PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Kalor berasal dari kata caloric. Istilah kalor pertama kali diperkenalkan
oleh Antonie Laurent Lavoiser (1743-17940) seorang ahli kimia dari Prancis, pada
tahun 1789. Satuan kalor diberi nama kalori dinsingkat kal. Kalori didefinisikan
sebagai banyaknya kalor yang diperlukan untuk memanaskan 1 gram air sehingga
suhunya naik 1C. Seorang ilmuwan Inggris bernama Joseph Black (1720-1799)
mengemukakan teori bahwa kalor adalah sejenis zat alir yang tidak terlihat oleh
mata. Menurut Black zat yang memiliki zat alir yang banyak memiliki suhu lebih
tinggi dibandingkan dengan sejumlah zat yang sama dengan suhu lebih rendah
akan memiliki zat alir yang lebih rendah pula. Teori yang dipergunakan oleh
Black dikenal dengan Azas Black yang berbunyi Kalor yang diterima oleh zat
yang bersuhu rendah sama dengan kalor yang dilepaskan oleh zat yang bersuhu
lebih tinggi atau umunya adalah jumlah kalor yang dilepas oleh benda sama
dengan jumlah kalor yang diterima oleh benda. Alat yang dipakai untuk
menentukan kalor jenis suatu logam disebut kalorimeter. Kalorimeter dibuat
sedemikian rupa hingga tidak ada pertukaran kalor dengan udara luar. Terbuat dari
bahan tembaga tipis berbentuk bejana kecil yang ditutup dengan kayu dan gabus.
Kalorimeter juga dilengkapi dengan sebuah barometer (Kamadjaya, 1995).
Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kalor.
Kalorimeter umumnya digunakan untuk menentukan kalor jenis suatu zat.
Kalorimeter menggunakan teknik pencampuran dua zat di dalam suatu wadah.
Ada beberapa jenis kalorimeter, antara lain:
Kalorimeter aluminium,
Kalorimeter elektrik,
Kalorimeter bom.
Kapasitas kalor (C) adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan
suhu suatu benda sebesar 1C atau 1 K. Satuan C adalah JK. Persamaan kalor
untuk kenaikkan suhu adalah Q (kalor) = C t dengan C = mc (Kanginan, 2000).
Kapasitas kalor tiap jenis benda berbeda, berarti untuk menaikkan suhu 1
kg besi dan 1 kg air 1C atau 1 K banyaknya kalor yang diperlukan berbeda, yaitu
tergantung kalor jenis benda-benda tersebut. Kalor jenis suatu benda adalah
bilangan yang menyatakan banyaknya kalor yang diperlukan oleh 1 kg benda agar
suhunya naik 1C atau 1 K. Rumusnya adalah c = Q/mt atau c = C/m (Susetyo,
1993).
Pada percobaan ini akan diukur panas jenis benda padat berupa logam dengan
menggunakan kalorimeter. Benda padat yang dipanaskan dalam bejana uap
diamsusikan temperaturnya sama dengan temperatur uap. Titik didih air
tergantung pada tekanan udara. Panas jenis benda padat dapat dihitung
menggunakan persamaan: mbcb (t b-t 2) = ma (ca+ H) (t 2-t 1) dengan keterangan:
mb = massa benda,
cb = panas jenis benda,
t b = temperatur benda mula-mula,
t 1 = temperatur air mula-mula,
t 2 = temperatur kalorimeter pada keadaan setimbang,
ma = massa air,
H = harga kalorimeter
(Anonim, 2006).
C. ALAT, BAHAN dan CARA KERJA
F. PEMBAHASAN
Telah kita ketahui perbedaan antara suhu dan kalor. Suhu adalah derajat
(tingkat) panas suatu benda, sedangkan kalor (panas) adalah salah satu bentuk
energi yang dihasilkan oleh usaha yang dilakukan oleh kerja mekanis. Dari
perbedaan itu, sudah pasti alat yang digunakan untuk mengukur suhu dan kalor
berbeda. Untuk mengukur suhu kita menggunakan termometer, sedangkan untuk
mengukur kalor kita menggunakan alat yang disebut kalorimeter.
Kalorimeteryang menggunakan teknik pencampuran dua zat di dalam suatu
wadah, umumnya digunakan untuk menetukan kalor jenis suatu zat. Prinsip
penetuan penetuan kalor jenis dengan kalorimeter menggunakan hukum kekelan
energi atau azas Black. Hukum kekekalan energi menyatakan bahwa kalor yang
diberikan sama dengan kalor yang diterima ( Qlepas = Qterima ). Jadi, jika kalor jenis
suatu zat diketahui, kalor jenis zat lain yang dicampur dengan zat tersebut dapat
dihitung.
Dari percobaan diperoleh kesimpulan, besarnya kalor yang diperlukan
untuk menaikan suhu suatu zat sebanding dengan massa zat itu dan kenaikan
suhunya ( Q m.T ). Selain massa dan kenaikan suhu, jumlah kalor yang
dibutuhkan benda tergantung dari jenis zat yang dipanaskan seperti Air, besi,
aluminium, kuningan, atau tembaga. Untuk membedakan jenis zat dinamakan
kalor jenis dan disimbolkan dengan c, sehingga Q=m.c.T. oleh karena itu, kalor
jenis suatu zat didefinisikan sebagai banyaknya kalor yang diperlukan untuk
menaikan atau melepaskan suhu tiap satu kilogram massa suatu zat sebesar 1C
atau 1K.
Pada praktikum ini diukur harga kalorimeter (H) dari air dimana
menerapkan rumus: ma.ca ( t2-t1 ) + H ( t2-t1 ) = map.ca ( tb-t2). Dari perhitungan 5
percobaan ini didapat H rata-rata sebesar -27,68. Dan untuk mengukur panas jenis
benda padat menggunakan persamaan : ma.ca ( t2-t1 ) + H ( t2-t1 ) = mb.cb ( tb-t2).
Dari persamaan ini diperoleh cb rata-rata sebesar 2,043 dengan menggunakan
harga H1 untuk mencari nilai cb1, H2 untuk mencari cb2, dan seterusnya. Melalui
praktikum ini juga, kemungkinan data yang diperoleh tidak dalam keadaan benar
100%. Sebab dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti ketelitian praktikan dalam
membaca skala termometer dan ketelitian dalam penimbangan. Selain itu juga
dipengaruhi oleh fungsi kerja dari alat-alat praktikum, apakah dalam keadaan baik
atau rusak.
2.048,2 + H 22 = 1046,25
22 H = -1001,95
H = -45,54
3.Dik : mad = 86,75 gr, map = 71,17 gr, Ca = 1 kal/grC , t 1 = 32 C, t 2 = 51 C,
t b = 71 C.
Dit : H?
Penyelesaiannya:
mad .ca (t 2-t 1) + H (t 2-t 1) = map ca (t b-t 2)
86,75 .1 (51-32) + H (51-32) = 71,17 . 1 (71-51)
1.648,25 + H 19 = 1140,3
19 H = - 224,85
H = - 11,83
4.Dik : mad = 88,75 gr, map = 70,4 gr, Ca = 1 kal/grC , t 1 = 33 C, t 2 = 50 C,
t b = 73 C.
Dit : H?
Penyelesaiannya:
mad .ca (t 2-t 1) + H (t 2-t 1) = map ca (t b-t 2)
88,75 .1 (50-33) + H (50-33) = 70,4.1 (73-50)
1.508,75 + H 17 = 1.619,2
17 H = 110,45
H = 6,497
2. Kuningan
3. Besi I
4. Besi II
5. Timah
Dik : ma = 113,95 gr, mb = 22,15 gr, Ca = 1 kal/grC , t 1 = 32 C, t 2 = 43C,
t b = 55 C.
Dit : Cb ?
Penyelesaiannya:
Ketidakpastian (KTP)
Sx2 = n Xi2 ( Xi )2
n1
= 5 ((19,5)2 +(18,0)2 + (102)2 +(101,8)2 +(22,15)2) (52,69) 2
51
= 5 (21962,1125) 2776,2361
4
= 109.810,5625 2776,2361
4
Sx = 26.758,5816
Sx = 163,58
SHs = SH + SKH
=-27,68 + 163,58
=135,9
Dari data-data yang dihasilkan pada percobaan, didapatkan perhitungan
panas jenis dari tembaga, kuningan,besi dan timah dengan hasil untuk tembaga
4,22 kal/grC, besi I 0,487 kal/grC, besi II 0,2 kal/grC, kuningan 1,74 kal/grC
dan timah 3,57 kal/grC dari data yang dijabarkan dapat ditarik kesimpulan kalau
ternyata besi merupakan benda padat yang memiliki kalor jenis paling rendah dan
timah yang paling tinggi. Namun perlu diingat dan diperhatikan kalau dalam
perhitungan ataupun pengukuran bisa terjadi kekeliruan.Adapun hasil perhitungan
ketidakpastian (KTP) yang diperoleh adalah 163,58. Pencarian KTP adalah dari
hasil penjumlahan rata-rata massa benda yang dikuadratkan dan dikurangi jumlah
massa masing-masing benda yang dikuadratkan, dibagi banyak benda kurangi 1.
G. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Melalui hasil praktikum acara ini dapat ditarik beberapa kesimpulan:
1. Apabila dua benda yang suhunya berbeda dipertemukan (dicampurkan),
benda yang suhunya tinggi akan memberikan kalor kepada benda yang
suhunya rendah.
2. Hasil negatif dari kalorimeter menandakan bahwa kalorimeter menyerap
kalor.
3. Kenaikan suhu sistem kalorimeter bergantung pada jenis bahan yang
dimasukkan kedalam kalorimeter.
4. Kalor yang diterima oleh kalorimeter sebanding dengan massa sistem
kalorimeter (termasuk kalorimeter beserta isinya).
4.2 Saran
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, ternyata masih terdapat
kekurangan. Khususnya adalah pada saat pemindahan air panas ke kalorimeter.
Kalorimeter yang seharusnya ditutup, tidak ditutup sehingga terjadi pelepasan
kalor ke udara. Seharusnya hal ini dihindari agar didapatkan hasil yang sebaik-
baiknya.