Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat dan atas segala
limpahan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Besar Muhammad
SAW beserta seluruh keluarga dan sahabatnya yang selalu membantu perjuangan beliau
dalam menegakkan Dinullah di muka bumi ini.
Dalam penulisan ini, tentunya banyak pihak yang telah memberikan bantuan baik moril
maupun materil. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang tiada
hingganya kepada rekan dan teman yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka saran dan kritik
yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan selanjutnya.
Hanya kepada Allah SWT kita kembalikan semua urusan dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya,
semoga Allah meridhoi dan dicatat sebagai ibadah disisi-Nya, amin.
DAFTAR ISI

JUDUL ..................................................................................................................... ...... i


HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................................. iii
DAFTAR ISI .................................................................................................................. iv
BAB I .......................................................................................................................
PENDAHULUAN 1
A. Latar belakang ........................................................................................ ...... 1
B. Tujuan ............................................................................................................ 1
C. Metode yang Digunakan ............................................................................... 2
D. Pembatasan Masalah ..................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN TEORITIS .................................................................................. 3
A. Pengertian Nukleosida dan Nukleotida ........................................................ 3
B. Metabolisme Nukleotida................................................................................ 3
C. Biosintesis Nukleotida Pirimidin ................................................................... 4
D. Katalis Multifungsi ........................................................................................ 4
E. Metabolisme Purin dan Pirimidin .................................................................. 4
F. Struktur Purin dan Pirimidin ......................................................................... 4
G. Biosintesis Purin dan Pirimidin ..................................................................... 6
H. Tahapan Biosintesis Metabolisme Purin dan Pirimidin ................................. 6
I. Kelainan Metabolisme Purin dan Pirimidin ................................................... 8
BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 10
A. Kesimpulan .................................................................................................... 10
B. Saran .............................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia melakukan biosintesis purin dan pirimidin dalam asam nukleat jaringan

tubuh. ATP, NAD+, koenzim A dan lain-lain dari senyawa antara amfibolik. Namun demikian

senyawa analog purin dan pirimidin yang disuntikan, termasuk obat-obat yang potensial

sebagai preparat anti kanker. Dapat disatukan kedalam DNA. Biosintesis purin serta pirimidin

oksi dan deoksiribonukleotida (NTP dan dNTP), merupakan peristiwa yang diatur secara

akurat serta dikoordinasikan lewat mekanisme umpan balik yang menjamin produksi

senyawa ini dengan kuantitas yang tepat kadang-kadang disesuaikan menurut berbagai

kebutuhan fisiologik (misalnya pembelahan sel). Penyakit manusia yang meliputi kelainan

dalam metabolisme purin atau pirimidin mencakup penyakit gout, sindrom lesch-Nyhan,

defisiensi adenosin deaminase dan defisiensi fosforilase nukleosida purin. Penyakit pada

biosintesis pirimidin lebih langka dan mencakup asiduria orotat. Karena, berbeda dengan

urat, produk hasil katabolisme pirimidin bersifat sangat larut(karbon dioksida, amonia dan -

aminoisobutirat), maka jumlah kelainan yang bermakna secara klinik pada katabolisme

pirimidin hanya beberapa (Victor W. Rodwell, Phd).

B. Tujuan
1. Mempelajari sistem tata nama yang digunakan untuk menerangkan nukleotida dan bagian
komponennya.
2. Mengetahui nama basa purin dan pirimidin , nukleosida dan nukleotida yang umum.
3. Mampu menyebutkan subtrat dan produk lintasan yang berperanan pada sintesis
ribonukleotida de novo.
C. Metode yang Digunakan
Adapun metode yang digunakan penulis dalam membuat makalah ini melalui studi pustaka
sebagai berikut :
1. Mencari sumber data dan informasi dari internet yang berkaitan dengan tema.
2. Membaca dan mempelajari buku-buku kepustakaan yang berkaitan dengan tema.
D. Pembatasan Masalah
Agar pembaca tidak menyimpang dalam penafsiran masalah yang di bahas,maka penulis
membatasi permasalahan yaitu tentang:
1. Pengertian Nukleosida dan Nukleotida
2. Metabolisme Nukleotida purin dan pirimidin
3. Struktur Purin dan pirimidin
4. Biosintesis Purin dan Pirimidin
5. Tahapan biosintesis purin dan pirimidin
6. Kelainan metabolime purin dan pirimidin
Penulis menyadari memiliki keterbatasan kemampuan akan pengetahuan, tenaga,
waktu, biaya dan sebagainya. Maka pembatasan masalah dapat membantu penulis dalam
pembuatan makalah,agar tidak menyimpang daritema yang dibahas.
BAB II
TINJAUN TEORITIS

A. Pengertian Nukleosida dan Nukleotida


1. Nukleosida
Nukleosida adalah suatu basa (purin atau pirimidin) yang berikatan dengan gula
pentosa (gula D-ribosaatau2deoksiD-ribosa)
2. Nukleotida
Nukleotida adalah senyawa mengandung nitrogen yang berperanan penting pada
peranan biologik dan merupakan basa heterosiklik aromatik. Terdiri dari basa purin atau
pirimidin yang dihubungkan oleh glikosidik ke gula pentosa selanjutnya mengalami
esterifikasi pada satu gugus fosfatnya atau lebih. Adalah nukleosida yang mengalami
fosforilasi.
Peran Nukleosida dan Nukleotida yaitu :
a. Sebagai karier metabolisme energi (ATP)
b. Sebagai subtrat untuk sintesis asam nukleat RNA dan DNA
c. Sebagai komponen enzim-enzim (NAD,NADP,FAD) koenzimA
d. Sebagai pengatur alosterik aktivitas enzim
Nukleotida purin dan pirimidin merupakan unsur non esensial secara dieretik. Asam
nukleat dalam makanan akan diurai menjadi nuklesida purin dan pirimidin didalam usus.
Manusia dapat mensintesis nukleotida purin dan pirimidin secara de novo (dari intermediat
amfibolik). Vitamin asam folat dan B12 (kobalamin) memegang peranan penting
metabolisme nukloetida, bila tidak ada biosintesis nukloetida akan terhambat.
B. Metabolisme Nukleotida
Pembentukan secara de novo dengan senyawa amfibolik. Penyelamatan nukloetida
yang dikeluarkan pada saat degradasi asam nukleat. Ada 3 proses yang berperan dalam
biosintesis nukleotida purin yaitu:
1. sintesis dari zat antara amfibolik (sintesis de novo),
2. fosforibosilasi,
3. fosforilasi nukleosida purin.
C. Biosintesis Nukleotida Pirimidin
Katalis reaksi awalnya adalah karbamoil fosfat sintase II sitosilik, suatu enzim yang
berbeda dari karbamoil fosfat sintase II mitokondria yang berperan dalam sintesis
urea. Karena itu perbedaan letak mini menghasilkan dua kompartemen karbamoil fosfat yang
independent. PRPP salah satu zat yang berperan pada awal sintesis nukleotida purin akan ikut
serta pada tahap yang jauh lebih.
D. Katalis Multifungsi Ikut Serta dalam Biositesis Nukleotida purin
Pada prokariot, setiap reaksi dikatalis oleh polipeptida yang berlainan. Sebaliknya,
pada eukariot enzim-enzim nya adalah polipepetida yang mempunyai aktivitas katalitik
multiple dan tempat-tempat katalitik nya saling berdekatan sehingga zat-zat antara mudah
disalurkan diantara tempat-tempat tersebut.
E. Metabolisme purin dan pirimidin
Purin dan pirimidin merupakan inti dari senyawa komponen molekul nukleotida asam
nukleat RNA dan DNA.
Contoh Purin : Adenin, guanin, hipoxantin, xantin. Di metabolisme menjadi asam urat.
Contoh Pirimidin : Sitosin, urasil, timin. Dimetabolisme menjadi CO2 dan NH3.
F. Struktur Purin dan pirimidin

1. Reaksi Penyelamatan Mengubah Purin dan Nukleosidanya menjadi Mononukleotida


Perubahan purin, ribonukleosida dan deoksiribonukleosida nya menjadi
mononukleotida memerlukan apa yang disebut sebagai reaksi penyelamatan.
Reaksi ini jauh lebih sedikit memerlukan energi dibanding sintesis de novo.
Mekanisme yang lebih penting melibatkan fosforibolisasi oleh PRPP purin bebas (Pu) untuk
membentuk purin 5-mononukleotida (Pu-RP).
Pu + PR-PP PRP + PP
Dua fosforibosil transferase kemudian mengubah adenine menjadi AMP serta
mengubah hipoxantin dan guanin menjadi IMP atau GMP. Mekanisme penyelamatan kedua
melibatkan transfer fosforil dari ATP ke ribonukleosida purin (PuR):
PuR + ATP PuR P + ADP
Adenosin kinase mengatalisis fosforilasi adenosin dan deoksiadenosin menjadi AMP
dan dAMP, dan deoksisitidin kinase memfosforilasi deoksisitidin dan 2-deoksiguanosin
menjadi dCMP dan dGMP.
Hepar sebagai tempat utama biosintesis nukleotida purin menyediakan purin dan
nukleotida purin untuk diselamatkan dan digunakan oleh jaringan-jaringan yang tidak
mampu membentuk kedua zat tersebut. Contohnya, otak manusia memiliki PRPP glutamil
amidotransferase dalam kadar yang rendah sehingga bergantung pada purin eksogen.
2. Umpan balik AMP dan GMP Meregulasi PRPP Glutamil Amidotransferase
Karena membutuhkan glisin, glutamine, turunn tetrahidrofolat, aspartat, serta ATP,
biosintesis IMP bermanfaat dalam regulasi biosintesis purin. Hal yang paling menentukan
laju biosintesis nukleotida purin de novo adalah konsentrasi PRPP, laju sintesis, pemakaian,
dan penguraiannya. Laju sintesis PRPP bergantung pada ketersedian ribose 5-fosfat dan pada
aktivitas PRPP sitase, suatu enzim yang peka terhadap inhibisi umpan balik AMP, ADP, GMP,
dan GDP.
3. Reduksi ribonukleosida Difosfat Membentuk Deoksiribonukleosida Difosfat
Reduksi 2-hidroksil ribonukleosida purin dan pirimidin yang dikatalis oleh kompleks
ribonukleotida reduktase membentuk deoksiribonukleotida difosfat (dNDP). Kompleks enzim
ini aktif hanya jika sel sedang aktif menyintesis DNA. Reduksi memerlukan tioredoksin,
reduktase, dan NADPH. Reduktan yang terbentuk yaitu tioredoksin terekdusi, dihasilkan oleh
NADPH tioredoksin redutase. Reduksi ribonukleosida difosfat (NDP) menjadi
deoksiribonukleosida difosft (dNDP) berada dibawah kontrol regulatorik yang rumit agar
tercapai produksi deoksiribonukleotida yang seimbang untuk sintesis DNA.
G. Biosintesis Purin dan Pirimidin
1. Purin
Hasil penelitian dengan menggunakan radioisotop, ternyata setiap komponen yang
dijumpai dalam kerangka inti purin berasal dari bermacam-macam sumber diantara lain :
1.1. Atom C (6) inti purin berasal dari atom karbon molekul CO2 udara pernafasan.
1.2. Atom N (1) inti purin bersal dari atom nitrogen gugus amino (-NH2) molekul aspartat.
1.3. Atom C (2) dan atom C (8) inti purin adalah produk reaksi transformilasi yang berasal dari
senyawa donor gugus formil yang mengakibatkn koenzim FH4 (tetra hidro folat).
1.4. Atom N (3) dan atom N (9) berasal dari nitrogen gugus amida molekul glutamin.
1.5. Atom C (4) atom C (5) dan atom N (7) merupakan molekul glisin.
2. Pirimidin
Umumnya biosintesis pirimidin dan purin memerlukan bahan pembentukan yang
sama misalnya PRPP, glutamin, CO2, asam aspartat, koenzim tetrahidrofolat (FH4).
Tetapi ada satu perbedaan yang jelas sekali yaitu pada saat terjadinya penambahan
gugus ribosa-P (pada biosintesis purin), penambahan gugus ribosa-P tersebut sudah
berlangsung ditahap awal. Sedangkan pada biosintesis pirimidin berlangsung setelah
perjalanan beberapa tahap lebih jauh.
H. Tahapan biosintesis purin dan pirimidin
1. Tahapan biosintesis Purin
1.1. Sintesis purin diawali oleh reaksi pembentukan molekul PRPP (5-phospho ribosil pyro
phosphate) yang berasal dari ribosa-5P yang mengkaitkan ATP dan ion Mg+ sebagai
aktivator.
1.2. Selanjutnya pembentukan senyawa 5-Phosphoribosilamin dari hasil reaksi PRPP dengan
glutamin. Reaksi ini menghasilkan pula asam amino glutamat + Ppi.
1.3. Berikutnya pembentukan senyawa GAR (glycin amid ribosil-5P) dari hasil reaksi
ribosilamin-5P dengan glisin yang mengaktipkan ATP dan Mg+ sebagai aktivator dan yang
dikatalisis oleh enzim GAR syn-thetase.
1.4. Kemudian GAR melakukan reaksi formilasi yang dikatalisis oleh enzim transformilase
dengan koenzim FH4 (tetrahidrofolat) dan senyawa donor gugus formil, membentuk senyawa
formil glisin amid ribosil-5P nya. Atom karbon gugus formil tersebut menempati posisi atom
C-8 inti purin.
1.5. Kemudian senyawa formil glisin amid ribosil 5P melakukn reaksi aminasi (pada atom karbon
ke-4 nya) dengan senyawa donor amino (berupa glutamin) dan terbentuknya senyawa formil-
glisinamidin- ribosil-5P.atom N gugus amino yang baru menempati posisi N-3 inti purin.
1.6. Selanjutnya terjadi reaksi penutupan rantai dan terbentuknya senyawa amino- imidazole-
ribosil-5P, selanjutnya senyawa-senyawa amino- imidazole- ribosil-5P melakukan fiksasi CO 2
dengan biotin sebagai koenzim dan atom karbon yang difiksasi tersebut menempati atom C
(6) inti purin. Dilanjutkan reaksinya dengan aspartat membentuk senyawa 5-amino- 4-
imidazole- N- suksinil karboksamid ribosil-5P.
1.7. Senyawa 5-amino- 4- amidazole- karboksamid- ribosil- 5P, melakukan reaksi formilasi yang
dikatalisis oleh enzim transformilase dengan koenzim FH4 (tetrahidrofolat) dansenyawa
donor gugus formil, maka terbentuknya senyawa 5- formamido- 4- imidazole karboksamide-
ribosil-5P.
1.8. Akhirnya terjadilah reaksi penutupan cincin yang ke-2 kalinya terbentuklah derivat purin
yang pertama berupa IMP (inosin monophosphate= inosinic acid) yaitu derivat hiposantin
atau 6- oksipurin. Sedangkan AMP dan GMP diturunkan dari IMP.
2. Tahapan biosintesis pirimidin
2.1. Biosintesis pirimidin diawali oleh reaksi pembentukan karbamoil-P yang dihasilkan dari
reaksi antara glutamin, ATP dan CO2 yang dikatalisis oleh enzim karbamoil-P sintetase yang
berlangsung didalam sitosol.
2.2. Berbeda dengan enzim karbamoil-P sinthase yang bekerjapada reaksi pembentukan urea,
dimana reaksi nya berlangsung bukan didalam sitosol melainkan didalam mitokondria.
2.3. Berikutnya karbamoil-P berkondensasi dengan asam aspartat menghasilkan senyawa
karbamoil-asparta. Reaksi ini dikatalisis oleh enzim aspartat transkarbamoilase.
2.4. Berikutnya terjadi reaksi penutupan rantai sambil membebaskan H2O dari molekul
karbamoil-aspartat sehingga dihasilkan asam dehidro orotat (DHOA= dihidroorotic acid).
Reaksi tersebut dikatalisis oleh enzim dihidroorotase.
2.5. Berikutnya melalui reaksi yang dikatalisis oleh enzim DHOA dehidrogenase dengan koenzim
NAD+, DHOA menghasilkan asam arotat (OA=orotic acid).
2.6. Selanjutnya terjadi reaksi penambahan gugus ribosa-P pada asam orotat. Reaksi ini dikatalisis
oleh enzim orotat fosforibosil transferase dan dihasilkan orotidilat OMP (orotidin mono
posphate).
2.7. Akhirnya enzim orotidilat dikarboksilase mengkatalisis reaksi dikarboksilasi orotidilat dan
menghasilkan uridilat (uridin mono phosphate)yaitu produk nukleotida pertama pada
biosintesis pirimidin.
I. Kelainan metabolime purin dan pirimidin
1. Metabolisme purin
Asam urat adalah produk akhir katabolisme purin pada manusia, guanin yang berasal
dari guanosin dan hiposantin. Yang berasal dari andenosin melalui pembentukan santin
keduanya dikonversi menjadi asam urat, reaksinya berturut-turut dikatalisis oleh enzim
guanase dan santin oksidase.
2. Masalah klinik metabolisme purin
a. Gout adalah suatu penyakit dimana terjadi penumpukan asam urat dalam tubuh secara
berlebihan, baik akibat produksi yang meningkat, pembuangan melalui ginjal yang menurun
atau peningkatan asupan makanan kaya purin
1) Gout terjadi ketika cairan tubuh sangat jenuh akan asam urat. Karna kadar nya yang tinggi.
2) Gout ditandai dengan :
Serangan berulang dari athritis yang akut, kadang disertai pembentukan kristal natrium urat
yang besar dinamakan tophus deformitas (kerusakan) sendi secara kronis, dan cedera pada
ginjal.
b. Sindrom Lesch-nyhan adalah suatu hiperurisemia over produksi yang sering disertai litiasis
asam urat serta sindrom self-mutilation terjadi karena tidak berfungsinya enzim hipoxantin-
guanin fosforibosil transferase yang merupakan enzim pada penyelamatan pada reaksi purin.
c. Penyakit von gierke adalah defisiensi glukosa fosfatase yang terjadi karena sekunder akibat
peningkatan atau pembentukan prekursor PRPP, ribosa 5-fosfat, disamping it asidosis laktat
yang menyertai akan menikan ambang ginjal untuk urat sehingga terjadi peningkatan total
kadar urat dalam tubuh.

3. Metabolisme pirimidin
a. Hasil akhir katabolisme pirimidin: CO2, ammonia, betalanin dan propionat sangat mudah
larut dalam air bila overproduksi dan jarang didapati kelainan.
b. Hiperurikemia dengan overproduksi PPRP akan terjadi peningkatan nukleotida dan
peningkatan ekskresi dari betalanin.
c. Defisiensi folat dan vitamin B12 dengan defisiensi TMP.

4. Masalah klinik metabolisme pirimidin


a. Hasil akhir metabolisme pirimidin larut dalam air, tidak banyak kelainan yang
disebabkannya.
b. Kelainan autosomal resesif
1) Hereditary orotic aciduria
tipe I:
tipe yang lebih sering def. orotat fosforibosil transferase & orotidilat dekarboksilase
terjadi anemia megaloblastik, tdp kristal jingga dalam urine.
Tipe II :
krn defisiensi orotidilat dekarboksilase
2) Gangguan pada mitokondria hati
Orotikasiduria sekunder karena ketidakmampuan mitokondri memakai karbamoil fosfat (pada
defisiensi ornitin trankarbamoilase) overproduksi asam orotat.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Purin dan pirimidin merupakan komponen utama RNA dan DNA. Purin terdiri dari
Adenin, guanin, hipoxantin, xantin. Di metabolisme menjadi asam urat sedangkan pirimidin
yaitu Sitosin, urasil, timin. Dimetabolisme menjadi CO2 dan NH3. Hasil penelitian dengan
menggunakan radioisotop, ternyata setiap komponen yang dijumpai dalam kerangka inti
purin berasal dari bermacam-macam antara lain atom C (6), atom N (1), atom C (2), atom N
(3), atom C (4), atom C (5) dan atom N (7). Dan tahapan purin diawali dengan pembentukan
molekul PRPP(5-phospho ribosil pyro phosphate) dan slanjutnya membentuk senyawa 5-
phosphoribosilamin dari hasil PRPP dan membentuk senyawa GAR kemudian GAR
membentuk reaksi formilase yang dikatelisis oleh enzim kemudian senyawa formil glisin
amid ribosil 5P sehingga terjadi penutup rantai, senyawa 5 amino-4-imidazole-karboksamid-
ribosil-5P akhir dari penutupan cicncin yang k-2.Sedangkn biosintesis pirimidin memerlukan
bahan pembentuk yang sama yaitu PRPP, glutamin, CO2, asam aspartat dan FH4, adapun
kelainan metabolisme purin yaitu gout, Sindrom Lesch-nyhan dan Penyakit von gierke.
Sedangkan pirimidin mempunyai kelainan kekurangan enzim. Metabolisme pirimidin larut
dalam air.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas saran yang dapat kita buat yaitu untuk memperdalam
lagi tentang metabolisme purin dan pirimidin. Dalam penulisan dan pembahasan makalah
ini,tentunya belum sempurna dan masih banyak kekurangan,Oleh sebab itu Kami sebagai
penulis sangat mengharapkan kritik ataau saran dari pihak dapat memperbaiki atau
menyempurnakan makalah kami.
DAFTAR PUSTAKA

Hardjasasmita, 1996. Ikhtisar Biokimi Dasar. Jakarta: FKUI


Poedjiadi Anna, 1944. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UIP
http://dr-suparyanto.blogspot.com/2010/metabolisme purin dan pirimidin
http://google.com

Anda mungkin juga menyukai