Anda di halaman 1dari 9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kepemimpinan

Gibson dkk dalam Djarkasih (1995; 334). Kepemimpinan adalah upaya

mempengaruhi kegiatan pengikut melalui proses komunikasi untuk mencapai

tujuan tertentu. Menurut Lazaruth (1988; 21). Kepemimpinan adalah

kemampuan dan kesiapan seseorang untuk mengarahkan, membimbing atau

mengatur orang lain. Menurut Winardi (2000; 47). Kepemimpinan merupakan

suatu kemampuan yang melekat pada diri seseorang yang memimpin, yang

tergantung dari macam-macam faktor, baik faktor-faktor intern maupun

faktor-faktor ekstern. Dari ketiga pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa

kepemimpinan adalah kemampuan seseorang dalam mempengaruhi,

mengarahkan dan membimbing serta mengatur orang lain.

Kepemimpinan pada dasarnya memotivasi berarti harus dilakukan

sebagai kegiatan mendorong anngota untuk mengerahkan kemampuan terbaik

mereka demi usaha pencapainan tujuan organisasi yang telah ditetapkan

sebelumnya.

Kepemimpinan menurut Stoner adalah suatu proses mengarahkan dan

mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan dari anggota

kelompok. Pendapat ini dapat suatu pendapat bahwa kepemimpinan itu

merupakan upaya dalam mempengaruhi dan mengarahkan kelompok

(Stonner 1996:161).
Dalam upaya mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan yang

diinginkan maka dibutuhkan konsep kepemimpinan yang baik. Akan tetapi itu

bukann merupakan pekerjaan mudah Karena memahami orang lain itu tidaklah

mudah. Sehubungan dengan hal tersebut ada bebarapak teori kepemimpinan yang

sering terjadi didalam organisasi. Menurut Terry dalam Kartono (1992:65). Ada

beberapa macam teori tentang kepemimpinan yang dikemukakan antara lain:

a. Teori Otokratis, kepemimpinan didasarkan atas perintah-perintah, pemaksaan

dan tindakan yang arbiter (sebagai wasit). Kepemimpinannya berorientasi

pada struktur organisasi dan tugas-tugas. Pemimpin yang otokrat ada tiga

macam yaitu :

1) Otokrat keras, memiliki sifat tepat, seksama, sesuai dengan prinsip,

keras dan kaku.

2) Otokrat lembut, memiliki sifat yang sama dengan otokrat keras tetapi

dibarengi dengan perasaan, yang hanya mentolerir kepatuhan yang sesuai

dengan perintah dan prinsip yang diciptakannya.

3) Otokrat inkompeten, memiliki sifat yang tidak punya prinsip, jahat,

suka berbohong, menyogok, menyuap, dan munafik.

b. Teori Psikologis, Fungsi seorang pemimpin adalah memunculkan dan

mengembangkan sistem motivasi terbaik, untuk merangsang kesediaan

bekerja dari para pengikut untuk mencapai sasaran organisatoris maupun

memenuhi tujuan pribadi.


c. Teori Sosiologis, kepemimpinan merupakan usaha untuk melancarkan antar

relasi dalam organisasi dan usaha untuk menyelesaikan konflik organisatoris

untuk mencapai kerjasama yang baik.

d. Teori Suportif, pengikut harus berusaha sekuat mungkin dan bekerja dengan

penuh gairah, sedang pemimpin akan membimbing dengan sebaikbaiknya.

Maka pemimpin perlu menciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan dan

membantu mempertebal keinginan para pengikutnya. Teori ini sering disebut

teori partisipatif atau disebut pula teori kepemimpinan demokratis.

e. Teori laissez faire, pemimpin dalam hal ini hanya sebagai simbol yang tidak

memiliki keterampilan teknis, dia meyerahkan semua tanggung jawab dan

pekerjaan kepada bawahannya

f. Teori kelakuan Pribadi, kepemimpinan ini muncul berdasarkan kualitas-

kualitas pribadi atau pola-pola kelakuan para pemimpin. Pemimpin harus

mampu bersikap fleksibel, luwes, bijaksana dan mempunyai daya lenting yang

tinggi dalam mengambil langkah-langkah yang tepat untuk suatu masalah.

g. Teori sifat orang-orang besar (Traits of Great Men). Ada beberapa sifat yang

harus dimiliki seorang pemimpin antara lain yaitu memiliki intelegensi tinggi,

insiatif, energik, kedewasaan emisional, memiliki daya persuasif dan

keterampilan, komunikatif, kepercayaan pada diri sendiri, perseptif, kreatif,

partisipasi sosial yang tinggi.

h. Teori Situasi. Pemimpin harus memiliki daya lenting yang tinggi/ fleksibilitas

dalam menghadapi tuntutan situasi, lingkungan sekitar dan zamannya dan

memiliki sifat multi-dimensional (serba bisa dan serba terampil).


i. Teori Humanistik/Populastik. Pemimpin merealisir kebebasan manusia dan

memenuhi segenap kebutuhan insani, yang dicapai melalui interaksi

pemimpin dengan rakyat. Pada teori ini ada tiga variabel pokok, yaitu

kepemimpinan, organisasi, interaksi.

Sementara itu, menurut Mulyasa (2004:116), dalam implementasinya

seorang leader dapat dianalisis dari tiga teori kepemimpinan yaitu :

1) Demokratis. Inti demokratis adalah keterbukaan dan keinginan memposisikan

pekerjaan dari, oleh, dan untuk bersama. Pemimpin yang demokratis berusaha

lebih banyak melibatkan anggota kelompok. Kepemimpinan demokratis

adalah kepemimpinan yang dilandasi oleh anggapan bahwa hanya karena

interaksi kelompok yang dinamis, tujuan organisasi akan dicapai. (Danim

2004; 75-76).

2) Otoriter. Kepemimpinan menurut teori ini berdasarkan atas perintahperintah,

paksaan dan tindakan yang arbitrer dalam hubungan antar pemimpin dengan

pihak bawahan (Terry dalam Winardi 2000; 62).

3) Laissez faire. Seorang pemimpin memberikan kebebasan seluas-luasnya

kepada para pengikutnya dalam hal menentukan aktifitas mereka. (Terry

dalam Winardi 2000; 64)

Ketiga sifat tersebut sering dimiliki secara bersamaan sehingga dalam

pelaksanaannya sifat-sifat tersebut muncul secara situasional.

Menurut Wahjosumijdo (2002; 49), keberhasilan kepemimpinan pada

hakekatnya berkaitan dengan tingkat kepedulian seorang pemimpin terlibat

terhadap kedua orientasi yaitu :


a. Apa yang telah dicapai oleh organisasi (organizational achievement) yang

mencakup produksi, pendanaan, kemampuan adaptasi dengan program-

program inovatif dan sebagainya.

b. Pembinaan terhadap organisasi (organizational maintenance) mencakup

variabel kepuasan bawahan, motivasi dan semangat kerja.

Seorang pemimpin harus memperhatikan dan memperaktekkan fungsi

kepemimpinan dalam kehidupan sehari-hari, fungsi-fungsi tersebut menurut

Wahjosumidjo (2002; 105) yaitu :

1) Pemimpin harus bertindak arif, bijaksana, adil atau dengan kata lain harus

memperlakukan sama (arbitrating);

2) Sugesti atau saran kepada bawahan (suggesting);

3) Memenuhi atau menyediakan dukungan yang diperlukan (supplying);

4) Berperan sebagai katalisator;

5) Menciptakan rasa aman;

6) Menjaga integritas sebagai orang yang menjadi pusat perhatian (representing);

7) Sebagai sumber semangat (inspiring).

Menurut Wahjosumidjo dalam Mulyasa (2004; 115) mengemukakan

bahwa pemimpin harus memiliki karakter khusus yang mencakup

1) Kepribadian;

2) Keahlian dasar;

3) Pengalaman dan pengetahuan profesional;


4) Pengetahuan administrasi dan pengawasan.

Dari karakter tersebut seorang pemimpin harus memiliki kemampuan

memimpin. Kemampuan menurut Gibson, dkk dalam Djarkasih (1995; 54) adalah

sifat yang dibawa lahir atau dipelajari yang memungkinkan seseorang

menyelesaikan pekerjaannya.

Menurut Mulyasa (2004; 115) kemampuan yang harus diwujudkan

pemimpin sebagai leader dapat dianalisis dari :

1) Kepribadian. Kepribadian menurut Gibson dkk dalam Djarkasih (1995; 70),

adalah pola perilaku dan proses mental yang unik, yang mencirikan seseorang.

Kepribadian kepala sekolah sebagai leader akan tercermin dalam sifat-sifat

jujur, percaya diri, tanggung jawab, berani mengambil resiko dan keputusan,

berjiwa besar, emosi yang stabil, teladan.

2) Pengetahuan terhadap bawahan. Memahami dengan baik karakteristik setiap

bawahannya.

3) Pengetahuan terhadap visi dan misi. Sebagai seorang pemimpin harus mampu

mengembangkan visi, mengembangkan misi, dan melaksanakan program

untuk mewujudkan visi dan misi ke dalam tindakan.

4) Kemampuan mengambil keputusan. Pemimpin harus memiliki kemampuan

dalam pengambilan keputusan dalam menangani berbagai hal.

5) Kemampuan berkomunikasi. Komunikasi sangat penting untuk menjalankan

tugas sebagai seorang pemimpin. Pemimpin harus mampu berkomunikasi

dengan baik terhadap bawahannya.


Dalam penelitian ini penulis mengambil kemampuan kepemimpinan

seperti yang dikemukakan Mulyasa sebagai indikator yaitu : Kepribadian,

Kemampuan Mengambil Keputusan dan Kemampuan Komunikasi.

B. Motivasi

C. Kinerja Pegawai

Pegawai negeri adalah abdi negara yang bekerja sepenuhnya untuk

kepentingan negara yang menjelankan tugasnya sesuai dengan peraturan dan

ketentuan yang telah ditetapkan. Pegawai negeri sipil merupakan aparatur negara

yang bekerja selaku birokrasi pemerintahan yang dengan sendirinya para pegawai

sering dikatakan sebagai birokrat. Pegawai negeri sipil adalah mereka yang

bekerja pada institusi-intitusi pemerintah yang mana bertugas memberikan

pelayanan-pelayanan umum serta dalam pelayanan keamanan dan ketertiban

masyarakat

Poerwadarminta (1996: 723) dalam kamus umum bahasa Indonesia,

memberikan pengertian pegawai adalah orang yang bekerja pada pemerintah

(perusahaan dan sebagainya) sedangkan negeri berarti negara atau

pemerintahan. Jadi pegawai negeri adalah orang yang bekerja pada negara atau

pemerintah.
Pengertian pegawai negeri dalam Undang-Undang dalam pasal 1 ayat 1

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok

Kepegawaian (2000:3) Pegawai Negeri Sipil diartikan sebagai berikut:

Pegawai negeri adalah setiap warga Negara Republik Indonesia yang telah
memenuhi syarat yang ditentukan diangkat oleh pejabat yang
berwewenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan Negara atau diserahi
tugas Negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Selanjutnya, di dalam pasal 2 ayat 1 Undang-undang No.43 Tahun 1999

(2000: 5) tentang pokok-pokok kepegawaian menyebutkan jenis dan kedudukan

Pegawai Negeri Sipil sebagai berikut:

1. Pegawai Negeri Sipil terdiri dari:


a. Pegawai Negeri Sipil
b. Anggota Tentara Nasional Indonesia
c. Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia
2. Pegawai Negeri Sipil Sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 huruf a, terdiri
dari
a. Pegawai negeri Sipil Pusat
b. Pegawai Negeri Sipil Daerah
3. Disamping pegawai Negeri sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 pejabat
yang berwenang dapat mengangkat pegawai tidak tetap.

Sedarmayanti (2007: 10) memberikan penjelasan tentang pegawai sebagai

berikut:

Pegawai (Pegawai Negeri) adalah mereka yang telah memenuhi syarat


yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku,
diangkat oleh pejabat yang berwenang dan disertai tugas jabatan negeri
atau tugas negara yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-
undangan dan digaji menurut peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Moekijat (1999: 270) menyatakan bahwa Pegawai Negeri adalah warga

Negara yang memegang jabatan negeri yang tidak bersifat sementara dan gaji nya

dibayar dari anggaran negara menurut peraturan yang berlaku.

Kemudian di dalam pasal 1 ayat 10 undang-undang nomor 43 tahun 1999

(2000:3), tentang pokok-pokok kepegawaian dikatakan bahwa:

Pegawai Negeri Sipil adalah setiap warga Negara Republik Indonesia yang
telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang
berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pegawai negeri, atau
diserahi tugas Negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa pegawai

negeri sipil adalah warga negara yang diangkat oleh pejabat dan diserahi tugas

dan tanggung jawab sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku

guna mengabdi kepada kepentingan masyarakat (umum).

D. Penelitian terdahulu
E. Kerangka Pikir
F. Hipotesis

Anda mungkin juga menyukai