Anda di halaman 1dari 4

BAB II

LANDASAN TEORI

II.1 Dasar Teori


II.1.1 Konduktometri
Titrasi konduktometri merupakan salah satu dari sekian banyak
macam-macam titrasi. Didalam titrasi konduktometri ini tidak terlalu
berbeda jauh dari titrasi-titrasi yang lainya, yang membedakan biasanya
hanya terdapat bagaimana cara untuk mengetahui titik ekivalen dari
larutan itu. Kalau kita menggunakan titrasi volumetri yang biasa kita
praktikan sebelumnya titik ekivalen diketahui ketika terjadi perubahan
warna, zat itu akan mengalami peruban warna bila zat itu dalam
keadaan setimbang. Untuk mempermudah kita untuk melihat zat itu
sudah mencapai ekivalen maka digunakan indikator. Tetapi banyak sekali
para praktikan yang merasa kesulitan untuk menentukan dengan tepat
titik ekivalen dengan menggunkan titrasi volumetri ini. Titrasi
konduktometri ini lebih mudah jika dibandingkan dengan titrasi lainya,
walaupun ada kelemahan tetapi juga ada kelebihanya. Titik ekivalen
dapat kita ketahui dari daya hantar dari larutan yang kita ukur, jika daya
hantar sudah konstan berarti titrasi sudah mencapai ekivalen. Titrasi ini
juga tidak perlu menggunakan indikator, untuk lebih jelasnya akan
dijelaskan dalam bab selanjutnya (Bassett, J. dkk., 1994).
Konduktometri merupakan prosedur titrasi, sedangkan konduktansi
bukanlah prosedur titrasi. Metode konduktansi dapat digunakan untuk
mengikuti reaksi titrasi jika perbedaan antara konduktansi cukup besar
sebelum dan sesudah penambahan reagen. Tetapan sel harus diketahui.
Berarti selama pengukuran yang berturut-turut jarak elektroda harus
tetap. Hantaran sebanding dengan konsentrasi larutan pada temperatur
tetap, tetapi pengenceran akan menyebabkan hantarannya tidak
berfungsi secara linear lagi dengan konsentrasi konduktivitas suatu
larutan elektrolit, pada setiap temperatur hanya bergantung pada ion2
yang ada, dan konsentrasi ion2 tersebut. Ini sebagian besar disebabkan
oleh berkurangnya efek2 antar ionik untuk elektrolit2 kuat dan oleh
kenaikan derajat disosiasi untuk elektrolit-elektrolit lemah (Bassett, J.
dkk., 1994).
Untuk mengukur konduktivitas suatu larutan, larutan ditaruh
dalam sebuah sel, yang tetapan selnya telah ditetapkan dengan kalibrasi
dengan suatu larutan yang konduktivitasnya diketahui dengan tepat,
misal, suatu larutan kalium klorida standar. Sel ditaruh dalam satu
lengan dari rangkaian jembatan Wheatstone dan resistansnya diukur
(Bassett, J. dkk., 1994).
Bila konsentrasi dinyatakan dalam normalitas, maka harus
dikalikan faktor 1000. nilai d/a=S merupakan faktor geometri selnya dan
nilainya konstan untuk suatu sel tertentu sehingga disebut tetapan sel
(Khopkar, 2003). Metode konduktometri memiliki aplikasi yang jauh lebih

II - 1
BAB 2 LANDASAN TEORI

terbatas ketimbang prosedur-prosedur visual, potensiometri ataupun


amperometri (Bassett, J. dkk., 1994).

II.1.2 Konduktansi
Konduktansi adalah kebalikan dari tahanan, atau bisa ditulis:
1
Konsuktansi = R

Parameter penting yang banyak digunakan dalam mempelajari


mekanisme penghantaran listrik dalam larutan adalah kebalikan dari
tahanan spesifik yang disebut konduktansi spesifik , mempunyai satuan
-1m-1 atau sering disebut dengan S adalah siemen. Dalam suatu larutan
elektrolit muatan listrik akan dibawa oleh ion-ion. Ion-ion positif (kation)
akan bergerak dalam larutan menuju katoda (kutub negatif) sedangkan
ion-ion negatif (anion) bergerak menuju anoda. Ion-ion yang paling
mudah tereduksi atau teroksidasi mungkin akan menerima atau
melepaskan elektron sehingga akan menyebabkan perubahan komposisi
larutan akibat penghantaran arus searah (Buku petunjuk analisis bahan,
2014).
Konduktivitas larutan elektrolit tergantung pada tiga faktor: jumlah
muatan, mobilitas, dan konsentrasi ion. Ion dengan dua muatan
misalnya A2- akan mampu menghantarkan dua kali muatan listrik yang
dapat dihantarkan ion A-1. Mobilitas ion adalah kecepatan bergerak ion
dalam larutan. Mobilitas ion dipengaruhi olah sifat- sifat solven, beda
tegangan listrik, dan ukuran ion (yakni semakin besar ion akan semakin
kurang mobilitasnya). Mobilitas ion juga dipengaruhi oleh suhu dan
viskositas dari solven. Untuk ion, solven, dan suhu tertentu, konduktansi
ditentukan oleh konsentrasi ion. Oleh karena itu, konsentrasi ion dapat
ditentukan berdasar nilai konduktansi larutan. Konsentrasi merupakan
variabel yang penting dalam larutan elektrolit maka biasanya
konduktivitas larutan elektrolit dihubungkan dengan konsentrasi melalui
besaran konduktivitas ekivalen (Buku petunjuk analisis bahan, 2014).
Karena masing-masing ion adalah bermuatan listrik, maka dalam
larutan akan
terjadi interaksi elektrostatik (saling tolak atau saling tarik) diantara ion-
ion tersebut. Interaksi ini akan semakin besar dengan semakin tinggi
konsentrasi. Maka hanya dalam keadaan sangat encer (infinite
solution) sajalah larutan elektrolit akan berkelakuan ideal. Maka
biasanya pengukuran dilakukan konsentrasi larutan elektrolit dengan
prinsip konduktometri harus dilakukan dengan pengenceran atau untuk
larutan yang sangat encer (Buku petunjuk analisis bahan, 2014).

Laboratorium Analisa Instrumen II -


Departemen Teknik Kimia Industri
Fakultas Vokasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
BAB 2 LANDASAN TEORI

Gambar II.1 Prinsip Penghantaran Listrik Berdasarkan Wheatstone

Menurut buku petunjuk analisis bahan UGM konduktometer pada


dasarnya adalah alat pengukur konduktansi yang biasanya berupa
sebuah jembatan Wheatstone dan cell konduktivitas seperti yang secara
skematik terlihat dalam Gambar 1. Tahanan A adalah sebuah cell yang
berisi sampel yang ditinjau. Tahanan B adalah tahanan variabel
sedangkan tahanan D dan E sudah tertentu harganya. Tahanan B dan
kapasitor C dapat diatur hingga titik setimbang dapat tercapai. Dalam
keadaan ini berlaku persamaan:

RA RD
RB =

dengan mengetahui harga tahanan B, D, dan E, maka tahanan (dan juga


konduktansi)
dari cell dapat ditentukan.
Nilai konduktometri dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu :
A. Suhu
Pada suhu yang semakin tinggi, ternyata mobilitas elektron
bergerak semakin cepat. Hal ini disebabkan pada suhu tinggi elektron
akan menyerap energi dari lingkungan untuk melakukan ionisasi.
Semakin banyak jumLah ion-ion dalam larutan, mengakibatkan semakin
besar nilai dari konduktansinya.
B. Kosentrasi
Konduktansi juga dipengaruhi oleh konsentrasi. Semakin besar
konsentrasi menyebabkan semakin besarnya konduktansi. Hal ini
disebabkan pada larutan yang pekat interaksi ionnya akan semakin
mudah jika dibandingkan dengan larutan yang encer. Selain itu
konsentrasi yang besar juga akan menyebabkan tumbukan partikel
semakin sering, yang memberi dampak pada semakin banyak pula ion
yang dihasilkan, dan oleh karena itu konduktansi dari suatu larutan
Laboratorium Analisa Instrumen II -
Departemen Teknik Kimia Industri
Fakultas Vokasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
BAB 2 LANDASAN TEORI

elektrolit akan semakin besar. Konduktansi akan menghasilkan hasil


yang akurat apabila diukur pada larutan yang encer. Karena ion-ion yang
terdapat pada larutan yang encer mempunyai mobilitas yang tinggi jika
dibandingkan dengan larutan pekat.

II.2 Aplikasi Industri

Laboratorium Analisa Instrumen II -


Departemen Teknik Kimia Industri
Fakultas Vokasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Anda mungkin juga menyukai