SKRIPSI
LUKLUATUN NISWAH
1110102000032
SEPTEMBER 2014
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Far)
LUKLUATUN NISWAH
1110102000032
SEPTEMBER 2014
ii
iii
iv
v
ABSTRAK
Parijoto (Medinilla speciosa Blume) adalah tanaman tropis yang mempunyai buah
berwarna merah muda keunguan. Penelitian terdahulu menyebutkan bahwa, buah
tanaman ini mempunyai kandungan senyawa tanin, saponin, flavonoid dan
glikosida serta mempunyai aktivitas antioksidan yang tinggi. Uji aktivitas
antibakteri dari ekstrak metanol, etil asetat dan n-heksana buah parijoto ini
dilakukan dengan metode difusi cakram. Ketiga ekstrak buah parijoto lebih aktif
terhadap bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923 dibandingkan dengan bakteri
Escherichia coli ATCC 25922. Pada konsentrasi 200, 100, 50, 25, 12,5mg/mL
ekstrak etil asetat mempunyai aktivitas antibakteri lebih besar daripada ekstrak
metanol dan ekstrak n-heksana dengan diameter hambat 17,67; 16,33; 15,67; 14,67;
13,33mm terhadap bakteri S. aureus dan 12,33; 11,33; 10,67; 9; 8mm terhadap
bakteri E. coli.
vi
ABSTRACT
Parijoto (Medinilla speciosa Blume) is tropic plant that has pink-purplish fruit. In
the previous research, this fruit has tannin, saponin, flavonoid and glicoside
compounds and also has high antioxidant activity. This assay of antibacterial
activity of methanol, ethyl acetate and n-hexane extracts of parijoto fruit were
determined by disc diffusion method. These extracts were more active against
Staphylococcus aureus ATCC 25923 than Escherichia coli ATCC 25922. Ethyl
acetate extract was more active than methanol and n-hexane extracts at
concentration 200, 100, 50, 25, 12,5mg/mL with diameter zone inhibition 17,67;
16,33; 15,67; 14,67; 13,33mm to S. aureus bacteria and 12,33; 11,33; 10,67; 9;
8mm to E. coli bacteria.
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT atas segala nikmat dan limpahan
rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi.
Serta shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada baginda Rasul Muhammad
SAW yang membawa petunjuk dan penerang bagi umat manusia, semoga kita
mendapat syafaat beliau.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,
dari masa perkuliahan hingga penyusunan skripsi ini terasa sulit bagi penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Prof. Dr. Atiek Soemiati, M.S., Apt selaku pembimbing pertama dan Ibu
Puteri Amelia, M.Farm., Apt selaku pembimbing kedua, yang memiliki
andil besar dalam proses penelitian hingga penulisan skripsi saya ini,
semoga semua bantuan dan bimbingan yang Ibu berikan mendapat imbalan
yang lebih baik disisi Nya.
2. Kementrian Agama RI yang telah memberikan beasiswa sehingga penulis
bisa menempuh pendidikan di Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Drs. Umar Mansur, M.Sc. selaku Kepala Program Studi Farmasi dan Ibu
Ofa Suzanti Betha, M.Si., Apt selaku dosen Penasehat Akademik yang telah
banyak memberikan dukungan moril kepada penulis.
4. Bapak dan Ibu staf pengajar dan karyawan yang telah memberikan
bimbingan dan bantuan selama saya menempuh pendidikan di Program
Studi Farmasi
viii
5. Kedua orang tua, Bapak Abdul Khafid dan Ibu Siti Rohmah yang selalu
memberikan doa, dukungan, dan ketenangan hati dengan nasihat-
nasihatnya; adik-adikku M. Adib Nuril Mubin, Ahmad Rifai, dan terutama
adik tersayang M. Ali Ridlo yang selalu dengan senang hati memberikan
bantuan, terutama saat pengumpulan sampel dari Desa Colo serta Ahmad
Noor Solikhin, S.H.I. yang selalu memberikan semangat dan berbagi
pengalaman.
6. Teman-teman angkatan 2010 ANDALUSIA, terkhusus untuk teman-
teman terbaik : Ninik, Rifa, Farida, Finti, Yanti, Liana, Nurul, Citra, Chaya,
Maya, Hanny, Deisy, Desti yang selalu menemani dan mengobati
kegalauan dengan memberi keceriaan dari awal perkuliahan sampai
selesainya penulisan skripsi ini.
Penulis sepenuhnya menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini
Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat dan dapat memberi sumbangan
wawasan bagi pembaca, terutama di Prodi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
penulis
ix
x
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................xiv
xi
2.2 Ekstraksi ...............................................................................................5
2.2.1 Pengertian Ekstrak ........................................................................5
2.2.2 Metode Ekstraksi ..........................................................................5
2.3 Pewarnaan Bakteri.................................................................................6
xii
3.3.7.3 Kontrol Positif dan Kontrol Negatif ................................ 17
3.3.7.4 Pembuatan Suspensi Bakteri ........................................... 17
3.3.7.5 Prosedur Uji Antibakteri ................................................. 17
3.3.7.6 Pewarnaan Bakteri Uji .................................................... 18
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 19
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanol terhadap Bakteri S. aureus dan
E. coli ............................................................................................... 24
Gambar 4.2 Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etil Asetat terhadap Bakteri S. aureus
dan E. coli ....................................................................................... 25
Gambar 4.3 Aktivitas Antibakteri Ekstrak n-heksana terhadap Bakteri S. aureus dan
E. coli .............................................................................................. 25
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.2 Berat Ekstrak n-heksana, Etil Asetat dan Metanol ................................. 20
Tabel 4.4 Hasil Uji Penapisan Fitokimia Ekstrak n-heksana, Etil Asetat dan
Metanol ................................................................................................ 21
Tabel 4.5 Hasil Pengukuran Diameter (mm) Zona Hambat Ekstrak Metanol, Buah
Parijoto terhadap bakteri S. aureus dan E. coli ...................................... 23
Tabel 4.6 Hasil Pengukuran Diameter (mm) Zona Hambat Ekstrak Etil Asetat Buah
Parijoto terhadap Bakteri S. aureus dan E. coli ...................................... 23
Tabel 4.7 Hasil Pengukuran Diameter (mm) Zona Hambat Ekstrak n-heksana Buah
Parijoto terhadap Bakteri S. aureus dan E. coli ..................................... 24
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 2. Bagan Alur Kerja Ekstraksi dan Uji Antibakteri Ekstrak Buah
Tanaman Parijoto (Medinilla speciosa Blume)
xvi
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.6 Khasiat
Secara tradisional buah dan daun parijoto digunakan sebagai obat
sariawan dan anti radang (Anonim, 2014). Sedangkan masyarakat Colo,
Kudus mempunyai keyakinan jika ibu hamil mengonsumsi Parijoto, kalau
2.2 Ekstraksi
2.2.1 Pengertian Ekstrak
Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi
senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan
pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan
dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga
memenuhi baku yang telah ditetapkan (Depkes RI, 2000).
Dalam parameter standar umum ekstrak tumbuhan dari Depkes RI
(2000) disebutkan bahwa faktor yang berpengaruh pada mutu ekstrak
adalah:
a. Faktor Biologi
Mutu ekstrak dipengaruhi dari bahan asal (tumbuhan obat), dipandang
secara khusus dari segi biologi yaitu identitas jenis, lokasi tumbuhan
asal, periode pemanenan, penyimpanan bahan, umur tumbuhan dan
bagian yang digunakan.
b. Faktor Kimia
Mutu ekstrak dipengaruhi dari bahan asal (tumbuhan obat), dipandang
secara khusus dari kandungan kimia, yaitu :
1. Faktor internal, seperti jenis senyawa aktif dalam bahan, komposisi
kualitatif senyawa aktif, kadar total rata-rata senyawa aktif.
2. Faktor eksternal, seperti metode ekstraksi perbandingan ukuran alat
ekstraksi, pelarut yang digunakan dalam ekstraksi, kandungan
logam berat, ukuran kekerasan, dan kekeringan bahan
cara panas. Ekstraksi cara dingin ada dua macam metode, yaitu maserasi
dan perkolasi. Maserasi ialah proses pengekstrakan simplisia dengan
menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan
pada temperatur ruangan. Secara teknologi termasuk ekstraksi dengan
prinsip metode pencapaian konsentrasi pada keseimbangan. Maserasi
kinetik berarti dilakukan pengadukan yang kontinyu (terus-menerus).
Remaserasi berarti dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah
dilakukan penyaringan maserat pertama, dan seterusnya. Cara ini dapat
menarik zat-zat berkhasiat yang tahan pemanasan maupun yang tidak
tahan pemanasan (Depkes RI, 2000).
Metode perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru
sampai sempurna (exhaustive extraction) yang umumnya dilakukan pada
temperatur ruangan. Proses ini terdiri dari tahapan pengembangan bahan,
tahap maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya
(penetesan/penampungan ekstrak), terus menerus sampai diperoleh ekstrak
(perkolat) yang jumlahnya 1-5 kali bahan. Ekstraksi ini membutuhkan
pelarut yang lebih banyak. Sedangkan ekstraksi cara panas ada beberapa
macam metode, yaitu refluks, sokletasi, digesti, infus dan dekok (Depkes
RI, 2000).
2.5 Antibiotik
Pada awalnya istilah yang digunakan adalah antibiosis, yang berarti
substansi yang dapat menghambat pertumbuhan organisme hidup yang lain
dan berasal dari mikroorganisme. Namun pada perkembangannya, antibiosis
ini disebut antibiotik dan istilah ini tidak hanya terbatas untuk substansi yang
berasal dari mikroorganisme, melainkan semua substansi yang diketahui
3.2.2 Bahan
Sampel uji yang digunakan adalah ekstrak metanol, ekstrak etil asetat
dan ekstrak n-heksana dari buah tanaman parijoto (Medinilla speciosa
Blume) yang diperoleh dari daerah Gunung Muria, desa Colo kabupaten
Kudus, Nutrient Agar (Pronadisa), Nutrient Broth (Criterion), cakram
kertas (diameter 6 mm), cakram antibiotik kloramfenikol 30g (Oxoid),
Alkohol 70%, Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan Escherichia coli
ATCC 25922 yang didapatkan dari laboratorium Mikrobiologi FKUI,
pelarut n-heksana (teknis), etil asetat (teknis), metanol (teknis), aquades
dan reagen untuk skrining fitokimia (Mayer, Dragendorff, FeCl3 0,1%,
H2SO4 10%, NaOH 1M, HCl 1N dan CHCl3).
% kadar ekstrak =
a. Uji Alkaloid
Ekstrak dilarutkan dalam asam klorida encer dan disaring. Filtrat
dibagi menjadi dua bagian, salah satu bagian ditetesi dengan pereaksi
Mayer dan bagian lain ditetesi dengan pereaksi Dragendroff.
Pembentukan endapan berwarna kuning pada ekstrak yang ditetesi
dengan pereaksi Mayer dan pembentukan endapan merah pada ekstrak
yang ditetesi dengan pereaksi Dragendroff menunjukkan adanya
alkaloid (Tiwari et al, 2011).
b. Uji Flavonoid
Ekstrak ditetesi dengan larutan NaOH. Pembentukan warna kuning
intens, yang kemudian memudar saat penambahan larutan asam,
menunjukkan adanya flavonoid (Tiwari et al, 2011).
c. Uji Tanin
Sebanyak 0,5g ekstrak direbus dalam 10mL air dalam tabung reaksi
dan kemudian disaring. Ditambahkan beberapa tetes FeCl3 0,1% dan
diamati warna hijau kecoklatan atau biru kehitaman (Ayoola et al,
2008).
d. Uji Terpenoid
Pada sejumlah 0,5g masing-masing ekstrak ditambahkan 2mL
kloroform. Sebanyak 3mL konsentrat H2SO4 hati-hati ditambahkan
untuk membentuk lapisan. Terbentuknya warna coklat kemerahan pada
permukaan menunjukkan adanya terpenoid (Ayoola et al, 2008).
e. Uji Saponin
Pada 0,5g ekstrak ditambahkan 5mL air suling dalam tabung reaksi.
Kocok campuran ekstrak dan air dan diamati hingga terbentuk buih
yang stabil (Ayoola et al, 2008).
f. Uji Glikosida
Sejumlah 0,5g ekstrak yang diencerkan dengan 5mL air ditambah
dengan asam asetat glasial yang berisi satu tetes larutan FeCl3.
Kemudian ditambah dengan 1mL asam sulfat pekat. Terbentuknya
cincin coklat pada permukaan mengindikasikan adanya gula deoksi
kardenolida (Ayoola et al, 2008).
ekstrak dan dilarutkan dalam 2mL DMSO. Konsentrasi 100, 50, 25 dan
12,5mg/mL dibuat dengan melakukan serial pengenceran ekstrak dengan
DMSO. Kertas cakram steril dijenuhkan dengan 10L larutan ekstrak uji
dan dikeringkan dalam cawan petri steril pada suhu ruangan.
dilakukan di dekat api bunsen dalam Laminar Air Flow. Setelah agar
memadat, setiap cawan petri dibuat diagram 6 bagian. Kertas cakram
kontrol positif, kontrol negatif dan cakram yang telah dijenuhkan dengan
larutan ekstrak, diletakkan pada masing-masing bagian dan kemudian
diinkubasi pada suhu 370C selama 24 jam (Nufailah, 2008). Uji antibakteri
ini dilakukan pengulangan tiga kali. Area jernih disekeliling cakram
menunjukkan tidak adanya pertumbuhan bakteri yang kemudian diukur
menggunakan mistar. Hasil pengukuran zona hambat diklasifikasikan
berdasarkan tabel 3.1.
Tabel 3.1 Klasifikasi Aktivitas Antibakteri (Greenwood, 1995)
Diameter zona hambat Aktivitas antibakteri
(mm)
<10 Tidak aktif
11-15 Lemah
16-20 Sedang
>20 Kuat
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil ekstrak kemudian di freeze dry yang bertujuan untuk mengurangi sisa
pelarut sehingga tidak mengganggu hasil uji antibakteri.
Selanjutnya dilakukan uji kadar air pada ekstrak metanol dan etil asetat.
Ekstrak n-heksana tidak diuji kadar air karena jumlah ekstrak yang dihasilkan
sedikit. Uji kadar air dijadikan indikator sisa air dalam ekstrak. Dalam
penelitian ini, uji kadar air dilakukan dengan metode gravimetri, yaitu dengan
mengeringkan ekstrak metanol dan etil asetat secara terpisah dalam oven
105C selama 5 jam kemudian dilanjutkan pengeringan pada jarak 1 jam
sampai perbedaan antara 2 penimbangan berturut-turut tidak lebih dari 0,25%.
Hasil uji kadar air ekstrak metanol dan etil asetat dapat dilihat pada tabel 4.3
berikut ini:
Hasil uji kadar air ekstrak metanol yang diperoleh adalah 9,72% dan
ekstrak etil asetat adalah 17,55% sedangkan dalam parameter standar umum
ekstrak tumbuhan dari Depkes RI (2000) batas kadar air ekstrak adalah <10%.
Hal ini menunjukkan bahwa kadar air ekstrak etil asetat melebihi parameter
standar kadar air ekstrak. Kadar air yang tinggi pada ekstrak etil asetat
kemungkinan disebabkan oleh pengerjaan partisi yang tidak sempurna pada
saat pemisahan lapisan metanol dan etil asetat.
bakteri yang dihasilkan <20mm dan sensitif apabila hasil diameter hambat
>21mm (Andrews, 2011). Hasil diameter hambat kloramfenikol terhadap
kedua bakteri uji dalam penelitian ini berkisar antara 26-31mm. Hal ini
menunjukkan bahwa cakram kloramfenikol yang digunakan sensitif terhadap
kedua bakteri uji.
Tabel 4.5 Hasil pengukuran diameter hambat ekstrak metanol buah
Parijoto terhadap bakteri S. aureus dan E. coli
Diameter Zona Hambat (mm)
Konsentrasi
S. aureus E. coli
Ekstrak
I II III Rata2 I II III Rata2
200 mg/mL 18 14 15 15,67 10 10 12 10,67
100 mg/mL 15 15 14 14,67 9 10 11 10
50 mg/mL 13 14 14 13,67 8 9 8 8,33
25 mg/mL 13 14 11 12,67 0 0 0 0
12,5 mg/mL 11 8 10 9,67 0 0 0 0
Kontrol positif
(cakram
28 25 29 27,33 27 28 28 27,67
kloramfenikol
30g)
Kontrol negatif
0 0 0 0 0 0 0 0
(DMSO)
Keterangan : I = pengulangan pertama; II = pengulangan kedua; III = pengulangan ketiga
Tabel 4.6 Hasil pengukuran diameter hambat ekstrak etil asetat buah
Parijoto terhadap bakteri S. aureus dan E. coli
Diameter Zona Hambat (mm)
Konsentrasi
S. aureus E. coli
Ekstrak
I II III Rata2 I II III Rata2
200 mg/mL 19 16 18 17,67 12 13 12 12,33
100 mg/mL 16 15 18 16,33 11 12 11 11,33
50 mg/mL 17 14 16 15,67 10 11 11 10,67
25 mg/mL 15 13 16 14,67 10 9 8 9
12,5 mg/mL 15 13 16 13,33 9 8 7 8
Kontrol positif
(cakram
28 27 28 27,67 29 30 29 29,33
kloramfenikol
30g)
Kontrol negatif
0 0 0 0 0 0 0 0
(DMSO)
Keterangan : I = pengulangan pertama; II = pengulangan kedua; III = pengulangan ketiga
14.67 13.67
15 12.67
10.67 10 9.67
10 8.33
S. aureus
5 E. coli
0 0
0
200 100 50 25 12.5
Konsentrasi ekstrak metanol (mg/mL)
20 17.67
16.33 15.67
15 13
Zona Hambat (mm)
10.33
10 7.33
6
3.33 S. aureus
5
0 0 0 E. coli
0
200 100 50 25 12.5
Konsentrasi ekstrak n-heksana (mg/mL)
Dari hasil pengukuran diameter hambat pada tabel 4.5-4.7, secara umum
menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat mempunyai daya hambat yang lebih
besar dibandingkan ekstrak metanol dan ekstrak n-heksana. Hal tersebut
dikarenakan adanya senyawa metabolit sekunder pada ekstrak uji. Hasil uji
penapisan fitokimia menunjukkan ekstrak etil asetat dan metanol mempunyai
kandungan senyawa tannin, flavonoid, saponin dan glikosida sedangkan
ekstrak n-heksana mengandung senyawa terpenoid.
Okeke et al (2001) dan Rahman et al (2010) menyebutkan bahwa beberapa
senyawa metabolit sekunder seperti glikosida, saponin, tanin, flavonoid,
terpenoid dan alkaloid telah dilaporkan mempunyai aktivitas antibakteri.
Quercetin, salah satu senyawa turunan golongan flavonoid dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus (Bimlesh Kumar et al, 2011)
sedangkan Indoquinolin dari Cryptolepsis sanguinolenta mempunyai aktivitas
antibakteri terhadap bakteri Gram negatif dan kapang (Silva et al, 1996).
Tanaman menyintesis senyawa flavon, flavonoid dan flavonol untuk merespon
infeksi mikrobial (Ncube et al, 2008). Anyasor et al (2011) menyatakan
bahwa aktivitas antibakteri dari ekstrak tanaman kemungkinan disebabkan
oleh adanya senyawa tanin dan flavonoid yang berikatan dengan dinding sel
bakteri dan menghambat biosintesisnya.
Dari daya hambat terhadap bakteri uji, ketiga ekstrak buah parijoto lebih sensitif
terhadap bakteri S. aureus daripada E. coli. Hal ini mungkin dikarenakan perbedaan
susunan dinding sel bakteri dimana E. coli mempunyai lapisan dinding sel yang lebih
kompleks dibandingkan S. aureus (Natheer et al, 2012).
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian uji antibakteri dari ekstrak metanol, etil asetat
dan n-heksana buah parijoto yang dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Dari ketiga ekstrak uji dengan konsentrasi 200, 100, 50, 25, 12,5mg/mL
secara berturut-turut ekstrak etil asetat mempunyai diameter hambat
pertumbuhan bakteri paling tinggi yaitu 17,67; 16,33; 15,67; 14,67;
13,33mm terhadap bakteri S. aureus dan 12,33; 11,33; 10,67; 9; 8mm
terhadap bakteri E. coli.
2. Dari ketiga ekstrak uji, ekstrak etil asetat buah parijoto mempunyai potensi
aktivitas antibakteri tertinggi daripada ekstrak metanol dan n-heksana
terhadap bakteri E. coli dan S. aureus.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah :
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap senyawa aktif pada ekstrak
buah parijoto yang mempunyai aktivitas antibakteri.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui bioaktivitas lain
dari ekstrak buah parijoto.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, Direktorat
Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Direktorat Pengawasan Obat
Tradisional, Jakarta.
Kayser, Fritz H., Kurt A. Bienz, Johannes Eckert, Rolf M. Zinkernagel, . 2005.
Medical Microbioly. New York : Thieme Stuttgart
Lopez, Crisanto Maglaque., Sunee Nitisiprasert., Penkhae Wanchaitanawong and
Ngamtip Poovarodom. Antimicrobial Activity of Medicinal Plant Extracts
Against Foodborne Spoilage and Pathogenic Microorganisms. Kasetsart J.
(Nat. Sci.) 37 : 460-467 (2003)
Maria, C., Buta Erszebet, Hor Denisa. 2012. Medinilla: An Exotic and Attractive
Indoor Plant With Great Value. Journal of Horticulture, Forestry and
Biotechnology. 16 (2) : 9-12
Melki, dkk. 2011. Uji Antibakteri Ekstrak Gracilaria sp (Rumput Laut) Terhadap
Bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus.
Okeke MI, Iroegbu CU, Eze EN, Okali AS, Esimone CO (2001). Evaluation of
extracts of the root of Landolphia owerrience for antibacterial activity. J.
Ethnopharmacol., 78: 119-127.
Pratiwi, Sylvia T. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Erlangga : Jakarta
Radji, Maksum., Ratna Chandra Sari, Atiek Sumiati. 2008. Uji Aktivitas
Antimikroba Dan Uji Sitotoksik Ekstrak Etanol Akar Tanaman Akar Kucing
(Acalypha Indica Linn), Daging Buah Mahkota Dewa (Phaleria
Macrocarpa (Sheff) Boerl) Dan Sari Buah Merah (Pandanus Conoideus
Lam). Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. V, No. 1, April 2008, 40 - 46
Rahman, Md Ajijur, Md Mohamad Zahidul Islam, Md.Anwar U.I. Islam. 2011.
Antibacterial Activities of Actinomcete Isolates Collected from Soils of
Rajshahi, Bangladesh. Biotechnology Research International 2011, Article
ID 857925\
Rahman MA, Ahsna T, Islam S. (2010). Antibacterial and antifungal properties of
methanol extract from the stem of Argyreia argentea. Bang. J. Pharmacol.,
5: 41-44.
Wiegand, Irith., Kai Hilpert & Robert E W Hancock. 2008. Agar and broth
dilution methods to determine the minimal inhibitory concentration (MIC)
of antimicrobial substances. NATURE PROTOCOLS | VOL.3 NO.2 | 2008
Xia JinYao; Zuo GuoYing; Wang GenChun; Xu GuiLi; Zhao YiBin. Screen of
Chinese herbal medicines originated in Yunnan province against drug
resistant, Escherichia coli producing ESBLs in vitro. Journal Medical Journal
of National Defending Forces in Southwest China 2009 Vol. 19 No. 7 pp. 664-666.
http://www.cabdirect.org/abstracts/20093239234.html;jsessionid=F9DDA0
DEA880EE78CB4AD971DDCB41C0#
Lampiran 2. Bagan Alur Kerja Ekstraksi dan Uji Antibakteri Buah Tanaman
Parijoto (Medinilla speciosa Blume)
Ampas filtrat
Dievaporasi dg Vaccum
rotary evaporator
Ekstrak kental
+ 100mL metanol
dipartisi dengan 100mL n-heksana
hingga fase n-heksana jernih
Dievaporasi dg Vaccum
rotary evaporator
Ext. n-heksana Ext. etil asetat Ext. metanol
Medium NA dan NB
Kertas cakram steril dijenuhkan dengan 10L larutan ekstrak uji dan dikeringkan
dalam cawan petri steril pada suhu ruangan.
Suspensi divortex
dahulu sebelum
Suspensi bakteri OD 9mL NB diambil 1mL
0,1 = 108 cfu/mL
1 mL
Diinokulasikan ke
petri kosong
Suspensi bakteri
106 cfu/mL
Ditambahkan NA cair
1 2 Keterangan :
Cakram ditanam diatas media 1 = cakram berisi ekstrak uji konsentrasi 200 mg/mL
yang sudah memadat 3 2 = cakram berisi ekstrak uji konsentrasi 100 mg/mL
(+)
(-)
3 = cakram berisi ekstrak uji konsentrasi 50 mg/mL
4 = cakram berisi ekstrak uji konsentrasi 25 mg/mL
Cawan diinkubasi pada suhu
5 = cakram berisi ekstrak uji konsentrasi 12,5 mg/mL
370C, selama 24 jam 4 (-) = cakram berisi pelarut DMSO
5 (+) = cakram antibiotik kloramfenikol 30g
b. Uji Antibakteri
Staphylococcus
II
aureus
III
Escherichia
II
coli
III
Skrining Gambar
fitokimia Eksrak metanol Ekstrak etil asetat Ekstrak n-heksana
Uji
Alkaloid
(Pereaksi Penambahan
Penambahan P. Penambahan P.
Filtrat Filtrat P. Dragendorf
Dragendorf) Dragendorf Filtrat ekstrak Dragendorf
ekstrak ekstrak etil
Tidak terdapat n-heksana + Tidak terdapat
metanol + asetat + Tidak terdapat
endapan merah HCl encer endapan merah
HCl encer HCl encer endapan merah
(-) (-)
(-)
Uji
Alkaloid
(Pereaksi Penambahan P. Penambahan Penambahan P.
Filtrat Filtrat
Meyer) Meyer P. Meyer Filtrat ekstrak Meyer Tidak
ekstrak ekstrak etil
Tidak terdapat Tidak terdapat n-heksana + terdapat
metanol + asetat +
endapan endapan HCl encer endapan kuning
HCl encer HCl encer
kuning (-) kuning (-) (-)
Uji
Flavonoid Penambahan
Penambahan Penambahan
ekstrak ekstrak etil ekstrak n- H2SO4
H2SO4 H2SO4
metanol + asetat + heksana + warna kuning
warna kuning warna kuning
NaOH NaOH NaOH tidak memudar
memudar (+) memudar (+)
(-)
Uji Saponin
Terbentuk busa yang stabil Terbentuk busa yang stabil (+) Tidak terbentuk busa yang stabil
(+) (-)
Uji Tanin
Uji
Terpenoid
Tidak terbentuk cincin coklat Tidak terbentuk cincin coklat Terbentuk cincin coklat
kemerahan (-) kemerahan (-) kemerahan (+)
Uji
Glikosida
Terbentuk cincin coklat (+) Terbentuk cincin coklat (+) Tidak terbentuk cincin coklat (-)