Anda di halaman 1dari 29

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 00360687

I.Identitas
Nama : An.Z
Usia : 8 thn
Jenis Kelamin : perempuan
Alamat : Limbangan RT 02/03 Bener Purwerejo
Pekerjaan : pelajar
Tgl MRS : 12 Maret 2016

II. ANAMNESIS
Keluhan umum : Demam, mimisan
Riwayat penyakit sekarang :
3HSMRS : pasien mengeluh demam. Demam dirasakan hilang timbul. Kadang demam
disertai menggigil saat malam dan berkeringat.
2HSMRS : demam turun sendiri tanpa diberi obat dan pasien juga tidak menggigil
1HSMRS : pasien mengeluh demam lagi dan mengigil seperti sebelumnya dan
mengeluh perut bagian ulu hati terasa sakit di sertai mimisan. Saat sebelum demam
pasien mengeluh badannya terasa lemas dan terasa linu
HSMRS : keluarga pasien membawa pasien ke IGD RSUD dr.Tjirtowardojo dan
kemudian di berikan obat penurun panas. Pasien merasa keluhannya tidak berkurang
setalah minum obat. Keluarga Pasien menceritakan bahwa pasien memiliki riwayat
mimisan, ketika pasien kelelahan pasien sering mengeluh mimisan. Keluarga pasien
mengatakan setiap harinya banyak nyamuk dan ketika tidur tidak memakai kelambu tetapi
memakai obat nyamuk semprot. Disekitar rumah pasien tidak ada yang mengalami gejala
serupa, tetapi orang tua pasien terdiagnosis malaria dan masih menjalani perawatan saat
pasien di bawa ke RSUD dr.Tjirtowardojo.

Riwayat Penyakit Dahulu :


Riwayat keluhan serupa (-), Riwayat mimisan (+), Malaria (-), DF (-), DHF (-), HT (-),
DM (-).
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 00360687

Riwayat Penyakit Keluarga :


Orang tua pasien mengalami keluhan serupa di waktu yang berdekatan, Alergi (-) riwayat
DF (-) riwayat DHF (-) HT (-) DM (-).
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 00360687

Riwayat personal sosial


i) Sosial ekonomi
Pasien sejak lahir tinggal bersama Ayah, Ibu dan Neneknya. Ayah pasien bekerja
sebagai wiraswasta sedangkan ibu pasien sebagai ibu rumah tangga. Ibu pasien
mengatakan penghasilan perbulan cukup untuk membiayai keperluan sehari-hari.
ii) Lingkungan dan perumahan
(1) Keadaan rumah : dinding tembok, 2 kamar tidur, 1 ruang keluarga, 1 kamar mandi,
ventilasi dan cahaya cukup
(2) Sumber air bersih : dari sumur gali, jarak antara sumur dan rumah 6 meter.
(3) Sumber air minum : air direbus sendiri
(4) Keadaan lingkungan : Lingkungan sekitar rumah kurang terjaga kebersihannya,
jarak antara rumah tidak terlalu dekat, dan tidak padat, kebiasaan orang sekitar
rumah sering menumpuk sampah di dekat rumah kemudian dibakar. Terdapat
beberapa bak penampung air yang tidak tertutup.
Kesan : Sosial ekonomi cukup. Keadaan lingkungan menjadi faktor risiko pertumbuhan
nyamuk.

Riwayat persalinan dan kehamilan


Ibu pasien memeriksakan kehamilannya secara teratur dan tidak ada keluhan.
Konsumsi obat-obatan selama hamil (-).
Pasien merupakan anak perempuan yang lahir dari ibu G1P0A0 dengan UK 37
minggu, lahir secara spontan di tolong oleh bidan. KPD (-), air ketuban tidak diketahui.
Setelah lahir langsung menangis, gerak aktif, kulit kemerahan. BBL 3200 gram, PB, LLA,
LK, LD ibu lupa.
Kesan : riwayat kehamilan dan persalinan baik.

Riwayat Nutrisi Anak


ASI ekslusif sampai umur 6 bulan dan dilanjutkan sampai usia 2 tahun.
Sejak usia 6 bulan diberikan makanan tambahan berupa bubur SUN 3x sehari.
Usia 1 tahun sampai sekarang diberikan makanan keluarga 3x sehari, setiap kali
makan 1 piring habis, berupa nasi dengan sayur, kadang minum susu dan buah-
buahan.
Kesan : Anak mendapatkan asi eksklusif, kualitas dan kuantitas makanan dan minuman
baik.

Riwayat pertumbuhan dan perkembangan


Pertumbuhan
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 00360687

- Setiap pasien dibawa ke posyandu, pasien mengalami penambahan berat badan dari
mulai lahir.
- Setiap ke posyandu selalu dengan gizi baik.
Perkembangan :
a. Motorik kasar
- Tangan dan kaki bergerak aktif : usia 1 bulan
- Mengangkat kepala ketika tengkurap : usia 2 bulan
- Kepala tegak ketika didudukkan : usia 3 bulan
- Tengkurap/telentang sendiri : usia 4 bulan
- Bangkit kepala tegak : usia 5 bulan
- Duduk tanpa pegangan : usia 7 bulan
- Bangkit untuk berdiri : usia 12 bulan
- Berjalan dengan baik : usia 13 bulan
- Dapat berlari : usia 18 bulan
- Meloncat jauh : usia 31 bulan
b. Bahasa
- Bereaksi terhadap bunyi : usia 1 bulan
- Bersuara : usia 2 bulan
- Teriak dan tertawa : usia 4 bulan
- Menoleh keaarah suara : usia 4 bulan
- Menyebut papa/mama spesifik : usia 12 bulan
- Bicara sebagian dimengerti :usia 18 bulan
- Bicara semua dimengerti : usia 30 bulan
c. Motorik halus
- Kepala menoleh kesamping : usia 2 bulan
- Memegang benda : usia 4 bulan
- Meraih, menggapai : usia 5 bulan
- Membenturkan 2 kubus : usia 9 bulan
- Mencoret coret : usia 12 bulan
d. Personal sosial
- Menatap wajah : usia 1 bulan
- Tersenyum spontan : usia 2 bulan
- Berusaha meraih mainan : usia 5 bulan
- Menyatakan keinginan : usia 9 bulan
- Minum dengan cangkir : usia 12 bulan
- Membuka pakaian : usia 15 bulan
- Memakai Baju : usia 20 bulan

KESAN : Secara umum pertumbuhan dan perkembangan pasien baik sesuai umur.

Riwayat imunisasi
Ibu menyatakan anak sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap sesuai jadwal di
puskesmas namun tidak bisa menjelaskan jenis imunisasi dan kapan imunisasi diberikan.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 00360687

Anamnesis Sistem
Sistem Serebrospinal : Demam (+), pusing (+), penurunan kesadaran (-)
Sistem Kardiovaskular : Nyeri dada (-)
Sistem Pernafasan : Sesak nafas (-)
Sistem Gastrointestinal : BAB cair (-) muntah (-)
Sistem Urogenital : BAK dalam batas normal
Sistem Integumen : Kulit kering (-), edem (-), mukosa bibir kering (-)
Sistem Muskuloskeletal : Kaku (-), lemas (+), nyeri sendi (+)

III. PEMERIKSAAN FISIK


Keadaan umum : Tampak lemas
Kesadaran : Compos mentis
Vital sign
TD : 90/70 mmHg
Nadi : 88 x/mnt
RR : 20x/mnt
Suhu Axilla : 37,8 C
BB sekarang : 26 kg (gemuk menurut WHO)

Kepala :
Ukuran : normocephal
Rambut : hitam, keriting, panjang
Mata : konjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik -/- , Reflek cahaya +/+,
Pupil isokor
Hidung : sekret (-), bau (-), perdarahan (+/-)
Telinga: sekret (-), bau (-), perdarahan (-)
Mulut : mukosa bibir kering (-), bibir pucat (-), lidah kotor (-)

Leher : pembesaran limfonodi (-)


Thorax :
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 00360687

Ventral Dorsal

I : simetris, retraksi -/- I: simetris, retraksi -/-


P : fremitus raba +/+ P: fremitus raba +/+
P : sonor +/+ P: sonor +/+
A: Ves +/+, Rh -/-, Wh -/- A: Ves +/+, Rh -/-, Wh -/-

Abdomen:
I : flat
A: BU(+) N (7x/menit)
P: Tympani
P: Supel, nyeri tekan (+) daerah epigastrium, Hepatomegali (-), splenomegali (-), ren tak
teraba
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 00360687

Extremitas

Akral hangat + +
+ +

Edema - -
- -

RINGKASAN ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIK


Pasien datang dengan demam hilang timbul sejak 3 hari, demam diawali dengan perasaan
mengigil kemudian panas dan diakhiri dengan berkeringat, keluhan dirasakan hilang timbu.
Hari ketiga pasien mengeluh demam lagi dan mengigil seperti sebelumnya dan mengeluh perut
bagian ulu hati terasa sakit di sertai mimisan, badan terasa lemas dan linu. Orang tua pasien
mengalami keluhan serupa di waktu yang berdekatan.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak lemas, tekanan darah 90/70 mmHg,
Nadi 88 x/mnt, RR 20x/mnt, Suhu Axilla 37,8 C. pada pemeriksaan abdomen didapatkan
nyeri tekan bagian epigastrium.

DIAGNOSIS BANDING
Malaria
DHF
Dengue fever

RENCANA PEMERIKSAAN PENUNJANG


Darah Rutin, hasil :
Hemoglobi 12,1 10,8 - 15,6 g/dl
n
Leukosit 4,1 4,5 - 13,5 10^3/ul
Hematokrit 34 33 - 45 %
Eritrosit 5,0 3,80 - 5,80 10^6/ul
Trombosit 55 150 - 400 10^3/ul
MCV 68 69 - 93 fl
MCH 24 22 - 34 pg
MCHC 36 32 - 36 g/dl
Netrofil 44,60 50 - 70 %
Limfosit 26,50 25 - 40 %
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 00360687

Monosit 27,20 2-8%


Eosinofil
Hemoglobi 7,4 0,70 10,82.00 - 4.00
- 15,6 g/dl %
n Basofil 1,00 0-1%
Leukosit 3,1 4,5 - 13,5 10^3/ul
Hematokrit 22 33 - 45 % Golongan
Darah B Rh (+) Eritrosit 3,2 3,80 - 5,80 10^6/ul
Trombosit 49 150 - 400 10^3/ul
MCV 68 69 - 93 fl
MCH 23 22 - 34 pg
MCHC 34 32 - 36 g/dl
Netrofil 54,40 50 - 70 % Pemeriksaan
Malaria, hasil : Limfosit 29,90 25 - 40 % Plasmodium
Monosit 13,40 2-8%
falciparum (+) Eosinofil 1,00 2.00 - 4.00 %
Basofil 1,30 0-1% Keterangan :
pemeriksaan malaria dilakukan setelah pasien rawat inap perawatan hari ke 4
dan dilakukan evaluasi DRO dengan hasil :

Diagnosis kerja : Malaria Palcifarum

Penatalaksanaan :
- Infus RL 20 tpm (makro)
- Paracetamol 3 x 300 mg (k/p)
- Artesunat tab 1 x 2 tab (3 hari)
- Amodiakuin tab 1 x 2 tab (3 hari)
- Primakuin tab 1,5 tab (1 hari)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 00360687

Follow up hari ke 3 14-3-16

S : Panas (+) Mimisan (+) Badan Pegal-pegal (+) BAB (-) BAK (+). Mimisan 1x kemarin

O : KU : sedang, CM

V/S :
T : 37,5 C
N : 120 x/m
RR : 28 x/m
TD : 95/58

Kepala : CA (-/-) SI (-/-)


Leher : pembesaran kelenjar getah bening (-)
Thorax : simetris, sonor, vesikuler (+)
Abdomen : flat, BU (+), Tymphany, Hepatomegali (-), Splenomegali (-)
Ekstremitas : hangat

A : Observasi febris H-5


dd dengue fever, DHF

P: - infus RL 20 tpm (makro)


- Paracetamol 3 x 300 mg (k/p)
- Imbost Forte syr 1 x 1 cth
- Cetirizine syr 1x 1 1/2 cth
- Cek DRO ulang + IgG IgM dengue
- Monitor LP / 12 jam
- Edukasi siapkan donor hidup 4-5 orang
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 00360687

Follow up hari ke 4 15-3-16

S : Panas (+) Mimisan (+) Batuk (+) Pilek (+) Badan Pegal-pegal (+) BAB (-) BAK (+). Mimisan
1x kemarin

O : KU : sedang, CM

V/S :
T : 37,3 C
N : 120 x/m
RR : 28 x/m
TD : 86/60

Kepala : CA (-/-) SI (-/-)


Leher : pembesaran kelenjar getah bening (-)
Thorax : simetris, sonor, vesikuler (+)
Abdomen : flat, BU (+), Tymphany, Hepatomegali (-), Splenomegali (-)
Ekstremitas : hangat

A : Observasi febris H-6


dd dengue fever, DHF

P: - infus RL 20 tpm (makro)


- Paracetamol 3 x 300 mg (k/p)
- Imbost Forte syr 1 x 1 cth
- Cetirizine syr 1x 1 1/2 cth
- Cek DRO ulang + IgG IgM dengue
- Monitor LP / 12 jam
- Edukasi siapkan donor hidup 4-5 orang
- Monitor tanda-tanda perdarahan
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 00360687

Follow up hari ke 5 16-3-16

S : Panas (+) Mimisan (+) Batuk (+) Pilek (+) Badan Pegal-pegal (+) BAB (-) BAK (+). Mimisan
1x kemarin

O : KU : sedang, CM

V/S :
T : 39,3 C
N : 120 x/m
RR : 28 x/m
TD : 86/60

Kepala : CA (-/-) SI (-/-)


Leher : pembesaran kelenjar getah bening (-)
Thorax : simetris, sonor, vesikuler (+)
Abdomen : flat, BU (+), Tymphany, Hepatomegali (-), Splenomegali (-)
Ekstremitas : hangat

A : Malaria Falciparum

P: - infus RL 20 tpm (makro)


- Paracetamol 3 x 300 mg (k/p)
- Imbost Forte syr 1 x 1 cth
- Cetirizine syr 1x 1 1/2 cth
- Cek DRO ulang + IgG IgM dengue
- Monitor LP / 12 jam
- Edukasi siapkan donor hidup 4-5 orang
- Monitor tanda-tanda perdarahan
- injeksi cefotaxime 3x 750mg
Hematologi :
Plasmodium palcifarum (+)

- Artesunat tab 1 x 2 tab (3 hari)


- Amodiakuin tab 1 x 2 tab (3 hari)
- Primakuin tab 1,5 tab (1 hari)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 00360687

Follow up hari ke 6 17-3-16

S : Panas (+) Mimisan (-) Batuk (+) Pilek (+) Badan Pegal-pegal (+) BAB (+) BAK (+). BAB cair
1x tadi pagi. pusing (+). muntah darah 1x

O : KU : sedang, CM

V/S :
T : 38,3 C
N : 120 x/m
RR : 28 x/m
TD : 86/60

Kepala : CA (-/-) SI (-/-)


Leher : pembesaran kelenjar getah bening (-)
Thorax : simetris, sonor, vesikuler (+)
Abdomen : flat, BU (+), Tymphany, Hepatomegali (-), Splenomegali (-)
Ekstremitas : hangat

A : Malaria Falciparum

P: - infus RL 20 tpm (makro)


- Paracetamol 3 x 300 mg (k/p)
- Imbost Forte syr 1 x 1 cth
- Cetirizine syr 1x 1 1/2 cth
- Edukasi siapkan donor hidup 4-5 orang
- Monitor tanda-tanda perdarahan
- Artesunat tab 1 x 2 tab (3 hari)
- Amodiakuin tab 1 x 2 tab (3 hari)

Lab DRO : HB 7,4 g/dl trombosit 49.000/ul


> transfusi trombosit 4 kolf, siapkan transfusi PRC untuk besok pagi 1 kolf
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 00360687

Follow up hari ke 7 18-3-16

S : Panas (-) Mimisan (-) Batuk (-) Pilek (-) Badan Pegal-pegal (-) BAB (+) BAK (+).

O : KU : sedang, CM

V/S :
T : 37,3 C
N : 110 x/m
RR : 28 x/m
TD : 98/70

Kepala : CA (-/-) SI (-/-)


Leher : pembesaran kelenjar getah bening (-)
Thorax : simetris, sonor, vesikuler (+)
Abdomen : flat, BU (+), Tymphany, Hepatomegali (-), Splenomegali (-)
Ekstremitas : hangat

A : Malaria Falciparum

P: - infus RL 20 tpm (makro)


- Paracetamol 3 x 300 mg (k/p)
- Imbost Forte syr 1 x 1 cth
- Cetirizine syr 1x 1 1/2 cth
- Artesunat tab 1 x 2 tab (3 hari)
- Amodiakuin tab 1 x 2 tab (3 hari)
- transfusi PRC 1 kolf
- Sucralfat syr 3x cth 2
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 00360687

Follow up hari ke 8 19-3-16

S : Panas (-) Mimisan (-) Batuk (-) Pilek (-) Badan Pegal-pegal (-) BAB (-) BAK (+). banyak tidur

O : KU : sedang, CM

V/S :
T : 36,3 C
N : 100 x/m
RR : 24 x/m
TD : 100/80

Kepala : CA (-/-) SI (-/-)


Leher : pembesaran kelenjar getah bening (-)
Thorax : simetris, sonor, vesikuler (+)
Abdomen : flat, BU (+), Tymphany, Hepatomegali (-), Splenomegali (+)
Ekstremitas : hangat

A : Malaria Falciparum

P: - infus RL 20 tpm (makro)


- Paracetamol 3 x 300 mg (k/p)
- Imbost Forte syr 1 x 1 cth
- Cetirizine syr 1x 1 1/2 cth
- Sucralfat syr 3x cth 2
- Cek DRO ulang + malaria +GDS
- Monitor tanda-tanda perdarahan
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 00360687

Follow up hari ke 9 20-3-16

S : Panas (-) Mimisan (-) Batuk (-) Pilek -) Badan Pegal-pegal (-) BAB (+) BAK (+). makan
sedikit

O : KU : sedang, CM

V/S :
T : 36,7 C
N : 100 x/m
RR : 28 x/m

Kepala : CA (-/-) SI (-/-)


Leher : pembesaran kelenjar getah bening (-)
Thorax : simetris, sonor, vesikuler (+)
Abdomen : flat, BU (+), Tymphany, Hepatomegali (-), Splenomegali (+)
Ekstremitas : hangat

A : Malaria Falciparum

P: : - infus RL 20 tpm (makro)


- Paracetamol 3 x 300 mg (k/p)
- Imbost Forte syr 1 x 1 cth
- Cetirizine syr 1x 1 1/2 cth
- Sucralfat syr 3x cth 2
- Cek DRO ulang + malaria +GDS
- Monitor tanda-tanda perdarahan
- monitor KU dan VS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 00360687

Follow up hari ke 10 21-3-16

S : Panas (-) Mimisan (-) Batuk (-) Pilek (-) Badan Pegal-pegal (-) BAB (-) BAK (+)

O : KU : sedang, CM

V/S :
T : 36,4
N : 100 x/m
RR : 22 x/m
TD : 86/60

Kepala : CA (-/-) SI (-/-)


Leher : pembesaran kelenjar getah bening (-)
Thorax : simetris, sonor, vesikuler (+)
Abdomen : flat, BU (+), Tymphany, Hepatomegali (-), Splenomegali (-)
Ekstremitas : hangat

A : Malaria Falciparum

P: : - infus RL 20 tpm (makro)


- Paracetamol 3 x 300 mg (k/p)
- Imbost Forte syr 1 x 1 cth
- Cetirizine syr 1x 1 1/2 cth
- Sucralfat syr 3x cth 2
- Cek DRO ulang + malaria +GDS
- Monitor tanda-tanda perdarahan
- monitor KU dan VS
- Edukasi
- BLPL
- Obat Oral lanjut
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Hemoglobi 7,4 10,8 - 15,6 g/dl
n ILMU KESEHATAN ANAK
Leukosit 3,1 NO.RM : 4,5 - 13,5
00360687 10^3/ul
Hematokrit 22 33 - 45 %
Eritrosit 3,2 3,80 - 5,80 10^6/ul DRO 14-3-16
Trombosit 49 150 - 400 10^3/ul
MCV Hemoglobi 68 10,1 69 - 9310,8
fl - 15,6 g/dl
MCH n 23 22 - 34 pg
MCHC Leukosit34 4,7 32 - 364,5
g/dl- 13,5 10^3/ul
NetrofilHematokrit
54,40 31 50 - 70 % - 45 %
33
Eritrosit
Limfosit 29,90 4,4 25 - 403,80
% - 5,80 10^6/ul
MonositTrombosit
13,40 45 2-8% 150 - 400 10^3/ul
MCV
Eosinofil 1,00 70 69 - %
2.00 - 4.00 93 fl
BasofilMCH 1,30 23 0-1% 22 - 34 pg
MCHC 33 32 - 36 g/dl
Netrofil 68,40 50 - 70 %
Limfosit 15,70 25 - 40 %
Monosit 13,40 2-8%
Eosinofil 1,90 2.00 - 4.00 %
Basofil 0,60 0-1%

DRO 15-3-16

Hemoglobi 9,0 10,8 - 15,6 g/dl


n
Leukosit 5,0 4,5 - 13,5 10^3/ul
Hematokrit 27 33 - 45 %
Eritrosit 3,9 3,80 - 5,80 10^6/ul
Trombosit 60 150 - 400 10^3/ul
MCV 69 69 - 93 fl
MCH 23 22 - 34 pg
MCHC 34 32 - 36 g/dl
Netrofil 60,40 50 - 70 %
Limfosit 27,70 25 - 40 %
Monosit 11,50 2-8%
Eosinofil 0,40 2.00 - 4.00 %
Basofil 0,40 0-1%

DRO 17-3-16
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 00360687

Hemoglobi 10,6 10,8 - 15,6 g/dl


n
Leukosit 4,2 4,5 - 13,5 10^3/ul
Hematokrit 11 33 - 45 % DRO 19-3-16
Eritrosit 4,3 3,80 - 5,80 10^6/ul
Trombosit 118 150 - 400 10^3/ul
MCV 72 69 - 93 fl
MCH 25 22 - 34 pg
MCHC 34 32 - 36 g/dl
Netrofil 43,50 50 - 70 %
Limfosit 41,60 25 - 40 %
Monosit 12,80 2-8%
Eosinofil 1,40 2.00 - 4.00 %
Basofil 0,40 0-1%
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 00360687

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Penyakit malaria adalah penyakit menular yang menyerang dalam bentuk infeksi
akut ataupuan kronis. Penyakit ini disebabkan oleh protozoa genus plasmodium bentuk
aseksual, yang masuk ke dalam tubuh manusia dan ditularkan oleh nyamuk Anhopeles
betina. Istilah malaria diambil dari dua kata bahasa italia yaitu mal = buruk dan area =
udara atau udara buruk karena dahulu banyak terdapat di daerah rawa rawa yang
mengeluarkan bau busuk. Penyakit ini juga mempunyai nama lain seperti demam roma,
demam rawa, demam tropik, demam pantai, demam charges, demam kura dan paludisme
Di dunia ini hidup sekitar 400 spesies nyamuk anopheles, tetapi hanya 60 spesies berperan
sebagai vektor malaria alami. Di Indonesia, ditemukan 80 spesies nyamuk Anopheles
tetapi hanya 16 spesies sebagai vektor malaria. Ciri nyamuk Anopheles Relatif sulit
membedakannya dengan jenis nyamuk lain, kecuali dengan kaca pembesar. Ciri paling
menonjol yang bisa dilihat oleh mata telanjang adalah posisi waktu menggigit
menungging, terjadi di malam hari, baik di dalam maupun di luar rumah, sesudah
menghisap darah nyamuk istirahat di dinding dalam rumah yang gelap, lembab, di bawah
meja, tempat tidur atau di bawah dan di belakang lemari.

B. Etiologi
Malaria disebabkan oleh protozoa darah yang termasuk ke dalam genus
Plasmodium. Plasmodium ini merupakan protozoa obligat intraseluler. Pada manusia
terdapat 4 spesies yaitu Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax, Plasmodium malariae
dan Plasmodium ovale. Penularan pada manusia dilakukan oleh nyamuk betina Anopheles
ataupun ditularkan langsung melalui transfusi darah atau jarum suntik yang tercemar serta
dari ibu hamil kepada janinnya. Malaria vivax disebabkan oleh P. vivax yang juga disebut
juga sebagai malaria tertiana. P. malariae merupakan penyebab malaria malariae atau
malaria kuartana. P. ovale merupakan penyebab malaria ovale, sedangkan P. falciparum
menyebabkan malaria falsiparum atau malaria tropika. Spesies terakhir ini paling
berbahaya, karena malaria yang ditimbulkannya dapat menjadi berat sebab dalam waktu
singkat dapat menyerang eritrosit dalam jumlah besar, sehingga menimbulkan berbagai
komplikasi di dalam organ-organ tubuh.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 00360687

Siklus Hidup Plasmodium Parasit malaria memerlukan dua hospes untuk siklus hidupnya,
yaitu manusia dan nyamuk Anopheles betina. Silkus Pada Manusia Pada waktu nyamuk
Anopheles infektif mengisap darah manusia, sporozoit yang berada dalam kelenjar liur
nyamuk akan masuk ke dsalam peredaran darah selama kurang lebih 30 menit. Setelah itu
sporozoit akan masuk ke dalam sel hati dan menjadi tropozoit hati. Kemudian berkembang
menjadi skizon hati yang terdiri dari 10.000 sampai 30.000 merozoit hati. Siklus ini
disebut siklus eksoeritrositer yang berlangsung selama kurang lebih 2 minggu. Pada P.
vivax dan P. ovale, sebagian tropozoit hati tidak langsung berkembang menjadi skizon,
tetapi ada yang memjadi bentuk dorman yang disebut hipnozoit. Hipnozoit tersebut dapat
tinggal di dalam sel hati selama berbulan-bulan sampai bertahun- tahun. Pada suatu saat
bila imunitas tubuh menurun, akan menjadi aktif sehingga dapat menimbulkan relaps
(kambuh). Merozoit yang berasal dari skizon hati yang pecah akan masuk ke dalam
peredaran darah dan menginfeksi sela darah merah. Di dalam sel darah merah, parasit
tersebut berkembang dari stadium tropozoit sampai skizon (8-30 merozoit). Proses
perkembangan aseksual ini disebut skizogoni. Selanjutnya eritrosit yang terinfeksi skizon)
pecah dan merozoit yang keluar akan menginfeksi sel darah merah lainnya. Siklus inilah
yang disebut dengan siklus eritrositer. Setelah 2-3 siklus skizogoni darah, sebagian
merozoit yang meninfeksi sel darah merah dan membentuk stadium seksual yaitu
gametosit jantan dan betina. Siklus Pada Nyamuk Anopheles Betina Apabila nyamuk
Anopheles betina menghisap darah yang mengandung gametosit, di dalam tubuh nyamuk,
gamet jantan dan gamet betina melakukan pembuahan menjadi zigot. Zigot ini akan
berkembang menjadi ookinet kemudian menembus dinding lambung nyamuk. Di luas
dinding lambung nyamuk ookinet akan menjadi ookista dan selanjutnya menjadi sporozoit
yang nantinya akan bersifat infektif dan siap ditularkan ke manusia. Masa inkubasi atau
rentang waktu yang diperlukan mulai dari sporozoit masuk ke tubuh manusia sampai
timbulnya gejala klinis yang ditandai dengan demam bervariasi, tergantung dari spesies
Plasmodium. Sedangkan masa prepaten atau rentang waktu mulai dari sporozoit masuk
sampai parasit dapat dideteksi dalam darah dengan pemeriksaan mikroskopik.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 00360687

C. Patogenesis Malaria
1. Demam
Demam mulai timbul bersamaan dengan pecahnya skizon darah yang
mengeluarkan banyak antigen. Antigen ini akan merangsang sel-sel makrofag, monosit,
atau limfosit yang mengeluarkan banyak sitokin, antara lain TNF ( tumor nekrosis
faktor ). TNF ini akan dibawa aliran darah ke hipotalamus yang merupakan pusat
pengaturan suhu, dan terjadilah demam. proses pecahnnya skizon sendiri berbeda-beda
tergantung spesies plasmodium. P. falciparum tiap 36-48 jam, vivax ovale tiap 48 jam,
malariae tiap 72 jam.
2. Splenomegali
Limfa merupakan organ retikuloendhotelia dimana plasmodium dihancurkan oleh
sel-sel makrofag dan limfosit. penambahan sel-sel radang ini nantinya akan
menyebabkan limfa membesar.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 00360687

3. Anemia
Terjadi karena pecahnya sel darah merah yang terinfeksi maupun tidak terinfeksi.
dimana malaria falciparum menyerang semua jenis eritrosit, vivax ovale hanya
menyerang eritrosit muda, dan malariae hanya menyerang eritrosit tua.
4. Malaria berat
Akibat dari plasmodium falciparum yang mempunyai patogenesis yang khusus.
Eritrosit yang terinfeksi P falciparum akan mengalami proses sekuestrasi, yaitu
tersebarnya eritrosit yang berparasit tersebar ke pembuluh darah tubuh.
Selain itu permukaan eritrosit yang terinfeksi akan membentuk knob yang berisi
berbagai antigen plasmodium falciparum. kemudian nantinya knob tersebut akan
berikatan dengan sel endotel kapiler. akibat dari proses ini terjadilah obstruksi dalam
pembuluh kapiler yang menyebabkan iskemia jaringan.
Terjadinya sumbatan ini juga didukung oleh proses terbentuknya rosette yaitu
bergerombolnya sel darah merah yang berparasit dengan sel darah merah lainnya.
Pada proses sitoaderensi ini diduga juga terjadi proses imunologik, yaitu
terbentuknya mediator mediator antara lain sitokin (TNF, interleukin) dimana mediator
tersebut mempunyai peranan dalam gangguan fungsi pada jaringan tertentu.
Sitoadherensi merupakan peristiwa perlekatan eritrosit yang telah terinfeksi P.
falciparum pada reseptor di bagian endotelium venule dan kapiler. Selain itu eritrosit
juga dapat melekat pada eritrosit yang tidak terinfeksi sehingga terbentuk roset.
Resetting adalah suatu fenomena perlekatan antara sebuah eritrosit yang mengandung
merozoit matang yang diselubungi oleh sekitar 10 atau lebih eritrosit non parasit,
sehingga berbentuk seperti bunga. Salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya
Resetting adalah golongan darah dimana terdapatnya antigen golongan darah A dan B
yang bertindak sebagai reseptor pada permukaan eritrosit yang tidak terinfeksi.

D. Penegakan Diagnosis Malaria


Pada anamnesis sangat penting diperhatikan :
1. Keluhan utama : demam, menggigil, berkeringat malam, pusing, mual, muntah,
diare dan nyeri otot atau pegal-pegal.
2. riwayat berkunjung ke daerah endemik malaria.
3. riwayat tinggal di daerah endemik malaria
4. riwayat sakit malaria
5. riwayat minum obat malaria 1 bulan terakhir
6. riwayat mendapat transfusi darah
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 00360687

Selain hal di atas pada tersangka penderita malaria berat dapat ditemukan keadaan dibawah
ini:
1. gangguan kesadaran
2. KU lemah
3. kejang-kejang
4. panas sangat tinggi
5. mata atau tubuh kuning
6. nafas cepat / sesak
7. perdarahan hidung, gusi, saluran pencernaan
8. muntah parah
9. air seni seperti teh
10. oliguria anuria
11. telapak tangan pucat

Pemeriksaan fisik
pada pemeriksaan fisik yang biasa di temukan pada malaria :
1. Demam > 37,5 C
2. Konjungtiva anemis, telapak tangan pucat
3. splenomegali
4. hepatomegali

Pada tersangka malaria beratdapat ditemukan tanda-tanda klinis sebagai berikut :


1. temperatur rektal 40 C
2. nadi cepat dan lemah
3. tekanan darah sistolik < 70mmhg pada dewasa dan pada anak2 <50 mmhg
4. RR > 35 pada dewasa, > 40x pada balita, anak dibawah 1 tahun >50x
5. GCS < 11
6. Manifestasi perdarahan
7. Tanda dehidrasi
8. Tanda tanda ancaman berat
9. sklera ikterik
10. ronki pada kedua paru
11. pembesaran limpa/hepar
12. gagal ginjal ditandai dengan oliguria dan sampai anuria
13. gejala neurologi ( kaku kuduk, reflek patologis)

Pemeriksaan Penunjang
1. pemeriksaan dengan mikroskop
Pemeriksaan sediaan darah tebal dan tipis untuk menentukan :
I. Ada tidaknya parasit malaria
II. spesies dan stadium plasmodium
III. kepadatan parasit

Semi Kuantitatif
(-) : negative ( tidak ditemukan parasit dalam 100 LPB )
(+) : + 1 ( ditemukan 1-10 parasit dalam 100 LPB )
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 00360687

(++) : + 2 ( ditemukan 11-100 parasit dalam 100 LPB )


(+++) : + 3 ( ditemukan 1-10 parasit dalam 1 LPB )
(++++) : + 4 ( ditemukan > 10 parasit dalam 1 LPB )

kuantitatif
Jumlah parasit dihitung per mikroliter darah pada sediaan darah tebal atau
sediaan darah tipis
2. Pemeriksaan cepat RDT ( rapid diagnostic test ) mekanisme kerja tes ini
berdasarkan deteksi antigen parasit malaria dengan menggunakan metode
imunokromatografi dalam bentuk dipstik.
Tes yang tersedia di pasaran :
HRP-2 (histidine rich protein 2) yang diproduksi oleh trofozoit, skizon, dan
gametosit muda P.falciparum
Enzim parasite lactate dehydrogenase (p-LDH) dan aldolase yang diproduksi
oleh parasit bentuk aseksual atauk seksual plasmodium falciparum, vivax,
ovale, dan malariae.
CAL FEATURES
E. Diagnosis banding malaria
1. Demam Tifoid
Demam lebih dari 7 hari ditambah keluhan sakit kepala, sakit perut, lidah kotor
brakikardi relatif, rosella, leukopenia, limfositosis, uji widal bermakna.
2. Demam dengue
Demam tinggi terus menerus selama 2-7 hari. disertai keluhan sakit kepala, nyeri
tulang, nyeri ulu hati, sering muntah, uji torniquet (+)penurunan jumlah trombosit,
peningkatan hematokrit, uji IgM dan IgG salmonela (+)
3. ISPA
Batuk, Pilek, sakit menelan, sakit kepala, manifestasi kesukaran bernafas antara
lain : nafas cepat, sesak nafas, retraksi, dan adanya stridor.
4. Leptospirosis
Demam tinggi, nyeri kepala, mialgia, nyeri perut, mual, muntah, nyeri betis.
5. Inveksi virus akut lainnya

F. Tata Laksana
I. Pengobatan lini pertama malaria falciparum menurut kelompok umur dengan
Artesunat - Amodiaquin
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 00360687

A.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 00360687

lini pertama lainnya :

Dihydroartemisin + piperaquin + primaquin

Dosis obat :
Dihydroartemisin : 2 - 4 mg/kgbb
Piperaquin : 16 - 32 mg/kgbb
Primakuin : 0,75 mg/kgbb

II. Lini kedua


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 00360687
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 00360687
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 00360687

JURNAL

Judul : Perbandingan Rapid Diagnostic Test pada Pemeriksaan Mikroskopik pada Diagnosis
Malaria

Comparative of Rapid Diagnostic Test with Microscopy to Diagnose Malaria


Diseases

P : Penderita suspek malaria di daerah endemis maleria


I : Penegakan diagnosis dengan menggunakan Rapid diagnostic test
C : penegakan diagnosis malaria dengan pemeriksaan apusan darah (mikroskopik)
O : Pemeriksaan Mikroskopik masih lebih baik dibandingkan dengan RDT, terutama pada
kepadatan parasit yang rendah

Anda mungkin juga menyukai