Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
kesehatan yang memberikan pelayanan medis sesuai dengan kebutuhan
dan standar pelayanan yang berlaku, sebagai tindak lanjut dalam rangka
mengantisipasi Pasal 32, UndangUndang Nomor 23 Tahun 1992 tentang
Kesehatan yang mengatur tentang pelaksanaan pengobatan dan
perawatan. (Koeswadji, 1998: 151).
4
Sebagai pedoman dalam pengawasan, pembinaan dan peningkatan
mutu pelayanan kedokteran.
Sebagai pedoman untuk menjalankan pelayanan kesehatan yang
efektif dan efisien.
1. Dokter
D. Perawat
5
UU RI. No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan,
Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan
melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimiliki
diperoleh melalui pendidikan keperawatan.
6
Standar praktek keperawatan meliputi :
7
Standar IV : Perencanaan
Perawat profesional melalui konsultasi dengan klien mengindentifikasi
prioritas, waktu pencapaian, dan strategi/intervensi dari standar rencana
keperawatan yang bersifat individual sehingga dapat mencapai hasil akhir
yang paling mungkin dicapai untuk setiap klien.
Standar V : Implementasi
Membuat pertimbangan dalam memodifikasi tahap implementasi untuk
disesuaikan dengan situasi klien.
Standar VI : Evaluasi
Perawat profesional berkonsultasi dengan klien secara sistematika
mengevaluasi sejauhmana hasil yang diharapkan telah dicapai.perawat
profesional mengevaluasi asuhan keperawatan terhadap klien secara
individu maupun keseluruhan praktek keperawatan yang telah
dilaksanakannya.Perawat profresional berpartisipasi dalam mengevaluasi
sistem pemberian pelayanan keperawatan.
E. Bidan
Bidan merupakan suatu profesi kesehatan yang bekerja untuk pelayanan
masyarakat dan berfokus pada Kesehatan Reproduksi Perempuan,
Keluarga Berencana, kesehatan bayi dan anak balita, serta Pelayanan
Kesehatan Masyarakat.
Dalam melaksanakan profesinya, Bidan memiliki 9 (sembilan) kompetensi
yaitu :
1. Bidan mempunyai persyaratan pengetahuan dan keterampilan dari
ilmu-ilmu sosial, kesehatan masyarakat dan etik yang membentuk
dasar dari asuhan yang bermutu tinggi sesuai dengan budaya, untuk
wanita, bayi baru lahir dan keluarganya.
2. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, pendidikan kesehatan
yang tanggap terhadap budaya dan pelayanan menyeluruh
8
dimasyarakat dalam rangka untuk meningkatkan kehidupan keluarga
yang sehat, perencanaan kehamilan dan kesiapan menjadi orang tua.
3. Bidan memberi asuhan antenatal bermutu tinggi untuk
mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan yang meliputi: deteksi
dini, pengobatan atau rujukan dari komplikasi tertentu.
4. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap terhadap
kebudayaan setempat selama persalinan, memimpin selama
persalinan yang bersih dan aman, menangani situasi
kegawatdaruratan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita
dan bayinya yang baru lahir.
5. Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan mneyusui yang bermutu
tinggi dan tanggap terhadap budaya setempat.
6. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komperhensif pada
bayi baru lahir sehat sampai dengan 1 bulan.
7. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komperhensif pada
bayi dan balita sehat (1 bulan 5 tahun).
8. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi dan komperhensif
pada keluarga, kelompok dan masyarakat sesuai dengan budaya
setempat.
9. Melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita/ibu dengan gangguan
sistem reproduksi.
Setiap Kompetensi dilengkapi dengan Pengetahuan dan keterampilan
dasar, pengetahuan dan keterampilan tambahan, yang wajib dimiliki
dan dilaksanakan dalam melakukan kegiatan asuhan kebidanan.
9
4. Setiap bidan wajib memelihara kesehatannya agar dapat
melaksanakan tugas profesinya dengan baik
5. Setiap bidan wajib meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
sesuai dengan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
6. Setiap bidan wajib memelihara kepribadian dan penampilan diri.
Kewajiban bidan terhadap pemerintah, nusa, bangsa dan tanah air
7. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa
melaksanakan ketentuan-ketentuan pemerintah dalam bidang
kesehatan, khususnya dalam pelayananan Kesehatan Reproduksi,
Keluarga Berencana dan Kesehatan Keluarga.
8. Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan
pemikiran kepada pemerintah untuk meningkatkan mutu dan
jangkauan pelayanan kesehatan terutama pelayanan KIA/KB dan
kesehatan keluarga
F. Perekam Medis
10
kepentingan informasi morbiditas dan sistem pelaporan morbiditas yang
diharuskan, Menyajikan informasi morbiditas dengan akurat dan tepat
waktu bagi kepentingan monitoring KLB epidemiologi dan lainnya,
Mengelola indeks penyakit dan tindakan guna kepentingan laporan medis
dan statistik serta permintaan informasi pasien secara cepat dan
terperinci.
Menjamin validitas data untuk registrasi penyakit, Mengembangkan dan
mengimplementasikan petunjuk standar koding dan pendokumentasia
Kewajiban Perekam Medis Terhadap Profesinya :
1. Perekam Medis wajib mencegah terjadinya tindakan yang
menyimpang dari Kode Etik Profesi.
2. Perekam Medis wajib meningkatkan mutu rekam medis dan informasi
kesehatan.
3. Perekam Medis wajib berpartisipasi aktif dan berupaya
mengembangkan serta men ingkatkan citra profesi.
4. Perekam Medis wajib menghormati dan mentaati peraturan dan
kebijakan organisasi profesi.
11
Menurut KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NO 377/ MENKES/ SK/ III/ 2007
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
12
Dalam melaksanakan kewajibannya para Profesional harus mengacu
pada standar profesi menurut bidangnya masing- masing. standar profesi
adalah pedoman yang harus digunakan sebagai petunjuk dalam
menjalankan profesi secara baik. Berkenaan dengan pelayanan medik,
pedoman yang digunakan adalah standar pelayanan medik yang terutama
dititik beratkan pad proses tindakan medic. (Komalawati, 2002: 177).
13