Anda di halaman 1dari 15

PERBAIKAN SISTEM ANTRIAN MEDICAL CEK UP CV

ENVIROLAB

PADA PT NSK BEARINGS, CIBITUNG JAWA BARAT

Disusun oleh :
LUTFIANI
NIM (2420140003)
Fakultas Sains dan Teknologi
Teknik Industri
BAB I

I.I PERSPEKTIF SISTEM

Bila Anda berusia di atas 35 tahun dan akan membeli asuransi yang bernilai pertanggungan besar,
Anda mungkin disyaratkan untuk melakukan medical check up. Bila Anda bekerja di perusahaan,
Anda juga mungkin mendapatkan fasilitas dari kantor untuk melakukan medical check up. Banyak
perusahaan besar yang bahkan mewajibkan para eksekutifnya untuk melakukan medical check up
setiap tahun. Namun, siapa pun Anda, bila Anda sudah berusia di atas 35 atau bahkan 40 tahun, sangat
disarankan bagi Anda untuk melakukan medical check up secara rutin.

Apakah medical check up?

Medical check up adalah pemeriksaan kesehatan yang bertujuan untuk mengetahui status kesehatan
Anda, bukan untuk mendiagnosis gejala atau mengobati penyakit.

Medical check up mencakup serangkaian wawancara dan pemeriksaan kesehatan. Jenis-jenis dan
lingkup pemeriksaan kesehatan dalam medical check up bervariasi, tergantung keperluan dan
permintaannya. Pada umumnya medical check up bertujuan untuk mendeteksi secara dini bila ada
masalah kesehatan tersembunyi yang belum menunjukkan gejala, terutama penyakit-penyakit
kardiovaskular, penyakit ginjal, penyakit liver dan diabetes melitus. Selain mendeteksi dini penyakit,
medical check up juga menentukan tingkat kebugaran dan kesehatan umum.

Prosedur Medical Check up

Medical check up dapat dilakukan oleh internis atau dokter umum yang berkualifikasi melakukannya.
Prosedurnya dapat meliputi beberapa langkah berikut:

Wawancara riwayat kesehatan. Dokter akan menanyakan kondisi umum, penyakit dan operasi
yang pernah Anda jalani atau obat-obatan yang diambil. Dia juga menanyai gaya hidup Anda,
seperti apakah Anda merokok, pola makan Anda, apakah Anda teratur berolahraga dan lainnya.
Dia juga akan menanyakan apakah ada penyakit tertentu yang menurun di keluarga Anda, seperti
diabetes melitus, serangan jantung atau kanker.

Pemeriksaan fisik secara menyeluruh dan diagnosis lebih lanjut untuk menentukan kesehatan
umum, misalnya: pengukuran tekanan darah, detak jantung, denyut nadi, pemeriksaan
pernapasan, kulit, abdomen, leher, kelenjar getah bening dan refleks saraf. Dengan cara ini dokter
dapat menemukan, misalnya, bila ada tanda-tanda penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) dan
hipertensi. Dokter juga perlu mengukur tinggi dan berat badan untuk menghitung indeks massa
tubuh. Indeks masa tubuh di atas normal meningkatkan risiko berbagai penyakit.

Pemeriksaan pendukung. Dokter akan merujuk Anda untuk mendapatkan tes darah dan tes urin
rutin di laboratorium. Pemeriksaan darah dan urin terutama untuk mengidentifikasi kemungkinan
gangguan metabolik (misalnya diabetes melitus) atau penyakit ginjal. Untuk tujuan ini, dokter
perlu mengetahui tingkat glukosa darah dan lipid darah (misalnya trigliserida dan kolesterol).
Untuk mengukur tingkat kebugaran dan kesehatan jantung Anda, dokter bisa meminta Anda
mengikuti pemeriksaan dengan threadmill.
Wawancara akhir. Dalam wawancara akhir, dokter membahas hasil-hasil medical check
up dengan Anda dan langkah-langkah berikutnya. Dia akan menyusun profil risiko Anda untuk
penyakit kardiovaskular dan penyakit lainnya dan memberikan saran-saran untuk meningkatkan
tingkat kesehatan dan kebugaran Anda. Pemeriksaan lebih lanjut (mungkin oleh dokter rujukan),
misalnya pemeriksaan EKG untuk penyakit jantung, hanya perlu dilakukan jika ada kecurigaan
penyakit. Bila tingkat kesehatan Anda secara umum baik, medical check up berikutnya bisa Anda
lakukan dua tahun kemudian.

Sumber Daya Manusia (SDM) dalam perusahaan adalah merupakan asset perusahaan yang sangat
berharga dan penting dalam proses produksi sehingga perusahaan dapat berjalan dan berproduksi
sesuai rencana dan tujuannya.

Menyadari pentingnya asset SDM untuk perusahaan maka diperlukannya upaya untuk
menghadirkan dan meningkatkan produktifitas yang tinggi dari SDM. Antara lain penerapan
sistem manajemen Kesehatan , dan Keselamatan Kerja (K3) diperusahaan.
Salah satu program dalam sistem manajemen K3 adalah program Pengamatan Kesehatan Kerja
(Health Surveilance) ynag diantaranya meliputi Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja (MCU)
CV ENVIROLAB merupakan Laboratorium Klinik yang bergerak dalam bidang layanan
pemeriksaan kesehatan yaitu Medical Check Up yang berisi para professional yang
berpengalaman bekerjasama dengan beberapa perusahaan besar. Dalam kegiatan operasinya
didukung oleh dokter ahli dan para petugas kesehatan yang berpengalaman dan peralatan yang
memadai dan modern.
PT NSK yang berada dikawasan Cibitung adalah perusahaan yang bergerak pada industri
manufacturing yang menangani pembuatan sparepart bearings.
Setiap tahunnya diadakan medical cek up perusahaan secara berkala untuk mengecek kesehatan
tubuh para pegawai diperusahaan guna meningkatkan produktivitas para pekerja untuk
meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan.
CV ENVIROLAB sebagai pihak penyelenggara pelayanan medical cek up, yaitu berupa Dokter
untuk pemeriksaan fisik, Laboratorium untuk pengecekan darah dan pengambilan darah,
Rontgen, Visus dan Audio Spiro. Medical cek up dilakukan selama 2 hari dengan jumlah para
pekerja yang melakukan medical cek up sebanyak 800 orang.
Seluruh pekerja yang akan melakukan medical cek up di sarankan untuk berpuasa makan terlebih
dahulu yaitu 10 12 jam, karena puasa menjadi syarat untuk melakukan medical cek up. Saat
berpuasa darah didalam tubuh tidak akan terpengaruh oleh makanan yang akan membuat kadar
kalori ataupun glukosa darah menjadi tinggi.
Saat diadakan medical cek up, sering terjadi penumpukan antrian terutama pada bagian
pengambilan darah. Yang menyebabkan para pegawai yang melakukan medical cek up mengeluh
lambatnya pelayanan medical cek up. Terutama saat para pekerja sedang berpuasa makan akan
mengeluh lapar karena harus mengantri panjang.
Dari itu saya akan mengevaluasi sistem antrian agar tidak terjadi penumpukan antrian pada
bagian petugas pengambilan darah.

I.II ENTITY ATRIBUT


Pada saat diadakan medical cek up, sering terjadi penumpukan antrian terutama pada bagian
pengambilan darah. Yang menyebabkan para peserta medical check up mengeluh lambatnya
pelayanan medical cek up.
Maka dari itu saya akan mengevaluasi factor-faktor yang menyebabkan penumpukan antrian agar
tidak terjadi lagi penumpukan antrian pada bagian petugas pengambilan darah.
I.III PENDEKATAN SISTEM

Mengevaluasi sistem pendaftaran peserta medical cek up,untuk mengurangi penumpukan antrian
peserta medical cek up pada bagian pengambilan darah.
Membuat dan melaksanakan sistem antrian baru.
Merubah tata letak ruang yang digunakan untuk medical cek up.
Mengganti alat-alat pengambil darah (sampling)
Melatih sumber daya manusia untuk petugas pengambil darah
BAB II

II.I ANALISA KEBUTUHAN

TABEL NILAI

Uraian Nilai
Registrasi 8
Customer 9
SDM 9
Fasilitas 7
Kebersihan 9
Teknologi 8
Kasir 8
Manajemen 8
Limbah 9
Pendapatan 9

BAB III

III.I KONDISI YANG DIKELUHKAN SAAT MENUNGGU ANTRIAN MEDIKAL CEK UP

Rata rata para pegawai yang melakukan medical cek up mengeluhkan lamanya pelayanan,
terutama pada bagian sampling atau pengambilan darah. Panjangnya antrian yang
menyebabkan pegawai juga mengeluhkan lapar dikarenakan kondisi pegawai saat itu sedang
berpuasa. Puasa disini dimaksudkan sebagai syarat pengambilan darah, yaitu puasa makan 10
12 jam.
Keluhan juga ditujukan pada petugas pegambil darah yang dinilai kurang cepat saat menangani
pasien.

III.II IDENTIFIKASI MASALAH

Sistem pendaftaran yang tidak mengatur atau mengarahkan para peserta medical cek up
mengantri di loket loket pengambilan darah yang telah di siapkan pihak penyelenggara
medical cek up.

Mengevaluasi antrian medical cek up pada bagian pengambilan darah, yaitu dengan
menghitung berapa lama waktu yang dibutuhkan analis untuk mengambil darah seorang peserta
medical cek up.
Menghitung perkiraan waktu yang dibutuhkan analis untuk mengambil darah 5 orang pegawai
dalam satu kali kelompok antrian.

STANDARD OPERATING PROCEDURE PENGAMBILAN SAMPEL DARAH

Pengertian

Dalam kegiatan pengumpulan sampel darah dikenal istilah phlebotomy yang berarti proses
mengeluarkan darah. Dalam praktek laboratorium klinik, ada 3 macam cara memperoleh darah,
yaitu : melalui tusukan vena (venipuncture), tusukan kulit (skinpuncture) dan tusukan arteri atau
nadi. Venipuncture adalah cara yang paling umum dilakukan, oleh karena itu istilah phlebotomy
sering dikaitkan dengan venipuncture.

PENGAMBILAN DARAH VENA

Pada pengambilan darah vena (venipuncture), contoh darah umumnya diambil dari vena median
cubital, pada anterior lengan (sisi dalam lipatan siku). Vena ini terletak dekat dengan permukaan
kulit, cukup besar, dan tidak ada pasokan saraf besar. Apabila tidak memungkinkan,
vena chepalica atau vena basilica bisa menjadi pilihan berikutnya. Venipuncture pada vena
basilica harus dilakukan dengan hati-hati karena letaknya berdekatan dengan arteri brachialis dan
syaraf median.
Jika vena cephalica dan basilica ternyata tidak bisa digunakan, maka pengambilan darah dapat
dilakukan di vena di daerah pergelangan tangan. Lakukan pengambilan dengan dengan sangat
hati-hati dan menggunakan jarum yang ukurannya lebih kecil.

Tujuan
1.Untuk mendapatkan sampel darah vena yang baik dan memenuhi syarat untuk dilakukan
pemeriksaan.
2.Untuk menurunkan resiko kontaminasi dengan darah (infeksi, needle stick injury) akibat vena
punctie bagi petugas maupun penderita.
3.Untuk petunjuk bagi setiap petugas yang melakukan pengambilan darah (phlebotomy)

Lokasi yang tidak diperbolehkan diambil darah adalah :

Lengan pada sisi mastectomy

Daerah edema

Hematoma

Daerah dimana darah sedang ditransfusikan

Daerah bekas luka

Daerah dengan cannula, fistula atau cangkokan vascular

Daerah intra-vena lines Pengambilan darah di daerah ini dapat menyebabkan darah menjadi lebih
encer dan dapat meningkatkan atau menurunkan kadar zat tertentu.

Ada dua cara dalam pengambilan darah vena, yaitu cara manual dan cara vakum. Cara manual dilakukan
dengan menggunakan alat suntik (syring), sedangkan cara vakum dengan menggunakan tabung vakum
(vacutainer).

Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pengambilan darah vena adalah :

Pemasangan tourniquet (tali pembendung)

o pemasangan dalam waktu lama dan terlalu keras dapat menyebabkan hemokonsentrasi
(peningkatan nilai hematokrit/PCV dan elemen sel), peningkatan kadar substrat (protein
total, AST, besi, kolesterol, lipid total)

o melepas turniket sesudah jarum dilepas dapat menyebabkan hematoma


Jarum dilepaskan sebelum tabung vakum terisi penuh sehingga mengakibatkan masukknya udara
ke dalam tabung dan merusak sel darah merah.

Penusukan

o penusukan yang tidak sekali kena menyebabkan masuknya cairan jaringan sehingga dapat
mengaktifkan pembekuan. Di samping itu, penusukan yang berkali-kali juga berpotensi
menyebabkan hematoma.

o tutukan jarum yang tidak tepat benar masuk ke dalam vena menyebabkan darah bocor
dengan akibat hematoma

Kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol menyebabkan hemolisis sampel akibat kontaminasi
oleh alcohol, rasa terbakar dan rasa nyeri yang berlebihan pada pasien ketika dilakukan
penusukan.

PENGAMBILAN DARAH VENA DENGAN SYRING

Pengambilan darah vena secara manual dengan alat suntik (syring) merupakan cara yang masih lazim
dilakukan di berbagai laboratorium klinik dan tempat-tempat pelayanan kesehatan. Alat suntik ini adalah
sebuah pompa piston sederhana yang terdiri dari sebuah sebuah tabung silinder, pendorong, dan jarum.
Berbagai ukuran jarum yang sering dipergunakan mulai dari ukuran terbesar sampai dengan terkecil
adalah : 21G, 22G, 23G, 24G dan 25G.

Pengambilan darah dengan suntikan ini baik dilakukan pada pasien usia lanjut dan pasien dengan vena
yang tidak dapat diandalkan (rapuh atau kecil).

Prosedur :

Persiapkan alat-alat yang diperlukan : handskun, syring, perlak, kapas alkohol 70%, tali
pembendung (turniket), plester, tabung dan pendokumentasian. Untuk pemilihan syring, pilihlah
ukuran/volume sesuai dengan jumlah sampel yang akan diambil, pilih ukuran jarum yang sesuai,
dan pastikan jarum terpasang dengan erat.

Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah; usahakan pasien senyaman mungkin
( Fase Orientasi).

Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data di lembar permintaan.


Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat. Catat bila pasien minum obat
tertentu, tidak puasa dsb.

Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak melakukan aktifitas.

Minta pasien mengepalkan tangan.

Pasang tali pembendung (turniket) kira-kira 10 cm di atas lipat siku.

Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Lakukan perabaan (palpasi) untuk memastikan
posisi vena; vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastis dan memiliki dinding tebal. Jika vena
tidak teraba, lakukan pengurutan dari arah pergelangan ke siku, atau kompres hangat selama 5
menit daerah lengan.

Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alcohol 70% dan biarkan kering.
Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.

Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas. Jika jarum telah masuk ke
dalam vena, akan terlihat darah masuk ke dalam semprit (dinamakan flash). Usahakan sekali
tusuk kena.

Setelah volume darah dianggap cukup, lepas turniket dan minta pasien membuka kepalan
tangannya. Volume darah yang diambil kira-kira 3 kali jumlah serum atau plasma yang
diperlukan untuk pemeriksaan.

Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum. Tekan kapas beberapa saat
lalu plester selama kira-kira 15 menit. Jangan menarik jarum sebelum turniket dibuka.

Rapikan pasien dan lakukan pendokumentasian

PENGAMBILAN DARAH VENA DENGAN TABUNG VACUM

Tabung vakum pertama kali dipasarkan oleh perusahaan AS BD (Becton-Dickinson) di bawah nama
dagang Vacutainer. Jenis tabung ini berupa tabung reaksi yang hampa udara, terbuat dari kaca atau plastik.
Ketika tabung dilekatkan pada jarum, darah akan mengalir masuk ke dalam tabung dan berhenti mengalir
ketika sejumlah volume tertentu telah tercapai.
Jarum yang digunakan terdiri dari dua buah jarum yang dihubungkan oleh sambungan berulir. Jarum pada
sisi anterior digunakan untuk menusuk vena dan jarum pada sisi posterior ditancapkan pada tabung.
Jarum posterior diselubungi oleh bahan dari karet sehingga dapat mencegah darah dari pasien mengalir
keluar. Sambungan berulir berfungsi untuk melekatkan jarum pada sebuah holder dan memudahkan pada
saat mendorong tabung menancap pada jarum posterior.
Keuntungan menggunakan metode pengambilan ini adalah, tak perlu membagi-bagi sampel darah ke
dalam beberapa tabung. Cukup sekali penusukan, dapat digunakan untuk beberapa tabung secara
bergantian sesuai dengan jenis tes yang diperlukan. Untuk keperluan tes biakan kuman, cara ini juga lebih
bagus karena darah pasien langsung dapat mengalir masuk ke dalam tabung yang berisi media biakan
kuman. Jadi, kemungkinan kontaminasi selama pemindahan sampel pada pengambilan dengan cara
manual dapat dihindari.
Kekurangannya sulitnya pengambilan pada orang tua, anak kecil, bayi, atau jika vena tidak bisa
diandalkan (kecil, rapuh), atau jika pasien gemuk. Untuk mengatasi hal ini mungkin bisa digunakan jarum
bersayap (winged needle).

Jarum bersayap atau sering juga dinamakan jarum kupu-kupu hampir sama dengan jarum vakutainer
seperti yang disebutkan di atas. Perbedaannya adalah, antara jarum anterior dan posterior terdapat dua
buah sayap plastik pada pangkal jarum anterior dan selang yang menghubungkan jarum anterior dan
posterior. Jika penusukan tepat mengenai vena, darah akan kelihatan masuk pada selang (flash).

Prosedur :

Persiapkan alat-alat yang diperlukan : handskun, jarum, kapas alkohol 70%, tali pembendung
(turniket), plester, tabung vakum, pendokumentasian.

Pasang jarum pada holder, pastikan terpasang erat.

Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah; usahakan pasien senyaman mungkin.

Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data di lembar permintaan.

Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat. Catat bila pasien minum obat
tertentu, tidak puasa dsb.

Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak melakukan aktifitas.

Minta pasien mengepalkan tangan.

Pasang tali pembendung (turniket) kira-kira 10 cm di atas lipat siku.

Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Lakukan perabaan (palpasi) untuk memastikan
posisi vena; vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastis dan memiliki dinding tebal. Jika vena
tidak teraba, lakukan pengurutan dari arah pergelangan ke siku, atau kompres hangat selama 5
menit daerah lengan.

Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alcohol 70% dan biarkan kering.
Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.

Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas. Masukkan tabung ke dalam
holder dan dorong sehingga jarum bagian posterior tertancap pada tabung, maka darah akan
mengalir masuk ke dalam tabung. Tunggu sampai darah berhenti mengalir. Jika memerlukan
beberapa tabung, setelah tabung pertama terisi, cabut dan ganti dengan tabung kedua, begitu
seterusnya.

Lepas turniket dan minta pasien membuka kepalan tangannya. Volume darah yang diambil kira-
kira 3 kali jumlah serum atau plasma yang diperlukan untuk pemeriksaan.

Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum. Tekan kapas beberapa saat
lalu plester selama kira-kira 15 menit. Jangan menarik jarum sebelum turniket dibuka.

Segera rapikan pasien dan lakukan pendokumentasian.

MENAMPUNG DARAH DALAM TABUNG

Beberapa jenis tabung sampel darah yang digunakan dalam praktek laboratorium klinik adalah sebagai
berikut :

Tabung tutup merah. Tabung ini tanpa penambahan zat additive, darah akan menjadi beku dan
serum dipisahkan dengan pemusingan. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan kimia darah,
imunologi, serologi dan bank darah (crossmatching test)

Tabung tutup kuning. Tabung ini berisi gel separator (serum separator tube/SST) yang
fungsinya memisahkan serum dan sel darah. Setelah pemusingan, serum akan berada di bagian
atas gel dan sel darah berada di bawah gel. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan kimia darah,
imunologi dan serologi

Tabung tutup hijau terang. Tabung ini berisi gel separator (plasma separator tube/PST) dengan
antikoagulan lithium heparin. Setelah pemusingan, plasma akan berada di bagian atas gel dan sel
darah berada di bawah gel. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan kimia darah.
Tabung tutup ungu atau lavender. Tabung ini berisi EDTA. Umumnya digunakan untuk
pemeriksaan darah lengkap dan bank darah (crossmatch)

Tabung tutup biru. Tabung ini berisi natrium sitrat. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan
koagulasi (mis. PPT, APTT)

Tabung tutup hijau. Tabung ini berisi natrium atau lithium heparin, umumnya digunakan untuk
pemeriksaan fragilitas osmotik eritrosit, kimia darah.

Tabung tutup biru gelap. Tabung ini berisi EDTA yang bebas logam, umumnya digunakan
untuk pemeriksaan trace element (zink, copper, mercury) dan toksikologi.

Tabung tutup abu-abu terang. Tabung ini berisi natrium fluoride dan kalium oksalat, digunakan
untuk pemeriksaan glukosa.

Tabung tutup hitam ; berisi bufer sodium sitrat, digunakan untuk pemeriksaan LED (ESR).

Tabung tutup pink ; berisi potassium EDTA, digunakan untuk pemeriksaan imunohematologi.

Tabung tutup putih ; potassium EDTA, digunakan untuk pemeriksaan molekuler/PCR dan bDNA.

Tabung tutup kuning dengan warna hitam di bagian atas ; berisi media biakan, digunakan untuk
pemeriksaan mikrobiologi - aerob, anaerob dan jamur

Beberapa hal penting dalam menampung sampel darah adalah :

Darah dari syring atau suntikan harus dimasukkan ke dalam tabung dengan cara melepas jarum
lalu mengalirkan darah perlahan-lahan melalui dinding tabung. Memasukkan darah dengan cara
disemprotkan, apalagi tanpa melepas jarum, berpotensi menyebabkan hemolisis. Memasukkan
darah ke dalam tabung vakum dengan cara menusukkan jarum pada tutup tabung, biarkan darah
mengalir sampai berhenti sendiri ketika volume telah terpenuhi.

Homogenisasi sampel jika menggunakan antikoagulan dengan cara memutar-mutar tabung 4-5
kali atau membolak-balikkan tabung 5-10 kali dengan lembut. Mengocok sampel berpotensi
menyebabkan hemolisis.

Urutan memasukkan sampel darah ke dalam tabung vakum adalah : pertama - botol biakan
(culture) darah atau tabung tutup kuning-hitam kedua - tes koagulasi (tabung tutup biru), ketiga -
tabung non additive (tutup merah), keempat - tabung tutup merah atau kuning dengan gel
separator atau clot activator, tabung tutup ungu/lavendet (EDTA), tabung tutup hijau (heparin),
tabung tutup abu-abu (NaF dan Na oksalat)

BAB IV

IV.I PERHITUNGAN

Medikal cek up dilakukan 2 hari dengan jumlah pegawai PT NSK yang diambil darah sebanyak
800 orang.
Dalam 1 hari ada 400 pegawai yang diambil darah.
Jumlah analis untuk mengambil darah dalam sehari sebanyak 5 orang.
400 pegawai dibagi 5 untuk membatasi jumlah antrian, yaitu menjadi 16 kelompok antrian per
loket pengambilan darah.
1 kelompok antrian berjumlah 5 orang peserta medical cek up yang diambil darahnya.
Setiap analis mengambil darah sebanyak 80 orang pegawai.
1 orang analis membutuhkan waktu 5 menit untuk mengambil darah 1 orang pegawai
1 orang analis membutuhkan waktu 25 menit untuk satu kali kelompok antrian (5 orang pegawai)
16 kali kelompok antrian membutuhkan waktu 400 menit 400 menit = 6 jam 40 menit.
Dengan jeda istirahat selama 2 jam
Banyak waktu yang dibutuhkan setiap loket pengambilan darah yaitu 6 jam 40 menit.

IV.II EVALUASI

Implementasi pada system pendaftaran selama medical cek up berlangsung.

Penyelenggara medical cek up pada bagian pendaftaran harus mengarahkan setiap peserta untuk
mengantri pada loket loket pengambilan darah yang telah disiapkan.

Dengan menggunakan perhitungan waktu yang telah dihitung dan monitoring selama medical
cek up berlangsung.

Evaluasi hasil kerja dengan waktu yang ditentukan.

IV.III KEUNTUNGAN

Menghindari penambahan jam kerja selama medical cek up berlangsung.


Tidak adanya penambahan analis untuk loket pengambilan darah.

BAB V

V.I KESIMPULAN

Untuk megurangi penumpukan antrian pada bagian pengambilan darah maka dilakukan
pembagian kelompok antrian dengan 5 orang analis yang bertugas untuk mengambil darah.
Pada bagian pengambilan darah ditempatkan 5 loket yang masing masing loket melayani
kelompok antrian. 1 kelompok antrian terdiri dari 5 orang peserta medical cek up.
V.II SARAN

Dengan dilakukan ada nya pembagian kelompok atrian dan pengarahan peserta pada loket
pendaftaran diharapkan tidak ada nya penumpukan antrian yang panjang agar
penyelanggaraan medical cek up berjalan lancar.

Anda mungkin juga menyukai