SKRIPSI
Program Studi Akuntansi S-1
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2008
ANALISIS PERBANDINGAN PENERAPAN METODE PENYUSUTAN
AKTIVA TETAP BERWUJUD DAN LAPORAN LABA RUGI
PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, Tbk
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar SARJANA EKONOMI
Program Studi Akuntansi S-1
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2008
LEMBAR PENGESAHAAN SKRIPSI
NIM : 03203-104
Tbk
Disahkan Oleh :
Pembimbing
PT. Indofood Sukses Makmur. Skripsi ini merupakan tugas dan menjadi salah satu
syarat yang diperlukan guna mencapai gelar sarjana pada Jurusan Akuntansi Fakultas
segala kritik dan saran yang sifatnya membangun ke arah perbaikkan skripsi ini,
Pada kesempatan ini dengan segala kerendahaan dan ketulusan hati, penulis
ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besranya kepada semua pihak
yang telah membantu dan memberikan dorongan dalam penulisan skripsi ini yaiu :
1. Bapak Dr. Ir. H. Suharyadi, MS., selaku Rektor Universitas Mercu Buana.
2. Bapak Drs. Hadri Mulya, SE., M.Si., Selaku Dekan Fakultas Ekonomi
4. Ibu Nurul Hidayah, SE, Ak, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Materi dalam
penulisan skripsi ini yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dengan
yang telah memberikan doa, motivasi dan kasih sayang selama ini serta
7. Untuk Yudi orang yang tercinta dan seluruh teman-teman yang telah memberikan
Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat, khususnya bagi penulis dan
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iv
LAMPIRAN .............................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN
1. Lokasi Perusahaan.....................................................................34
1. Penyusutan ................................................................................43
2. Riset Lapangan..........................................................................44
Tetap.......................................................................................................46
A. Kesimpulan ......................................................................................70
B. Saran.................................................................................................71
DAFTAR PUSTAKA
kantor-kantin).........................................................................................63
PENDAHULUAN
Seperti yang kita ketahui, akhir-akhir ini banyak sekali peristiwa yang
terjadi seperti krisis ekonomi yang melanda Indonesia dan negara-negara lain
bagi perusahaan yang mampu tentu akan membeli aset-aset tersebut. Salah satu
dari aktiva yang sudah dimiliki selama ini. Oleh karena itu dibutuhkan informasi
akuntansi mengenai kejadian serta transaksi aktiva masa lalu untuk mengambil
perbandingan hasil yang dicapai perusahaan dalam beberapa periode. Oleh karena
itu, kejadian atau transaksi yang terjadi harus mendapatkan perlakuan akuntansi
yang sama terhadap metode akuntansi dan penyajiannya dalam laporan keuangan.
Bagi perusahaan yang nilai dan jumlah aktiva tetap yang dimiliki cukup
mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun atau satu periode akuntansi dan
diperoleh, pada sata pemilikan dan sampai aktiva tetap tersebut dihapuskan. Di
penelitian terhadap aktiva tetap pada perusahaan dan menulis skripsi dengan judul
ANALISIS PERBANDINGAN PENERAPAN METODE PENYUSUTAN
INDOFOOD, Tbk.
B. Perumusan Masalah
Ruang lingkup perusahaan atas aktiva tetap sangatlah luas, oleh karena itu
pokok masalah yang penulis bahas dalam studi ini adalah sebagai berikut :
berwujud dan laporan laba rugi PT. Indofood SUkses Makmur, Tbk?
Kegunaannya adalah :
operasional.
akuntansi.
BAB II
LANDASAN TEOERI
A. Laporan Keuangan
lainnya
keuangan hasil usaha perubahaan ekuitas dan arus kas perusahaan (Darsono
dan Azhari 2005 : 13) Laporan keuangan uga berfungsi untuk mengurangi
moneter
Laporan keuangan (financial statement) yang sering disajikan adalah (1)
neraca (2) laporan laba-rugi (3) laporan arus kas (4) laporan ekuitas pemilik atau
pemegang saham selain itu catatan atas laporan keuangan atau pengungkapan uga
yang diperlukan oleh para investor dan kreditor untuk membantu mereka
pengurangan harga pokok produksi, biaya lain dan kerugian dari penghasilan
keterbatasan tertentu dari informasi yang terdapat dalam laporan laba rugi.
Menurut Kieso dkk (2002 : 151) keterbatasan laporan laba rugi adalah
sebagai berikut :
a. Pos-pos yang tidak dapat diukur secara akurat tidak dilaporkan dalam
laporan laba rugi. Praktek yang berlangsung saat ini melarang pengakuan
waktu lainnya.
penyajian dan tidak adanya implikasi bahwa satu jenis pos pendapatan atau
beban lebih diprioritaskan dari yang lainnya. Pada bentuk ini semua
perusahaan.
satu periode tertentu, dan inilah daya tarik paling beasr dari sebuah laporan
keuangan.
162) adalah : Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam
bentuk siap pakai atau dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi
tetap adalah semua benda yang dimiliki oleh perusahaan yang lebih dari satu
(masa manfaat) satu tahun dan diakui serta diukur berdasarkan prinsip umum
yang berlaku.
wujud fisik. Aktiva tersebut dimaksudkan untuk digunakan secara aktif dalam
kegiatan normal perusahaan dan tidak untuk dijual dalam rangka memperoleh
pendapatan. Termasuk dalam aktiva tetap berwujud, antara lain adalah tanah,
gedung dan peralatan, kecuali tanah, aktiva tetap berwujud disusut setiap
Tabel 1
ada beberapa kriteria untuk menyatakan suatu aktiva sebagai aktiva tetap pada
a. Tanah
b. Bangunan
c. Peralatan kantor
merupakan aktiva jangka panjang atau aktiva yang relatif permanen (C. Rollin
Niswonger dkk. Mereka merupakan aktiva berwujud karena ada secara fisik.
deskriptif lain bagi aktiva-aktiva lain adalah aktiva pabrik (plant assets), atau
bagi suatu aktiva agar bisa diklasifikasikan sebagai aktiva tetap. Aktiva seperti
diharapkan berlangsung lebih dari satu tahun. Namun, suatu aktiva, agar bisa
bagian dari bisnis normal tidak diklasifikasikan sebagai aktiva tetap, terlepas
dari sifatnya yang permanen atau lamanya waktu aktiva tersebut berada dalam
persediaan.
aktiva tetap dilaporkan sebagai beban dalam laporan laba rugi perusahaan.
Biaya pembelian aktiva tetap akan menjadi beban sepanjang periode waktu
tertentu.
dari total biaya aktiva tetap. biaya yang dikeluarkan, tetapi tidak membuat
semacam itu jangan dimasukkan sebagai bagian dari total biaya aktiva tetap.
Sebagai contoh, biaya-biaya berikut harus didebit langsung ke dalam akun
beban.
b. Kesalahan pemasangan.
c. Pencurian.
pengeluaran untuk memperoleh suatu manfaat yang akan dirasakan lebih dari
satu periode akuntansi. Selain itu, pengeluaran modal adalah biaya akuisis
aktiva tetap yang ditambahkan ke aktiva tetap itu sendiri yang meningkatkan
semacam itu dicatat dengan mendebit akun aktiva atau akun akumulasi
Kami telah membahas akuntansi untuk biaya awala kuisis aktiva tetap.
Pengeluaran modal untuk aktiva tetap setelah aktiva tersebut diakuisi bisa
berupa
keakun aktiva tetap yang terkait. Sebagi contoh, biaya penambahan ruang
baru pada sebuah bangunan harus didebit keakun bangunan. Biaya ini
b. Perbaikan
semacam itu harus didebit kea kun aktiva tetap yang berhubungan
c. Reparasi besar-besaran
dihitung kembali atas dasar nilai buku aktivitas yang direvisi dan estimasi
a. Pembelian tunai
tetap termasuk harga faktur dan semua biaya yang dikeluarkan agar aktiva
tetap tersebut siap digunakan, seperti biaya angkut, premi asuransi daIam
perjalanan, biaya balik nama, dan lain-lain. Apabila dalam suatu
pembelian diperoleh lebih dari satu macam aktiva tetap maka harga
b. Pembelian angsuran
atau obligasi perusahaan, dicatat sebesar harga pasar saham atau obligasi
akan dicatat dalam rekening modal atau Utang obIigasi sebesar nilai
aktiva tetap yang sifat dan fungsinya tidak sama. Dalam Standar
yang diperoleh pada tanggal terjadi harus diakui sebagai Laba - Rugi
terjadinya pertukaran.
kecil dari nilai aktiva tetap yang diterima. Apabila aktiva dicatat sebesar
biaya yang sudah dikeluarkan, hal ini menyebabkan jumlah aktiva dan
seperti gudang, alat-alat perabotan, Hal ini disebabkan oleh 3 hal yaitu :
1. Menekan biaya
Tetapi apabila harga pokok aktiva tetap yang dibuat itu lebih tinggi
dari harga beli di luar (dengan kualitas yang sama) maka selisih yang ada
Dua pihak yang terIibat daIam kontrak Iease adaIah Iessor dan
Iessee. Iessor adaIah pihak yang memiIiki aktiva. Iessee adaIah pihak
Jenis Iease, yang disebut dengan Iease modaI (capitaI Iease), pada
atau harta tersebut harus dicatat pada pembukuan Iessee sebagai aktiva
yaitu harga peroIehan awaI atau harga beIi tunai. Biaya atau harga peroIehan
aktiva tidak hanya meIiputi harga pembeIian semuIa atau niIai setaranya,
mencakup : (a) harga beIi, (b) komisi pembeIian, (c) pajak, bunga atau
karena untuk aktiva Iainnya penyusutan tersebut ada yang disebut dengan
tidak Iangsung.
Tiga faktor harus dipertimbangkan daIam menentukan jumIah beban
penyusutan yang diakui setiap periode. Ketiga factor itu adaIah (a) Biaya awaI
aktiva tetap, (b) umur manfaat yang diperkirakan, dan (c) estimasi niIai pada
akhir umur manfaat,. Faktor terakhir ini dinamakan dengan niIai residu, niai
NiIai residu (residuaI vaIue) aktiva tetap pada akhir umur manfaatnya
harus diestimasi pada saat aktiva tersebut muIai dipakai. Jika suatu aktiva
tetap diperkirakan hanya memiIiki sedikit niIia residu atau bahkan tidak sama
diperkirakan memiIiki niIai residu yang signifikan, maka seIisih antara niIai
awaI dengan niIai residu, yang dinamakan biaya yang dapat disusutkan adaIah
jumIah yang harus disebarkan sepanjang umur manfaat aktiva sebagai beban
penyusutan.
aktiva tetap. Jika suatu aktiva tidak digunakan setahun penuh, maka
garis Iurus sangat sederhana dan digunakan secara Iuas. Metode ini
aktiva dan pendapatan yang terkait dari pemakaian itu sama dari period eke
pelrilode.
setiap periode.
HP - NS
Penyusutan/tahun = --------------
Keterangan :
Contoh :
$ 500.000 - $ 50.000
= -----------------------------------
5
= $ 90.000
Tabel ini menunjukan bagaimana tingkat pengembaIian meningkat,
dengan arus pendapatan yang konstan, karena niIai buku aktiva menurun.
Tabel 2
0 $ 500.000
disusutkan (biaya awaI-niIai sisa). Pada akhir masa manfaat aktiva, saIdo
Keterangan :
n = umur ekonomis
TabeI 3
tahun
15 15/15 $ 450.000
b) Metode SaIdo Menurun (decIining-baIance method)
sepanjang estimasi umur manfaat aktiva. DaIam metode dari tahun ke tahun
berkurang atau beban depresiasi tahun pertama Iebih besar dari tahun ke tahun
berikutnya, haI ini didasarkan bahwa aktiva yang baru digunakan Iebih
T = 1- n NS / HP
Keterangan :
n = Umur ekonomis
NS = NiIai sisa
Hp = Harga peroIehan
Contoh :
penyusutanya adaIah :
Rumus : T = 1- 3 10.000.000
100.000.000
T = 1 - 0,464
T = 0,536
T = 53,6 %
berikut :
NiIai Buku sama dengan niIai yang disajikan daIam neraca, yaitu
depresiasinya itu tidak mempunyai niIai residu, maka metode ini tidak dapat
digunakan.
garis Iurus. Presentase ini dikaIikan dua dan setiap tahunnya dikaIikan dengan
niIai buku aktiva tetap. Karena niIai buku seIaIu menurun, maka beban
Tarif = 2 x 100%
Umur residu
b. Metode berdasarkan penggunaan
atau produktivitas dan bukan dari berIaIunya waktu. Umur aktiva ini
sama bagi setiap unit yang diproduksi atau setiap unit kapasitas yang
digunakan oIeh aktiva. Untuk menerapkan metode ini, umur manfaat aktiva
diekspresikan daIam istiIah unit kapasitas produksi seperti jam atau miI.
bahwa sebuah mesin yang berbiaya $ 24.000 dan estimasi niIai residu $
$ 24.000 - $ 2.000
= ------------------------------
$ 10.000
= $ 2,20
seIama satu tahun, maka penyusutan untuk tahun tersebut adaIah $ 5.060
metode ini tidak tepat untuk digunakan pada situasi di mana penyusutan
aktiva tetap tergantung pada jumlah jam kerja produksi yang dipakainya.
Beban depresiasi dihitung dengan dasar satuan jam atau pemakaian. Beban
digunakan.
Depresiasi/jam = HP NS
-------------
N
Depresiasi/tahun = jam pemakaian tahun ke-n x tarif
Keterangan :
HP = Harga perolehan
NS = Nilai sisa
menyusutkan armada mobil, truk, dan mobil van atas dasar gabungan.
TabeI 4
$ 56.000
Tarif penyusutan gabungan = ------------------
$ 224.000
= 25 %
aktiva selama umur aktiva dengan cara yang sistematis dan rasional.
method).
dianggap sebagai pesent value yang akan didiskontokan dari jasa yang
dianggap angka bunga yang diperhitungkan atas harga pokok asset yang
Dalam metode ini aktiva tetap harus dinilai secara berkala atau
Suatu aktiva tetap dieliminasi dari Neraca ketika dilepaskan atau bila
aktiva secara permanent ditarik dari penggunaannya dan tidak ada
manfaat ke ekonomian masa yang akan datang diharapkan dari
pelepasannya.
pelepasan suatu aktiva tetap diakui sebagai keuntungan atau kerugian dalam
laporan Laba/Rugi.
METODOLOGI PENELITIAN
1. Lokasi Penelitian.
Sentral, lantai 12, Jl. H.R Rasunan Said X-2, Kav 5, Jakarta, Indonesia,
a. Pendirian Perusahaan
Lainnya
21,0 juta saham baru kepada masyarakat dengan harga penawaran sebesar
Rp 1.000 per saham menjadi Rp 500 per saham. Sehubungan dengan hal
ini, jumlah modal dasar perusahaan meningkat dari 1,0 miliar saham
meningkat dari 763,0 juta saham menjadi 1.526,0 juta saham pada tanggal
31 Desember 1996.
pemegang saham berhak memesan satu (1) saham baru atas setiap lima
(5) saham yang dimiliki, dengan harga penawaran sebesar Rp 3.300 per
penawaran umum terbatas tersebut adalah 305,2 juta saham. Hal ini
menyebabkan jumlah saham yang diterbitkan menjadi 1.831,2 juta saham
obligasi tanpa hak konversi, tingkat bunga tetap dengan nilai nominal
seluruhnya sebesar Rpl 1,0 triliun. Pada bulan juli 2000, para pemegang
500 per saham menjadi Rp 100 per saham. Dengan demikian, jumlah
modal dasar perusahaan meningkat dari 6,0 miliar saham menjadi 30,0
228.900.000 saham pada tahun 2002, 58.369.500 saham pada tahun 2003,
dan 919.500 saham pada tahun 2004 untuk karyawan perusahaan, anak
obligasi tanpa hak konversi, tingkat bunga tetap dengan nilai nominal
perusahaan tersebut.
tertentu sehingga tidak ada karyawan yang ditempatkan pada bidang yang
tidak semestinya, karena hal ini akan mengurangi efektifitas dan efisiensi
perusahaan. Bila perusahaan bertambah besar, maka semakin rumit
Karyawan yang handal merupakan salah satu asset perusahaan yang tidak
perusahaan dan karyawan juga merupakan salah satu factor penentu dalam
a) General Manager
cabang.
b) Faktor Manager
Membawahi :
Production manager
Technic Manager
produksi.
- Technic manager dibuat o1eh para technic supervisor, para staf dan
administrasi.
Ware House Manager
produksi.
- Mengurus gudang barang jadi seperti mie instant dan makanan bayi.
- Ware House Manager dibantu o1eh para ware house supervisor dan
bagian administrasi.
instant.
untuk produksi.
development supervisor.
d) Personne1 Manager (BPM)
kesejahteraan pegawai.
baru.
administrasinya.
Area Sa1es Promotion Manager membawahi :
o1eh ASPR.
perusahaan.
administrasi.
B. Metode Penelitian
deskriptif, dimana metode tersebut akan menjelaskan secara sistematis, actual dan
1. Aktiva tetap berwujud adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk
siap pakai atau bangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi
menyediakan informasi yang diperlukan oleh para investor dan kreditor untuk
dan untuk mendapat informasi yang sesuai ada beberapa cara yang digunakan
Riset perpustakaan yaitu teknik pengumpulan data yang berasal dari buku-
buku dan informasi yang dikutip langsung dari literatur-literatur lainnya yang
a. Data primer
yang bersangkutan dan observasi langsung pada obyek yang diteliti dengan
cara wawancara.
b. Data sekunder
Data skunder adalah data yang diperoleh dari perusahaan berupa sejarah
berwujud.
E. Metode Analisis Data.
Tabel 5
1 Tanah
2 Bangunan 5 40 4%
3 Prasarana 5 - 40 20%
4 Mesin 5 25 12,5%
5 Kendaraan 52 20%
1. Tanah
2. Bangunan
30%, dan 40% dari nilai sisa setelah dikurangi uang muka.
Tabel 6
tahun penyusutan
Rp 90.957.327.000
tahun penyusutan
Rp 90.957.327.000
angka tahun, maka besarnya beban penyusutan dapat dihitung sebagai berikut :
tahun penyusutan
Rp 90.957. 327.000
Rp 90.957.327000
3. Prasarana
HP
Depresiasi per tahun = ---------
N
Rp 25.000.000
= -------------------------
5
= Rp 5.000.000
Tabel 9
Rp 25.000.000
Rp 25.000.000
Rp 25.000.000
tahun, maka besarnya beban penyusutan dapat dihitung sebagai berikut : Jumlah
tahun Penyusutan
Rp 25.000.000
Rp 25.000.000
4. Mesin
HP - NS
Depresiasi = -------------------
N
Rp 42.000.000
= ------------------------
8
= Rp 5.250.000
Rp 5.250.000
12
= Rp 437.500
Tabel 12
tahun ke penyusutan
Rp 42.000.000
Rp 42.000.000
tahun penyusutan
Rp 42.000.000
angka tahun, maka besarnya beban penyusutan dapat dihitung sebagai berikut :
Rp 42.000.000
36 Rp 42.000.000
Mesin yang dibeli pada tahun 1998 dengan harga perolehan sebesar
HP
n ( jam kerja )
Rp 42.000.000
= -------------------------
30.000
= Rp 1.400
Tabel 15
Rp 42.000.000
30.000 Rp 42.000.000
sebesar Rp 4.000.000. Pada hari itu juga, uang hasil dari penjualan tersebut
digunakan untuk membeli sebuah motor dengan harga beli Rp 7.500.000 ditambah
------------------
-----------
= Rp 8.000.000
-----------------
= Rp 1.600.000
Tabel 16
Tahun Penyusutan
Rp 8.000.000
-----------------
Rp 8.000.000
Rp 8.000.000
tahun, maka besarnya beban penyusutan dapat dihitung sebagai berikut : Jumlah
Tabel 18
Depresiasi Metode Jumlah angka tahun
Akhir Dasar Penyusutan Pecahaan Beban Nilai
Tahun Penyusutan Penyusutan Buku
Rp 8.000.000
1 Rp 8.000.000 5/15 Rp 2.666.666,667 Rp 5.333.333,333
2 Rp 8.000.000 4/15 Rp 2.133.333,333 Rp 3.200.000
3 Rp 8.000.000 3/15 Rp 1.600.000 Rp 1.600.000
4 Rp 8.000.000 2/15 Rp 1.066.666,667 Rp 533.333,3333
5 Rp 8.000.000 1/15 Rp 533.333,3333
Rp 8.000.000
6 Instalasi listrik, air dan gas.
500.000.
Tabel 19
Tahun Penyusutan
Rp 20.500.000
-----------------
Rp 20.500.000
Apabila perusahaan juga melakukan perhitungan beban penyusutan dengan
Tabel 20
Rp 20.500.000
tahun, maka besarnya beban penyusutan dapat dihitung sebagai berikut : Jumlah
tahun
Rp 20.500.000
Rp 20.500.000
Rp 28000000
Rp 2.800.000
Rp 2.800.000
tahun, maka besarnya beban penyusutan dapat dihitung sebagai berikut : Jumlah
Tabel 24
nilai sisa dengan tarif 20% per tahun. Dalam hal ini perusahaan menyusutkan
HP
Rp 25.000.000
= -------------------------
= Rp 5.000.000
Tabel 25
Rp 25000000
1998 Rp 25.000.000 : 5 = Rp 5.000.000 Rp 5.000.000
Rp 20000000
1999 Rp 25.000.000 : 5 = Rp 5.000.000 Rp 10.000.000
Rp 15000000
2000 Rp 25.000.000 : 5 = Rp 5.000.000 Rp 15.000.000
2001 Rp 25.000.000 : 5 = Rp 5.000.000 Rp 20.000.000 Rp 10000000
2002 Rp 25.000.000 : 5 = Rp 5.000.000 Rp 25.000.000
Rp 5000000
Rp 25.000.000
-
Apabila perusahaan juga melakukan perhitungan beban penyusutan dengan
Tabel 26
Rp 25.000.000
tahun, maka besarnya beban penyusutan dapat dihitung sebagai berikut : Jumlah
Rp 25.000.000
15/15 Rp 25.000.000
1. Bangunan
Pada bangunan, metode garis lurus sangat tepat, akan tetapi dalam
perhitungan data diatas dengan metode ini mengalami kerugian karena beban
penyusutanya lebih besar dari pada pendapatan Jadi, dari data diatas metode saldo
2. Prasarana
Pada prasarana metode garis lurus sangat tepat akan tetapi selisih
keuntungan yang sangat tipis dengan metode saldo menurun. Tetapi lebih bagus
menggunakan metode garis lurus karena beban penyusutanya sama setiap tahunnya.
3. Mesin
Metode garis lurus adalah metode sangat sederhana dan banyak digunakan
4. Kendaraan
metode saldo menurun ganda karena dengan metode ini mengalami keuntungan.
7. Peralatan
A. Kesimpulan
pembahasan pada PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk adalah sebagai berikut :
1. Aktiva tetap dapat diperoleh dengan cara antara lain : (a) Pembelian tunai, (b)
dengan aktiva tetap yang lain, (e) Diperoleh dari donasi / hadiah, (f) Aktiva
tetap yang dibuat sendiri, dan (g) Perolehan dengan lease modal.
Makmur, Tbk tidak menetapkan batasan nominal untuk setiap jenis aktiva
tetapnya.
3. Pelepasan dan penghentian aktiva tetap pada PT. Indofood Sukses Makmur,
tetap di neraca.
beban penyusutan aktiva tetap untuk tiap tahunya adalah sama, sehingga dapat
B. Saran
2. Metode garis lurus adalah metode yang paling sederhana dan banyak
Hendriksen, E .S. and M. F .Van Breda .2000. Teori Akunting, ahli bahasa Herman
Wibowo, Edisi 5, 2000, Penerbit Interaksara, Batam.
Niswoneger C.R. C.S Warren. J.M Reeve. and P.E. Fess. 2000. Prinsip-Prinsip
Akuntansi, ahli bahasa Alfonsus Sirait dan Helda Gunawan, Edisi 19, Buku
2, 2000, Penerbit Erlangga, Jakarta .
Slamet Sugiri dan Bogat Agus Riyono .2002. Akuntansi Pengantar I , UPP AMP
YKPN, Yogyakarta.
Soemarso SR, 2004 . Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi ke lima Buku 1,Salemba
Empat, Jakarta .
Sofyan Syafari Harahap. 2005. Teori Akuntansi, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta .
Tabel 6
Bangunan
Penyusutan - Metode Garis Lurus
Akhir Perhitungan penyusunan Akumulasi Nilai buku aktiva
tahun penyusutan
Rp 90.957.327.000
1991 Rp 90.957.327000 : 5 = Rp 18.191.465.400 Rp 18.191.465.400 Rp 72.765.861.600
1992 Rp 90.957.327000 : 5 = Rp 18.191.465.400 Rp 36.382.930.800 Rp 54.574.396.200
1993 Rp 90.957.327000 : 5 = Rp 18.191.465.400 Rp 54.574.396.200 Rp 36.382.930.400
1994 Rp 90.957.327000 : 5 = Rp 18.191.465.400 Rp 72.765.861.600 Rp 18.191.465.400
1995 Rp 90.957.327000 : 5 = Rp 18.191.465.400 Rp 90.957.327.000 -
Tabel 7
Penyusutan - Metode Sa1do Menurun Ganda
Akhir Perhitungan penyusutan Akumulasi Nilai buku aktiva
tahun penyusutan
Rp 90.957.327.000
1991 Rp 90..957.327.000 x 8% =Rp 7.276.586.160 Rp 7.276.586.160 Rp 83.680.740.840
1992 Rp 83.680.740.840 x 8% =Rp 6.694.459.267 Rp 13.971.045.430 Rp 76.986.281.570
1993 Rp 76.986.281.570 x 8% = Rp 6.158.902.526 Rp 20.129.947.960 Rp 70.827.379.040
1994 Rp70.827.379.040 x 8% = Rp 5.666.190.324 Rp 25.796.138.280 Rp 65.161.188.720
1995 Rp 65.161.188.720 x 8% = Rp 5.212.895.097 Rp 31.009.033.380
Tabel 8
Penyusutan - Metode JumIah Angka Tahun
Akhir Perhitungan penyusutan Akumulasi Nilai buku aktiva
tahun penyusutan
Rp 90.957. 327.000
1 Rp 90.957.327000 x 5/15 = Rp 30.319.109.000 Rp 30..319.109.000 Rp 60.638.218.000
2 Rp 90.957.327000 x 4/15 = Rp 24.255.287.200 Rp 54.574.396.200 Rp 36.382.930.800
3 Rp 90.957.327000 x 3/15 = Rp 18.191.465.400 Rp 72.765.861.600 Rp 18.191.465.400
4 Rp 90.957.327000 x 2/15 = Rp 12.127.643.600 Rp 84.893..505.200 Rp 6.063.821.800
5 Rp 90.957.327000 x 1/15 = Rp 6.063.821.800 Rp 90.957..327.000 -
Rp 90.957.327000
Tabel 9
Prasarana
Penyusutan - Metode Garis Lurus
Akhir Perhitungan penyusunan Akumulasi Nilai buku
tahun penyusutan aktiva
Rp 25.000.000
1998 Rp 25.000.000 : 5 = Rp 5.000.000 Rp 5.000.000 Rp 20.000.000
1999 Rp 25.000.000 : 5 = Rp 5.000.000 Rp 10.000.000 Rp 15.000.000
2000 Rp 25.000.000 : 5 = Rp 5.000.000 Rp 15.000.000 Rp 10.000.000
2001 Rp 25.000.000 : 5 = Rp 5.000.000 Rp 20.000.000 Rp 5.000.000
2002 Rp 25.000.000 : 5 = Rp 5.000.000 Rp 25.000.000 -
Rp 25.000.000
Tabel 10
Penyusutan - Metode Sa1do Menurun Ganda
Akhir Perhitungan penyusutan Akumulasi Nilai buku
tahun penyusutan aktiva
Rp 25.000.000
1998 Rp 25.000.000 x 40% = Rp 10.000.000 Rp 10.000.000 Rp 15.000.000
1999 Rp 15.000.000 x 40% = Rp 6.000.000 Rp 16.000.000 Rp 9.000.000
2000 Rp 9.000.000 x 40% = Rp 3.600.000 Rp 19.600.000 Rp 5.400.000
2001 Rp 5.400.000 x 40% = Rp 2.160.000 Rp 21.760.000 Rp 3.240.000
2002 Rp 3.240.000 x 40% = Rp 1.296.000 Rp 23.056.000 Rp 1.944.000
Tabel 11
Penyusutan - Metode JumIah Angka Tahun
Akhir Dasar Penyusutan Pecahaan Beban Nilai buku
tahun Penyusutan penyusutan
Rp 25.000.000
1 Rp 25.000.000 5/15 Rp .333.333,333 Rp16.666.666.67
2 Rp 25.000.000 4/15 Rp .666.666.667 Rp 10.000.000
3 Rp 25.000.000 3/15 Rp 5.000.000 Rp 5.000.000
4 Rp 25.000.000 2/15 Rp .333.333,333 Rp 1.666666,667
5 Rp 25.000.000 1/15 Rp .666.666,667 -
Rp 25.000.000
Tabel 12
Mesin
Depresiasi Metode Garis Lurus
Akhir Perhitungan penyusutan Akumulasi Nilai buku
tahun penyusutan aktiva
Rp 42.000.000
1998 Rp 42.000.000 : 8 = Rp 5.250.000 Rp 5.250.000 Rp 36.750.000
1999 Rp 42.000.000 : 8 = Rp 5.250.000 Rp 10.500.000 Rp 31.500.000
2000 Rp 42.000.000 : 8 = Rp 5.250.000 Rp 15.750.000 Rp 26.250.000
2001 Rp 42.000.000 : 8 = Rp 5.250.000 Rp 21.000.000 Rp 21.000.000
2002 Rp 42.000.000 : 8 = Rp 5.250.000 Rp 26.250.000 Rp 15.750.000
2003 Rp 42.000.000 : 8 = Rp 5.250.000 Rp 31.500.000 Rp 10.500.000
2004 Rp 42.000.000 : 8 = Rp 5.250.000 Rp 36.750.000 Rp 5.250.000
2005 Rp 42.000.000 : 8 = Rp 5.250.000 Rp 42.000.000 -
Rp 2.000.000
Tabel 13
Penyusutan - Metode Sa1do Menurun Ganda
Akhir Perhitungan penyusutan Akumulasi Nilai buku aktiva
tahun penyusutan
Rp 42.000.000
1998 Rp 42.000.000 x 25% = Rp 10.500.000 Rp 10.500.000 Rp 31.500.000
1999 Rp 31.500.000 x 25% = Rp 7.875.000 Rp 18.375.000 Rp 26.625.000
2000 Rp 23.625.000 x 25% = Rp 5.906.250 Rp 24.281.250 Rp 17.718.750
2001 Rp 17.718.750 x 25% = Rp 4.429.687,5 Rp 28.710.937,5 Rp 13.289.062,5
2002 Rp 13.289.062,5 x 25% = Rp 3.322.265,625 Rp 32.033.203,13 Rp 9.966.796,875
2003 Rp 9.966.796,875 x 25% = Rp 2.491.699,219 Rp 34.524.902,35 Rp 7.475.097,656
2004 Rp 7.475.097,656 x 25% = Rp 1.868.774,414 Rp 36.393.676,67 Rp 5.606.323,242
2005 Rp 5.606.323,242 x 25%= Rp 1.401.580,811 Rp 37.795.257,57
Tabel 14
Penyusutan - Metode JumIah Angka Tahun
Akhir Dasar Penyusutan Umur Pecahan Akumulasi Nilai buku
tahun penyusutan
Penyusutan
Rp 42.000.000
1 Rp 42.000.000 8 8/36 Rp 9.333.333,333 Rp32.666.666,67
2 Rp 42.000.000 7 7/36 Rp 8.166.666,667 Rp 24.500.000
3 Rp 42.000.000 6 6/36 Rp 7.000.000 Rp 17.500.000
4 Rp 42.000.000 5 5/36 Rp 5.833.333,333 Rp 11.666.66,667
5 Rp 42.000.000 4 4/36 Rp 4.666.666,667 Rp 7.000.000
6 Rp 42.000.000 3 3/36 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000
7 Rp 42.000.000 2 2/36 Rp 2.333.333,333 Rp
8 Rp 42.000.000 1 1/36 Rp 1.166.666,667 1.166.666,67
36 Rp 42.000.000 -
Tabel 15
Penyusutan Metode Jam Pemakaian
Akhir Jam Perhitungan penyusunan Akumulasi Nilai buku
tahun pemakaian penyusutan aktiva
Rp 42.000.000
1998 8.000 8.000 x 1.400 =Rp 11.200.000 Rp 11.200.000 Rp 30.800.000
1999 6.000 6.000 x 1.400 = Rp 8.400.000 Rp 19.600.000 Rp 22.400.000
2000 5.000 5.000 x 1.400 = Rp 7.000.000 Rp 26.600.000 Rp 15.400.000
2001 4.000 4.000 x 1.400 = Rp 5.400.000 Rp 32.200.000 Rp 9.800.000
2002 3.000 3.000 x 1.400 = Rp 4.200.000 Rp 36.400.000 Rp 5.600.000
2003 2.000 2.000 x 1.400 = Rp 2.800.000 Rp 39.200.000 Rp 2.800.000
2004 1.000 1.000 x 1.400 = Rp 1.400.000 Rp 40.600.000 Rp 1.400.000
2005 700 700 x 1.400 = Rp 980.000 Rp 41.580.000 Rp 420.000
2006 300 300 x 1.400 = Rp 420.000 Rp 42.000.000 -
30.000 Rp 42.000.000
Tabel 16
Kendaraan
Depresiasi Metode Garis Lurus
Akhir Perhitungan penyusunan Akumulasi Nilai buku
Tahun Penyusutan
Rp 8.000.000
1996 Rp 8.000.000 : 5 = Rp 1.600.000 Rp 1.600.000 Rp 6.400.000
1997 Rp 8.000.000 : 5 = Rp 1.600.000 Rp 3.200.000 Rp 4.800.000
1998 Rp 8.000.000 : 5 = Rp 1.600.000 Rp 4.800.000 Rp 3.200.000
1999 Rp 8.000.000 : 5 = Rp 1.600.000 Rp 6.400.000 Rp 1.600.000
2000 Rp 8.000.000 : 5 = Rp 1.600.000 Rp 8.000.000 -
______________
Rp 8.000.000
Tabel 17
Penyusutan - Metode Sa1do Menurun Ganda
Akhir Perhitungan penyusutan Akumulasi Nilai buku
tahun penyusutan aktiva
Rp 8.000.000
1996 Rp 8.000.000 x 40% = Rp 3.200.000 Rp 3.200.000 Rp 4.800.000
1997 Rp 4.800.000 x 40% = Rp 1.920.000 Rp 5.120.000 Rp 2.880.000
1998 Rp 2.880.000 x 40% = Rp 1.152.000 Rp 6.272.000 Rp 1.728.000
1999 Rp 1.728.000 x 40% = Rp 691.200 Rp 6.963.200 Rp 1.036.800
2000 Rp 1.036.800 x 40% = Rp 414.720 Rp 7.377.920 Rp 622.080
Tabel 18
Depresiasi Metode Jumlah angka tahun
Akhir Dasar Penyusutan Pecahaan Beban Nilai
Tahun Penyusutan Penyusutan Buku
Rp 8.000.000
1 Rp 8.000.000 5/15 Rp 2.666.666,667 Rp 5.333.333,333
2 Rp 8.000.000 4/15 Rp 2.133.333,333 Rp 3.200.000
3 Rp 8.000.000 3/15 Rp 1.600.000 Rp 1.600.000
4 Rp 8.000.000 2/15 Rp 1.066.666,667 Rp 533.333,3333
5 Rp 8.000.000 1/15 Rp 533.333,3333
Rp 8.000.000
Tabel 19
Instalasi listirk, air dan gas
Depresiasi Metode Garis Lurus
Tabel 21
Penyusutan - Metode JumIah Angka Tahun
Akhir Perhitungan penyusutan Akumulasi Nilai buku
tahun penyusutan aktiva
Rp 20.500.000
1 Rp 20.500.000 x 5/15 = Rp 6.833.333,333 Rp 6.833.333,333 Rp 13.666.666.67
2 Rp 20.500.000 x 4/15 = Rp 5.466.666.667 Rp 12.300.000 Rp 8.200.000
3 Rp 20.500.000 x 3/15 = Rp 4.100.000 Rp 16.400.000 Rp 4.100.000
4 Rp 20.500.000 x 2/15 = Rp 2.733.333,333 Rp 19.133.333,333 Rp 1.366666,667
5 Rp 20.500.000 x 1/15 = Rp 1.366.666,667 Rp 20.500.000 -
Rp 20.500.000
Tabel 22
Inventaris / perlengkapan
Penyusutan - Metode Garis Lurus
Akhir Perhitungan penyusunan Akumulasi Nilai buku
tahun penyusutan aktiva
Rp 28000000
1995 Rp 2.800.000 : 5 = Rp 560.000 Rp 560.000 Rp 2240000
1996 Rp 2.800.000 : 5 = Rp 560.000 Rp 1.120.000 Rp 1680000
1997 Rp 2.800.000 : 5 = Rp 560.000 Rp 1.680.000 Rp 1120000
1998 Rp 2.800.000 : 5 = Rp 560.000 Rp 2.240.000 Rp 560000
1999 Rp 2.800.000 : 5 = Rp 560.000 Rp 2.800.000 -
Rp 2.800.000
Tabel 23
Penyusutan - Metode Sa1do Menurun Ganda
Akhir Perhitungan penyusutan Akumulasi Nilai buku
tahun penyusutan aktiva
Rp 2.800.000
1995 Rp 2.800.000 x 40% = Rp 1.120.000 Rp 1.120.000 Rp 1.680.000
1996 Rp 1.680.000 x 40% = Rp 672.000 Rp 1.792.000 Rp 1.008.000
1997 Rp 1.008.000 x 40% = Rp 403.200 Rp 2.195.200 Rp 604.800
1998 Rp 604.800 x 40% = Rp 241.920 Rp 2.437.120 Rp 362.880
1999 Rp 362.880 x 40% = Rp 145.152 Rp 2.582.272 Rp 217.728
Tabel 24
Penyusutan - Metode JumIah Angka Tahun
Akhir Perhitungan penyusutan Akumulasi Nilai buku
tahun penyusutan aktiva
Rp 2.800.000
1995 Rp 2.800.000 x 5/15 = Rp 933.333,3333 Rp 933.333,3333 Rp 1.866.666.667
1996 Rp 2.800.000 x 4/15 = Rp 746.666.6667 Rp 1.680.000 Rp 1.120.000
1997 Rp 2.800.000 x 3/15 = Rp 560.000 Rp 2.240.000 Rp 560.000
1998 Rp 2.800.000 x 2/15 = Rp 373.333,3333 Rp 2.613.333,3333 Rp 186.666,6667
1999 Rp 2.800.000 x 1/15 = Rp 186.666,6667 Rp 2.800.000
Rp 2.800.000
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Data Pribadi
Nim : 03203-104
Agama : Islam
B. Riwayat Pendidikan