Sejarah menunjukan bahwa bidan adalah salah satu profesi tertua di dunia sejak
adanya peradaban umat manusia. Bidan muncul sebagai perempuan terpercaya
dalam mendampingi dan menolong ibu yang melahirkan. Peran dan posisi bidan
di masyarakat sangat dihargai dan dihormati karena tugasnya yang sangat
mulia, memberi semangat, membesarkan hati, mendampingi, serta menolong
ibu yang melahirkan sampai ibu mampu merawat bayinya dengan baik. Tetapi
sejak dulu sampai sekarang dukun masih memegang peranan penting dalam
memberikan pelayanan dalam masyarakat sehingga tidak jarang masyarakat
masih sering kali melakukan persalinan memakai tenaga dukun. Hal ini sangat
bertentangan, mengingat peralatan yang di gunakan oleh dukun tidak
sepenuhnya di kerjakan dengan steril sehingga angka kematian ibu dan bayi
masih sangat besar. Selain itu askes yang sulit untuk pergi ke rumah sakit atau
puskesmas, biaya berobat yang mahal, adat istiadat masyarakat dan berbagai
hal lainnya yang membuat ibu tidak pergi untuk memeriksakan kehamilannya di
tenaga kesehatan terlatih, sehingga angka kematian ibu dan bayi masih tinggi.
Nah hal ini yang membuat beberapa bidan melakukan berbagai inovasi agar ibu
mau melakukan pemeriksaan dan melahirkan di rumah sakit dan puskesmas.
2. Berperan serta dalam kegiatan sosial khususnya yang berkaitan dengan LSM
kesehatan.
Tabulin adalah salah satu program kesehatan yang dinilai sangat positif
langsung menyentuh masyarakat. Tabungan yang bersifat sosial ini sangat
membantu warga, terutama mereka yang berekonomi lemah. Program ini sangat
tepat dan efektif dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat, warga tidak
akan terbebani dalam mendukung program tersebut karena penggalangan dana
tabungan melalui pola jimpitan (sejenis iuran sukarela).
7. Dosalin (dana sosial ibu bersalin)
Dosalin adalah untuk masyarakat pasangan usia subur, juga ibu yang
mempunyai balita dianjurkan menabung yang kegunaan untuk membantu ibu
tersebut saat hamil lagi. Dosalin merupakan suatu upaya pemeliharaan
kesehatan diri, oleh, dan, untuk masyarakat yang diselenggarakan berdasarkan
azas usaha bersama untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat terutama
ibu hamil.
Melalui Info Bidan ibu menerima informasi penting tentang kehamilan, gizi dan
imunisasi, serta tentang pengembangan dan pendidikan anak usia dini.
Sebanyak 180 pesan dikembangkan, berdasarkan pada buku pedoman 'Penuntun
Hidup Sehat'. Pesan-pesan dari Info Bidan tidak hanya membantu meningkatkan
kualitas penyuluhan perorangan, tetapi juga telah menstimulasi pembentukan
kelompok diskusi antara para ibu. "Kelas ibu" ini diselenggarakan oleh bidan
desa. Proyek SMS ini membawa banyak perubahan.
9. Kunjungan Rumah
Kelas Ibu Hamil merupakan suatu aktifitas belajar kelompok dalam kelas dengan
anggota beberapa ibu hamil dibawah bimbingan satu atau beberapa fasilitator
(pengajar) dengan memakai buku KIA sebagai alat pembelajaran. Meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan, merubah sikap dan perilaku ibu hamil tentang
kehamilan, persalinan, perawatan nifas dan perawatan bayi baru lahir. Sehingga
di dapatkan out put bayi lahir sehat ibu selamat.
Kesimpulan
Merubah perilaku seorang ibu hamil yang mempunyai latar belakang adat
istiadat yang masih kental atau bahkan kehidupan sosiokultural yang bermacam-
macam menuju perilaku dan pemikiran sehat bisa saja dilakukan asalkan kita
lakukan dengan pendekatan yang intens, yang tidak hanya kita lakukan pada ibu
hamil saja tetapi juga pada keluarganya serta masyarakat. Sehingga diharapkan
kita dapat memetik hasil dari usaha tersebut yaitu persalinan yang aman menuju
ibu sehat, bayipun selamat , mempunyai mental dan fisik yang berkualitas serta
bisa tumbuh secara optimal.
Poskan Komentar
Kegiatan ini dilakukan untuk mengungkit cakupan resiko tinggi pada ibu hamil
yang dilakukan oleh masyarakat melalui kader team peduli KIA di TK
Dusun/lingkungan, kemudian ke tingkat kelurahan/pekon yang dilaporkan
hasilnya ke Bidan desa masing-masing. Adapun tugas dan fungsi dari Tim Peduli
KIA meliputi :
Tujuan dari Program ini adalah Mendorong Ibu hamil, Ibu Bersalin, Ibu Nifas dan
Wanita Usia Subur (WUS) dengan faktor Resiko mencapai kualitas hidup optimal
dengan indikator 100% sasaran yang ada ter-cover dalam pelayanan PROLASIH
sehingga dapat mencegah dan mengurangi angka kesakitan dan kematian yang
terjadi pada masa kehamilan, bersalin dan nifas.
7. Follow Up Care
Tujuan dari Program ini adalah Mendorong peserta penyandang penyakit kronis
mencapai kualitas hidup optimal dengan indikator 75% peserta terdaftar yang
berkunjung di Puskesmas Pringsewu memiliki hasil baik pada pemeriksaan
spesifik terhadap 9 jenis penyakit kronis yang terdiri dari penyakit DM Tipe 2,
Hipertensi, Ashma, Penyakit Jantung, Stroke, Epilepsi, LUPUS, Skizofrenia dan
PPOK sesuai Panduan Klinis terkait sehingga dapat mencegah timbulnya
komplikasi penyakit.
2. Senam Prolanis
5. Home Visit / Home Care; Home Visit / Home care adalah kegiatan
pelayanan kunjungan ke rumah Peserta PROLANIS untuk pemberian
informasi/edukasi kesehatan diri dan lingkungan bagi peserta PROLANIS
dan keluarga.
Kelas ibu hamil merupakan sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan
bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan ibu-ibu mengenai kehamilan,
persalinan, perawatan nifas dan perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit
menular dan akte kelahiran (Depkes RI, 2009).
Kelas ibu hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan umur kehamilan
antara 20 minggu s/d 32 minggu dengan jumlah peserta maksimal 10 orang. Di
kelas ini ibu hamil akan belajar bersama, diskusi dan tukar pengalaman tentang
kesehatan ibu dan anak secara menyeluruh dan sistematis serta dapat
dilaksanakan secara terjadwal dan berkesinambungan (Depkes RI, 2009).
Setiap ibu hamil diwajibkan memiliki buku KIA, karena di buku ini terdapat
beberapa informasi tentang kehamilan.Akan tetapi, tidak semua informasi
penting termuat di buku KIA. Untuk itu, dibentuklah program Kelas Ibu Hamil.
Kelas Ibu merupakan salah satu kegiatan penting dalam penerapan Buku KIA
dimasyarakat sebagai upaya pembelajaran ibu, suaminya dan keluarga agar
memahami Buku KIA melalui metode kegiatan belajar bersama dalam kelas yang
di fasilitasi oleh petugas kesehatan untuk mempersiapkan ibu hamil menghadapi
persalinan yang aman dan nyaman. Beberapa kegiatan seperti senam ibu hamil,
latihan pernafasan pada persalinan dan cara menyusui bayi juga diberikan minat
ibu-ibu hamil agar datang mengikuti Kelas Ibu Hamil tersebut (Depkes RI : 2009).
10) Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang penyakit
menular (IMS, informasi dasar HIV-AIDS dan pencegahan dan penanganan
malaria pada ibu hamil)
11) Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang akte
kelahiran.
5) Ada interaksi antara petugas kesehatan dengan ibu hamil pada saat
pembahasan materi dilaksanakan.
Peserta kelas ibu hamil sebaiknya ibu hamil pada umur kehamilan 20 s/d 32
minggu, karena pada umur kehamilan ini kondisi ibu sudah kuat, tidak takut
terjadi keguguran, efektif untuk melakukan senam hamil. Jumlah peserta kelas
ibu hamil maksimal sebanyak 10 orang setiap kelas. Suami/keluarga ikut serta
minimal 1 kali pertemuan sehingga dapat mengikuti berbagai materi yang
penting, misalnya materi tentang persiapan persalinan atau materi yang lainnya
(Depkes RI, 2009).
1) Melakukan identifikasi terhadap ibu hamil yang ada di wilayah kerja. Ini
dimaksudkan untuk mengetahui berapa jumlah ibu hamil dan umur
kehamilannya sehingga dapat menentukan jumlah peserta setiap kelas ibu hamil
dan berapa kelas yang akan dikembangkan dalam kurun waktu tertentu misalnya
selama satu tahun.
4) Persiapan peserta kelas ibu hamil, mengundang ibu hamil umur antara 20
sampai 32 minggu.
5) Siapkan tim pelaksana kelas ibu hamil yaitu siapa saja fasilitatornya dan
nara sumber jika diperlukan.
Pertemuan kelas ibu hamil dilakukan 3 kali pertemuan selama hamil. Pada setiap
pertemuan materi kelas ibu hamil yang akan disampaikan disesuaikan dengan
kebutuhan dan kondisi ibu hamil. Pada setiap akhir pertemuan dilakukan senam
hamil. Senam hamil ini merupakan kegiatan/materi ekstra di kelas ibu hamil,
diharapkan dapat dipraktekan setelah sampai di rumah. Waktu pertemuan
disesuaikan dengan kesiapan ibu-ibu, bisa dilakukan pada pagi atau sore hari
dengan lama waktu pertemuan 120 menit termasuk senam hamil 15-20 menit
(Depkes RI, 2009).
- Keluhan umum saat hamil dan cara mengatasinya (kram kaki, wasir dan
nyeri pinggang).
b) Perawatan kehamilan
- Tanda-tanda persalinan.
- Proses persalinan.
b) Perawatan nifas
- Apa yang dilakukan ibu nifas agar dapat menyusui ASI ekslusif?
- KB pasca persalinan.
a) Perawatan bayi
4) Mitos
Penggalian dan penelusuran mitos yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan
anak.
a) Penyakit menular
b) Akte kelahiran
f. Monitoring, Evaluasi
1) Monitoring
2) Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk melihat keluaran dan dampak baik positif maupun
negatif pelaksanaan kelas ibu hamil berdasarkan indikator. Dari hasil evaluasi
tersebut bias dijadikansebagai bahan pembelajaran guna melakukan perbaikan
dan pengembangan kelas ibu hamil berikutnya. Evaluasi oleh pelaksana
(bidan/koordinator bidan) dilakukan setiap selesai pertemuan.Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota serta Dinas Kesehatan Provinsi dapat melakukan
evaluasi bersama-sama misalnya 1 kali setahun.
3) Idikator Keberhasilan
a) Indikator Input :
b) Indikator Proses
c) Indikator Output :
- IMD
- kader dalam keterlibatan penyelenggaraan
g. Pelaporan
Seluruh rangakaian hasil proses pelaksanaan kegiatan kelas ibu hamil sebaiknya
dibuatkan laporan. Pelaporan hasil pelaksanaan kelas ibu hamil dijadikan sebagai
dokumen, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan pembelajaran
bagi pihak-pihak yang berkepentingan.Pelaporan disusun pada setiap selesai
melaksanakan kelas ibu hamil. Isi laporan minimal tentang :
a) Waktu pelaksanaan
b) Jumlah peserta
c) Proses pertemuan
e) Hasil evaluasi
Selain rangakaian materi di atas, bahan yang penting disiapkan adalah kuesioner
yang berisi pertanyaan tentang kesehatan ibu dan anak yang merupakan Pra-tes
dan Post-tes.
Dengan ini, pengetahuan ibu hamil dapat diukur sebelum menerima
pembelajaran dan sesudah menerima pembelajaran.
Beranda
01.48 1 comment
Salah Satu Kegiatan Taman Posyandu Cahaya Insani
Posyandu adalah salah satu jenis upaya kesehatan bersumber daya masyarakat
(UKBM) yang paling bermasyarakat, yang mempunyai daya ungkit besar
terhadap penurunan angka kematian bayi. Posyandu diselenggarakan oleh kader
yang terlatih dibidang kesehatan yang berasal dari masyarakat oleh masyarakat
dan untuk masyarakat yang dibantu oleh tenaga kesehatan yang bertujuan:
1. Untuk mempercepat penurunan angka kematian bayi, anak
balita dan angka kelahiran
2. Memelihara dan meningkatkan kesehatan bayi, anak balita, ibu
dan pasangan usia subur
3. Untuk meningkatkan peran serta masyarakat dibidang kesehatan agar dapat
mengembangkan kegiatan kesehatan dan kegiatan lain yang menunjang sesuai
dengan kebutuhan dan kemampuannya.
Taman Posyandu adalah Pengembangan Posyandu Purnama atau Mandiri yang
diberi tambahan layanan Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD) dan Bina
Keluarga Balita. Taman Posyandu bukan suatu wadah atau organisasi yang baru,
namun merupakan perluasan fungsi dan kegiatan posyandu purnama dan
mandiri. Sehingga tidak perlu membentuk posyandu baru atau mengganti nama
posyandu yang sudah ada dan berkembang. Jadi akan disebut Taman Posyandu
bila di suatu wilayah sudah ada posyandu, BKB dan PAUD yang beroperasi
dengan baik dan rutin. Sehingga anak balita akan mendapatkan layanan secara
menyeluruh yaitu kesehatannya di Posyandu, rangsangan pendidikan di PAUD
dan Parenting (Pengasuhan balita oleh orang tua) di BKB.
Pengelola Taman Posyandu adalah TP-PKK di semua jenjang, Di Provinsi adalah
TP-PKK Provinsi, di Kabupaten atau Kota adalah TP-PKK Kabupaten atau Kota, di
Kecamatan adalah TP-PKK Kecamatan dan di Desa adalah PKK Desa. Pelaksana
Taman Posyandu adalah kader yaitu bisa kader posyandu, BKB maupun kader
PAUD yang sudah dilatih.
3. Sasaran
1. Balita 0-5 tahun yang menjadi sasaran Posyandu sebelumnya
2. Ibu Balita 0-5 tahun yang menjadi sasaran Posyandu sebelumnya
3. Kader Posyandu
7. Pembinaan
Sebagai Pembina pengelolaan dan pelaksanaan Taman Posyandu adalah SKPD
terkait mulai di tingkat Provinsi sampai jajarannya di Tingkat Kecamatan, yaitu :
1. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
2. Dinas Kesehatan
3. BKKBN
4. Badan Pemberdayaan Masyarakat
5. Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB
6. Biro Kesra
Modal awal pembuatan kerajinan tangan berasala dari jimpitan dan donatur
tetap Taman Posyandu serta iuran suka rela dari Ibu-ibu Balita.
Pembelajaran kepada ibu dan anak oleh kader melalui panggung boneka