Laporan Teknik Explant
Laporan Teknik Explant
disusun oleh:
KELAS A SEMESTER 6
DOSEN PENGAMPU:
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS JAMBI
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pada dasarnya langkah-langkah dalam melakukan proses kultur jaringan ada 3 tahap,
yaitu :
1. Tahap I atau disebut juga tahap persiapan eksplan
2. Tahap II atau disebut juga tahap penggandaan.
3. Tahap III atau disebut juga tahap penndewasaan.( D.F. Wetherell,1976).
Langkah pertama yang harus dilakukan apabila akan melakukan kultur
jaringan adalah menentukan tujuan yang ingin dicapai, karena akan menyangkut
materi yang akan digunakan. Misalnya tujuannya ingin memperbanyak tanaman
dengan hasil yang sesuai dengan induknya, maka dilakukan kultur meristem atau
kultur kalur. Apabila tujuannya ingin mendapatkan tanaman yang homozigot,
dilakukan kultur anther. Langkah berikutnya adalah menentukan medium yang akan
digunakan dengan menambahkan ZPT vitamin dan suplemen lainnya. Selanjutnya
adalah tahap kerja di laboratorium.
Langkah ke tiga setelah sterilisasi dan pembuatan media dalam kegiatan kultur
jaringan adalah menanam. Menanam merupakan kegiatan terakhir dalam kultur
jaringan yang nantinya akan dilakukan pengamatan terhadap pertumbuhan dan
perkembangan eksplan yang ditanam.
Proses pelaksanaan kultur jaringan yang dapat dikatakan proses terakhir yaitu
penanaman eksplan. Syarat pertama kultur jaringan juga masih digunakan pada
pelaksanaan ini yaitu kondisi yang aseptic. Pada pross penanaman eksplan,
lingkungan yang digunakan haruslah benar-benar dalam kondisi yang aseptic. Oleh
karenanya penanaman biasanya dilakukan di Enkas, sebuah kotak dengan tepi yang
transparan dan terdapat lubang untuk tangan, atau dengan menggunakan LAF
(Laminar Air Flow).
Penanaman eksplan harus dilakukan pada ruangan yang harus steril, dan
eksplan juga dalam keadaan yang steril pula. Penanaman dapat dilakukan pada
ruangan tertutup atau ruangan penabur dalam Laminair Air Flow (LAF). Ruangan
digunakan, setelah dilakukan sterilisasi dengan menggunakan larutan alkohol 96 %
pada lantai dan dinding ruangan, dan membiarkan ruangan selama 30 menit dengan
sinar UV yang menyala. Kontaminasi yang terjadi pada kultur jaringan merupakan
momok yang cukup mengganggu proses kultur jaringan. Namun kontaminasi juga
dapat dicegah dengan perlakuan-perlakuan yang aseptic. Stelah dua acara praktikum
diatas dilakukan sterilisasi terhadap peralatan kultur dan media kultur, tanaman atau
eksplan yang akan ditanam juga harus dalam keadaan steril dan sehat artinya eksplan
tidak terserang penyakit ataupun terkena serangan mikroba.
Eksplan yang disterilisasi adalah eksplan yang muda, bebas kotoran, dan penyakit
serta terhindar dari semut atau kutu putih.
Tahapan sterilisasi eksplan yaitu sebagai berikut :
a. Bersihkan permukaan eksplan dengan cara mengupas dan/ atau mencucinya dengan
sabun. Pada eksplan yang banyak membawa mikroorganisme kontaminan seperti
umbi, pisang atau talas yang berasal dari media tanah, sebaiknya dicuci dengan air
mengalir cukup lama.
b. Lakukan perendaman eksplan terlebih dahulu berturut-turut dalam larutan
fungisida dan
bakterisida. Hal ini cukup efektif untuk mengurangi mikroorganisme yang ada
pada permukaan eksplan.
c. Matikan mikroorganisme yang menempel pada eksplan menggunakan disinfektan,
yaitu bahan
kimia yang bersifat toksik bagi mikroorganisme tetapi non-toksik bagi tanaman.
1.2 Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Tembesu merupakan salah sata jenis pohon lokal yang sangat populer di
wilayah Sumatera Bagian Selatan. Kayu tembesu umumnya digunakan untuk
konstruksi berat, mebel dan ukiran. Saat ini pemakaian kayu tembesu sudah sangat
berkurang dan digantikan oleh jenis-jenis kayu lainnya dengan kualitas di bawah
tembesu. Hal ini disebabkan karena suplay bahan baku kayu tembesu sudah sangat
sulit diperoleh. Untuk menjamin ketersediaan suplay kayu tembesu, tentunya perlu
dilakukan pembangunan hutan tanaman tembesu yang bersifat produktif.
2.sterelilsasi
Proses sterilisasi bahan eksplan merupakan salah satu kegiatan penting dalam
kultur jaringan. Kegiatan sterilisasi eksplan bertujuan untuk mengeliminasi
mikroorganisme yang mungkin terbawa saat pengambilan eksplan, yang dapat
menimbulkan kontaminasi sehingga menghambat pertumbuhan eksplan menjadi
tanaman utuh. Banyak bahan desinfektan yang dapat digunakan untuk sterilisasi
media dalam kultur jaringan, diantaranya yang umum dikenal adalah HgCl2 dan
NaClO (Gunawan, 1992; Sugiyama, 1999). dan ada yang mengunakan bakterisida
serta fungisida yang amana explant direndam dengan waktu yang telah di tentukan.
Praktikum ini dilaksanakan pada hari senin, tanggal 24 april 2017 pukul
11:00 sampai dengan selesai ,bertempat di Laboratorium kulturjaringan Fakultas
Pertanian Universitas Jambi .
3.2.1 ALAT
A. Variabel Pengamatan
a. Saat tumbuh kalus, dihitung sejak penanaman hingga tumbuh kalus pertama.
b. Saat tumbuh tunas, dihitung sejak penanaman hingga tumbuh tunas pertama.
c. Jumlah tunas, dihitung hingga pengamatan terakhir.
d. Persentase kontaminasi, dihitung berapa persen dari jumlah eksplan yang
ditanam.
B. Prosedur Kerja
1. Sterilisasi Ruang
Ruang kultur jaringan disterilkan dengan mengelap atau menyemprot dinding
ruangan dengan alkohol 96 %, dan disinari dengan lampu Ultra Violet Dinding alat
penabur berupa Laminar Air Flow cabinet (LAF) dilap dengan alkohol 96 % dan
disinari lampu UV sebelum digunakan. Selama lampu UV dinyalakan, blower
tidak boleh dijalankan. Blower dinyalakan apabila akan dilakukan penananman
dan lampu UV dimatikan. Apabila LAF tidak dilengkapi dengan lampu UV, maka
blower harus dijalankan terus-menerus meski tidak digunakan untuk menanam
agar ruang penabur tetap bersih dan steril.
2. Sterilisasi Eksplan
a. Sebelum dimasukkan pada laf, eksplan direndam dengan deterjen(air sabun)
selama 5menit.
b. Direndam dengan tween 5 menit
c. Direndam dengan bakterisida 5 gram selama 10 menit.
d. Direndam dengan fungisida 5 gram selama 10 menit.
e. Di rendam baclean konsentrasi 1 % dengan air200 ml 5 menit
f. Bilas dengan air steril
3. Penanaman Eksplan
a. Benlox b. Agrimycin
Dibilas dengan air steril, dan tahap
selanjutnya yaitu sterilisasi eksplan
dengan menggunakan larutan Na -
hipoklorit (Bayclin), (Konsentrasi 1%)
sebanyak 2 ml dalam 200 ml air aqudest.
Dikocok selama 5 menit
4.4 pembahasan
A. Kesimpulan
Pada saat penanaman kondisi lingkungan kerja atau ruang dan alat-alat
penabur harus dalam keadaan steril karena untuk menunjang keberhasilan dari suatu
Eksplan sendiri adalah bagian tanaman yang dipakai untuk bahan budidaya atau
kultur jaringan. Eksplan yang baik adalah :
a) Bagian tanaman yang masih muda
b) Diambil dari tanaman yang tumbuh subur dan sehat
c) Dinding sel amsih tipis dan belum berpembuluh kayu
d) Bersifat merismatik atau meristemoid.
Sterilisasi sangat penting karena :
a) Jasad renik yang terbawa eksplan akan tumbuh menutupi eksplan dan media
sehingga dapat menghancurkan jaringan yang akan ditanam.
b) Adanya jasad renik akan mengubah lingkungan karena hilangnya zat makanan di
media dan dilepaskan produk metabolit tambahan ke dalam media dan dilepaskannya
produk metabolit tambahan ke dalam media, sehingga dapat menghancurkan eksplan
yang akan ditanam
.
Daftar pustaka
etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70250/.../S1-2014-285645-chapter1.pd
George, E.F. and P.D. Sherrington 1984. Plant Propagation by Tissue Culture. Hand
Book and Directory of Comercial Laboratories. Eastern Press, Reading,
Berks. England. Hal.: 9.
Gunawan, L. W. 1995. Teknik Kultur In vitro dalam Holtikultura. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Gunawan, L.W. 1988. Teknik Kultur Jaringan. Bogor : Laboratorium Kultur Jaringan,
PAU Bioteknologi, IPB.
Hendaryono, Daisy P. Sriyanti dan Ari Wijayani. 1994. Teknik Kultur Jaringan.
Kanisius, Yogyakarta