Anda di halaman 1dari 139

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PEMBAURAN dan PERULANGAN FRAKSIONAL


DALAM RANCANGAN PERCOBAAN FAKTORIAL 2k

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Sains (S.si)
Program Studi Matematika

Disusun oleh :
C. Bintarti Novi Suryani
NIM : 003114019

PROGRAM STUDI MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya illmiah.

Yogyakarta, 31 Juli 2007

Penulis

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Segala sesuatu indah pada waktunya


(Pth : 3:11)

Kelak disaat begitu banyak jalan tebentang dihadapanmu


dan kau tak tau jalan mana yang harus kau ambil.
Janganlan memilihnya dengan asal saja.
Tetapi..
Duduklah dan tinggallah sesaat,
Tariklah nafas dalam-dalam dengan penuh kepercayaan
seperti saat kau bernafas di hari pertamamu di dunia
ini
Jangan biarkan apapun mengalihkan perhatianmu,
Tunggulah .dan tunggulah lebih lama lagi
Berdiam dirilah tetap hening dan dengarkan hatimu
Ketika hatimu berbicara, beranjaklah dan
Pergilah kemana hatimu membawamu.

(Va dove ti porta il Coure, Susanna Tamaro)

Skripsi ini ku persembahkan kepada

Sahabatku Yesus Kristus

yang selalu setia dan hadir menemaniku

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

Dalam praktek sering tidak memungkinkan untuk melakukan percobaan


faktorial 2k secara lengkap dalam keadaan yang homogen, maka dilakukan
pembauran. Pembauran 2k-p dalam rancangan percobaan faktorial 2k merupakan
suatu teknik dalam rancangan percobaan faktorial dengan membagi jumlah
amatan dalam percobaan faktorial 2k menjadi 2p blok dengan memilih p efek yang
akan dibaurkan. Sehingga akan meminimumkan kesalahan amatan.

Banyaknya amatan dalam rancangan rancangan percobaan faktorial 2k


akan mengakibatkan tidak praktis dan efisien. Jika jumlah faktor yang diamati
cukup besar maka beberapa faktor akan mempunyai efek yang sama, sehingga
dengan perulangan fraksional jumlah amatan lebih kecil dari rancangan faktorial
2k. Perulangan fraksional 2k-p dalam rancangan percobaan faktorial 2k merupakan
suatu cara untuk menganalisis rancangan percobaan faktorial 2k dalam 2-p dari 2k
amatan.

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

Practically, it I imposisible to do the experiment of 2k factorial completely


in a homogene condition, so there shuold be coufunding . Confunding in the 2 k-p
factorial design is tecnique in factorial design by divinding the number of
treatment in 2k factorial experiment into 2p block by choosing p effect that will be
diffused.
A large number of treatment in 2k factorial design will be unpractical and
unefficient. If the treatment is larger enough, some factors will have same effect
so by doing fractional replication.,the treatment will be less than 2k factorial
design.The 2k-p fractional design is a way to analyse the 2k factorial design in 2-p
from 2k treatment.

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus dan Bunda Maria karena berkat

karunia dan rahmat yang telah diberikan , penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Banyak hambatan dan kesulitan yang ditemui penulis dalam menyusun

dan menulis skripsi ini. Namun berkat kasih, bantuan dan dorongan dari berbagai

pihak, baik langsung maupun tak langsung, akhirnya skripsi ini dapat

terselesaikan. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu CH. Enny Murwaningtyas, S.Si, M.Si, selaku dosen pembimbing

yang dengan penuh kesabaran dan kasih telah meluangkan waktu,

pikiran serta kesabaran membimbing penulis menyusun dan

menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Ir. Ig. Aris Dwiatmoko, M.Sc selaku Dekan FMIPA USD

Yogyakarta.

3. Bapak dan Ibu Dosen FMIPA yang telah memberikan ilmu kepada

penulis selama di bangku kuliah.

4. Ibu Suwarni dan Mas Tukijo yang telah memberikan pelayanan

adminitrasi dalam urusan urusan akademik kepada penulis.

5. Bapak Sopir Angkot twety dan bus kota jalur 2 yang telah

mengantar penulis ke kampus.

6. Kedua orangtuaku yang tak henti-hentinya mendoakan dan

memberikan dukungan baik moral maupun materi sehingga penulis

dapat menyelesikan skripsi ini.

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7. Kakak-kakakku tercinta.

8. Sahabat sahabat yang telah memberikan semangat, keceriaan dan

kehangatan selama ini: Ayuk, Bunga, Lina, Vincent, Lia, Duduk,

Prast, Wawan, Willy, Feliks, Ferry, Narto, Toni, Wahyu Broto, Fr.

Resto, Ririn, Tawang, Rm Riana, Rm. Kristyanto dan Rm.

Jayasewaya, Netty.

9. Teman-teman angkatan 00, angkatan 98 ,angkatan 99 dan angkatan

01

10. Teman-teman Jumping Choir, mas Hahan, mbak Tyas dan keluarga

besarnya, Andre, Ari, mas Loly

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu penulis membuka diri untuk menerima kritik serta saran yang

bermanfaat bagi kesempurnaan skripsi ini. Dan akhirnya penulis berharap semoga

skripsi ini memberikan manfaat dan berguna bagi semua pihak.

Yogyakarta, Juli 2007

Penulis

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA iv

HALAMAN PERSEMBAHAN v

ABSTRAK vi

ABSTACT vii

KATA PENGANTAR viii

DAFTAR ISI x

DAFTAR GAMBAR xii

DAFTAR TABEL xiii

DAFTAR LAMPIRAN xv

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 3

C. Batasan Masalah 3

D. Manfaat Penulisan 4

E. Tujuan penulisan 4

F. Metode Penulisan 4

G. Sistematika Penulisan 4

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II LANDASAN TEORI 6

A. Distribusi Normal, distribusi Khi-kuadrat, dan distribusi - F 6

B. Analisis Variansi 23

C. Kontras 31

D. Rancangan Percobaan 33

1. Tahap - Tahap Percobaan 33

2. Dasar Percobaan 34

3. Jenis-jenis rancangan Percobaan 37

BAB III RANCANGAN PERCOBAAN FAKTORIAL 2k 39

A. Rancangan Percobaan faktorial 22 40

B. Rancangan Percobaan faktorial 23 50

C. Rancangan Percobaan faktorial 2k 57

D. Algoritma Yates 61

BAB IV PEMBAURAN dan PERULANGAN FRAKSIONAL 2k-p 69

A. Pembauran 72

B. Perulangan Fraksioanal 2k-p 81

1. Rancangan Fraksional 2k-1 83

2. Rancangan Fraksional 2k-p 94

3. Mengabungkan Pecahan 98

BAB V KESIMPULAN 105

DAFTAR PUSTAKA 108

LAMPIRAN 109

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.1 77

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 23

Tabel 2.2 29

Tabel 2.3 29

Tabel 2.4 31

Tabel 3.1 41

Tabel 3.2 43

Tabel 3.3 46

Tabel 3.4 47

Tabel 3.5 48

Tabel 3.6 51

Tabel 3.7 52

Tabel 3.8 53

Tabel 3.9 58

Tabel 3.10 64
Tabel 3.11 65
Tabel 3.12 66
Tabel 4.1 73
Tabel 4.2 75

Tabel 4.3 75

Tabel 4.4 78

Tabel 4.5 79

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 4.6 80

Tabel 4.7 86

Tabel 4.8 89

Tabel 4.9 90

Tabel 4.10 93

Tabel 4.11 96

Tabel 4.12 98

Tabel 4.13 99

Tabel 4.14 100

Tabel 4.15 102

Tabel 4.16 103

Tabel Lampiran 1 109

Tabel Lampiran 2 110

Tabel Lampiran 3 111

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Tabel Lampiran 1 109

Tabel Lampiran 2 110

Tabel Lampiran 3 111

Tabel Lampiran 4 113

Tabel Lampiran 5 115

Tabel Lampiran 6 118

Tabel Lampiran 7 120

Tabel Lampiran 8 122

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Rancangan percobaan (design ekperiment) merupakan langkah lengkap

yang perlu diambil sebelum melakukan percobaan (ekperiment), agar data

yang semestinya diperlukan dapat diperoleh. Sehingga akan membawa kepada

analisis yang obyektif dan kesimpulan yang berlaku untuk persoalan yang

dibahas.

Secara umum rancangan percobaan dapat dibagi menjadi dua kelompok

yaitu rancangan percobaan lengkap dan rancangan percobaan tidak lengkap.

Yang dimaksud dengan rancangan percobaan lengkap adalah percobaan yang

seluruh perlakuannya muncul bersama-sama dalam satu kelompok. Sedangkan

percobaan tak lengkap ialah percobaan yang sebagian perlakuannya ada yang

muncul dalam satu kelompok.

Berikut merupakan contoh penggunaan rancangan percobaan dalam

kehidupan sehari-hari:

1. Seorang peneliti pertanaian akan meneliti faktor apa saja yang

mempengaruhi hasil panenan padi, maka ia meneliti dua jenis varietas, dua

jenis pupuk dan dua metode pengendalian gulma.

2. Suatu proses kimia mempunyai dua buah faktor yang mempengaruhi

kecepatan reaksi yaitu konsentrasi reaktan dan jumlah katalis, pada

konsentrasi reaktan mempunyai dua jenis yaitu yang berkadar 15% dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

yang bekadar 25%. Sedangkan jumlah katalis ditempatkan dikotak A dan

kotak B.

Percobaan di atas termasuk rancangan percobaan faktorial 2k. Suatu

percobaan dapat dimasukan kedalam rancangan percobaan faktorial 2k apabila

pada percobaan tersebut terdiri atas dua faktor atau lebih (k>2) yang

mempengaruhi dan masing-masing faktor mempunyai dua perlakuan.

Rancangan percobaan faktorial digunakan untuk menguji (menganalisis)

semua kombinasi perlakuan yang ada sehingga diperoleh perlakuan yang

berpengaruh terhadap percobaan tersebut

Jumlah amatan dalam sebuah rancangan faktorial 2k akan meningkat

sebanding dengan jumlah faktor yang terlibat. Sebagai contoh, rancangan

percobaan 26 dengan replikasi sebanyak satu kali akan membutuhkan 64

amatan. Untuk mengetahui faktor atau kombinasi perlakuan yang

mempengaruhi percobaan tersebut maka diperlukan pengamatan secara

lengkap yaitu sebanyak 64 dalam keadaan yang homogen. Karena keadaan

yang homogen sulit atau bahkan tidak mungkin dicapai, maka dapat dilakukan

pembauran. Pembauran merupakan sebuah teknik dalam rancangan percobaan

faktorial, yaitu dengan membagi rancangan percobaan faktorial kedalam blok-

blok yang berukuran lebih kecil. Dengan pembauran ini akan di dapat keadaan

yang lebih homogen.

Untuk melakukan percobaan faktorial dengan jumlah amatan lengkap

memerlukan biaya, waktu dan materi yang cukup banyak. Jika dalam

melakukan rancangan percobaan ada keterbatasan biaya, waktu dan materi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

maka dapat dilakukan percobaan dengan mengamati sebagian dari jumlah

amatan faktorial lengkap. Penyelesaian rancangan percobaan faktorial

dengan mengamati sebagian dari rancangan faktorial lengkap disebut dengan

perulangan fraksional. Rancangan yang terbentuk dari perulangan fraksional

sering dikenal dengan rancangan fraksional.

B. RUMUSAN MASALAH

Pokok permasalahan yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah:

1. Apa yang dimaksud dengan rancangan percobaan.

2. Apa yang dimaksud rancangan percobaan faktorial 2k.

3. Bagaimana menyelesaikan dan menganalisa rancangan percobaan faktorial

2 k dengan pembauran.

4. Bagaimana menyelesaikan dan menganalisa rancangan percobaan faktorial

dengan perulangan fraksional.

C. PEMBATASAN MASALAH

Penulisan skripsi ini tidak membahas semua teori yang berhubungan dengan

skripsi ini. Tetapi dibatasi pada beberapa hal yaitu:

1. Teorema ketunggalan tidak dibuktikan, karena diluar jangkauan skripsi

ini.

2. Pembahasan tentang rancangan faktorial 2k hanya dibatasi pada

pembauran dan perulangan fraksional dengan jumlah amatan sama.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Penambahan titik tengah, rancangan Plackett-Burman dan rancangan

resolusi tidak dibahas.

D. MANFAAT PENULISAN

Manfaat penulisan adalah untuk mempelajari tentang pembauran dan

pengulangan fraksional dalam rancangan percobaan faktorial 2 k .

E. TUJUAN PENULISAN

Tujuan yang ingin dicapai adalah memahami teknik dalam rancangan

percobaan khususnya rancangan percobaan faktorial 2k dengan pembauran dan

perulangan fraksional.

F. METODE PENULISAN

Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah studi pustaka yaitu

dengan membaca buku-buku yang berkaitan dengan rancangan percobaan

faktorial.

G. SISTEMATIKA PENULISAN

Sebagai gambaran tentang hal apa saja yang dibahas dalam penulisan

ini , berikut adalah sistematika pembahasan yang ada dalam skripsi ini.

Bab I membahas tentang gambaran umum skripsi ini yang terdiri dari latar

belakang masalah, rumusan masalah, pembatasan masalah, manfaat penulisan,

tujuan penulisan, dan metode penulisan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Bab II akan membahas tentang distribusi normal, Khi-kuadrat dan

distibusi -F, Analisis variansi, rancangan percobaan, serta tentang kontras.

Pada bab III berisi tentang rancangan percobaan faktorial 22,23, 2k dan

algoritma Yates yang akan digunakan untuk menghitung jumlah kuadrat dan

estimasi efek dalam rancangan faktorial 2k.

Bab IV berisi tentang pembauran rancangan faktorial 2k dalam 2 blok

dan dalam p blok serta perulangan fraksional dalam rancangan faktorial 2k.

Dan untuk bab V berisi tentang kesimpulan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

LANDASAN TEORI

Dalam bab ini akan membahas materi yang berhubungan dengan

pembauran dan perulangan fraksional rancangan percobaan faktorial 2k.

A. Distribusi Normal, distribusi Khi-kuadrat dan distribusi-F

Subbab ini akan membahas distribusi normal, distribusi Khi-kuadrat dan

distribusi-F karena dalam pembahasan selanjutnya ketiga distribusi tersebut

sangat diperlukan.

Definisi 2.1

Sebuah variabel random X dikatakan berdistribusi normal jika fungsi densitasnya

di berikan sebagai berikut:

1 x
2

1

f ( x) = e 2 untuk - <x<
2

dengan parameter dan berada dalam interval -<< dan > 0.

Teorema 2.1

Jika X variabel random yang berdistribusi normal maka rata-rata dan variansi

variabel random X adalah E(X) = dan V(X) =2.

Bukti:

Rata-rata distribusi normal dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1 x
2

E[X ] =
x
x. f ( x)dx =
2
e dx
2

x
misal y = maka


(y + ) 2 y 2 (y + ) 2 y 2
1 1
E [X ] = 2 e dy = 2 e dy


1 2 1 2
y 1 y
=
2
ye

2
dy +
2
e 2
dy = 0 + 1 =

sedangkan variansi dari distribusi normal adalah

1 ( x )2
(x )2
[
V (X ) = E ( X ) = 2
] (x ) . f ( x)dx =
2
e 2 2
dx
2

x
misal y = maka

V [X ] =

(y )2 1
y2

2
e 2
dy


( y )2 e 12 y dy 2

=2
2

y 1 2
y

1
1 2
y
=

2
e 2
+ e 2
dy
2 2
= 2 (0 + 1)
= 2

Jadi fungsi distribusi normal mempunyai dua parameter yaitu dan 2,

dengan adalah rata-rata dan 2 adalah variansi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Teorema 2.2

Jika X variabel random yang berdistribusi normal maka fungsi pembangkit

momennya adalah:

1
t + 2t 2
m X (t ) = e 2

Bukti:

Misalkan X berdistribusi normal dengan rata-rata dan variansi 2 maka

mempunyai fungsi pembangkit momen:

m X (t ) = E e tx[ ]

= e tx . f ( x )dx

1 ( x )2
1
= e tx
e 2 2
dx
2

(
2 2tx x 2 2 x + 2 )
1
= e 2 2
dx
2


( ) ( )
x 2 2 + 2t x + + 2t ( 2 2t + 4t 2
2


1
=
2
e 2 2
dx

2 2t + 4t 2
( ) ( )
x 2 2 + 2t x+ + 2t 2

1
=e 2 2
2 2
e dx
2
2 2t + 4t 2

(x ( + t )) 2 2

1
=e 2 2
2 2
e dx
2

1
t + 2 t 2
=e 2
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Teorema 2.3

Jika X1, X2, X3, ,Xn suatu sampel random berukuran n dari suatu distribusi

normal yang mempunyai rata-rata dan variansi 2 maka:

1 n
X = Xi
n i =1

2
berdistribusi normal dengan rata-rata dan variansi
n

Bukti:

Karena X1, X2, X3, ,Xn adalah sampel random dari populasi normal dengan rata-

rata dan variansi 2 dan Xi adalah variabel random saling bebas yang

berdistribusi normal dengan E(X) = dan V(X) =2, i = 1,2,3,,n

1 n
X i = (X 1 ) + (X 2 ) + (X 3 ) + + (X n )
1 1 1 1
Selanjutnya X =
n i =1 n n n n

Sehingga X berdistribusi normal dengan rata-rata dan variansi sebagai berikut:

1
E (X ) = E ( X 1 ) + ( X 2 ) + ( X 3 ) + + ( X n )
1 1 1
n n n n

1 1 1 1
= + + + +
n n n n
=

1
V (X ) = V ( X 1 ) + ( X 2 ) + ( X 3 ) + + ( X n )
1 1 1
n n n n

1 2 1 2 1 2 1
= 2
+ 2 + 2 + + 2 2
n n n n
1
= 2 n 2
n
2
=
n
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

Dari Teorema 2.3 diatas maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata

distribusi sampel X sama dengan rata-rata dari variabel random Xi dan variansi

distribusi sampel X sama dengan variansi Xi di bagi ukuran sampel n.

Berdasarkan Teorema 2.3 X berdistribusi normal dengan rata-rata X = dan

2
variansi X = maka:
n

X X X
Z= =
X
n

berdisrribusi normal standart.

Teorema 2.4 (Teorema ketunggalan)

Misalkan X dan Y dua variabel random, dengan fungsi pembangkit momen mX(t)

dan mY(t). Jika mX(t) = mY(t) untuk semua nilai t, maka X adan Y mempunyai

distribusi probabilitas yang sama.

Teorema 2.4 dalam Skripsi ini tidak dibuktikan.

Definisi 2.2

Fungsi gamma didefinisikan dengan (k ) = t k 1 e t dt untuk semua k >0
0

Definisi 2.3

Suatu variabel random X mempunyai fungsi densitas


r x
1 1
f X ( x) = , x [0,)
( ) r
x2 e 2

r 2 2
2

dikatakan mempunyai distribusi Khi-kuadrat dengan derajat bebas r.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

Teorema 2.5

Jika X variabel random berdistribusi Khi-kuadrat dengan derajat bebas r maka

mempunyai fungsi pembangkit momen:

r
1 2
m X (t ) =
1 2t

Bukti:

Fungsi pembangkit momen distribusi Khi-kuadrat akan ditunjukkan seperti di

bawah ini:


m X (t ) = e tx f ( x)dx
0

r 1
1 1 x
m X (t ) = e tx
x2 e 2
dx
r 2
r

0
2
2

r
misalkan a = 1 maka
2

x
1
m X (t ) = e tx
x a
e 2
dx
0
(a + 1)2 a +1

x (1 2 t )
xa
= e 2
dx
0 (a + 1)2
a +1

misalkan y = x (1 2t ) maka

a
y 2
y

e
1 2t dy
m X (t ) =
0
(a + 1)2 a +1
(1 2t )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

y
a
1 1 y ae 2
= a +1
dy
1 2t 1 2t 0 (a + 1)2
y

a 2
1 y e
a +1
= dy
(1 2t ) 0 (a + 1)2 a +1
1
=
(1 2t ) a +1

1
untuk t< maka diperoleh fungsi pembangkit momen dari distribusi Khi-
2

kuadrat
r
1 1 2
yaitu m X (t ) = = .
1 2t
r

(1 2t ) 2

Teorema 2.6

Jika Xi berdistribusi normal dengan rata-rata dan variansi 2 maka

X
2

Zi = i berdistribusi Khi-kuadrat dengan derajat bebas 1.


2

Bukti:

[ ] [ ] f (z )dz dengan
w
Misal fungsi distribusi FW (w) = P Z 2 w = P w Z w =
w

dy
transformasi z = y sehingga dz = maka
2 y

w w 1 2 w 1 2
1
FW (w) = 2 f ( z )dz = 2
y dy 1 y
e 2
= e 2
dy, w 0
0 0 2 2 y 0 2 y
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

1 w
1
karena f(w)=FW(w) maka f (w) =
1
w2 e 2
berdasarkan Definisi 2.2 maka
2

Zi2 berdistribusi Khi-kuadrat dengan derajat bebas 1.

Teorema 2.7

Jika variabel random X1.X2,,Xk berdistribusi normal dan saling bebas dengan

rata-rata dan variansi 2 maka

X
k 2

U = i
i =1

berdistribusi Khi-kuadrat dengan derajat bebas k.

Bukti:

Xi
Jika Z i = maka Zi berdistribusi normal standar. Maka fungsi pembangkit

momen dari U ditentukan sebagai berikut

t zi2
[ ]
k

[ ] k 2
k
= E e i =1 = E e tzi = E e tzi
2
mU (t ) = E e tu
i =1 i =1

dengan

[ ]

tz 2 1
1 2 1
zi 1 (1 2 t ) zi2
e i 2 e
2
E e tzi = 2
dz = e 2
dz
2

1
untuk t < maka
2

[ ]

1 2t
1
1 (1 2 t ) zi2 1

2
E e tzi = e 2
dz =
1 2t 2 1 2t
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14


1 2t
1
(12 t ) zi2
Karena
2
e 2
dz menunjukkan luas daerah di bawah kurva normal

E [e ]=
1 k k
1 1 2
dengan variansi . Maka
tz i2
= merupakan
1 2t i =1 i =1 1 2t 1 2t

fungsi pembangkit momen dari distribusi Khi-kuadrat dengan derajat bebas k.

X
k 2

Sehingga U = i berdistribusi Khi-kuadrat dengan derajat bebas k.


i =1

Teorema 2.8

Jika X merupakan rata-rata dari X1, X2, X3, ,Xn adalah sampel random

2
berukuran n yang mempunyai rata-rata dan variansi maka:
n

U=
(X ) 2

2
n

berdistribusi khi-kuadrat dengan derajat bebas 1.

Bukti:

Menurut Teorema 2.3 X berdistribusi normal dengan rata-rata dan variansi

2 X
, maka Z = berdistribusi normal standart, sehingga Fungsi Pembangkit
n
n

momen dari U dapat ditentukan sebagai berikut:

t z2
k

[ ]
mU (t ) = E e tu = E e i = 1

dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

[ ]= e

1 2 z2
1 1
1 (1 2 t )Z 2
dz =
tz 2 tz 2
Ee e e 2
dz
2 2

1
untuk t < maka
2
1

[ ]=

1 2t 1 2
1
1 (1 2 t ) z 2 1

tz 2
Ee e 2
dz = =
1 2t 2 1 2t (1 2t )

maka menurut Teorema 2.5 maka U =


(X ) 2

berdistribusi Khi-kuadrat dengan


2
n

derajat bebas 1.

Teorema 2.9

Andaikan X1, X2, X3,, Xn adalah sampel random yang saling bebas dan

berukuran n dari suatu distribusi normal yang mempunyai rata-rata dan variansi

Xi
2 maka Z i = adalah sampel random yang saling bebas dan

Xi
n n 2

berdistribusi normal dan


i =1
Z 2
i
=
i =1
berdistribusi Khi-kuadrat dengan

derajat bebas n.

Bukti:

Karena X1, X2, X3,,Xn adalah sampel random yang saling bebas dan berukuran n

dari distribusi normal yang mempunyai rata-rata dan variansi 2 maka

X
Zi = i berdistribusi normal standar. Sampel Zi saling bebas sehingga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

X n n 2

menurut Teorema 2.6 maka Z i = i


2
berdistribusi Khi-kuadrat
i =1 i =1

dengan derajat bebas n.

Teorema 2.10

Jika X1, X2,, Xn merupakan sampel dari distribusi normal dengan rata-rata dan

variansi 2 maka:

Z i2 =
(n 1)S 2
2

berdistribusi Khi-kuadrat dengan derajat bebas n-1.

Bukti:

Dengan menambah dan mengurangi rata-rata sampel X maka:


2

( X i ) = [(X i X ) + (X )]
n n
2

i =1 i =1

= ( X i X ) + (X ) + 2( X ) (X i X )
n n n
2 2

i =1 i =1 i =1

karena

n
2( X ) ( X i X ) = 2( X ) X i X
n n

i =1 i =1 i =1

n n

= 2 X X i XnX X i + nX
i =1 i =1

n n

n Xi n Xi
= 2 X X i Xn i =1 X i n i =1
i =1 n i =1 n

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

n n n n

= 2 X X i X X i X i X i
i =1 i =1 i =1 i =1
=0

maka
2

= ( X i X ) +n(X )
n n

(X i )
2 2

i =1 i =1

Dan

(X X)
n n

(X i )
2 2

i =1
= i =1
i
+
( Xi )
2

2 2 2
n

=
(n 1)S 2 + ( X i )2
2 2
n

Karena Xi berdistribusi normal dengan dan variansi 2/n berdasarkan Teorema

2.8 maka
( X i )2 berdistribusi Khi-kuadrat dengan derajat bebas 1 dan
2
n
n

(X )
2
i
i =1
berdasarkan Teorema 2.9 maka berdistribusi Khi-kuadrat dengan
2

S2
derajat bebas n, maka (n 1) berdistribusi Khi-kuadrat dengan derajat bebas (n-
2

1).

Salah satu distribusi yang terpenting dalam statistika ialah distribusi-F.

Statistik F didefinisikan sebagai dua variabel random Khi-kuadrat yang saling

bebas dan masing-masing dibagi dengan derajat bebasnya. Jadi dapat ditulis:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

X
F= u
Y
v

dengan X dan Y merupakan variabel random yang masing-masing berdistribusi

Khi-kuadrat dengan derajat bebas u dan v.

Teorema 2.11

Jika X dan Y variabel random yang saling bebas dan masing-masing berdistribusi

Khi-kuadrat dengan derajat bebas u dan v. Maka distribusi variabel

X
random F = u
mempunyai fungsi densitas probabilitas
Y
v

u +v u 2 f u2 1
u

2 v , f >0
f F ( f ) = u v u u +2 v
f +1
v 2 v
0 , f 0

Dan variabel random F berdistribusi-F dengan derajat bebas u dan v.

Bukti:

Diketahui X dan Y berdistribusi Khi-kuadrat dengan derajat bebas u dan v maka

1
u
1
x

x 2
e 2
,x > 0
u u
f X ( x ) = 2 2
2
0 ,x 0

1
v
1
y

y 2 e 2
,y>0
v
f Y ( y ) = v 2 2
2
0 ,y0

Sehingga distribusi peluang gabungan variabel random X dan Y adalah


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

u x v y
1 1
f X ,Y ( x, y ) =
1 1
u
x 2
e 2
v
y 2
e 2

u v
2 2 2 2
2 2

u v x+ y
1 1 1
= u +v
x 2
y 2
e 2

u v
2 2

2 2

Misalkan z=y dan pandang transformasi

x
f = y
u

h: v
z = y

x x v xv
f = y
u
= =
v u y uy

u u
x= fy karena z = y maka x = fz
v v

Dan transformasinya menjadi

u
x = fz
h: v
z = y

dari fungsi- fungsi tersebut menghasilkan

x u u y
= fz = z = (z ) = 0
f f v v f f

x u u y
= fz = f = (z ) = 1
z z v v z z

Jacobian (J(x,y)) diperoleh dengan determinan dari

x x
f z
J ( x, y ) = y y
f z
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

u u
f u
= v v = z sehingga J = z
z u
0 1 v v

Transformasi ini satu-satu memetakan titik {(u, v) 0 < u < ,0 < v < }ke
himpunan {( f , z ) 0 < f < ,0 < z < } maka diperoleh distribusi gabungan F dan

Z:

( f , z ) = f F ,Z ( f , z ) J

u
1
u 2 u fz + z
fz v v

= v
z 2
1
e


2
u
z
u +v
u v 2 v
2
2 2

u
1 u
u 2
u u
fz + z
1 1
v
f 2
z 2
v 2

( f , z ) =
v 1 u
u +v
z2 e
z
u v 2 v
2
2 2

u
1
u 2
u
1
f2 u +v
2
z u
f +1
= v
z 2
e 2 v u
z
u +v
u v 2 v
2
2 2
u
u 2 2 1
u

f u +v
1
z u
f +1
= v
z 2
e 2 v
u +v
u v 2
2
2 2

Maka


f F ( f ) = ( f , z )dz
0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

u
u 2 2 1
u

f u +v
1
z u
f +1
= v
z 2
e 2 v
dz
u +v
0 u v
2 2

2 2

u
u 2 2 1
u

f u +v
1
z u
f +1
v
u +v
= z 2
e 2 v
dz
u v 2 0
2
2 2

1
z u u
Untuk menentukan fF(f) dimisalkan : t = f + 1 sehingga z = 2t f + 1
2v v

1
u
dan dz = 2 f + 1 dt .Maka diperoleh
v

u
u 2 2 1
u
u +v
f
u 1

1 1
2t f + 1 u
fF ( f ) =
2
v
u v 2
u +v 0 v e t 2 f + 1 dt
v
2
2 2

u
u 2 2 1
u

f u +v
u +v


1 1 u + v
v 1 u 2 u 1
t
t
= u +v
2 2 f + 1 2 f + 1 2
e dt
u v 2 v v
2 0

2 2
u
u 2 2 1 u+v
u

f
= v
2
u +v
u v
u 2
2 2 f + 1
v

u
u+v
u
u 1
f 2
2

v 2
, f >0
Jadi terbukti bahwa . f F ( f ) = u v u +v

2 u 2
2 f + 1
v
0 , f 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

Derajat bebas yang berkaitan dengan variabel random Khi-kuadrat pada

pembilang F selalu ditulis lebih dahulu kemudian diikuti oleh derajat bebas yang

berkaitan dengan variabel random Khi-kuadrat yang muncul pada penyebut. Jadi

kurva distribusi F tidak hanya bergantung pada kedua parameter u dan v, tetapi

juga pada urutan penulisannya. Begitu pula jika kedua bilangan ini ditentukan

maka kurvanya menjadi tertentu.

Teorema 2.12

Jika S12 dan S22 variansi sampel random yang saling bebas berukuran n1 dan n2

yang diambil dari dua populasi berdistribusi normal maka:

S12
12 22 S12
F= =
S 22 12 S 22
22

berdistribusi- F dengan derajat bebas u=n1-1 dan v=n2-1.

Bukti:

Misalkan sampel random berukuran n1 dan n2 diambil dari populasi random,

masing-masing dengan variansi 12 dan 22 . Mengunakan Teorema 2.10 maka

diperoleh:

Z 2
=
(n1 1)S12
dan Z 2
=
(n2 1)S 22
1
12 2
22

menyatakan dua variabel random yang berdistribusi Khi-kuadrat dengan derajat

bebas u=n1-1 dan v=n2-1. Karena kedua sampel diambil secara random maka

variabel random tersebut saling bebas. Jika Z12 = X dan Z 22 = Y maka dengan

mengunakan Teorema 2.9 diperoleh:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

(n1 1)S12

Z12 2
S12
(n1 1) = 12 = 22 S12
1
X
F= u= u =
Y Z 22 (n2 1)S 22 S 22 12 S 22
v
v 2
2
2

(n2 1)
2

dan variabel random F berdistribusi-F dengan derajat bebas u=n1-1 dan v=n2-1.

B. Analisis Variansi

Misalkan sampel random berukuran n diambil dari k populasi, ke-k

populasi ini diklasifikasikan menurut perlakuan atau kelompok yang berbeda.

Diasumsikan bahwa k populasi itu berdistribusi normal dengan rata-rata 1, 2,

3,, k dan variansi 2 yang sama. Sehingga uji hipotesisnya adalah:

Ho : 1 = 2 = 3 == k

H1 : sekurang-kurangnya dua nilai rata-rata tidak sama.

Misalkan Xij adalah sampel ke-j dari populasi ke-i, maka data- data dari n

pengamatan dari k populasi dapat di tuliskan sebagai berikut:

Tabel 2.1 : k sampel random

Sampel Populasi Total


1 2 i k Pengamatan
1 X11 X21 Xi1 Xk1 X.1
2 X12 X22 Xi2 Xk2 X.2
: : : : : :
n X1n X2n Xin Xkn X.n

Total X1. X2. Xi. Xk. X..


Populasi
ke
Rata-rata X
Populasi X 1 X2 X i X k
ke
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

Dengan:

X i,j : Sampel kei dari populasi ke-j, dengan i = 1, 2, 3,,k dan j =1, 2,

3,,n

X i . = Jumlah total polulasi ke-i

X .. = Jumlah total semua nk pengamatan

X i. = Rata-rata pengamatan pada polulasi ke-i

X .. = Rata-rata semua nk pengamatan

Setiap pengamatan dapat ditulis dengan bentuk linear:

X ij = i + ij (2.1)

dengan :

Xij : besarnya pengamatan ke-i, perlakuan ke-j.

i : parameter rata-rata.

ij : eror yang berdistribusi N(0,2)

i : 1,2, 3,, k dan j : 1, 2, , n

Bentuk lain dari persamaan (2.1) diperoleh dengan mensubtitusikan

i = + i kedalam persamaan (2.1) dengan adalah rata-rata dari i dan:

i
= i =1

Sehingga persamaan (2.1) dapat ditulis:

X ij = + i + ij (2.2)

k k
dengan: = (
i =1
i
i =1
i )= 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

i disebut sebagai efek atau pengaruh perlakuan ke-i.

Sehingga hipotesis nol yang menyatakan bahwa semua nilai rata-rata ke-k

populasi sama melawan hipotesis alternatifnya yang menyatakan bahwa sekurang-

kurangnya ada dua rata-rata tidak sama. Dapat dinyatakan sebagai berikut:

H o :1 = 2 = = k = 0

H1 : sekurang-kurangnya satu i tidak sama dengan nol.

Sehingga Uji yang akan digunakan berdasarkan pada perbandingan dua nilai

dugaan bebas dari kesamaan variansi populasi 2. Kedua nilai dugaan tersebut

diperoleh dengan menguraikan total variansi menjadi dua komponen.

Teorema 2.11

(X X .. ) = n ( X i. X ) + (X ij X i. )
k n k k n
2 2 2
ij
i =1 j =1 i =1 i =1 j =1

Bukti :

[ ]
2 2

(X X ) = ( X i. X ) + (X ij X i. )
k n k n

ij
i =1 j =1 i =1 j =1

i =1 j =1
[
= ( X i. X ) + 2( X i. X )(X ij X i. ) + (X ij X i. )
k
2 2
]
= ( X i. X ) + 2 ( X i. X )(X ij X i. ) + (X ij X i. )
k n k n k n
2 2

i =1 j =1 i =1 j =1 i =1 j =1

Suku pertama persamaan diatas dapat ditulis menjadi n ( X i. X ) karena suku


k
2

i =1

pertama persamaan diatas tidak menpunyai subkrip j.

Kemudian penjumlahan suku kedua persamaan diatas akan menghasilkan:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

k n
2 ( X i. X )(X ij X i. ) = 2 ( X i. X )(X ij X i. )
k n

i =1 j =1 i =1 j =1

k n
= 2 ( X i. X ) (X ij X i. )
n

i =1 j =1 j =1
k n n
= 2 ( X i. X ) (X ij ) nX i.

i =1 j =1 j =1

n

X ij
= 2 ( X i. X ) (X ij ) n
k
n
n
j =1

n
i =1
j =1
j =1

k n
= 2 ( X i. X )(0)
i =1 j =1
=0

(X X .. ) = n ( X i. X ) + (X ij X i. ) .
k n k k n
2 2 2
Jadi terbukti ij
i =1 j =1 i =1 i =1 j =1

Agar memudahkan penggunaannya maka suku-suku dalam Teorema 2.11

maka dinotasikan dengan:

(X X .. ) = jumlah kuadrat total (JKT)


k n
2
ij (2.4)
i =1 j =1

n (X i. X ) = jumlah kuadrat perlakuan (JKP)


k
2
(2.5)
i =1

(X X i. ) = jumlah kuadrat eror (JKE)


k n
2
ij (2.6)
i =1 j =1

sehingga jumlah kuadrat dalam Teorema 2.11 dapat dilambangkan dengan

persamaan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

JKT = JKP + JKE (2.7)

Salah satu nilai dugaan bagi 2 yang didasarkan pada k-1 derajat bebas

adalah:

(X X .. )
k
2
i.
JK P
S12 = = i =1
(2.8)
k 1 k 1

X i . : rata- rata sampel dari populasi ke-i

X .. : rata- rata total pengamatan

S12 : variansi antar kelompok (between- group variance)

Bila Ho benar, S12 merupakan penduga tak bias bagi 2. Jika H1 benar

maka JKP cenderung menghasilkan nilai yang lebih besar, artinya S12 menduga

lebih dari 2. Nilai dugaan bagi 2 yang lain berdasarkan pada k(n-1) adalah:

(X X i. )
k n
2
ij
JK E i =1 j =1
S 22 = = (2.9)
k (n 1) k (n 1)

Nilai S 22 menduga 2 berdasarkan eror yaitu selisih antara setiap

pengamatan dengan rata-rata dari kelompok/perlakuan masing-masing. Nilai

dugaan S 22 bersifat takbias, baik untuk hipotesis benar atau salah.

Apabila hipotesis nol benar, maka penduga tak bias bagi 2 adalah:

JK T
S2 = (2.10)
kn 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

Teorema 2.11 tidak hanya menguraikan Jumlah Kuadrat Total, tetapi juga jumlah

total derajat bebasnya:

nk-1 = k-1 +k(n-1) (2.11)

Statistik uji untuk menguji Ho = 1 = 2 ==k =0 adalah perbandingan

S12 dan S 22 .

S12
f = 2 (2.12)
S2

Bila hipotesis nol benar, maka Persamaan (2.12) merupakan variabel random F

yang mempunyai distribusi-F dengan derajat bebas (k-1) dan k(n-1). Jika Ho salah

maka S12 menduga lebih dari 2 sehingga diperoleh uji variansi satu arah dengan

daerah kritis yang seluruhnya terletak di ujung kanan fungsi distribusinya. Dan

hipotesis nol ditolak pada taraf signifikan a bila:

f > f [(k 1), (k (n 1))] (2.13)

Untuk perhitungan Jumlah Kuadrat dapat diperoleh dengan memperluas dan

menyederhanakan definisi JKP dan JKT dalam Teorema 2.11.Sehingga

menghasilkan:
k n
X ..2
JK T = X ij
2
(2.14)
i =1 j =1 kn

X 2
i.
X ..2
JK P = i =1
(2.15)
n kn

JK E = JKT JK P (2.16)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

Perhitungan analisis variansi dapat dituliskan sebagai berikut:

Tabel 2.2 : Tabel analisis variansi satu arah

Sumber Jumlah Kuadrat Derajat Rata-rata f hitung


Variansi bebas jumlah
kuadrat
n ( X i. X )
Antar k k-1 JK P S12
S12 =
2
f = 2
perlakuan
i =1 k 1 S2

(X X i. )
Eror k n
JK E
S 22 =
2

i =1 j =1
ij k(n-1) k (n 1)

(X X i. )
Total k n
2
ij nk-1
i =1 j =1

Contoh 2.1

Sebuah pabrik tas menggunakan kertas sebagai bahan pelapis tas yang akan

diproduksinya. Sehingga perlu diteliti kekuatan daya renggang kertas tersebut.

Diduga kekuatan daya renggang kertas adalah fungsi konsentrasi kekerasan kayu

dalam bubur kertas. Maka dilakukan penelitian dengan mengunakan lima

konsentrasi kekerasan kayu yang berbeda dalam bubur kertas. Konsentrasi

kekerasan kayu yang digunakan adalah 5%, 10%, 15%, 20% dan 25%. Dalam

Penelitian tersebut diambil 25 pengamatan secara random pada masing-masing

konsentrasi. Maka diperoleh hasil pengamatan sebagai berikut:

Tabel 2.3: Data Contoh 2.1

Konsentrasi Pengamatan Total


kekerasan kayu (%) 1 2 3 4 5 pengamatan
Xi.
5 7 7 15 11 9 49
10 12 17 12 18 18 77
15 14 18 18 19 19 88
20 19 25 22 19 23 108
25 7 10 11 15 11 54
376= X..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

Jawab:

Akan dibandingkan pengaruh beberapa konsentrasi kekerasan kayu terhadap

daya renggang produksi tas. Hipotesis nol menyatakan bahwa rata-rata daya

renggang kelima perlakuan sama sedangkan untuk hipotesis alternatifnya

menyatakan bahwa rata-rata daya renggang kelima perlakuan tidak sama.

Sehingga hipotesis tersebut ditulis:

a. Ho : 1 = 2 = 3 =4 = 5

H1 : sekurang-kurangnya dua nilai rata-rata tidak sama.

b. Jumlah kuadratnya adalah:

X ..2
( ) 376 2
5 5
JK T = X ij = 7 2 + 7 2 + + 15 2 + 112 = 636.96
2

i =1 j =1 5.5 25
5

X 2
i.
X ..2 ( )
49 2 + 77 2 + + 54 2 376 2
JK P = i =1
= = 475.76
5 5.5 5 25

JK E = JK T JK P = 636.96 475.76 = 161.20

sehingga

JK P 475.96
S12 = = = 118.99
k 1 4

JK E 161.20
S 22 = = = 8.06
k (n 1) 20

S12 118.99
f = 2 = = 14.763 .
S2 8.06
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

Tabel 2.4:Analisis variansi contoh 2.1

Sumber Variansi Jumlah Kuadrat Derajat Rata-rata f hitung


bebas jumlah kuadrat
Antar perlakuan JKP = 475.76 4 S12 = 118.99 f =14.76

Eror JKE =161.20 20 S 22 = 8.06

Total JKT =636.96 24

c. Statistik uji F akan memiliki distribusi-F dengan derajat bebas pembilang

5-1= 4 dan derajat bebas penyebut 25-5 =20. Maka dari tabel nilai

F0.01;4:20=4.33. Sehingga daerah penerimaan Ho adalah [0: 4.43) dan

daerah penolakannya adalah [4.43:).

d. Karena f = 14.76 4.43 maka hipotesis nol di tolak. Jadi ada perbedaan

rata-rata daya renggang diantara kelima perlakuan tersebut. Sehingga

disimpulkan bahwa konsentrasi kekerasan kayu dalam bubur kertas secara

berarti mempengaruhi kekuatan daya renggang kertas.

C. Kontras

Uji hipotesis dalam analisis variansi satu arah menunjukkan bahwa

apakah rata-rata perlakuan sama atau tidak. Tetapi dalam penelitian sering

dilakukan analisis yang lebih jauh, sehingga perbandingan rata-rata perlakuan

antar kelompok sangat berguna. Rata-rata perlakuan ke-i dapat didefinisikan

sebagai i = + i dan i diduga dengan X i .


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

Misal dalam Contoh 2.1, hipotesis nolnya adalah H 0 : i = 0 ditolak

dengan i pengaruh konsentrasi kekerasan kayu. Padahal diketahui beberapa jenis

konsentrasi menghasilkan daya kekuatan renggang yang berbeda, tetapi

konsentrasi mana yang mengakibatkan perbedaan itu.

Dalam Contoh 2.1 misal diduga bahwa konsentrasi jenis 1 dan 5 akan

menghasilkan kekuatan daya renggang sama, berarti hipotesis yang digunakan

H 0 : 1 = 5
H 1 : 1 5

Hipotesis ini dapat diuji dengan menggunakan sebuah kombinasi linear dari total

perlakuan X 1. X 5. = 0

Jika diduga rata-rata perlakuan konsentrasi 1 dan 3 tidak berbeda dari rata-rata

perlakuan konsentrasi 4 dan 5, maka hipotesisnya adalah

H 0 : 1 + 3 = 4 + 5
H 1 : 1 + 3 4 + 5

Yang berarti kombinasi linear total perlakuannya

X 1. + X 3. X 4. X 5. = 0

dengan X1. : total perlakuan konsentrasi 5%

X3. : total perlakuan konsentrasi 15%

X4. : total perlakuan konsentrasi 20%

X5. : total perlakuan konsentrasi 25%

Secara umum perbandingan rata-rata perlakuan yang mempengaruhi dapat

dinyatakan dalam sebuah kombinasi linear total perlakuan sebagai


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

a
Q = qi X i (2.17)
i =1

a
dengan q
i =1
i = 0 , Xi total perlakuan ke-i, a banyaknya perlakuan, qi merupakan

koefisien kontras. Kombinasi linear dalam Persamaan (2.17) disebut kontras.

Maka jumlah kuadrat (JK) untuk setiap kontras adalah

2
a
q i X i
JK Q = i =1 a = Q
2

a
(2.18)
n qi2 n qi2
i =1 i =1

dengan n adalah jumlah pengulangan setiap perlakuan dengan derajat bebas

tunggal. Sebuah kontras diuji dengan membandingkan jumlah kuadrat rata-rata

eror (JKE), maka statistik yang dihasilkan akan berdistribusi F dengan derajat

bebas 1 dan N-a. Dengan N merupakan total pengamatan dan a adalah banyaknya

perlakuan.

D. Rancangan Percobaan

Dalam merancang sebuah percobaan ada beberapa hal yang perlu

diketahui antara lain apa yang dimaksud dengan percobaan, dan hal-hal yang

perlu diperhatikan saat membuat sebuah rancangan percobaan. Pada bagian ini

akan membahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan rancangan percobaan.

1. Tahap- tahap percobaan

Percobaan sering dilakukan oleh berbagai bidang ilmu. Tujuan dilakukan

nya sebuah percobaan adalah untuk menyelidiki hubungan antar perlakuan yang

mempenggaruhi suatu proses. Merancang percobaan terlebih dahulu sangatlah


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

diperlukan, hal ini bertujuan agar data yang diperoleh relevan digunakan dan

didapat informasi sebanyak mungkin. Sehingga percobaan yang dilakukan akan

lebih efektif, efisien.

Dalam sebuah percobaan ada tiga tahap yang perlu dilakukan :

a. Percobaan pendahuluan

Sebelum melakukan percobaan yang sesungguhnya maka diperlukan adanya

percobaan pendahuluan, hal ini bertujuan untuk memperoleh petunjuk dalam

pemilihan perlakuan. Sehingga pada tahap ini dilakukan perbandingan

beberapa perlakuan.

b. Percobaan sebenarnya

Setelah percobaan pendahuluan maka tahap selanjutnya adalah percobaan

sebenarnya. Pengendalian keragaman faktor yang mempengaruhi percobaan

dilakukan secara ketat. Hal ini bertujuan untuk menentukan perlakuan

(treatment). Pada tahap ini sangat memperhatikan prinsip rancangan

percobaan, sehingga hasil yang diperoleh memenuhi persyaratan untuk

dianalisis.

c. Percobaan demontrasi

Tahap terakhir dalam percobaan adalah percobaan demontrasi, yang

bertujuan menujukkan hasil dan keunggulan dari percobaan yang telah

dilakukan serta membandingkan dengan hasil percobaan sebelumnya.

2. Dasar- dasar rancangan percobaan

Dalam merancang sebuah percobaan, perumusan masalah secara rinci

merupakan hal terpenting karena dengan perumusan masalah yang rinci akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

didapat berbagai alternatif penyelesaian dan kesimpulan yang valid dan

objektif.

Dibawah ini merupakan langkah-langkah untuk merancang sebuah

percobaan:

a. Menentukan adanya suatu masalah.

b. Merumuskan masalah secara jelas dan rinci.

Perumusan masalah yang jelas akan memberikan pengertian keadaan

sebenarnya dan penyelesaian dari masalah tesebut dengan lebih baik.

c. Memilih faktor dan taraf

Faktor merupakan jenis perlakuan. Sedangkan yang dimaksud dengan

perlakuan adalah kondisi tertentu yang diberikan dalam sebuah percobaan.

Sehingga dalam merancang percobaan peneliti harus dapat memilih faktor

yang mempengaruhi percobaan tersebut, faktor ini sering disebut dengan

variabel bebas.

Taraf (level) merupakan perlakuan terhadap setiap faktor. Ada dua jenis taraf

yaitu taraf kualitatif dan kuantitatif. Taraf kualitatif adalah taraf yang berupa

data kualitatif (qualitative data) dan taraf kuantitatif adalah taraf yang berupa

data kuantitatif (quantitative data). Data kualitatif secara sederhana disebut

data yang bukan berupa angka. Data ini dibagi menjadi dua yaitu data nominal

dan data ordinal. Data kuantitatif (quantitative data) merupakan data yang

berupa angka dalam arti sebenarnya. Data kuantitatif dapat dibagi menjadi dua

yaitu data interval dan data rasio.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

d. Memilih variabel respon.

Variabel respon dalam suatu percobaan merupakan variabel yang akan

diukur. Variabel ini juga disebut dengan variabel terikat.

e. Memilih rancangan percobaan.

Pemilihan jenis rancangan percobaan yang tepat akan mempengaruhi tingkat

efisiensi percobaan.

f. Analisis data

Dengan analisis statistik yang tepat maka akan diperoleh kesimpulan yang

benar dan objektif.

g. Kesimpulan

Dalam merancang sebuah percobaan ada beberapa prinsip dasar yang

harus dipenuhi yaitu:

a. Randomisasi

Randomisasi bertujuan agar setiap perlakuan dalam percobaan mendapat peluang

yang sama. Fungsi randomisasi adalah:

Asumsi saling bebas antar perlakuan terpenuhi.

Agar estimasi eror dan ratarata perlakuan tidak terjadi bias.

Memperkecil kemungkinan adanya korelasi antar pengamatan dan korelasi

antar eror.

Meningkatkan objektifitas dalam memberikan perlakuan materi

percobaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

b. Replikasi

Jika dalam rancangan percobaan setiap perlakuan diulang sebanyak n kali

maka rancangan itu dikatakan mempunyai n replikasi (perulangan). Fungsi

dari replikasi adalah untuk menentukan besarnya variansi eror, mempertinggi

ketepatan percobaan dan memperluas ruang lingkup percobaan.variansi eror

merupakan perbedaan hasil dari suatu pengamatan dengan perlakuan yang

sama.

Banyaknya replikasi tergantung pada banyak perlakuan, tingkat homogenitas

dan banyaknya materi percoban. Jika jumlah perlakuan dan materi cukup

banyak dan homogen maka tidak memerlukan replikasi yang banyak, hal ini

akan menimbulkan pembengkaan biaya dan percobaan kurang efektif.

c. Pemblokan

Pemblokan berarti mengumpulkan materi percobaan yang relatif homogen

menjadi satu kelompok, sehingga diperoleh beberapa kelompok materi

percobaan dengan variansi dalam kelompok tetap kecil dan variansi antar

kelompok lebih besar.

3. Jenis-jenis rancangan percobaan

Secara umum rancangan percobaan dapat dibagi menjadi dua kelompok

yaitu rancangan percobaan kelompok lengkap dan rancangan kelompok tidak

lengkap. Rancangan kelompok lengkap adalah rancangan percobaan yang seluruh

perlakuannya muncul dalam satu kelompok. Sedangkan rancangan kelompok


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

tidak lengkap adalah rancangan percobaan yang hanya sebagian dari perlakuan

muncul dalam setiap kelompok.

Rancangan percobaan kelompok lengkap dibagi menjadi empat jenis yaitu

rancangan kelompok tanpa pembatasan, rancangan kelompok dengan satu

batasan, rancangan kelompok dengan dua batasan dan rancangan kelompok

dengan batasan tiga atau lebih. Sedangkan contoh kelompok tidak lengkap adalah

rancangan petak terpisah.

Rancangan acak lengkap termasuk rancangan kelompok tanpa batasan.

Rancangan jenis ini digunakan untuk percobaan yang mempunyai materi dan

faktor percobaan yang relatif homogen, bannyaknya percobaan setiap perlakuan

tidak sama.. Misalnya percobaan yang dilakukan didalam laboratorium.

Sedangkan rancangan kelompok dengan satu pembatasan adalah

rancangan acak kelompok (random blok design) yaitu sebuah rancangan

kelompok lengkap yang mempunyai batasan pengacakan. Dalam rancangan ini

materi percobaan dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan homogenitas

materi dan setiap amatan dalam kelompok dapat diulang. Rancangan faktorial

termasuk dalam kelompok ini.

Contoh rancangan percobaan kelompok dengan dua pembatasan adalah rancangan

bujursangkar latin dan crossover design, sedang contoh kelompok dengan tiga

atau lebih pembatasan adalah rancangan bujursangkar latin graeco dan rancangan

bujursangkar hyper graeco


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

BAB III

RANCANGAN PERCOBAAN FAKTORIAL 2k

Dalam percobaan sering melibatkan sejumlah faktor dan setiap faktor

tersebut biasanya terdiri dari beberapa perlakuan (taraf). Kombinasi perlakuan

dari sebuah percobaan ditentukan oleh kombinasi dari setiap kombinasi taraf di

setiap faktornya. Jika dalam sebuah percobaan akan meneliti semua kombinasi

perlakuan yang ada, maka percobaan tersebut dinamakan percobaan faktorial.

Sehingga percobaan faktorial diperoleh dengan menyilangkan semua taraf dari

setiap faktornya. Misal suatu percobaan akan membandingkan lima jenis varietas

tanaman dengan tiga cara bercocok tanam yang berbeda. Maka akan diperoleh

percobaan faktorial 5 x 3, yang memerlukan 15 kombinasi perlakuan yang

berbeda.

Dalam kehidupan sehari-hari banyak percobaan yang melibatkan sejumlah

faktor dimana setiap faktornya terdiri atas dua taraf. Misal sebuah percobaan yang

hanya melibatkan dua macam temperatur ekstrim yaitu tinggi dan rendah, dua

jenis mesin cuci yaitu jenis lama dan jenis baru. Jika suatu percobaan yang

melibatkan k buah faktor yang masing-masing faktor mempunyai dua taraf maka

percobaan itu disebut percobaan faktorial 2k. Banyaknya taraf 2 ditulis sebagai

bilangan pokok dan k yang merupakan banyaknya faktor ditulis sebagai pangkat.

Misal sebuah rancangan percobaan akan melibatkan dua faktor yaitu A dan B,

masing- masing faktor terdiri atas dua taraf, maka termasuk rancangan percobaan

faktorial 22. Sehingga untuk percobaan faktorial 2k akan mempunyai kombinasi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

perlakuan sebanyak 2k. Dalam percoban faktorial 2k diasumsikan bahwa semua

faktor yang terlibat adalah tetap dan pengamatan yang diambil berdistribusi

normal.

A. Rancangan Percobaan Faktorial 22

Bentuk rancangan faktorial 2k yang paling sederhana adalah rancangan

percobaan faktorial 22, karena dalam rancangan tersebut hanya melibatkan 2

faktor dan masing-masing faktor mempunyai dua taraf. Misal dalam suatu

percobaan yang melibatkan 2 buah faktor yaitu A dan B. Faktor A mendapat

perlakuan a1 dan, a2 sedangkan faktor B mendapat perlakuan b1 dan b2, sehingga

terdapat 4 buah kombinasi perlakuan yaitu a1b1, a1b2 ,a2b1 dan a2b2. Dan untuk

setiap kombinasi perlakuan mendapat replikasi sebanyak n kali.

Taraf dalam rancangan percobaan faktorial akan dibedakan menjadi taraf rendah

dan tinggi. Taraf rendah (low level) akan dinotasi dengan (-) dan taraf tinggi (

high level) yang dinotasikan dengan (+). Indeks 1 menyatakan taraf rendah dan

indeks 2 menyatakan taraf tinggi.

Huruf kapital dalam rancangan percobaan faktorial menyatakan efek

utama faktor sedangkan huruf kecil menyatakan kombinasi perlakuan.

Keberadaan suatu huruf menyatakan faktor yang bersangkutan berada pada taraf

yang tinggi dalam amatan tersebut. Sedangkan ketidakberadaan huruf menyatakan

bahwa faktor yang bersangkutan berada pada taraf rendah. Jika semua faktor pada

taraf yang rendah maka dinyatakan dengan notasi (1). Misal kombinasi perlakuan

a menyatakan jumlah pengamatan dengan taraf faktor A lebih tinggi dari taraf
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

faktor B, b menyatakan jumlah pengamatan dengan taraf faktor B lebih tinggi dari

taraf faktor A, ab menyatakan jumlah pengamatan kedua faktor pada taraf yang

tinggi. Secara umum pengamatan percobaan faktorial 22 dengan n replikasi dapat

dinyatakan dalam Tabel 3.1

Tabel 3.1 : Percobaan faktorial 22

Faktor A
a1 a2
B b1 (1) a
b2 b ab

Selain itu dalam rancangan percobaan sering terdapat istilah efek utama

dan efek sederhana. Efek sederhana adalah perbedaan pengamatan pada taraf

tinggi dan taraf rendah dari suatu faktor, sedangkan efek utama adalah rata-rata

dari efek sederhana.

Efek sederhana dari faktor A terhadap b1 adalah (a-(1))/n sedang efek sederahana

faktor A pada b2 adalah (ab-b)/n. Efek sederhana faktor B pada a1 adalah (b-(1))/n

sedangkan pada a2 adalah (ab-a)/n.

Karena efek utama adalah rata-rata dari efek sederhana maka efek utama faktor A

dan efek utama faktor B adalah:

1 ab b a (1) 1
A= + = (ab + a b (1) ) (3.1)
2 n n 2n

1 ab a b (1) 1
B= + = (ab + b a (1) ) (3.2)
2 n n 2n

sedangkan untuk interkasi AB merupakan rata-rata selisih dari efek sederhana

faktor A pada taraf b1 dengan taraf b2 atau selisih dari efek sederhana faktor B

pada taraf a1 dengan taraf a2 sehingga dapat dinyatakan sebagai berikut:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

AB =
1
{(ab b ) (a (1))} = 1 (ab + (1) a b ) (3.3)
2n 2n

Persamaan (3.1), (3.2) dan (3.3) dapat dinyatakan dengan menghitung selisih rata-

rata hasil pengamatan suatu faktor pada kedua taraf. Sehingga untuk efek utama

faktor A dan faktor B adalah

A = X A+ X A

ab + a b + (1) 1
= = (ab + a b (1) ) (3.4)
2n 2n 2n

B = X B+ X B

ab + b a + (1) 1
= = (ab + b a (1) ) (3.5)
2n 2n 2n

dengan X A : Rata-rata pengamatan faktor A pada taraf a1

X A+ : Rata-rata pengamatan faktor A pada taraf a2

X B : Rata-rata pengamatan faktor B pada taraf b1

X B + : Rata-rata pengamatan faktor B pada taraf a2

sedangkan untuk interaksi AB merupakan rata-rata dari selisih (ab dan (1))

dengan (a dan b) sehingga:

ab + (1) b + a 1
AB = = (ab + (1) a b ) (3.6)
2n 2n 2n

Kontras merupakan kombinasi linear dari total perlakuan, sehingga dalam

percobaan faktorial terdapat kontras dengan derajat bebas tunggal untuk rata-rata

setiap faktornya. Sehingga Koefisien kontras selalu benilai +1 atau 1. Sebuah

tabel tanda plus (+) dan minus dapat digunakan untuk menentukan tanda setiap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

kombinasi perlakuan sebuah kontras. Tabel 3.2 menunjukan tanda kontras untuk

percobaan faktorial 22. Pada bagian baris menyatakan kombinasi perlakuan dan

untuk bagian kolom menyatakan efek utama dengan ditambah kolom identitas

yang diberi lambang I. Kolom indentitas selalu berisikan tanda (+), dan untuk

kolom faktor diisi sesuai dengan apakah faktor tersebut berada pada taraf tinggi

atau rendah dalam kombinasi perlakuan yang bersesuaian, misal pada kombinasi

(1) faktor A berada pada taraf yang rendah maka pada kolom A diisi tanda (-),

pada kombinasi a faktor A berada pada taraf tinggi maka pada kolom A berisi

tanda (+) dan seterusnya. Sedangkan interaksi antar perlakuan merupakan hasil

perkalian tanda dari faktor penyusunnya.

Tabel 3.2: Tanda kontras pada percobaan faktorial 22

kombinasi efek
perlakuan I A B AB
(1) + - - +
a + + - -
b + - + -
ab + + + +

Sebuah kontras dapat dibentuk dengan menggunakan tabel kontras yaitu

dengan cara mengalikan tanda dalam kolom I dengan kombinasi perlakuan yang

ada dalam baris kemudian jumlahkan. Dengan menggunakan persamaan (2.1) dan

koefisien kontras dalam Tabel 3.2 maka kontras untuk faktor A (QA), kontras

untuk faktor B (QB), dan kontras untuk interaksi faktor A dan B(QAB) dapat

dinyatakan:

Q A = ( 1)(1) + (1)a + ( 1)b + (1)ab = ab + a b (1) (3.7)

QB = ( 1)(1) + ( 1)a + (1)b + (1)ab = ab + b a (1) (3.8)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

Q AB = (1)(1) + ( 1)a + ( 1)b + (1)ab = ab + 1 a b (3.9)

Dari persamaan (3.7), (3.8) dan (3.9), kontras A merupakan jumlah kombinasi

perlakuan faktor A pada taraf tinggi dikurangi taraf rendah, kontras B merupakan

jumlah kombinasi perlakuan faktor B pada taraf tinggi dikurangi taraf rendah

sedangkan kontras AB merupakan selisih dari diagonal dalam Tabel 3.1.

Sehingga kontras merupakan total jumlah pengamatan setiap kombinasi

perlakuan.

Sedangkan untuk jumlah kuadrat (JK) A, B dan AB, dapat mengunakan

persamaan (2.2). Persamaan tersebut memperlihatkan hubungan antara sebuah

kontras dengan jumlah kuadrat koefisiennya. Sehingga jumlah kuadrat A, B dan

AB adalah

JK A =
(Q A ) 2
=
(ab + a b (1)) 2
(
n ( 1) + 12 + ( 1) + 12
2 2
) 4n
(3.10)

JK B =
(QB ) 2
=
(ab + b a (1)) 2
(
n ( 1) + ( 1) + 12 + 12
2 2
) 4n
(3.11)

JK AB =
(Q AB ) 2
=
(ab + (1) a b )2
(
n 12 ( 1) + ( 1) + 12
2 2
) 4n
(3.12)

Rancangan percobaan faktorial 22 mempunyai Model persamaan linear

sebagai berikut:

X ijk = + i + j + ( ) ij + (ij )k

dengan:

: Rata-rata total pengamatan

i : Pengaruh perlakuan faktor A taraf ke-i, i=1,2


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

j : Pengaruh perlakuan faktor B taraf ke-j, j=1,2

()ij : Pengaruh perlakuan kombinasi faktorA dan B pada taraf ke-i dan

ke-j

(ij)k : error dengan i=1,2; j=1,2 dan k=1,2,3,,n

Sehingga jumlah kuadrat total (JKT) adalah

2 2 n
X 2
JK T = X ijk2 (3.13)
i =1 j =1 k =1 4n

Secara simbolis jumlah kuadrat total (JKT) dalam persamaan (3.9) dapat ditulis

JKT= JKA+JKB+JKAB+JKE B (3.14)

JKE=JKT-JKA-JKB-JKAB B (3.15)

Faktor A,B dan kombinasi AB mempunyai derajat bebas sebanyak 1

sedangkan untuk error mempunyai derajat bebas sebanyak 4(n-1) dan untuk total

pengamatan mempunyai derajat bebas 4n-1. Maka rata-rata kuadrat (RJK) dari

masing-masing efek kombinasi perlakuan adalah jumlah kuadrat pada masing-

masing efek perlakuan dibagi dengan derajat bebasnya.

JK A
RJK A = = JK A (3.16)
1

JK B
RJK B = = JK B (3.17)
1

JK AB
RJK AB = = JK AB (3.18)
1

JK E
RJK E = (3.19)
4(n 1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

Setelah mencari nilai RJK untuk setiap faktor dan kombinasinya maka dapat

ditentukan uji statistik untuk faktor A dan B serta kombinasi AB yaitu:


RJK A
FA = (3.20)
RJK E

RJK B
FB = (3.21)
RJK E

RJK AB
FAB = (3.22)
RJK E

Contoh 3.1

Suatu percobaan kimia akan meneliti pengaruh konsentrasi reaktan dan jenis

katalis terhadap perubahan hasil suatu proses kimia, sehingga akan diperoleh hasil

maksimum. Konsentrasi reaktan yang diteliti terdiri dari 2 perlakuan yaitu pada

konsentrasi 15% dan 25% sedang untuk jenis katalis ada 2 macam yaitu jenis 1

dan 2. Untuk setiap kombinasi perlakuan akan mendapat replikasi sebanyak tiga

kali. Hasil perubahan proses kimia tersebut tampak seperti dalam Tabel 3.3

Tabel 3.3 : Data untuk Contoh 3.1

Faktor Konsentrasi reaktan


15% 25%
Jenis 1 28 25 27 36 32 32
Katalis 2 18 19 23 31 30 29

Dari percobaan kimia tersebut apakah akan terjadi perbedaan rata-rata dari setiap

kombinasi perlakuan, sehingga dapat ditentukan kombinasi perlakuan mana yang

mempunyai pengaruh terhadap percobaan kimia tersebut.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

Jawab:

Percobaan dalam contoh 3.1 termasuk dalam percobaan faktorial 22, karena setiap

faktornya mempunyai dua buah taraf. Misalkan faktor A adalah jenis reaktan

dengan taraf a1 adalah 15% dan a2 adalah 25% sedang faktor B adalah jenis

katalis dengan jenis 1 sebagai taraf b1 dan jenis 2 sebagai taraf b2. Tabel 3.3

dapat diringkas seperti Tabel 3.4

Tabel 3.4 : Ringkasan dari data Tabel 3.3

Faktor A
a1 a2
B b1 80 100
b2 60 90

Dengan mengunakan persamaan (3.1), (3.2), (3.3) maka nilai estimasi untuk efek

utama A, B dan kombinasi AB adalah

A=
1
(ab + a b (1)) = (90 + 100 60 80) = 50 = 8,33
2n 23 6
B=
1
(ab + b a (1)) = (90 + 60 100 80) 30
= = 5,00
2n 23 6
AB =
1
(ab + (1) a b ) = (90 + 80 100 60) = 10 = 1,67
2n 23 6

Sebelum mencari Jumlah kuadrat (JK) terlebih dahulu menentukan Kontras dari

seriap perlakuan dengan mengunakan persamaan (3.7) , (3.8) dan (3.9)

kontras A = 90 + 100 60 80 = 50
kontras B = 90 + 60 100 80 = 30
kontras AB = 90 + 80 100 60 = 10

setelah kontras ditentukan maka dilanjutkan dengan menentukan Jumlah Kuadrat

dengan mengunakan persamaan (3.10), (3.11) dan (3.12).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

(kontras A ) 2 (50) 2 2500


JK A = = = = 208,333
4n 3(4 ) 12
(kontras B ) 2 (30) 2 900
JK B = = = = 75,00
4n 3(4) 12
(kontras AB ) 2 (10) 2 (100 )
JK AB = = = = 8,33
4n 3(4 ) 12

Dengan mengunakan persamaan (3.13) maka akan diperoleh JKT

2 2 n
X 2
JK T = X 2
ijk
i =1 j =1 k =1 4n

= 28 2 + 25 2 + 27 2 + + 29 2
(28 + 25 + 27 + + 29 )
2
= 9398
108900
43 12
= 9398 9097 = 323
dan dengan persamaan (3.15) maka akan diperoleh

JK E = JK T JK A JK B JK AB
JK E = 323 208,33 75 8,33 = 31,34

Dari semua proses perhitungan diatas, maka dapat dibentuk tabel Analisis

Variansi. Seperti tampak dalam Tabel 3.5

Tabel 3.5 : Analisis variansi untuk contoh 3.1

Sumber Jumlah Derajat Rata-rata MS efek


variansi Kuadrat(JK) bebas jumlah F0 =
MS error
kuadrat(RJK)
A 208.33 1 208,33 53,15
B 75.00 1 75,00 19,13
AB 8.33 1 8,33 2,13
Error 31.34 8 3,92
Total 323.00 11

Dari Tabel (3.5) maka faktor A dan B berpengaruh secara signifikan terhadap

perubahan hasil reaksi kimia. Karena nilai F0 lebih besar dari Ftabel(=5.32). Dan

nilai estimasi untuk A = 8.33 dan B = -5.00 sedangkan kombinasi jenis reaktan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

dan katalis (AB) tidak berpengaruh terhadap perubahan hasil percobaan. Dari

analisis variansi diatas maka dapat ditentukan model matematika untuk percobaan

tersebut

8.33 5
Y = 27.5 + X1 X 2
2 2
Y = 27.5 + 4.165 X 2.5 X
1 2

Dengan 27.5 adalah rata-rata pengamatan, X1 adalah jenis reaktan dan X2 adalah

jenis katalis. Nilai X1 dan X2 adalah 1 atau 1 sesuai taraf dalam kombinasi

perlakuan.

Dengan mengunakan model tersebut maka akan didapat nilai dugaan untuk setiap

kombinasi perlakuan. Adapun nilai dugaan setiap perlakuan sebagai berikut:

Y = 27.5 + 4.165 X 1 2.5 X 2


Y(1) = 27.5 + 4.165( 1) 2.5( 1) = 25.835
Ya = 27.5 + 4.165(1) 2.5( 1) = 34.165
Yb = 27.5 + 4.165( 1) 2.5(1) = 20.835
Y = 27.5 + 4.165(1) 2.5 X (1) = 29.165
ab

nilai error (e) untuk kombinasi perlakuan (1) disetiap replikasinya adalah sebagai

berikut:

e1 = 28 25.835 = 2.165
e2 = 25 25.835 = 0.835
e3 = 27 25.835 = 1.165

nilai error (e) untuk kombinasi perlakuan a disetiap replikasinya adalah

sebagai berikut:

e4 = 36 34.165 = 1.835
e5 = 32. 34.165 = 2.165
e6 = 32 34.165 = 2.165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

nilai error (e) untuk kombinasi perlakuan b disetiap replikasinya adalah sebagai

berikut:

e7 = 18 20.835 = 2.835
e8 = 19 20.835 = 1.835
e9 = 23 20.835 = 2.165

nilai error (e) untuk kombinasi perlakuan ab disetiap replikasinya adalah sebagai

berikut:

e10 = 31 29.165 = 1.835


e11 = 30 29.165 = 0.835
e12 = 29 29.165 = 0.165

Dari nilai error yang didapat maka kombinasi perlakuan a yaitu kombinasi

perlakuan dengan faktor jenis reaktan pada taraf tinggi dan jenis reaktan pada

taraf rendah menghasilkan nilai error yang kecil sehingga kombinasi tersebut

dapat menghasilkan hasil reaksi yang maksimum.

Hasil perhitungan percobaan diatas dapat dilakukan dengan mengunakan program

Minitab 14 (Lampiran 4)

B. Rancangan Percobaan Faktorial 23

Rancangan percobaan faktorial 23 merupakan sebuah rancangan percobaan

dengan tiga buah faktor misalnya A, B, C dan setiap faktor mempunyai dua taraf

perlakuan. Sehingga untuk percobaan faktorial 23 terdapat 8 kombinasi perlakuan

dengan masing-masing kombinasi perlakuan mendapat n replikasi. Adapun

kedelapan kombinasi perlakuan tersebut adalah (1), a ,b, c, ab, ac, bc, dan abc.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

Secara umum untuk jumlah pengamatan dalam percobaan 23 dapat dinyatakan

seperti dalam Tabel 3.6

Tabel 3.6 : Percobaan faktorial 23

B
A b1 b2
c1 c2 c1 c2
a1 (1) c b bc
a2 a ac ab abc

Efek sederhana adalah perbedaan pengamatan pada taraf tinggi dan taraf

rendah suatu faktor maka efek sederhana untuk faktor A pada b1 dan c1 adalah (a-

(1))/n, efek sederhana untuk faktor A pada b2 dan c1 adalah (ab-b)/n, untuk faktor

A pada b1 dan c2 adalah (ac-c)/n dan untuk faktor A pada b2 dan c2 adalah (abc-

bc)/n.

Efek sederhana untuk faktor B pada a1 dan c1 adalah (b-(1))/n, untuk faktor

B pada a2 dan c1 adalah (ab-a)/n, efek sederhana faktor B pada a1 dan c2 adalah

(bc-c)/n serta efek sederhana faktor B pada a2 dan c2 adalah (abc-ac)/n .

Sedangkan efek untuk sederhana faktor C pada a1 dan b1 adalah (c-(1))/n

dan faktor C pada a2 dan b1 adalah (ac-a)/n. Efek sederhana untuk faktor C pada

a1 dan b2 adalah (cb-b)/n sedangkan pada a2 dan b2 adalah (abc-ab)/n.

Efek utama setiap faktor merupakan rata-rata dari setiap efek

sederhananya. Maka efek utama untuk faktor A, B dan C adalah sebagai berikut:

1
A= ( a (1) + ab b + ac c + abc bc) (3.23)
4n

1
B= (b (1) + ab a + bc c + abc ac ) (3.24)
4n
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

1
C= (c (1) + ac a + ab b + abc bc ) (3.25)
4n

Sedangkan untuk interaksi 2 faktor merupakan setengah dari selisih rata-

rata faktor pada kedua taraf. Sehingga kombinasi AB merupakan setengah dari

selisih rata-rata faktor A pada b1 dan b2, untuk kombinasi AC merupakan setengah

dari selisih rata-rata faktor A pada taraf c1 dan c2 sedangkan untuk kombinasi BC

adalah setengah dari selisih rata-rata faktor C pada taraf b1 dan b2. Adapun selisih

rata-rata faktor A, dan C dinyatakan dalam Tabel 3.7

Tabel 3.7 : Selisih rata-rata faktor A dan C dalam rancangan percobaan faktorial
23

B Rata-rata efek A Rata-rata efek C C Rata-rata efek A


b1 {(abc-bc)+(ab- {(abc-ab)+(bc- c1 {(abc-bc)+(ac-
b)}/2n b)}/2n c)}/2n
b2 {(ac-c)+(a-(1))}/2n {(ac-a)+(c-(1))}/2n c2 {(ab-b)+(a-(1))}/2n

Selisih {abc-bc+ab-b- {abc-ab+bc-b- {abc-bc+ac-c-


ac+c-a+(1)}/2n ac+a-c+(1)}/2n ab+b-a+(1)}/2n

Karena kombinasi AB, AC dan BC adalah setengah dari selisih rata-rata faktor A

dan C maka:

{(1) + abc + ab + c a b bc ac}


AB = (3.26)
4n

{(1) + abc + ac + b a c bc ab}


AC = (3.27)
4n

{(1) + abc + bc + a b c ab ac}


BC = (3.28)
4n

Dan untuk kombinasi ABC merupakan rata-rata dari efek sederhana faktor A pada

b1c1 ditambah dengan pada taraf b2c2 dikurangi dengan efek sederhana faktor A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

pada taraf b2c1 dan c2b1 atau merupakan rata-rata dari efek sederhana faktor B

pada a1c1 ditambah dengan pada taraf a2c2 dikurangi dengan efek sederhana faktor

B pada taraf a2c1 dan c2a1 atau rata-rata dari efek sederhana faktor C pada b1a1

ditambah dengan pada taraf b2a2 dikurangi dengan efek sederhana faktor C pada

taraf b2a1 dan a2b1. Sehingga dapat dinyatakan sebagai berikut:

{( abc bc) + (a (1) (ac c) (ab b))} abc + a + b + c ab ac bc (1)


ABC = = (3.29)
4n 4n

Tabel 3.8 : Tanda kontras percobaan faktorial 23

Kombinasi Efek
perlakuan I A B C AB AC BC ABC
1 + - - - + + + -
a + + - - - - + +
b + - + - - + - +
ab + + + - + - - -
c + - - + + - - +
ac + + - + - + - -
bc + - + + - - + -
abc + + + + + + + +

Jumlah kuadrat dari kombinasi perlakuan dapat di hitung dengan

mengkuadratkan kontras dan dibagi dengan jumlah kombinasi perlakuan dan

jumlah perulangan. Berdasarkan persamaan (2.1) dan dengan mengunakan Tabel

(3.8) maka kontras dari setiap kombinasi perlakuan sebagai berikut:

KontrasA=(a+ab+ac+abc-(1)-b-c-bc) (3.29)

KontrasB=(b+ab+bc+abc-(1)-a-c-ac)
B (3.30)

KontrasC=(c+ac+bc+abc-(1)-a-b-ab) (3.31)

KontrasAB=(abc-ac-bc+c+ab-a-b+(1)) (3.32)

KontrasAC=(abc-ab-bc+b+ac-a-c+(1)) (3.33)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

KontrasBC=(abc-ab-ac+a+bc-b-c+(1)) (3.34)

KontrasABC=(abc-ac-bc+c-ab+a+b-(1)) (3.35)

Dengan menggunakan persamaan (2.2) maka jumlah kuadrat untuk setiap

kombinasi perlakuan dalam percobaan faktorial 23 sebagai berikut:

(kontras A ) 2
JK A = (3.37)
8n

(kontras B ) 2
JK B = (3.38)
8n

(kontrasC ) 2
JK C = (3.39)
8n

(kontras AB ) 2
JK AB = (3.40)
8n

(kontras AC ) 2
JK AC = (3.41)
8n

(kontras BC ) 2
JK BC = (3.42)
8n

(kontras ABC ) 2
JK ABC = (3.43)
8n

Setiap pengamatan dalam rancangan percobaan faktorial 23 dapat dinyatakan

dengan model matematika sebagai berikut:

X ijkl = + i + j + k + ( ) ij + ( ) ik + ( ) jk + ( ) ijk + (ijk )l

dengan:

: Rata-rata total pengamatan

i : Pengaruh faktor A taraf ke-i,i=1,2

j : Pengaruh faktor B taraf ke-j,j=1,2


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

k : Pengaruh faktor C taraf ke-k, k=1,2

()ij : Pengaruh kombinasi faktor A taraf ke-i dan B taraf ke-j

()ik : Pengaruh kombinasi faktor A taraf ke-i dan C taraf ke-k

()jk : Pengaruh kombinasi faktor B taraf ke-j dan C taraf ke-k

()ijk : Pengaruh kombinasi faktor A taraf ke-i, faktor B taraf ke-j dan C

taraf ke-k

(ijk)l : error pada taraf ke-i,ke-j,ke-k dan ke-l, l=1,2,3,n

Sehingga jumlah kuadrat total (JKT)dari percobaan faktorial 23 sebagai berikut:

2 2 2 n
X 2
JK T = X ijkl
2
(3.44)
i =1 j =1 k =1 l = n 8n

Secara simbolik persamaan (3.44) dapat dinyatakan

JKT= JKA+JKB+JKC+JKAB+JKAC+JKAB+JKABC+JKE
B (3.45)

JKE= JKT -JKA-JKB-JKC-JKAB-JKAC-JKAB-JKABC


B (3.46)

Faktor A, B, C dan kombinasi AB, AC, BC dan ABC mempunyai 1 derajat bebas.

Sedangkan error mempunyai derajat bebas sebanyak 8(n-1) dan untuk total

pengamatan mempunyai 8n-1 derajat bebas.

Sedangkan untuk rata-rata kuadrat (RJK) dari masing-masing kombinasi

perlakuan dapat ditentukan dengan :

JK A
RJK A = = JK A (3.47)
1

JK B
RJK B = = JK B (3.48)
1

JK C
RJK C = = JK C (3.49)
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

JK AB
RJK AB = = JK AB (3.50)
1

JK BC
RJK BC = = JK BC (3.51)
1

JK AC
MS AC = = JK AC (3.52)
1

JK ABC
RJK ABC = = JK ABC (3.53)
1

JK T
RJK T = (3.54)
8(n 1)

Sedangkan uji statistik untuk faktor A, B dan C, kombinasi AB, AC, BC dan

ABC adalah sebagai berikut :


RJK A
FA = (3.55)
RJK E

RJK B
FB = (3.56)
RJK E

RJKc
Fc = (3.57)
RJK E
RJK AB
FAB = (3.58)
RJK E

RJK BC
FBC = (3.59)
RJK E

RJK AC
FAC = (3.60)
RJK E

RJK ABC
FABC = (3.61)
RJK E
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

C. Rancangan Percobaan Faktorial 2k

Percobaan faktorial 2k merupakan suatu percobaan yang melibatkan k

faktor dan masing-masing faktor mempunyai 2 taraf. Sehingga terdapat 2k

kombinasi perlakuan yang harus diuji.

Untuk rancangan faktorial 2k tabel tanda kontras dapat disusun dengan

cara menulis tanda (+) dan (-) secara bergantian untuk faktor A dan untuk faktor B

tanda (+) dan (-) ditulis secara berpasangan + + - -, begitu seterusnya secara

bergantian. Sehingga untuk faktor utama K akan berisikan 2k-1 tanda (+) dan 2k-1

tanda (-). Sedangkan untuk kombinasi antar faktor tanda (+) dan (-) merupakan

hasil kali tanda (+) atau (-) dari faktor penyusunnya. Tanda (+) untuk taraf tinggi

dan tanda (-) untuk kombinasi perlakuan yang bertaraf rendah.

Dalam rancangan percobaan faktorial 2k mempunyai 2k kolom efek utama

dan 2k baris kombinasi perlakuan. Dari Tabel 3.8 dapat ditentukan beberapa sifat

dari tabel tanda kontras:

1. Setiap kolom mempunyai jumlah tanda (+) dan (-) yang sama kecuali untuk

kolom indentitas.

2. Jumlah perkalian tanda dalam dua kolom sembarang adalah 0. Keadaan ini

disebut sebagai ortogonal.

3. Perkalian sembarang kolom dengan kolom identitas menghasilkan kolom yang

sama.

4. Perkalian dua kolom kombinasi antar faktor akan menghasilkan 1 kolom

dalam tabel yang sama. Contoh: AB x ABC =A2B2C = I x I x C = C

Dari persamaan (3.17) (3.19) dan persamaan (3.30) (3.36) maka secara

umum kontras untuk k faktor dapat dinyatakan dengan :


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

kontras ABC K = (a 1)(b 1)(c 1) (k 1) (3.62)

tanda negatif (-) jika faktor yang bersangkutan akan dihitung dalam kontras

tersebut dan tanda positif (+) jika faktor yang bersangkutan tidak dihitung dalam

kontras tersebut. Misal kontras untuk faktor A (QA) dari percobaan faktorial 23

adalah

QA = (a 1) (b + 1) (c + 1) = (ab + a b 1) (c + 1) = abc + ac bc c + ab + a b (1)

Hal ini sesuai dengan hasil dalam persamaan (3.17).

Dari persamaan (3.20) (3.22) dan persamaan (3.37) (3.45) maka jumlah

kuadrat untuk rancangan percobaan faktorial 2k adalah

1
JK A, B ,..., K = (kontras A, B ,..., K ) 2 (3.63)
n2k

Untuk menentukan bahwa suatu efek signifikan, maka digunakan analisis

variansi. Dalam Montgomeri (1991) telah merangkum analisis variansi untuk 2k.

Tampak seperti pada Tabel 3.9

Tabel 3.9 : Analisis variansi untuk rancangan percobaan faktorial 2k

Sumber variansi Jumlah Derajat


Kuadrat Bebas
K efek utama
A JKA 1
B JKB 1
C JKC 1

K JKK 1

K
Interaksi 2 faktor
2
AB JKAB 1
AC JKAC 1

.JK JKJK 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

Sumber variansi Jumlah Derajat


Kuadrat Bebas
K
Interaksi 3 faktor
3 JKABC 1
ABC JKABD 1
ABD .
JKijk 1
IJK

K
=1 Interaksi K faktor
K JKABK 1
ABCK JKE 2k(n-1)
Error JKT n2k 1
Total

Selain dengan menggunakan analisis variansi, signifikan suatu efek dapat

ditentukan dengan membandingkan Standar Error Efek (SE(efek)) dengan

besarnya efek faktor atau interaksi antar faktor melalui dua limit dari standar error

dan estimasi efek yaitu:

A, B, C , , K / AB, AC , , ABC K = Estimasi efek t / 2 S E (efek ) .

Error merupakan selisih dari nilai sebenarnya dengan nilai ramalannya. Interval

diatas mendekati interval kepercayaan . Faktor atau interaksi yang signifikan


2

dapat dilihat dari interval tersebut dengan melihat interval yang tidak mengandung

nol.

Standar error dari estimasi suatu efek (Se(Efek)) dapat dihitung dengan:

S e ( Efek ) = Var (efek ) (3.64)

Sedangkan variansi efek (Var efek)dapat dihitung melalui beberapa cara:

1. Jika rancangan percobaan faktorial 2k dengan replikasi n pada setiap amatan,

maka estimasi dari variansi efek:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

kontras
Var(efek) = Var k 1
n2

1
= Var (kontras) (3.65)
(n2 k 1 ) 2

Diketahui variansi dari amatan ke-i adalah

Si2 =
1 n
(X ij X )2 dengan i=1,2,3,,2k
n 1 j =1

dan estimasi variansi dari 2k amatan adalah

(X ij X )2
k
2 n
1
S = k
2

2 (n 1) i =1 j =1

karena kontras merupakan kombinasi linear dari total pengamatan dari

percobaan 2k yang terdiri dari n replikasi sehingga variansi dari setiap

pengamatan adalah 2 maka Var(kontras)=n2k2. 2 dapat diestimasi dengan

S2 ( 2 = S 2 ) dalam tabel analisis variansi dinyatakan dengan nilai RJKE.

Sehingga akan diperoleh:

1
Var (efek ) = 2 k 2
2
n2 k 2
n (2 )

1 4 4
= k 2
2 = k 2 = 2 dengan N=n2k (3.66)
n2 n2 N

2. Jika rancangan percobaan 2k dengan 1 ulangan.

kontras 1
Var(efek) = Var k 1 = k 1 2 Var (kontras)
2 (2 )

1
Var (efek ) = 2k 2
(2 2 k 2 )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

1 4 2 4 2
= k 2
2 = = dengan N=2k (3.67)
2 2k N

Dengan melakukan rancangan percobaan faktorial 2k maka semua

pengamatan dapat digunakan untuk menilai semua kombinasi perlakuan, sehingga

penggunaan sumber daya menjadi lebih efisien. Rancangan percobaan faktorial 2k

juga mempunyai kelemahan antara lain jumlah kombinasi perlakuan semakin

banyak sebanding dengan jumlah faktor yang terlibat. Banyaknya perlakuan

mengakibatkan berkurangnya efisiensi percobaan hal ini karena banyaknya

replikasi. Memerlukan materi, waktu dan biaya yang cukup banyak.

D. Algoritma Yates

Algoritma Yates merupakan salah satu teknik untuk mengestimasi efek

dan jumlah kuadrat dalam rancangan faktorial 2k, yang diperkenalkan oleh

Yates(1937).

Kombinasi perlakuan ditulis ke bawah dalam urutan standar, dalam suatu

tabel terdiri dari beberapa kolom dan kolom X (berisikan jumlah total

pengamatan) pada kombinasi perlakuan yang bersesuaian. Setengah pertama dari

kolom (1) diperoleh dengan menjumlahkan pasangan angka yang berdekatan pada

kolom X, setengah kedua kolom (1) diperoleh dengan mengurangkan bilangan

yang dibawah dengan yang diatasnya pada setiap pasang bilangan dari kolom X.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

Kolom kedua diperoleh dari kolom (1) dengan cara yang sama, begitu seterusnya

sampai kolom (k).

Secara umum k kolom akan dibentuk melalui tanda positif (+) dan

negatif() pasangan yang bersesuaian. Hasil pada kolom (k) merupakan kontras

dari efek perlakuan. Untuk memperoleh estimasi efek , bilangan dalam kolom (k)

harus dibagi dengan n2k-1, kecuali untuk bilangan pertama dibagi dengan n2k,

karena estimasi pertama merupakan rata-rata keseluruhan dari semua pengamatan.

Sedangkan untuk Jumlah Kuadrat efek diperoleh dengan mengkuadratkan elemen-

elemen dalam kolom (k) dan dibagi dengan n2k kecuali untuk elemen pertama

tidak berlaku.

Perhitungan dengan mengunakan Algoritma Yates dapat diperiksa

ketelitiannya dengan cara menghitung total jumlah kuadrat dalam setiap kolom

pertama dengan total jumlah kuadrat kolom X, selanjutnya total jumlah kuadrat

dalam kolom pertama (1) adalah dua kali total jumlah kuadrat kolom X, dan

jumlah kuadrat kolom kedua (2) adalah 22 kali total jumlah kuadrat kolom X. Jadi

total jumlah kuadrat dalam kolom (m) adalah 2 m X 2 dengan X 2


adalah

jumlah kuadrat elemen dalam kolom pengamatan , dan X adalah nilai pengamatan.

Selain itu untuk mengecek perhitungan Algoritma Yates dapat dengan

cara menghitung jumlah elemen dalam tiap kolom. Jika perhitungan telah

dilakukan dengan benar maka jumlah elemen-elemen dalam kolom ( i+1 ) adalah

dua kali jumlah setiap elemen kedua dalam kolom ke-i, atau dua kali jumlah

setiap bilangan kedua dari pasangan bilangan dalam kolom ke-i.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

Nilai estimasi X dan error X X untuk rancangan 2k dapat diperoleh dari

kebalikan algoritma Yates:

a. Elemen dalam kolom (k) pada algoritma Yates ditulis kembali dalam tabel

baru dengan disusun dibalik dan memberi nilai nol untuk efek yang tidak

signifikan atau yang dapat diabaikan.

b. Elemen dalam kolom ( k ) tersebut menjadi elemen X pada tabel baru atau

kolom ( X ) yang telah dimodifikasi.

c. Prosedur algoritma Yates dilakukan terhadap kolom X sehingga diperoleh

kolom ( k ) yang baru.

d. Nilai estimasi X diperoleh dengan membagi kolom ( k ) dengan n2k dan untuk

nilai residual adalah X X .

Contoh 3.2

Seorang insinyur mekanik akan meneliti pengaruh tingkat kecepatan, dalamnya

pemotongan dan sudut potong terhadap permukaan hasil pemotongan suatu

logam. Pemotongan logam itu dilakukan pada tingkat kecepatan 20 inci/ menit

dan 30 inci/menit dengan dalamnya pemotongan 0.025 inci dan 0.04 inci.

Sedangkan besarnya sudut pemotongan 15o dan 25o. Setiap pengamatan mendapat

perulangan sebanyak 2 kali. Data hasil pengamatan percobaan tersebut dinyatakan

dalam Tabel 3.10. Sehingga dari percobaan itu dapat ditentukan kombinasi

perlakuan mana yang akan menghasilkan permukaan yang halus dan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

Tabel 3.10 : Hasil pengamatan untuk contoh 3.2

Tingkat Dalamnya pemotongan(B)


kecepatan(A) 0.025 inci 0.040 inci
Sudut potong(C) Sudut potong(C)
150 250 150 250
20 inci/menit 9 11 9 10
7 10 11 8

30inci /menit 10 10 12 16
12 13 15 14

Jawab:

Dari Tabel 3.10 maka nilai

(1)=9+10=16 c=11+10=21

a=10+12=22 ac=10+13=23

b=9+11=20 bc=10+8=18

ab=12+15=27 abc=16+14=30

Dengan menggunakan algoritma Yates akan dihitung jumlah kuadrat setiap

kombinasi perlakuan, seperti dalam Tabel 3.11.Untuk kolom pertama baris 1

diperoleh dengan menjumlahkan baris 1 dan 2 kolom respon, hal ini diulang

sampai untuk baris keempat, sedangkan untuk baris kelima dengan mengurangkan

baris ke-2 dan ke-1 kolom respon. Langkah kolom ke-1 diulang sampai kolom ke-

k.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

Tabel 3.11 : Algoritma Yates untuk contoh 3.2

Kombinasi X (1) (2) (3) efek Estimasi Jumlah


perlakuan efek kuadrat
(3):n2k-1 (3)2:n2k
(1) 16 38 85 177 I 22.125 -
a 22 47 92 27 A 3.375 45.5625
b 20 44 13 13 B 1.625 10.5625
ab 27 48 14 11 AB 1.375 7.5625
c 21 6 9 7 C 0.875 3.0625
ac 23 7 4 1 AC 0.125 0.0625
bc 18 2 1 -5 BC -0.625 1.5625
abc 30 12 10 9 ABC 1.125 5.0625
Jumlah 4063 8126 16252 32504
Kuadrat

Sedangkan dengan menggunakan persamaan 3.18 maka jumlah kuadrat setiap

kombinasi perlakuannya sebagai berikut:

Kontras A = (a + ab + ac + abc-(1)-b-c-bc) = 22 + 27 + 23 + 30 - 16 - 20 - 21 - 18 = 27
Kontras B = (b + ab + bc + abc-(1)-a-c-ac) = 20 + 27 + 18 + 30 - 16 - 22 - 21 - 23 = 13
KontrasC = (c + ac + bc + abc-(1)-a-b-ab) = 21 + 23 + 18 + 30 - 16 - 22 - 20 - 27 = 7
Kontras AB = (abc-ac-bc + c + ab-a-b + (1)) = 30 - 23 - 18 + 21 + 27 - 22 - 20 + 16 = 11

Kontras AC = (abc-ab-bc + b + ac-a-c + (1)) = 30 - 27 - 18 + 20 + 23 - 22 - 21 + 16 = 1


Kontras BC = (abc-ab-ac + a + bc-b-c + (1)) = 30 - 27 - 23 + 22 + 18 - 20 - 21 + 16 = -5
Kontras ABC = (abc-ac-bc + c-ab + a + b-(1)) = 30 - 23 - 18 + 21 - 27 + 22 + 20 - 16 = 9

Kontras A2 27 2
JK A = = = 45.5625
8n 2 8
Kontras B2 13 2
JK B = = = 10.5625
8n 28
Kontras C2 72
JK C = = = 3.0625
8n 28
2
Kontras AB 112
JK AB = = = 7.5625
8n 2 8

JK BC =
2
Kontras BC
=
( 5)2 = 1.5625
8n 28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

2
Kontras AC 12
JK AC = = = 0.0625
8n 28
2
Kontras ABC 92
JK ABC = = = 9.0625
8n 2 8

Tabel 3.12 : analisis variansi untuk contoh 3.2

Sumber variansi Jumlah Derajat Rata- F0


kuadrat bebas rata
kuadrat
Tingkat kecepatan(A) 45.5625 1 45.5625 18.752
Dalamnya pemotongan(B) 10.5625 1 10.5625 4.3473
Sudut potong(C) 3.0625 1 3.0625 1.2604
AB 7.5625 1 7.5625 3.1125
AC 0.0625 1 0.0625 0.0257
BC 1.5625 1 1.5625 0.643
ABC 5.0625 1 5.0625 2.0836
Error 19.4375 8 2.429687
5
Total 92.9375 15

Dengan F tabel(F0.5;8,1)= 5.32 maka tingkat kecepatan (A) berpengaruh secara

3.375
signifikan. Sehingga model matematika yang didapat Y = 11.0625 + X1
2

dengan nilai 11.0625 merupakan rata-rata pengamatan dan X1 adalah tingkat

kecepatan dan nilai X1 adalah 1 atau -1


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

Y = 11.0625 + 1.6875 X 1
Y(1) = 11.0625 + 1.6875( 1) = 9.375
Ya = 11.0625 + 1.6875(1) = 12.75
Yb = 11.0625 + 1.6875( 1) = 9.375
Y = 11.0625 + 1.6875(1) = 12.75
ab

Yc = 11.0625 + 1.6875( 1) = 9.375


Yac = 11.0625 + 1.6875(1) = 12.75
Y = 11.0625 + 1.6875( 1) = 9.375
bc

Yabc = 11.0625 + 1.6875(1) = 12.75

nilai error (e) untuk kombinasi perlakuan (1) disetiap replikasinya adalah sebagai

berikut:

e1 = 9 9.375 = 0.375
e2 = 7 9.375 = 2.375

nilai error (e) untuk kombinasi perlakuan a disetiap replikasinya adalah sebagai

berikut

e3 = 10 12.75 = 2.75
e4 = 12 12.75 = 0.75

nilai error (e) untuk kombinasi perlakuan b disetiap replikasinya adalah sebagai

berikut

e5 = 9 9.375 = 0.375
e6 = 11 9.375 = 1.625

nilai error (e) untuk kombinasi perlakuan ab disetiap replikasinya adalah sebagai

berikut

e7 = 12 12.75 = 0.75
e8 = 15 12.75 = 2.25

nilai error (e) untuk kombinasi perlakuan c disetiap replikasinya sebagai berikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

e9 = 11 9.375 = 1.625
e10 = 10 9.375 = 0.625

nilai error (e) untuk kombinasi perlakuan ac

e11 = 10 12.75 = 2.75


e12 = 13 12.75 = 0.25

nilai error untuk kombinasi perlakuan bc adalah

e13 = 10 9.375 = 0.625


e14 = 8 9.375 = 1.375

sedangkan nilai error untuk kombinasi perlakuan abc adalah

e15 = 16 12.75 = 3.25


e16 = 14 12.75 = 1.25

Dari perhitungan error setiap replikasi dari kombinasi perlakuan maka diperoleh

nilai error yang kecil yaitu pada kombinasi perlakuan a, dimana faktor tingkat

kecepatan (A) pada taraf tinggi dan faktor kedalaman pemotongan(B) dan besar

sudut pemotongan (C) pada taraf yang rendah akan menghasilkan permukaan

yang halus dan maksimum.

Percobaan di atas juga dapat diselesaikan dengan program Minitab 14 (Lampiran

5).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

BAB IV

PEMBAURAN DAN PERULANGAN FRAKSIONAL 2k-p

Untuk melakukan sebuah rancangan percobaan faktorial 2k secara

lengkap diperlukan banyak biaya, waktu dan materi selain itu mempunyai tingkat

kesulitan tersendiri. Seringkali percobaan faktorial dilakukan secara tidak

lengkap, hal ini berarti bahwa percobaan tersebut hanya mengamati sebagian dari

perlakuan yang ada.

Dalam bab IV akan membahas tentang pembauran dan perulangan

fraksional 2k-p rancangan percobaan faktorial 2k dengan p<k. Pembauran

(confounding) 2k-p merupakan suatu teknik dalam rancangan percobaan faktorial

yaitu dengan menyusun suatu percobaan faktorial 2k lengkap dalam 2p blok-blok

yang lebih kecil dengan setiap blok terdiri dari 2k-p amatan, sehingga pengamatan

akan lebih homogen. Sedangkan yang dimaksud dengan perulangan fraksional 2k-p

adalah suatu teknik rancangan percobaan faktorial dengan mengurangi jumlah

amatan yang diperlukan dalam rancangan percobaan faktorial 2k untuk

menyelidiki sejumlah efek utama dan interaksi dua faktor.

A. Pembauran (Confounding)

Kombinasi perlakuan dalam rancangan percobaan faktorial 2k akan

berbanding dengan jumlah faktor yang terlibat. Jika dalam sebuah percobaan

faktorial 2k lengkap dilakuan pada awal percobaan maka hal ini tentunya

menjadikan percobaan tersebut menjadi tidak praktis. Jika semakin banyak


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

perlakuan maka sangat sulit memilih replikasi untuk rancangan faktorial 2k yang

relatif homogen karena variasi dalam replikasi cenderung bertambah. Sehingga

untuk menghindari besarnya variasi error maka dapat dibuat dalam blok-blok

yang berukuran lebih kecil yaitu dengan memasukkan sebagian perlakuan dalam

blokblok tersebut. Rancangan blokblok yang berukuran lebih kecil disebut

dengan rancangan blok tak lengkap. Cara penyusunan dari rancangan blok

lengkap menjadi blok tak lengkap disebut pembauran (confounding).

Pembauran (confounding) merupakan suatu teknik rancangan untuk

menyusun suatu percobaan faktorial lengkap dalam blok-blok dengan ukuran

yang lebih kecil dari jumlah kombinasi perlakuan dalam percobaan lengkap.

Sehingga tidak semua kombinasi perlakuan harus dimasukan kedalam blok.

Dengan mengunakan pembauran maka kudrat rata-rata error percobaan

akan lebih kecil jika dibandingkan dengan mengunakan percobaan faktorial

lengkap.Hal ini dikarenakan nilai variansi error yang dihasilkan dalam blok lebih

kecil. Jika nilai variasi eror kecil maka akan menghasilkan pembandingan

perlakuan yang tepat. Dengan pemisahan blok akan mengakibatkan berkurangnya

derajat bebas yang berkaitan dengan jumlah kuadrat perlakuan atau eror . Hal ini

berarti bahwa informasi antar beberapa perlakuan dapat dibaurkan dengan selisih

blok tak lengkap. Pembauran yang sembarangan dapat mengakibatkan hilangnya

informasi secara total pada pembandingan perlakuan yang penting. Sehingga

untuk kombinasi perlakuan yang tidak atau kurang penting yang seharusnya

dibaurkan dengan blok tak lengkap. Jika tidak ada atau hanya sedikit kombinasi

perlakuan yang penting maka efek itu dapat dibaurkan dengan selisih blok tak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

lengkap dalam semua replikasi. Sistem pembauran seperti ini disebut pembauran

lengkap.

Perlakuan dan repliksi dalam setiap blok harus dilakukan secara random.

Karena dengan penempatan kombinasi perlakuan secara random kedalam blok

maka akan diperoleh beberapa informasi pada efek yang terbaur dengan lengkap.

Jika ada suatu respon dari efek yang berbeda dalam suatu blok tak lengkap maka

akan menyebabkan estimasi efek-efek lain tinggi.

Untuk membentuk suatu rancangan faktorial 2k yang dibaurkan dalam 2p

blok (p< k) dengan setiap blok berisi 2k-p amatan. Maka harus dipilih p efek yang

saling bebas dan kemudian akan dibaurkan dalam blok yang berukuran lebih

kecil. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menyusun blok-blok atau

menentukan kombinasi perlakuan yang menempati blok yang sama.

1. Menggunakan tabel tanda positif (+ ) dan tanda negatif ()

Setelah memilih p efek yang akan dibaurkan dalam blok, maka membentuk

kombinasi tanda (+) dan () dari efek-efek tersebut yang banyaknya 2p. Setiap

kombinasi tanda (+) dan (-) merupakan satu blok. Selanjutnya jika setiap

amatan dari efek yang akan dibaurkan memiliki tanda (+) atau () yang sesuai

dengan tanda (+) dan () dari kombinasi yang telah disusun kemudian

dimasukkan kedalam blok yang sama.

2. Mengunakan fungsi kontras penentu( defining contras)

Setelah memilih p efek yang akan dibaurkan dalam blok, kemudian

membentuk suatu fungsi yang disebut dengan kontras penentu (defining


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

contras), dinotasikan L1,L2,,Lp hal ini berkaitan dengan efek yang akan

dibaurkan.

Kontras penentu dapat dinyatakan sebagai berikut:

k
Li = a1 X 1 + a 2 X 2 + + a k X k = a i X i , i = 1,2, p (4.1)
i =1

dengan Xi : Taraf faktor ke-i dari suatu kombinasi perlakuan tertentu.

ai : Koefisien dari faktor ke-i dalam efek yang akan

dibaurkan.

Nilai ai = 0 untuk faktor yang tidak muncul dalam efek yang akan dibaurkan

dan ai =1 untuk faktor yang muncul dalam efek yang akan dibaurkan.

Sedangkan niali Xi=0 untuk taraf rendah dan Xi=1 untuk taraf yang tinggi.

Nilai dari Li (mod 2) yang sama dapat diletakkan dalam blok yang sama.

Karena nilai dari Li (mod 2) adalah 0 dan 1, sehingga dapat diletakan dalam

blok yang sama. Untuk nilai 0 menyatakan bahwa suatu kombinasi perlakuan

berada pada taraf rendah dan nilai 1 menyatakan pada taraf tinggi.

Blok yang berisi kombinasi (1) disebut dengan blok prinsip (pricipal

blok), elemenelemen yang berada dalam blok prinsip merupakan hasil kali dari

dua kombinasi perlakuan yang berbeda dalam blok prinsip. Untuk efek yang

tidak termuat dalam blok prinsip jika dikalikan dengan semua unsur dalam blok

prinsip maka akan menghasilkan kombinasi perlakuan dalam satu blok yang baru.

Setelah memilih p efek yang dibaurkan akan terdapat 2p-p-1 efek lain

yang dibaurkan dalam blok. Efek ini disebut interaksi yang disamaratakan

(generalized interaction) dari p efek independen yang telah dipilih sebelumnya.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

Interaksi yang disamaratakan ini diperoleh dari hasil kali antara p efek pertama

yang telah dipilih sebelumnya.

Contoh 4.1

Dalam suatu percobaan melibatkan empat buah faktor yang masing-masing faktor

mempunyai dua taraf, sehingga percobaan tersebut termasuk dalam percobaan

faktorial 24. Jika dalam percobaan itu akan dibagi menjadi dua kelompok, maka

teknik pembauran dapat digunakan dalam merancang percobaan tersebut dengan

kombinasi perlakuan ABCD dibaurkan. Untuk menentukan kombinasi perlakuan

yang masuk kedalam blok yang sama, dapat ditentukan dengan mengunakan:

a). Tabel tanda positif (+) dan negatif (-)

Interaksi yang dibaurkan adalah ABCD maka untuk membentuk dua blok

tersebut dengan I = ABCD dan I = -ABCD. Sehingga tampak seperti dalam

Tabel 4.1. Dari Tabel 4.1 maka kombinasi perlakuan yang mempunyai I =

ABCD adalah (1), ab, ac, bc, ad, bd, cd, abcd. Dan yang termasuk kelompok

kedua dengan I = -ABCD adalah a, b, c, abc, d, abd, acd, bcd.

Tabel 4.1. Tanda koefisien efek untuk rancangan percobaan faktorial 24 dalam contoh
4.1

Kombinasi Efek
perlakuan A B C D ABCD
-1 - - - - +
a + - - - -
b - + - - -
ab + + - - +
c - - + - -
+ - + +
ac -
bc - + + - +
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

Kombinasi
perlakuan Efek
A B C D ABCD
d - - - + -
ad + - - + +
bd - + - + +
abd + + - + -
cd - - + + +
acd + - + + -
bcd - + + + -
abcd + + + + +

b). Kontras penentu.

Karena ABCD dibaurkan dalam blok, menurut Persamaan 4.1 maka fungsi

kontras penentunya adalah Li=X1+X2+X3+X4, dengan X1 menyatakan faktor

A, X2 menyatakan faktor B , X3 menyatakan faktor C dan X4 menyatakan

faktor D sedangkan a1 = a2 = a3 = a4 = 1. Kombinasi perlakuan yang masuk

dalam blok yang sama jika mempunyai nilai Li(mod2)=1 atau Li(mod2) = 0.

Kombinasi perlakuan (1) dapat ditulis (0,0,0) sehingga L(1)(mod2) =(1(0) +

1(0) + 1(0) + 1(0)) (mod2) = 0. Nilai Li untuk kombinasi perlakuan yang lain

tampak seperti dalam Tabel 4.2. Kombinasi perlakuan yang menghasilkan

nilai Li yang sama akan diletakan dalam blok yang sama. Sehingga kombinasi

perlakuan yang mempunyai nilai Li= 0 adalah (1), ab, ac, bc, ad, bd, cd, abcd

terletak dalam blok yang sama dan blok yang mempunyai nilai Li = 1 adalah

a, b, c, abc, d, abd, acd, bcd..


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

Tabel 4.2.Penentuan nilai kombinsi perlakuan dengan kontras penentu untuk Contoh 4.1

Kombinasi (1) a b ab c ac bc abc d ad bd abd cd acd bcd abcd


perlakuan

Li=X1+X2+X3 0 1 1 2 1 2 2 3 1 2 2 3 2 3 3 4
+X4
Li (mod2) 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0

Dari kedua cara tersebut maka yang termasuk dalam blok prinsip adalah (1),

ab, ac, bc, ad, bd, cd, abcd dan dari contoh diatas tidak ada interaksi yang

disamaratakan karena dalam Contoh 4.1 banyaknya efek yang dibaurkan

sebanyak 1 (p=1) sedangkan banyaknya efek yang disamaratakan 2p-p-1.

Pemisahan derajat bebas untuk analisis variansi dalam contoh 4.1 tampak

seperti dalam Tabel 4.3 berikut.

Tabel 4.3.Pemisahan derajat bebas untuk analisis variansi dalam Contoh 4.1

Sumber variasi derajat rata-rata


bebas kuadrat
Blok(ABCD) 1 RJK blok
Perlakuan 10
A 1
B 1
C 1
D 1
AB 1
AC 1
AD 1
BC 1
BD 1
CD 1
Eror(ABC+ACD+ABD+BCD) 4 RJK eror
Total 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

Pembauran dalam rancangan percobaan faktorial 2k bertujuan untuk

menbuat materi percobaan menjadi lebih homogen. Hal ini karena materi

percobaan sangat bervariasi sehingga hanya sebagian dari perlakuan yang

dapat digunakan dalam interval atau waktu tertentu yang relatif homogen.

Dengan pembauran maka variansi dari luar dapat dihilangkan dan

menggurangi variasi eror dengan menghapuskan variasi antar blok tak lengkap

dalam blok lengkap. Sehingga dengan pembauran tidak semua perlakuan

harus dimasukan kedalam blok.

Jika pembauran dilakukan dengan sembarang maka akan

mengakibatkan hilangnya informasi secara total dari efek yang penting.

Sehingga pemilihan p efek yang akan digunakan untuk membangun blok

merupakan hal yang terpenting, karena struktur pembauran dari rancangan

faktorial tergantung pada p efek yang akan dipilih Dalam Montgomery (1991)

telah menyajikan sebuah tabel yang berisikan cara memilih p efek yang

diperlukan dalam menyusun blok. (Lampiran 2)

Analisis variansi dapat dilakukan sebagai analisis stastistik pada

rancangan ini. Jumlah kuadrat untuk semua efek dihitung seperti tidak terjadi

blok, sedangkan jumlah kuadrat blok diperoleh dengan menjumlahkan kuadrat

semua efek yang dibaurkan.

Contoh 4.2

Sebuah pabrik kimia akan memproduksi sebuah bejana tekan, ada empat faktor

yang diduga akan mempengaruhi kecepatan filtrasi bejana yaitu suhu (A), tekanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

(B), konsentrasi formaldechyde (C) dan kecepatan pengadukan (D) dengan

masing-masing faktor mempunyai dua parlakuan dan setiap kombinasi perlakuan

mendapat replikasi sebanyak satu kali. Maka sebelum memproduksi dilakukan

sebuah percobaan untuk menentukan kombinasi faktor mana yang menghasilkan

kecepatan filtrasi bejana maksimum, sehingga akan diperoleh bejana tekan yang

baik. Karena tidak memungkinkan melakukan pengamatan dalam satu kelompok

maka peneliti memutuskan untuk melakukan dalam dua kelompok/blok (proses

penempatan kombinasi perlakuan dalam blok dijabarkan dalam Contoh 4.1.

Adapun data yang diperoleh dari kedua blok tersebut tampak dalam Gambar 4.1

Gambar 4.1.Penempatan kombinasi perlakuan rancangan percobaan faktorial 24 dalam 2


blok

Blok 1 Blok 2
(1)=45 a=71
ab=65 b=48
ac=60 c=68
bc=80 d=43
ad=100 abc=65
bd=45 bcd=70
cd=75 acd=86
abcd=96 abd=104

Jawab:

Dari kedua blok amatan yang telah terbentuk maka dapat ditentukan:
Total pengamatan blok 1= 45+65+60+80+100+45+75+96=566
Total pengamatan blok 2 =71+48+68+43+65+70+86+104=555
dan nblok = 8
Sehingga jumlah kuadrat untuk blok (JKblok)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

JK blok 1 + JK blok 2 JK total


JK blok =
nblok nkombinasiperlakuan

JK blok =
(566 )2 + (555)2
11212
= 7.5625
8 16
dan untuk jumlah kuadrat eror(JKe) merupakan jumlahan dari jumlah kuadrat

interaksi orde tinggi, maka :

JKe=JKABC+JKABD+JKACD+JKBCD

JKe=14.0625+68.0625+10.5625+27.5625=120,25

Dengan mengunakan algoritma Yates maka didapat nilai jumlah kuadrat dan

estimasi untuk setiap kombinasi perlakuan. Seperti tampak dalam Tabel 4.3

Tabel 4.4. Nilai kontras dengan algoritma Yates untuk Contoh 4.2

Kombinasi X (1) (2) (3) (4) Estimasi Efek Jumlah


Perlakuan Kuadrat(JK)
(1) 45 116 229 502 1121
a 71 113 273 619 173 21.625 A 1870.5625
b 48 128 292 20 25 3.125 B 39.0625
ab 65 145 327 153 1 0.125 AB 0.0625
c 68 143 43 14 79 9.875 C 390.0625
ac 60 149 -23 11 -145 -18.125 AC 1314.0625
bc 80 161 116 -16 19 2.375 BC 22.5625
abc 65 166 37 17 15 1.875 ABC 14.0625
d 43 26 -3 44 117 14.625 D 855.5625
ad 100 17 17 35 133 16.625 AD 1105.5625
bd 45 -8 6 -66 -3 -0.375 BD 0.5625
abd 104 -15 5 -79 33 4.125 ABD 68.0625
cd 75 57 -9 20 -9 -1.125 CD 5.0625
acd 86 59 -7 -1 -13 -1.625 ACD 10.5625
bcd 70 11 2 2 -21 -2.625 BCD 27.5625
abcd 96 26 15 13 11 1.375 ABCD 7.5625

Analisis variansi dari percobaan faktorial 24 yang dibaurkan dalam 2 blok


ditunjukkan dalam Tabel 4.5 dibawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

Tabel 4.5. Analisis variansi Contoh 4.2

Derajat Rata-rata
Sumber variasi Jumlah kuadrat(JK) bebas kuadrat Fo
blok(ABCD) 7,5625 1
A 1870,5625 1 1870,5625 62,22245b
B 39,0625 1 39,0625 1,299376
C 390,0625 1 390,0625 12,97505a
D 855,5625 1 855,5625 28,45946b
AD 1105,5625 1 1105,5625 36,77547b
BC 22,5625 1 22,5625 0,75052
BD 0,5625 1 0,5625 0,018711
CD 5,0625 1 5,0625 0,168399
Eror(ABC+ACD+ABD+BCD) 120,25 4 30,0625 1
total 15
a signifikan pada 0.05 dan b signifikan pada 0.01

Dari Tabel 4.5 maka faktor suhu (A), konsentrasi formaldechyde (C), kecepatan

pengadukan (D), interaksi AC dan AD mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap perubahan rata-rata kecepatan filtrasi bejana. Nilai estimasi untuk A =

21.625, C = 9.875, D = 14.625, AC = -18.125, AD = 16.625. Sedangkan faktor

tekanan (B) tidak berpengaruh terhadap perubahan rata-rata kecepatan filtrasi

bejana. Dari analisis variansi tersebut maka dapat ditentukan model matematika

untuk percobaan tersebut yaitu:

21.625 9.875 14.625 18.125 16.625


Y = 70.06 + X1 + X 3 + X 4 X 13 + X 14
2 2 2 2 2
Y = 70.06 + 10.8125 X + 4.9375 X + 7.3125 X 9.0625 X + 8.3125 X
1 3 4 13 14

Dengan 70.06 adalah rata-rata pengamatan, X1: faktor suhu (A), X3:

konsentrasi formaldechyde (C), X4: kecepatan pengadukan (D), X13: kombinasi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

AC, X14: kombinasi AD dan nilai X1, X3, X4, X13, X14 adalah 1 atau 1 sesuai taraf

dalam kombinasi perlakuan.

Dengan menggunakan model tersebut maka dapat diperoleh nilai dugaan

setiap kombinasi perlakuan. Nilai dugaan untuk kombinasi perlakuan (1) adalah

Y = 70.06 + 10.8125 X 1 + 4.9375 X 3 + 7.3125 X 4 9.0625 X 13 + 8.3125 X 14

Y = 70.06+ 10.8125(-1) + 4.9375(-1) + 7.3125 (-1) 9.0625 (-1) + 8.3125 (-1)

Y = 47.7475

dengan nilai eror (e) =Y- Y = 45 47.7475 = -2.7475

Menggunakan cara yang sama maka akan diperoleh nilai dugaan untuk setiap

perlakuan , nampak seperti dalam Tabel 4.6

Tabel 4.6. Nilai dugaan dan eror Contoh 4.2

Kombinasi perlakuan Y Y e = Y- Y
(1) 45 47.7475 -2.7475
a 71 69.3725 1.6275
b 48 46.2475 1.7525
ab 65 69.3725 -4.3725
c 68 74.2475 -6.2475
ac 60 61.1225 -1.1225
bc 80 74.2475 5.7525
abc 65 61.1225 3.8775
d 43 44.2475 -1.2475
ad 100 100.6225 -0.6225
bd 45 44.2475 0.7525
abd 104 100.6225 3.3775
cd 75 72.2475 2.7525
acd 86 92.3725 -6.3725
bcd 70 72.2475 -2.2475
abcd 96 92.3725 3.6275

Dari Tabel 4.6 maka kombinasi suhu dan kecepatan pengadukan (AD) akan

menghasilkan kecepatan filtrasi bejana maksimum karena nilai error cukup kecil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

Sehingga untuk memperoleh bejana tekan yang baik maka percobaan dilakukan

dengan faktor suhu dan kecepatan penggadukan pada taraf yang tinggi sedangkan

faktor tekanan dan konsentrasi formaldechyde pada taraf yang rendah.

Hasil dari percobaan ini juga dapat diperoleh dengan menggunakan program

Minitab 14 (Lampiran 6).

B. Rancangan fraksional 2k-p

Jumlah amatan untuk percobaan faktorial 2k akan bertambah banyak

sebanding dengan jumlah faktornya. Sehingga untuk melakukan percobaan

faktorial secara lengkap akan memerlukan biaya, waktu dan tenaga yang banyak.

Misal percobaan faktorial 27 akan mempunyai 128 amatan yang akan diestimasi

oleh sebuah rata-rata keseluruhan, 7 efek utama, 21 interaksi dua faktor, 35

interaksi tiga faktor dan 64 interaksi dengan orde yang lebih tinggi. Dan

mempunyai 127 derajat bebas, yang terdiri 7 derajat bebas yang berkaitan dengan

efek utama, 21 derajat bebas untuk interaksi dua faktor, 99 derajat bebas untuk

interaksi tiga faktor dan order tinggi.

Jika jumlah faktor yang dipelajari cukup besar maka beberapa faktor akan

mempunyai efek yang sama. Sehingga penggunaan perulangan fraksional dengan

jumlah amatan yang lebih kecil dapat dipakai. Hal ini bertujuan untuk

memperoleh informasi tentang efek utama dan interaksi order yang lebih rendah.

Jika total jumlah k faktor cukup besar dan diperkirakan faktor yang mempunyai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

pengaruh terhadap respon kecil (misal p = 2 atau p = 3), maka perulangan

fraksional dalam k faktor dipilih untuk digunakan.

Dua alasan mengunakan sebuah perulangan pecahan (fraksional) untuk

mengantikan ulangan penuh yaitu:

a. Efek dari faktor-faktor utama dapat ditentukan dengan banyak cara.

b. Jumlah amatan yang diperlukan untuk menyelidiki sejumlah efek utama dan

interaksi dua faktor akan berkurang.

Perulangan fraksional 2k-p didefinisikan sebagai pecahan 2p atau (1/2)p dari

percobaan faktorial 2k dengan k>2 dan p >2. Rancangan fraksional 2k-p akan

menghasilkan 2k-p amatan yang dihasilkan. Diasumsikan efek dengan interaksi

taraf tinggi dapat diabaikan, karena interakasi taraf tinggi merupakan kombinasi

dari interaksi taraf rendah.

Perulangan fraksional ini dibangun berdasarkan tiga ide yaitu:

a. Prinsip pengurangan efek( the sparsity of effects prinsiple)

Dari beberapa interaksi dapat dikendalikan oleh beberapa efek utama dan efek

interakasi yang lebih rendah.

b. Sifat proyektif( the projective property)

Rancangan percobaan fraksional dapat diproyeksikan kedalam rancangan

yang lebih kuat yaitu pada subhimpunan percobaan fraksional yang signifikan.

c. Percobaan sekuensial (Sequensial eksperimentation)

Karena sebuah rancangan yang berisi 2k+1 amatan dibentuk dari rancangan

yang berisi 2k amatan. Sehingga memungkinkan untuk mengabungkan dua


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

(lebih) amatan faktorial fraksional membentuk sebuah rancangan yang lebih

besar.

1. Rancangan fraksional 2k-1

Dalam percobaan faktorial 2k mungkin hanya sebagian dari kombinasi

perlakuan yang akan diamati. Jika hanya setengah dari 2k amatan yang

diamati maka rancangan faktorial yang terbentuk disebut rancangan fraksional

2k-1.

Pada dasarnya 2k-1 merupakan rancangan 2k yang terpisah menjadi dua

blok dengan membaurkan interaksi order tertinggi ABCK. Setiap blok

menpunyai 2k-1 amatan yang merupakan sebuah rancangan fraksional 2k-1.

Sebuah rancangan 2k-1 dibentuk dengan memilih kombinasi perlakuan yang

mempunyai tanda positif dalam kolom interaksi ABCK. Sehingga ABC..K

disebut pembangkit (generator) dari sebuah rancangan. Kolom Identitas (I)

mempunyai elemenelemen yang selalu bertanda positif (+) dapat disamakan

dengan interaksi ABCK diatas, sehingga I=ABCK. Relasi ini disebut relasi

penentu (defining relation) rancangan fraksional 2k-1. Secara umum relasi

penentu sama dengan kolom identitas.

Dengan sebuah rancangan faktorial 2k lengkap, maka ada sebanyak 2k-1

efek dan satu rata-rata seluruh amatan dapat diestimasi. Sedangkan jika

mengunakan setengah dari jumlah seluruh amatan pada 2k maka kelihatannya

tidak mungkin untuk memperoleh sebanyak 2k estimasi yang saling bebas.

Tetapi dengan mengunakan rancangan fraksional 2k-1maka kombinasi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

perlakuan dapat digunakan untuk mengestimasi suatu efek utama. Misal nilai

faktor A sama dengan nilai kombinasi amatan yang digunakan untuk

mengestimasi interaksi BCK yang tidak mengandung faktor A. Estimasi dari

faktor A dan interaksi BCK itu menjadi saling berbaur. Efek A sebenarnya

mengestimasi jumlahan dari efek A dan BCK. Jika kombinasi linear yang

digunakan mengestimasi A ditulis lA dan kombinasi linear yang digunakan

mengestimasi interaksi BCK ditulis lBCK. maka dalam rancangan

fraksional dua atau lebih efek yang mempunyai sifat lA= lBCK disebut alias

(aliases). Jadi A dan BCK merupakan sebuah alias yang dinotasi dengan

lA lBCK, hal ini berarti mengestimasi A+BCK. Jadi alias dapat

dikatakan sebagai dua atau lebih efek yang mempunyai kombinasi linear yang

sama.

Stuktur alias untuk rancangan fraksional dihitung dengan mengalikan

relasi penentu dengan semua kombinasi perlakuan yang ada. Jika dengan

relasi penentu I = ABCK maka alias efek A adalah:

A x I = Ax ABC..K

A = A2BC..K

A = I BCK

A = BCK

Dalam hal ini bahwa:

1. Mengalikan sembarang elemen dari sembarang kolom dengan sebuah

kolom yang elemen-elemennya sama dengan kolom pertama akan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

menghasilkan kolom yang memiliki tanda positif pada semua elemennya

yang dinyatakan dengan kolom identitas (I). Misal A x A= A2 =I.

2. Mengalikan sembarang kolom dengan kolom identitas tidak akan

merubah elemen dalam kolom tersebut.

Pecahan dengan tanda positif dalam relasi penentu seperti yang ditulis

diatas disebut dengan pecahan utama (principal fraction) dan pecahan lainnya

disebut pecahan penganti.

Jika pecahan penganti yang dipilih untuk melakukan percobaan faktorial

fraksional 2k-1 adalah I = -ABCK maka kombinasi linear dari amatan, misal

lA mengestimasi A-BCK.

Dalam prakteknya tidak masalah jika pecahan mana yang akan

digunakan karena kedua pecahan itu berasal dari keluarga yang sama yaitu

dari rancangan percobaan faktorial 2k. Jika kedua pecahan dilaksanakan dalam

satu percobaan maka penjumlahan dan pengurangan kombinasi linear l dan

l akan menghasilkan estimasi semua efek yang tidak saling berbaur. Karena

estimasi yang diperoleh dari penjumlahan dan selisih kombinasi kedua

pecahan ini sama dengan estimasi yang diperoleh melalui rancangan

percobaan penuh.

Rancangan fraksional 2k-1 diperoleh dengan menuliskan kembali sebuah

rancangan faktorial penuh dalam (k-1) faktor, selanjutnya dengan

menambahkan faktor ke-k, dengan mendefinisikan taraf positif dan negatif

faktor tersebut melalui tanda positf (+) dan negatif (-) dari interaksi order

tertinggi ABC..(K-1). Jadi K= ABC(K-1)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

Contoh 4.3

Jika dalam sebuah percobaan melibatkan lima buah faktor dan masing-masing

faktor mempunyai dua taraf perlakuan. Sehingga dalam percobaan tersebut

akan memerlukan 32 amatan, karena perhitungan ekonomi maka dalam

percobaan itu diambil 16 amatan secara random. Rancangan percobaan

tersebut merupakan rancangan percobaan fraksional 25-1. Sehingga bentuk

rancangan dasar faktorial 24 kemudian tambahkan faktor kelima yaitu dengan

menyamakan taraf tertinggi dan terendah dari faktor tersebut dengan tanda (+)

dan (-) dari interaksi empat faktor, sehingga E = ABCD. Keenambelas amatan

tersebut tampak separti dalam Tabel 4.7. Dari Tabel 4.7 dapat ditentukan efek

untuk setiap faktor utama dan kombinasi perlakuan dua faktor. Sebagai

berikut:

A =
1
( e + a b + abe c + ace bce + abc d + ade bde + abd cd + acd bcd + abcde)
8

B =
1
( e a + b + abe c ace+ bce+ abc d ade+ bde+ abd cd acd + bcd + abcde)
8
C = ( e a b abe+ c + ace+ bce+ abc d ade bde abd + cd + acd + bcd + abcde)
1
8
D = ( e a b abe c ace bce abc+ d + ade+ bde+ abd + cd + acd + bcd + abcde)
1
8

Tabel 4.7. Enambelas amatan yang diambil untuk Contoh 4.3 dan tanda koefisien
untuk setiap amatan yang diambil

Amat E= Kombinasi
an A B C D ABCD perlakuan AB AC AD AE BC BD BE CD CE DC
1 - - - - + e + + + - + + - + - -
2 + - - - - a - - - - + + + + + +
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

3 - + - - - b - + + + - - - + + +
4 + + - - + abe + - - + - - + + - -
5 - - + - - c + - + + - + + - - +
6 + - + - + ace - + - + - + - - + -
Amat E= Kombinasi
an A B C D ABCD perlakuan AB AC AD AE BC BD BE CD CE DC
7 - + + - + bce - - + - + - + - + -
8 + + + - - abc + + - - + - - - -
9 - - - + - d + + - + + - + - + -
10 + - - + + ade - - + + + - - - - +
11 - + - + + bde - + - - - + + - - +
12 + + - + - abd + - + - - + - - + -
13 - - + + + cd + - - - - - - + + +
14 + - + + - acd - + + - - - + + - -
15 - + + + - bcd - - - + + + - + - -
16 + + + + + abcde + + + + + + + + + +

Relasi pembangkit (generating relation) dari rancangan ini I=ABCDE yang

sekaligus merupakan relasi penentu. Sruktur alias diperoleh melalui perkalian

setiap efek dengan relasi penentu.

A x I = A x ABCDE = A2BCDE =BCDE

B x I = A x ABCDE = AB2CDE =ACDE

C x I = A x ABCDE = ABC2DE =ABDE

D x I = A x ABCDE = ABCD2E =ABCE

E x I = A x ABCDE = ABCDE2 =ABCD

AB x I = A x ABCDE = A2B2CDE =CDE

AC x I = A x ABCDE = A2BC2DE =BDE

AD x I = A x ABCDE = A2BCD2E =BCE

AE x I = A x ABCDE = A2BCDE2 =BCD

BC x I = BC x ABCDE = AB2C2DE =ADE

BD x I = BD x ABCDE = ABC2D2E =ABE


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

BE x I = BE x ABCDE = AB2CDE2 =ACD

CD x I = CD x ABCDE = ABC2D2E =ABE

CE x I = CE x ABCDE = ABC2DE2 =ABD

CD x I = CD x ABCDE = ABC2D2E =ABE

Sehingga struktur alias lengkap dari rancangan fraksional 25-1 adalah:

AD AD + BCE
A A + BCDE
AE AE + BCD
B B + ACDE
BC BC + ADE
C C + ABDE
BD BD + ACD
D D + ABCE
DE DE + ABC
E E + ABCD
BE BE + ACD
AB AB + CDE
CD CD + ABE
AC AC + BDE
CE CE + ABD

Jika pecahan yang lain (pecahan penganti) dari rancangan ini juga dilakukan

maka relasi penentunya adalah I = - ABCDE maka diperoleh struktur alias

sebagai berikut:

' AD AD BCE
' A A BCDE
' AE AE BCD
' B B ACDE
' BC BC ADE
'C C ABDE
' BD BD ACD
' D D ABCE
' DE DE ABC
' E E ABCD
' BE BE ACD
' AB AB CDE
'CD CD ABE
' AC AC BDE
'CE CE ABD

Pengabungan pecahan utama dan pecahan penganti akan membentuk

rancangan faktorial 25. Melalui penjumlahan dan pengurangan kombinasi

linear dari kedua percahan tersebut, maka diperoleh estimasi yang terpisah

dari masing-masing perlakuan. Hal ini tampak separti dalam Tabel 4.8.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

Tabel 4.8. Kombinasi perlakuan rancangan faktorial 25 dengan mengabungkan


pecahan utama dan pecahan penganti

Efek 1 (i + 'i ) 1 (i 'i )


2 2
A (A+BCDE+(A-BCDE))=A (A+BCDE-(A-BCDE))=BCDE
B (B+ACDE+(B-ACDE))=B (B+ACDE-(B-ACDE))= ACDE
C (C+ABDE+(C-ABDE))=C (C+ABDE-(C-ABDE))= ABDE
D (D+ABCE+(D-ABCE))=D (D+ABCE-(D-ABCE))= ABCE
E (E+ABCD+(E-ABCD))=E (E+ABCD-(E-ABCD))= ABCD
AB (AB+CDE+(AB-CDE))=AB (AB+CDE-(AB-CDE))= CDE
AC (AC+BDE+(AC-BDE))=AC (AC+BDE-(AC-BDE))=BDE
AD (AD+BCE+(AD-BCE))=AD (AD+BCE-(AD-BCE))=BCE
AE (AE+BCD+(AE-BCD))=AE (AE+BCD-(AE-BCD))=BCD
BC (BC+ADE+(BC-ADE))=BC (BC+ADE-(BC-ADE))=ADE
BD (BD+ACE+(BD-ACE))=BD (BD+ACE-(BD-ACE))=ACE
BE (BE+ACD+(BE-ACD)=BE (BE+ACD-(BE-ACD)=ACD
CD (CD+ABE+(CD-ABE))=CD (CD+ABE-(CD-ABE))=ABE
CE (CE+ABD+(CE-ABD))=CE (CE+ABD-(CE-ABD))=ABD
DE (DE+ABC+(DE-ABC))=DE (DE+ABC-(DE-ABC))=ABC

Algoritma Yates dapat digunakan untuk menghitung besarnya estimasi

pada rancangan 2k-1 yaitu dengan menuliskan kembali algoritma Yates untuk

rancangan faktorial dalam (k-1) faktor. Kombinasi perlakuan untuk faktorial

penuh ini ditulis dalam urutan standar dan sebuah huruf tambahan ditulis

dalam tanda kurung. Kombinasi perlakuan ini untuk memperoleh kombinasi

perlakuan yang sebenarnya. Selanjutnya prosedur algoritma Yates dilakukan

seperti biasanya.Estimasi efek diperoleh dengan mengalikan efek-efek yang

berhubangan dengan kombinasi perlakuan dalam rancangan penuh 2k-1 dengan

relasi penentunya.

Contoh 4.4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

Dalam sebuah percobaan kimia akan diteliti lima buah faktor yang diduga

akan mempengaruhi hasil suatu reaksi kimia. Penelitiaan terhadap kelima

faktor itu dilakukan untuk memperoleh hasil yang lebih baik atau bertujuan

untuk memperbaiki hasil dari proses kimia tersebut. Masing-masing faktor

mempunyai dua taraf perlakuan yaitu taraf randah dan tinggi, adapun kelima

faktor tersebut adalah:

Faktor Taraf rendah Taraf tinggi


Kecepatan (A ) 10 liter/menit 15 liter/menit
Katalis (B) 1% 2%
Kecepatan pengadukan (C) 100 rpm 180 rpm
Suhu (D) 1400 C 1800 C
Konsentrasi (E) 3% 6%

Dari percobaan kimia diatas akan diambil 16 amatan (proses penentuan

amatan dalam Contoh 4.3) yang akan digunakan untuk memperbaiki hasil

proses kimia tersebut. Adapun keenambelas amatan yang diambil sebagai

berikut:

Tabel 4.9 Enambelas amatan untuk Contoh 4.4

Kecepatan Respon
Amatan Kecepatan Katalis penggadukan Suhu Konsentrasi Reaksi
1 10 liter/min 1% 100 rpm 140 C 6% 56
2 15 liter/min 1% 100 rpm 140 C 4% 53
3 10 liter/min 2% 100 rpm 140 C 4% 63
4 15 liter/min 2% 100 rpm 140 C 6% 65
5 10 liter/min 1% 120 rpm 140 C 4% 53
6 15 liter/min 1% 120 rpm 140 C 6% 55
7 10 liter/min 2% 120 rpm 140 C 6% 67
8 15 liter/min 2% 120 rpm 180 C 4% 61
9 10 liter/min 1% 100 rpm 180 C 4% 69
10 15 liter/min 1% 100 rpm 180 C 6% 45
11 10 liter/min 2% 100 rpm 180 C 6% 78
12 15 liter/min 2% 100 rpm 180 C 4% 93
13 10 liter/min 1% 120 rpm 180 C 6% 49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

14 15 liter/min 1% 120 rpm 180 C 4% 60


15 10 liter/min 2% 120 rpm 180 C 4% 95
16 15 liter/min 2% 120 rpm 180 C 6% 82

Jawab:

Rancangan ini merupakan rancangan fraksional 25-1 karena hanya diamati

setengah dari jumlah seluruh amatan yang lengkap. Dari Contoh 4.3 maka

struktur alias untuk percobaan tersebut seperti dibawah ini dengan relasi

penentu I= ABCDE.

A A + BCDE = 1
8
( 56 + 53 63 + 65 53 + 55 67 + 61 69 + 45 78 + 93 49 + 60 95 + 82) = 16 = 2
8
B B + ACDE = 18 ( 56 53 + 63 + 65 53 55 + 67 + 61 69 45 + 78 + 93 49 60 + 95 + 82 ) =
164
= 20.5
8

C C+ ABDE= 18 (56536365+53+55+67+6169457893+49+60+95+82) = = 0
0
8
D D+ ABCE= 18 (5653636553556761+69+45+78+93+ 49+60+95+82) = =12.25
98
8
E E + ABCD=
1
(56 53 63 + 65 53 + 55 + 67 61 69 + 45 78 93 + 49 60 95 + 82) = 50 = 6.25
8 8
AB AB + CDE = (56 53 63 + 65 + 53 55 67 + 61+ 69 45 78 + 93 + 49 60 95 + 82) = = 1.5
1 12
8 8
AC AC + BDE = (56 53 + 63 65 53 + 55 67 + 61+ 69 45 + 78 93 49 + 60 95 + 82) = = 0.5
1 4
8 8
6
AD AD + BCE = (56 53 + 63 65 + 53 55 + 67 61 69 + 45 78 + 93 49 + 60 95 + 82) =
1
= 0.75
8 8
AE AE + BCD = ( 56 53 + 63 + 65 + 53 + 55 67 61+ 69 + 45 78 93 49 60 + 95 + 82) = = 1.25
1 9
8 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

BC BC+ ADE= (56+ 53+ 63 65 53 55+ 67+ 61+ 69+ 45 78 93 49 60+ 95+ 82) = = 1.5
1 12
8 8
BD BD+ ACE= (56+ 53+ 63 65+ 53+ 55 67 61 69 45+ 78+ 93 49 60+ 95+ 82) = = 10.7.5
1 86
8 8
BE BE+ ACD= ( 56+ 53 63+ 65+ 53 55+ 67 61+ 69 45+ 78 93 49+ 60 95+ 82) = = 12.25
1 10
8 8
76
DE DE+ ABC= ( 56+ 53+ 63 65+ 53 55 67 61 69+ 45+ 78 93+ 49 60 95+ 82) =
1
= 9.5
8 8
CD CD+ ABE= (56+ 53+ 63+ 65+ 53 55 67 61 69 45 78 93+ 49+ 60+ 95+ 82) = = 0.25
1 2
8 8
CE CE+ ABD= ( 56+ 53+ 63 65 53+ 55+ 67 61+ 69 45 78+ 93+ 49 60 95+ 82) = = 2.25
1 18
8 8
ABCDE ABCDE= (56+ 53+ 63+ 65+ 53+ 55+ 67+ 61+ 69+ 45+ 78+ 93+ 49 +60+ 95+ 82) =
1 524
= 65.5
8 8

Diasumsikan bahwa interaksi tiga faktor (lebih) dapat diabaikan maka

diperoleh estimasi efek utama dan interaksi dua faktor. Dari estimasi efek

utama dan interaksi dua faktor tersebut diperoleh efek yang signifikan

berpengaruh terhadap hasil proses kimia tersebut yaitu B, D, E, BD dan DE.

Dengan mengunakan Persamaan (3.63) maka jumlah kuadrat untuk B, D, E,

BD dan DE adalah

JK B =
(164 )2 = 1681 JK D =
(98)2 = 600.25 JK BD =
(86 )2 = 462.25
24 24 24

JK E =
( 50 )2 = 165.25 JK DE =
(76 )2 = 361
24 24

sedangkan rata kuadrat dari B, D, E, BD dan DE adalah RJKB = 1681, B

RJKD = 600.25, RJKBD = 462.25, RJKE = 165.25, RJKDE = 361.


JKeror = (162 + 02 + 92 +12+ (5.0625) 2 + (2.25) 2 + 92 + (6.25) 2 + (0.25) 2 + (20.25) 2)

/24

= 56.1799

56.1799
Dan nilai RJK eror = = 5.61799
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

maka Standar eror efek = RJK eror


2k 2
= 5.61799
4
= 1.185 . Perhitungan diatas dapat

juga dilakukan dengan program minitab 14 (Lampiran 7)

Untuk mengetahui faktor atau kombinasi perlakuan yang akan menghasilkan

respon maksimum maka rancangan fraksional 25-1 diproyeksikan dalam

rancangan faktorial 23 dengan dua ulangan, maka diperoleh seperti dalam

Tabel 4.10

Tabel 4.10. Proyeksi rancangan fraksional 24 dalam rancangan faktorial 23

Faktor Katalis (B)


1% 2%
Suhu (D) Suhu (D
140o 180o C 140o C 180o
C C
Konsentrasi 4% 53 69 63 93
(E) 53 60 61 95
106 129 124 188
6% 45 49 67 78
56 45 65 82
101 94 132 160
Dari Tabel 4.10 maka dapat ditentukan estimasi efek utama B, D dan

kombinasi BD adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

B=
1
(b (1) +bd d +bee +bde de) = (124106+188129+132101+16094) = 21.75
4 2 8
D=
1
(b (1) +bd d +bee +bdede) = (124106+188129+132101+16094) =13.5
4 2 8
E=
1
(e (1) +beb +bd d +bde de) = (101106+132124+188) 129+16094 =16
4 2 8
BD=
1
(bde+(1) +bd +e d b debe) = (106+160+188+10112412913294) = 9.5
4 2 8
BE=
1
(bde+(1) +be+ d b e debe) = (106+160+132+12912410194188)
= 2.5
4 2 8
DE=
1
(bde+(1) + de+b d e dbbe) = (106+160+94+124129101132188) = 8.25
4 2 4
BDE=
1
(bde+b + d +e (1) bd be de) = (106+124+129+10118813294160) = 7.5
4 2 8

Dari ketujuh efek tersebut maka efek B (katalis) mempunyai pengaruh

terhadap percobaan tersebut. Sehingga untuk percobaan selanjutnya akan

menghasilkan respon yang maksimum jika faktor konsentrasi, kecepatan

pengadukan ,suhu dan kecepatan pada taraf rendah sedangkan untuk faktor

katalis taraf yang tinggi.

Jika rancangan fraksional 2k-1 digunakan untuk k cukup (misal k>5)

maka akan memberikan estimasi kombinasi linear yang terlalu banyak, karena

sebagian besar merupakan kombinasi dari interaksi dari order yang lebih

tinggi. Oleh karena itu diperlukan pecahan yang lebih kecil untuk rancangan

faktorial 2k yaitu rancangan faktorial fraksional 2k-p, dengan p>1 yang

memiliki pembangkit yang saling bebas.

2. Rancangan Fraksional 2k-p


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

Rancangan fraksional 2k-p merupakan pecahan (1/2)p dari rancangan 2k

dan terdiri 2k-p amatan. Rancangan ini memerlukan p pembangkit (generator)

yang saling bebas. Relasi penentu rancangan terdiri dari p pembangkit yang

telah dipilih sebelumnya dan 2p-p-1 interaksi yang disamaratakan, yang

merupakan hasil perkalian antara p pembangkit yang saling bebas.

Pembentukan rancangan fraksional 2k-p dilakukan dengan menulis

kembali sebuah rancangan faktorial untuk (k-p) faktor kemudian ditambah

dengan p faktor yang menghubungkan taraf positif dan negatif faktor-faktor

tersebut dengan tanda positif dan negatif dari interaksi yang dibentuk oleh (k-

p) faktor asal.

Stuktur alias diperoleh dengan mengalikan setiap kombinasi perlakuan

dengan relasi penentu. Untuk pemilihan pembangkit dilakukan secara hati-hati

agar efek-efek yang dipandang penting tidak beralias satu sama lain, karena

dapat mengakibatkan informasi yang diperlukan hilang. Setiap efek

mempunyai 2p-1 alias dan jumlah susunan alias yang diperoleh sebanyak 2k-p-

1. Untuk nilai k yang cukup besar, interaksi order yang lebih tinggi dapat

diabaikan , sehingga akan menyederhanakan struktur alias.

Dalam Montgomery (1991) telah diberikan pilihan p pembangkit yang

saling bebas, sehingga dapat diperoleh susunan alias yang lebih baik, untuk k

11 faktor dan jumlah amatan n 128 (Lampiran 3).

Analisis variansi 2k-p dapat dilakukan dengan algoritma Yates, yaitu

dengan menuliskan data yang berasal dari sebuah percobaan faktorial penuh

2r, dengan r k-p yang merupakan subhimpunan dari k faktor asal. Dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

faktor tambahan dimasukan jika estimasi efek yang sebenarnya akan dicari.

Estimasi efek dapat dicari dengan menghitung kombinasi linear dari setiap

efek

2(kontras ) i kontras i
i = =
N N( )
2
(4.2)

dengan i = efek ke-i

N=2k-p adalah total jumlah pengamatan

kontrasi diperoleh dari tabel tanda positif dan negatif dalam kolom ke-i.

Estimasi eror diperoleh dengan mengabungkan interaksi tiga faktor atau

interaksi order yang lebih tinggi yang dapat diabaikan.

Rancangan 2k-p dapat diproyeksikan menjadi rancangan faktorial penuh

atau rancangan fraksional dalam sub himpunan r k-p dari faktor asal.

Subhimpunan faktor yang membentuk faktorial fraksional adalah

subhimpunan faktor dalam relasi penentu. Sedangkan subhimpunan faktor

yang membentuk faktorial penuh adalah subhimpunan faktor yang bukan

merupakan relasi penentu.

Contoh 4. 5

Sebuah percobaan akan menguji 7 faktor dalam delapan amatan, sehingga

1
percobaan itu merupakan sebuah pecahan dari faktorial penuh 27.
16

Rancangan 27-4 terlebih dahulu dibentuk rancangan 23 dalam faktor A, B, C

dan empat faktor ditambahkan yaitu D = AB, E = AC, F = BC, G = ABC. Jadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

pembangkit untuk rancangan ini adalah ABD, ACE, BCF, ABCG. Tabel 4.11

berikut menujukan rancangan 27-4.

Tabel 4.11. Koefisien tanda untuk rancangan dasar faktorial 23 dalam


rancangan fraksional 27-4

Amatan A B C D=AB E=AC F=BC G=ABC Kombinasi


perlakuan
1 - - - + + + - def
2 + - - - - + + afg
3 - + - - + - + beg
4 + + - + - - - abd
5 - - + + - - + cdg
6 + - + - + - - ace
7 - + + - - + - bcf
8 + + + + + + + abcdefg

Dengan relasi penentu untuk rancangan 27-4 adalah I = ABD = ACE = BCF =

ABCD = BCDE = ACDF = CDG = ABEF = BEG = AFG = DEF = ADG =

BDFG = CEFG = ABCDEFG

Jika diasumsikan bahwa interaksi antara tiga faktor dan interaksi order yang

lebih tinggi dapat diabaikan, maka setiap kombinasi linear yang berkaitan efek

utama sesungguhnya akan mengestimasi efek utama dan tiga buah interaksi

dua faktor. Sehingga dibawah ini merupakan alias untuk efek utama:

D D + AB + EF + CG
A A + BD + CE + FG
E E + AC + DF + BG
B B + AD + CF + EG
F F + BC + DE + AG
C C + AE + BF + DG
G G + CD + BE + AF

Ada 16 rancangan 27-4 yang berbeda dapat dibentuk dengan mengunakan

pembangkit salah satu dari 16 pilihan yang mungkin dalam I = ABD,

I I = ACE, I = BCF, I = ABCG.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

Salah satu pecahan 1


16 yang lain dari rancangan 27-4 adalah pecahan dengan

E dan F yang diidentifikasikan dengan E = -AC dan F = -BC. Relasi

pembangkit untuk rancangan ini adalah I = ABD, I = -ACE, I = -BCF, I =

ABCG. Dengan relasi penentu I = ABD = -ACE = -BCF = ABCG = BCDE = -

ACDF = CDE = ABEF = -BEG = -AFG = DEF = -ADEG = BDFG = CEFG

= ABCDEFG

Sehingga struktur alias untuk pecahan ini dapat diperoleh dengan mengganti

tanda faktor E dan F dalam struktur alais pecahan asal yaitu:

A ' A + BD CE FG
B ' B + AD CF EG
C ' C AE BF + DG
D ' D + AB EF + CG
E ' E AC + DF BG ( E ' E + AC DF + BG )
F ' F BC + DE AG ( F ' F + BC DE + AG )
G ' G + CD + BE + AF

Jika kedua pecahan tersebut dijumlahkan dan dikurangkan maka akan

diperoleh estimasi efek untuk efek utama dan interaksi dua faktor. Seperti

dibawah ini

Tabel 4.12.Gabungan pecahan utama dan pecahan penganti untuk rancangan


fraksional 27-4 dalam Contoh 4.5

i ( i+ i) ( i- i)
A A + BD CE + FG
B B + AD CF + EG
C C + DG AC + BF
D D + AB + EF + CG Interaksi yang lebih tinggi
E E + DF AC + BG
F F + DE BC +AG
G G +CD BE + AF
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

3. Menggabungkan pecahan

Secara umum jika dua pecahan dari keluarga yang sama digabung

penjumlahan dan pengurangan dari kombinasi linear efek akan menghitung

efek- efek yang dapat diestimasi dari rancangan gabungan.

Prosedur penambahan pecahan dalam suatu rangkaian percobaan

fraksional dengan pengantian tanda yang sesuai akan memberikan suatu

metode yang berguna untuk memisahkan secara sistematik efek-efek penting

dalam sistem multi faktor. Ada dua macam penambahan pacahan dalam suatu

rancangan faktorial fraksional yaitu:

a. Penambahan sebuah pecahan penganti dengan menganti tanda sebuah

faktor.

Misalkan dalam Contoh 4.5 sebuah pecahan kedua dibentuk dengan

merubah tanda dari faktor C dalam pecahan utama rancangan 27-4 maka

kombinasi linear untuk menghitung estimasi efek dari rancangan ini

adalah (diasumsikan interaksi tiga faktor dan order tinggi dapat diabaikan)

A ' A + BD CE + FG
B ' B + AD CF + EG
C ' C AC BF DG ( yaituC ' C + AC + BF + DG )

D ' D + AB EF CG
E ' E AC + DE + BG
F ' F BC + DC + AG
G ' G CD + BE + AF

Dengan mengabungkan pecahan ini dengan pecahan utama diperoleh:

Tabel 4.13. Pengabungan pecahan utama dan pecahan penganti dalam


Contoh 4.5 dengan menganti tanda faktor C

i ( i+ i) ( i- i)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

A A +BD+FG CE
B B + AD +EG CF
C C AC + BF+ DG
D D + AB BC +DG
E E + BG + DF AC
F F +AG + DE BC
G G + BE + AF CD

Jika penambahan sebuah rancangan faktorial fraksional maka sebuah

pecahan penganti sama dengan pecahan utama, kecuali tanda dari sebuah

faktor diganti. Sehingga faktor tersebut dan gabungannya akan memberikan

estimasi efek utama faktor tersebut dan semua interaksi dua faktor yang

berkaitan dengannya bebas dari efek utama dan interaksi lainnya.

b. Penambahan sebuah pecahan penganti dengan menganti semua tanda dari

kolom perlakuan.

Misalkan dalam Contoh 4.5 sebuah pecahan kedua ditambahkan pada

rancangan 27-4dengan merubah tanda untuk semua faktornya

sehinggadiperoleh kombinasi linear sebagai berikut:

A ' A BD CE FG
B ' B AD CF EG
C ' C AC BF DG
D ' D AB EF CG
E ' E AC DF BG
F ' F BC DC AG
G ' G CD BE AF

Dengan mengabungkan pecahan ini dengan pecahan utama diperoleh:

Tabel 4.14. Pengabungan pecahan utama dan pecahan penganti dalam


Contoh 4.5 dengan menganti semua tanda dalam kolom
perlakuan

i ( i+ i) ( i- i)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

A A CE + FG + BD
B B CF + EG+ AD
C C AC + BF+ DG
D D AE + BC +DG
E E AC + BG + DF
F F BC +AG + DE
G G BE + AF +CD

Penambahan sebuah pecahan penganti dengan menganti semua tanda

dari semua faktor, maka rancangan gabungannya akan memberikan estimasi

semua efek utama yang bebas dari semua interaksi dua faktor. Prosedur ini

disebut dengan melipat (folding over) rancangan.

Menurut Box dan Hunter (dalam Box dan Hunter 2000) jika suatu

pecahan diulang dengan tanda yang dibalik maka semua hubungan alias antara

efek utama dan interaksi dua faktor menjadi terputus.

Jika mengunakan rancangan percobaan faktorial 2k secara lengkap,

pada awal percobaan mungkin merupakan hal yang kurang praktis maka

pengunaan rancangan fraksional 2k-p jumlah amatan akan berkurang dan

homogenitas antar perlakuan dapat diperbaiki, karena jumlah amatan

menjadi lebih sedikit. Selain itu dengan mengabungkan rancangan

fraksional dapat diperoleh rancangan fraksional dengan ukuran yang lebih

besar yaitu dengan mengabungkan beberapa pecahan yang mungkin

terbentuk. Karena dalam rancangan fraksional 2k-p memerlukan p efek yang

dibaurkan untuk dijadikan sebagai pembangkit, maka dapat mengakibatkan

hilangnya informasi penting dan sulit menentukan faktor mana yang akan

dibaurkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

Contoh 4.6

Seseorang yang gemar bersepada ingin tertarik untuk mengetahui berapa

waktu yang diperlukan untuk menadaki sebuah bukit dan faktor apa yang

sangat mempengaruhi pendakian tersebut. Maka Dalam penelitian itu

diduga ada 7 faktor akan mempengaruhi waktu pendakian dan masing-

masing faktor mendapat dua taraf perlakuan. Adapun ketujuh faktor

tersebut adalah:

Faktor Taraf Taraf


rendah tinggi
Posisi sedel sepeda (A) Rendah Maksimum
Dinamo (B) Mati Hidup
Setang (pengemudi) (C Bawah Atas
Gear (D) Kecil Sedang
Jas hujan (E) Tidakmemakai Memakai
Sarapan (F) Tidak Ya
Tingkat kecapekan (G) rendah tinggi

Sedangkan jumlah amatan yang akan diamati dalam percobaan tersebut

hanya sebanyak delapan amatan. Sehingga rancangan untuk percobaan

tersebut adalah rancangan fraksional 27-4. Adapun kedelapan amatan

tersebut tampak seperti dalam Tabel 4.15

Tabel 4.15. Hasil waktu untuk delapan amatan dalam Contoh 4.6

Amat A B C D= E=AC F=BC G= Kombinasi Waktu


an AB ABC perlakuan (sekon)
1 - - - + + + - def 69
2 + - - - - + + afg 52
3 - + - - + - + beg 60
4 + + - + - - - abd 83
5 - - + + - - + cdg 71
6 + - + - + - - ace 50
7 - + + - - + - bcf 59
8 + + + + + + + abcdefg 88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

Dari Contoh 4.5 maka stuktur alias untuk percobaan diatas adalah

A A + BD + CE + FG = 14 ( 69 + 52 60 + 83 71 + 50 59 + 88) =
14
= 3.5
4
B B + AD + CF + EG = 14 ( 69 52 + 60 + 83 71 50 + 59 + 88) = = 12
48
4
C C + AE + BF + DG = 14 ( 69 52 60 83 + 71 + 50 + 59 + 88) = = 1
4
4
D D + AB + EF + CG = 14 (69 52 60 + 83 + 71 50 59 + 88) = = 22.5
90
4
E E + AC + DF + BG = 14 (69 52 + 60 83 71 + 50 59 + 88) = = 0.5
2
4
F F + BC + DE + AG = 14 (69 + 52 60 83 71 50 + 59 + 88) = = 1
4
4
G G + CD + BE + AF = 14 ( 69 + 52 + 60 83 + 71 50 59 + 88) = = 2.5
10
4

Dari estimasi efek utama efek yang signifikan berpengaruh terhadap waktu

untuk mendaki tersebut yaitu faktor D dan B

Sehingga jumlah kuadrat untuk B dan D adalah

JK B =
(48)
2
= 36 JK D =
(90 )
2
= 126.5625
26 26

sedangkan rata kuadrat dari B, D adalah RJKB = 36 dan RJKD = 126.5625


B

JKeror =
(14)2 + (4)2 + (2)2 + (4)2 + (10)2 = 5.1875
26

5.1875
Dan nilai RJK error = = 1.296875
4

1.296875
maka Standar eror efek = = = 0.201 . Perhitungan diatas
RJK error
2k 2
25

dapat juga dilakukan dengan program minitab 14 (Lampiran 8)

Untuk mengetahui faktor atau kombinasi perlakuan yang akan

menghasilkan waktu pendakian yang maksimum maka rancangan fraksional


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

27-4 diproyeksikan dalam rancangan faktorial 22 dengan 2 ulangan, maka

diperoleh seperti dalam Tabel 4.16

Tabel 4.16. Proyeksi rancangan faktorial 27-4 dalam Contoh 4.6

Faktor Dynamo (B)


mati hidup
Gear Kecil 52 60
(D) 50 59
102 119
sedang 69 83
71 88
140 171

Dari Tabel 4.16 maka dapat ditentukan estimasi efek utama B,D dan

kombinasi BD adalah:

B=
1
(bd + b d (1)) = (171 + 119 140 102) = 12
2.2 4
D=
1
(bd + d b (1)) = (171 + 140 119 102) = 22
2.2 4
BD =
1
(bd + (1) b d ) = (171 + 102 140 119) = 3.5
2.2 4

Karena faktor gear mempunyai pengaruh yang besar dari faktor dynamo maka

faktor gear mempunyai pengaruh yang signifikan dibandingkan dengan

keenam faktor yang lain.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

BAB V

KESIMPULAN

Rancangan percobaan faktorial 2k adalah suatu rancangan percobaan yang

melibatkan k buah faktor dengan setiap faktor hanya terdiri atas dua taraf.

Banyaknya taraf 2 ditulis menjadi bilangan pokok dan banyaknya faktor ialah k

menjadi pangkat. Sehingga jumlah amatan untuk rancangan percobaan faktorial 2k

sebanyak 2k. Semakin banyak k faktor yang terlibat maka jumlah amatan akan

semakin bertambah sehingga untuk menghitung jumlah kuadrat dan estimasi

setiap perlakuan akan menjadi sulit, untuk mempermudahnya maka digunakan

algoritma Yates.

Kelebihan rancangan percobaan faktorial 2k

1. Semua unit percobaan dapat digunakan dalam mengevaluasi efek dari

masing-masing faktor.

2. Interaksi antar faktor dapat diduga . Ini berarti dapat diketahui apakah

masing-masing faktor bekerja sendiri atau secara bersama-sama.

3. Ruang lingkup kesimpulan dapat diperluas dengan menambah faktor yang

diteliti, dengan demikian suatu faktor dapat direkomendasikan pada berbagai

kondisi yang sesuai.

Kelemahan rancangan percobaan faktorial 2k.

1. Jumlah faktor yang diteliti semakin banyak akan membutuhkan banyak

materi, pembiayaan dan kerumitan dalam penghitungan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

2. Tidak praktis dan bijaksana melakukan percobaan besar pada awal

penelitian apabila hasil dari beberapa percobaan awal yang kecil mungkin

memberikan hasil yang lebih baik.

Ada kemungkinan rancangan percobaan faktorial 2k lengkap tidak dapat

dilakukan dalam keadaan yang homogen. Maka dapat digunakan teknik

pembauran rancangan faktorial 2k-p, yaitu teknik rancangan percobaan faktorial 2k

dapat dilakukan dalam 2p blok (p<k) dengan setiap blok memuat 2k-p amatan dan p

efek yang saling bebas dipilih untuk dibaurkan dalam blok. Sedangkan 2p-p-1 efek

yang tersisa dibaurkan dalam blok menjadi interaksi yang disamaratakan dari p

efek yang saling bebas tersebut. Hasil penyelesaian dan analisis yang diperoleh

dengan melakukan pembauran akan sama dengan hasil yang diperoleh jika

melakukan rancangan percobaan faktorial lengkap. Hal ini karena dalam

pembauran percobaan faktorial dibagi kedalam blok-blok yang berukuran yang

lebih kecil dengan membaurkan p efek ke dalam blok tanpa menggurangi jumlah

amatan.

Kelebihan pemburan dalam rancangan percobaan faktorial 2k

1. Pengamatan terbagi menjadi dalam blok yang lebih kecil, sehingga

keragaman dalam setiap blok minimum dan keragaman antar blok

maksimum, karena keragaman blok menjadi bagian dari galat percobaan.

2. Ketepatan percobaan lebih tinggi.

Kelemahan pembauran dalam rancangan percobaan faktorial 2k adalah sulit

menentukan kombinasi mana yang akan dibaurkan sebagai landasan

pengelompokan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

Dalam praktek pengamatan rancangan faktorial 2k secara lengkap tidaklah

ekonomis bahkan dalam beberapa hal tidak mungkin dilakukan, maka diambil

sebagian amatan dari pengamatan penuh. Jika hal ini terjadi maka dikatakan

rancangan tersebut disebut dengan rancangan fraksional.

Dengan rancangan faktorial fraksional 2k-p memerlukan jumlah amatan

yang lebih sedikit dari rancangan faktorial 2k. Rancangan faktorial fraksional 2k-p

dapat diproyeksikan kedalam rancangan faktorial 2r, dengan r k p.

Rancangan resolusi merupakan suatu cara untuk menyususun rancangan

fraksional 2k-p berdasarkan stuktur alias yang dihasilkan. Alias adalah dua efek

atau lebih yang mempunyai nilai kombinasi perlakuan yang sama. Hasil

penyelesaian dan analisis dengan perulangan fraksional 2k-p akan mempunyai hasil

yang sama dengan pengamatan penuh, karena sebuah rancangan yang berisi

2kamatan dibentuk dari perulangan rancangan 2k-p sebanyak 2p dengan pergantian

tanda (+) dan tanda (-).

Kelemahan dari perulangan fraksional adalah kehilangan keterangan untuk

beberapa pengaruh dalam percobaan dan sulit menentukan faktor mana yang akan

dihilangkan. Sedangkan kelebihannya adalah:

1. Jumlah amatan berkurang.

2. Memungkinkan mengurangi ukuran kelompok dengan tidak memerlukan

seluruh perlakuan yang diujikan ada dalam satu kelompok.

3. Homogenitas satuan percobaan dapat diperbaiki.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

DAFTAR PUSTAKA

Finney, DJ. 1965. An Introduction to the teory of experimental design. Chicago:


The University of Chicago press

Gomez, A.Kwanchai. 1998. Prosedur Statistik Untuk Penelitiian Pertanian. Edisi


kedua. Jakarta: Universitas Indonesia

Montgomery, Douglas C. 1976. Design Analysis of Experiments. Third edition.


USA: Courier Companies

Sandra Widasari. 1988. Rancangan Percobaan. Jakarta: Universitas terbuka

Sugandi, E. Sugiarto. 1994. Rancangan Percobaan. Edisi pertama. Yogyakarta:


Andi offset

Sudjana. 1989. Desain dan Analisis Eksperimen. Bandung:Tarsito

Ronald, A Fisher. 1960. Design of Experiments. Eight edition. Britain: Oliver and
Boys.

Walpole, R. E. 1990. Pengantar Statistika. Edisi ketiga. Jakarta: Gramedia


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

Lampiran 4 :

Hasil dengan minitab untuk Contoh 3.1

Data pengamatan
kosentrasi jenis
StdOrder RunOrder CenterPt Blocks reaktan katalis hasil
3 1 1 1 15% 2 18
8 2 1 1 25% 2 31
12 3 1 1 25% 2 30
11 4 1 1 15% 2 19
4 5 1 1 25% 2 29
1 6 1 1 15% 1 28
10 7 1 1 25% 1 36
6 8 1 1 25% 1 32
9 9 1 1 15% 1 25
5 10 1 1 15% 1 27
7 11 1 1 15% 2 23
2 12 1 1 25% 1 32

Full Factorial Design

Factors: 2 Base Design: 2, 4


Runs: 12 Replicates: 3
Blocks: 1 Center pts (total): 0

Factorial Fit: hasil versus kosentrasi reaktan, jenis katalis

Estimated Effects and Coefficients for hasil (coded units)

Term Effect Coef SE Coef T P


Constant 27.500 0.5713 48.14 0.000
kosentrasi reaktan 8.333 4.167 0.5713 7.29 0.000
jenis katalis -5.000 -2.500 0.5713 -4.38 0.002
kosentrasi reaktan*jenis katalis 1.667 0.833 0.5713 1.46 0.183

S = 1.97906 R-Sq = 90.30% R-Sq(adj) = 86.66%

Analysis of Variance for hasil (coded units)

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P


Main Effects 2 283.333 283.333 141.667 36.17 0.000
2-Way Interactions 1 8.333 8.333 8.333 2.13 0.183
Residual Error 8 31.333 31.333 3.917
Pure Error 8 31.333 31.333 3.917
Total 11 323.000

Estimated Coefficients for hasil using data in uncoded units


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

Term Coef
Constant 35.0000
kosentrasi reaktan 1.66667
jenis katalis -5.00000
kosentrasi reaktan*jenis katalis 1.66667

Normal Probability Plot of the Standardized Effects


(response is hasil, Alpha = .05)
99
Effect Type
Not Significant
95 Significant

90 Factor Name
A kosentrasi reaktan
80 A B jenis katalis

70
Percent

60
50
40
30
20 B

10

1
-5.0 -2.5 0.0 2.5 5.0 7.5
Standardized Effect

Interaction Plot (data means) for hasil


34 kosentrasi
reaktan
15%
32
25%

30

28
Mean

26

24

22

20

1 2
jenis katalis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

Lampiran 5 :

Hasil dengan minitab untuk Contoh 3.2

Full Factorial Design

Factors: 3 Base Design: 3, 8


Runs: 16 Replicates: 2
Blocks: 1 Center pts (total): 0

Factorial Fit: hasil versus kecepatan, dalamnya pemotongan, Sudut

Estimated Effects and Coefficients for hasil (coded units)

Term Effect Coef SE Coef T


P
Constant 11.0625 0.3903 28.34
0.000
kecepatan 3.3750 1.6875 0.3903 4.32
0.003
dalamnya pemotongan 1.6250 0.8125 0.3903 2.08
0.071
Sudut 0.8750 0.4375 0.3903 1.12
0.295
kecepatan*dalamnya pemotongan 1.3750 0.6875 0.3903 1.76
0.116
kecepatan*Sudut 0.1250 0.0625 0.3903 0.16
0.877
dalamnya pemotongan*Sudut -0.6250 -0.3125 0.3903 -0.80
0.446
kecepatan*dalamnya pemotongan*Sudut 1.1250 0.5625 0.3903 1.44
0.188

S = 1.56125 R-Sq = 79.02% R-Sq(adj) = 60.66%

Analysis of Variance for hasil (coded units)

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P


Main Effects 3 59.1875 59.1875 19.729 8.09 0.008
2-Way Interactions 3 9.1875 9.1875 3.063 1.26 0.352
3-Way Interactions 1 5.0625 5.0625 5.063 2.08 0.188
Residual Error 8 19.5000 19.5000 2.438
Pure Error 8 19.5000 19.5000 2.438
Total 15 92.9375

Estimated Coefficients for hasil using data in uncoded units

Term Coef
Constant 11.0625
kecepatan 1.68750
dalamnya pemotongan 0.812500
Sudut 0.437500
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

kecepatan*dalamnya pemotongan 0.687500


kecepatan*Sudut 0.062500
dalamnya pemotongan*Sudut -0.312500
kecepatan*dalamnya pemotongan*Sudut 0.562500

Normal Probability Plot of the Standardized Effects


(response is hasil, Alpha = .05)
99
Effect Type
Not Significant
95 Significant

90 A F actor Name
A kecepatan
80 B dalamny a pemotongan
C Sudut
70
Percent

60
50
40
30
20

10

1
-3 -2 -1 0 1 2 3 4 5
Standardized Effect

Interaction Plot (data means) for hasil


0.025 inci 0.040 inci 15 25

14 kecepatan
20 inci/menit
30 inci/menit
12
kecepatan

10

14 dalamnya
pemotongan
0.025 inci
12
dalamnya pemotongan 0.040 inci

10

Sudut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

Probability Plot of hasil


Normal - 95% CI
99
Mean 11.06
StDev 2.489
95 N 16
AD 0.304
90
P-Value 0.532
80
70
Percent
60
50
40
30
20

10

1
5 10 15 20
hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

Lampiran 6:

Hasil dengan minitab untuk Contoh 4.2

Factors: 4 Base Design: 4, 16 Resolution with blocks: V


Runs: 16 Replicates: 1
Blocks: 2 Center pts (total): 0
Block Generators: ABCD

Alias Structure
I
Blk = ABCD

A
B
C
D
AB
AC
AD
BC
BD
CD
ABC
ABD
ACD
BCD

Factorial Fit: respon versus Block, suhu, tekanan, ...

Estimated Effects and Coefficients for respon (coded units)

Term Effect Coef


Constant 70.063
Block -0.688
suhu 21.625 10.812
tekanan 3.125 1.562
konsentrasi 9.875 4.938
kecepatan penggadukan 14.625 7.312
suhu*tekanan 0.125 0.062
suhu*konsentrasi -18.125 -9.063
suhu*kecepatan penggadukan 16.625 8.313
tekanan*konsentrasi 2.375 1.188
tekanan*kecepatan penggadukan -0.375 -0.188
konsentrasi*kecepatan penggadukan -1.125 -0.563
suhu*tekanan*konsentrasi 1.875 0.938
suhu*tekanan*kecepatan penggadukan 4.125 2.062
suhu*konsentrasi* -1.625 -0.813
kecepatan penggadukan
tekanan*konsentrasi* -2.625 -1.313
kecepatan penggadukan

Analysis of Variance for respon (coded units)

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P


Blocks 1 7.56 7.56 7.563 * *
Main Effects 4 3155.25 3155.25 788.812 * *
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

2-Way Interactions 6 2447.88 2447.88 407.979 * *


3-Way Interactions 4 120.25 120.25 30.062 * *
Residual Error 0 * * *
Total 15 5730.94

Normal Probability Plot of the Effects


(response is respon, Alpha =.05)
99
Effect Type
Not Significant
95 A Significant
90 Factor Name
AD
A suhu
80 D B tekanan
C
70 C konsentrasi
Percent

60 D kecepatan penggadukan
50
40
30
20

10
5 AC

1
-20 -10 0 10 20
Effect
Lenth's PSE =3.1875

Interaction Plot (data means) for respon


-1 1 -1 1 -1 1
100
suhu
-1
75 1
suhu

50
100
tekanan
-1
75 1
tekanan

50
100
konsentrasi
-1
75 1
konsentrasi

50

kecepatan penggadukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

Lampiran 7
Hasil dengan minitab untuk contoh 4.3

Fractional Factorial Design

Factors: 5 Base Design: 5, 16 Resolution: V


Runs: 16 Replicates: 1 Fraction: 1/2
Blocks: 1 Center pts (total): 0
Design Generators: E = ABCD

Alias Structure

I + ABCDE
A + BCDE
B + ACDE
C + ABDE
D + ABCE
E + ABCD
AB + CDE
AC + BDE
AD + BCE
AE + BCD
BC + ADE
BD + ACE
BE + ACD
CD + ABE
CE + ABD
DE + ABC

Factorial Fit: respon(%) versus kecepatan rata-rata(A), Katalis( B), ...


Estimated Effects and Coefficients for respon(%) (coded units)

Term Effect Coef


Constant 65.250
kecepatan rata-rata(A) -2.000 -1.000
Katalis( B) 20.500 10.250
Kecepatan penggadukan(C) -0.000 -0.000
Suhu (D) 12.250 6.125
Kosentrasi (E) -6.250 -3.125
kecepatan rata-rata(A)*Katalis( B) 1.500 0.750
kecepatan rata-rata(A)* 0.500 0.250
Kecepatan penggadukan(C)
kecepatan rata-rata(A)*Suhu (D) -0.750 -0.375
kecepatan rata-rata(A)* 1.250 0.625
Kosentrasi (E)
Katalis( B)*Kecepatan penggadukan(C) 1.500 0.750
Katalis( B)*Suhu (D) 10.750 5.375
Katalis( B)*Kosentrasi (E) 1.250 0.625
Kecepatan penggadukan(C)*Suhu (D) 0.250 0.125
Kecepatan penggadukan(C)* 2.250 1.125
Kosentrasi (E)
Suhu (D)*Kosentrasi (E) -9.500 -4.750

S = *
Analysis of Variance for respon(%) (coded units)

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P


Main Effects 5 2453.5 2453.5 490.70 * *
2-Way Interactions 10 877.5 877.5 87.75 * *
Residual Error 0 * * *
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121

Total 15 3331.0
Alias Structure
I + kecepatan rata-rata(A)*Katalis( B)*Kecepatan penggadukan(C)*Suhu
(D)*Kosentrasi (E)
kecepatan rata-rata(A) + Katalis( B)*Kecepatan penggadukan(C)*Suhu
(D)*Kosentrasi (E)
Katalis( B) + kecepatan rata-rata(A)*Kecepatan penggadukan(C)*Suhu
(D)*Kosentrasi (E)
Kecepatan penggadukan(C) + kecepatan rata-rata(A)*Katalis( B)*Suhu
(D)*Kosentrasi (E)
Suhu (D) + kecepatan rata-rata(A)*Katalis( B)*Kecepatan
penggadukan(C)*Kosentrasi (E)
Kosentrasi (E) + kecepatan rata-rata(A)*Katalis( B)*Kecepatan
penggadukan(C)*Suhu (D)
kecepatan rata-rata(A)*Katalis( B) + Kecepatan penggadukan(C)*Suhu
(D)*Kosentrasi (E)
kecepatan rata-rata(A)*Kecepatan penggadukan(C) + Katalis( B)*Suhu
(D)*Kosentrasi (E)
kecepatan rata-rata(A)*Suhu (D) + Katalis( B)*Kecepatan
penggadukan(C)*Kosentrasi (E)
kecepatan rata-rata(A)*Kosentrasi (E) + Katalis( B)*Kecepatan
penggadukan(C)*Suhu (D)
Katalis( B)*Kecepatan penggadukan(C) + kecepatan rata-rata(A)*Suhu
(D)*Kosentrasi (E)
Katalis( B)*Suhu (D) + kecepatan rata-rata(A)*Kecepatan
penggadukan(C)*Kosentrasi (E)
Katalis( B)*Kosentrasi (E) + kecepatan rata-rata(A)*Kecepatan
penggadukan(C)*Suhu (D)
Kecepatan penggadukan(C)*Suhu (D) + kecepatan rata-rata(A)*Katalis(
B)*Kosentrasi (E)
Kecepatan penggadukan(C)*Kosentrasi (E) + kecepatan rata-rata(A)*Katalis(
B)*Suhu (D)
Suhu (D)*Kosentrasi (E) + kecepatan rata-rata(A)*Katalis( B)*Kecepatan
penggadukan(C)

degrees of freedom for error = 0.

Normal Probability Plot of the Effects


(response is respon(%), Alpha = .05)
99
Effect Type
Not Significant
95 B Significant
90 D F actor N ame
A kecepatan rata-rata(A )
80 BD
B Katalis( B)
70 C Kecepatan penggadukan(C )
Percent

60 D S uhu (D)
E Kosentrasi (E )
50
40
30
20

10 E

5 DE

1
-10 -5 0 5 10 15 20
Effect
Lenth's PSE = 1.875
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122

Lampiran 8

Hasil dengan minitab untuk contoh 4.4

Fractional Factorial Design

Factors: 7 Base Design: 7, 8 Resolution: III


Runs: 8 Replicates: 1 Fraction: 1/16
Blocks: 1 Center pts (total): 0
* NOTE * Some main effects are confounded with two-way interactions.
Design Generators: D = AB, E = AC, F = BC, G = ABC

Alias Structure

I + ABD + ACE + AFG + BCF + BEG + CDG + DEF + ABCG + ABEF + ACDF + ADEG +
BCDE
+ BDFG + CEFG + ABCDEFG
A + BD + CE + FG + BCG + BEF + CDF + DEG + ABCF + ABEG + ACDG + ADEF +
ABCDE +
ABDFG + ACEFG + BCDEFG
B + AD + CF + EG + ACG + AEF + CDE + DFG + ABCE + ABFG + BCDG + BDEF +
ABCDF +
ABDEG + BCEFG + ACDEFG
C + AE + BF + DG + ABG + ADF + BDE + EFG + ABCD + ACFG + BCEG + CDEF +
ABCEF +
ACDEG + BCDFG + ABDEFG
D + AB + CG + EF + ACF + AEG + BCE + BFG + ACDE + ADFG + BCDF + BDEG +
ABCDG +
ABDEF + CDEFG + ABCEFG
E + AC + BG + DF + ABF + ADG + BCD + CFG + ABDE + AEFG + BCEF + CDEG +
ABCEG +
ACDEF + BDEFG + ABCDFG
F + AG + BC + DE + ABE + ACD + BDG + CEG + ABDF + ACEF + BEFG + CDFG +
ABCFG +
ADEFG + BCDEF + ABCDEG
G + AF + BE + CD + ABC + ADE + BDF + CEF + ABDG + ACEG + BCFG + DEFG +
ABEFG +
ACDFG + BCDEG + ABCDEF

Factorial Fit: waktu versus sedel, dinamo, ...

Estimated Effects and Coefficients for waktu (coded units)

Term Effect Coef


Constant 65.8750
sedel 2.2500 1.1250
dinamo 10.7500 5.3750
setang -0.2500 -0.1250
gear 21.2500 10.6250
jas hujan -0.7500 -0.3750
sarapan -0.2500 -0.1250
tingkat kecapekan 1.2500 0.6250
S = *

Analysis of Variance for waktu (coded units)

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P


Main Effects 7 1149 1149 164.1 * *
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

Residual Error 0 * * *
Total 7 1149

Estimated Coefficients for waktu using data in uncoded units

Term Coef
Constant 65.8750
sedel 1.12500
dinamo 5.37500
setang -0.125000
gear 10.6250
jas hujan -0.375000
sarapan -0.125000
tingkat kecapekan 0.625000

Effects Plot for waktu

Alias Structure (up to order 3)


I + sedel*dinamo*gear + sedel*setang*jas hujan + sedel*sarapan*tingkat
kecapekan + dinamo*setang*sarapan + dinamo*jas hujan*tingkat
kecapekan +
setang*gear*tingkat kecapekan + gear*jas hujan*sarapan
sedel + dinamo*gear + setang*jas hujan + sarapan*tingkat kecapekan +
dinamo*setang*tingkat kecapekan + dinamo*jas hujan*sarapan +
setang*gear*sarapan + gear*jas hujan*tingkat kecapekan
dinamo + sedel*gear + setang*sarapan + jas hujan*tingkat kecapekan +
sedel*setang*tingkat kecapekan + sedel*jas hujan*sarapan +
setang*gear*jas
hujan + gear*sarapan*tingkat kecapekan
setang + sedel*jas hujan + dinamo*sarapan + gear*tingkat kecapekan +
sedel*dinamo*tingkat kecapekan + sedel*gear*sarapan +
dinamo*gear*jas
hujan + jas hujan*sarapan*tingkat kecapekan
gear + sedel*dinamo + setang*tingkat kecapekan + jas hujan*sarapan +
sedel*setang*sarapan + sedel*jas hujan*tingkat kecapekan +
dinamo*setang*jas hujan + dinamo*sarapan*tingkat kecapekan
jas hujan + sedel*setang + dinamo*tingkat kecapekan + gear*sarapan +
sedel*dinamo*sarapan + sedel*gear*tingkat kecapekan +
dinamo*setang*gear +
setang*sarapan*tingkat kecapekan
sarapan + sedel*tingkat kecapekan + dinamo*setang + gear*jas hujan +
sedel*dinamo*jas hujan + sedel*setang*gear + dinamo*gear*tingkat
kecapekan
+ setang*jas hujan*tingkat kecapekan
tingkat kecapekan + sedel*sarapan + dinamo*jas hujan + setang*gear +
sedel*dinamo*setang + sedel*gear*jas hujan + dinamo*gear*sarapan +
setang*jas hujan*sarapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124

N o r m a l P r o b a b i l i ty P l o t o f th e E f f e c ts
( r e s p o n s e is w a ktu , A lp h a = .0 5 )
99
E ffe c t T y p e
N o t S ig n ific a n t
95 S ig n ific a n t
90 g ear

80
d in a m o
70
Percent

60
50
40
30
20

10
5

1
0 5 10 15 20
Ef f e c t
L e n th 's P S E = 1 .1 2 5

Anda mungkin juga menyukai