Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
XII MIPA 1
Disusun oleh :
1. M. Falih Afif
2. M. Shadiq Taqqiyyudin
3. R. R. Galuh Sekarmurti P.
4. Ruhana
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkah dan
karunia-Nya kami dapat menyusun laporan hasil percobaan ini. Terima
kasih kepada Ibu Surtiani Panjaitan, S.Pd. sebagai guru kimia di kelas XII
MIPA 1 yang telah memberikan pengetahuan tentang sel volta yang
meliputi daya desak logam, redoks dan deret volta. Tanpa pengetahuan
yang ibu berikan, tidak mungkin untuk kami dapat melakukan praktikum
ini.
Penyusun,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................i
DAFTAR
ISI....................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1 Latar
Belakang.........................................................................
2 Rumusan
Masalah....................................................................
3 Tujuan
Praktikum....................................................................
4 Manfaat
Praktikum..................................................................
2.1 Pembahasan
Teori......................................................................
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Pengamatan.......................................................................
4.2 Analisa
Data................................................................................
BAB V KESIMPULAN
5.1
Kesimpulan.................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Deret volta disusun berdasarkan potensial reduksi standar tiap-tiap unsur logam. Tiap-tiap
logam memiliki potensial reduksinya sendiri-sendiri. Harga Potensial ini berakibat pada
kemudahannya mengalami reduksi yang artinya semakin tinggi potensial reduksi suatu zat
maka semakin sukar untuk bereaksi. Dalam hal ini emas memiliki potensial reduksi tertinggi
karena kesukaranya mengalami oksidasi (sukar bereaksi) dan karenanya emas merupakan
logam berharga yang biasanya digunakan sebagai perhiasan. Logam yang memiliki potensial
reduksi rendah (seperti logam golongan I A) tidak terdapat dalam bentuk logam murni di
alam. Untuk mengambil logam-logam ini biasanya dengan cara elektrolisis leburan garamnya
(untuk melebur garam-garam ionik ini membutuhkan suhu ribuan derajat celsius). Oleh
karenanya, logam ini relatif mahal dibandingkan beberapa logam lainnya.
Suatu logam murni juga dapat bereaksi dengan suatu larutan garam. Reaksi ini
didasarkan pada potensial reduksi tiap-tiap logam. Logam yang memiliki potensial reduksi
tinggi (seperti perak, Ag) dapat mereduksi logam dengan potensial reduksi lebih rendah.
Hal ini berarti suatu larutan perak (seperti perak nitrat, AgNO3) dapat bereaksi dengan logam
tembaga. Endapan putih-keperakan akan muncul di permukaan tembaga. Hal serupa tidak
dapat terjadi jika suatu larutan tembaga direaksikan dengan logam perak. Tetapi, jika besi
dimasukan ke dalam larutan tembaga, endapan merah-kecoklatan akan muncul dipermukaan
besi.
Teori pendesakan logam sangat bermanfaat pada perlindungan logam besi dengan
logam magnesium. Logam magnesium seperti dikorbankan agar logam besi tidak
mengalami proses oksidasi lebih lanjut. Metode ini disebut galvanisasi, yang didasarkan
pada potensial reduksi magnesium yang rendah. Pelapisan logam dengan cara pendesakan
logam juga terkadang digunakan karena penggunaannya yang mudah dan murah.
KAJIAN TEORI
Reaksi reduksi adalah reaksi yang menerima elektron dan ditandai dengan penurunan
bilangan oksidasi. Sedangkan reaksi oksidasi adalah reaksi yang melepaskan elektron dan
ditandai dengan peningkatan bilangan oksidasi. Kedua reaksi ini berlangsung secara
Daya desak logam atau sering disebut kereaktifan logam adalah kemampuan suatu
Pada sel elektrokimia, reaksi redoks bisa terjadi jika logam yang dicelupkan mendesak ion
logam yang ada dalam larutan. Misalnya, logam magnesium yang dimasukkan ke dalam
Logam magnesium lebih reaktif daripada zink, sehingga magnesium mendesak ion
Zn2+ dari larutannya. Logam magnesium mereduksi ion Zn2+ dan ion Zn2+ mengoksidasi
logam magnesium. Dari reaksi tersebut dapat dinyatakan pula bahwa magnesium mempunyai
daya reduksi yang lebih kuat daripada zink, dan zink mempunyai daya oksidasi yang lebih
Daya desak logam berkaitan erat dengan deret volta. Suatu logam bisa mendesak
logam-logam lain yang berada di sebelah kanannya. Berikut urutan unsur dalam deret Volta:
Li K Ba Ca Na Mg Al Mn Zn Cr Fe Cd Co Ni Sn Pb H Sb Bi Cu Hg Ag Pt Au
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
1. Gambar Pengamatan
1. Logam Cu
2. Logam Fe
3. Logam Mg
4. Logam Zn
2. Tabel Pengamatan
Reaksi :
Logam Fe ke dalam larutan Cu2+
Fe + Cu2+ -> Fe2+ + Cu
Logam Fe ke dalam larutan Pb2+
Fe + Pb2+ -> Fe2+ + Pb
Logam Mg ke dalam larutan Cu2+
Mg + Cu2+ -> Mg2+ + Cu
Logam Mg ke dalam larutan Fe2+
Mg + Fe2+ -> Mg2+ + Fe
Logam Mg ke dalam larutan Pb2+
Mg + Pb2+ -> Mg2+ + Pb
Logam Mg ke dalam larutan Zn2+
Mg + Zn2+ -> Mg2+ + Zn
Logam Zn ke dalam larutan Cu2+
Zn + Cu2+ -> Zn2+ + Cu
Logam Zn ke dalam larutan Fe2+
Zn + Fe2+ -> Zn2+ + Fe
Logam Zn ke dalam larutan Pb2+
Zn + Pb2+ -> Zn2+ + Pb
2. Logam yang tidak dapat mereduksi logam yang lain :
1. Cu dengan CuSO4, FeSO4, MgSO4, Pb(NO3)2, ZnSO4
2. Fe dengan FeSO4, MgSO4, ZnSO4
3. Mg dengan MgSO4
4. Zn dengan MgSO4, ZnSO4
Reaksi :
Logam Cu ke dalam larutan Cu2+
Cu + Cu2+ -> Cu2+ + Cu
Logam Cu ke dalam larutan Fe2+
Cu + Fe2+ -> Cu2+ + Fe
Logam Cu ke dalam larutan Mg2+
Cu + Mg2+ -> Cu2+ + Mg
Logam Cu ke dalam larutan Pb2+
Cu + Pb2+ -> Cu2+ + Pb
Logam Cu ke dalam larutan Zn2+
Cu + Zn2+ -> Cu2+ + Zn
Logam Fe ke dalam larutan Fe2+
Fe + Fe2+ -> Fe2+ + Fe
Logam Fe ke dalam larutan Mg2+
Fe + Mg2+ -> Fe2+ + Mg
Logam Fe ke dalam larutan Zn2+
Fe + Zn2+ -> Fe2+ + Zn
Logam Mg ke dalam larutan Mg2+
Mg + Mg2+ -> Mg2+ + Mg
Logam Zn ke dalam larutan Mg2+
Zn + Mg2+ -> Zn2+ + Mg
Logam Zn ke dalam larutan Zn2+
Zn + Zn2+ -> Zn2+ + Zn
b. Hitunglah nilai Eoreaksi dari reaksi yang dapat berlangsung dan yang tidak dapat
berlangsung spontan!
1. Eoreaksi dari reaksi yang dapat berlangsung spontan :
Logam Fe ke dalam larutan Cu2+
Fe + Cu2+ -> Fe2+ + Cu
Anoda : Fe -> Fe2+ + 2e- Eo = +0,409 V
Katoda : Cu2+ + 2e- -> Cu Eo = +0,34 V +
o
E reaksi = +0,749 V
Logam Fe ke dalam larutan Pb2+
Fe + Pb2+ -> Fe2+ + Pb
Anoda : Fe -> Fe2+ + 2e- Eo = +0,409 V
Katoda : Pb2+ + 2e- -> Pb Eo = -0,126 V +
Eoreaksi = +0,283 V
Mg Zn Fe Cu
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kami tarik dari praktikum daya desak logam yang telah kami
lakukan ialah terdapatnya hubungan antara nilai potensial elektrode standar dengan daya
reduksi dan daya oksidasi logam. Semakin positif nilai potensial elektrode standar, maka
daya oksidasinya semakin kuat (oksidator kuat). Semakin negatif nilai potensial
elektrode standar, maka daya reduksinya semakin kuat (reduktor kuat). Spontan atau
tidaknya suatu reaksi, sangat bergantung pada Eoreaksi nya. Suatu reaksi dapat berlangsung
spontan ketika Eoreaksi nya bernilai positif atau lebih dari nol, dan sebaliknya jika E oreaksi
nya bernilai negatif atau kurang dari dan sama dengan nol, suatu reaksi dapat dikatakan
tidak dapat berlangsung spontan.