Alur pelayaran/kolam pelabuhan merupakan bagian dari fasilitas pelabuhan yang menunjang keamanan dan keselamatan pelayaran, maka fasilitas tersebut harus mendapatkan
dimensi alur/kolam yang dapat melayani kebutuhan dari frekuensi, volume dan draft kapal berdasarkan data kunjungan kapal dan perencanaan dalam jangka menengah dan panjang,
serta bebas dari rintangan baik kerangka kapal/ gugusan karang, sehingga kapal yang keluar masuk pelabuhan terhindar dari kecelakaan. Untuk keperluan tersebut, khususnya di
Pelabuhan Tanjung Balai Asahan, maka perlu dilakukan survey teknis dalam rangka mengindikasikan adanya hambatan pelayaran disekitar pelabuhan dan memberi gambaran
prospek pengembangan alur/kolam pelabuhan
Maksud dari kegiatan Survei Investigasi dan Desain Pengerukan Alur Pelayaran/Kolam Pelabuhan Tanjung Balai Asahan ini adalah untuk mendapatkan parameter-parameter acuan
yang dipakai sebagai dasar perencanaan desain profil alur pelayaran/kolam pelabuhan. Parameter-parameter tersebut didapat dari hasil analisa data teknis lapangan yang meliputi
peta batimetri, nilai pasang surut, kecepatan arus,kondisi tanah dan sedimentasi pada daerah alur pelayaran/kolam pelabuhan
o Merumuskan pola hidro oseanografi yang meliputi kajian terhadap kondisi arus, gelombang, angin, salinitas, temperatur perairan di sekitar pelabuhan.
o Melakukan pemodelan matematika gelombang laut, sirkulasi arus, sedimen transport dan untuk mengkaji pola sedimentasi yang telah terjadi, dan perkiraan sedimentasi yang
akan terjadi beserta perkiraan volume sedimentasinya.
o Melakukan pembuatan desain profil alur pelayaran/kolam pelabuhan yang didasarkan pada kajian yang tercantum diatas.
1. Sebagai penanggung jawab pekerjaan secara keseluruhan dan bertanggung jawab secara langsung kepada Pemberi Tugas.
3. Memberikan pengarahan dan bimbingan kepada seluruh anggota tim dalam hal teknis operasional pekerjaan.
5. Menyelesaikan seluruh kegiatan dalam pelaksanaan pekerjaan dari awal hingga akhir yang ditandai dengan berita acara serah terima pekerjaan
Kebiasaan yang ada terkait dengan pekerjaan ini adalah menghasilkan dokumen desain pengerukan yang biasanya akan langsung dilaksanakan oleh kementerin perhubungan.
Namun melihat investasi yang harus dikeluarkan sampai ratusan miliyar hanya untuk pekerjaan pengerukan maka saya sebagai team leader memberikan alternatif lain selain
pengerukan. Untuk menghindari keluarnya uang negara yang sia-sia, maka Konsultan mengeluarkan beberapa point penting kepada Kementerian Perhubungan, yaitu:
1. Masalah pendangkalan tidak bisa diselesaikan secara parsial namun harus secara menyeluruh. Dalam hal ini karena lokasi Sungai Asahan masuk dalam WS Toba Asahan maka
penanggulangan sedimentasi harus dimulai dari hulu dengan koordinasi antar lembaga ataupun lintas pemerintah daerah.
2. Kebijakan dalam membangun pelabuhan di sungai ataupun di muara sungai harus ditinjau ulang. Hal ini disebabkan karena setiap perencanaan desain pelabuhan tidak pernah
mengikutsertakan kajian DAS sebagai sumber sedimentasi di sungai.
3. Daripada mengeluarkan uang ratusan miliyar untuk mengeruk dan itupun hanya bertahan beberapa bulan saja, maka kami merekomendasikan untuk memindahkan pelabuhan
ke lokasi lain. Membangun pelabuhan baru hanya membutuhkan 20 M - 30 M lebih murah dibanding dengan pengerukan yang menghabiskan 150 M. Dan alternatif ini lebih
masuk akal karena dengan pemindahan di lokasi baru tidak akan ada biaya pemeliharaan untuk pengerukan.