Anda di halaman 1dari 5

ECONOMI

Kondisi perekonomian dunia saat ini masih belum stabil, dimana harga komoditas yang
rendah dan sisi permintaan (demand) yang masih tergolong lemah.
kesepakatan asumsi makro tersebut juga tidak lepas dari adanya pengaruh dari faktor eksternal
dan faktor internal. Selain itu, economic rebalancing dari negeri Tiongkok juga berimbas pada
kondisi ekonomi seluruh dunia, termasuk Indonesia. Terakhir, kebijakan ekonomi Negara-negara
maju seperti Amerika Serikat juga memiliki dampak kepada Indonesia.

Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat dalam semester I tahun 2016
mencapai rata-rata Rp13.420 per Dolar Amerika Serikat. Dari sisi eksternal, penguatan Rupiah
ditopang meredanya risiko di pasar keuangan global, sejalan dengan mulai berkurangnya tekanan
dari kenaikan suku bunga Amerika Serikat dan berlanjutnya pelonggaran kebijakan moneter di
beberapa negara maju. Dari sisi domestik, terlihat membaiknya persepsi risiko perekonomian
domestik terutama terkait membaiknya defisit transaksi berjalan pada triwulan pertama dan
terkendalinya inflasi.

Menghadapi tahun 2017 yang masih dihadapkan oleh potensi risiko global tersebut,
pemerintah meresponnya melalui penetapan kebijakan fiskal yang kredibel, efisien dan efektif,
serta berkesinambungan. Kebijakan fiskal yang tertuang dalam APBN 2017 tersebut dibingkai
oleh asumsi kerangka makro yang yang telah disepakati oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR
RI) dan Pemerintah.

RATA-RATA PERTUMBUHAN PDB TAHUN 2006-2015


Dari data diatas selama kurun waktu tahun 2006-2015 terlihat bahwa indonesia tercatat
memiliki pertumbuhan masih lebih baik dibandingkan dengan Negara-Negara lain. Sementara
itu, sampai dengan kuartal 3 tahun 2016, Indonesia memiliki capaian pertumbuhan ekonomi
yang cukup baik sebesar 5,02%. Dalam postur APBN 2017 ditetapkan jumlah pendapatan negara
sebesar Rp1.750,3 triliun. Jumlah ini terdiri dari penerimaan perpajakan sebesar Rp1.489,9
triliun, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp250 triliun, dan penerimaan hibah
sebesar Rp1,4 triliun.

BELANJA APBN

Komitmen untuk meningkatkan kualitas belanja negara dapat dilihat dari reformasi
struktural. Realokasi belanja pada subsidi energi secara signifikan kepada belanja yang bersifat
prioritas dan mandatory, yaitu infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan. Selain itu mandatory
spending yang lain adalah anggaran kesehatan yang pada tahun 2017 juga tetap dialokasikan
sebesar 5% dari APBN. Kebijakan anggaran kesehatan tersebut difokuskan untuk memperkuat
upaya promotif dan preventif, serta meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan.
Realisasi anggaran fungsi kesehatan diperkirakan mencapai Rp24.050,0 miliar atau 36,1
persen pada semester 1 tahun 2016 dalam APBNP 2016 yaitu sebesar Rp66.651,8 miliar.
Realisasi anggaran pada fungsi kesehatan tersebut digunakan untuk melaksanakan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat yang diantaranya melalui :

Program penguatan pelaksanaan jaminan kesehatan nasional


Program pencegahan dan pengendalian penyakit
Program pembinaan kesehatan masyarakat
Program pembinaan pelayanan kesehatan
Program alat kefarmasian kesehatan
Program pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan
(PPSDMK)

POLITIC
Politik kesehatan merupakan upaya pembangunan masyarakat dalam bidang kesehatan.
Bambra et al (2005) dan fahmi umar (2008) mengemukakan mengapa kesehatan itu adalah
politik, karena dalam bidang kesehatan adanya disparitas derajat kesehatan masyarakat, dimana
sebagian menikmati kesehatan sebagian tidak. Oleh sebab itu, untuk memenuhi equity atau
keadilan harus diperjuangkan.

Pentingnya hubungan antara kesehatan dan politik dalam meningkatan derajat kesehatan
masyarakat untuk mempersiapkan manusia Indonesia yang berkualitas dan berdaya saing.
Pelayanan kesehatan merupakan pelayanan publik yang termasuk bagian dari politik, dimana
sebagianya tidak hanya dijadikan sebagai kendaraan politik para calon atau kandidat kepala
daerah. (Bambra et all, 2005). korelasi antara ideologi politik suatu pemerintahan terhadap
derajat kesehatan masyarakatnya melalui kebijakan-kebijakan yang di ambil pemerintah dalam
Sebuah studi yang dilakukan Navarro et all pada tahun 2006. Konsep kesehatan yang dianut
pemerintah kita saat ini, berbuah pembangunan kesehatan yang berbentuk pelayanan kesehatan
individu, ketimbang layanan kesehatan komunitas yang lebih luas, program-program karitas
yang bersifat reaktif seperti Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) atau pengobatan gratis
dan Jampersal.
Dalam UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 bagian Pembukaan butir b (menimbang);
disebutkan bahwa setiap kegiatan dalam upaya untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dilaksanakan berdasarkan prinsip
nondiskriminatif, partisipatif, dan berkelanjutan dalam rangka pembentukan sumber daya
manusia Indonesia, serta peningkatan ketahanan dan daya saing bangsa bagi pembangunan.

Anda mungkin juga menyukai