Kepuasan Dan Teori
Kepuasan Dan Teori
2 Kepuasan
2.4.1 Pengertian Kepuasan dan Teori Kepuasan
Menurut Soejadi (1996), pasien atau klien merupakan individu terpenting
dirumah sakit sebagai konsumen sekaligus sasaran produk rumah sakit. Didalam
suatu proses keputusan, konsumen yaitu pasien, tidak akan berhenti hanya sampai proses
tersebut. Hasil dari proses evaluasi itu akan menghasilkan perasaan puas atau tidak
puas (Sumarwan, 2003). Kotler (1997) menyatakan bahwa kepuasan adalah tingkat
penampilan atau outcome produk yang dirasakan dalam hubungannya dengan harapan
sekali. Kepuasan seorang penerima jasa layanan dapat tercapai apabila kebutuhan,
keinginan, dan harapannya dapat dipenuhi melalui jasa atau produk yang
kecepatan pemberian layanan, prosedur serta sikap yang diberikan oleh pemberi
dirasakan dan diharapkan. Kepuasan pasien adalah tingkat kepusan dari persepsi
pasien dan keluarga terhadap pelayanan kesehatan dan merupakan salah satu indikator
kinerja rumah sakit. Bila pasien menunjukkan hal-hal yang bagus mengenai pelayanan
1. Tangible
(Bukti fisik)
5. 2. Emphaty
Assurance (Empati)
(Jaminan) Dimensi
Kepuasan
Pasien
4. 3. Responsive
Reliability (Daya
(Kehandalan tanggap)
)
nilai p< 0,05. Hasil penelitian lainnya Kurniana (2008) juga menyatakan
daya tanggap dengan kepuasan pasien di ruang rawat inap RSUD Cut
Meutia Medan Sumatera Utara dengan nilai p < 0,05. Hasil penelitian
jaminan dengan kepuasan pasien di ruang rawat inap RSUD Cut Meutia
Medan Sumatera Utara dengan nilai p < 0,05. Hasil penelitian lainnya
dengan kepuasan pasien di ruang rawat inap dengan nilai p < 0,05.
kepuasan pasien dengan nilai p< 0,05. Hasil penelitian lainnya yaitu
penampilan petugas.
Hasil penelitian Idris (2012) menyatakan bahwa terdapat hubungan bukti
langsung dengan dengan kepuasan pasien di ruang rawat inap dengan nilai
hubungan bukti fisik dengan kepuasan pasien dengan nilai p< 0,05. Hasil
hubungan bukti fisik dengan kepuasan pasien di ruang rawat inap dengan