Anda di halaman 1dari 29

1

HUBUNGAN PERILAKU PERAWATAN DI RUMAH DENGAN


KEJADIAN REHOSPITALISASI PADA PENDERITA
DIABETES MELITUS DI RSUD Dr. PIRNGADI
KOTA MEDAN TAHUN 2011

SKRIPSI

Untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Sarjana


Keperawatan Di Program Studi Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Mutiara Indonesia Medan

Oleh :

KANISIUS HALAWA
NIM :07.02.030

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MUTIARA INDONESIA
MEDAN
2011
2

HUBUNGAN PERILAKU PERAWATAN DI RUMAH DENGAN


KEJADIAN REHOSPITALISASI PADA PENDERITA
DIABETES MELITUS DI RSUD Dr. PIRNGADI
KOTA MEDAN TAHUN 2009

SKRIPSI

Oleh :

EVARINA
NIDN 10300901

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MUTIARA INDONESIA
MEDAN
2009
3

HUBUNGAN PERILAKU PERAWATAN DI RUMAH DENGAN


KEJADIAN REHOSPITALISASI PADA PENDERITA
DIABETES MELITUS DI RSUD Dr. PIRNGADI

Evarina (Ketua)
Kanisius Halawa (Anggota)

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mutiara Indonesia


Jalan Kapten Muslim No. 79 Medan

ABSTRAK

Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik yang ditandai oleh gangguan metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein, sehingga kadar gula darah meningkat dan terjadi perawatan ulang
(rehospitalisasi). Perawatan ulang (rehospitalisasi) merupakan suatu keadaan yang dialami penderita
diabetes melitus dimana penderita mengalami kegagalan dalam menjaga kadar gula darahnya Untuk
menghindari peningkatan gula darah pada penderita diabetes melitus dibutuhkan perilaku yang baik,
terutama dalam hal pengaturan diet, olahraga, dan mengkonsumsi obat secara teratur. Perilaku
penderita diabetes melitus dalam hal ini menyangkut pengetahuan, sikap dan tindakan untuk
mencegah terjadinya perawatan ulang (Rehospitalisasi). Penelitian ini bersifat analitik dengan
rancangan cross sectional, yang bertujuan untuk melihat hubungan perilaku perawatan di rumah
dengan kejadian rehospitalisasi di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2011. Jumlah populasi
dalam penelitian ini adalah 125 orang dengan jumlah sampel 30 orang. Untuk mendapatkan data dalam
penelitian ini peneliti membagikan kuesioner kepada responden. Analisa data dilakukan dengan uji
Chi-Square dengan hasil (p< 0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan pengetahuan
pasien diabetes melitus dengan kejadian rehospitalisasi dengan hasil p=0,000 (p< 0,05), sikap dengan
hasil p= 0,000 (p< 0,05), dan tindakan dengan hasil p=0,000 (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa ada
hubungan perilaku perawatan di rumah dengan kejadian rehospitalisasi pada penderita diabetes
melitus di RSUD Dr Pirngadi Kota Medan. Diharapkan bagi penderita diabetes melitus dapat
meningkatkan pengetahuan dengan mengikuti penyuluhan-penyuluhan dan bagi instalasi rumah sakit
khususnya RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan perawat ruangan 14 dan 21 untuk memberikan penyuluhan
kepada pasien diabetes melitus tentang cara dan waktu olahraga yang baik, jenis makanan yang baik
serta pengobatan yang tidak bisa ditinggalkan.

Kata kunci : Perilaku penderita, diabetes melitus, kejadian rehospitalisasi


4

PENDAHULUAN diperkirakan akan meningkat pada

tahun 2025 sebagai konsekuensi


1.1. Latar Belakang
harapan hidup yang lebih lama, gaya
Diabetes melitus atau kencing
hidup santai dan perubahan pola
manis telah menjadi masalah
makan penduduk. Suyono S, dkk
kesehatan dunia. Prevalensi dan
dikutip oleh Utama H (2009).
insiden penyakit ini meningkat secara

drastis di negara-negara industri dan Di dunia pada tahun 2010

maju termasuk Indonesia. diperkirakan ada sekitar 59 juta orang

Meningkatnya prevalensi diabetes yang menderita diabetes melitus dan

melitus di beberapa negara pada tahun 2030 diperkirakan akan

berkembang, akibat peningkatan meningkat 2,5 kali lipat sehingga

kemakmuran di negara bersangkutan, mencapai 145 juta penderita, di

yang akhir-akhir ini banyak disoroti. Indonesia sendiri Badan Kesehatan

Peningkatan pendapatan perkapita dan Dunia (WHO) memperkirakan jumlah

perubahan gaya hidup terutama di penderita diabetes melitus di Indonesia

kota-kota besar merupakan meningkat tiga kali lipat dari data

menyebabkan utama peningkatan tahun 2000 dimana jumlah penderita

prevalensi penyakit degenerative mencapai 8,4 juta, maka dalam 10

diabetes melitus. Pada tahun 2007 tahun tepatnya tahun 2010 mencapai

prevalensi Diabetes Melitus di dunia 21,3 juta orang. Subekti I dikutip oleh

diperkirakan 194 juta jiwa. Jumlah ini Utama H. (2009).


5

Di Indonesia terdapat maju, perilaku perawatan di rumah

peningkatan prevalensi penderita atau disebut proses edukasi masih

diabetes melitus dari 1,5-2,3% menjadi tetap merupakan pengobatan utama

5,7% pada penduduk usia lebih dari 15 yang menentukan kesuksesan klien

tahun dan bahkan suatu penelitian di hidup sehat bersama diabetes melitus.

Manado dan Depok mendapatkan Perilaku perawatan dirumah atau

angka prevalensi sebesar 6,1% dan proses edukasi bertujuan

12,8%. Melihat pola pertambahan mempengaruhi penderita untuk

penduduk saat ini data terakhir yang mengikuti rekomendasi terapi yang di

dikeluarkan Departemen Kesehatan RI anjurkan oleh tenaga kesehatan yang

2010 menyebutkan prevalensi diabetes menerapkan tentang 3 (tiga) hal

melitus secara nasional 5,7% dari yaitu : pengetahuan tentang diabetes

penduduk Indonesia atau sekitar 12 melitus, sikap serta tindakan dalam

juta jiwa, kalau dibiarakan 12 juta perawatan penyakit diabetes melitus

penderita diabetes pada tahun 2010 dengan tujuan agar dapat memperbaiki

akan meningkat 2 kali lipat atau kadar gula darah dan mencegah

menjadi 24 juta jiwa pada tahun 2030. terjadinya komplikasi jangka pendek

Suyono S, dkk dikutip oleh Utama H. maupun jangka panjang, serta tidak

(2009). terjadinya rawat inap ulang

(rehospitalisasi). Soegondo S dikutip


Meskipun riset dibidang
oleh Utama H (2009).
pengobatan diabetes melitus sudah
6

Perilaku perawatan di rumah ini di maksudkan supaya penderita

mencakup diet, olahraga, dan diabetes melitus dapat memantuan

keteraturan dalam mengkonsumsi obat. kadar glukosa sendiri (PKGS),

Ternyata hal ini masih sulit untuk melakukan olahraga dan diet. Hasil

dilakukan, dibuktikan dengan penelitian menunjukkan bahwa

peningkatan jumlah penderita diabetes pemantauan terhadap kadar glukosa,

melitus yang di rawat inap ulang olahraga dan diet yang dilakukan

(rehospitalisasi). Padahal untuk secara aktif dapat memperlambat atau

mencapai hasil yang maksimal dalam mencegah komplikasi diabetes serta

pengobatan diabetes melitus mencegah untuk di rawat inap kembali

diperlukan perilaku perawatan (rehospitalisasi). Pemantauan kadar

dirumah. Penderita diabetes melitus glukosa sendiri, olahraga dan diet telah

harus menjalankan terapi sesuai yang dilakukan secara luas oleh sekitar 40%

dianjurkan oleh tenaga kesehatan. Jika pasien diabetes tipe I dan 26% pasien

tidak ada, maka segalanya akan sia-sia. diabetes melitus tipe 2 di Amerika.

Penyakit tidak akan sembuh bahkan Hasil dari memberikan umpan balik

dapat bertambah parah dan dapat (feedback) yang cepat ke arah yang

mengakibatkan komplikasi. Soegondo lebih baik kepada penderita diabetes

S dikutip oleh Utama H (2009). melitus. Soewondo P dikutip oleh


Penelitian perilaku tentang
Utama H (2009).
perawatan di rumah yang mencakup

pengetahuan, sikap dan tindakan, hal


7

Berdasarkan data awal yang kembali kadar gula darah. Sehingga

diperoleh peneliti dari medical record pasien diabetes melitus mengalami

di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan, kenaikan kadar gula dalam darah

periode Januari-Desember tahun 2010 (hyperglikemia) dan 2 orang pasien

terdapat 347 orang penderita diabetes mengalami komplikasi yaitu terjadi

melitus, dan dari jumlah ini terdapat luka pada daerah kaki. Padahal

125 orang penderita diabetes melitus pengetahuan tentang diabetes melitus,

yang dirawat inap kembali sikap dalam memperhatikan pola

(rehospitalisasi). Pada saat peneliti makan dan tindakan dalam melakukan

melakukan wawancara pada tanggal olahraga dan merawat diri ini

15 Desember 2010, terdapat 20 orang merupakan suatu keharusan yang bisa

penderita diabetes melitus diruang dilakukan pasien diabetes melitus

rawat inap RSUD Dr. Pirngadi Kota dirumah setelah mendapatkan

Medan dan terdapat 5 orang pasien perawatan dari rumah sakit.

yang dirawat inap ulang


Berdasarkan latar belakang
(rehospitalisasi), hal ini disebabkan
diatas, maka peneliti tertarik untuk
dari beberapa faktor antara lain: 3

orang pasien kurang pengetahuan mengetahui bagaimana hubungan

tentang diabetes melitus, tidak


perilaku tentang perawatan di rumah
memperhatikan pola makan, tidak ada
dengan kejadian rehospitalisasi pada
olahraga karena lebih memilih untuk

bekerja, serta malas mengontrol ulang


8

penderita diabetes melitus di RSUD penderita diabetes melitus di RSUD

Dr. Pirngadi kota Medan Tahun 2011. Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2011.

1.2. Rumusan Masalah 1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui hubungan


Berdasarkan latar belakang
pengetahuan tentang perawatan di
diatas, maka peneliti merumuskan
rumah dengan kejadian
masalah yaitu bagaimanakah
rehospitalisasi pada penderita

hubungan perilaku tentang perawatan diabetes melitus di RSUD Dr.

Pirngadi Kota Medan Tahun 2011.


di rumah dengan kejadian
2. Untuk mengetahui hubungan sikap
rehospitalisasi pada penderita diabetes
tentang perawatan di rumah dengan
melitus di RSUD Dr. Pirngadi Kota
kejadian rehospitalisasi pada

Medan Tahun 2011?. penderita diabetes melitus di

RSUD Dr. Pirngadi Medan Kota

Tahun 2011.

3. Untuk mengetahui hubungan


1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum tindakan tentang perawatan di

Untuk mengetahui Hubungan rumah dengan kejadian

rehospitalisasi pada penderita


perilaku tentang perawatan di rumah
diabetes melitus di RSUD Dr.
dengan kejadian rehospitalisasi pada
Pirngadi Medan Kota Tahun 2011.
9

1.4 Manfaat Penelitian pengembangan pengetahuan

1. Bagi Rumah Sakit pasien tentang bagaimana cara

Sebagai bahan masukan dalam mengendalikan kadar gula darah

pembuatan protap dan sumber dirumah setelah keluar dari rumah

informasi perawat yang berguna sakit.

khususnya dalam pemberian 3. Bagi Institusi Sari Mutiara

motivasi kepada penderita Indonesia

diabetes melitus agar bisa Hasil penelitian dapat digunakan

merawat diri setelah keluar dari sebagai bahan bacaan di

rumah sakit. perpustakaan sari mutiara

Indonesia dan sebagai referensi

atau informasi bagi peneliti

2. Bagi Pasien selanjutnya yang berkaitan dengan

Sebagai acuan agar klien dapat perilaku perawatan diabetes

melakukan perawatan diri di melitus di rumah

rumah sehingga penderita diabetes

melitus tidak berulang-ulang

masuk rumah sakit dan sebagai


10

METODE PENELITIAN Populasi penelitian adalah


3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang seluruh penderita diabetes melitus

digunakan dalam penelitian ini adalah yang di rawat ulang dengan perawatan

penelitian analitik dengan rancangan terapi diabetik yang berjumlah 125

penelitian cross sectional yang orang di RSUD Dr. Pirngadi Kota

bertujuan untuk mengetahui adanya Medan Tahun 2011.


3.3.2 Sampel
hubungan perilaku tentang perawatan Sample dalam penelitian ini

di rumah dengan kejadian adalah seluruh penderita diabetes

rehospitalisasi pada penderita diabetes melitus yang di rawat ulang dengan

melitus di RSUD Dr. Pirngadi Kota perawatan terapi diabetik yang

Medan Tahun 2011. kebetulan ada atau sedang dirawat di


3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan
Penelitian dilakukan diruang
Tahun 2011 yaitu sebanyak 30 orang.
rawat inap penyakit dalam RSUD Dr.
Pirngadi Kota Medan Tahun 2011. Pengambilan sampel penelitian ini
3.2.2 Waktu
Penelitian di lakukan pada menggunakan teknik accidental
bulan April-Mei Tahun 2011
sampling di kutip dari Hertono (1977)
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Nursalam (2008).
11

3.4 Metode Pengumpulan Data jawaban tentang perilaku

Data pada penelitian ini meliputi 2 perawatan di rumah sehingga

(dua) jenis data yakni : terjadinya rawat ulang


1. Data primer yaitu data yang di
(rehospitalisasi) pada
peroleh peneliti dari responden
penderita diabetes melitus.
penderita diabetes melitus 2. Data skunder yaitu data yang

dengan menggunakan diperoleh peneliti dari medical

koesioner dari peneliti yang record RSUD Dr. Pirngadi

berisi sejumlah pertanyaan Kota Medan. Data yang

yang diajukan secara tertulis diperoleh peneliti merupakan

kepada sejumlah responden data awal/survey awal dengan

penderita diabetes melitus maksud ada tidaknya penderita

untuk mendapatkan diabetes melitus yang dirawat

tanggapan, informasi dan inap ulang (rehospitalisasi)

dan berapa jumlahnya.

1.5 3.7 Teknik Pengolahan data dikumpulkan dari hasil

& Analisa Data penelitian yang berupa


1.6 3.7.1 Teknik Pengolahan Data
1.7 Setelah data kuesioner dengan

terkumpul kemudian diolah dengan menggunakan SPSS, apabila

cara sebagai berikut : terdapat kesalahan dan

1. Proses editing, dilakukan kekurangan dalam

pengecekan data yang telah pengumpulan data akan


12

diperbaiki dalam penelitian tindakan penderita diabetes

ulang melitus.
2. Coding, pemberian tanda atau 2. Bivariat

kode pada hasil penelitian 1.13 Untuk mengetahui

dimana data telah terkumpul hubungan antara pengetahuan,

dengan tujuan untuk sikap dan tindakan penderita

mempermudah memasukkan diabetes melitus dengan

data ke SPSS kejadian rehospitalisasi dengan


3. Entry, menyimpan data yang
menggunakan uji chi square.
telah terkumpul, selanjutnya
Dengan 0.05 dan tingkat
diolah ke dalam dianalisa data.
4. Tabulating, pengolahan data kepercayaan 95%.
1.14
untuk dibuat ke dalam bentuk 1.15
1.16
tabel distribusi frekuensi. 1.17
1.18
1.8 1.19
1.9 1.20
1.10 3.7.2 Analisa Data 1.21
1.11 Setelah semua 1.22
1.23
data terkumpul maka dilakukan 1.24
1.25
analisa data : 1.26
1.27
1. Univariat 1.28
1.12 Untuk mengetahui 1.29
1.30 HASIL PENELITIAN
distribusi frekuensi
DAN
pengetahuan, sikap dan 1.31 PEMBAHASAN
1.32 Hasil Penelitian
13

1.33 Dalam bab ini akan 1.34 Dari tabel 4.1

diuraikan hasil penelitian mengenai diatas menunjukkan bahwa

hubungan perilaku perawatan dirumah responden mayoritas berumur

dengan kejadian rehospitalisasi pada 51-60 sebanyak 15 orang (50

penderita diabetes melitus di RSUD %), Jenis kelamin perempuan

Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2009 sebanyak 17 orang (56,6 %),

dengan jumlah responden 30 orang. Tingkat pendidikan SD


1.2.1 Karakteristik Responden
sebanyak 14 orang, (46,6 %),

alasan masuk rumah

komplikasi sebanyak 18 orang

(60 %), mendapat pendidikan

kesehatan Ya sebanyak 24

orang (80 %), melakukan

pendidikan kesehatan Tidak

sebanyak 22 orang (73,33).


1.35 4.2.2 Analisa

Univariat

1. Distribusi Distribusi Frekuensi

Pengetahuan Responden Tentang

Perawatan Diabetes Melitus di

Rumah di RSUD Dr. Pirngadi

Kota Medan Tahun 2009


14

1.36 Dari tabel 4.2 3. Distribusi Frekuensi


Tindakan Responden
diatas menunjukkan bahwa
Tentang Perawatan Diabetes
pengetahuan responden tentang
Melitus di Rumah di RSU Dr.
perawatan diabetes melitus di Pirngadi Kota Medan Tahun
2009
rumah mayoritas kurang
1.42 Dari hasil
sebanyak 16 orang (53,3 %).
1.37 menunjukkan bahwa tindakan
2. Distribusi Frekuensi Sikap
responden tentang perawatan
Responden Tentang
diabetes melitus di rumah
Perawatan Diabetes Melitus
1.38 di Rumah di mayoritas kurang sebanyak 18
RSUD Dr.
orang (60 %).
1.39 Pirngadi Kota
Medan Tahun 4. Distribusi Frekuensi Responden
1.40 2009
1.41 Dari hasil yang rawat ulang

didapat bahwa sikap (rehospitalisasi)di RSUD Dr.

responden tentang perawatan Pirngadi Kota Medan Tahun

diabetes melitus di rumah 2009

mayoritas kurang sebanyak 17 1.43


1.44 Dari hasil
orang (56,6 %).
menunjukkan bahwa responden

yang dirawat ulang mayoritas

cepat (< 3 bulan ) sebanyak 19

orang (63,3 %).


1.45
1.46 4.2.3 Analisa Bivariat
15

1.47 Distribusi Hasil cepat 0 orang (0) dan


Tabulasi Silang Antara
rehospitalisasi lama 4 orang
Pengetahuan Responden
(13,3 %).
Tentang Perawatan Diabetes
1.53 Dari hasil uji
1.48 Melitus di Rumah
DenganKejadian chi-square ( X2 ) diatas antara
1.49 Rehospitalisasi di
pengetahuan responden dengan
RSUD Dr. Pirngadi
1.50 Kota Medan Tahun
kejadian rehospitalisasi didapat
2009
1.51 nilai P = 0.000 (P <0,05)
1.52 Dari tabel diatas
artinya ada hubungan antara
dapat dilihat bahwa
pengetahuan responden dengan
pengetahuan responden kurang
kejadian rehospitalisasi.
sebanyak 16 orang (53,3 %)
1. Distribusi Hubungan Sikap
rehospitalisasi cepat 16 orang
responden Kejadian
(53,3 %) dan rehospitalisasi
Rehospitalisasi
lama 0 (tidak ada).
1.54 4.2.3. Distribusi Hasil
Pengetahuan cukup 10 orang
Tabulasi Silang Antara Sikap
(33,3 %) rehospitalisasi cepat 2 Responden Tentang
Perawatan Diabetes Melitus
orang (6,7 %) dan
di Rumah Dengan Kejadian
rehospitalisasi lama 8 orang
Rehospitalisasi di RSUD Dr.
(26,7 %). Pengetahuan baik 4 Pirngadi Kota Medan Tahun
2009
orang (13,3 %) rehospitalisasi
1.55
16

1.56 Dari tabel diatas dapat 1.58 Distribusi Hasil


Tabulasi Silang Antara
dilihat bahwa sikap responden
Tindakan Pasien Tentang
kurang sebanyak 17 orang
Perawatan Diabetes Melitus
(56,7 %) rehospitalisasi cepat di Rumah Dengan Kejadian
Rehospitalisasi
17 orang (56,7 %) dan
1.59 Dari tabel diatas
rehospitalisasi lama 0 (tidak
dapat dilihat bahwa tindakan
ada). Sikap cukup 11 orang
responden kurang sebanyak 18
(36,7 %) rehospitalisasi cepat 1
orang (60,0 %) rehospitalisasi
orang (3,3 %) dan
cepat 18 orang (60,0 %) dan
rehospitalisasi lama 10 orang
rehospitalisasi lama 0 (tidak
(33,3 %). Sikap baik 2 orang
ada). tindakan cukup 12 orang
(6,7 %) rehospitalisasi cepat 0
(40,0 %), rehospitalisasi cepat
(tidak ada) dan rehospitalisasi
0 orang (0 %) dan
lama 2 orang (6,7 %).
rehospitalisasi lama 12 orang
1.57 Dari hasil uji
(40,0 %).
chi-square ( X2 ) di tabel diatas
1.60 Dari hasil uji
antara sikap responden dengan
chi-square ( X2 ) ditabel diatas
kejadian rehospitalisasi didapat
antara tindakan responden
nilai P = 0.000 (P <0,05)
dengan kejadian rehospitalisasi
artinya ada hubungan antara
didapat nilai P = 0.000 (P
sikap responden dengan
<0,05) artinya ada hubungan
kejadian rehospitalisasi.
17

antara tindakan responden menunjukkan bahwa

dengan kejadian pengetahuan responden tentang

rehospitalisasi. perawatan diabetes melitus di

1.61 4.3 Pembahasan rumah mayoritas kurang

1.62 Dari hasil sebanyak 16 orang (53,3 %).

penelitian yang dilakukan Hal ini dapat disebabkan

peneliti di RSUD Dr. Pirngadi karena rendahnya pendidikan

Kota Medan Tahun 2011, akan dan kurangnya informasi yang

menguraikan pembahasan didapat oleh responden, dapat

penelitian ini yang bertujuan dilihat dari table 4.1 bahwa

untuk mengetahui hubungan responden mayoritas

perilaku perawatan di rumah berpendidikan SD sebanyak 14

dengan kejadian rehospitalisasi orang (46,7 %), SMP sebanyak

pada penderita diabetes melitus 9 orang (30,0 %) dan SMA

di RSUD Dr. Pirngadi Kota sebanyak 7 orang (23,3 %) dan

Medan Tahun 2011. rata-rata menjawab pertanyaan

1.3.1 Hubungan Pengetahuan salah.


Responden Tentang Perawatan
1.64 Dari hasil
Diabetes Melitus di Rumah
tabulasi silang pada tabel 4.7
Dengan Kejadian
Rehospitalisasi menunjukkan bahwa responden
1.63 Berdasarkan
yang mempunyai pengetahuan
hasil penelitian pada tabel 4.2
tentang perawatan diabetes
18

melitus di rumah dengan square pada table 4.7 bahwa

kejadian rehospitalisasi antara pengetahuan responden

mayoritas kurang 16 orang dengan kejadian rehospitalisasi

(53,3 %) rehospitalisasi cepat didapat nilai P = 0.000 (P

16 orang (53,3 %) dan <0,05) artinya ada hubungan

rehospitalisasi lama 0 (tidak antara pengetahuan responden

ada). Pengetahuan cukup 10 dengan kejadian

orang (33,3 %) rehospitalisasi rehospitalisasi.

cepat 2 orang (6,7 %) dan 1.66 Hasil penelitian

rehospitalisasi lama 8 orang ini didukung oleh teori

(26,7 %). Pengetahuan baik 4 Notoatmodjo (2007),

orang (13,3 %), rehospitalisasi menyatakan pengetahuan

cepat 0 (tidak ada) dan adalah hasil penginderaan

rehospitalisasi lama 4 orang manusia atau hasil tahu

(13,3 %). Dari data tersebut seseorang terhadap objek

menunjukkan apabila melalui indra yang dimilikinya

responden memiliki (mata, hidung, telinga dan

pengetahuan yang baik maka sebagainya). Maka dengan

kejadian rehospitalisasi akan sendirinya pada waktu

lama terjadi. responden menggunakan

1.65 Hasil penelitian penginderan dan melakukan

ini dikuatkan dengan uji chi- dari hasil penginderaan


19

tersebut akan menghasilkan 1.68 Pengetahuan

pengetahuan tersebut. yang kurang tentang diabetes

1.67 Pengetahuan melitus akan lebih cepat

merupakan dari hasil tahu, dan menjurus ke arah timbulnya

ini terjadi setelah seseorang komplikasi sehingga terjadi

melakukan penginderaan perawatan ulang

terhadap sesuatu objek tertentu. (rehospitalisasi) dan hal ini

Pengetahuan atau kognitif akan menjadi beban bagi

merupakan domain yang sangat penderita diabetes melitus itu

penting untuk terbentuknya sendiri. Kurangnya

tindakan seseorang. pengetahuan penderita diabetes

Pengetahuaan yang dicakup di melitus dapat mengahalangi

dalam domain kognitif tindakan preventif seperti

mempunyai 6 tahapan yakni melakukan diet, olahraga,

tahu, memahami, aplikasi, mengontrol kadar gula darah.

analisis, sintesis dan penilaian oleh karena hal tersebut maka

kembali. Untuk dapat penderita diabetes melitus

menjalani perilaku yang dianjurkan untuk bisa

dinginkan seseorang harus mengikuti penyuluhan-

melampaui semua tahapan penyuluhan yang diadakan oleh

tersebut. Utama H (2009). tim kesehatan. Menurut


20

Supartondo yang dikutip oleh rata-rata menjawab pertanyaan

Utama H (2009). tidak setuju.

1.3.2 Hubungan Sikap Responden 1.70 Dari hasil


Tentang Perawatan Diabetes
tabulasi silang pada tabel 4.8
Melitus di Rumah Dengan
menunjukkan bahwa sikap
Kejadian Rehospitalisasi
1.69 Berdasarkan responden kurang ada 17 orang

hasil penelitian pada tabel 4.3 (56,7 %) rehospitalisasi cepat

menunjukkan bahwa sikap 17 orang (56,7 %) dan

responden tentang perawatan rehospitalisasi lama 0 (tidak

diabetes melitus di rumah ada). Sikap cukup 11 orang

mayoritas kurang sebanyak 17 (36,7 %) rehospitalisasi cepat 1

orang (56,7 %). Hal ini dapat orang (3,3 %) dan

disebabkan karena rendahnya rehospitalisasi lama 10 orang

pendidikan dan kurangnya (33,3 %). Sikap baik 2 orang

informasi yang didapat oleh (6,7 %), rehospitalisasi cepat 0

responden diabetes melitus, (tidak ada) dan rehospitalisasi

dapat dilihat dari table 4.1 lama 2 orang (6,7 %).

bahwa responden mayoritas 1.71 Dari hasil uji

berpendidikan SD sebanyak 14 chi-square ( X2 ) di tabel 4.8

orang (46,7 %), SMP sebanyak menunjukkan bahwa antara

9 orang (30,0 %) dan SMA sikap responden dengan

sebanyak 7 orang (23,3 %) dan kejadian rehospitalisasi didapat


21

nilai P = 0.000 (P <0,05) 1.73 Mengubah sikap

artinya ada hubungan antara pasien diabetes melitus bukan

sikap responden dengan pekerjaan yang mudah, bahkan

kejadian rehospitalisasi. lebih sulit daripada

1.72 Hasil penelitian meningkatkan pengetahuan.

ini didukung oleh teori Allport Sikap sebenarnya merupakan

yang dikutip oleh Notoatmodjo bagian dari kepribadian. Sikap

(2007). Dimana sikap adalah kecenderungan yang

merupakan reaksi atau respon tertata untuk berfikir, merasa,

yang masih tertutup dari mencerap dan berperilaku

seseorang terhadap stimulus terhadap suatu referen atau

atau objek. Jadi dalam hal ini objek kognitif dalam hal diet,

reaksi atau respon dari seorang olahraga dan pemantauan

pasien diabetes melitus belum glukosa darah. Utama H

ada kesadaran dengan (2009).

melakukan suatu sikap yang 1.74 Jadi, untuk

bisa membantu seorang pasien mengubah sikap seorang pasien

tersebut untuk tidak di rawat diabetes melitus, seorang

ulang (rehopitalisasi) lagi pasein diabetes melitus harus

dengan jangka waktu yang lebih meningkatkan

cepat. pengetahuan dengan mengikuti

penyuluhan tentang diabetes


22

melitus, sehingga penderita pasien diabetes melitus, dapat

diabetes melitus dapat dilihat dari table 4.1 bahwa

menyadari pentingnya merubah responden mayoritas

sikap menjadi suatu tindakan berpendidikan SD sebanyak 14

yang membantu dirinya untuk orang (46,7 %), SMP sebanyak

lebih hidup sehat. Hal ini tidak 9 orang (30,0 %) dan SMA

lepas juga dukungan dari orang sebanyak 7 orang (23,3 %) dan

terdekat seperti keluarga dll. rata-rata menjawab pertanyaan

1.3.3 Hubungan Tindakan tidak pernah.


Responden Tentang Perawatan
1.76 Dari hasil
Diabetes Melitus di Rumah
tabulasi silang pada tabel 4.9
Dengan Kejadian
Rehospitalisasi menunjukkan bahwa tindakan
1.75 Berdasarkan
responden kurang ada 18 orang
hasil penelitian pada tabel 4.4
(60,0 %), rehospitalisasi cepat
menunjukkan bahwa tindakan
18 orang (60,0 %) dan
responden tentang perawatan
rehospitalisasi lama 0 (tidak
diabetes melitus di rumah
ada). tindakan cukup 12 orang
mayoritas kurang sebanyak 18
(40,0 %), rehospitalisasi cepat
orang (60,0 %). Hal ini dapat
0 orang (0 %) dan
disebabkan karena rendahnya
rehospitalisasi lama 12 orang
pendidikan dan kurangnya
(40,0 %).
informasi yang didapat oleh
23

1.77 Dari hasil uji 1.79 Menurut Smeltzer dan

chi-square ( X2 ) ditable 4.9 bare (2002), penyakit diabetes melitus

menunjukkan bahwa antara merupakan penyakit kronis yang

tindakan responden dengan memerlukan tindakan perawatan

kejadian rehospitalisasi didapat mandiri yang khusus. Seperti

nilai P = 0.000 (P <0,05) mengontrol glukosa darah. Hal ini

artinya ada hubungan antara tidak sulit untuk dilakukan apabila

tindakan responden dengan pasien mengenal diabetes melitus

kejadian rehospitalisasi. dengan baik. Serta pasien harus harus

1.78 Hasil penelitian ini di bisa mengubah gaya hidup selama ini,

dukung oleh teori Notoatmodjo (2007) dan meningkatkan tindakan yang bisa

dimana Praktik atau tindakan (pratice) membantu penyakit tidak kambuh

adalah merupakan suatu sikap bentuk seperti olahraga dengan teratur dan

otomatis terwujud dalam suatu diet.

tindakan (overt behaviour). Untuk


1.80 Dengan
mewujudkan suatu perbuatan nyata
demikian perilaku perawatan
diperlukan suatu pendukung atau suatu
diabetes melitus di rumah harus
kondisi yang memungkinkan adalah
ditingkatkan sehingga
fasilitas. Disamping faktor itu juga
responden tidak terjadi
diperlukan faktor pendukung dari
perawatan ulang
keluarga.
(rehospitalisasi) dengan waktu
24

yang cepat atau bahkan tidak 1.82 KESIMPULAN DAN


SARAN
terjadi perawatan ulang
1.1 Kesimpulan
(rehospitalisasi) lagi, tetapi
1.83 Berdasarkan hasil
hanya mengontrol kadar gula
penelitian mengenai hubungan
darah atau meminta
perilaku perawatan dirumah dengan
penambahan obat jika sudah
kejadian rehospitalisasi pada penderita
habis. Dengan demikian hal
diabetes melitus di RSUD Dr. Pirngadi
yang paling penting di
Kota Medan Tahun 2011 dapat di
perhatikan adalah pasien harus
simpulkan bahwa :
menambah pengetahuan
1.84 1. Ada hubungan
mengenai diabetes melitus
antara pengetahuan perawatan
dengan cara mengikuti
di rumah dengan kejadian
penyuluhan, membaca buku
1.85 rehospitalisasi pada penderita
tentang diabetes melitus, aktif
diabetes melitus di RSUD Dr.
melakukan tindakan perawatan
Pirngadi Kota
yang diperintahkan oleh tim
1.86 Medan tahun 2011.
kesehatan pada waktu berobat.
1.87 2. Ada hubungan
Sehingga kejadian perawatan
antara sikap perawatan di
ulang (rehopitalisasi) tidak
rumah dengan kejadian
terjadi dalam waktu yang cepat

atau bahkan tidak terjadi lagi.

1.81
25

1.88 rehospitalisasi pada penderita 1.96 Bagi RSUD Dr.

diabetes melitus di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan, sebagai

Pirngadi Kota bahan masukkan bagi RSUD Dr.

1.89 Medan tahun 2011. Pirngadi Kota Medan untuk

3. Ada hubungan antara tindakan memberikan penyuluhan kepada

perawatan di rumah dengan pasien diabetes melitus sebelum

kejadian pasien tersebut pulang dari rumah

1.90 rehospitalisasi pada penderita sakit. Sehingga pengetahuan

diabetes melitus di RSUD Dr. Pirngadi pasien meningkat dan pasien bisa

Kota melakukan tindakan-tindakan

1.91 Medan tahun 2011. perawatan tesebut di rumah.

4. Ada hubungan antara perilaku 2. Bagi perawat

perawatan di rumah dengan 1.97 Bagi perawat sebagai

kejadian bahan masukkan bagi perawat

1.92 rehospitalisasi pada penderita untuk memberikan penyuluhan

diabetes melitus di RSUD Dr. Pirngadi kepada pasien diabetes melitus

Kota sebelum pasien tersebut pulang

1.93 Medan tahun 2011. dari rumah sakit. Sehingga

1.94 pengetahuan pasien meningkat

1.95 5.2 Saran dan pasien bisa melakukan

1. Bagi RSUD Dr. Pirngadi Kota tindakan-tindakan perawatan

Medan tesebut di rumah.


26

3. Bagi peneliti selanjutnya khususnya pasien diabetes melitus

1.98 Di harapkan agar yang dirawat ulang

peneliti lain lebih mempersiapkan (rehospitalisasi).

materi dan waktu serta ilmu yang 1.99

lebih pada pasien diabetes melitus 1.100


1.101

1.102 DAFTAR PUSTAKA


1.103

1.104 Anggraini S, 2005. Populasi dan Sampel", Fakultas Kesehatan Masyarakat


Universitas Indonesia, Jakarta.
1.105
1.106 Adi W, http://www.scribd.com/doc/47964037/Diabetes-Militus 03-03-
2011

1.107 Bilous Ruby W, 2008. Bimbingan Dokter Pada Diabetes Melitus, PT Dian
Rakyat Jakarta
1.108 Charles & Anne K, 2010. Bersahabat Dengan Diabetes, Penebar

Plus : Jakarta

1.109 Chandra B,2007. Metodologi Penelitian Kesehatan, EGC : Jakarta

1.110 Dewanti S, 2010. Buku Pintar Kesehatan Kolesterol, Diabetes melitus, dan
Asam urat, Kawan kita : Jawa Tengah
1.111
1.112 Maulana M, 2008. Mengenal Diabetes Melitus, Katahati : Jogjakarta

1.113 Notoatmodjo S, 2007. Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku, PT. Rineka
Cipta : Jakarta
1.114 Nursalam, 2008. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan, Edisi 2 Salemba Medika : Jakarta
1.115 Nabil R, 2009. Cara Mudah Mencegah Dan Mengobati Diabetes
Melitus, Aulia Publishing : Yogyakarta
1.116 Potter & Perry, 2005. Fundamental Keperawatan, Vol. 1, EGC :

Jakarta
1.117 Santoso S, 2009. Paduan Lengkap Menguasai Statistik Dengan SPSS 17, PT
Alex Media Komputindo, Jakarta
1.118 Sudjana, 1992. Metode Statistika, Sartiko: Bandung

1.119 Smeltzer & bare, 2002. Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth,
Vol. 2, EGC : Jakarta.
1.120 Soewondo P. (2007) Hidup sehat Dengan Diabetes Melitus, FKUI : Jakarta
1.121 Tandra H, 2008. Segala sesuatu Yang Anda Ketahui Tentang Diabetes,
Gramedia pustaka Utama : Jakarta
1.122 Utama H, 2009. Penalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu, Edisi 2. Cetakan
7. Balai penerbit FKUI : Jakarta
1.123
1.124
1.125

1.126

1.127

1.128

1.129

1.130

1.131

1.132

1.133

1.134

1.135

1.136
1.137

1.138

1.139

1.140

Anda mungkin juga menyukai