DEFINISI
Selulitis adalah suatu infeksi yang menyerang kulit dan jaringan subkutan.
Tempat yang paling sering terkena adalah ekstremitas, tetapi juga dapat terjadi di
kulit kepala, kepala, dan leher (Cecily, Lynn Betz., 2009).
B. ETIOLOGI
C. MANIFESTASI KLINIS
D. KOMPLIKASI
F. PENCEGAHAN
Jika memiliki luka :
1) Bersihkan luka setiap hari dengan sabun dan air
2) Oleskan antibiotic
3) Tutupi luka dengan perban
4) Sering-sering mengganti perban tersebut
5) Perhatikan jika ada tanda-tanda infeksi
Jika kulit masih normal :
1) Lembabkan kulit secara teratur
2) Potong kuku jari tangan dan kaki secara hati-hati
3) Lindungi tangan dan kaki
4) Rawat secara tepat infeksi kulit pada bagian superficial
G. PATOFISIOLOGI
menurut Isselbacher (1999; 634). Selulitis terjadi jika bakteri masuk ke dalam
kulit melalui kulit yang terbuka. Dua bakteri yang paling sering menyebabkan infeksi
ini adalah streptococcus dan staphylococcus. Lokasi paling sering terjadi adalah di
kaki, khususnya di kulit daerah tulang kering dan punggung kaki. Karena cenderung
menyebar melalui aliran limfatik dan aliran darah, jika tidak segera diobati, selulitis
dapat menjadi gawat. Bakteri patogen yang menembus lapisan luar menimbulkan
infeksi pada permukaan kulit atau menimbulkan peradangan, penyakit infeksi sering
berjangkit pada orang gemuk, rendah gizi, kejemuan atau orang tua pikun dan pada
orang kencing manis yang pengobatannya tidak adekuat. Gambaran klinis eritema
lokal pada kulit dan system vena dan limfatik pada kedua ektrimitas atas dan
bawah.Pada pemeriksaan ditemukan kemerahan yang karakteristik hangat, nyeri
tekan, demam dan bakterimia. Selulitis yang tidak berkomplikasi paling sering
disebabkan oleh streptokokus grup A, sterptokokus lain atau staphilokokus aureus,
kecuali jika luka yang terkait berkembang bakterimia, etiologi microbial yang pasti
sulit ditentukan, untuk absses lokalisata yang mempunyai gejala sebagai lesi kultur
pus atau bahan yang diaspirasi diperlukan. Meskipun etiologi abses ini biasanya
adalah stapilokokus, abses ini kadang disebabkan oleh campuran bakteri aerob dan
anaerob yang lebih kompleks.Bau busuk dan pewarnaan gram pus menunjukkan
adanya organisme campuran.Ulkus kulit yang tidak nyeri sering terjadi.Lesi ini
dangkal dan berindurasi dan dapat mengalami super infeksi. Etiologinya tidak jelas,
tetapi mungkin merupakan hasil perubahan peradangan benda asing, nekrosis, dan
infeksi derajat rendah.
H. PENATALAKSANAAN
I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
CBC (Complete Blood Count), menunjukkan kenaikan jumlah leukosit
dan rata-rata sedimentasi eritrosit. Sehingga mengindikasikan adanya
infeksi bakteri.
BUN level
Creatinin level
Kultur darah, dilaksanakan bila infeksi tergeneralisasi telah diduga
Mengkultur dan membuat apusan Gram, dilakukan secara terbatas pada
daerah penampakan luka namun sangat membantu pada area abses atau
terdapat bula. Pemeriksaan laboratorium tidak dilaksanakan apabila
penderita belum memenuhi beberapa kriteria; seperti area kulit yang
terkena kecil, tidak tersasa sakit, tidak ada tanda sistemik (demam,
dingin, dehidrasi, takipnea, takikardia, hipotensi), dan tidak ada faktor
resiko.
Pemeriksaan Imaging
Plain-film Radiography, tidak diperlukan pada kasus yang tidak lengkap
(seperti kriteria yang telah disebutkan)
CT (Computed Tomography) Baik Plain-film Radiography maupun CT
keduanya dapat digunakan saat tata kilinis menyarankan subjucent
osteomyelitis. Jika sulit membedakan selulitis dengan necrotizing
fasciitis.
MRI (Magnetic Resonance Imaging), Sangat membantu pada diagnosis
infeksi selulitis akut yang parah, mengidentifikasi pyomyositis,
necrotizing fascitiis, dan infeksi selulitis dengan atau tanpa
pembentukan abses pada subkutaneus
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Identitas
Keluhan utama
Terdapat luka pada bagian tubuh tertentu dengan karakteristik berwarn merah,
terasa lembut, bengkak, hangat, terasa nyeri, kulit menegang dan mengilap.
B. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : Cukup baik
Kesadaran : composmetis, lemah, pucat
TTV : biasanya meningkat karena adanya proses infeksi
Kepala : rambut bersih tidak ada luka
Mata : Konjungtiva anemis,skela tidak ikterik
Hidung : tidak ada polip,hidung bersih
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Dada :
I : datar,simetris umumnya tidak ada kelainan
Pa : ictus cordis tidak tampak
Pe : sonor tidak ada kelainan
A : tidak ada whezing ronchi
Abdomen :
I : supel datar tidak ada distensi abdomen
Pa : tidak ada nyeri tekan
Pe : tidak ada kelainan atau tympani
A : bising usus normal atau tidak ada kelainan
C. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri
2. Kerusakan integritas kulit
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
D. Rencana Keperawatan
Dx 1 Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan inflamasi jaringan.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keparawatan selama 2x24 jam diharapkan nyeri
berkurang atau hilang.
Kriteria hasil :
1. pasien menampakkan ketenangan
2. ekspresi muka rileks
3. ketidaknyamanan dalam batas yang dapat ditoleransi.
Intervensi :
1. Kaji intensitas nyeri menggunakan skala / peringkat nyeri
R/ mengetahui berat nyeri yang dialami pasien.
2. Jelaskan pada pasien tentang sebab sebab timbulnya nyeri
R/ pemahaman pesien tentang penyebab nyeri yg terjadi akan mengurangi
ketegangan pasien.
3. Berikan anal gesik jika diperlukan, kaji keefektifan
R/ obat obatan analgesik dapat membantu mengurangi nyeri pasien.
4 Ubah posisi sesering mungkin, pertahankan garis tubuh untuk menccegah
penekanan dan kelelahan
R/ posisi yang nyaman akan membantu memberikan kesempatan pada otot untuk
relaksasi seoptimal mungkin.
5 Bantuan dan ajarkan penanganan terhadap nyeri, penggunaan imajinasi, relaksasi
dan distraksi
R/ teknik relaksasi dsan distraksi bisa mengurangi rasanyeri yang dirasakan
pasien.
Intervensi :
1. Kaji kerusakan, ukuran, kedalaman warna cairan
R/ pengkajian yang tepat terhadap luka dan proses penyembuhan akan membantu
dalam menentukan tindakan selanjutnya.
2. Pertahankan istirahat di tempat tidur dengan peningkatan ekstremitas dan
mobilitasasi
R/ sirkulasi yang lancar bisa mempercepat proses penyembuhan luka..
3. Pertahankan teknik aseptic
R/ dapat mempercepat proses penyembuhan luka.
Gunakan kompres dan balutan
R/ kompres dan balutan bisa mengurangi kontaminasi dari luar.
4. Pantau suhu laporan, laoran dokter jika ada peningkatan
R/ indikasi dini terhadap komlikasi infeksi.
Berini, et al, 1997, Medica Oral: Buccal and Cervicofacial Cellulitis. Volume 4,
(p337-50).
Long, (1995), Emergency Dental Care. A Lea & Febiger Book. Baltimore