Anda di halaman 1dari 7

E-Journal Keperawatan (EKP) Volome 4 Nomor 1, Februari 2016

PENGARUH LATIHAN KETERAMPILAN SOSIALISASI TERHADAP


KEMAMPUAN BERINTERAKSI KLIEN ISOLASI SOSIAL
DI RSJ Prof. Dr. V. L. RATUMBUYSANG MANADO

Eyvin Berhimpong
Sefty Rompas
Michael Karundeng

Program Studi Ilmu Keperawatan


Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi
Email : eyvinberhimpong@yahoo.com

Abstract : Socialization skilss training are given to patients with impaired social isolation to
practice their skills in relationships with others and the environment optimally that have aims to
teach the patients ability to interact with others. The aim of this research is is to know the effect of
socialization skills training to the interaction of social pateints ability. This research method is
using the design / pre-experimental study design one group pre test post test. The results is using
wilcoxon signed rank test with significant value is 0,000 or less than the significant value of 0,05
(0,00 < 0, 005). Conclusion from the results of this research showed that there is an influence of
socialization skills training to interaction capability of social isolation patient in Prof. Dr. V. L.
Ratumbuysang Manado. Suggestions socialization skills training can be used as one of the
independent actions of nurses in improving the quality of health services to the interaction
capability of social isolation patient.

Keywords : Socialization Skills Training, Ability Interact, Social Isolation

Abstrak : Latihan keterampilan sosialisasi diberikan pada pasien dengan gangguan isolasi sosial
untuk melatih keterampilan dalam menjalin hubungan dengan orang lain dan lingkungan secara
optimal bertujuan untuk mengajarkan kemampuan berinteraksi seseorang dengan orang lain.
Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh latihan keterampilan sosialisasi terhadap
kemampuan berinteraksi klien isolasi sosial. Metode penelitian ini menggunakan rancangan/desain
penelitian pra eksperimental one group pre test post test, Sampel dengan teknik pengambilan
sampel total sampling 30 responden. Hasil penelitian dengan menggunakan uji wilcoxon signed
rank testdengan nilai signifikan adalah 0,000 atau lebih kecil dari nilai signfikan 0,05 (0,00 < 0,05).
Kesimpulan hasil penelitian ini menunjukan adanya pengaruh latihan keterampilan sosialisasi
terhadap kemampuan berinteraksi klien isolasi sosial di Rumah Sakit Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang
Manado. Saran latihan keterampilan sosialisasi dapat dijadikan sebagai salah satu tindakan
mandiri perawat dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terhadap kemampuan berinteraksi
klien isolasi sosial.

Kata kunci : Latihan keterampilan sosialisasi, kemampuan berinteraksi, isolasi sosial

1
E-Journal Keperawatan (EKP) Volome 4 Nomor 1, Februari 2016

PENDAHULUAN orang lain. Salah satu tidakan keperawatan


Dewasa ini kesehatan jiwa menjadi tersebut yang termasuk kelompok terapi
masalah kesehatan yang sangat serius dan psikososial adalah social skills training(SST).
memprihatinkan. Menurut World Health Latihan ketrampilan sosial atau yang sering
Organization WHO dikutip dalam disebut dengan SST(Social Skill
Iyus,Sutini, 2014 Kesehatan jiwa bukan hanya Training)diberikan pada pasien dengan
tidak ada gangguan jiwa, melainkan gangguan isolasi sosial untuk melatih
mengandung berbagai karakteristik yang keterampilan dalam menjalin hubungan
positif yang menggambarkan keselarasan dan dengan orang lain dan lingkungannya secara
keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan optimalbertujuan untuk mengajarkan
kedewasaan pribadinnya. WHO (2013) kemampuan berinteraksi seseorang dengan
menyatakan lebih dari 450 juta orang dewasa orang lain.
secara global diperkirakan mengalami
gangguan jiwa. Dari jumlah itu hanya kurang Dari data rekam medik di Rumah
dari separuh yang bisa mendapatkan Sakit Jiwa Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang
pelayanan yang dibutuhkan. Menurut data Manado, jumlah pasien skizofrenia sebanyak
kementerian Kesehatan tahun 2013 jumlah 129 orang dan pasien isolasi sosial yang
penderita gangguan jiwa di Indonesia lebih dirawat sampai pada bulan September 2015
dari 28 juta orang dengan kategori gangguan sebanyak 34 Jiwa. Berdasarkan pemaparan
jiwa ringan 14,3% dan 17% atau 1000 orang diatas, penulis merasa tertarik untuk
menderita gangguan jiwa berat. Di banding mengetahui bagaimana Pengaruh Latihan
rasio dunia yang hanya satu permil, Keterampilan Sosialisasi Terhadap
masyarakat Indonesia yang telah mengalami Kemampuan Berinteraksi Klien Isolasi Sosial
gangguan jiwa ringan sampai berat telah di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V. L.
mencapai 18,5% (Depkes RI, 2009). Ratumbuysang Manado.

Kemunduran fungsi sosial dialami METODE PENELITIAN


seseorang di dalam diagnosa keperawatan Rancangan penelitian yang digunakan dalam
jiwa disebut isolasi sosial. Isolasi sosial penelitian ini adalah rancangan/desain
merupakan keadaan dimana seseorang penelitianpra eksperimental one group pre
individu mengalami penurunan atau bahkan test post test.Populasi dalam penelitian ini
sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan adalah seluruh pasien isolasi sosial yang
orang lain disekitarnya (Yosep,Sutini, 2014). dirawat di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V. L.
Pasien dengan isolasi sosial mengalami Ratumbuysang Manado yang berjumlah 30
gangguan dalam berinteraksi dan mengalami orang.Teknik pengambilan sampel adalah
perilaku tidak ingin berkomunikasi dengan total populasi yaitu mengambil keseluruhan
orang lain, lebih menyukai berdiam diri, dan populasi untuk dijadikan sampel. Sampel
menghindar dari orang lain. pada penelitian ini adalah 30 sampel pasien
isolasi sosial.
Manusia merupakan makhluk sosial
yang tak lepas dari sebuah keadaan yang HASIL dan PEMBAHASAN
bernama interaksi dan senantiasa melakukan Tabel 1. Distribusi Berdasarkan Jenis
hubungan dan pengaruh timbal balik dengan Kelamin Responden
manusia yang lain dalam rangka memenuhi Jenis Kelamin n %
kebutuhan dan mempertahankan Laki-Laki 17 56,7
kehidupannya. Dalam mengatasi masalah Perempuan 13 43,3
gangguan interaksi pada pasien gangguan Total 30 100
jiwa khususnya pasien isolasi sosial dapat
Sumber: Data Primer 2016
dilakukan upaya upaya tindakan
keperawatan bertujuan untuk melatih klien
melakukan interkasi sosial sehingga klien
merasa nyaman ketika berhubungan dengan
2
E-Journal Keperawatan (EKP) Volome 4 Nomor 1, Februari 2016

Tabel 2.Distribusi Berdasarkan Umur diketahui bahwa nilai signifikansi adalah


Responden 0,000 atau lebih kecil dari nilai signifikasi
Umur n % 0,05 (0,000 < 0,005). Dari nilai diatas maka
<40 Tahun 13 43,3 dapat diambil kesimpulan yaitu H0 ditolak
>41 Tahun 17 56,7 atau terdapat pengaruh latihan sosialisasi
Total 30 100 terhadap kemampuan berinteraksi klien
isolasi sosial di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr.
Sumber: Data Primer 2016
V. L. Ratumbuysang Manado.
Tabel 3.Distribusi Berdasarkan Lama Rawat A. Karakteristik Responden
Responden Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Lama Rawat n % responden terbanyak adalah responden
< 10 Tahun 25 83,3 dengan jenis kelamin laki-laki yaitu sebesar
>11 Tahun 5 16,7 17 orang (56,7%), sedangkan responden
Total 30 100 perempuan sebanyak 13 orang
Sumber: Data Primer 2016 (43,3%).Kaplan, Saddock, dan Grebb (1999);
Davidson dan Neale (2001); dalam Wakhid,
Tabel 4. Distribusi Berdasarkan Kemampuan Hamid, dan Helena (2013) dalam
Berinteraksi Sebelum Latihan Keterampilan penelitiannya menunjukkan bahwa laki-laki
Sosialisasi lebih mungkin memunculkan gejala negatif
dibandingkan wanita dan wanita tampaknya
Kemampuan Berinteraksi n % memiliki fungsi sosial yang lebih baik
Tidak Mampu 27 90,0 daripada laki-laki.
Mampu 3 30,0 Berdasarkan kriteria umur, responden
Total 30 100 yang berumur 41 tahun ke atas adalah
Sumber: Data Primer 2016 sebanyak 17 orang sedangkan responden
yang berumur kurang dari 40 tahun sebanyak
Tabel 5.Distribusi Berdasarkan Kemampuan 13 orang (43,3%).Menurut Wakhid, Hamid
Berinteraksi Setelah Latihan Keterampilan dan Helena (2013), masa dewasa merupakan
Sosialisasi masa kematangan dari aspek kognitif, emosi
Kemampuan Berinteraksi N % dan perilaku. Kegagalan yang dialami
Tidak Mampu 5 16,7 seseorang untuk mencapai tingkat
Mampu 25 83,3 kematangan tersebut akan sulit memenuhi
Total 30 100 tuntutan perkembangan pada usia tersebut
Sumber: Data Primer 2016 dapat berdampak terjadinya gangguan jiwa.
Usia dewasa merupakan aspek sosial budaya
Tabel 6.Pengaruh Latihan Sosialisasi dengan frekuensi tertinggi mengalami
Terhadap Kemampuan Berinteraksi Sosial gangguan jiwa.
Klien Isolasi Sosial di Rumah Sakit Jiwa Prof. Berdasarkan kriteria lama dirawat,
dr. V. L. Ratumbuysang Manado. responden responden yang dirawat kurang
Median dari 10 tahun adalah sebanyak 25 orang
n (Minimum p-value (83,3%), sedangkan responden yang dirawat
Maksimum) lebih dari 11 tahun sebanyak 5 orang
Sebelum (16,7%).Menurut Surtiningrum (2011),
Latihan 30 1 (0-10) waktu atau lamanya seseorang terpapar
0,000 stressor akan memberikan dampak terhadap
Sesudah 30 10 (0-10)
Latihan keterlambatan dalam mencapai kemampuan
Sumber: Data Primer 2016 dan kemandirian.

Berdasarkan hasil analisis dengan


menggunakan uji Wilcoxon Signed Rankdapat

3
E-Journal Keperawatan (EKP) Volome 4 Nomor 1, Februari 2016

B.Pengaruh Latihan Sosialisasi Terhadap berkenalan dengan satu orang atau lebih dan
Kemampuan Berinteraksi Klien Isolasi memasukkan ke dalam jadwal sebagai bukti
Sosial telah melakukan latihan berkenalan dengan
klien lain di dalam satu ruangan. Hal ini
Berdasarkan hasil analisis dengan sesuai dengan tujuan strategi pertemuan yaitu
menggunakan uji Wilcoxon Signed klien mampu membina hubungan saling
Rankmenyatakan bahwa nilai signifikansi percaya, menyadari penyebab isolasi sosial
adalah 0,000 atau lebih kecil dari nilai dan mampu berinteraksi dengan orang lain
signifikasi 0,05 (0,000 < 0,005). Dari nilai (Purba,dkk,2008 dalam Nasution, 2011).
diatas maka dapat diambil kesimpulan yaitu
H0 ditolak atau terdapat pengaruh penerapan Menurut Keliat (2009) untuk membina
latihan sosialisasi terhadap kemampuan hubungan saling percaya dengan klien isolasi
berinteraksi klien isolasi sosial di Rumah sosial kadang membutuhkan waktu yang lama
Sakit Jiwa Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang dan interaksi yang singkat serta sering karena
Manado. tidak mudah bagi klien untuk percaya pada
orang lain. Oleh karena itu perawat harus
Penelitian ini sejalan dengan penelitian konsisten bersikap terapeutik terhadap klien.
yang dilakukan oleh Dewi Rahmadani Lubis Selalu menepati janji adalah salah satu upaya
(2011) di Ruang Kamboja RSJ Daerah yang dapat dilakukan. Pendekatan yang
Provinsi Sumatera Utara Medan dengan konsisten akan membuahkan hasil. Jika
jumlah responden sebesar 7 orang. Dari hasil pasien sudah percaya dengan perawat,
uji statistik menggunakan Paired Sample T program asuhan keperawatan lebih mungkin
Test diperoleh nilai p=0,000 (p < 0,05), maka dilaksanakan. Perawat tidak mungkin secara
dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh drastis mengubah kebiasaan klien dalam
Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi berinteraksi dengan orang lain karena
Latihan Keterampilan Sosial terhadap
kebiasaan tersebut telah terbentuk dalam
kemampuan sosialisasi pasien isolasi sosial. jangka waktu yang lama. Untuk itu perawat
Penelitian ini juga sejalan dengan dapat melatih klien berinteraksi secara
penelitian yang dilakukan oleh Arni Wiastuti bertahap. Mungkin pada awalnya klien hanya
(2011) di Rumah Sakit Ghrasia Provinsi DIY akan akrab dengan perawat, tetapi setelah itu
dengan jumlah responden sebanyak 15 orang. perawat harus membiasakan klien untuk dapat
Hasil uji statistik menggunakan Wilcoxon berinteraksi secara bertahap dengan orang-
Sign Rank Test adalah nilai p=0,001 (p < orang disekitarnya.
0,05) yang artinya Terapi Aktivitas Kelompok Latihan keterampilan sosial secara luas
Sosial Latihan Keterampilan Sosial memberikan keuntungan dengan
berpengaruh dalam meningkatkan meningkatkan interaksi, ikatan aktivitas
kemampuan bersosialisasi pada pasien isolasi sosial, mengekspresikan perasaan kepada
sosial di RS Ghrasia Provinsi DIY. orang lain dan perbaikan kualitas kerja.
Latihan keterampilan sosial berisi diskusi Pasien mulai berpartisipasi dalam aktivitas
tentang penyebab isolasi sosial, diskusi sosial seperti interaksi dengan teman dan
tentang keuntungan bersosialisasi dan perawat. Latihan keterampilan sosial sangat
kerugian tidak bersosialisasi serta latihan- berguna dalam meningkatkan fungsi sosial
latihan berkenalan dengan satu orang atau pada pasien skizofrenia kronis karena pasien
lebih dari satu orang. Dari hasil diskusi dapat belajar dan melaksanakan keterampilan
didapatkan rata-rata klien mengatakan dasar yang dibutuhkan untuk hidup mandiri,
penyebab menarik diri yaitu karena malas belajar dan bekerja dalam komunitas tertentu
bersosialisasi dan mengatakan bahwa orang (Kumar,2015).
lain berbuat jahat pada dirinya. Klien juga
bisa menyebutkan keuntungan bersosialisasi
dan kerugian tidak bersosialisasi dengan
orang lain. Klien melakukan latihan
4
E-Journal Keperawatan (EKP) Volome 4 Nomor 1, Februari 2016

SIMPULAN Nasution SR. (2011). Pengaruh Strategi


1. Klien isolasi sosial di Rumah Sakit Jiwa Pertemuan Isolasi Sosial Terhadap
Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Manado Kemampuan Sosialisasi Klien Di
sebelum dilakukan latihan keterampilan rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera
sosialisasi klien paling banyak tidak Utara Medan. Medan.
mampu berinteraksi
2. Klien isolasi sosial di Rumah Sakit Jiwa Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan
Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Manado Metodologi Penelitian Ilmu
setelah dilakukan latihan keterampilan Keperawatan. Jakarta : Salemba
sosialisasi banyak klien dinyatakan Medika
mampu berinteraksi.
Purba, dkk. (2008). Asuhan Keperawatan
3. Terdapat pengaruh penerapan latihan
pada Klien dengan Masalah
keterampilan sosialisasi terhadap
Psikososial dan Gangguan Jiwa.
kemampuan berinteraksi klien isolasi
Medart USU Press
sosial di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V. L.
Ratumbuysang Manado. Riyadi dan Purwanto. (2009). Asuhan
Keperawatan Jiwa. Yogyakarta :
Graha Ilmu
DAFTAR PUSTAKA
Setiadi, (2013). Konsep dan Penulisan Riset
Hernawan. K. (2008). Arti Komunitas. Keperawatan. Yogyakarta : Graha
Gramedia Pustaka Ilmu

Keliat. B.A dan Akemat. (2007). Model


Praktik Keperawatan Profesional Jiwa.
Jakarta : EGC Sujarweni. W.V. (2014). Metodologi
Penelitian Keperawatan. Yogyakarta :
Keliat, Anna (2009). Model Praktik Gava Media
Keperawatan Profesional Jiwa.
Jakarta: EGC. Setiawan A dan Sunyoto D. (2013). Buku
Ajar Statistik Kesehatan. Yogyakarta:
Kumar B. (2015). Efficacy Of Social Skill Nuha Medika.
Training For The Persons With
Chronic Schizophrenia. The Soekanto. S. (2010). Sosiologi Suatu
Qualitative Report 2015 Volume 20, Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo
Number 5, Article 7, 660-96. Surtiningrum A. (2011). Pengaruh Terapi
Kusumawati.F dan Hartono. Y. (2010). Buku Suportif Terhadap Kemampuan
Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : Bersosialisasi Pada Klien Isolasi
Salemba Medika Sosial Di Rumah Sakit Jiwa Daerah
Dr. Amino Gondohutomo Semarang.
Lubis DL. (2011). Pengaruh Terapi Aktivitas Depok.
Kelompok Sosialisasi Terhadap
Kemampuan Sosialisasi Pasien Isolasi Townsend, Mary C. (2009). Psychiatric
Sosial Di Ruang Kamboja Rumah Mental Health Nursing, By : F. A.
Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Aderis Company
Utara Medan. Medan. Yosep. I dan Sutini. T. (2014). Buku Ajar
Masithoh AR. (2011). Pengaruh Keterampilan Keperawatan Jiwa. Bandung : PT.
Sosial Terhadap Kemampuan Refika Aditama.
Sosialisasi Pada Lansia Dengan
Kesepian Di Panti Wredha Di
Kabupaten Semarang. Depok.
5
E-Journal Keperawatan (EKP) Volome 4 Nomor 1, Februari 2016

Wakhid A, Hamid AYS, dan Helena N.


(2013). Penerapan Terapi Latihan
Keterampilan Sosial Pada Klien
Isolasi Sosial Dan Harga Diri Rendah
Dengan Pendekatan Model Hubungan
Interpersonal PEPLAU di RS DR
Marzoeki Mahdi Bogor. Jakarta

6
E-Journal Keperawatan (EKP) Volome 4 Nomor 1, Februari 2016

Anda mungkin juga menyukai