Jbptitbpp GDL Putriutami 33946 3 2009ta 2 PDF
Jbptitbpp GDL Putriutami 33946 3 2009ta 2 PDF
BAB II
Dalam bab ini akan dibahas mengenai arus bolak balik (alternating current) yang
(Induktans) berphasa tunggal yang menurut persamaan tegangan gerak elektrik yang
Frekuensi arus bolak balik adalah waktu yang diperlukan oleh arus bolak balik untuk
kembali pada harga dan arah yang sama ( 1 putaran) atau biasa disebut sebagai periode
1
atau F = . Bentuk grafik dari frekuensi arus bolak balik itu sendiri dapat dilihat pada
T
Sumbu axis merupakan fungsi waktu (periode) dalam sekon sedangkan fungsi ordinat
merupakan fungsi arus (I) dalam ampere dan terdapat pula pada grafik suatu ampiltudo
sedangkan Frekuensi sudut () dalam tegangan gerak elektrik itu sendiri merupakan
frekuensi sudut yang tetap dan dapat dihasilkan oleh sebuah generator arus bolak balik
di dalam stasiun pembangkit daya komersial seperti PLN dengan nilai frekuensi sebesar
Frekuensi system PLN adalah yang bernilai 50 HZ, memiliki arti yaitu dalam waktu satu
detik menghasilkan 50 gelombang atau satu gelombang membutuhkan waktu 1/50 detik.
Namun apabila frekuensi besarnya f Hz, maka dalam waktu satu detik menghasilkan f
gelombang atau satu gelombang membutuhkan waktu 1/f detik. Untuk mencapai satu
gelombang penuh (perioda penuh) dibutuhkan waktu T detik seperti yang dapat
1 2
T= ; = ; = 2.f (2.1-1)
f T
Besar frekuensi sistem PLN 50 Hz atau 60 Hz ini banyak sekali dipakai sebagai tenaga
listrik untuk industri dan rumah tangga sehingga untuk mengetahui besar dari arus,
tegangan, atau daya yang terpakai harus dilakukan pengukuran besaran listrik dalam hal
ini arus dan tegangan bolak balik terbagi dalam dua jenis phasa yaitu :
7
Sistem berphasa banyak yang paling umum adalah tiga phasa yang seirnbang. Dari hasil
pengukuran tiga terminal bahwa tegangan sinusoida besarnya sama terletak diantara
setiap dua terminal dan berbeda fase 1200. Beban yang seimbang menyerap daya yang
sarna dari ketiga phase, tetapi apabila salah satu di antara tegangan besarnya nol,
masing masing dari kedua tegangan yang lain akan menjadi setengahnya dari amplitudo
semula.
Gambar 2.2 Rangkaian Listrik 3 (tiga) Phasa dan Diagram Fasor 3 (tiga) Phasa
Dari gambar rangkaian listrik tiga phasa tersebut dapat dilihat diagram fasornya yang
memiliki nilai Vp = 100 . Nilai Vp adalah contoh besar nilai tegangan yang terukur
yang dalam hitungan matematisnya untuk mencari besar tegangan dari setiap line (Van,
Maka Vab dapat dihitung besarnya, dengan menjumlahkan Van dan Vnb atau dengan
mengurangi Van dengan Vbn. Perumusannya jika ditulis secara matematis adalah
sebagai berikut
= Vp 00 - Vp-1200
= Vp ((Vp/2) j86,6)
Dari penjumlahan tersebut didapat besar nilai Vab dan untuk nilai sudut dari Vab
= Vp 300 (2.2.1-5)
Cara yang sama dalam mencari Vab juga bisa dilakukan dalam mencari Vbc dan Vca
Untuk jenis phasa yang biasanya dihasilkan oleh rangkaian yang mengandung elemen-
phasa tunggal atau biasa disebut sebagai satu phasa. Untuk arus bolak-balik satu phasa
Dengan memperoleh besar daya tersebut dapat dilihat pada grafik Sin2 t yang
memperlihatkan bahwa nilai rata-ratanya pada sejumlah siklus yang banyaknya bulat
adalah . Bagian kurva yang ada di atas garis horizontal 1/2 persis menghilangkan
bagian kurva yang di bawah kurva tersebut sehinga kurva tersebut tidak memiliki nilai
2
1 Em2 Em 1
P= =
2 R 2 R (2.2.2-3)
Em
Dan didapatkan nilai merupakan nilai rms (root mean-square) atau disebut juga
2
nilai effektif, yang merupakan nilai rata-rata yang diambil pada sejumlah siklus yang
banyaknya bulat atau disebut juga sebagai faktor perata , yang di dalam kasus fungsi
fungsi sinusoidal ini adalah . Sehingga untuk tegangan effektif dan arus effektif dapat
Vm Im
Veff = dan Ieff = (2.2.2-4)
2 2
Sedangkan untuk besar energinya merupakan perkalian dari tegangan effektif dan arus
2.2.3 Nilai-Nilai dari Besaran Listrik Arus dan Tegangan Bolak Balik (AC)
Selain pengukuran dari besaran arus dan tegangan listrik bolak balik perlu diketahui
juga nilai-nilai yang bisa diperoleh dari besaran-besaran tersebut dan dalam hal ini nilai-
nilai dari besaran listrik ini dibagi menjadi empat jenis, yaitu
1. Nilai Sesaat
Nilai sesaat suatu tegangan atau arus adalah nilai tegangan atau arus pada sembarang
waktu peninjauan. Hal ini mengakibatkan munculnya daya sesaat: p(t) = v(t) x i(t). Nilai
sesaat juga bisa didefinisikan sebagai harga sesaat ketika suatu peralatan listrik berputar
dimana nilai pada lokasi tertentu, untuk membedakan dengan notasi tegangan dan arus
2. Nilai Maksimum
Nilai maksimum ditulis sebagai Vmaks = Vm atau dalam arus Imaks = Im. Dalam arus
bolak balik terdapat dua nilai maksimum, yaitu maksimum positif dan maksimum
negatif. Bila dua nilai maksimum tersebut dijumlahkan disebut sebagai nilai puncak-ke-
puncak (peak-to-peak).
3. Nilai Rata-Rata
Nilai rata-rata dari arus bolak balik adalah nilai rata-rata dari besar arus yang diambil
melalui suatu jangka waktu selama setengah periode dari arus bolak balik tersebut. Alas
an mengapa diambil setenganh periode dikarenakan bentuk dari arus bolak balik adalah
simetris, yang berarti bahwa bentuk gelombangnya pada waktu arus positif dan negative
adalah sama, maka pengambilan harga rata-rata melalui satu periode akan tidak
4. Nilai Efektif
11
Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya mengenai nilai rms ( root mean-square)
bisa disebut juga sebagai harga efektif atau harga guna dari arus bolak-balik yang
berbentuk sinus adalah suatu harga arus yang lebih penting dari pada harga arus rata-
rata. Arus yang mengalir didalam suatu tahanan R selama waktu t, akan melakukan
usaha ini dalam bentuk panas. Jika tahanan R dilalui arus bolak-balik i = Im.sin t dan
didalam waktu t yang sama, arus bolak-balik tersebut melakukan sejumlah pekerjaan
Harga efektif arus bolak-balik adalah harga tetap dari arus rata yang didalam waktu yang
sama melakukan sejumlah usaha (Im.R.t [joule].) yang besarnya dengan usaha yang
dilakukan oleh arus bolak-balik sehingga bentuk persamaan diatas berubah menjadi
sebagai berikut :
E = Im.sint (2.2.3-2)
Yang berarti jika diuraikan rumus besar energi menjadi sebagai berikut :
E = Im.sint (2.2.3-3)
= Im ( - .cos 2t)
Jadi arus (i) merupakan arus campuran yang terdiri dari dua bagian yaitu berupa bagian
arus yang rata dengan harga Im dan bagian yang berubah ubah menurut rumus
cosinus. . Im cos 2t dari bagian yang rata adalah sebagai harga puncak yang jika
12
dihitung merupakan harga efektif dari arus bolak-balik adalah akar dari harga puncak
yaitu
1 2
I2 = Im (2.2.3-5)
2
1
I eff = I m
2
Im
I eff =
2 Untuk besar tegangan sama yaitu, (2.2.3-6)
Vm (2.2.3-7)
V eff =
2
arus bolak balik adalah untuk membolehkan penggunaan hubungan-hubungan daya arus
searah.
Untuk arus bolak balik ini dicari dari sebuah rangkaian yang mengandung elemen-
elemen resistans (R), kapasitans (C), dan induktans (L) di dalam berbagai kombinasi.
terhadap tegangan gerak elektrik. Rangkaian atau tahanan-tahanan dalam rangkaian arus
Tahanan induktans ini memiliki prinsip kerja induksi diri atau self induction yang sesuai
bekerja sesuai dengan hokum Faraday dimana menurut hukum faraday jika dua koil
didekatkan satu sama lain, maka arus I di dalam sebuah koil akan menimbulkan fluks B
melalui koil yang kedua. Jika fluks ini diubah dengan mengubah-ubah arus, maka
sebuah tegangan gerak elektrik induksi akan timbul di dalam koil yang kedua. Untuk
13
lebih jelas gambar dibawah ini menunjukan sebuah gulungan induksi yang mempunyai
koefisiensi induksi diri L dihubungkan pada sumber tegangan arus bolak-balik atau
e = Em sin t (2.3-1)
dengan demikian beban induktif akan dilalui arus listrik bolak-balik (IL), yang perlu
diketahui adalah bagaimana perubahan sifat-sifat dari arus IL tersebut. Untuk itu perlu
Arus tersebut akan membangkitkan sejumlah garis gaya magnit (fluks) didalam
= L.iL (2.3-3)
Sehingga jika disubtitusi persamaan 2.3-2 ke persamaan 2.3-3 akan menjadi sebagai
berikut :
14
untuk induksi maka kuantitas ini akan sebanding dengan arus I, atau
NB = L.I LM (2.3-5)
Sedangkan untuk besarnya tegangan induksi eL ditetapkan dengan rumus sebagai berikut
d
eL = - 10-8 Volt
dt (2.3-6)
sehingga dari persamaan 2.3-4 dapat disubtitusi ke persamaan 2.3-6 menjadi persamaan
berikut
dL.I lm .Sin(t ) 8
10
EL = - dt Volt
(2.3-7)
Kedua rumus dari persamaan 2.3-7 dan 2.3-8 memperlihatkan bahwa kuantitas-
sebesar seperempat siklus ( a quarter-cycle out of phase) dan dapat dilihat pada grafik
di bawah
15
Dari grafik di atas terlihat bahwa VL mendahului IL, yakni dengan berlalunya waktu
siklus.
Tahanan yang kedua adalah tahanan kapasitif yang biasanya disebut sebagai kapasitor
yaitu merupakan sebuah alat elektronik untuk menyimpan muatan q dan memiliki
Jika sebuah capasitor dihubungkan dengan sumber arus searah, maka arus searah yang
dapat mengalir hanya sesaat saja dan waktu yang pendek, yaitu pada saat capasitor
dalam keadaan diisi (charged). Kemudian arus searah didalam capasitor akan menjadi
nol kembali. Hal tersebut membuktikan bahwa capasitor tidak dapat dilalui arus searah
atau dikatakan kapasitor memblokir arus searah. Menurut teori arus searah yang
e = Em.sin t (2.3.2-2)
namun pada hakikatnya kapasitor tidak dilalui arus bolak-balik, akan tetapi secara
berganti-ganti diisi dalam arah positif dan negatif. Selama saat yang pendek (dt),
kapasitor ini diisi oleh harga saat dari arus bolak-balik iC. Jumlah listrik yang diisikan
dQ
iC = (2.3.2-3)
dt
Karena q atau muatan adalah sebanding dengan V atau e atau Q = c.e, maka setelah
d (c.e) (2.3.2-4)
ic =
dt
d (c.Em .sin t )
ic =
dt
d ( Em .sin t ) (2.3.2-5)
ic = c
dt
17
Arus kapasitor atau ic tersebut berubah-ubah terhadap waktu dan dengan VC berbeda
fasa sebesar seperempat siklus seperti yang terlihat dalam fasor berikut
panjang busur sebesar .dt radial , karena radial lingkaran mempunyai harga Em maka :
Dari titik A ditarik garis singgung PQ, yang kemudian buat segitiga ABC siku dititik B,
dari d (Em.sin t), dan BAC adalah sudut . Sehingga rumusnya menjadi :
AB d ( Em sin t ) (2.3.2-7)
cos = =
AC .dt.Em
d ( Em .sin t ) (2.3.2-8)
Em ..cos =
dt
d ( Em .sin t )
ic = C
dt (2.3.2-9)
Maka jika persamaan 2.3.2-8 disubtitusi ke dalam persamaan 2.3.2-9 akan menjadi
seperti berikut
gambar grafik di bawah menunjukan grafik tegangan berbentuk sinus dan grafik arus
Tahanan yang berikutnya adalah tahanan Ohm atau resistans. Jika sebuah tahanan Ohm
IR
AC e R
Gambar 2.9 Arus Bolak Balik dengan beban tahanan murni (R)
ubah terhadap waktu adalah sefasa (in phase), yakni kuantitas-kuantitas tersebut
e EmSin(t ) Em
IR = ; iR = ; iR = Sin(t ) (2.3.3-1)
R R R
Jika tahanan digabungkan satu sama lain, maka akan memiliki nilai reaktans (XL, XC,
dan R) yang baru, seperti pada rangkaian tahanan induktans L dengan resistans R, atau
digabungkan dengan resistans R, karena pada dasarnya disipasi daya di dalam rangkaian
RCL , hanya terjadi di dalam elemen hambat (resistive element) R dan tidak ada
mekanisme untuk mendisipasikan daya di dalam elemen kapasitif murni atau elemen
induktif murni.
Gambar dibawah ini menunjukan hubungan deret antara gulungan induksi (reaktansi
induktif atau XL ) dengan tahanan Ohm (R), pada rangkaian disambungkan pada
sumber tegangan arus bolak-balik sebesar E Volt. Kuat arus (I) yang mengalir kedalam
20
rangkaian ini mempunyai harga tetap yaitu I. Sedangkan untuk tegangan E akan terbagi
Dan gambar vektornya yang menunjukkan hubungan antara E dan I untuk induktans dan
Maka nilai arus akan sama karena hubungan seri,sehingga akan diperoleh nilai masing-
jE L ER
= jxL dan =R (2.3.4-1)
I I
Karena terhubung deret atau serie dan jXL berada pada sumbu positif maka nilai dari
R + j xL (2.3.4-2)
Karena tahanan jumlah ini disebut tahanan bayangan atau impedansi yang dinotasikan
Z s = R + j xL (2.3.4-3)
Selain hubungan antara induktans dan resistans, ada juga hubungan seri antara
(2.3.5-1)
E = E R + ( j E C )
Karena nilai arusnya sama, maka nilai masing-masing reaktans dapat dicari seperti
berikut
ER ( jE C )
=R dan = JX C (2.3.5-2)
I I
22
Sehingga nilai impedansi pun dapat dicari seperti mencari nilai tegangan, yaitu dengan
(2.3.5-3)
ZS = R + jXC atau Z S = R j X C
Karena nilai jXC berada pada arah sumbu negatif seperti yang ditunjukkan oleh diagram
fasor berikut
maka nilai jXC atau 1/ C bernilai negatif dan impedansi dapat ditulis seperti berikut
1
ZS = R (2.3.5-4)
C
Setelah mengetahui tahanan R,C,dan L yang jika dihubungkan dengan sumber tegangan
bolak balik atau generator, maka akan timbul arus bolak balik dan akan timbul laju
hantaran energi listrik dalam rangkaian listrik atau yang biasa disebut sebagai daya.
Daya yang diberikan pada suatu peralatan lisrik sebagai fungsi waktu, adalah hasil
perkalian antara tegangan sesaat pada alat tersebut dan arus sesaat yang melaluinya dan
p = v.i (2.4.1-1)
23
Apabila alat listrik tersebut mempunyai besar tahanan R, maka besar daya yang diserap
adalah
V2
P = v.i= I 2 R = (2.4.1-2)
R
Jika peralatan listrik tersebut berbeban induktif, maka besar dayanya adalah
t
di 1
P = v.i = Li
dt
=
L
v v dt (2.4.1-3)
t
dv 1
P = v.i = C v
dt
=
C
i i dt (2.4.1-4)
Vo
I(t) = ( 1 e-Rt/L )u(t) (2.4.1-5)
R
Sehingga daya total yang diberikan oleh sumber tegangan atau yang diserap oleh
Vo 2
P=vI= ( 1 e-Rt/L )u(t) (2.4.1-6)
R
Maka besar daya yang diberikan atau yang diserap tahanan R adalah dengan mengganti
Vo 2
PR = i2R = ( 1 e-Rt/L )u(t) (2.4.1-7)
R
Untuk menentukan daya yang diserap oleh beban induktor, maka diperoleh tegangan
di
VL = L (2.4.1-8)
dt
VL = Vo e Rt / L u (t ) (2.4.1-10)
Karena du(t)/dt adalah nol untuk t > 0 dan ( 1 e Rt/L ) adalah nol pada t = 0. Jadi daya
Vo 2 Rt/L
PL = vL i = e ( 1 - e Rt/L ) u(t); P = PR + PL (2.4.1-11)
R
Vm L
Im = dan = - tan-1 (2.4.1-13)
R
R 2 + 2 L2
Daya sesaat yang diberikan pada seluruh rangkaian dalam keadaan steady state
sinusoida adalah,
P = vi = Vm Im Cos (t + ) Cos t,
Vm Im
P= [ Cos (2t + ) + cos ) (2.4.1-14)
2
Vm Im Vm Im
P= Cos + [ Cos (2t + )
2 2
Persamaan diatas adalah sebuah gelombang cosinus karena gelombang sinus dan
cosinus mempunyai harga rata-rata nol (jika dirata-ratakan pada kelipatan bulat dari
1
periode) akan diperoleh hasil bahwa daya rata-rata adalah VmImCos().
2
Harga rata-rata dari daya sesaat harus jelas interval waktunya. Pertama-tama dipilih
interval waktu dari t1 ke t2. Harga rata-rata diperoleh dengan mengintegralkan p(t) dari
t2
1
P=
t 2 t1 p(t )dt (2.4.2-1)
t1
26
t1+T
1
P1 =
T P(t )dt , kemudian dengan mengintegrasikan dari waktu lain tx ke tx + T,
t1
tx +T
1
Px =
T P(t )dt . (2.4.2-3)
tx
Daerah yang menyatakan integral yang akan dihitung dalam menentukan Px adalah
lebih kecil dari luas integral t1 ke tx, tapi lebih besar dari luas integral t1 + T ke tx + T,
dan sifat periodic dari kurva menghendaki kedua luas ini sama. Jadi, daya rata-rata
dapat dihitung dengan mengintegrasikan daya sesaat pada setiap interval yang satu
tx +T
1
P=
T Pdt (2.4.2-4)
tx
Dengan mengintgrasikan pada setiap kelipatan bulat dari perioda, asal dengan membagi
tx +nT
1
P=
nT Pdt , dimana n = 1,2,3,.. (2.4.2-5)
tx
Untuk sumber tegangan sebagai fungsi sinusoidal, secara umum dapt dituliskan sebagai
1 1
p(t) = Vm Im Cos ( t - ) + Vm Im Cos ( 2t + + ), (2.4.2-7)
2 2
Perbedaan sudut fasa pada suatu tahanan murni adalah nol, sehingga persamaan
1
PR = Vm Im (2.4.2-8)
2
Jika Vm diganti dengan Im dikalikan dengan R, maka hasil subtitusinya adalah sebagai
berikut
1 2
PR = Im R (2.4.2-9)
2
Vm 2
PR =
2R (2.4.2-10)
Daya nyata (real) dan faktor daya (Power Factor) berpengaruh terhadap pemakaian
energi listrik (kWh) yang harus di bayar oleh konsumen. Sehingga apabila effisiensi
dari transmisi yang kurang baik konsumen harus membayar biaya listrik lebih tinggi
mendahului arus sebesar ( - ). Besar daya rata-rata yang diberikan pada jaringan
adalah
28
1
P= Vm Im Cos ( - ) (2.4.3-1)
2
dan harga efektifnya adalah :
, dari dua persamaan tersebut dapat diturunkan besar Faktor Daya (PF)
DayaRata rata P
PF = = (2.4.3-3)
DayaNyata Veff I eff
Dalam bentuk sinusoida, faktor daya (PF) adalah ( - ), dimanan ( - ) adalah beda
phasa anatara tegangan yang mendahului arusnya. Yang sering disebut dengan sudut
PF (PF Angle).
Untuk beban R murni, beda sudut phasa ( - ) antara tegangan dan arus adalah 0 (nol)
Untuk beban reaktif murni beda sudut phasa ( - ) antara tegangan dan arus adalah
Alat ukur untuk arus dan tegangan bolak balik jenis analog ada bermacam-macam
seperti misal elektrodinamis atau wattmeter. Pada dasarnya alat ukur arus dan tegangan
analog menggunakan kumparan putar. Alat ukur kumparan putar tidak dapat digunakan
untuk pengukuran arus bolak balik. Akan tetapi karena kepekaannya yang baik dan
pemakaian sendirinya yang kecil, maka berbagai peralatan pembantu telah ditemukan
untuk memungkinkan penggunaan alat-alat ukur kumparan putar digunakan sebagai alat
pengukur arus maupun tegangan pada arus bolak balik. Alat pembantu tersebut bisa
bermacam-macam ragam dan beberapa yang sering digunakan adalah pengarah arus,
tipe dari alat pengukur arus maupun alat pengukur tegangan untuk arus bolak balik,
terdapat pula yang bekerja atas prinsip yang lain, dari alat pengukur kumparan putar.
Misalkan alat pengukur dengan besi putar , alat pengukur elektrodinamis, alat pengukur
induksi dan alat pengukur elektrostatis, adalah bebrapa contoh dari alat-alat ukur yang
penjelasan untuk memperlihatkan berbagai aspek yang khusus mengenai arus maupun
Elektrodinamis
Contoh alat ukur Arus AC adalah alat ukur elektrodinamis , alat ukur dari tipe ini dapat
digunakan untuk arus bolak balik, atau arus searah, dan dapat dibuat dengan presisi
yang baik.
kumparan tetap (F1 dan F2). Bilai arus i1 melalui kumparan yang tetap (F1) dan i2
melalui kumparan yang berputar (M), maka pada kumparan putar akan terkena gaya
elektromagnetis yang berbanding lurus dengan hasil kali i1 dan i2. Bila kumparan putar
30
dalam suatu keadaan tertentu , telah mengalami perputaran sebesar dari posisi nol
pada skala, maka besar dari momen gerak pada saat tersebut, dapat diberikan dengan
rumus berikut :
bahwa penunjukkan dari alat ukur tipe elektrodinamis, tergantung dari hasil kali dua
arus yang berbeda. Dengan kata lain alat ukur tipe elektrodinamis adalah semacam alat
ukur perkalian.
kumparan putar dan kondensator yang digunakan untuk memungkinkan arus yang
mengalir dalam kumparan putar maupun kumparan tetap ada dalam fasa yang sama.
Wattmeter
Prinsip kerja alat ini seperti yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu memiliki satu
pasang kumparan, yang pertama adalah kumparan tetap dan yang satunya lagi adalah
kumparan putar, sedangkan alat putarnya akan berputar melalui suatu sudut, yang
berbanding lurus dengan hasil perkalian dari arus-arus yang melalui kumparan-
kumparan tersebut.
putarnya adalah i2, dan dibuat supaya masing-masing berbanding lurus dengan arus
beban I, dan tegangan beban v, maka momen yang menggerakkan alat putar pada alat
ukur ini adalah untuk arus searah, dimana K adalah suatu konstanta; dan dengan
Yang didapat dengan asumsi bahwa V=Vm sin t dan I = Im sin (t- ) dan i2 adalah
sefasa dengan V. jadi dengan demikian, untuk arus searah maupun arus bolak balik
dapat dikatakan bahwa penunjukan dari alat ukur watt type elektrodinamis adalah
KWh Meter
KWH Meter atau Meteran listrik sangat umum dijumpai pada setiap rumah pelanggan
listrik. Fungsi dari alat ini adalah menghitung seberapa besar pemakaian energi listrik
suatu bangunan entah itu di rumah, kantor maupun pabrik. Seorang petugas PLN akan
mendatangi para pelanggan dan mencatat penggunaan yang tertera pada KWH meter
kWh Meter adalah satuan energi listrik yang dipakai sebagai standar pengukuran di
Indonesia, dimana 1 kWh adalah sama dengan 3.6 MJ (Mega Joule). Energi Listrik
adalah besar Daya dalam satuan kW dikalikan dengan waktu dalam satuan hour (jam), E
=P.t
Metode yang digunakan dalam sistem kWh meter yaitu menghitung jumlah putaran
pada piringan KWH meter. Jumlah putaran tersebut yang dihitung dalam satuan KWH (
Kilo Watt Hour ) setiap bulannya akan dikalikan dengan harga satuan tarif dasar listrik (
TDL )dan ditambahkan dengan nilai abodemen plus pajak 10 persen akan menghasilkan
Bagian utama dari sebuah KWH meter adalah kumparan tegangan, kumparan arus,
piringan aluminium, magnet tetap dan gear mekanik yang mencatat jumlah perputaran
33
piringan aluminium. Apabila meter dihubungkan ke daya satu phasa maka piringan
mendapat torsi yang dapat membuatnya berputar seperti motor dengan tingkat
kepresisian yang tinggi. Berikut diberikan gambar KWH meter analog beserta gambar
prinsip kerja dari KWH meter tersebut apabila ditinjau dari segi fisika.