1. 1. Dakwah Rasurullah di Mekah Substansi dakwah Rasurullah SAW periode Mekah Memperbaiki akhlak masyarakat Mekah yang mengalami dekadensi moral seperti maraknya perjudian, khmar, dan zina Rasurullah mengajak untuk saling menghormati dan meninggalkan kebiasaan buruk Memperbaiki dan meluruskan cara menyembah Tuhan, meninggalkan berhala dan beralih menyembah Allah Menjauhi sikap musyrik dan menitik beratkan ketauhidan Menegakan ajaran islam tentang persamaan hak dan derajat di antara manusia Mengubah kebiasaan bertaklid kepada nenek moyang dan meluruskan segala adat istiadat, kepercayaan, dan upacara- upacara keagamaan Selalu mengedepankan kesabaran, keikhlasan, ketegasan, tidak memaksakan kehendak, dan lemah lembut
Strategi dakwah Rasurullah SAW periode Mekah
Dakwah secara sembunyi-sembunyi Dakwah secara terang-terangan
2. Dakwah Rasulullah SAW di Madinah
Substansi dakwah Rasulullah SAW periode Madinah Membina masyarakat muslim melalui persaudaraan antara kaum Muhajirin dan Anshar Memilihara dan mempertahankan masyarakat muslim Meletakan dasar-dasar politik ekonomi sosial untuk masyarakat
Strategi dakwah Rasurullah SAW periode Madinah
Pokok-pokok pikiran yang dijadikan strategi dakwah Rasurullah SAW periode Madinah antara lain. Berdakwah itu hukumnya wajib bagi Rasurullah dan umatnya Berdakwah dilandasi niat ikhlas karena Allah SWT semata, bukan dengan niat untuk mencari popularitas dan keuntungan yang bersifat materi Cara(metode) melaksanakan dakwah sesuai dengan petunjuk Allah SWT yang terdapat dalam surah An Nahl ayat 125 Berdakwah dimulai dari diri sendiri. Rasurullah selalu menjadi qudwah( pioner/contoh) dalam melaksanakan apa yang beliau sampaikan. PERKEMBANGAN ISLAM DI DUNIA Perkembangan ajaran, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan Islam di dunia serta kemajuan dan kemundurannya umumnya tergantung pada sosok pemimpin Islam dalam menyikapi problematika negerinya. Ada pemimpin Islam yang berpikiran cerdas terhadap ilmu pengetahuan sehingga negerinya memperoleh kemajuan pesat, tetapi ada pula pemimpin Islam yang senantiasa betikai, bermusuhan sehingga berakibat menyengsarakan rakyatnya, dan pada gilirannya terjadi kemunduran.
Perkembangan Islam di Eropa, Afrika dan Asia
1. Dinasti Islam di Spanyol Pada zaman khalifah Al Walid (705-715) salah seorang khalifah dari Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus, telah sukses memperkenalkan Islam di Spanyol, bahkan pengaruhnya telah menguasai Afrika Utara. Penguasaan sepenuhnya Afrika Utara ini terjadi di masa Khalifah Abdul Malik(685-705) yang mengangkat Hasan Ibnu Muman Al Gassani menjadi gubernur di daerah itu.
2. Dinasti Mamalik di Mesir(Afrika)
Mesir adalah negeri Islam yang selamat dari kehancuran akibat serangan-serangan bangsa Mongol, baik serangan Hulagu Khan maupun Timur Lenk. Pemimpinya, Al Malik as Salih meninggal 1248 M dan digantikan anaknya, Turansyah sebagai sultan pada tahun 1250 M. Mamalik dibawah pimpiman Aybak dan Baybars berhasil membunuh Turansyah. Kepemimpinan dipegang oleh istri Al Malik as Salih yang bernama Syajarah Ad Durr dan verlangsung selama tiga blan karena menikah dengan seorang Mamalik, yaitu Aybak dan menyerahkan kepemimpinannya. Akhirnya, Aybak pun membunjh istrinya sendiri agar sepenuhnya dapat berkuasa. Aybak berkuasa tahun 1250-1257 M. Pada tanggal 13 September 1260, tentara Mamalik di bawah pimpinan Qutuz dan Baybars berhasil merebut dan menghancurkan pasukan Mongol yang selalu mengancam dan ingin menguasai Mamalik. Qutuz wafat, lalu digantikan oleh Baybars tahun 1260- 1277 M. Ia adalah sulan terbesar dan termansyur antara 47 Sultan Mamalik dan dipandang sebagai pembangun hakiki Dinasti Mamalik.
3. Masa Tiga Kerajaan Besar Tahun 1500-1800 M (Asia)
Pada masa ini perkembangan Islam diwakili tiga kerajaan besar Islam, yaitu : 1. Kerajaan Turki Usmani 2. Kerajaan Safawi di Persia 3. Kerajaan Mughal di India
Kemajuan Ilmu dan Teknologi
Kemajuan pemikiran Islam zaman tiga kerajaan besar Islam kembali berkembang, tetapi tidak sebanding dengan yang dicapai pada masa klasik Islam. Umat Islam bertaklid kepada iman-iman besar yang lahir pada zaman klasik. Kemajuan yang diperoleh, khususnya pada masa Turki Usmani antara lain sebagai berikut. 1. Bidang kemiliteran dan pemerintahan terdiri dari orang-orang cerdas dan kuat, berani, terampil, dan tangguh. Pemerintahannya teratur dalam mengelola wilayah yang luas. Sultan-sultan Turki Usmani bertindak tegas, terhindar dari korupsi, manipulasi, dan nepotisme. Dalam struktur pemerintahan sultan sebagai penguasa dibantu oleh Sadr az Zanaziq atau Al Alawiyah(bupati), pada masa sultan Sulaiman I telah disusun kitab undang-undang atau qanun yang diberi nama kitab Multaga Al Abhur sebagai buku pegangan hukum Kerajaan Turki Usmani hingga datangnya reformasi pada abad ke 19. 2. Bidang ilmu pengetahuan dan budaya mencatat beberapa kemajuan, diantaranya tumbuh bermacam perpaduan budaya, seperti kebudayaan Persia, Bizantium, dan Arab yang contohnya berupa nilai-nilai etika, tata krama istana, organisasi kepemerinahan dan kemiliteran, prinsip-prinsip ekonomi, sosial kemasyarakatan, keilmuan, dan huruf.
Perkembangan Seni dan Budaya
Perkembanga seni dan budaya pada masa kerajaan Turki Usmani Mencatat banyaknya kemudahan berasimilasi dengan bangsa asing dan terbuka dalam menerima kebudayaan luar, berkembangnya seni asitektur Islam berupa Bangunan-bangunan masjid yang indah, seperti Masjid Jami Sultan Muhammad Al Fatih, dan salah satu masjid yang asalnya gereja yaitu Masjid Aya Sopia. Bidang pembangunan fisik dan seni antara lain berhasil menciptakan asfahan, ibukota kerajaan Safawi menjadi kota yang sangat Indah dan banyak berdiri bangunan besar seperti masjid, rumah sakit, sekolah, jembatan raksasa diatas Zende Rud dan Istana Chihil Sutun. Pada tahun 1522 M, muncul pelukis tersohor bernama Bizhad. Kerajaan Mughal dapat mengembangkan program pertanian, pertambangan, dan perdagangan, di bidang seni dan budaya juga berkembang karya seni seperti sastra gubahan penyair Islam. Penyair India yang terkenal yaitu Malik Muhammad Jayazi yang membuat karya berjudul Padavat( kebajikan jiwa manusia). PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA
Islam di Indonesia memiliki karakteristik yang unik. Hal tersebut
tidak terlepas dari pengaruh sejarah dimana Islam masuk ke Indonesiayang melalui bermacam cara serta budaya para pembawanya. Akan tetapi, justru keragaman tersebut memberi warna pada perkembangannya di kemudian hari, corak budaya lokal disesuaikan dengan inti ajaran islam yaitu tauhid. Keberadaan Islam di Nusantara telah dirintis pada abad ke-1 hingga ke-5 H atau ke-7 hingga ke-8 M. Pada periode ini, para pedagang dan mubalig Islam, membentuk komunitas Islam. Para mubalig mengajarkan dan memperkenalkan Islam pada penduduk setempat. Setisp prilaku para pedagang dan mubalig yang ramah, jujur dan dermawan menjadikan penduduk setempat merasa simpati dan tidak keberatan anak-anak mereka menikah dengan para saudagar tersebut. Penyebaran Islam di Samudera Pasai, Aceh terjadi pada pertengahan abad ke-13 M, hingga perkembangan masyarakat Islam di Malaka semakin pesat. Sementara itu di Jawa, proses penyebaran Islam telah berlangsung dari abad ke-11 M, dengan bukti ditemukannya makam Fatimah binti Maimun di Leran, Gresik tahun 475 H/1082 M. Di Jawa kerajaan Islam Demak dengan raja pertamanya, Raden Fatah menangkat penasehat dari kalangan para wali, terutama Sunan Ampel dan Sunan Kalijaga, bahkan Sunan Gunung Jati selain berperan sebagai guru agama atau mubalig juga sebagai kepala pemerintahan. Kalimantan Timur pertama kali diislamkan oleh Datuk Ribandang dan Tunggang Parangan. Kedua mubalig itu datang ke Kutai setelah orang- orang Makassar masuk islam dan diperkirakan terjadi sekitar tahun 1575 M. Pada abad ke-16 daerah Goa telah terdapat masyarakat muslim. Raja- raja Goa dan Tallo masuk Islam secara resmi pada tanggal 22 September 1605 M di proklamirkan dengan cara damai oleh Datuk Ribandang dan Datuk Sulaiman. Kemudian Islam menyusul masuk ke Kerajaan Wajo pada tanggal 10 Mei 1610 M.