Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

POLIP UTERI

DI RUANG KABER RS BEN MARI MALANG

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kepaniteraan Profesi Ners

Departemen Maternitas

Oleh :

Silviani Ameilia

NIM. 150070300011149

PROGRAM PROFESI NERS


JURUSAN ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG

2017

A. Definisi
Polip uterus atau polip rahim adalah massa atau jaringan lunak
yang tumbuh pada lapisan dinding bagian dalam rahim dan menonjol
ke dalam rongga rahim. Pertumbuhan sel sel yang berlebih pada
lapisan rahim (endometrium) mengarah pada pembentukan polip.
Sebagian besar polip rahim termasuk tumor jinak, tapi ada juga
yang berubah menjadi ganas atau termasuk tumor ganas sejak awal
muncul. Diperkirakan ada sekitar 1 dari 20 polip rahim yang termasuk
tumor ganas atau berpotensi menyebabkan kanker.
Ukuran polip rahim bisa beragam, dari sekecil biji wijen hingga
sebesar bola pingpong, dan jumlah polip yang tumbuh bisa lebih dari
satu. Polip rahim juga terkadang bisa menjulur melalui leher rahim
hingga ke vagina.

B. Etiologi

Penyebab polip uterus tidak diketahui secara pasti namun faktor


hormonal berperan penting timbulnya poilp uterus. Polip uterus terjadi
karena adanya bagian dari rahim yang sangat sensitif terhadap
hormon estrogen sehingga mengalami pertumbuhan yang lebih cepat
dan besar dibandingkan bagian rahim yang lain.

C. Patofisiologi

D. Manifestasi klinis

Tanda dan gejala polip uterus yang mungkin terjadi adalah :

1. Perdarahan haid yang tidak teratur

2. Perdarahan diantara waktu haid

3. Perdarahan vagina setelah menopause

4. Infertilitas (susah memiliki anak)

5. Polip rahim dapat berkembang pada wanita pre-atau post menopause.


Wanita postmenopause mungkin hanya mengalami perdarahan
bercak.
H. Faktor risiko

Usia. Polip rahim umumnya terjadi pada wanita yang sedang atau
sudah mengalami proses menopause.
Obesitas. Kondisi ini tidak hanya menjadi faktor pemicu untuk polip
rahim, tapi juga berbagai penyakit lainnya.
Penggunaan tamoksifen, obat yang digunakan untuk menangani
kanker payudara.
Mengidap hipertensi.

I.Pemeriksaan penunjang

Berikut beberapa tes dan prosedur untuk menegakkan diagnosa polip


uterus :

USG transvaginal. Sebuah perangkat yang ramping berbentuk


tongkat di tempatkan di vagina yang akan menggambarkan rahim
penderita.
Histeroskopi. Sebuah alat kecil yang disertai dengan kamera
bercahaya dimasukkan melalui vagina dan serviks masuk
kedalam rahim. Histeroskopi memungkinkan dokter melihat
secara langsung bagian dalam rahim sekaligus mengangkat polip.
Kuretase. Tujuan dari kuret adalah mengangkat polip uterus
dengan cara mengikis dinding bagian dalam rahim. Hal ini
bertujuan juga untuk mengumpulkan specimen (contoh jaringan)
untuk pengujian laboratorium. Dokter juga dapat melakukan
kuretase dengan bantuan dari hysteroscope, yang memungkinkan
dokter untuk melihat bagian dalam rahim sebelum dan setelah
prosedur.

Kebanyakan polip uterus bersifat jinak. Namun beberapa perubahan pra


kanker pada rahim (hiperplasia endometrium) atau kanker rahim
(karsinoma endometrium) muncul sebagai polip uterus. Biasanya dokter
anda akan mengirim sampel jaringan untuk di analisa di laboratorium
untuk memastikan apakah polip tersebut bersifat kanker atau bukan
kanker.
J. Penatalaksanaan

Waspada. Polip kecil yang tidak menimbulkan gejala dan tanda


tidak membutuhkan pengobatan kecuali beresiko menjadi kanker
rahim
Obat. obat hormon tertentu, termasuk pelepas hormon progestin
dan agonis-gonadotropin, mungkin dapat mengecilkan polip
rahim dan mengurangi gejala.namun biasanya gejala akan
kambuh setelah berhenti minum obat.
Kuretase. Kuretase adalah tindakan untuk mengikis dinding rahim
bagian dalam dengan menggunakan alat yang berbentuk logam
yang ujungnya tajam. Selain menghilangkan polip, kuretase
bertujuan untuk mengumpulkan sampel atau contoh jaringan
untuk diperiksa di laboratorium.
Histerektomi. Jika pemeriksaan lebih dekat menunjukkan bahwa
polip rahim mengandung sel kanker, operasi untuk mengangkat
rahim (histerektomi) menjadi perlu untuk dilakukan.

Polip rahim dapat kambuh lagi setelah diangkat oleh karena itu perlu
pemantauan dan pengobatan lanjutan sesuai dengan nasehat dokter.

K, Asuhan Keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Bennete M.J. 2013. Pediatric Pneumonia.


http://emedicine.medscape.com/article/ 967822-overview. (29
September 2014 pukul 15.50 WIB)

Bradley J.S., Byington C.L., Shah S.S, Alverson B., et al. 2011. The
Management of Community-Acquired Pneumonia in Infants and
Children Older than 3 Months of Age: Clinical Practice Guidelines by
the Pediatric Infectious Diseases Society and the Infectious Diseases
Society of America. Clin Infect Dis 53 (7): 617-630
Dahlan, Zul. 2007. Pneumonia : Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi 2 Jilid 4.
Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2012. Panduan Pelayanan Medis Ilmu


Kesehatan Anak. Jakarta : Penerbit IDAI

Anda mungkin juga menyukai