Pengertian
Suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen,
sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen yang serupa tidak terjadi penyakit
Suatu usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak terhadap penyakit tertentu
Tujuan
Untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang dan menghilangkan penyakit
tertentu pada sekelompok masyarakat (populasi) atau bahkan mneghilangkan penyakit tertentu
dari dunia
Apabila terjadi penyakit tidak akan terlalu parah dan dapat mencegah gejala yang dapat
menimbulkan cacat atau kematian
Melindungi seseorang terhadap penyakit tertentu (intermediate goal)
Respon imun
Respon imun primer ialah respon imun yang terjadi pada pajanan pertama kalinya dengan
antigen
Respon imun sekunder ialah respon imun yang diharapkan akan memberi respon adekuat bila
terpajan pada antigen yang serupa. Diberikannya vaksinasi berulang beberapa kali adalah agar
mendapat titer antibodi yang cukup tinggi dan mencapai nilai protektif.
Jenis kekebalan
Dilihat dari cara timbulnya
Kekebalan pasif
Kekebalan yang diperoleh dari luar tubuh , bukan dibuat dari individu itu sendiri.
Kekebalan pasif alamiah, kekebalan pada janin yang diperoleh dari ibu dan tidak berlangsung
lama(difteri,morbili, tetanus)
Kekebalan pasif buatan, kekebalan yang diperoleh setelah pemberian suntikan zat penolak
(imunoglobulin).
Kekebalan aktif
Kekebalan yang dibuat oleh tubuh sendiri akibat terpajan pada antigen seperti pada imunisasi
atau terpajan secara alamiah.
Kekebalan aktif biasanya prosesnya lambat tapi dapat berlangsung lama, akibat adanya memori
imunologik.
Kekebalan aktif terbagi menjadi dua jenis, yaitu :
Kekebalan aktif alamiah, kekebalan yang diperoleh setelah mengalami atau sembuh dari suatu
penyakit. Contoh : anak yang pernah
Ruam, timbul pada hari ke 7-10 dan berlangsung selama 2-4 hari
Kontra indikasi
Demam tinggi
Sedang memperoleh pengobatan imunosupresi
Hamil
Mempunyai riwayat alergi
JADWAL IMUNISASI ANJURAN (NON PPI)
Vaksin Haemophilus Influenza B (Hib)
Vaksin Mumps Morbili Rubela (MMR)
Vaksin Demam Thypoid
Vaksin Hepatitis A
Vaksin Varicella
Vaksin Haemophilus Influenza type B
Yaitu Polisakarida H. Influenza tipe b dikonjugasikan pada toksoid tetanus, trometamol,
sukrosa dan NaCl
Suspensi berkabut keputihan
Kombinasi dengan DTaP/DTwP
Lokasi penyuntikan umur <2 tahun di paha mid anterolateral dan usia > 2 tahun di deltoid
Vaksin Mumps Morbili Rubela (MMR)
Virus campak Schwarz hidup yang dilemahkan dalam embrio ayam
Virus gondong Urabe dibiak dalam telur ayam
Virus rubela Wistar dibiak pada sel deploid manusia
Penyuntikan dilakukan secara subcutan atau intramuscular
Direkomendasikan pada usia 12-18 bulan
Serokonversi pada >95% kasus
Kontraindikasi : imunodepresi, hamil, pasca imunoglobulin, transfusi darah (tunda 6-12
minggu).
Tetap diberikan pada anak yang pernah campak, gondongan ataupun rubella
Tidak ada bukti sahih berkaitan dengan autisme
Vaksin Demam Thypoid
Komposisi terdiri dari polisakarida kapsul VI Salmonella typhi, Fenol, Nacl, NaHPO3H
Diberikan secara intramuscular, pada usia > 2 tahun
Imunitas 2-3 minggu pasca vaksinasi
Imunogenitas rendah pada umur < 2 tahun
Perlindungan 3 tahun
Tidak melindungi terhadap Salmonella paratyphi A dan B
Vaksin Hepatitis A
Virus inaktif dalam formaldehid
Indikasi : anak usia > 2 tahun, endemis, sering transfusi (hemofilia), tinggal di panti asuhan
Indikasi kontra : demam, infeksi akut, hipersensitif terhadap komponen vaksin
Diberikan secara intramuscular
Protektif pada 95-100%
Vaksin Varisela
Virus hidup dilemahkan, strain Oka
Diberikan secara subcutan
Kontra indikasi : demam, sakit akut
Jangan diberikan bersama vaksin hidup lain
Jangan hamil dalam 2 bulan
Tidak efektif bila transfusi gamma globulin
Diberikan pada anak usia 1-13 tahun
Rekomendasi IDAI muali usia 5 tahun
Serokonversi : 94% (2 minggu setelah vaksinasi), 100% (6 minggu setelah vaksinasi)
Aman, efektif dan ekonomis
Vaksin Influenza-1
Virus tidak aktif dalam prefilled syringe (PFS)
Bahan lain : telur, neomisin, formaldehid
Penyimpanan pada suhu 2-8C , jangan terkena sinar matahari maupun beku
Tiap tahun starin dapat berbeda berdasarkan rekomendasi WHO : selatan dan utara
Strain 2004 untuk daerah selatan
o H1N1 (new Caledonia/20/99)
o H3N2 (Fujian/411/2002)
o Hongkong/330/2001
o Penyuntikan dilakukan secara intramuscular atau subcutan
6-35 bulan dosis 0,25 ml, >36 bulan dosis 0,5 ml, <8 tahun perlu booster 4 minggu kemudian
Vaksinasi diulang tiap tahun
Vaksin kombinasi (tetract-Hib dan Infantrix-Hib)
Tetract-Hib : kombinasi DPwT+Hib
Infanrix-Hib : kombinasi DPaT+Hib
DPwT/DpaT dalam vial, Hib dalam PFS (prefilled syringe)
Sebelum disuntikan, dicampur dengan menyedot DPwT/DpaT ke dalam PFS Hib
Kontra indikasi
Sama dengan komponen masing-masing vaksin
Vaksin Pneumokokkus (Prevenar)
Terdiri dari 7 sakarida yang berbeda (serotipe 4, 6B, 9V, 14, 18C, 19F, 23F)
Konjugasi dengan 20 ug dari masing-masing 6 serotipe
Bebas pengawet dan bebas thimerosal
Dosis 0,5 ml diberikan secara intramuscular
Manfaat : mengurangi resiko invasive pneumococcal disease (IPD), radang paru (pneumonia),
radang telinga tengah dan pengobatannya, pembawa kuman (nashoparyngeal carriage), Occult
becteremia, dan mungkin efektif pada anak yang tak responsif dengan vaksin pneumokokkus
polisakarida (PPV)
Sumber
Diktat kuliah
Modul 2 : EPI vaccines. 1998. Hal 2. Geneva
Pedoman imunisasi di Indonesia. 2005. hal 88
Vademecum biofarma. 2002
WHO : expanded programme or immunization . immunization in practice
Posted in BBL, ilmu kesehatan anak, MTBS