BAKAR
E. METODE
Diskusi,demostrasi, dan tanya jawab
F. Media
1. Power point menggunakan LCD
2. Leaflet
3. Video penatalaksanaan luka bakar
Lampiran 3
G. KEGIATAN PENYULUHAN
Kegiatan
No Fase Kegiatan penyuluh Waktu
peserta
1. Pra 1. Menyiapkan Satuan Acara 3 menit
Interaksi Penyuluhan & bahan.
2. Menentukan kontrak
waktu & materi dengan
para kader.
2. Kerja 1. Membuka kegiatan dengan Menjawab salam 20 menit
mengucapkan salam. Mendengarkan
2. Memperkenalkan diri.
dan
3. Menjelaskan tujuan dari
memperhatikan
penyuluhan.
4. Menyebutkan materi yang
akan diberikan.
5. Menggali pengetahuan
kader tentang luka bakar
dan penanganan pertama
luka bakar.
6. Menjelaskan konsep luka
bakar dan penatalaksanaan
luka bakar.
7. Memberi kesempatan
kepada kader untuk
mengajukan pertanyaan
kemudian didiskusikan
bersama & menjawab
pertanyaan.
3. Evaluasi Menanyakan kepada peserta Menjawab 10 menit
tentang materi yang telah pertanyaan
diberikan.
4. Terminasi Mengakhiri pertemuan & Mendengarkan 2 menit
mengucapkan terimakasih dan menjawab
atas partisipasi kader-kader di salam
Lampiran 3
H. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan materi.
b. Kesiapan SAP.
c. Kesiapan media : Power Point dan video.
d. Peserta hadir ditempat penyuluhan.
e. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di
f. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan
sebelumnya.
2. Evaluasi Proses
a. Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan.
b. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
benar.
d. Suasana penyuluhan tertib
e. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan.
3. Evaluasi Hasil
a. Warga menjelaskan pengertian luka bakar.
b. Warga menjelaskan penyebab luka bakar
c. Warga menjelaskan faktor yang mempengaruhi berat ringannya luka
bakar.
d. Warga menjelaskan komplikasi dari luka bakar.
e. Warga menjelaskan penatalaksanaan luka bakar.
Lampiran 3
Materi Penyuluhan
LUKA BAKAR
A. Pengertian
Luka bakar merupakan salah satu trauma yang sering terjadi dalam
kehidupan sehari-hari bahkan sering kali merupakan kecelakaan massal
(mass disaseter) luka bakar tergolong kasus epidemik yang serius dalam
tahun-tahun belakangan ini. Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan
jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air
panas, bahan kimia, listrik dan radiasi (Hardisman, 2014).
Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus
listrik, bahan kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan
yang lebih dalam. Luka bakar yang luas mempengaruhi metabolisme dan
fungsi setiap sel tubuh, semua sistem dapat terganggu, terutama sistem
kardiovaskuler (Rahayuningsih, 2012).
Kasus luka bakar merupakan suatu bentuk cedera berat yang memerlukan
penatalaksanaan sebaik-baiknya sejak awal. Peran masyarakat yang
berhadapan langsung serta pertolongan petugas yang menerima kasus ini
pertama kali sangat menentukan perjalanan penyakit ini selanjutnya
B. Penyebab/etiologi
Luka bakar merupakan suatu jenis trauma yang memiliki morbiditas dan
mortalitas yang tinggi sehingga memerlukan perawatan yang khusus mulai
fase awal hingga fase lanjut. Etiologi terjadinya luka bakar yaitu
(Hardisman, 2014) :
1 Scald Burns
Lampiran 3
Luka karena uap panas, biasanya terjadi karena air panas dan
0
sering terjadi dalam masyarakat. Air pada suhu 69 C menyebabkan luka
bakar parsial atau dalam dengan waktu hanya dalam 3 detik.
2 Flame Burns
Luka terbakar adalah mekanisme kedua tersering dari injury
terminal. Meskipun kejadian injury disebabkan oleh kebakaran rumah
telah menurun seiring penggunaan detektor asap, kebakaran yang
berhubungan dengan merokok, penyalahgunaan cairan yang mudah
terbakar, tabrakan kendaraan bermotor dan kain terbakar oleh kompor
atau pemanas ruangan juga bertanggung jawab terhadap luka bakar.
3 Flash Burns
Flashburns adalah luka bakar yang disebabkan oleh ledakan gas
alam, propan, butane, minyak destilasi, alkohol dan cairan mudah
terbakar lain.
4 Contact Burns
Luka bakar kontak berasal dari kontak dengan logam panas,
plastik, gelas atau batu bara panas. Kejadian ini terbatas. Balita yang
menyentuh atau jatuh dengan tangan menyentuh setrika, oven, dan bara
kayu menyebabkan luka bakar yang dalam pada telapak tagan.
5 Chemical Burn
Luka bakar yang diakibatkan oleh iritasi zat kimia, apakah bersifat
asam kuat atau basa kuat. Kejadian ini sering pada karyawan industri
yang memakai bahan kimia sebagai bagian dari proses pengolahan atau
produksnya, penanganan yang salah dapat memperluas luka bakar yang
terjadi. Irigasi dengan NS (NaCl 0,9%) atau aquades atau cairan netral
lainnya adalah penolong terbaik.
6 Electrical Burn
Sel yang dialiri listrik akan mengalami kematian yang bisa
menjalar dari arus masuk sampai bagian tubuh tempat arus keluar. Luka
Lampiran 3
masuk adalah tempat aliran listrik memasuki tubuh, luka keluar adalah
tempat keluarnya arus dari tubuh menuju bumi/ ground. Terdapat tiga
macam terjadinya cidera listrik yaitu luka bakar listrik akibat kontak
langsung, luka bakar akibat percikan atau loncatan bunga api listrik, dan
luka bakar tersambar listrik.
4) Mekanisme injury
Mekanisme injury merupakan faktor lain yang digunakan untuk
menentukan berat ringannya luka bakar. Secara umum luka bakar
yang mengalami injuri inhalasi memerlukan perhatian khusus. Pada
luka bakar electrik, panas yang dihantarkan melalui tubuh,
mengakibatkan kerusakan jaringan internal (Rahayuningsih, 2012).
Lampiran 3
5) Usia
Usia klien mempengaruhi berat ringannya luka bakar. Angka
kematiannya (Mortality rate) cukup tinggi pada anak yang berusia
kurang dari 4 tahun, terutama pada kelompok usia 0-1 tahun dan
klien yang berusia di atas 65 tahun. Tingginya statistik mortalitas
dan morbiditas pada orang tua yang terkena luka bakar merupakan
akibat kombinasi dari berbagai gangguan fungsional (seperti
lambatnya bereaksi, gangguan dalam menilai, dan menurunnya
kemampuan mobilitas), hidup sendiri, dan bahaya- bahaya
lingkungan lainnya. Disamping itu juga mereka lebih rentan
terhadap injury luka bakar karena kulitnya menjadi lebih tipis, dan
terjadi athropi pada bagian-bagian kulit lain. Sehingga situasi
seperti ketika mandi dan memasak dapat menyebabkan terjadinya
luka bakar (Rahayuningsih, 2012).
D. Komplikasi
Lampiran 3
Komplikasi lain yang mungkin terjadi, syok luka bakar dapat secara
irreversible merusak ginjal sehingga timbul gagal ginjal dalam satu atau
dua minggu pertama setelah luka bakar, penurunan aliran darah ke saluran
cerna dapat menyebabkan hipoksia selsel penghasil mucus sehingga
terjadi ulkus peptikum, dapat terjadi koagulasi intravascular diseminata
karena destruksi jaringan yang luas, pada luka bakar yang luas akan
menyebabkan kecacatan, trauma psikologis dapat menyebabkan depresi,
perpecahan keluarga, dan keinginan untuk bunuh diri, dan beban biaya
pada keluarga pasien luka bakar yang luas sangatlah besar (Herndon,
2010).
Walaupun api sudah mati, luka bakar akan tetap mengalami proses
perjalanan pembakaran, untuk mengurangi proses ini luka dapat disiram atau
direndam dengan air bersih untuk pendinginan. Perlu diketahui bahwa proses
pendalaman ini hanya akan berlangsung selama 15 menit, sehingga apabila
pertolongan datang setelah 15 menit, usaha sia-sia dan hanya akan
menimbulkan hipotermi. Tidak diperbolehkan sekali-kali mengompres luka
bakar dengan kassa air es karena dapat mengakibatkan kerusakan jaringan.
Lampiran 3