LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA
RUMAH SAKIT ....
NOMOR : HK.02.04/IV/540/2014
TENTANG PEDOMAN
TATA NASKAH DINAS
RUMAH SAKIT .....................
PEDOMAN
TATA NASKAH DINAS
RUMAH SAKIT .....................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketatalaksanaan pemerintah merupakan pengaturan tentang cara
melaksanakan tugas dan fungsi dalam berbagai bidang kegiatan pemerintahan di
lingkungan instansi pemerintah. Salah satu komponen penting dalam
ketatalaksanaan pemerintah adalah administrasi umum.
Ruang lingkup administrasi umum meliputi tata naskah dinas, penamaan
lembaga, singkatan dan akronim, kearsipan, serta tata ruang perkantoran.
Tata naskah dinas sebagai salah satu unsur administrasi umum mencakup
pengaturan tentang jenis dan penyusunan naskah dinas, penggunaan kop surat,
logo, dan cap dinas, kewenangan penandatanganan, penggunaan Bahasa Indonesia
yang baik dan benar, pengurusan naskah dinas, perubahan, pencabutan,
pembatalan, serta ralat naskah dinas.
Ketentuan tentang tata naskah dinas telah diatur dalam Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 1538 Tahun 2011 tentang Pedoman Tata Naskah Dinas di
Lingkungan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 80 Tahun 2012
tentang Pedoman Tata Naskah Dinas Instansi Pemerintah, yang berlaku untuk
seluruh instansi pemerintah.
2. Tujuan
Pedoman Tata Naskah Dinas Rumah Sakit ..................................bertujuan
untuk menciptakan kelancaran komunikasi tulis internal dan eksternal, dan
untuk menciptakan tertib administrasi dalam pelaksanaan tugas dan fungsi
Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita.
C. Sasaran
Sasaran penetapan Pedoman Tata Naskah Dinas Rumah
Sakit ..................................adalah:
1. tercapainya kesamaan pengertian dan pemahaman dalam penyelenggaraan tata
naskah dinas di lingkungan Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita;
2. terwujudnya keterpaduan penyelenggaraan tata naskah dinas dengan unsur
lainnya dalam lingkup administrasi umum;
3. terwujudnya kemudahan dan kelancaran dalam komunikasi tulis;
4. tercapainya efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan tata naskah dinas;
5. berkurangnya tumpang tindih dan pemborosan dalam penyelenggaraan tata
naskah dinas.
D. Asas
Pedoman Tata Naskah Dinas Rumah Sakit ..................................ini disusun
berdasarkan asas sebagai berikut:
1. Azas Efektif dan Efisien
Penyelenggaraan tata naskah dinas perlu dilakukan secara efektif dan efisien
dalam penulisan, penggunaan ruang atau lembar naskah dinas, penentuan
spesifikasi informasi serta dalam penggunaan Bahasa Indonesia yang baik, benar
dan lugas.
2. Azas Pembakuan
Naskah dinas diproses dan disusun menurut tata cara dan bentuk yang telah
dibakukan, termasuk jenis, penyusunan naskah dinas, dan tata cara
penyelenggaraan pengurusannya.
3. Azas Pertanggungjawaban
Penyelenggaraan tata naskah dinas dapat dipertanggungjawabkan dari segi isi,
format, prosedur, kewenangan dan keabsahan.
4. Azas Keterkaitan
Kegiatan penyelenggaraan tata naskah dinas dilakukan dalam satu kesatuan
sistem administrasi umum.
5. Azas Kecepatan dan Ketepatan
Naskah dinas harus dapat diselesaikan secara cepat, tepat waktu dan tepat
sasaran dalam redaksional, prosedural dan distribusi.
6. Azas Keamanan
-3-
Tata naskah dinas harus aman secara fisik dan substansi/isi mulai dari
penyusunan, klasifikasi, penyampaian kepada yang berhak, pemberkasan,
kearsipan dan distribusi.
E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Pedoman Tata Naskah Dinas Rumah
Sakit ..................................meliputi pengaturan tentang jenis dan format naskah
dinas, penyusunan naskah dinas, kewenangan penandatanganan naskah dinas,
pengurusan naskah dinas, perubahan, pencabutan, pembatalan dan ralat naskah
dinas, serta penggunaan kop surat, logo, cap dinas dalam naskah dinas dan
sampul surat.
F. Pengertian ...
F. Pengertian Umum
Pengertian umum dalam Pedoman Tata Naskah Dinas Rumah Sakit Anak dan
Bunda Harapan Kita:
1. Tata Naskah Dinas adalah penyelenggaraan komunikasi tulis yang meliputi
pengaturan jenis, format, penyiapan, pengamanan, pengabsahan, distribusi dan
penyimpanan naskah dinas, serta media yang digunakan dalam komunikasi
kedinasan.
2. Rumah Sakit ..................................yang selanjutnya disingkat Rumah
Sakit .... adalah Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementerian Kesehatan
RI dengan segala sarana, prasarana, sumber daya manusia serta manajemen
yang memenuhi persyaratan sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan rawat
jalan untuk ibu/wanita, anak, remaja dan dewasa, rawat inap untuk
Ibu/wanita, anak dan remaja serta pelayanan penunjang medis lainnya.
3. Logo adalah gambar dan huruf sebagai identitas Rumah Sakit .....
4. Komunikasi Internal adalah tata hubungan dalam menyampaikan informasi
kedinasan yang dilakukan antar unit kerja di Rumah Sakit .... secara vertikal
dan horizontal.
5. Komunikasi Eksternal adalah tata hubungan dalam menyampaikan informasi
kedinasan yang dilakukan oleh Rumah Sakit .... dengan pihak lain diluar
lingkungan Rumah Sakit .....
6. Administrasi Umum adalah rangkaian kegiatan administrasi yang meliputi
Tata Naskah Dinas, penamaan lembaga, singkatan dan akronim, kearsipan dan
tata ruang perkantoran.
-4-
7. Naskah Dinas adalah komunikasi tulis sebagai alat komunikasi kedinasan yang
dibuat dan/atau dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang di lingkungan
instansi pemerintah dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan.
8. Surat Dinas adalah Naskah Dinas dalam menyampaikan informasi kedinasan
berupa pemberitahuan, pernyataan, permintaan, penyampaian naskah dinas
atau barang atau hal kedinasan lainnya kepada pihak lain diluar Rumah
Sakit .....
9. Surat Asli adalah Naskah Dinas yang ditulis/diketik langsung (bukan
tembusan).
10. Format adalah susunan dan bentuk Naskah Dinas yang menggambarkan tata
letak, redaksional, penggunaan lambang, logo dan cap dinas.
11. Konsep Surat adalah rancangan Naskah Dinas yang akan diproses untuk di
tanda tangani oleh Pejabat yang berwenang.
12. Kepala Naskah Dinas/Heading yang selanjutnya disebut Kop Naskah Dinas
adalah bagian kepala surat yang mencantumkan logo bakti husada sebelah kiri
dan logo Rumah Sakit .... sebelah kanan, nama kementerian, nama direktorat
jenderal, nama rumah sakit, alamat lengkap tanpa singkatan disertai kode pos,
telepon, faksimile, surat elektronik (e-mail) apabila ada, serta garis penutup
tebal.
13. Konsiderans adalah bagian dari Naskah Dinas yang memuat pertimbangan
perlunya dibuat Naskah Dinas tersebut.
14. Batang Tubuh Surat adalah bagian surat yang berisikan pendahuluan, isi
surat dan penutup.
15. Ruang Tanda Tangan adalah tempat tulisan pada bagian penutup/kaki Naskah
Dinas yang memuat nama jabatan, nama lengkap, tanda tangan, dan Cap
Dinas.
20. Cap Dinas adalah hasil cetakan gambar, tulisan, atau keduanya memuat
lambang tingkat jabatan dan/atau instansi, yang digunakan sebagai tanda
pengenal yang sah dan berlaku di Rumah Sakit ...., yang dibubuhkan pada
ruang tanda tangan dan amplop.
21. Distribusi Naskah Dinas adalah suatu proses penyampaian Naskah Dinas
kepada pejabat yang dituju/pihak terkait lainnya baik didalam maupun diluar
lingkungan Rumah Sakit .....
22. Daftar Distribusi adalah lembar yang berisi daftar nama jabatan yang akan
dituju untuk penyampaian Tembusan Surat, daftar distribusi dibuat oleh
pejabat sekretariat (tata usaha) dan digunakan sebagai pedoman
pendistribusian Naskah Dinas.
23. Salinan adalah merupakan salinan Naskah Dinas secara keseluruhan yang
tidak berbeda dengan surat aslinya (dapat pula berupa fotokopi), Naskah Dinas
dapat disalin untuk kepentingan tertentu.
24. Kode Klasifikasi Arsip adalah tanda pengenal isi Naskah Dinas berdasarkan
sistem tata kearsipan dinamis.
BAB II
JENIS DAN FORMAT NASKAH DINAS
Jenis Naskah Dinas yang diatur dalam Pedoman Tata Naskah Dinas Rumah
Sakit .... dikelompokkan sebagai berikut:
B. Naskah ...
B. Naskah Dinas Korespondensi, meliputi:
1. Naskah Dinas Korespondensi Internal
1.1 Nota Dinas
1.2 Memorandum
-6-
1.1 Peraturan
Ketentuan tentang Peraturan diatur dengan undang-undang.
1) Pengertian
Peraturan adalah Naskah Dinas yang bersifat mengatur, memuat
kebijakan pokok, bersifat umum dan dapat merupakan dasar bagi
penyusunan Naskah Dinas lainnya.
2) Wewenangnya Penetapan dan Penandatanganan
Pejabat yang berwenang menetapkan dan menandatangani peraturan
diatur dengan undang-undang.
3) Susunan
-7-
a) Kepala
(1) judul peraturan memuat keterangan mengenai jenis Naskah Dinas,
nomor, tahun penetapan dan nama Peraturan;
(2) nama ..
(2) nama peraturan dibuat secara singkat dan mencerminkan isi
Peraturan;
(3) judul ditulis seluruhnya dengan huruf kapital yang diletakkan di
tengah margin, tanpa diakhiri tanda baca.
b) Pembukaan
Pembukaan peraturan terdiri dari hal-hal berikut:
(1) frasa Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa ditulis seluruhnya
dengan huruf kapital yang diletakkan di tengah margin (untuk
peraturan yang dibuat oleh pemerintah atau oleh Kementerian);
(2) nama jabatan pejabat yang menetapkan Peraturan ditulis
seluruhnya dengan huruf kapital yang diletakkan di tengah margin
dan diakhiri dengan tanda baca koma;
(3) konsiderans pertimbangan diawali dengan kata Menimbang:
(a) konsiderans memuat uraian singkat mengenai pokok-pokok
pikiran yang menjadi latar belakang dan alasan pembuatan
Peraturan;
(b) pokok-pokok pikiran pada konsiderans memuat unsur
filosofis, sosiologis, dan yuridis yang menjadi latar belakang
pembuatannya;
(c) pokok-pokok pikiran yang hanya menyatakan bahwa Peraturan
dianggap perlu untuk dibuat adalah kurang tepat karena tidak
mencerminkan tentang latar belakang dan alasan dibuatnya
peraturan;
(d) jika konsiderans memuat lebih dari satu pokok pikiran, tiap-
tiap pokok pikiran dirumuskan dalam rangkaian kalimat yang
merupakan kesatuan pengertian;
(e) tiap-tiap pokok pikiran diawali dengan huruf abjad dan
dirumuskan dalam satu kalimat yang diawali dengan kata
bahwa dan diakhiri dengan tanda baca titik koma.
(4) konsiderans dasar hukum diawali dengan kata Mengingat:
(a) dasar hukum memuat:
1) dasar kewenangan pembuatan peraturan;
2) peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan
substansi peraturan yang akan dibuat dan tingkatannya
sama atau lebih tinggi.
(b) Jika dasar hukum memuat lebih dari satu peraturan
perundang-undangan, tiap dasar hukum diawali dengan angka
-8-
1.2 Pedoman
1) Pengertian
Pedoman adalah Naskah Dinas yang memuat acuan yang bersifat umum
yang perlu dijabarkan ke dalam petunjuk operasional dan penerapannya
disesuaikan dengan karakteristik instansi/organisasi yang bersangkutan.
2) Wewenangnya ...
2) Wewenangnya Penetapan dan Penandatanganan
Pedoman dibuat dalam rangka menindaklanjuti kebijakan yang lebih
tinggi, pejabat yang berwenang menetapkan dan menandatangani
pedoman adalah Direktur Utama Rumah Sakit .....
3) Susunan
a) Pedoman dicantumkan sebagai lampiran Keputusan Direktur
Utama Rumah Sakit ....
(1) menggunakan kertas ber Kop Naskah Dinas;
(2) tulisan lampiran Keputusan Direktur Utama, nomor, tentang dan
nama Pedoman ditulis dengan huruf kapital, ditempatkan secara
simetris disebelah kanan atas.
b) Kepala
Bagian kepala pedoman terdiri dari:
(1) tulisan Pedoman, ditulis dengan huruf kapital, dicantumkan
secara simetris di tengah atas;
(2) rumusan Judul Pedoman, ditulis dengan huruf kapital,
dicantumkan secara simetris dibawah tulisan pedoman
c) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh Pedoman terdiri dari:
-10-
BAB II
...........................
dan seterusnya
FORMAT
Terdiri dari
...
konsepsi
FORMAT
BAB III PEDOMAN dasar/pokok-
pokok, isi
Pedoman
............................
............................
dan seterusnya
Tempat dan
tanggal
Ditetapkan di Jakarta ditetapkan,
pada tanggal ............... nama
jabatan,
DIREKTUR UTAMA, nama lengkap
yang ditulis
dengan huruf
Tanda Tangan dan Cap Dinas capital tanpa
gelar, dan NIP
NAMA LENGKAP
-11-
3) Penyusun
Penyusun Petunjuk Pelaksanaan/Panduan dicantumkan pada lembar
pemisah.
4) Susunan
a) Petunjuk Pelaksanaan/Panduan dicantumkan sebagai lampiran
Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit ....
(1) menggunakan kertas ber Kop Naskah Dinas;
(2) tulisan lampiran Keputusan Direktur Utama, nomor, tentang dan
nama Petunjuk Pelaksanaan/Panduan ditulis dengan huruf
kapital, ditempatkan secara simetris disebelah kanan atas.
b) Kepala
Bagian kepala Petunjuk Pelaksanaan/Panduan Terdiri dari:
(1) tulisan Petunjuk Pelaksanaan/Panduan, ditulis dengan huruf
kapital dicantumkan di tengah atas;
(2) rumusan judul Petunjuk Pelaksanaan/Panduan, ditulis dengan
huruf kapital secara simetris.
c) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh Petunjuk Pelaksanaan/Panduan terdiri dari:
(1) pendahuluan, yang memuat penjelasan umum, maksud, dan
tujuan Petunjuk Pelaksanaan/Panduan, ruang lingkup, pengertian
dan hal lain yang dipandang perlu;
(2) batang tubuh materi Petunjuk Pelaksanaan/Panduan, yang
dengan jelas menunjukan urutan tindakan, pengorganisasian,
koordinasi, pengawasan dan pengendalian, serta hal lain yang
dipandang perlu untuk dilaksanakan.
d) Penutup/Kaki
Bagian penutup/kaki Petunjuk Pelaksanaan/Panduan terdiri dari:
(1) tempat dan tanggal penetapan;
(2) nama jabatan pejabat yang menetapkan Petunjuk Pelaksanaan/
Panduan, ditulis dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda
baca koma;
(3) tanda tangan pejabat yang menetapkan;
(4) nama lengkap pejabat yang menandatangani, ditulis dengan
huruf kapital, tanpa mencantumkan gelar;
(5) Cap Dinas.
e) Distribusi
Petunjuk pelaksanaan/panduan yang telah ditetapkan didistribusikan
kepada yang berkepentingan dengan menggunakan Daftar Distribusi.
5) Hal yang perlu diperhatikan
Petunjuk Pelaksanaan/Panduan merupakan Lampiran Keputusan
Direktur Utama Rumah Sakit ...., penomoran petunjuk pelaksanaan/
panduan sama dengan penomoran Keputusan Direktur Utama Rumah
Sakit .... yang mengantarnya.
-13-
6) Format ...
6) Format Petunjuk Pelaksanaan/Panduan dan Lembar Pemisah, seperti
tercantum dibawah ini:
LAMPIRAN
Kop Naskah
KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA
Dinas
RUMAH SAKIT ....
NOMOR : ..../...../...../......
TENTANG ...............................
Penulisan
PETUNJUK PELAKSANAAN/PANDUAN Lampiran
.
Judul Juklak/
BAB I Panduan
PENDAHULUAN ditulis dengan
huruf kapital
Latar Belakang
.... Memuat
Maksud dan Tujuan alasan tentang
... ditetapkannya
Ruang Lingkup Juklak/
.... Panduan,
Pengertian Umum maksud dan
.... tujuan,
sasaran, ruang
lingkup dan
pengertian
BAB II umum
PELAKSANAAN
Memuat materi
. juklak/
Panduan,
. urutan
tindakan,
dan seterusnya pengorganisasi
an, koordinasi,
pengawasan,
Ditetapkan di Jakarta pengendalian,
pada tanggal ............... dsb
Tempat dan
DIREKTUR UTAMA, tanggal
ditetapkan,
Tanda Tangan dan Cap Dinas Nama
jabatan dan
NAMA LENGKAP nama
lengkap yang
ditulis
dengan huruf
kapital,
tanpa gelar
-14-
FORMAT ...
FORMAT LEMBAR PEMISAH
Kop Naskah
TIM PENYUSUN Dinas
PETUNJUK PELAKSANAAN/PANDUAN
...................................................................
.......................... : ......................................
.......................... : ......................................
.......................... : ......................................
Nama
Jabatan
dalam Tim
-15-
Bentuk ...
Bentuk Petunjuk Pelaksanaan/Panduan, antara lain Panduan Praktik
Klinis dan Panduan Asuhan Keperawatan.
B. Pengertian/Definisi
BAB II
TATA LAKSANA KASUS
A. Anamnesis
B. Pemeriksaan Fisik
I. Prognosis
J. Tingkat Evidens
BAB III
KEPUSTAKAAN
Judul
..................................................................................................................................
Panduan
................
Praktek Klinis
yang ditulis
dengan huruf
Ditetapkan di Jakarta
kapital
pada tanggal ...............
-18-
Memuat ruang
lingkup dan
pengertian/
definisi dari
judul
Memuat
uraian materi
Tata Laksana
Kasus
TIM PENYUSUN
Tempat dan
tanggal
.......................... : ...................................... ditetapkan,
Nama
jabatan dan
.......................... : ......................................
nama
lengkap yang
.......................... : ...................................... ditulis
dengan
huruf kapital
.......................... : ...................................... Nama
tanpa gelar.
lengkap, dan
.......................... : ...................................... namaFORMAT
jabatan ...
yang
FORMAT LEMBAR PEMISAH bersangkutan
.
Kop Naskah
Dinas
Nama
Jabatan
dalam Tim
-19-
b. Panduan
b. Panduan Praktik Klinis Prosedur Tindakan
-20-
1) Pengertian
Panduan Praktik Klinis Prosedur Tindakan adalah suatu panduan
untuk Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) dalam
melakukan tindakan medis di Rumah Sakit .....
2) Wewenangnya Penetapan dan Penandatanganan
Pejabat yang berwenang menetapkan dan menandatangani
Panduan Praktik Klinis Prosedur Tindakan adalah Direktur Utama
Rumah Sakit .....
3) Penyusun
Penyusun Panduan Praktik Klinis Prosedur Tindakan dicantumkan
pada lembar pemisah.
4) Susunan
a) Panduan Praktik Klinis Prosedur Tindakan dicantumkan
sebagai lampiran Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit ....
(1) menggunakan kertas ber Kop Naskah Dinas;
(2) tulisan lampiran Keputusan Direktur Utama, nomor, tentang
dan nama Panduan Praktik Klinis Prosedur Tindakan ditulis
dengan huruf kapital, ditempatkan secara simetris disebelah
kanan atas.
b) Bagian Kepala
(1) tulisan Panduan Praktik Klinis Prosedur Tindakan, ditulis
dengan huruf kapital dicantumkan di tengah atas;
(2) rumusan judul Panduan Praktik Klinis Prosedur Tindakan,
ditulis dengan huruf kapital secara simetris dibawah tulisan
Panduan Praktik Klinis, diawali dengan tulisan Prosedur
Tindakan.
c) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh Panduan Praktik Klinis Prosedur Tindakan
terdiri dari:
(1) pendahuluan, yang berisi ruang lingkup dan pengertian/
definisi;
(2) pengertian/definisi adalah mendefinisikan judul panduan yang
dibuat;
(3) isi/materi, Panduan Praktik Klinis Prosedur Tindakan disusun
berdasarkan pendekatan fakta kasus (evidence based medicine)
dan/atau kajian teknologi kesehatan (health technology
assesment) yang isinya paling sedikit terdiri dari:
(a) indikasi;
(b) kontra indikasi;
(c) persiapan;
(d) prosedur tindakan, memuat uraian langkah kegiatan
tindakan medis tersebut dilaksanakan;
-21-
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA
RUMAH SAKIT ....
NOMOR : ..../...../...../.....
TENTANG...............................
B. Pengertian/Definisi
Penulisan
BAB II Lampiran
PROSEDUR TINDAKAN
A. Indikasi
Judul
B. Kontra Indikasi Panduan
Praktek Klinis
C. Persiapan
yang ditulis
D. Prosedur Tindakan dengan huruf
kapital
E. Pasca Prosedur Tindakan
BAB III
KEPUSTAKAAN
..................................................................................................................................
................
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal ...............
-23-
Memuat
uraian materi
prosedur
tindakan
Daftar
referensi yang
digunakan
Tempat dan
tanggal
ditetapkan,
Nama jabatan
dan nama
lengkap yang
ditulis dengan
huruf kapital
tanpa gelar.
TIM PENYUSUN
FORMAT ...
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
FORMAT LEMBAR PEMISAH
PROSEDUR TINDAKAN: ......
Kop Naskah
Dinas
.......................... : ......................................
.......................... : ......................................
.......................... : ......................................
Nama
Jabatan
dalam Tim
-24-
2. Panduan
2. Panduan Asuhan Keperawatan
1) Pengertian
Panduan Asuhan Keperawatan adalah serangkaian petunjuk tertulis
langkah proses keperawatan yang dibakukan dan dibuat berdasarkan
bukti ilmiah (scientific evidence) yang sudah diterjemahkan sesuai
dengan kondisi dan fasilitas Rumah Sakit .... sehingga bersifat spesifik
(hospital specific) sebagai acuan bagi perawat dalam melaksanakan
asuhan keperawatan.
2) Wewenangnya Penetapan dan Penandatanganan
Pejabat yang berwenang menetapkan dan menandatangani Panduan
Asuhan Keperawatan adalah Direktur Utama Rumah Sakit .....
3) Penyusun
Penyusun Pedoman Asuhan Keperawatan dicantumkan pada lembar
pemisah.
-25-
4) Susunan
a) Panduan Asuhan Keperawatan dicantumkan sebagai lampiran
Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit ....
(1) menggunakan kertas ber Kop Naskah Dinas;
(2) tulisan lampiran Keputusan Direktur Utama, nomor, tentang
dan nama Panduan Asuhan Keperawatan ditulis dengan huruf
kapital, ditempatkan secara simetris disebelah kanan atas.
b) Bagian Kepala/Judul
(1) tulisan Panduan Asuhan Keperawatan, ditulis dengan huruf
kapital dicantumkan di tengah atas;
(2) rumusan judul Panduan Asuhan Keperawatan, ditulis dengan
huruf kapital secara simetris dibawah tulisan Panduan Asuhan
Keperawatan.
c) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh Panduan Asuhan Keperawatan terdiri dari:
(1) pendahuluan, yang berisi ruang lingkup dan pengertian/
definisi;
(2) pengertian/definisi adalah mendefinisikan judul panduan yang
dibuat;
(3) isi/materi Panduan Asuhan Keperawatan disusun berdasarkan
bukti ilmiah (scientific evidence) yang isinya paling sedikit terdiri
dari:
(a) batasan karakteristik;
(b) faktor yang berhubungan;
(c) faktor risiko;
(d) tujuan/kriteria evaluasi;
(e) intervensi.
(4) penutup, yang terdiri dari kepustakaan dan jika diperlukan
memuat hal yang harus diperhatikan dan penjabaran lebih
lanjut.
d) Penutup/kaki
Bagian Penutup/kaki terdiri dari:
(1) tempat dan tanggal ditetapkan;
(2) nama jabatan pejabat yang menandatangani, ditulis dengan
huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca koma;
FORMAT ...
FORMAT PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN
LAMPIRAN
Kop Naskah
KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA
Dinas
RUMAH SAKIT ....
NOMOR : ..../...../...../.....
TENTANG...............................
Penulisan
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN
Lampiran
.....
Judul
Panduan
BAB I Asuhan
PENDAHULUAN Keperawatan
yang ditulis
Ruang Lingkup dengan huruf
Pengertian/Definisi kapital
Memuat
ruang
lingkup dan
BAB II
pengertian/
ASUHAN KEPERAWATAN
definisi dari
judul
Batasan Karakteristik
Memuat
Faktor yang Berhubungan uraian materi
Faktor Risiko Panduan
Asuhan
Tujuan/Kriteria Evaluasi Keperawatan
Intervensi
BAB III
KEPUSTAKAAN Daftar referensi
yang digunakan
..................................................................................................................................
................
Ditetapkan di Jakarta
Tempat dan
pada tanggal ...............
tanggal
ditetapkan,
DIREKTUR UTAMA, Nama jabatan
dan nama
Tanda Tangan dan Cap Dinas lengkap yang
ditulis dengan
NAMA LENGKAP huruf kapital,
tanpa gelar
-28-
FORMAT ...
FORMAT LEMBAR PEMISAH
Kop Naskah
Dinas
TIM PENYUSUN
.....
.......................... : ......................................
.......................... : ......................................
.......................... : ......................................
Nama
Jabatan
dalam Tim
-29-
a. Pengertian
Beberapa pengertian SPO :
1) serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan mengenai berbagai
proses penyelenggaraan aktivitas organisasi, bagaimana, kapan harus
dilakukan, dimana, dan oleh siapa dilakukan;
2) serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan mengenai pelaksanaan
tugas dan fungsi dalam berbagai proses penyelenggaraan administrasi
pemerintahan;
-30-
b. Tujuan Penyusunan
1) Tujuan Umum
Agar berbagai proses kerja rutin terlaksana dengan efisien, efektif,
konsisten dan aman, dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan
melalui pemenuhan kebijakan/pedoman yang berlaku.
2) Tujuan Khusus
a) memenuhi persyaratan standar pelayanan rumah sakit/ akreditasi
rumah sakit;
b) sebagai ...
b) sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan tertentu bagi tenaga
profesional, tenaga struktural dan tenaga rumah sakit lainnya;
c) menjelaskan alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari
pegawai yang terkait;
d) menyederhanakan, memudahkan, dan mempercepat penyampaian
petunjuk; dan
e) merupakan bukti adanya manajemen mutu.
c. Manfaat
1) mendokumentasi alur kegiatan, sebagai dokumen yang akan
menjelaskan dan menilai pelaksanaan proses kerja bila terjadi suatu
kesalahan atau dugaan malpraktik dan kesalahan administrasi
lainnya, sehingga sifatnya melindungi rumah sakit dan pegawai;
2) menjaga konsistensi tingkat penampilan kinerja atau kondisi tertentu
dan menjaga keamanan pegawai dan lingkungan dalam melaksanakan
suatu tugas/pekerjaan tertentu;
3) merupakan parameter untuk menilai mutu pelayanan dan kinerja
pegawai;
4) sebagai dokumen yang digunakan untuk pelatihan atau orientasi
pegawai;
5) meminimalisasi duplikasi wewenang dan tanggung jawab, memastikan
tidak adanya daerah abu-abu/grey area, memastikan tidak adanya
-31-
2) Proses ...
2) Proses Penyusunan
a) penyusunan SPO dilakukan dengan mengidentifikasi kebutuhan
SPO pelayanan, SPO profesi, dan SPO administrasi. Untuk
melakukan identifikasi kebutuhan SPO, dapat dilakukan dengan
menggambarkan proses bisnis di unit kerja tersebut atau alur
kegiatan dari pekerjaan yang dilakukan di unit tersebut, sedangkan
identifikasi kebutuhan SPO profesi dilakukan dengan mengetahui
pola penyakit yang sering ditangani di unit kerja tersebut;
b) SPO disusun menggunakan format SPO yang ditetapkan dalam
pedoman ini;
c) penyusunan SPO disupervisi/dibimbing oleh Komite Mutu dengan
mekanisme:
(1) pelaksana dan pimpinan unit kerja menyusun SPO dengan
melibatkan unit terkait;
-32-
(2) SPO yang telah disusun oleh pelaksana dan pimpinan unit kerja
disampaikan kepada Komite Mutu;
(3) fungsi Komite Mutu dalam supervisi penyusunan SPO:
(a) memberikan tanggapan, mengkoreksi untuk memperbaiki
SPO yang telah disusun, baik dari segi bahasa maupun
penulisan;
(b) mengkoordinasikan sinkronisasi antar SPO yang ada agar
tidak terjadi duplikasi/tumpang tindih SPO antar unit
kerja;
(c) melakukan pengecekan ulang terhadap SPO yang akan
ditanda tangani oleh Direktur Utama Rumah Sakit .....
d) SPO pelayanan dan SPO administrasi, sebagian memerlukan uji
coba;
e) sumber materi SPO dapat diperoleh dari pertemuan ilmiah,
pertemuan perumahsakitan, studi banding ke rumah sakit lain,
literatur, dan peraturan perundang-undangan yang mengatur
tentang kesehatan;
f) SPO ditetapkan oleh Direktur Utama Rumah Sakit .....
e. Penomoran SPO
1) semua SPO harus diberi nomor;
2) pemberian nomor sesuai ketentuan Kode Klasifikasi Arsip dan
ketentuan penomoran SPO;
3) kode-kode yang digunakan untuk pemberian nomor:
1) kode klasifikasi arsip;
2) Kode Direktorat;
3) Kode Unit pengolah/pemrakarsa berupa singkatan nomenklatur
eselon III atau setara;
4) nomor urut SPO pada Bagian Umum;
5) tahun terbit.
contoh ...
Contoh Penomoran Standar Prosedur Operasional (SPO)
HK.02.09/I/Bid.Med/100/2014
f. Pendistribusi SPO
SPO yang telah ditetapkan didistribusikan dengan menggunakan Daftar
Distribusi kepada unit kerja terkait yang tertulis di SPO atau seluruh
unit kerja bila SPO tersebut merupakan acuan untuk melakukan
kegiatan di semua unit kerja.
g. Penyimpanan
1) SPO di simpan di masing-masing unit kerja dimana SPO itu
dipergunakan;
2) SPO di unit kerja harus diletakkan ditempat yang mudah dilihat,
diambil, dan dibaca oleh pelaksana.
h. Evaluasi
1) evaluasi SPO dilaksanakan sesuai kebutuhan dan paling lambat 2
(dua) tahun sekali.
2) evaluasi SPO dilakukan oleh unit kerja tempat SPO digunakan,
dipimpin oleh kepala unit kerja;
3) hasil evaluasi SPO masih tetap bisa dipergunakan atau SPO perlu
diperbaiki/direvisi. Perbaikan/revisi isi SPO bisa sebagian atau
seluruhnya.
i. Revisi
revisi/perbaikan perlu dilakukan bila:
1) alur di SPO sudah tidak sesuai dengan keadaan yang ada;
2) adanya perkembangan IPTEK;
3) adanya perubahan organisasi atau kebijakan baru;
4) adanya perubahan fasilitas.
j. Bentuk dan Ketentuan format:
Format SPO mengacu pada format Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia disesuakan dengan kondisi Rumah Sakit .....
1) Jenis kertas HVS : ukuran A4, berat kertas 80 gram.
2) Margin : Kiri-Kanan-Atas-Bawah : 3-2-2-2
3) Jenis huruf : Bookman Old Style dan Bold;
4) Ukuran huruf : Judul : 14, Sub Judul : 12, dan Isi/teks : 11;
-34-
Halaman pertama
JUDUL SPO
OPERASIONAL
Nama Direktur.......
NIP ........................
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Eselon III/setara)
-35-
Halaman kedua
JUDUL SPO
PROSEDUR
-36-
UNIT TERKAIT
LEMBAR ...
LEMBAR HALAMAN FLOW CHART
JUDUL SPO
Contoh
1. Langkah/kegiatan
2. ............
1. nama dokumen Gambar multi
3. .....dst
2. nama dokumen dokumen
3. nama dokumen (3 dokumen)
1. Langkah/kegiatan
2. ............
3. .....dst
1. nama dokumen
2. nama dokumen
ya
3. nama dokumen
4. Gambar multi
5. dokumen
6. dst (6 dokumen)
tidak
Keputusan/
Persetujuan
1. Langkah/kegiatan
2. ............
3. .....dst
Sambungan
halaman
HALAMAN ...
HALAMAN FLOW CHART LANJUTAN
-38-
JUDUL SPO
Sambungan
halaman
1. Langkah/kegiatan
2. ............
3. .....dst
tidak ya
Keputusan/
Persetujuan
Selesai
-39-
l. Petunjuk ...
l. Petunjuk pengisian format Standar Prosedur Operasional (SPO)
Masing-masing kotak diisi berikut:
1) Heading dicetak pada setiap halaman, pada halaman pertama kotak
heading harus lengkap, untuk halaman berikutnya kotak heading
hanya memuat : kotak logo/nama Rumah Sakit, judul SPO, nomor
dokumen, nomor revisi, dan halaman.
2) Isi format:
a) Nama Rumah Sakit: diisi dengan Logo Rumah Sakit ....;
b) Judul SPO: diisi dengan judul prosedur yang dibuat SPO,
menggambarkan aktifitas/kegiatan dan output, dirumuskan dengan
menggunakan kata benda. Contoh: Penyusunan LAK;
c) Nomor Dokumen: diisi dengan nomor sesuai ketentuan;
d) Nomor Revisi: diisi dengan status revisi, menggunakan angka.
contoh : Dokumen baru diberi nomor 0 (nol), sedangkan dokumen
revisi pertama diberi nomor 1 (satu), dan seterusnya;
e) Halaman : diisi nomor halaman dengan mencantumkan juga total
halaman untuk SPO tersebut. Misalnya : halaman pertama : 1/5,
halaman kedua : 2/5, halaman terakhir : 5/5.
f) Tanggal Terbit: diisi dengan tanggal SPO mulai diberlakukan atau
sama dengan tanggal SPO ditetapkan;
f) Ditetapkan: diisi dengan nama jabatan, tanda tangan, nama
lengkap pejabat yang disertai dengan NIP serta Cap Dinas
(ditetapkan oleh Direktur Utama);
g) Pengertian: diisi dengan penjelasan dan atau definisi tentang judul
SPO;
h) Tujuan: diisi dengan tujuan pelaksanaan SPO secara spesifik/kata
kunci (disesuaikan dengan kegiatan/peruntukannya);
i) Kebijakan: diisi dengan peraturan perundang-undangan (eksternal
dan atau internal) yang mendasari SPO yang dibuat;
j) Prosedur:
(1) bagian ini merupakan bagian utama yang menguraikan langkah
kegiatan untuk menyelesaikan proses kerja tertentu, dan
staf/petugas yang berwenang melakukannya. Didalamnya dapat
dicantumkan alat/formulir/fasilitas yang digunakan, waktu,
frekuensi dalam proses kerja tersebut. Bila memungkinkan,
diuraikan secara lengkap unsur-unsur yang menyangkut SIAPA,
APA, DIMANA, KAPAN dan BAGAIMANA (Who, What, Where,
When, dan How);
(2) diisi dengan nama jabatan/kelompok (tim)/unit organisasi
pelaksana yang secara langsung melaksanakan kegiatan dan
-40-
SIMBOL ...
SIMBOL YANG DIGUNAKAN DALAM FLOWCHART SPO
Mulai
Selesai
Proses Serentak
LANJUTAN ...
LANJUTAN FLOWCHART SPO
T Y
Simbol dokumen
-44-
FORMAT ...
FORMAT SURAT EDARAN
TENTANG
Penomoran sesuai
Kode Klasifikasi Arsip
Latar Belakang
Judul Surat Edaran
yang ditulis dengan
......... huruf kapital
...............................................................................................
Dasar
Memuat
......... pemberitahuan
............................................................................................... tentang hal tertentu
yang dianggap
mendesak
Substansi Surat Edaran ............dan seterusnya
Tempat, tanggal,
bulan, dan tahun
Ditetapkan di Jakarta penandatanganan
pada tanggal ...
Nama jabatan ditulis
dengan huruf kapital
diakhiri dengan tanda
NAMA JABATAN,
baca koma, nama
lengkap ditulis dengan
Tanda Tangan dan Cap Dinas huruf kapital, tanpa
gelar dan NIP
NAMA LENGKAP
-46-
2. Naskah ...
2. Naskah Dinas Penetapan (Keputusan)
Jenis Naskah Dinas penetapan hanya satu macam, yaitu Keputusan.
1) Pengertian
Keputusan adalah Naskah Dinas yang memuat kebijakan yang bersifat
menetapkan, tidak bersifat mengatur dan merupakan pelaksanaan kegiatan
yang digunakan untuk:
a) menetapkan/mengubah status kepegawaian/personal/keanggotaan/
material/peristiwa;
b) menetapkan/mengubah/membubarkan suatu kepanitiaan/tim;
c) menetapkan pelimpahan wewenang.
2) Wewenang Penetapan dan Penandatanganan
Pejabat yang berwenang menetapkan dan menandatangani Keputusan adalah
Direktur Utama Rumah Sakit .....
3) Susunan
(a)Kepala
Bagian Kepala Surat Keputusan terdiri dari:
(1) menggunakan kertas ber Kop Naskah Dinas;
(2) kata Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit ...., ditulis dengan huruf
kapital secara simetris;
(3) nomor Keputusan, ditulis dengan huruf kapital secara simetris;
(4) kata penghubung tentang, ditulis dengan huruf kapital;
(5) judul dibuat secara singkat dan mencerminkan isi Keputusan, ditulis
seluruhnya dengan huruf kapital yang diletakkan di tengah margin
tanpa diakhiri tanda baca;
(6) Direktur Utama Rumah Sakit .... ditulis dengan huruf kapital dan
diakhiri dengan tanda baca koma.
b) Pembukaan
-47-
c) Diktum
-48-
4) Pengabsahan ...
4) Pengabsahan
a) pengabsahan merupakan suatu pernyataan bahwa sebelum digandakan
dan didistribusikan dengan sah, suatu keputusan telah dicacat dan diteliti
oleh pejabat yang bertanggung jawab di bidang hukum atau di bidang
administrasi umum/kesekretariatan atau pejabat yang sesuai substansi
keputusan sehingga dapat distribusikan;
b) pengabsahan dicantumkan dibawah ruang tanda tangan sebelah kiri bawah
yang terdiri atas kata Salinan sesuai dengan aslinya, nama jabatan, tanda
tangan, nama pejabat ditulis lengkap dengan huruf awal kapital.
-49-
5) Distribusi
Keputusan yang telah ditetapkan didistribusikan kepada yang berkepentingan
dengan menggunakan Daftar Distribusi.
6) Hal yang perlu diperhatikan:
a) untuk keperluan tertentu, keputusan dapat dilengkapi dengan salinan dan
petikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
b) Keputusan yang asli dan Salinan Keputusan yang diparaf harus disimpan
sebagai arsip pada Bagian Umum/pengelola arsip Rumah Sakit ....;
c) jika Keputusan dibuat untuk menetapkan pembentukan SOTK unit kerja,
maka uraian tugas pokok dan fungsi dari unit kerja tersebut dibuat
kedalam lampiran;
d) jika Keputusan dibuat untuk menetapkan pembentukan tim/panitia secara
kolektif, maka daftar pegawai dimasukan kedalam lampiran yang terdiri
dari kolom nomor urut, nama, NIP, Pangkat/Golongan, Jabatan (jabatan di
Rumah Sakit ...., dan jabatan dalam tim/panitia) dan Keterangan;
e) lampiran Keputusan tidak menggunakan Kop Naskah Dinas, dikecualikan
lampiran yang bersifat pengaturan;
f) Keputusan yang bersifat pengaturan, format dan tata cara penulisan
disesuaikan dengan ketentuan pembuatan Peraturan.
7) Format Surat Keputusan seperti tercantum dibawah ini:
-50-
A. FORMAT ...
A. FORMAT SURAT KEPUTUSAN
Judul Keputusan di
NOMOR : ./././..... tulis dengan huruf
kapital
TENTANG
Nama jabatan ditulis
dengan huruf kapital dan
diakhiri dengan tanda
baca koma
DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT ..............................,
Memuat alasan tentang
Menimbang : a. bahwa ........................................................... perlu ditetapkannya
keputusan diakhiri dengan
....................................................................; tanda baca titik koma
b. bahwa ...................
....................................................................; Memuat ketentuan
peraturan perundang-
undangan yang menjadi
Mengingat : 1. ...; dasar ditetapkannya
keputusan diakhiri
2. .........;
dengan tanda baca titik
koma.
MEMUTUSKAN:
Diisi dengan substansi
kebijakan, ditulis dengan
Menetapkan : KEPUTUSAN ................TENTANG......................... huruf kapital (sesuai
judul)
KESATU : .........................................................................;
Ditetapkan di Jakarta
............................... Nama jabatan ditulis
dengan huruf kapital
pada tanggal ............................... diakhiri dengan tanda
baca koma dan nama
pejabat ditulis dengan
DIREKTUR UTAMA, huruf kapital tanpa gelar.
B. FORMAT....
B. FORMAT SURAT KEPUTUSAN DENGAN PENGABSAHAN SALINAN
Menimbang : a.
Nama jabatan ditulis
bahwa ................................................................. dengan huruf kapital dan
diakhiri dengan tanda
baca koma
.......................................................................;
b. bahwa Memuat alasan tentang
perlu ditetapkannya
.......................
keputusan diakhiri dengan
tanda baca titik koma
.......................................................................;
Memuat ketentuan
peraturan perundang-
Mengingat : 1. undangan yang menjadi
dasar ditetapkannya
..............;
keputusan diakhiri dengan
2. .... tanda baca titik koma.
................;
Diisi dengan substansi
kebijakan, ditulis dengan
MEMUTUSKAN: huruf kapital (sesuai judul)
Menetapkan : KEPUTUSAN...................
Memuat uraian substansi
TENTANG .......................... kebijakan yang ditetapkan
KESATU :
Tempat, tanggal, bulan,
...........................................................................; dan tahun
penandatanganan
KEDUA :
............................................................................
Nama jabatan ditulis
dengan huruf kapital
diakhiri dengan tanda
...........................................................................; baca koma, dan nama
pejabat ditulis dengan
KETIGA : huruf kapital tanpa gelar
............................................................................
Ditetapkan di Jakarta
NAMA PEJABAT
tanda tangan
Nama Lengkap
-52-
TENTANG
Judul Keputusan di tulis
dengan huruf
Penomoran kapital
sesuai Kode
DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT ....................., Klasifikasi Arsip
......................................................................;
Memuat ketentuan
peraturan perundang-
undangan yang menjadi
Mengingat : 1.
dasar ditetapkannya
............; keputusan diakhiri
dengan tanda baca titik
2. ....
koma
..............;
Diisi dengan substansi
kebijakan, ditulis dengan
MEMUTUSKAN: huruf awal kapital (sesuai
judul)
NAMA PEJABAT
-53-
3. Naskah ...
3. Naskah Dinas Penugasan
Naskah Dinas Penugasan terdiri dari Surat Instruksi, Surat Perintah dan Surat
Tugas.
3.1 Instruksi
1) Pengertian
Instruksi adalah Naskah Dinas yang memuat perintah atau arahan
untuk melakukan pekerjaan atau melaksanakan tugas yang bersifat
sangat penting.
2) Wewenang penetapan penandatanganan
Pejabat yang berwenang menetapkan dan menandatangani Instruksi
adalah Direktur Utama Rumah Sakit .....
3) Susunan
a) Kepala
-54-
Dikeluarkan di Jakarta
pada tanggal ...
DIREKTUR UTAMA,
Penomoran sesuai
Kode Klasifikasi
Arsip
Judul Instruksi
ditulis dangan
huruf kapital
Nama jabatan
ditulis dengan
huruf kapital dan
diakhiri dengan
tanda baca koma
Memuat alasan
tentang perlu
ditetapkannya
instruksi, diakhiri
dengan tanda baca
titik koma
Memuat peraturan
yang menjadi dasar
ditetapkannya
instruksi
Memuat substansi
tentang arahan yang
diinstruksikan
Tempat, tanggal,
bulan, dan tahun
penandatanganan
Nama jabatan
ditulis dengan
huruf kapital dan
diakhiri dengan
tanda baca koma,
nama pejabat
ditulis dengan
huruf kapital tanpa
gelar
NAMA LENGKAP
-57-
FORMAT ...
FORMAT SURAT PERINTAH
CONTOH
FORMAT SURAT TUGAS Kop Naskah Dinas
SURAT PERINTAH
NOMOR : .../....../......./...
Penomoran sesuai
DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT ........................., Kode Klasifikasi
Arsip
Memuat latar
Memberi Perintah
belakang/alasan
Kepada : 1. ......................................................................................
dibuat surat
2. ...................................................................................... perintah
3. ......................................................................................
Memuat
4. dan seterusnya
peraturan/dasar
dibuat Surat
Untuk : 1. ...................................................................................... Perintah
2. ......................................................................................
3. ...................................................................................... Daftar Pejabat yang
menerima perintah
Memuat substansi
Jakarta, ................................... dan arahan yang
diperintahkan
Penomoran sesuai
Sehubungan dengan surat dari......... nomor.......... tanggal..... Kode Klasifikasi
tentang ..........dan dalam rangka .......dengan ini menugaskan kepada: Arsip
nama : .....................................................................................
Memuat latar
NIP : .....................................................................................
belakang/alasan
pangkat : .....................................................................................
dibuat Surat Tugas
jabatan : .....................................................................................
Jakarta, ............................
Tempat dan tanggal,
Nama Jabatan, bulan, tahun
penandatanganan
B. NASKAH ...
B. NASKAH DINAS KORESPONDENSI
Naskah Dinas Korespondensi adalah Naskah Dinas untuk menyampaikan
informasi kedinasan baik yang dilakukan antar unit kerja dalam satu organisasi
maupun yang dilakukan dengan pihak lain diluar lingkungan instansi yang
bersangkutan.
Naskah Dinas Korespondensi terdiri dari Naskah Dinas Korespondensi Internal,
Naskah Dinas Korespondensi Eksternal dan Surat Undangan.
5) Format ...
5) Format Nota Dinas seperti tercantum dibawah ini:
NOTA DINAS
NOMOR : ...../...../...../..... Kop Naskah Dinas
Yth. : ................................
Dari : ................................
Hal : ................................ Penomoran sesuai
Tanggal : ................................ Kode Klasifikasi
Arsip
..................................................................................................
..................................................................................................
..................................................................................................
....................................................................
Contoh penulisan
Tembusan: tembusan kepada
Direktur SDM dan Pendidikan Rumah Sakit .... pejabat yang
Kepala Bagian Diklit Rumah Sakit .... dipandang perlu
untuk mengetahui isi
surat (jika
-65-
FORMAT ...
FORMAT MEMORANDUM
.......................................................................................
..................................................................................................
..................................................................................................
...............................................................................
Memuat materi yang
bersifat
.................................................................................................. mengingatkan suatu
.................................................................................................. masalah atau
menyampaikan
..................................................................................................
arahan, peringatan,
..................................................................... saran pendapat/
pendapat kedinasan
..................................................................................................
...........................................................
Tanda tangan,
nama lengkap,
ditulis dengan
huruf awal kapital,
Tanda Tangan
tidak dibubuhi cap
dinas
Contoh penulisan
Nama Lengkap tembusan kepada
pejabat yang
dipandang perlu
untuk mengetahui
isi surat(jika
Tembusan: diperlukan)
2. Kepala Instalasi Gizi Rumah Sakit ....
-67-
2. Naskah ...
2. Naskah Dinas Korespondensi Eksternal
Jenis Naskah Dinas korespendensi eksternal hanya ada satu macam yaitu Surat
Dinas
1) Pengertian
Surat Dinas adalah Naskah Dinas dalam menyampaikan informasi kedinasan
berupa pemberitahuan, pernyataan, permintaan, penyampaian Naskah Dinas
atau barang atau hal kedinasan lainnya kepada pihak lain diluar Rumah Sakit
.....
2) Wewenang Penandatanganan
Surat Dinas ditandatangani oleh Direktur Utama Rumah Sakit .... atau
pejabat yang mendapat pelimpahan wewenang sesuai ketentuan yang berlaku.
-68-
3) Susunan
a) Kepala
Bagian Kepala Surat Dinas terdiri dari :
(1) menggunakan kertas ber Kop Naskah Dinas;
(2) nomor, sifat, lampiran dan hal yang diketik dengan huruf awal kapital
disebelah kiri di bawah kop Naskah Dinas;
(3) tempat, tanggal, bulan dan tahun pembuatan surat, yang diketik
sebelah kanan atas sejajar/sebaris dengan nomor;
(4) kata Yang terhormat, ditulis dibawah Hal, diikuti dengan nama jabatan
dan alamat yang dikirimi surat.
b) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh Surat Dinas terdiri dari alinea pembuka, isi, dan
penutup;
c) Penutup/Kaki
Bagian penutup/kaki Surat Dinas terdiri dari :
(1) nama jabatan, ditulis dengan huruf awal kapital, diakhiri tanda baca
koma;
(2) tanda tangan pejabat;
(3) nama lengkap pejabat/penanda tangan beserta NIP;
(4) Cap Dinas yang digunakan sesuai dengan ketentuan;
(5) tembusan, yang memuat nama jabatan pejabat penerima (jika ada).
4) Distribusi
Surat Dinas disampaikan kepada penerima yang berhak.
5) Hal yang perlu diperhatikan:
a) Kop Naskah Dinas hanya digunakan pada halaman pertama surat dinas;
b) jika Surat Dinas disertai lampiran, maka penulisan pada kolom lampiran
dicantumkan jumlah lampiran (bila lebih dari 1 lembar, maka dicantumkan
dengan angka dan huruf) contoh :
(1) Lampiran : satu lembar
(2) Lampiran : 2 (dua ) lembar.
c) penulisan pada kolom Hal, berisi pokok surat sesingkat mungkin, ditulis
dengan huruf awal kapital pada setiap unsurnya, tanpa diakhiri tanda
baca;
d) Surat Dinas kepada Instansi Pemerintah tidak ditembuskan kepada
pejabat di lingkungan Rumah Sakit ...., Surat Dinas kepada Pihak Swasta
dapat ditembuskan kepada pejabat terkait di lingkungan Rumah Sakit .....
6) Format Surat Dinas seperti tercantum dibawah ini:
FORMAT ...
FORMAT SURAT DINAS
-69-
Nama jabatan
Direktur Utama, ditulis dengan
huruf awal kapital
Tanda Tangan dan Cap Dinas dan diakhiri
dengan tanda baca
Nama Lengkap koma, nama
lengkap pejabat
ditulis dengan
huruf awal kapital,
Tembusan
dan cap dinas
1. ............
2. dst
1) Pengertian
Surat Undangan adalah Naskah Dinas yang memuat undangan kepada
pegawai/pejabat yang tersebut pada alamat tujuan untuk menghadiri suatu
acara kedinasan tertentu seperti rapat, upacara dan pertemuan.
2) Kewenangan
Surat Undangan ditandatangani oleh pejabat sesuai dengan tugas, fungsi,
wewenang dan tanggung jawabnya.
3) Susunan
a) Kepala
Bagian Kepala Surat Undangan terdiri dari:
(1) menggunakan kertas ber Kop Naskah Dinas;
(2) nomor, sifat, lampiran, dan hal, diketik dengan huruf awal kapital
disebelah kiri di bawah Kop Naskah Dinas;
(3) tempat dan tanggal pembuatan surat, diketik sebelah kanan atas
sejajar/sebaris dengan nomor;
(4) kata Yang Terhormat, diketik dibawah hal, diikuti dengan nama jabatan
yang diundang, dan alamat yang dikirimi surat (jika diperlukan);
b) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh Surat Undangan terdiri dari:
(1) alinea pembuka;
(2) isi undangan, meliputi hari, tanggal, waktu, tempat dan acara;
(3) alinea penutup.
c) Penutup/Kaki
Bagian penutup/kaki Surat Undangan terdiri dari nama jabatan ditulis
dengan huruf awal kapital, tanda tangan, nama pejabat ditulis dengan
huruf awal kapital, dan Cap Dinas.
4) Hal yang perlu diperhatikan:
a) format Surat Undangan sama dengan format Surat Dinas, yang
membedakan adalah bahwa pihak yang diundang pada Surat Undangan
dapat ditulis pada lampiran.
b) Surat Undangan untuk keperluan tertentu dapat berbentuk kartu.
5) Format Surat Undangan seperti tercantum dibawah ini:
-71-
FORMAT ...
FORMAT SURAT UNDANGAN
Alamat tujuan
ditulis dibagian kiri,
bila jumlahnya
cukup banyak
................(Alinea Pembuka dan Alinea Isi)......................... dapat dibuat dalam
daftar lampiran
...................................................................................................
...................................................................................................
.......................................................................
pada hari/tanggal : .........................................
waktu : pukul................................
tempat : .........................................
acara : .........................................
..............................(Alinea Penutup)...................................
..................................................................................................
...................................
Nama Jabatan
Nama Jabatan, ditulis dengan
huruf awal kapital
dan diakhiri dengan
Tanda Tangan dan Cap Dinas tanda baca koma,
dan nama pejabat
Nama Lengkap ditulis dengan
huruf awal kapital,
dan Cap Dinas.
FORMAT ...
FORMAT LAMPIRAN SURAT UNDANGAN
1. ...........................................................
2. ...........................................................
3. ...........................................................
4. ...........................................................
5. ...........................................................
6. ...........................................................
7. ...........................................................
8. dst
Nama Jabatan,
..............................................................................................................
.
...........................................................................
.............................................
hari............../tanggal..............., pukul.......................WIB
bertempat di.....................................
C. NASKAH ...
C. NASKAH DINAS KHUSUS
Naskah Dinas Khusus yang diatur dalam Pedoman ini terdiri dari Surat
Perjanjian, Nota Kesepahaman (Memorandum Of Understanding)/Kesepakatan
Awal (Letter Of Intent), Surat Kuasa, Berita Acara, Surat Keterangan, Surat
Pengantar, dan Pengumuman.
Pada dasarnya tidak terdapat suatu format yang baku, namun dapat dirumuskan
secara umum sebagai berikut:
1. Surat Perjanjian
a) Pengertian
Surat Perjanjian adalah Naskah Dinas yang berisi kesepakatan bersama
tentang objek yang mengikat antar kedua belah pihak atau lebih untuk
melaksanakan tindakan atau perbuatan hukum yang telah disepakati
bersama.
b) Proses Pembuatan Perjanjian
1) pihak yang berminat mengadakan suatu kerja sama dengan Rumah
Sakit .... memberi tahu secara tertulis (Letter Of Intent) kepada Rumah Sakit
.... untuk mendapat pertimbangan;
2) pihak yang berminat mengadakan suatu kerja sama dengan Rumah
Sakit .... mengadakan penjajakan (misalnya dengan cara mengadakan
presentasi) untuk mengetahui apakah minat tersebut mendapat tanggapan
positif dari pihak terkait di Rumah Sakit ....;
3) dalam hal terdapat tanggapan positif dari kedua belah pihak mengenai
rencana membuat suatu perjanjian tertulis sebagai tindak lanjut dari Surat
Minat/Surat Kehendak (Letter of Intent), kedua belah pihak jika diperlukan
-74-
2) Wewenang ...
2) Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan Perjanjian Dalam Negeri
Perjanjian dibuat dan ditandatangani oleh Direktur Utama Rumah Sakit ....
atau pejabat yang menerima pelimpahan kewenangan sesuai tugas,
wewenang, tanggung jawab, dan ketentuan yang berlaku.
3) Susunan
(a) Kepala
Bagian Kepala terdiri dari:
(1) bila menggunakan logo, maka logo diletakkan disebelah kanan dan
kiri atas, disesuaikan dengan penyebutan nama instansi (pihak
yang disebutkan terlebih dahulu, diletakkan disebelah kiri atas);
(2) nama Pihak yang membuat perjanjian, ditulis dengan huruf kapital
diletakkan secara simetris;
(3) judul perjanjian :
- ditulis dengan huruf kapital diletakkan simetris;
- harus mencerminkan isi perjanjian, dibuat secara singkat, padat
dan jelas;
-75-
(c) Penutup/Kaki
Bagian penutup/kaki Perjanjian terdiri dari:
(1) nama institusi, nama jabatan, dan nama penanda tangan para
pihak yang mengadakan perjanjian yang letaknya disesuaikan
dengan penyebutan dalam judul perjanjian dan para saksi (jika
dipandang perlu) di bubuhi meterai sesuai dengan peraturan
perundang-undangan;
(2) Cap Dinas.
4) Hal yang perlu diperhatikan
(a) pencantuman logo dan penulisan identitas para pihak pada kepala
naskah dinas, serta ruang tanda tangan, disesuaikan yaitu pihak yang
disebut terlebih dahulu/disebut sebagai Pihak Kesatu logo dan ruang
tanda tangan ditempatkan pada sebelah kiri;
(b) setiap halaman diberi ruang untuk paraf para pihak kecuali halaman
terakhir ditandatangani para pihak;
(c) pada halaman pertama tidak mencantumkan nomor halaman,
pencantuman nomor halaman mulai dari nomor dua dan seterusnya
(posisi top margin);
(d) kata penyambung dengan menuliskan kata awal pada halaman
berikutnya, diakhiri dengan tanda baca titik tiga kali (3X) dicantumkan
diatas ruang/kolom paraf para pihak (tanpa menuliskan nomor
halaman);
(e) penjelasan teks bahasa yang digunakan dalam perjanjian (jika
diperlukan).
5) Format Perjanjian dalam Negeri seperti tercantum dibawah ini:
-77-
FORMAT ...
FORMAT PERJANJIAN DALAM NEGERI
Halaman pertama
Judul perjanjian
FORMAT
PERJANJIAN PERJANJIAN
KERJA SAMA (KERJASAMA) (nama naskah
ANTARA dinas, para
pihak) objek
(KEMENTERIAN/LEMBAGA/PEMERINTAH DAERAH)
perjanjian
DAN mencerminkan
RUMAH SAKIT ..... isi perjanjian,
TENTANG singkat, padat
PROGRAM....................................... dan jelas
Penomoran
sesuai kode
NOMOR : ...../...../...../.....
klasifikasi arsip
NOMOR : ........................
Memuat identitas
para pihak yang
Pada hari ini,...........tanggal.........,bulan...........tahun,bertempat di Jakarta yang mengadakan
bertanda tangan dibawah ini......... dan
menandatangi
1. ............... : .........................., (selanjutnya disebut sebagai Pihak Kesatu) perjanjian
a. bahwa..................................................................................................;
dalam program
b. bahwa ..........................dst. diisi sesuai judul
perjanjian
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua bersepakat untuk mengadakan kerja sama dalam rangka
(........program...........) dengan ketentuan sebagai berikut :
Pasal 1
KETENTUAN UMUM
...
.
Pasal 4
PELAKSANAAN KEGIATAN
...
. Ruang Paraf :
diparaf oleh Ka.
Unit Pengolah,
Pasal 5
paling rendah dua
PEMBIAYAAN tingkat dibawah
... Pejabat Penanda
. tangan
Pasal 5 ...
Halaman ...
Halaman kedua
-2-
Pasal 5
JANGKA WAKTU
........................................................................................................................
...................................................
Pasal 6
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
(3) Segala perubahan dan/atau pembatalan terhadap program kerja sama ini
akan diatur bersama kemudian oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua
Pasal 8
PENUTUP
Demikianlah perjanjian ini dibuat dalam dua rangkap bermeterai yang cukup,
satu rangkap untuk pihak kesatu dan satu rangkap untuk pihak kedua yang
masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama serta ditandatangani Nama lengkap
oleh kedua belah pihak di Jakarta pada tanggal 16 Juli 2014. sesuai dengan
nama pada
identitas para
pihak,
penempatan
sesuai pihak
yang disebut
Pihak Kesatu Pihak Kedua terlebih dahulu
Nama Institusi Nama Institusi
Nama Jabatan Nama Jabatan
FORMAT ...
FORMAT PERJANJIAN (UMUM)
Halaman pertama
Judul perjanjian
PERJANJIAN ................................. (nama naskah
ANTARA dinas, para
....................................... pihak), objek
DAN perjanjian
...................................... mencerminkan
isi perjanjian,
TENTANG
singkat, padat
....................................... dan jelas
Memuat
Para pihak dengan ini menerangkan terlebih dahulu hal-hal sebagai berikut: keterangan
pokok
a. bahwa..................................................................................................
berkenaan/
b. bahwa ..........................dst
latar belakang
perjanjian
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, Pihak Kesatu dan Pihak Kedua bersepakat untuk dalam bidang
melakukan kerja sama dalam bidang .................... yang diatur dalam ketentuan diisi sesuai judul
sebagai berikut : perjanjian
Pasal 2
RUANG LINGKUP
.
Penyambung
Pasal 3 halaman
KETENTUAN POKOK
Ruang Paraf :
Pasal 4 diparaf oleh Ka.
Unit Pengolah,
HAK DAN KEWAJIBAN
paling rendah dua
..................................................................... tingkat dibawah
Pejabat Penanda
Pasal 5... tangan
-80-
Halaman ...
Halaman kedua
-2-
Pasal 5
KOMUNIKASI DAN INFORMASI
............................................................................................................................................
.............................................................................
Pasal 6
JANGKA WAKTU
........................................
Pasal 7
PENGAKHIRAN
............................................................................................................................................
..........................................................................
Memuat
Pasal 8 materi
KEADAAN MEMAKSA perjanjian,
yang tertulis
(1) Apabila terjadi hal-hal yang diluar kekuasaan kedua belah pihak atau force majeure, dalam bentuk
dapat dipertimbangkan kemungkinan perubahan tempat dan atau waktu pelaksanaan pasal-pasal
(paling
tugas pekerjaan dengan persetujuan kedua belah pihak
kurang)
(3) Segala perubahan dan/atau pembatalan terhadap program kerja sama ini akan diatur
bersama kemudian oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua
Pasal 9
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
............................................................................................................................................
.......................................................................................................
Pasal 10
PENUTUP
Demikianlah perjanjian ini dibuat dalam dua rangkap bermeterai yang cukup, satu
rangkap untuk pihak kesatu dan satu rangkap untuk pihak kedua yang masing-masing Nama lengkap
mempunyai kekuatan hukum yang sama serta ditandatangani oleh kedua belah pihak di sesuai dengan
Jakarta pada tanggal 16 Juli 2014. nama pada
identitas para
pihak
FORMAT ...
FORMAT NOTA KESEPAHAMAN
nama naskah
(MEMORANDUM OF UNDERSTANDING) dinas, para
pihak, judul
mencerminkan
isi kesepahaman,
singkat, padat
dan jelas
-83-
NOTA KESEPAHAMAN
ANTARA
RUMAH SAKIT .........................
DAN
.............................
TENTANG
.......................
Penomoran
NOMOR : .../..../..../.....
sesuai Kode
NOMOR : .....................
Klasifikasi
arsip
Pada hari ini,...........tanggal.........,bulan...........tahun, bertempat di Jakarta yang bertanda
tangan dibawah ini: . Memuat
identitas para
1. ............... : .........................., (selanjutnya disebut sebagai Pihak Kesatu) pihak yang
mengadakan
2. ............... : .........................., (selanjutnya disebut sebagai Pihak Kedua) dan
menandatangi
perjanjian
Para pihak dengan ini menerangkan terlebih dahulu hal-hal sebagai berikut:
a. bahwa..................................................................................................
b. bahwa ..........................dst
Berdasarkan hal tersebut diatas, Pihak Kesatu dan Pihak Kedua berkeinginan untuk
melakukan hubungan yang menguntungkan, kemitraan dan kerja sama dalam bidang
, dan telah menyetujui hal-hal sebagai berikut:
Pasal 1
Tujuan dan Ruang Lingkup Kesepahaman dalam bidang
diisi sesuai
hal yang disepakati oleh para pihak: judul
a. ..................................................... perjanjian
b. .....................................................
c. .....................................................
d. .....................................................
e. dst
Pasal 2
Memuat materi
Pembiayaan
kesepahaman,
Pasal 3 yang tertulis
Persetujuan Tehnik dalam bentuk
pasal-pasal
Pasal 4 (paling kurang)
Jangka Waktu
a. ..
b.
Pasal 5
Penutup
Memuat
keterangan
pokok
berkenaan/
latar belakang
perjanjian
1) Pengertian
Surat Kuasa adalah Naskah Dinas yang berisi pemberian wewenang kepada
badan hukum/kelompok orang/perorangan atau pihak lain dengan atas
namanya untuk melakukan suatu tindakan tertentu dalam rangka kedinasan.
2) Susunan
a) Kepala
Bagian Kepala Surat Kuasa terdiri dari:
(1) menggunakan kertas ber Kop Naskah Dinas;
(2) judul Surat Kuasa, diketik dengan huruf kapital diletakkan secara
simetris;
(3) nomor Surat Kuasa, diketik dengan huruf kapital diletakkan secara
simetris;
b) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh Surat Kuasa memuat identitas pemberi kuasa,
penerima kuasa dan materi yang dikuasakan.
c) Penutup/Kaki
Bagian penutup/kaki Surat Kuasa memuat keterangan tempat, tanggal,
bulan dan tahun pembuatan serta nama dan tanda tangan para pihak
yang berkepentingan dan dibubuhi meterai sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Khusus untuk Surat Kuasa dalam Bahasa Inggris tidak menggunakan
meterai.
3) Hal yang perlu diperhatikan:
Surat Kuasa ditanda tangani oleh kedua belah pihak (Pihak Pemberi Kuasa
dan Pihak Penerima Kuasa)
4) Format Surat Kuasa seperti tercantum dibawah ini:
-86-
FORMAT ...
FORMAT SURAT KUASA
BERITA ACARA
.................................................................
NOMOR : ...../..../.../.....
Pada hari ini ........., tanggal ....., bulan ......, tahun .......,
bertempat di Jakarta kami yang bertanda tangan dibawah ini:
FORMAT ...
1. Nama : ....................... FORMAT BERITA ACARA
NIP : .......................
Jabatan : .......................
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama ...................., (yang
selanjutnya disebut Pihak Kesatu);
Kop Naskah Dinas
2. Nama : .......................
NIP : .......................
Jabatan : .......................
NPWP : ....................... (jika perlu/disesuaikan dengan substansi) Judul Berita Acara
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama ...................., (yang
selanjutnya disebut Pihak Kedua);
Penomoran sesuai
Telah melaksanakan: Kode Klasifikasi
Arsip
1. ........................................................................................................
........................................................................................................
................................;
2. dan seterusnya.
Memuat identitas
para pihak yang
melaksanakan
kegiatan
Pihak Kesatu, Pihak Kedua,
Nama Jabatan, Nama Jabatan,
Mengetahui/Mengesahkan
Nama Jabatan
-89-
Memuat Kegiatan
yang dilaksanakan
b) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh Surat Keterangan memuat pejabat yang menerangkan
dan pegawai yang diterangkan serta maksud dan tujuan diterbitkannya
Surat Keterangan.
c) Penutup/Kaki
Bagian penutup/kaki Surat Keterangan memuat keterangan tempat,
tanggal, bulan, tahun, nama jabatan, tanda tangan, cap dinas, dan nama
pejabat yang membuat Surat Keterangan tersebut.
4) Format Surat Keterangan seperti tercantum dibawah ini:
Nama : .................................
NIP : .................................
Jabatan : ................................. Memuat identitas
yang memberikan
keterangan
dengan ini menerangkan bahwa :
Nama : .................................
NIP : .................................
Pangkat/Golongan : .................................
Jabatan : ................................. Memuat identitas
yang diberi
keterangan
................................................................................................
................................................................................................
.................................
Memuat informasi
Surat keterangan ini diberikan untuk keperluan............., mengenai suatu
hal atau seseorang
agar dapat dipergunakan sesuai keperluan.
untuk kepentingan
kedinasan
Jakarta,.................................
Tempat, tanggal,
bulan, tahun
Nama Jabatan FORMAT ...
penandatangan.
FORMAT SURAT KETERANGAN nama jabatan
Tanda Tangan dan pejabat pembuat
Cap Dinas surat keterangan
diawali dengan
huruf kapital dan
Nama Lengkap diakhiri dengan
NIP tanda baca koma,
Nama pejabat
diawali dengan
huruf kapital, NIP,
dan cap dinas
-91-
1) Pengertian
Surat Pengantar adalah Naskah Dinas yang digunakan untuk mengantar/
menyampaikan barang atau naskah.
2) Wewenang Pembuatan dan Penadatanganan
Surat Pengantar dibuat dan ditandatangani oleh pejabat sesuai dengan
tugas, wewenang dan tanggung jawabnya.
3) Susunan
a) Kepala
Bagian Kepala Surat Pengantar terdiri dari:
(1) menggunakan kertas ber Kop Naskah Dinas;
(2) nomor;
(3) tanggal;
(4) nama jabatan/alamat yang dituju;
(5) tulisan Surat Pengantar yang diletakkan secara simetris.
b) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh Surat Pengantar dalam kolom terdiri dari:
(1) nomor urut;
(2) jenis yang dikirim;
(3) banyaknya naskah/barang;
(4) keterangan.
c) Penutup/Kaki
Bagian penutup/kaki Surat Pengantar terdiri dari:
(1) pengirim yang berada disebelah kanan, yang meliputi:
(a) nama jabatan pembuat pengantar;
(b) tanda tangan;
(c) nama dan NIP;
(d) cap dinas.
(2) penerima yang berada di sebelah kiri, yang meliputi:
(a) nama jabatan penerima;
(b) tanda tangan;
(c) nama dan NIP;
(d) cap dinas;
(e) nomor telepon/faksimile instansi;
(f) tanggal penerimaan.
4) Hal Yang Perlu Diperhatikan
Surat Pengantar dikirim dalam dua rangkap, lembar pertama untuk
penerima dan lembar kedua untuk pengirim.
5) Format Surat Pengantar seperti tercantum dibawah ini :
-93-
FORMAT ...
FORMAT SURAT PENGANTAR
Yang terhormat,
........................................
........................................
........................................
SURAT PENGANTAR
NOMOR :..../...../..../.....
Penomoran sesuai
Kode Klasifikasi
No.Naskah Dinas/Barang yang DikirimkanBanyaknyaKeterangan Arsip
Diterima tanggal
Penerima
Nama Jabatan,
Tembusan jika
diperlukan
-94-
7. Pengumuman ...
7. Pengumuman
1) Pengertian
Pengumuman adalah Naskah Dinas yang memuat pemberitahuan yang
ditujukan kepada semua pejabat/pegawai dalam instansi atau perseorangan
dan golongan didalam atau diluar instansi.
2) Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan
Pengumuman dibuat dan ditandatangani oleh Pejabat yang mengumumkan
atau pejabat yang ditunjuk atau Pejabat yang mendapat pelimpahan/
penyerahan wewenang sesuai dengan tugas, wewenang dan tanggung
jawabnya.
3) Susunan
a) Kepala
Bagian Kepala Pengumuman terdiri dari:
(1) menggunakan kertas ber Kop Naskah Dinas;
(2) tulisan Pengumuman dicantumkan di bawah kop Naskah Dinas,
ditulis dengan huruf kapital secara simetris dan nomor Pengumuman
dicantumkan dibawahnya;
(3) kata tentang, yang dicantumkan di bawah Pengumuman ditulis
dengan huruf kapital secara simetris;
(4) rumusan judul Pengumuman, ditulis dengan huruf kapital secara
simetris di bawah tentang.
b) Batang Tubuh
Bagian batang Pengumuman hendaknya memuat:
(1) alasan tentang perlunya dibuat Pengumuman;
(2) peraturan yang menjadi dasar pembuatan Pengumuman;
(3) pemberitahuan tentang hal tertentu yang dianggap mendesak.
-95-
c) Penutup/Kaki
Bagian penutup/kaki Pengumuman terdiri dari:
(1) tempat dan tanggal penetapan;
(2) nama jabatan pejabat yang menetapkan, ditulis dengan huruf awal
kapital, diakhiri dengan tanda baca koma;
(3) tanda tangan pejabat yang menetapkan;
(4) nama lengkap pejabat yang menandatangani, ditulis dengan huruf
awal kapital;
(5) Cap Dinas.
4) Hal Yang Harus Diperhatikan
a) Pengumuman tidak memuat alamat, kecuali yang ditujukan kepada
kelompok/golongan tertentu;
b) Pengumuman bersifat menyampaikan informasi, tidak memuat tata cara
pelaksanaan teknis suatu peraturan.
5) Format Pengumuman seperti tercantum dibawah ini:
Kop Naskah Dinas
PENGUMUMAN
NOMOR : ....../...../....../.......
Judul Pengumuman
yang ditulis dengan
huruf kapital
.............................................................................................................. FORMAT ...
FORMAT PENGUMUMAN
..............................................................................................................
..............................................................................................................
.....................................
tanggal
penandatanganan
Dikeluarkan di Jakarta
pada tanggal ......................
Nama jabatan
diawali dengan
huruf kapital,
Nama Jabatan, diakhiri dengan
tanda baca koma.
Tanda Tangan dan Cap Dinas Nama lengkap
diawali dengan
Nama Lengkap huruf awal kapital,
NIP NIP, dan cap dinas.
-96-
D. PROGRAM ...
D. PROGRAM
1. Pengertian
Program adalah rencana kegiatan atau pekerjaan yang akan dilaksanakan yang
disusun secara rinci untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
2. Tujuan Program
a. Tujuan Umum
sebagai panduan dalam melaksanakan kegiatan unit kerja sehingga tujuan
kegiatan dapat dicapai;
b. Tujuan Khusus:
1) adanya kejelasan langkah dalam melaksanakan kegiatan;
2) adanya kejelasan mengenai pelaksana kegiatan;
3) adanya kejelasan sasaran, tujuan, dan waktu pelaksanaan kegiatan.
3. Sistematika/Format
a. Sistematika atau Format Program paling sedikit memuat:
1) Pendahuluan;
2) Latar belakang;
-97-
BULAN
No. KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Pembentukan Tim
2. Rapat Tim
3. dst
PROGRAM
TENTANG
...............................
I. Pendahuluan
Memuat hal yang bersifat umum berkenaan dengan Program.
III. Tujuan
Memuat tujuan Program, tujuan umum adalah tujuan secara garis besarnya,
sedangkan tujuan khusus adalah tujuan secara rinci.
E. LAPORAN ...
E. LAPORAN
1. Pengertian
Laporan adalah Naskah Dinas yang memuat pemberitahuan tentang
pelaksanaan suatu kegiatan/kejadian.
2. Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan
Laporan ditandatangani oleh Pejabat yang diserahi tugas.
3. Susunan
a) Kepala
1) menggunakan kertas ber Kop Naskah Dinas;
2) bagian kepala laporan memuat judul laporan ditulis dengan huruf kapital
dan diletakkan secara simetris;
b) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh Laporan memuat:
1) Pendahuluan, memuat penjelasan umum, maksud dan tujuan serta ruang
lingkup dan sistematika Laporan;
2) Materi Laporan, terdiri dari kegiatan yang dilaksanakan, faktor yang
mempengaruhi, hasil pelaksanaan kegiatan, hambatan yang dihadapi dan
hal lain yang perlu dilaporkan;
3) Simpulan dan saran sebagai bahan pertimbangan;
4) Penutup, yang merupakan akhir Laporan, memuat harapan/ permintaan
arahan/ucapan terima kasih.
c) Penutup/Kaki
Bagian penutup/kaki laporan terdiri dari:
1) tempat dan tanggal pembuatan Laporan;
2) nama jabatan pejabat pembuat Laporan, ditulis dengan huruf awal kapital;
3) tanda tangan;
4) nama lengkap, ditulis dengan huruf awal kapital.
4. Format Laporan seperti tercantum dibawah ini:
-101-
LAPORAN
TENTANG Kop Naskah Dinas
...............................
Penutup
......................................................................................................
......................................................................................................
Dikeluarkan di Jakarta
pada tanggal
A. Persoalan
Bagian Persoalan memuat pernyataan singkat dan jelas tentang persoalan
yang akan dipecahkan.
B. Praanggapan
Praanggapan memuat dugaan yang beralasan berdasarkan data dan saling
berhubungan sesuai dengan situasi yang dihadapi dan merupakan
kemungkinan kejadian dimasa mendatang.
D. Analisis
Bagian ini memuat analisis pengaruh pra anggapan dan fakta terhadap
persoalan serta akibatnya, hambatan serta keuntungan dan kerugiannya,
serta pemecahan atau cara bertindak yang mungkin atau dapat
FORMAT ...
dilakukan. FORMAT TELAAHAN STAF
E. Simpulan
Bagian simpulan memuat intisari hasil diskusi dari pilihan dan satu cara
bertindak atau jalan keluar sebagai pemecahan persoalan yang dihadapi.
F. Saran
Bagian saran memuat secara ringkas dan jelas tentang saran tindakan
untuk mengatasi persoalan yang dihadapi.
Tanda Tangan
Nama lengkap
-104-
G. FORMULIR ...
-105-
G. FORMULIR
Formulir adalah lembaran Naskah Dinas dengan ukuran tertentu untuk
mencatat berbagai data dan informasi, dapat dibuat dalam bentuk kartu atau
lembaran tercetak dengan judul tertentu bersifat tetap dan juga bagian lain yang
diisi dengan bagian yang tidak tetap.
Formulir yang diatur dalam dalam pedoman ini adalah:
- Lembar Disposisi;
- Lembar Daftar Hadir;
- Lembar Notulen;
- Lembar Verbal Konsep; dan
- Lembar Distribusi.
1. Lembar Disposisi
a. Pengertian
1) Lembar disposisi adalah formulir untuk penulisan disposisi.
2) Disposisi adalah perintah singkat atau petunjuk tertulis menggunakan
Lembar Disposisi, dari pimpinan yang ditujukan kepada bawahan atau
pejabat dengan tingkatan setara dalam rangka tindak lanjut/
pengelolaan/permintaan/informasi/penyelesaian tugas.
b. Wewenang penulisan disposisi
Disposisi dibuat oleh pejabat di lingkungan Rumah Sakit .... sesuai dengan
tugas, wewenang dan tanggung jawabnya.
c. Susunan
1) Kepala
Bagian Kepala Lembar Disposisi terdiri dari:
a) kepala Lembar Disposisi, mencantumkan logo bakti husada sebelah kiri
dan logo Rumah Sakit .... sebelah kanan, nama rumah sakit, alamat
lengkap tanpa singkatan disertai kode pos, telepon, faksimile, surat
elektronik (e-mail) apabila ada;
b) kata Lembar Disposisi ditulis dengan huruf kapital secara simetris;
c) sifat surat Segera/Penting/Rahasia ditulis dibawah lembar disposisi
dengan huruf awal kapital secara simetris.
2) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh Lembar Disposisi memuat:
a) Disampaikan oleh (Pejabat yang menyampaikan Lembar Disposisi);
b) Tanggal (tanggal ditulis/dikeluarkannya Lembar Disposisi);
c) Nomor dan Tanggal (nomor dan tanggal surat);
d) Perihal (topik yang dibahas);
e) Asal Surat;
f) Nomor Agenda (dari unit kerja yang menyampaikan Lembar Disposisi);
g) Paraf pejabat pembuat disposisi;
h) Yth., diisi dengan nama jabatan/nama yang dituju;
-106-
FORMAT ...
FORMAT LEMBAR DISPOSISI
LEMBAR DISPOSISI
Segera / Penting / Rahasia
Disampaikan Oleh ::
Perihal : Paraf
Yth.
1. 3. 5.
2. 4. 6.
MOHON UNTUK :
dilingkari/
1. Ditanggapi 3. Dibahas
ditandai 6. Disebarluaskan
2. Dijawab 4. Diselesaikan
perintah yang 7. Diarsipkan
3. Dikoreksi 5. Diketahui
dimaksudkan
-107-
Area
penulisan
disposisi
2. Lembar ...
2. Lembar Daftar Hadir
a. Pengertian
Lembar Daftar Hadir adalah formulir yang digunakan untuk mencatat
kehadiran seseorang dalam suatu kegiatan atau pertemuan.
b. Susunan
1) Kepala
Bagian Kepala terdiri dari:
a) tulisan Daftar DAFTAR HADIR
Hadir ditempatkan ditengah-tengah lembar naskah
RAPAT
dengan judul disesuaikan dengan judul kegiatan atau pertemuan;
b) Hari, Tanggal, Waktu, dan Tempat ditulis dibawah tulisan Daftar Hadir
Hari/Tanggal sebelah kiri.
: ................................
Waktu 2) Batang tubuh
: ................................
Tempat Bagian batang tubuh terdiri dari:
: ................................
a) kolom nomor urut;
b) kolom nama;
NO NAMAjabatan;
c) kolom JABATAN TANDA TANGAN
1. d) kolom tanda tangan/paraf.
2. 3) Penutup/Kaki
3. Bagian penutup/kaki Lembar Daftar Hadir terdiri dari tanda tangan,
4. nama pejabat penyelenggara kegiatan/pertemuan.
5.
c. Format Lembar Daftar Hadir seperti tercantum dibawah ini:
6.
7.
8. FORMAT LEMBAR DAFTAR HADIR
9. Judul
10. kegiatan/
pertemuan/
acara
nama, jabatan,
dan tanda
tangan yang
mengikuti
kegiatan/
pertemuan
Nama jabatan,
tanda tangan
dan nama
lengkap
pejabat
penyelenggara
kegiatan/
pertemuan
b) kolom sumber;
c) kolom topik;
d) kolom uraian pembahasan;
e) kolom hasil bahasan;
f) kolom penanggung jawab (penjab).
3) Penutup/kaki
Bagian penutup/kaki Lembar Notulen terdiri dari tanda tangan dan nama
pejabat pimpinan rapat dan notulis.
c. Format Lembar Notulen seperti tercantum dibawah ini:
FORMAT ...
FORMAT LEMBAR NOTULEN RAPAT
NOTULEN
RAPAT(JUDUL RAPAT/PERTEMUAN).
.....................................................................
...................................
URAIAN HASIL
NO SUMBER TOPIK PENJAB
PEMBAHASAN BAHASAN
Mengetahui,
4. Lembar ...
4. Lembar Verbal Konsep
Lembar Verbal Konsep adalah formulir berita acara proses penelitian,
pemeriksaan, dan persetujuan terhadap rancangan Naskah Dinas yang
dilakukan secara hierarki dan/atau sesuai substansi, yang kemudian diperiksa
dan disetujui oleh pejabat yang akan menetapkan dan berwenang
menandatangani Naskah Dinas tersebut.
a. Proses verbal konsep dimaksudkan agar unit kerja pengolah/pemrakarsa,
unit kerja yang terkait dengan isi Naskah Dinas, unit kerja yang terkait
dengan administrasi umum (Bagian Umum), dan unit yang terkait dengan
aspek hukum, membaca, meneliti, mengoreksi, dan menyetujui secara
berjenjang mengenai:
1) isi, sesuai dengan kebijakan yang digariskan pimpinan dan dapat
dipertanggungjawabkan;
2) redaksi, sesuai dengan penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan
benar; dan
3) bentuk, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b. Proses Verbal Konsep Naskah Dinas dimulai oleh unit pengolah/pemrakarsa
dan unit pengolah/pemrakarsa yang menentukan unit yang terkait untuk
dimintakan koreksi, arahan, masukan, dan persetujuan;
c. Sebagai tanda persetujuan konsep Naskah Dinas, pejabat yang dimintakan
koreksi, arahan, masukan, persetujuan, dan pejabat berwenang
menandatangani Naskah Dinas wajib memberikan koreksi, arahan, masukan
jika ada, dan membubuhkan paraf pada Verbal Konsep Naskah Dinas jika
Konsep Naskah Dinas sudah disetujui.
d. Konsep Naskah Dinas tentang keuangan setiap halaman dan lampirannya
harus diparaf oleh minimal pejabat eselon III unit pengolah/pemrakarsa.
e. Setelah konsep Naskah Dinas dikoreksi oleh pihak terkait secara berjenjang
sesuai ketentuan, maka konsep Naskah Dinas diperbaiki dan dirapikan (Net
konsep) oleh unit pengolah/pemrakarsa selanjutnya diproses
penandatanganan, dengan ketentuan konsep Net Naskah Dinas yang akan
ditandatangani oleh Direktur Utama, terlebih dahulu:
1) konsep Net Naskah Dinas telah disetujui oleh Direktur yang terkait dengan
substansi Naskah Dinas;
2) konsep Net Naskah Dinas Pengaturan, Penetapan dan Perjanjian telah
disetujui Para Direktur dan Ketua Komite Hukum.
f. Format Lembar Verbal Konsep sebagai berikut:
-112-
FORMAT ...
FORMAT LEMBAR VERBAL KONSEP
Halaman Pertama
tanggal pengiriman verbal
konsep dari unit
Rumah Sakit ........ pengolah/
pemrakarsa
Ditetapkan Yth.
(untuk SK/SE/...)
N1 : ..............................................................................................................
N2 : ..............................................................................................................
N3 : ..............................................................................................................
-113-
Halaman ...
Halaman Kedua
LEMBAR CATATAN
Perihal : .............................................................................................................
Nomor Verbal :
Unit Pemrakarsa/pengolah :
Tanggal diisi
dengan tanggal
pengiriman.
Pengirim diisi
dengan nama
jabatan yang
mengirim.
Yth. diisi dengan
nama jabatan yang
dituju.
Catatan diisi
dengan arahan,
masukan yang
bersifat melengkapi
atau memperbaiki
konsep Naskah
Dinas.
Paraf diisi oleh
paraf pejabat yang
mengirim
-114-
5. Lembar ...
5. Lembar Distribusi
a. Pengertian
-115-
DAFTAR DISTRIBUSI
................. (diisi judul Naskah Dinas yang didistribusikan) .....................
DISTRIBUSI DISTRIBUSI
NO JML NO JML
(JABATAN/UNIT KERJA) (JABATAN/UNIT KERJA)
1. 15.
2. 16
3. 17
4. 18
5. 19
6. 20
7. 21
8. 22
9. 23
10. 24
11. 25
12. 26
13. 27
14. 28
JUMLAH
4. Penggunaan ...
4. Penggunaan intranet dengan menggunakan program Outlook Massenger yaitu
salah satu program komputer yang digunakan sebagai alat sarana komunikasi
antar komputer di lingkungan Rumah Sakit .....
5. Langkah-langkah penggunaan Outlook Massenger :
a. Untuk membuka outlook massenger
klik 2 kali
Keterangan :
- user sedang online dan aktif =
warna hitam
- user sedang online dan tidak aktif = warna
coklat
- user offline = warna abu-abu
-117-
c. Untuk ...
c. Untuk melakukan komunikasi
1) Klik 2 kali pada nama user yang dituju
2) Keluar windows
layar untuk
percakapan
d. Cara untuk mengirim file yang berupa dokumen, gambar, dll adalah sebagai
berikut:
File name yang sudah
dipilih untuk dikirim
-118-
File yang
dipilih
Klik open
e. Setelah melakukan pemilihan file untuk dikirim maka pada layar akan keluar
windows seperti berikut
-119-
Klik Accept
(3) Klik Accept ...
(3) Klik Accept untuk menerima file, layar berikutnya adalah seperti dibawah
ini kemudian klik open folder untuk mengetahui file yang diterima
tersimpan di:
C:\Documents and Settings\tu\My Documents\OMessenger\
Received files
f. Setelah file yang diterima tersimpan, maka pada layar akan tampil windows
seperti dibawah ini
-120-
File yang
sudah
diterima
A. Persyaratan Penyusunan
Penyusunan Naskah Dinas harus melalui hierarki dari tingkat pimpinan
tertinggi hingga ke pejabat struktural terendah yang berwenang, sehingga dapat
dilakukan pengendalian penyelesaian. Alur surat-menyurat yang bermuatan
kebijakan/ keputusan/arahan pimpinan harus menggunakan jalur sesuai dengan
garis kepemimpinan/eselonisasi/kewenangan.
Setiap Naskah Dinas harus merupakan kebulatan pikiran yang jelas,
padat, dan meyakinkan dalam susunan yang sistematis. Penyusunan Naskah
Dinas perlu memperhatikan syarat-syarat sebagai berikut:
1. Ketelitian
Dalam menyusun Naskah Dinas harus tercermin ketelitian dan kecermatan,
dilihat dari bentuk, susunan pengetikan, isi, struktur, kaidah bahasa, dan
penerapan kaidah ejaan di dalam pengetikan. Kecermatan dan ketelitian
-121-
B. Media/Sarana
Media/sarana Naskah Dinas adalah alat untuk merekam informasi yang
dikomunikasikan dalam bentuk media konvensional.
1. Kertas
Untuk keseragaman Naskah Dinas, kertas yang digunakan adalah:
a. Naskah Dinas menggunakan kertas jenis HVS berwarna putih 80 gram;
b. ukuran kertas:
1) Naskah Dinas korespondensi menggunakan kertas A4 (ukuran 210 x 297
mm);
2) Naskah Dinas kepentingan tertentu, dapat digunakan kertas dengan
ukuran berikut:
a) A3 kuarto ganda (297 x 420 mm);
b) A5 setengah kuarto (210 x 148 mm);
c) Folio (210x330mm)/F4 (215 x 330 mm);
d) Folio ganda (420 x 330 mm).
c. Naskah ...
c. Naskah Dinas yang mempunyai nilai kegunaan dalam waktu lama
menggunakan kertas jenis HVS lebih dari 80 gram atau kertas jenis lain
yang memiliki nilai keasaman tertentu paling rendah menggunakan kertas
dengan nilai keasaman (PH) 7;
d. Naskah Dinas perjanjian luar negeri menggunakan kertas yang ditetapkan
oleh Kementerian Luar Negeri;
e. Kertas Kop Naskah Dinas Rumah Sakit ...., seperti tercantum dibawah
ini:
-122-
FORMAT ...
FORMAT SAMPUL SURAT RUMAH SAKIT ....
TU.05.02/IV.1/681/2014
14 Mei 2014
FORMAT ...
FORMAT SAMPUL NASKAH DINAS (COVER)
-127-
TAHUN TERBIT
Jalan ......................
Telepon .............
Pos-el : ...................
Laman : ....................
4. Warna Tinta
Tinta yang digunakan untuk pengetikan Naskah Dinas berwarna hitam,
sedangkan untuk penandatanganan surat berwarna hitam atau biru tua.
-128-
C. Pengetikan ...
C. Pengetikan
1. Bentuk Naskah Dinas
Bentuk Naskah Dinas terdiri dari 2 (dua) bentuk, yaitu:
a. Naskah Dinas dalam Bahasa Indonesia menggunakan bentuk setengah lurus
(semi block style);
b. Naskah Dinas dalam bahasa Inggris menggunakan bentuk lurus (block style).
2. Kepala Naskah Dinas
a. untuk memberikan identifikasi pada Naskah Dinas, pada halaman
pertama Naskah Dinas dicantumkan Kepala Naskah Dinas, yaitu nama
jabatan atau nama instansi;
b. kepala Naskah Dinas yang menggunakan nama jabatan adalah untuk
mengindentifikasikan bahwa Naskah Dinas ditetapkan oleh pejabat negara,
sedangkan Kepala Naskah Dinas yang menggunakan nama instansi adalah
untuk mengidentifikasikan bahwa Naskah Dinas ditetapkan oleh pejabat
yang bukan pejabat negara;
c. kepala Naskah Dinas di Rumah Sakit ...., yang selanjutnya disebut Kop
Naskah Dinas adalah menggunakan nama instansi sebagai berikut:
-129-
Keterangan :
Garis tengah Logo Bakti Husada dan Logo Rumah Sakit .... = 2,2 cm, tulisan
KEMENTERIAN KESEHATAN menggunakan huruf Century 725 Blk BT ukuran
22, tulisan Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan dan Rumah
Sakit ..................................menggunakan huruf Arial Narrow Bold ukuran 16
(disesuaikan dengan jumlah atau banyaknya huruf), tulisan alamat dan nomor
telepon menggunakan huruf Times New Roman ukuran 11, garis batas
menggunakan ukuran 2 1/4 pt.
3. Jenis ...
3. Jenis Huruf (Fonts)
Naskah Dinas yang pengetikannya menggunakan komputer, menggunakan jenis
huruf Arial dengan ukuran 11 atau 12, khusus Naskah Dinas Pengaturan
menggunakan jenis huruf Bookman Old Style dengan ukuran 1112.
6. Paragraf/Alinea
Paragraf/Alinea adalah sekelompok kalimat pernyataan yang berkaitan satu
dengan yang lain, yang merupakan satu kesatuan. Fungsi paragraf adalah
mempermudah pemahaman penerima/pembaca, memisahkan, atau
menghubungkan pemikiran dalam komunikasi tertulis.
Pemaragrafan ditandai dengan takuk, yaitu + 6 ketuk atau spasi, jarak
diantara paragraph yang satu dengan paragraph yang lainnya/setiap alinea
adalah 1,52 spasi.
Surat yang terdiri atas satu paragraf jarak antar barisnya adalah dua spasi.
7. Nomor ...
7. Nomor Halaman
Nomor halaman ditulis dengan menggunakan nomor urut angka Arab dan
dicantumkan secara simetris di tengah atas dengan membubuhkan tanda
hubung (-) sebelum dan setelah nomor, kecuali halaman pertama Naskah Dinas
yang menggunakan Kop Naskah Dinas tidak perlu mencantumkan nomor
halaman.
8. Lampiran
Naskah Dinas yang memiliki beberapa lampiran, setiap lampiran harus diberi
nomor urut dengan angka Arab. Nomor halaman lampiran merupakan nomor
lanjutan dari halaman sebelumnya.
9. Penulisan Alamat pada Surat Dinas (Alamat Pengirim dan Alamat Tujuan)
a. alamat pengirim dan alamat tujuan harus dicantumkan pada Surat Dinas
dan Sampul Surat;
b. alamat pengirim pada Naskah Dinas dicetak sebagai Kop Naskah Dinas pada
bagian atas kertas, sedangkan pada Sampul Surat dicetak pada bagian kiri
atas dengan susunan dan bentuk yang sama dengan Kop Naskah Dinas;
TU.05.02/IV.1/681/2014
14 Mei 2014
Contoh:
-132-
Yang terhormat,
Kepala Biro Kepegawaian
Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
u.p. Kepala Bagian Mutasi
Jalan HR. Rasuna Said Blok X-5 Kaving 4-9
Jakarta 12950
10. Tembusan
Tembusan adalah hasil penggandaan dari suatu Naskah yang jumlahnya sesuai
dengan jumlah pejabat atau satuan organisasi yang dipandang perlu untuk
mengetahui isi surat dan disebut dalam naskah asli itu sebagai penerima
tembusan.
Contoh : 2, tembusan lebih dari satu orang (dibubuhi nomor urut), dengan
jabatan/nama
Tembusan:
1. Direktur Umum dan Operasional Rumah Sakit ....
2. Kepala Bagian Umum Rumah Sakit ....
3. Kepala Instalasi Gizi Rumah Sakit ....
Tembusan:
1. Dra. Rita Hayati, Apt.
2. Drs. Wareka
3. Sdr. Suratno.
Tembusan:
1. Yth. Bapak Direktur Utama Rumah Sakit .... sebagai laporan salah
2. Arsip/Pertinggal salah
D. Susunan ...
31 Oktober 2012
Contoh : 1
Nomor : .... /.... /.... /....
Lampiran : Satu berkas
Hal : Permintaan ......
Contoh: 2
No. : SP/R/01/2011
Lamp. : Dua eksemplar
Hal : Peringatan .......
4. Alamat Surat
a. surat dinas ditujukan kepada nama jabatan pimpinan dari instansi
pemerintah yang dituju. Surat Dinas tidak dapat ditujukan kepada identitas
nama individu dan nama instansi;
b. surat dinas yang ditujukan kepada pejabat negara ditulis dengan urutan
sebagai berikut:
1) nama jabatan;
2) jalan;
3) kota;
4) kode pos
Contoh:
Yang Terhormat,
Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Jalan HR. Rasuna Said Blok X-5 Kaving 4-9
Jakarta 12950
-134-
b. penulisan rujukan pada Surat Dinas adalah pada alinea pembuka diikuti
substansi materi surat yang bersangkutan;
c. dalam hal terdapat rujukan lebih dari satu naskah, maka rujukan harus
ditulis secara kronologis;
d. cara menulis rujukan adalah sebagai berikut:
1) rujukan berupa naskah
Iyapenulisan rujukan berupa naskah adalah dengan urutan sebagai
berikut: jenis Naskah Dinas, jabatan penandatangan Naskah Dinas,
nomor dan tanggal naskah dinas, serta perihal atau informasi singkat
tentang Naskah Dinas yang menjadi rujukan tersebut;
2) rujukan ...
2) rujukan berupa surat dinas
penulisan rujukan berupa surat dinas adalah dengan urutan sebagai
berikut: jenis surat, jabatan penandatangan, nomor, tanggal dan perihal
surat.
e. surat dinas kepada instansi non pemerintah tidak harus mencantumkan
naskah yang menjadi rujukan.
F. Ragam Bahasa
Bahasa yang digunakan di dalam Naskah Dinas harus jelas, tepat, dan
menguraikan maksud, tujuan, serta isi naskah. Untuk itu, perlu diperhatikan
pemakaian kata dan kalimat dalam susunan yang baik dan benar (baku) sesuai
dengan kaidah tata bahasa yang berlaku yaitu yang bersumber pada Kamus Besar
Bahasa Indonesia dan ejaan Bahasa Indonesia. Selain itu bahasa surat harus
efektif, logis, hemat kata, cermat dalam pemilihan kata sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
4. Penggunaan ...
4. Penggunaan istilah di dalam satu Naskah Dinas:
a) tidak menggunakan beberapa istilah yang berbeda untuk menyatakan satu
pengertian yang sama (konsisten dalam menggunakan istilah).
Contoh:
Istilah gaji, upah, atau pendapatan dapat menyatakan pengertian
penghasilan. Jika untuk menyatakan penghasilan, dalam suatu pasal telah
digunakan kata gaji maka dalam pasal-pasal selanjutnya jangan
menggunakan kata upah atau pendapatan untuk menyatakan pengertian
Penghasilan.
b) satu istilah untuk beberapa pengertian yang berbeda.
Contoh:
Istilah penangkapan tidak digunakan untuk meliputi pengertian penahanan
atau pengamanan karena pengertian penahanan tidak sama dengan
pengertian pengamanan.
5. Jika membuat pengacuan ke pasal atau ayat lain, tidak boleh menggunakan
frasa tanpa mengurangi, dengan tidak mengurangi, atau tanpa
menyimpang dari.
6. Jika Kata atau frasa tertentu digunakan berulang-ulang maka untuk
menyederhanakan rumusan dalam peraturan perundang-undangan, kata atau
frasa sebaiknya didefinisikan dalam pasal yang memuat arti kata, istilah,
pengertian atau digunakan singkatan atau akronim.
-137-
7. Penggunaan kata, frasa, atau istilah bahasa asing hanya digunakan di dalam
penjelasan peraturan perundang-undangan. Kata, frasa, atau istilah bahasa
asing itu didahului oleh padanannya dalam Bahasa Indonesia, ditulis miring,
dan diletakkan diantara tanda baca kurung ( ).
Contoh:
a) penghinaan terhadap peradilan (contempt of court);
b) penggabungan (merger).
8. Gunakan kata paling, untuk menyatakan pengertian maksimum dan
minimum bagi satuan:
a) waktu, gunakan frasa paling singkat atau paling lama untuk menyatakan
jangka waktu;
b) waktu, gunakan frasa paling lambat atau paling cepat untuk menyatakan
batas waktu;
c) jumlah uang, gunakan frasa paling sedikit atau paling banyak;
d) jumlah non-uang, gunakan frasa paling rendah dan paling tinggi.
9. Untuk menyatakan makna tidak termasuk, gunakan kata kecuali:
a) Kata kecuali ditempatkan di awal kalimat, jika yang dikecualikan
adalah seluruh kalimat.
Contoh:
Kecuali A dan B, setiap orang wajib memberikan kesaksian didepan sidang
pengadilan.
b) Kata kecuali ditempatkan langsung di belakang suatu kata, jika yang
akan dibatasi hanya kata yang bersangkutan.
Contoh:
Yang dimaksud dengan anak buah kapal adalah mualim, juru mudi, pelaut,
dan koki, kecuali koki magang.
(2) .
(3) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pasal 7 ayat (2) dan ayat
(4), Pasal 12, dan Pasal 13 ayat (3) diajukan kepada Menteri
Pertambangan.
f) Pengacuan dilakukan dengan mencantumkan secara singkat materi
pokok yang diacu.
Contoh:
Izin penambangan batu bara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15
diberikan oleh
g) Pengacuan ...
g) Pengacuan hanya dapat dilakukan ke Peraturan Perundangundangan
yang tingkatannya sama atau lebih tinggi. Hindari pengacuan ke pasal
atau ayat yang terletak setelah pasal atau ayat bersangkutan.
Contoh yang tidak tepat:
Pasal 15
Pejabat atau pegawai PPATK yang melanggar kewajiban sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 37 ayat (4) dipidana dengan pidana penjara paling
lama 2 (dua) tahun dan denda paling banyak Rp.500.000.000,00 (lima
ratus juta rupiah).
h) Pengacuan dilakukan dengan menyebutkan secara tegas nomor dari pasal
atau ayat yang diacu dan tidak menggunakan frasa pasal yang terdahulu
atau pasal tersebut di atas.
i) Pengacuan untuk menyatakan berlakunya berbagai ketentuan Peraturan
Perundangundangan yang tidak disebutkan secara rinci, menggunakan
frasa sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
j) Untuk menyatakan peraturan pelaksanaan dari suatu Peraturan
Perundang-undangan dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak
bertentangan dengan Peraturan Perundang-undangan, gunakan frasa
dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan
ketentuan dalam (jenis Peraturan Perundang-undangan yang
bersangkutan) ini.
Contoh:
Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, semua Peraturan
Perundang-undangan yang merupakan peraturan pelaksanaan dari
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389),
dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan
ketentuan dalam Undang-Undang ini.
k) Jika Peraturan Perundang-undangan yang dinyatakan masih tetap
berlaku hanya sebagian dari ketentuan Peraturan Perundang-undangan
tersebut, gunakan frasa dinyatakan tetap berlaku, kecuali.
-141-
Contoh:
Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, Peraturan Pemerintah Nomor
Tahun tentang ... (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
Nomor , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor )
dinyatakan tetap berlaku, kecuali Pasal 5 sampai dengan Pasal 10.
22. Judul Peraturan Perundang-undangan tidak boleh ditambah dengan
singkatan atau akronim.
Contoh yang salah:
a) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR ... TAHUN ...
TENTANG
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA (APBN)
Salah Benar
dimeja di meja
disamping di samping
didepan di depan
disudut di sudut
diatas di atas
kedepan ke depan
diberi-tahukan diberitahukan
pemberi tahuan pemberitahuan
kerjasama kerja sama
terimakasih terima kasih
bekerjasama bekerja sama
bertandatangan bertanda tangan
berterimakasih berterima kasih
bertanggungjawab bertanggung jawab
tandatangani tanda tangani
sebarluaskan sebar luaskan
menanda tangani menandatangani
pasca sarjana pascasarjana
antar pegawai antarpegawai
nara sumber narasumber
sub unit subunit
3. Contoh ...
3. Contoh penulisan gabungan kata yang sudah padu ditulis serangkai, antara
lain:
Salah Benar
-144-
G. Pembubuhan Paraf
Net Konsep Naskah Dinas yang telah disetujui, terlebih dahulu diteliti dan diparaf
oleh pejabat dua tingkat di bawah pejabat penanda tangan pada akhir nama
jabatan, selanjutnya pejabat setingkat di bawah pejabat penanda tangan
memberikan paraf pada awal nama jabatan. Pembubuhan paraf ditempatkan pada
lembar Naskah Dinas yang menjadi arsip (bukan pada lembar Naskah Dinas yang
akan didistribusikan).
-145-
Contoh: ...
Contoh: Pembubuhan paraf pada Naskah Dinas yang ditandatangani oleh Direktur
Utama:
X Direktur Utama +
Nama Lengkap
Keterangan:
X = Direktur terkait
+ = Kepala Bagian/Bidang/Instalasi/Ketua Komite/Kepala Satuan
Contoh: Pembubuhan paraf pada Naskah Dinas yang ditandatangani oleh Direktur
Umum dan Operasional:
Nama Lengkap
Keterangan:
X = Paraf Kepala Bagian Umum
+ = Paraf Kepala Subbagian Tata Usaha
2. Penggunaan ...
2. Penggunaan Garis Kewenangan
Pimpinan organisasi instansi pemerintah bertanggung jawab atas segala
kegiatan yang dilakukan di dalam organisasi atau instansinya. Tanggung
jawab tersebut tidak dapat dilimpahkan atau diserahkan kepada seseorang
yang bukan pejabat berwenang. Garis kewenangan digunakan jika ada
pelimpahan wewenang dari pejabat yang berwenang, dapat dilaksanakan
dengan cara:
Contoh:
a.n. Direktur Utama
Direktur Umum dan Operasional
Tanda Tangan
3) dapat ...
3) dapat pula dipergunakan oleh pejabat yang ditunjuk sebagai pemangku
jabatan sementara atau yang mewakili;
4) tanggung jawab berada pada Pejabat yang telah diberi kuasa.
Contoh:
a.n. Direktur Utama
Direktur Umum dan Operasional
u.b.
Kepala Bagian Umum
Tanda Tangan
Contoh:
Plt. Kepala Bagian Umum
tanda tangan
Tanda Tangan
3. Kewenangan ...
3. Kewenangan Penandatanganan Naskah Dinas
1. Keputusan
2. Pedoman
Petunjuk Pelaksanaan/
3.
Panduan
4. Instruksi
5. Standar Operasional
Prosedur (SOP)
-149-
6. Surat Edaran
7. Surat Perintah
8. Surat Dinas
9. Memorandum
17. Pengumuman
18. Laporan
I. Penomoran
Setelah Naskah Dinas ditandatangani oleh pejabat yang berwenang, Naskah Dinas
tersebut diberi nomor dan tanggal.
1. Penomoran Naskah Dinas
a. Penomoran Naskah Dinas merupakan segmen penting dalam Tata Naskah
Dinas, oleh karena itu susunannya harus dapat memberikan kemudahan
penyimpanan, temu balik, dan penilaian arsip.
b. Penomoran ...
b. Penomoran Naskah Dinas dilaksanakan berpedoman pada Pola Klasifikasi
Arsip di Lingkungan Kementerian Kesehatan dan Kode Unit pengolah/
pemrakarsa.
c. Penomoran Naskah Dinas disentralisasi pada Bagian Umum (Subbagian Tata
Usaha), kecuali penomoran nota dinas dilakukan oleh masing-masing unit
kerja.
d. Ketentuan penomoran Naskah Dinas di Rumah Sakit .... dikelompokan sebagai
berikut:
-150-
Contoh:
Penomoran Naskah Dinas Arahan, Naskah Dinas Khusus, dan Surat
Undangan yang ditandatangani oleh Direktur Utama
HK.02.04/IV/100/2014
b. Penomoran ...
b. Penomoran Naskah Dinas Arahan, Naskah Dinas Khusus, dan Surat
Undangan yang ditandatangani oleh Pejabat yang mendapat pelimpahan
wewenang, dan/atau oleh Pejabat yang sesuai tugas, fungsi, dan
wewenangnya, adalah sebagai berikut:
1) Kode Klasifikasi Arsip;
2) Kode Unit pengolah/pemrakarsa satu tingkat di bawah penandatangan;
3) nomor urut surat pada Bagian Umum;
4) tahun terbit.
Contoh:
KP.03.01/II.1/100/2014
Contoh:
KP.01.02/IV/100/06/2014
4. Penomoran ...
4. Penomoran Naskah dinas Korespondensi Internal
Penomoran Naskah Dinas Korespondensi Internal (Nota Dinas dan
Memorandum) adalah sebagai berikut:
a) Kode Unit pengolah/pemrakarsa;
b) nomor urut surat pada unit pengolah/pemrakarsa;
c) bulan (ditulis dalam dua digit);
d) tahun terbit.
Contoh:
BU/100/06/2014
Contoh: 1
-153-
Contoh: 2 ...
Contoh: 2
Penomoran Panduan Asuhan Keperawatan
HK.02.08/I/BIDWAT/100/2014
Kode Klasifikasi Arsip Panduan
Asuhan Keperawatan
Kode Direktorat (I = Direktorat Medik
& Keperawatan)
Kode Unit pengolah/pemrakarsa
berupa singkatan nomenklatur
eselon III atau setara
Nomor Surat (sentral di Bagian Umum)
Contoh: 3
Penomoran Standar Prosedur Operasional (SPO)
-154-
HK.02.09/I/Bid.Med/100/2014
BAB IV ...
BAB IV
LOGO, KOP NASKAH DINAS, DAN CAP DINAS
Logo, Kop Naskah Dinas, dan Cap Dinas, digunakan dalam Tata Naskah Dinas
sebagai tanda pengenal atau identifikasi yang bersifat tetap dan resmi. Untuk
memperoleh keseragaman dalam penyelenggaraan Tata Naskah Dinas di Rumah
Sakit ...., perlu ditentukan penggunaan Logo, Kop Naskah Dinas, dan Cap Dinas pada
kertas surat dan sampul surat.
-155-
Konfigurasi Logo Rumah Sakit .... dengan Bakti Husada adalah logogram
Rumah Sakit .... harus berada di sebelah kanan, Logo Bakti Husada berada di
sebelah kiri.
2. Penggunaan ...
2. Penggunaan Logo Rumah Sakit ....
a. Penggunaan Logo Rumah Sakit .... berdasarkan bentuk, perbandingan
ukuran, dan warna yang telah diatur sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
b. Penggunaan Logo Rumah Sakit .... selain dalam Naskah Dinas harus
mendapatkan izin dari pimpinan satuan kerja yang memiliki tanggung jawab
-156-
2. Penggunaan ...
2. Penggunaan Kop Naskah Dinas
a. Penggunaan Kop Naskah Dinas diletakkan pada bagian atas kertas surat atau
sampul surat.
b. Penggunaan Kop Naskah Dinas sesuai ketentuan jenis Naskah Dinas sebagai
mana yang dijelaskan dalam BAB II.
C. Cap Dinas
1. Cap Dinas adalah hasil cetakan gambar, tulisan, atau keduanya memuat
lambang tingkat jabatan dan/atau instansi, yang digunakan sebagai tanda
pengenal yang sah dan berlaku di Rumah Sakit ...., yang dibubuhkan pada
ruang tanda tangan dan/atau sampul surat (amplop).
2. Cap Dinas ada dua macam yaitu sebagai berikut:
a. Cap Instansi; dan
b. Cap Jabatan.
3. Cap Instansi adalah cap yang bertuliskan nama Rumah Sakit ....
4. Cap Jabatan adalah cap yang bertuliskan nama jabatan pimpinan tertinggi di
Rumah Sakit .....
5. Warna
Cap dinas menggunakan tinta berwarna ungu.
6. Penggunaan ...
6. Penggunaan Cap Dinas
a. Cap Instansi
Cap Instansi (Rumah Sakit ....) digunakan untuk menyertai tanda tangan
pejabat yang mendapat pelimpahan/penyerahan wewenang dari Direktur
Utama untuk menetapkan/menandatangani Naskah Dinas di lingkungan
Rumah Sakit .....
b. Cap Jabatan
Cap jabatan (Direktur Utama) Rumah Sakit .... hanya digunakan untuk
menyertai tanda tangan Direktur Utama atau pejabat sementara yang
ditunjuk selama Direktur Utama Rumah Sakit .... sedang berhalangan/ tidak
ada.
c. Bentuk, ukuran, huruf dan isi tulisan
1) Bentuk
Bentuk Cap Dinas di Rumah Sakit .... adalah bulat.
2) Ukuran
Ukuran setiap lingkaran pada Cap Dinas di lingkungan Direktorat
Jenderal Bina Upaya Kesehatan adalah sebagai berikut :
a) Lingkaran kesatu dengan garis tengah 40 mm
b) Lingkaran kedua dengan garis tengah 38 mm
c) Lingkaran ketiga dengan garis tengah 30 mm
d) Di dalam lingkaran ketiga terdapat tulisan nama instansi
Contoh :
30 mm 38 mm 40 mm
-160-
3) Huruf yang digunakan adalah huruf kapital dengan ukuran huruf yang
disesuaikan dengan besarnya cap serta jumlah atau banyaknya huruf
yang ada di dalam Cap Dinas tersebut.
4) Isi tulisan pada Cap Dinas instansi dan Cap Dinas jabatan di Rumah
Sakit .... di atur sebagai berikut:
a) isi tulisan di antara lingkaran kedua dan ketiga adalah nama
KEMENTERIAN KESEHATAN RI pada bagian atas;
b) di bagian bawah bertuliskan DITJEN BINA UPAYA KESEHATAN;
c) pemisah diantara tulisan KEMENTERIAN KESEHATAN RI dan DITJEN
BINA UPAYA KESEHATAN diberikan satu tanda bintang bersudut lima
pada sisi kiri dan kanan;
d) di dalam garis lingkaran ketiga terdapat dua garis sejajar yang di
dalamnya bertuliskan Rumah Sakit .... (untuk Cap Dinas instansi) dan
bertuliskan Direktur Utama (untuk Cap Dinas pejabat).
BAB V ...
BAB V
PENGURUSAN NASKAH DINAS
2. Koordinasi antar pejabat dalam penyusunan surat dinas dilakukan sejak tahap
penyusunan draf sehingga perbaikan pada konsep final dapat dihindari,
sebaiknya dilakukan dengan mengutamakan metode yang paling cepat dan tepat
antara lain dengan pembahasan bersama.
3. Jawaban terhadap surat yang masuk
a. Instansi pengirim harus segera menginformasikan kepada penerima surat atas
keterlambatan jawaban dalam suatu proses komunikasi.
b. Instansi penerima harus segera memberikan jawaban terhadap konfirmasi
yang dilakukan oleh instansi pengirim.
4. Waktu penandatanganan surat
Waktu penandatanganan surat harus memperhatikan jadwal pengiriman surat
yang berlaku di instansi masing-masing dan segera dikirim setelah
ditandatangani.
5. Salinan
Salinan surat hanya diberikan kepada yang berhak dan memerlukan, yang
dinyatakan dengan memberikan alamat yang dimaksud dalam tembusan.
Salinan surat dibuat terbatas hanya untuk kebutuhan berikut:
a. Salinan tembusan, yaitu salinan surat yang disampaikan kepada pejabat yang
secara fungsional terkait;
b. Salinan laporan, yaitu salinan surat yang disampaikan kepada pejabat yang
berwenang;
c. Salinan untuk arsip, yaitu salinan surat yang disimpan untuk kepentingan
pemberkasan arsip.
e. Tanda tingkat keamanan ditulis dengan cap (tidak diketik) berwarna merah
pada bagian atas dan bawah setiap halaman Surat Dinas. Jika Surat Dinas
tersebut disalin, cap tingkat keamanan pada salinan harus dengan
warna yang sama dengan warna cap pada surat asli.
7. Kecepatan Penyampaian
a. Amat Segera/Kilat adalah surat dinas yang harus diselesaikan/dikirim/
disampaikan pada hari yang sama dengan batas waktu 24 jam.
b. Segera adalah surat dinas yang harus diselesaikan/dikirim/disampaikan
dalam waktu 2 X 24 jam.
c. Biasa adalah surat dinas yang harus diselesaikan/dikirim/disampaikan
menurut urutan yang diterima oleh bagian pengiriman, sesuai dengan jadwal
perjalanan caraka/kurir.
d. Surat dinas dikirim langsung kepada individu (pejabat formal). Jika surat
tersebut ditujukan kepada pejabat yang bukan kepala instansi, untuk
mempercepat penyampaian surat kepada pejabat yang dituju itu, surat tetap
ditujukan kepada kepala instansi, tetapi dicantumkan ungkapan u.p. (untuk
perhatian) pejabat yang bersangkutan.
j) Pencatatan surat masuk dimulai dari Nomor 1 pada bulan Januari dan
berakhir pada nomor terakhir dalam satu tahun, yaitu nomor terakhir pada
tanggal 31 Desember;
k) Pencatatan surat selalu dilakukan pada setiap terjadi pemindahan dan
penyimpanan.
3. Penilaian
a. Kegiatan penilaian surat masuk mulai dilaksanakan pada tahap pencatatan;
b. Pada tahap penilaian, surat dinilai apakah akan disampaikan kepada
pimpinan atau dapat disampaikan langsung kepada pejabat yang
menangani. Di tiap instansi sudah diatur surat yang harus melalui pimpinan
dan surat yang dapat langsung disampaikan kepada pejabat tertentu;
c. Selain penilaian penyampaian surat, dilakukan pula penilaian penanganan
surat, apakah surat masuk itu akan diproses biasa atau melalui proses
pemberkasan naskah;
d. Surat masuk yang beralamat pribadi (nama orang) dinilai termasuk surat
yang harus disampaikan langsung kepada yang bersangkutan dalam
keadaan sampul tertutup;
e. Penilaian dilakukan dengan berpedoman kepada tingkat keamanan dan
tingkat kecepatan penyampaian surat.
4. Pengolah/Pemrakarsa
a. Pada tahap pengolahan, pimpinan/pejabat memutuskan tindakan yang akan
diambil sehubungan dengan surat masuk tersebut;
b. Dari hasil pengolahan dapat diputuskan tindakan lanjutnya, yaitu langsung
disimpan atau dibuat naskah dinas baru;
c. Pengolah surat masuk dapat menggunakan proses pemberkasan naskah atau
proses administrasi biasa sesuai dengan kebutuhan.
5. Penyimpanan
a. Surat Dinas harus disimpan sedemikian rupa sehingga mudah ditemukan
kembali jika diperlukan.
b. Surat masuk yang melalui proses pemberkasan naskah disimpan dalam
berkas naskah dinas menurut bidang permasalahan.
c. Surat masuk yang diproses tidak melalui proses pemberkasan, naskah dinas
disimpan dalam himpunan sesuai dengan kebutuhan.
d. Beberapa cara menghimpun surat adalah sebagai berikut:
1) Seri adalah himpunan satu jenis surat dinas yang berdasarkan format
surat atau jenis naskah dinas, misalnya keputusan, petunjuk pelaksanaan,
dan surat edaran, disusun secara kronologis. Himpunan menurut seri
selain dibatasi oleh kemampuan map juga dibatasi oleh tahun naskah
dinas;
2) Rubrik adalah himpunan dari satu macam masalah/hal/pokok persoalan
yang disusun secara kronologis, misalnya cuti, kunjungan dinas, kerja
lapangan. Himpunan menurut rubrik dibatasi dengan tahun atau dibatasi
sampai dengan masalah selesai;
-164-
3) Dosir ...
3) Dosir adalah himpunan satu macam kegiatan atau persoalan yang
disusun secara kronologis dari awal sampai akhir. Misalnya, fail/berkas
pegawai adalah himpunan naskah dinas mulai dari lamaran sampai dengan
pemberhentian.
e. Penyimpanan surat atau himpunan dilakukan sebagai berikut:
1) Lateral adalah penyimpanan surat/himpunan yang diletakkan
sedemikian rupa sehingga yang terlihat hanya bagian sisi samping,
misalnya penyimpanan dalam ordner dan kotak arsip;
2) Vertikal adalah penyimpanan surat/himpunan yang diletakkan sedemikian
rupa sehingga yang terlihat hanya bagian muka, misalnya penyimpanan
surat map pada lemari berkas;
3) Horizontal adalah penyimpanan surat/himpunan yang diletakkan
sedemikian rupa sehingga muka surat/himpunan terlihat di sebelah atas,
misalnya penyimpanan peta atau gambar konstruksi.
f. Surat yang masih aktif, tetap berada di unit pengolah/pemrakarsa. Setelah
surat menjadi arsip inaktif, penyimpanannya harus sudah dialihkan ke unit
kearsipan sesuai dengan ketentuan kearsipan yang berlaku.
g. Sarana Penanganan Surat Masuk
1) Buku agenda adalah sarana utama pengendalian dan pengawasan surat
masuk. Semua surat masuk pertama kali dicatat pada buku agenda,
yang disusun dalam kolom catatan sebagai berikut:
a) tanggal;
b) nomor agenda;
c) nomor dan tanggal surat masuk
d) lampiran;
e) alamat pengirim;
f) hal/isi surat;
g) keterangan.
Sesuai dengan kebutuhan, kolom catatan dapat ditambah, misalnya
dengan petunjuk pada nomor yang lalu dan petunjuk pada nomor
berikutnya.
2) Pengurusan surat masuk yang tidak melalui proses pemberkasan naskah
dinas selain buku agenda, dapat digunakan sarana lain yang diatur sesuai
dengan kebutuhan instansi masing-masing.
3) Sarana pengurusan surat masuk melalui proses pemberkasan naskah,
selain dengan buku agenda, juga digunakan sarana lain.
Penanganan ...
1. Pengolahan
a. Kegiatan pengolahan dimulai dari penyiapan hingga ke penandatanganan
surat dinas. Penyiapan surat keluar dilaksanakan, antara lain karena
1) adanya kebijaksanaan pimpinan;
2) reaksi atas suatu aksi;
3) adanya konsep baru.
b. Penyiapan/penyusunan konsep surat keluar adalah sebagai berikut:
1) Penyiapan/penyusunan konsep dilakukan oleh pejabat/pegawai yang
membidanginya, seperti sekretaris/pimpinan sekretariat atau pejabat yang
ditunjuk.
2) Setiap konsep yang disiapkan harus didasarkan pada kebijaksanaan dan
pengarahan pimpinan.
3) Setiap konsep yang akan diajukan kepada pimpinan terleb ih dahulu harus
diteliti oleh sekretaris/pimpinan sekretariat atau pejabat yang diserahi
wewenang. Sesuai dengan petunjuk pimpinan atau menurut
pertimbangannya sendiri terhadap isi surat dinas, sekretaris pimpinan
sekretariat menetapkan tingkat kecepatan penyampaian dan tingkat
keamanan surat.
4) Setiap konsep surat dinas sebelum ditandatangani oleh pejabat yang
berwenang dibubuhi paraf terlebih dahulu oleh para pejabat dua tingkat di
bawahnya yang bertugas menyiapkan konsep surat dinas tersebut.
5) Letak pembubuhan paraf diatur sebagai berikut.
a) Paraf pejabat yang berada dua tingkat di bawah pejabat penanda
tangan surat dinas dibubuhkan di sebelah kiri/sebelum nama pejabat
penanda tangan surat.
b) Paraf pejabat yang berada satu tingkat di bawah pejabat penanda
tangan surat dinas dibubuhkan di sebelah kanan/setelah nama
pejabat penanda tangan.
c) Setelah surat dinas diparaf oleh pejabat yang bersangkutan dan tidak
lagi mengandung kekurangan/kesalahan yang perlu diperbaiki, proses
selanjutnya adalah
(1) pengajuan kepada pejabat yang akan menandatangani surat;
-166-
2. Pencatatan
Semua surat keluar dicatat dalam Buku Pencatatan Surat Keluar yang
bentuk, susunan, dan tata cara pencatatannya diatur oleh instansi masing-
masing.
3. Penggandaan
a. Penggandaan adalah kegiatan memperbanyak surat dinas dengan sarana
reproduksi yang tersedia sesuai dengan banyaknya alamat yang dituju.
b. Penggandaan hanya dilakukan setelah surat keluar ditandatangni oleh
pejabat yang berhak.
c. Cap dinas yang dibubuhkan pada hasil penggandaan harus asli (bukan
salinan).
d. Jumlah ...
d. Jumlah yang digandakan sesuai dengan alamat yang dituju (alamat
distribusi).
e. Penggandaan surat keluar yang tingkat kecepatan penyampaiannya kilat dan
sangat segera harus didahulukan.
f. Penggandaan surat keluar yang tingkat keamanannya sangat rahasia/
rahasia harus diawasi dengan ketat.
g. Sekretaris/pimpinan sekretariat berkewajiban menjaga agar penggandaan
dilaksanakan menurut ketentuan yang diatur oleh instansi masing-masing.
4. Pengiriman
a. Surat keluar yang akan dikirimkan dimasukkan ke dalam sampul.
b. Pada sampul surat keluar yang tingkat keamanannya biasa (B), rahasia (R),
dan sangat rahasia (SR) dicantumkan alamat lengkap, nomor surat dinas,
dan cap yang sesuai dengan tingkat kecepatan penyampaian (kilat/segera/
sangat segera/biasa).
c. Surat yang tingkat keamanannya SR atau R dimasukkan ke dalam sampul,
dibubuhi alamat lengkap, nomor surat dinas, cap dinas, cap yang sesuai
dengan tingkat kecepatan penyampaian dan cap tingkat keamanan. Sampul
ini dimasukkan ke dalam sampul kedua dengan tanda-tanda yang sama
kecuali cap tingkat keamanan.
d. Semua surat keluar yang dikirim dicatat dalam Buku Ekspedisi sebagai
bukti pengiriman atau dibuatkan tanda bukti pengiriman tersendiri.
e. Untuk kepentingan keamanan, sekretaris/pimpinan sekretariat
mengusahakan keselamatan pengiriman sernua surat keluar, khususnya
yang tingkat keamanannya SR/R.
f. Cara Melipat dan Memasukkan Surat ke dalam Sampul Surat:
-167-
Surat dinas dilipat dengan sudut saling bertemu dan lipatan harus lurus dan
tidak kusut. Sebelum surat dinas dilipat harus dipertimbangkan sampul surat
yang akan digunakan. Surat dinas dilipat dengan cara sepertiga bagian bawah
lembaran surat dilipat ke depan dan sepertiga bagian atas dilipat ke
belakang. Selanjutnya, surat dimasukkan ke dalam sampul surat dengan
bagian kepala surat menghadap ke depan ke arah penerima/pembaca surat.
CONTOH ...
CONTOH CARA MELIPAT SURAT
-168-
5. Daftar Distribusi
Daftar Distribusi adalah susunan pejabat yang dibuat oleh pejabat sekretariat
dan digunakan sebagai pedoman pendistribusian naskah dinas. Setiap distribusi
menunjukkan pejabat yang berhak menerima naskah.
6. Penyimpanan
a. Semua arsip surat keluar (pertinggal) harus disimpan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dalam kearsipan.
b. Naskah asli surat dinas keluar dan naskah yang diparaf harus disimpan.
c. Tata cara penyimpanan surat keluar diatur oleh instansi masing-masing.
-169-
D. Perubahan ...
D. Perubahan, Pencabutan, Pembatalan Dan Ralat Naskah Dinas
Perubahan, pencabutan, pembatalan, serta ralat naskah dinas harus jelas dan
dapat menunjukkan Naskah Dinas mana yang diadakan perubahan, pencabutan,
pembatalan, dan/atau ralat tersebut.
1. Pengertian
a. Perubahan
Perubahan berarti bagian tertentu dari naskah dinas diubah, perubahan
dinyatakan dengan Lembar Perubahan.
b. Pencabutan
Pencabutan berarti bahwa naskah dinas itu tidak berlaku sejak pencabutan
ditetapkan, pencabutan naskah dinas dinyatakan dengan penetapan Naskah
Dinas baru.
c. Pembatalan
Pembatalan berarti bahwa seluruh materi naskah dinas tidak berlaku mulai
saat naskah dinas ditetapkan. Pembatalan naskah dinas dinyatakan dengan
penetapan Naskah Dinas yang baru.
d. Ralat
Ralat adalah perbaikan yang dilakukan karena terjadi salah pengetikan atau
salah cetak sehingga tidak sesuai dengan naskah aslinya.
2. Tata Cara Perubahan, Pencabutan, Pembatalan, dan Ralat Naskah Dinas.
a. Naskah Dinas yang bersifat mengatur, apabila dirubah, dicabut, atau
dibatalkan harus dirubah dicabut atau dibatalkan dengan Naskah Dinas yang
sama jenisnya.
b. Pejabat yang berhak menentukan perubahan, pencabutan, dan pembatalan
adalah pejabat yang menandatangani Naskah Dinas tersebut atau oleh pejabat
yang lebih tinggi kedudukannya.
c. Ralat yang bersifat kekeliruan kecil, seperti salah ketik, dilaksanakan oleh
pejabat yang menandatangani Naskah Dinas atau dapat oleh pejabat setingkat
lebih rendah.
E. Pengarsipan
1. Pengarsipan merupakan penataan berkas secara berjenjang menurut sistem
tertentu terhadap rekaman kegiatan atau peristiwa yang dibuat dan diterima,
dalam berbagai bentuk dan media sesuai dengan perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi meliputi:
a. Arsip Dinamis Adalah arsip yang dipergunakan secara langsung dalam
kegiatan penciptaan arsip dan disimpan selama jangka waktu tertentu;
b. Arsip Aktif Adalah arsip yang frekeunsinya penggunaannya tinggi dan/atau
terus-menerus;
c. Arsip Inaktif Adalah arsip yang frekuensi penggunaanya telah menurun;
d. Arsip Statis Adalah arsip yang dihasilkan oleh pencipta arsip karena memiliki
nilai guna kesejarahan, telah habis retensinya dan berketerangan
-170-
Pedoman Tata Naskah Dinas Rumah Sakit .... ini berlaku sejak tanggal
ditetapkan dan dengan diberlakukannya Pedoman Tata Naskah Dinas Rumah Sakit ....
ini maka segala ketentuan tentang naskah dinas yang telah dikeluarkan dan atau
yang tidak sesuai dengan pedoman ini dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi.
Setiap pimpinan unit kerja bertanggung jawab atas pelaksanaan ketentuan ini
dan wajib melakukan pengawasan.
Ketentuan tentang naskah dinas lain yang tidak diatur dalam Pedoman ini
dan/atau yang bersifat teknis diatur lebih lanjut dengan keputusan Direktur Utama
berdasarkan usulan unit yang terkait substansinya atau mengacu pada pedoman tata
naskah dinas instansi pemerintah yang berlaku.
Ditetapkan di ..............
pada tanggal ...............
DIREKTUR UTAMA,
........................................
-171-