I.Identitas
Nama : An.Z
Usia : 8 thn
Jenis Kelamin : perempuan
Alamat : Limbangan RT 02/03 Bener Purwerejo
Pekerjaan : pelajar
Tgl MRS : 12 Maret 2016
II. ANAMNESIS
Keluhan umum : Demam, mimisan
Riwayat penyakit sekarang :
3HSMRS : pasien mengeluh demam. Demam dirasakan hilang timbul. Kadang demam
disertai menggigil saat malam dan berkeringat.
2HSMRS : demam turun sendiri tanpa diberi obat dan pasien juga tidak menggigil
1HSMRS : pasien mengeluh demam lagi dan mengigil seperti sebelumnya dan
mengeluh perut bagian ulu hati terasa sakit di sertai mimisan. Saat sebelum demam
pasien mengeluh badannya terasa lemas dan terasa linu
HSMRS : keluarga pasien membawa pasien ke IGD RSUD dr.Tjirtowardojo dan
kemudian di berikan obat penurun panas. Pasien merasa keluhannya tidak berkurang
setalah minum obat. Keluarga Pasien menceritakan bahwa pasien memiliki riwayat
mimisan, ketika pasien kelelahan pasien sering mengeluh mimisan. Keluarga pasien
mengatakan setiap harinya banyak nyamuk dan ketika tidur tidak memakai kelambu tetapi
memakai obat nyamuk semprot. Disekitar rumah pasien tidak ada yang mengalami gejala
serupa, tetapi orang tua pasien terdiagnosis malaria dan masih menjalani perawatan saat
pasien di bawa ke RSUD dr.Tjirtowardojo.
- Setiap pasien dibawa ke posyandu, pasien mengalami penambahan berat badan dari
mulai lahir.
- Setiap ke posyandu selalu dengan gizi baik.
Perkembangan :
a. Motorik kasar
- Tangan dan kaki bergerak aktif : usia 1 bulan
- Mengangkat kepala ketika tengkurap : usia 2 bulan
- Kepala tegak ketika didudukkan : usia 3 bulan
- Tengkurap/telentang sendiri : usia 4 bulan
- Bangkit kepala tegak : usia 5 bulan
- Duduk tanpa pegangan : usia 7 bulan
- Bangkit untuk berdiri : usia 12 bulan
- Berjalan dengan baik : usia 13 bulan
- Dapat berlari : usia 18 bulan
- Meloncat jauh : usia 31 bulan
b. Bahasa
- Bereaksi terhadap bunyi : usia 1 bulan
- Bersuara : usia 2 bulan
- Teriak dan tertawa : usia 4 bulan
- Menoleh keaarah suara : usia 4 bulan
- Menyebut papa/mama spesifik : usia 12 bulan
- Bicara sebagian dimengerti :usia 18 bulan
- Bicara semua dimengerti : usia 30 bulan
c. Motorik halus
- Kepala menoleh kesamping : usia 2 bulan
- Memegang benda : usia 4 bulan
- Meraih, menggapai : usia 5 bulan
- Membenturkan 2 kubus : usia 9 bulan
- Mencoret coret : usia 12 bulan
d. Personal sosial
- Menatap wajah : usia 1 bulan
- Tersenyum spontan : usia 2 bulan
- Berusaha meraih mainan : usia 5 bulan
- Menyatakan keinginan : usia 9 bulan
- Minum dengan cangkir : usia 12 bulan
- Membuka pakaian : usia 15 bulan
- Memakai Baju : usia 20 bulan
KESAN : Secara umum pertumbuhan dan perkembangan pasien baik sesuai umur.
Riwayat imunisasi
Ibu menyatakan anak sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap sesuai jadwal di
puskesmas namun tidak bisa menjelaskan jenis imunisasi dan kapan imunisasi diberikan.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Anamnesis Sistem
Sistem Serebrospinal : Demam (+), pusing (+), penurunan kesadaran (-)
Sistem Kardiovaskular : Nyeri dada (-)
Sistem Pernafasan : Sesak nafas (-)
Sistem Gastrointestinal : BAB cair (-) muntah (-)
Sistem Urogenital : BAK dalam batas normal
Sistem Integumen : Kulit kering (-), edem (-), mukosa bibir kering (-)
Sistem Muskuloskeletal : Kaku (-), lemas (+), nyeri sendi (+)
Kepala :
Ukuran : normocephal
Rambut : hitam, keriting, panjang
Mata : konjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik -/- , Reflek cahaya +/+,
Pupil isokor
Hidung : sekret (-), bau (-), perdarahan (+/-)
Telinga: sekret (-), bau (-), perdarahan (-)
Mulut : mukosa bibir kering (-), bibir pucat (-), lidah kotor (-)
Ventral Dorsal
Abdomen:
I : flat
A: BU(+) N (7x/menit)
P: Tympani
P: Supel, nyeri tekan (+) daerah epigastrium, Hepatomegali (-), splenomegali (-), ren tak
teraba
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Extremitas
Akral hangat + +
+ +
Edema - -
- -
DIAGNOSIS BANDING
Malaria
DHF
Dengue fever
Penatalaksanaan :
- Infus RL 20 tpm (makro)
- Paracetamol 3 x 300 mg (k/p)
- Artesunat tab 1 x 2 tab (3 hari)
- Amodiakuin tab 1 x 2 tab (3 hari)
- Primakuin tab 1,5 tab (1 hari)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
S : Panas (+) Mimisan (+) Badan Pegal-pegal (+) BAB (-) BAK (+). Mimisan 1x kemarin
O : KU : sedang, CM
V/S :
T : 37,5 C
N : 120 x/m
RR : 28 x/m
TD : 95/58
S : Panas (+) Mimisan (+) Batuk (+) Pilek (+) Badan Pegal-pegal (+) BAB (-) BAK (+). Mimisan
1x kemarin
O : KU : sedang, CM
V/S :
T : 37,3 C
N : 120 x/m
RR : 28 x/m
TD : 86/60
S : Panas (+) Mimisan (+) Batuk (+) Pilek (+) Badan Pegal-pegal (+) BAB (-) BAK (+). Mimisan
1x kemarin
O : KU : sedang, CM
V/S :
T : 39,3 C
N : 120 x/m
RR : 28 x/m
TD : 86/60
A : Malaria Falciparum
S : Panas (+) Mimisan (-) Batuk (+) Pilek (+) Badan Pegal-pegal (+) BAB (+) BAK (+). BAB cair
1x tadi pagi. pusing (+). muntah darah 1x
O : KU : sedang, CM
V/S :
T : 38,3 C
N : 120 x/m
RR : 28 x/m
TD : 86/60
A : Malaria Falciparum
S : Panas (-) Mimisan (-) Batuk (-) Pilek (-) Badan Pegal-pegal (-) BAB (+) BAK (+).
O : KU : sedang, CM
V/S :
T : 37,3 C
N : 110 x/m
RR : 28 x/m
TD : 98/70
A : Malaria Falciparum
S : Panas (-) Mimisan (-) Batuk (-) Pilek (-) Badan Pegal-pegal (-) BAB (-) BAK (+). banyak tidur
O : KU : sedang, CM
V/S :
T : 36,3 C
N : 100 x/m
RR : 24 x/m
TD : 100/80
A : Malaria Falciparum
S : Panas (-) Mimisan (-) Batuk (-) Pilek -) Badan Pegal-pegal (-) BAB (+) BAK (+). makan
sedikit
O : KU : sedang, CM
V/S :
T : 36,7 C
N : 100 x/m
RR : 28 x/m
A : Malaria Falciparum
S : Panas (-) Mimisan (-) Batuk (-) Pilek (-) Badan Pegal-pegal (-) BAB (-) BAK (+)
O : KU : sedang, CM
V/S :
T : 36,4
N : 100 x/m
RR : 22 x/m
TD : 86/60
A : Malaria Falciparum
DRO 15-3-16
DRO 17-3-16
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Penyakit malaria adalah penyakit menular yang menyerang dalam bentuk infeksi
akut ataupuan kronis. Penyakit ini disebabkan oleh protozoa genus plasmodium bentuk
aseksual, yang masuk ke dalam tubuh manusia dan ditularkan oleh nyamuk Anhopeles
betina. Istilah malaria diambil dari dua kata bahasa italia yaitu mal = buruk dan area =
udara atau udara buruk karena dahulu banyak terdapat di daerah rawa rawa yang
mengeluarkan bau busuk. Penyakit ini juga mempunyai nama lain seperti demam roma,
demam rawa, demam tropik, demam pantai, demam charges, demam kura dan paludisme
Di dunia ini hidup sekitar 400 spesies nyamuk anopheles, tetapi hanya 60 spesies berperan
sebagai vektor malaria alami. Di Indonesia, ditemukan 80 spesies nyamuk Anopheles
tetapi hanya 16 spesies sebagai vektor malaria. Ciri nyamuk Anopheles Relatif sulit
membedakannya dengan jenis nyamuk lain, kecuali dengan kaca pembesar. Ciri paling
menonjol yang bisa dilihat oleh mata telanjang adalah posisi waktu menggigit
menungging, terjadi di malam hari, baik di dalam maupun di luar rumah, sesudah
menghisap darah nyamuk istirahat di dinding dalam rumah yang gelap, lembab, di bawah
meja, tempat tidur atau di bawah dan di belakang lemari.
B. Etiologi
Malaria disebabkan oleh protozoa darah yang termasuk ke dalam genus
Plasmodium. Plasmodium ini merupakan protozoa obligat intraseluler. Pada manusia
terdapat 4 spesies yaitu Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax, Plasmodium malariae
dan Plasmodium ovale. Penularan pada manusia dilakukan oleh nyamuk betina Anopheles
ataupun ditularkan langsung melalui transfusi darah atau jarum suntik yang tercemar serta
dari ibu hamil kepada janinnya. Malaria vivax disebabkan oleh P. vivax yang juga disebut
juga sebagai malaria tertiana. P. malariae merupakan penyebab malaria malariae atau
malaria kuartana. P. ovale merupakan penyebab malaria ovale, sedangkan P. falciparum
menyebabkan malaria falsiparum atau malaria tropika. Spesies terakhir ini paling
berbahaya, karena malaria yang ditimbulkannya dapat menjadi berat sebab dalam waktu
singkat dapat menyerang eritrosit dalam jumlah besar, sehingga menimbulkan berbagai
komplikasi di dalam organ-organ tubuh.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Siklus Hidup Plasmodium Parasit malaria memerlukan dua hospes untuk siklus hidupnya,
yaitu manusia dan nyamuk Anopheles betina. Silkus Pada Manusia Pada waktu nyamuk
Anopheles infektif mengisap darah manusia, sporozoit yang berada dalam kelenjar liur
nyamuk akan masuk ke dsalam peredaran darah selama kurang lebih 30 menit. Setelah itu
sporozoit akan masuk ke dalam sel hati dan menjadi tropozoit hati. Kemudian berkembang
menjadi skizon hati yang terdiri dari 10.000 sampai 30.000 merozoit hati. Siklus ini
disebut siklus eksoeritrositer yang berlangsung selama kurang lebih 2 minggu. Pada P.
vivax dan P. ovale, sebagian tropozoit hati tidak langsung berkembang menjadi skizon,
tetapi ada yang memjadi bentuk dorman yang disebut hipnozoit. Hipnozoit tersebut dapat
tinggal di dalam sel hati selama berbulan-bulan sampai bertahun- tahun. Pada suatu saat
bila imunitas tubuh menurun, akan menjadi aktif sehingga dapat menimbulkan relaps
(kambuh). Merozoit yang berasal dari skizon hati yang pecah akan masuk ke dalam
peredaran darah dan menginfeksi sela darah merah. Di dalam sel darah merah, parasit
tersebut berkembang dari stadium tropozoit sampai skizon (8-30 merozoit). Proses
perkembangan aseksual ini disebut skizogoni. Selanjutnya eritrosit yang terinfeksi skizon)
pecah dan merozoit yang keluar akan menginfeksi sel darah merah lainnya. Siklus inilah
yang disebut dengan siklus eritrositer. Setelah 2-3 siklus skizogoni darah, sebagian
merozoit yang meninfeksi sel darah merah dan membentuk stadium seksual yaitu
gametosit jantan dan betina. Siklus Pada Nyamuk Anopheles Betina Apabila nyamuk
Anopheles betina menghisap darah yang mengandung gametosit, di dalam tubuh nyamuk,
gamet jantan dan gamet betina melakukan pembuahan menjadi zigot. Zigot ini akan
berkembang menjadi ookinet kemudian menembus dinding lambung nyamuk. Di luas
dinding lambung nyamuk ookinet akan menjadi ookista dan selanjutnya menjadi sporozoit
yang nantinya akan bersifat infektif dan siap ditularkan ke manusia. Masa inkubasi atau
rentang waktu yang diperlukan mulai dari sporozoit masuk ke tubuh manusia sampai
timbulnya gejala klinis yang ditandai dengan demam bervariasi, tergantung dari spesies
Plasmodium. Sedangkan masa prepaten atau rentang waktu mulai dari sporozoit masuk
sampai parasit dapat dideteksi dalam darah dengan pemeriksaan mikroskopik.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
C. Patogenesis Malaria
1. Demam
Demam mulai timbul bersamaan dengan pecahnya skizon darah yang
mengeluarkan banyak antigen. Antigen ini akan merangsang sel-sel makrofag, monosit,
atau limfosit yang mengeluarkan banyak sitokin, antara lain TNF ( tumor nekrosis
faktor ). TNF ini akan dibawa aliran darah ke hipotalamus yang merupakan pusat
pengaturan suhu, dan terjadilah demam. proses pecahnnya skizon sendiri berbeda-beda
tergantung spesies plasmodium. P. falciparum tiap 36-48 jam, vivax ovale tiap 48 jam,
malariae tiap 72 jam.
2. Splenomegali
Limfa merupakan organ retikuloendhotelia dimana plasmodium dihancurkan oleh
sel-sel makrofag dan limfosit. penambahan sel-sel radang ini nantinya akan
menyebabkan limfa membesar.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
3. Anemia
Terjadi karena pecahnya sel darah merah yang terinfeksi maupun tidak terinfeksi.
dimana malaria falciparum menyerang semua jenis eritrosit, vivax ovale hanya
menyerang eritrosit muda, dan malariae hanya menyerang eritrosit tua.
4. Malaria berat
Akibat dari plasmodium falciparum yang mempunyai patogenesis yang khusus.
Eritrosit yang terinfeksi P falciparum akan mengalami proses sekuestrasi, yaitu
tersebarnya eritrosit yang berparasit tersebar ke pembuluh darah tubuh.
Selain itu permukaan eritrosit yang terinfeksi akan membentuk knob yang berisi
berbagai antigen plasmodium falciparum. kemudian nantinya knob tersebut akan
berikatan dengan sel endotel kapiler. akibat dari proses ini terjadilah obstruksi dalam
pembuluh kapiler yang menyebabkan iskemia jaringan.
Terjadinya sumbatan ini juga didukung oleh proses terbentuknya rosette yaitu
bergerombolnya sel darah merah yang berparasit dengan sel darah merah lainnya.
Pada proses sitoaderensi ini diduga juga terjadi proses imunologik, yaitu
terbentuknya mediator mediator antara lain sitokin (TNF, interleukin) dimana mediator
tersebut mempunyai peranan dalam gangguan fungsi pada jaringan tertentu.
Sitoadherensi merupakan peristiwa perlekatan eritrosit yang telah terinfeksi P.
falciparum pada reseptor di bagian endotelium venule dan kapiler. Selain itu eritrosit
juga dapat melekat pada eritrosit yang tidak terinfeksi sehingga terbentuk roset.
Resetting adalah suatu fenomena perlekatan antara sebuah eritrosit yang mengandung
merozoit matang yang diselubungi oleh sekitar 10 atau lebih eritrosit non parasit,
sehingga berbentuk seperti bunga. Salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya
Resetting adalah golongan darah dimana terdapatnya antigen golongan darah A dan B
yang bertindak sebagai reseptor pada permukaan eritrosit yang tidak terinfeksi.
Selain hal di atas pada tersangka penderita malaria berat dapat ditemukan keadaan dibawah
ini:
1. gangguan kesadaran
2. KU lemah
3. kejang-kejang
4. panas sangat tinggi
5. mata atau tubuh kuning
6. nafas cepat / sesak
7. perdarahan hidung, gusi, saluran pencernaan
8. muntah parah
9. air seni seperti teh
10. oliguria anuria
11. telapak tangan pucat
Pemeriksaan fisik
pada pemeriksaan fisik yang biasa di temukan pada malaria :
1. Demam > 37,5 C
2. Konjungtiva anemis, telapak tangan pucat
3. splenomegali
4. hepatomegali
Pemeriksaan Penunjang
1. pemeriksaan dengan mikroskop
Pemeriksaan sediaan darah tebal dan tipis untuk menentukan :
I. Ada tidaknya parasit malaria
II. spesies dan stadium plasmodium
III. kepadatan parasit
Semi Kuantitatif
(-) : negative ( tidak ditemukan parasit dalam 100 LPB )
(+) : + 1 ( ditemukan 1-10 parasit dalam 100 LPB )
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
kuantitatif
Jumlah parasit dihitung per mikroliter darah pada sediaan darah tebal atau
sediaan darah tipis
2. Pemeriksaan cepat RDT ( rapid diagnostic test ) mekanisme kerja tes ini
berdasarkan deteksi antigen parasit malaria dengan menggunakan metode
imunokromatografi dalam bentuk dipstik.
Tes yang tersedia di pasaran :
HRP-2 (histidine rich protein 2) yang diproduksi oleh trofozoit, skizon, dan
gametosit muda P.falciparum
Enzim parasite lactate dehydrogenase (p-LDH) dan aldolase yang diproduksi
oleh parasit bentuk aseksual atauk seksual plasmodium falciparum, vivax,
ovale, dan malariae.
CAL FEATURES
E. Diagnosis banding malaria
1. Demam Tifoid
Demam lebih dari 7 hari ditambah keluhan sakit kepala, sakit perut, lidah kotor
brakikardi relatif, rosella, leukopenia, limfositosis, uji widal bermakna.
2. Demam dengue
Demam tinggi terus menerus selama 2-7 hari. disertai keluhan sakit kepala, nyeri
tulang, nyeri ulu hati, sering muntah, uji torniquet (+)penurunan jumlah trombosit,
peningkatan hematokrit, uji IgM dan IgG salmonela (+)
3. ISPA
Batuk, Pilek, sakit menelan, sakit kepala, manifestasi kesukaran bernafas antara
lain : nafas cepat, sesak nafas, retraksi, dan adanya stridor.
4. Leptospirosis
Demam tinggi, nyeri kepala, mialgia, nyeri perut, mual, muntah, nyeri betis.
5. Inveksi virus akut lainnya
F. Tata Laksana
I. Pengobatan lini pertama malaria falciparum menurut kelompok umur dengan
Artesunat - Amodiaquin
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
A.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Dosis obat :
Dihydroartemisin : 2 - 4 mg/kgbb
Piperaquin : 16 - 32 mg/kgbb
Primakuin : 0,75 mg/kgbb
JURNAL
Judul : Perbandingan Rapid Diagnostic Test pada Pemeriksaan Mikroskopik pada Diagnosis
Malaria