber
(baterai) dengan rangkaian elektronika.

Gambar 6. Saklar

8. Baterai Lythium Polimer


Pada perancangan alat ini baterai yang di gunakan adalah
baterai jenis Lithium Polymer atau Li-Po. Karena memiliki
beberapa kelebihan diantaranya :
Memiliki bobot yang ringan dan tersedia dalam berbagai
macam bentuk dan ukuran.
Memiliki kapasitas penyimpanan energi listrik yang besar.
Baterai Li-Po memiliki tingkat discharge rate energi yang
tinggi.

Gambar 7. Battery Lythium Polimer

xvi
9. Kabel Telepon Spiral
Kabel telepon spiral pada alat ini digunakan sebagai
penghubung antara rangkaian mikrokontroler dengan rangkaian
LED.

Gambar 8. Kabel Telepon Spiral

10. Liquid Crystal Display (LCD)


Pada alat ini LCD digunakan untuk menampilkan pengaturan
tombol pada alat pendeteksi pembuluh darah.

Gambar 9. Liquid Crystal Display (LCD)

11. Arduino Uno


Arduino Uno adalah papan mikrokontroler berdasarkan
ATmega328 ( datasheet ). Arduino Uno ini merupakan otak dari

xvii
alat ini, karena ini merupakan tempat semua pengontrolan sebuah
input ke output.

Gambar 10. Arduino Uno

B. Tempat Penelitian
Penelitian alat ini dilakukan dengan mengambil tempat di
Laboratorium Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.

C. Proses Pembuatan Karya


Dalam perancangan alat pendeteksi pembuluh darah balita dengan
optimasi Fuzzy Logic terbagi atas dua perancangan yaitu perancangan
hardware dan perancangan software.
1. Perancangan Hardware
Bagan perencangan alat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Baterai 11.1 V Mikrokontroler Rangkain LED


Gambar 11. diagram blok perancangan hardware

Dengan sumber tenaga baterai 11.1 V yang dihubungkan pada


mikrokontroler untuk mengatur intensitas cahaya yang diperlukan
kemudian disambungkan pada lampu LED yang dipasang secara paralel

xviii
untuk menembus kulit tangan bayi. Rangkaian mikrokontroler dan
rangkaian LED tersebut masing-masing dimasukkan ke dalam box hitam
yang kemudian kedua box hitam tersebut dihubungkan dengan kabel
telepon spiral.

2. Perancangan Software
Perancangan software dibuat di dalam software pemrograman arduino
uno yang dimasukkan ke dalam memori mikrokontroler sesuai dengan
tugasnya. Secara singkat diagram alir pemograman yang
diimplementasikan ke dalam memori mikrokontroler ditunjukkan dengan
gambar berikut :

Gambar 12. Program Alir Program Utama

xix
D. Cara Kerja Karya

Alat ini bekerja sesuai dengan pemograman yang telah dilakukan,


sesuai dangan prinsip kerja alat, yaitu mendeteksi pembuluh darah balita.
Pencahayaan yang dihasilkan oleh sistem kontroler berupa nyala
lampu LED yang dapat diatur kondisinya, dengan intensitas cahaya
tertentu sesuai dengan kebutuhan.
Karena LED superfluks warna merah memiliki nilai intensitas cahaya
(lux) 1110, yang lebih tinggi dibandingkan dengan LED lainnya, maka
LED ini dipakai sebagai bahan dasar pembuatan Alat Deteksi Pembuluh
Darah Balita dengan Algoritma Fuzzy untuk Menghemat Battery karena
LED ini diharapkan dapat menembus kulit bayi sehingga pembuluh darah
pada lengan bayi dapat terlihat jelas.
Selanjutnya pada alat ini Intensitas cahaya LED berbanding terbalik
dengan jarak. Semakin jauh jarak LED pada kulit balita maka intensitas
cahaya semakin kecil pula. Dalam hal ini LED yang digunakan untuk
mendeteksi pembuluh darah balita akan semakin kecil intensitas
cahayanya jika usia balita berada dibawah 5 bulan, hal ini diakibatkan oleh
masih tipisnya pembuluh darah balita. Jika intensitas cahaya besar, justru
pembuluh darah yang terlihat tidak jelas. Begitu pun sebaliknya, jika usia
balita semakin bertambah, maka intensitas cahaya yang dibutuhkan
semakin besar.

xx
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan dalam penelitian ini meliputi:

1. Penggunaan led superfluks 4 pin yang lebih banyak berdampak pada


kinerja alat, sehingga alat dapat bekerja pada kulit yang lebih tebal.
2. Dari pengujian pada objek, Intensitas cahaya yang digunakan sangat
mempengaruhi jelas tidaknya nadi pada bayi. Pada bayi usia dibawah 5
bulan memerlukan 15150 lux atau 4 baris LED agar nadinya terlihat,
apabila intensitas cahaya terlalu tinggi justru nadi akan terlihat kurang
jelas dikarenakan kulit dan ketebalan daging bayi yang masih tipis
serta masih kecilnya nadi bayi akan mengakibatkan penampakan nadi
bayi kurang jelas. Sehingga memerlukan pengkontrolan untuk
mengatur intensitas cahaya yang akan digunakan.
3. Dibandingkan dengat alat tanpa sistem kendali. Alat ini lebih hemat
energy dikarenakan pengontrolan cahaya yang berdampak pada
penggunaan energy, sehingga alat ini dapat mendeteksi pembuluh
darah lebih banyak.

B. Saran

1. Membuat system yang lebih baik, dengan menambahkan charger agar


memudahkan pengisian ulang baterai.
2. Dimungkinkan penambahan sensor untuk mendeteksi pembuluh darah
secara otomatis, jika pembuluh darah belum terlihat maka intensitas
cahaya akan bertambah secara otomatis.

xxi
DAFTAR PUSTAKA

Fajar , Ade. 2013. modifikasi pembuluh darah bayi dengan sensor sentuh.
Yogyakarta : Laporan Penelitian, Teknik Elektro Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta
Hariyanto, Fajar. 2011. Led untuk Mengetahui Pembuluh Darah Bayi.
Yogyakarta : Skripsi, Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta
Heryanto, M. Ary dan Adi, P., Wisnu. 2008. Pemograman Bahasa C untuk
Mikrokontroler ATMega16. Yogyakarta : CV Andi Offset
Iswanto. 2008. Antarmuka Port Pararel dan Port Serial dengan Delphi 6
Compatible Sistem Opetrasi Window. Yogyakarta : Gava Media
Iswanto. 2008. Design dan Implementasi Sistem Embedded Mikrokontroller
ATMEGA8535 dengan Bahasa Basic. Yogyakarta : Gava Media
Johnson, Curtis D. 1997. Process Control Instrumentation Technology.
New Jersey : Prentice Hall
Paul Malvino, Albert. 1987. Prinsip-prinsip Elektronika Jilid I. Jakarta :
Erlangga
Paul Malvino, Albert. 1987. Prinsip-prinsip Elektronika Jilid II. Jakarta :
Erlangga
S, warsito. 2006. Vademekum Elektronika Edisi II. Jakarta :
Gramedia pustaka kimia
Zaki, MH. 2007. Cara Mudah Belajar Merangkai ELEKTRONIKA DASAR
Lanjutan. Jakarta : Absolut

xxii

Anda mungkin juga menyukai