Hanik Mahliatussikah
sikah_74@yahoo.co.id
Abstrak
Pentingnya pembelajaran bahasa Arab di Indonesia, di
antaranya ditunjukkan oleh maraknya pembelajaran bahasa Arab untuk
anak usia dini dan maraknya pembelajaran bahasa Arab di lembaga-
lembaga umum, seperti SMA. Bahasa Arab di Indonesia, di samping
dipandang sebagai alat komunikasi, juga dipakai sebagai alat untuk
mengkaji agama Islam dan berbagai pengetahuan. Pentingnya
kedudukan bahasa Arab itulah yang mengakibatkan proses kegiatan
belajar mengajar pun selalu diupayakan untuk terus menerus
ditingkatkan kualitas dan variasinya. Kurikulumnya pun selalu dievaluasi
dan disesuaikan dengan tuntutan perkembangan pendidikan. Orientasi
pembelajaran bahasa Arab di SMA bukan gramatikal oriented, tetapi
pada kemampuan berkomunikasi lisan dan tulis. Pembelajaran unsur-
unsur bahasa yang terdiri atas kosakata, ungkapan komunikatif,
pelafalan, tata bahasa, ejaan ditujukan untuk mendukung penguasaan
dan pengembangan empat keterampilan berbahasa dan bukan untuk
kepentingan penguasaan unsur-unsur bahasa itu sendiri.
A. PENDAHULUAN
Pakar Teknologi Pendidikan, Gagne, Briggs & Wager1
menyatakan bahwa proses belajar seseorang dipengaruhi oleh faktor
internal dan eksternal peserta didik. Proses belajar terjadi karena sinergi
memori jangka pendek dan jangka panjang diaktifkan melalui penciptaan
lingkungan belajar. Melalui indranya, peserta akan menyerap materi
secara berbeda. Pendidik mengarahkan agar pemrosesan informasi
melalui memori jangka panjang berjalan dengan lancar melalui
optimalisasi seluruh indra. Menurut Magnesen, prosentase penyerapan
informasi yang dilakukan dengan membaca hanya 10%. Adapun melalui
pendengaran 20%, melihat 30%, melihat dan mendengar 50%,
mengatakan 70%, dan mengatakan sambil mengerjakan sesuatu 90%2.
Berdasarkan analisa tersebut, strategi pembelajaran bahasa Arab
(selanjutnya disingkat BAR) beserta materi ajar hendaknya diarahkan
bergantung pada karakteristik sistem bahasa itu, baik dari segi fonologi,
morfologi maupun sintaksis dan semantiknya. Oleh karena itu, studi
BAR, tidak seharusnya dianggap sulit dan rumit. Hal itu selain menjadi
hambatan psikologis bagi pembelajar, juga merupakan kesalahan awal
yang berimplikasi kepada tidak tercapainya tujuan belajar BAR itu
sendiri. Fakta ini sekaligus mengharuskan para ahli dan tenaga pendidik
BAR untuk melakukan pelurusan dan sekaligus evaluasi diri, sebab hal
ini tidak menguntungkan dunia pendidikan BAR. Salah satu upaya
evaluasi adalah menganalisis tujuan dan materi ajar mata pelajaran BAR
di SMA.
BAR merupakan mata pelajaran yang mengembangkan
keterampilan berkomunikasi lisan dan tulisan untuk memahami dan
mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan serta mengembangkan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan budaya. Mata pelajaran BAR merupakan
mata pelajaran pilihan di Sekolah Menengah Atas yang berfungsi
sebagai alat pengembangan diri siswa dalam bidang komunikasi, ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni budaya. Dengan demikian mereka
dapat tumbuh dan berkembang menjadi warga negara yang cerdas,
terampil dan berkepribadian Indonesia serta siap mengambil bagian
dalam pembangunan nasional.
BAR, di samping diakui sebagai bahasa resmi PBB, juga
berkedudukan sebagai bahasa agama Islam. Penguasaan BAR di
samping mendukung kompetensi seseorang untuk terjun ke lapangan
kerja dalam bidang jasa, komunikasi, diplomasi, dan bisnis antarbangsa,
juga memperkuat basis keberagamaan Islam, baik untuk keperluan
peribadatan maupun pemahaman ajarannya8.
KTSP bidang studi BAR di SMA terdiri atas KTSP untuk
Jurusan Bahasa yang disajikan di kelas XI dan XII dan KTSP untuk
semua jurusan yang disajikan di kelas X, XI, dan XII. Dengan adanya
kedua jenis KTSP ini, banyak SMA Negeri dan Swasta yang menyajikan
BAR untuk semua Jurusan. Bahkan, beberapa sekolah menengah
kejuruan (SMK) juga menyajikan BAR dengan alasan bahwa
penguasaan bahasa asing, termasuk BAR dapat memperkuat daya saing
dalam memasuki dunia kerja.
Para pengembang kurikulum, hendaknya memperhatikan
prinsip-prinsip pengembangan kurikulum, yaitu (1) prinsip relevansi
antara pendidikan dan tuntunan kehidupan masyarakat (the needs of
society)9. Pendidikan dikatakan relevan bila hasil yang diperoleh akan
berguna bagi kehidupan seseorang, (2) prinsip efektivitas, yaitu sejauh
mana perencanaan kurikulum dapat dicapai sesuai dengan keinginan
yang telah ditentukan. Efektivitas belajar mengajar alam dunia
B. PEMBAHASAN
1. Tujuan Pembelajaran Bahasa Arab di SMA dan MA
Tujuan pembelajaran secara pedagogis adalah bentuk objektif
yang diharapkan terjadi setelah seorang mengalami pengalaman dan
proses pembelajaran tertentu, sehingga nampak ada perubahan, baik dari
aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik13. Program pembelajaran
BAR di Indonesia memiliki tujuan agar para siswa berkembang dalam
hal (a) kemampuan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis
secara baik; (b) berbicara secara sederhana tapi efektif dalam berbagai
konteks untuk menyampaikan informasi, pikiran dan perasaan, serta
menjalin hubungan sosial dalam bentuk kegiatan yang beragam,
interaktif dan menyenangkan; (c) menafsirkan isi berbagai bentuk teks
tulis pendek sederhana dan merespon dalam bentuk kegiatan yang
beragam, interaktif, dan menyenangkan; (d) menulis kreatif meskipun
pendek sederhana berbagai bentuk teks untuk menyampaikan informasi,
mengungkapkan pikiran dan perasaan; (e) menghayati dan menghargai
karya sastra; dan (f) kemampuan untuk berdiskusi dan menganalisis teks
secara kritis14.
Berdasarkan tujuan tersebut, maka mata pelajaran BAR di SMA
diarahkan pada penguasaan ketrampilan berbahasa. Berdasarkan tujuan
tersebut pula, maka materi pelajaran tidak terbatas pada konteks
keseharian, tetapi juga mencakup teks yang bernuansa sastra dalam
rangka menghayati dan menghargainya.
Analisis Buku Bahasa Arab untuk SMA kelas X, XI, dan XII yang
disusun Zakiyah Arifa dan Nadia Afidati
Buku teks hanyalah salah satu sumber belajar. Metode lebih
penting dari materi dan semangat guru lebih penting dari metode. Yang
lebih penting lagi adalah bagaimana ruh guru itu bias membangkitkan
ruh siswa, karena semangat siswa merupakan faktor utama keberhasilan
belajar.
Untuk mengetahui keterkaitan antara kurikulum SMA yang telah
disusun dan implementasinya di lapangan, perlu dilihat buku yang
dipakai di lembaga-lembaga SMA. Buku BAR tingkat SMA lebih sulit
ditemukan di pasaran. Satu contoh buku SMA yang banyak digunakan di
Jawa Timur khususnya adalah buku BAR yang diterbitkan oleh Misykat,
karya Nadia Afidati dan Zakiyah Arifa dengan Editor Ahmad Fuad
Effendi. Buku inilah yang dijadikan contoh kajian dalam artikel ini.
Buku ini disusun dengan tujuan agar siswa memiliki kemampuan
berbahasa Arab dasar, yaitu kemampuan berkomunikasi lisan dan tulis
sederhana yang dapat digunakan untuk berinteraksi dengan penutur BAR
dalam kehidupan sehari-hari. BAR yang disajikan dalam buku ini adalah
BAR sebagai bahasa komunikasi. Buku ini disusun berdasarkan
pendekatan komunikatif, yang menekankan pada penguasaan
ketrampilan berbahasa dan bukan pada pengetahuan bahasa, dan
berangkat dari fungsi-fungsi bahasa dan bukan unsur-unsur bahasa.
17
10
11
12
13
Dalam akhir buku X ini, disajikan daftar kosa kata, yaitu 415
kosa kata, terdiri atas semester I:206 kosa kata (dars 1: 109, dars 2: 37,
dars 3: 60), dan semester 2: 209 kosa kata (dars 1: 48, dars 2: 69, dan
dars 3: 92).
Berdasarkan tabel tersebut, diketahui bahwa sajian materi dalam
buku kelas X ini didasarkan pada ketrampilan berbahasa, dengan urutan
(1) istima dan kalam , (2) qira`ah, (3) istima dan kitabah. Di samping
itu, ada latihan tambahan berupa hafalan bilangan, ungkapan dan
menulis halus. Buku kelas X memuat Tiga dars dan masing-masing dars
terdiri atas 4 bagian.
Jika ditinjau dari aspek proses pembelajarannya, tampak bahwa
kegiatan yang dilakukan sebagai berikut (a) dialog: latihan
mengemukakan informasi dan menanyakan informasi tertentu, (b)
pengenalan gramatika, (c) membaca, memahami, dan menceritakan isi
dialog (d) menyimak, mengucapkan dan menulis
serta (e) menghafalkan ungkapan-ungkapan sederhana, dan permainan.
Berarti, kegiatan pembelajarannya sudah mencakup pelibatan 4
ketrampilan berbahasa.
Adapun jumlah kosa kata yang diajarkan sebayak 415 kosa kata.
Pembelajaran kosa kata merupakan tuntutan pokok yang harus terpenuhi
dalam pembelajaran bahasa. Menurut rusydi Ahmad Thuaimah,
pemilihan mufradat hendaknya memenuhi prinsip-prinsip (a) at
tawaatur, yaitu frekuensi pemilihannya harus cermat, yaitu mufradat
yang betul-betul sering digunakan)
14
15
16
17
kegiatan liburan
- menghafal dan menulis
halus kata hikmah
5. at-tadribat - ungkapan-ungkapan
al idhafiyyah - permainan ular tangga
An-nushush lil istima
Kosa kata yang tersaji dalam daftar kosa kata terdiri atas 355
kosa kata, terdiri atas semester I: 174 kosa kata (dars 1: 99 dan dars 2:
75), dan semester 2: 181 kosa kata (dars 1: 89 dan dars 2:92).
Berdasarkan tabel tersebut, diketahui bahwa antara buku kelas X
dan kelas XI ini memiliki urutan sajian yang tidak konsisten. Pada buku
kelas X, urutan materinya (1) istima dan kalam , (2) qira`ah, (3) istima
dan kitabah,serta (4) tadribat idzafiyah. Adapun untuk kelas XI, urutan
sajiannya adalah (1) kalam, (2) Qira`ah, (3) istima, (4) kitabah,dan (5)
tadribat idzafiyah.
Adapun pembelajarannya meliputi menyimak dan menirukan,
menanyakan, dan menyebutkan/menceritakan, tatabahasa, membaca,
memahami, dan menceritakan isi bacaan, membaca dan memahami
dialog, mengucapkan dan menulis bunyi-bunyi bahasa Arab, menghafal
dan menulis halus kata hikmah, dan permainan. Kosa kata yang disajikan
dalam buku XI ini jauh lebih sedikit dibanding kelas X yang berjumlah
415kosa kata. Jumlah mufradat pada buku XI ini sebanyak 355 kosakata.
Harusnya, kosakata yang disajikan pada jenjang yang lebih tinggi
memiliki kuantitas yang lebih banyak pula, dan tidak menurun.
Ditinjau dari aspek gramatika, urutan sajian nya adalah kata
ganti, mufrad, mutsanna, jama dan fiil mudhari dan amar. Menurut
hemat penulis, secara manthiqiy dan juga alur sikuulujiy, tampilan sajian
gramatika ini telah memenuhi kebutuhan pebelajar yang dikenalkan isim
dulu sebelum fiil.
Tabel 6: rincian isi buku bahasa Arab SMA Kelas XII20
No Kls Dars Bagian Rincian Kegiatan
pembelajaran
1 XII 1: 1: al-kalam - menyimak, melihat, dan
Al- menirukan
hiwayah - menyimak, menyebutkan/
menceritakan, menanyakan
hobi
2. al- - membaca, memahami, dan
Qira`ah menceritakan isi bacaan
- mengenal kata sifat dan
18
lawan kata
3. al- - Menyimak, mengucapkan
istima dan menulis kata yang
diimlakkan
- menyimak, memahami,
dan menceritakan isi teks
yang dibacakan
4. al- - menyusun kata menjadi
kitabah kalimat
- menghafal dan menulis
halus kata hikmah
5. at- - ungkapan tambahan
tadribat al - permainan bisik berantai
idhafiyyah
2: al- 1: al-kalam - menyimak, melihat, dan
marafiq menirukan
al- - menyimak, menyebutkan
ammah dan menentukan fungsi
fasilitas umum
- bercakap-cakap tentang
fasilitas umum
- tatabahasa:isim sifat dan
isim tafdhil
2. al- - membaca, memahami dan
Qira`ah menceritakan isi bacaan
- menyimpulkan makna
kalimat dalam suatu istilah
3. al- - menyimak, mengucapkan
istima dan menulis bunyi-bunyi
bahasa Arab
- menyimak, memahami,
dan menceritakan isi teks
yang dibacakan
4. al- - menulis dan menceritakan
kitabah letak fasilitas umum
- menghafal dan menulis
halus kata hikmah
5. at- - permainan monopoli
tadribat al - menghafal dan memahami
idhafiyyah ungkapan
An-nash lifahmil
19
masmu
2 1:al- 1: al-kalam - menyimak, menirukan, dan
mihan mengamati macam-macam
profesi
- menyimak,
menyebutkan/menceritaka
n dan menanyakan
pekerjaan
- tatabahasa:penggunaan
kana-yakunu
- berdialog/berbicara tentang
profesi yang dicita-citakan
di masa depan
2. al- - membaca, memahami dan
Qira`ah menceritakan isi bacaan
- membaca dan memahami
dialog tentang kelanjutan
studi
3. al- - mengisi table,
istima mengungkapkan informasi
dari teks lisan dan
menirukan bacaan
4. al- - menulis teks/narasi
kitabah sederhana tentang profesi
dan cita-cita
- menghafal dan menulis
halus kata hikmah
5. at- - teka-teki
tadribat al - permainan: memperagakan
idhafiyyah
2:ash- 1: al-kalam - menyimak dan menirukan
shich kosakata tentang anggota
chah badan
- menyimak, menanyakan,
dan menyebutkan anggota
badan
- memahami dan
mempraktekkan dialog
tentang kesehatan
2. al- - membaca, memahami dan
Qira`ah menceritakan isi bacaan
20
Di Kelas XII ini, disajikan 804 kosa kata, terdiri atas 218 kosa
kata di semester 1 dan 586 kosa kata di semester 2. Berdasarkan tabel
tersebut, diketahui bahwa sajian buku kelas XII ini memiliki kesamaan
urutan sajian buku kelas XI, meskipun keduanya tidak sama dengan
urutan sajian buku kelas X. Pada buku kelas XII, urutan sajiannya adalah
(1) kalam, (2) Qira`ah, (3) istima, (4) kitabah,dan (5) tadribat idzafiyah.
Adapun pembelajarannya meliputi menyimak dan menirukan,
menanyakan, dan menyebutkan, memahami dan mempraktekkan,
membaca, memahami dan menceritakan isi bacaan, memahami
ungkapan, melaksanakan instruksi lisan, mengungkapkan informasi dari
teks lisan, menulis dan menghafal, menulis halus kata hikmah, dan
melengkapi huruf yang hilang dalam kata, serta permainan. Kegiatan
pembelajaran ini, jika dibandingkan dengan kelas X dan XI tentu saja
lebih bervariasi, dan lebih membutuhkan pemikiran. Pembelajaran sudah
lebih difokuskan pada pencapaian kompetensi kalam.
Ditinjau dari aspek kosa katanya, buku XII ini menyajikan jauh
lebih banyak kosa kata, yaitu sebayak 804. Kenaikan jumlah kosa kata
ini sangatlah drastis, jika dibandigkan dengan 2 buku sebelumnya, yaitu
21
415 dan 355. Ditinjau dari aspek gramatika, pada buku XII ini tidak
banyak menampilkan judul gramatika secara eksplisit, kecuali isim sifat
dan isim tafdhil serta penggunaan kaana yakuunu. Hal ini menunjukkan
bahwa pembelajaran gramatika pada buku XII ini telah banyak
terintegrasi.
Jika ketiga buku ini diperbandingkan, maka deskripsinya sebagai
berikut. Ditinjau dari aspek kosa kata, terdapat 415 kosa kata dalam buku
kelas X, kelas XI ada 355 dan kelas XII ada 804 kosa kata. Dengan
demikian, jumlah keseluruhan mufradat ada 1574 kosa kata. Berdasarkan
teori yang dikemukakan Thuaimah21, bahwa untuk tingkat mahir,
penguasaan kosa kata siswa antara 1500-2000 kosa kata, maka kosa kata
dalam buku SMA ini telah memenuhinya. Hanya saja, kosa kata pada
buku kelas XI lebih sedikit daripada kosakata pada buku kelas X, selisih
60 kosa kata. Dan selisih kosa kata kelas XII dengan kelas X dan sebelas
juga terlalu jauh, dengan perbandingan 415; 355; 804. Berdasarkan
perbandingan itu, tampak tidak adanya pembagian kosa kata yang
merata.
Kosa kata tersebut, beberapa di antaranya termasuk kosa kata
yang memiliki asal yang sama, kemudian diikuti oleh kata lain yang
berbeda atau penggunaannya dalam situasi yang berbeda sehingga
menimbulkan makna yang berbeda. Misalnya wasa`ilun naqli barriyah,
wasa`ilun naqli jawwiyah; akadimiyyatut tamridh dan akadimiyyatuth
thairan; khadama dan khidmah ijtimaiyyah.
Dalam setiap awal bab atau pada bab kalam, disajikan mufradat
asasiyyah yang di drill kan. Adapun pada bagian istima, hanya kadang-
kadang saja disajikan mufradat asasiyyah yang didrillkan. Adapun
mufradat yang lain merupakan mufradat idhafiyyah dan musanidah.
Terjemahan dari keseluruhan mufradat diletakkan pada halaman terakhir
setiap buku.
Ditinjau dari prinsip relevansi, terdapat hubungan antara satu
mufradat dengan mufradat lain yang terdapat dalam satu dars. Tetapi
tidak demikian ketika sudah berganti dars dan wahdah. Kosa kata yang
disajikan hendaknya memenuhi parameter al istimrar (saling
berhubungan), at tatabu (berurutan), at takamul (terintegrasi). Begitu
juga harus memenuhi parameter ash shidq, al ahammiyah, al-qabiliyyah
lit taallum dan al alamiyyah.
Ditinjau dari aspek penyajian aspek ketrampilan berbahasa, buku
ini mendahulukan kalam dibanding dengan istima. Dalam kurikulum,
istima disajikan lebih dahulu. Begitu pula dengan buku-buku yang
selama ini telah ada. Peletakan kalam di awal setiap bab dalam buku ini
dimungkinkan karena hal yang paling utama dalam berbahasa adalah
22
23
C. PENUTUP
Jika ditinjau dari paparan standar kompetensi, kompetensi dasar,
indikator, dan materi yang ada dalam kurikulum, tampak bahwa orientasi
pembelajaran bahasa Arab di SMA bukan gramatikal oriented, tetapi
pada kemampuan berkomunikasi lisan dan tulis. Pembelajaran unsur-
unsur bahasa yang terdiri atas kosakata, ungkapan komunikatif,
pelafalan, tata bahasa, ejaan ditujukan untuk mendukung penguasaan dan
pengembangan empat keterampilan berbahasa, yaitu: mendengarkan,
berbicara, membaca, menulis dan bukan untuk kepentingan penguasaan
unsur-unsur bahasa itu sendiri. Dalam proses belajar mengajar, unsur-
unsur bahasa yang dipandang sulit bagi siswa dapat disajikan secara
tersendiri, secara sistematis sesuai dengan tema yang dibahas.
Buku ajar yang tersedia di pasaran tidak sepenuhnya
mengemban amanat kurikulum. Oleh karena itu, ia hendaknya dipandang
sebagai salah satu referensi saja dan guru dapat menggunakan media atau
buku-buku yang lain untuk pengayaan. Tidak sesuainya materi ajar di
lapangan dengan kurikulum ada kemungkinan karena kurikulum yang
dianggap terlalu tinggi untuk diimplementasikan oleh pengguna. Pada
hal, seharusnya kurikulum tersebut memuat standar kompetensi minimal.
24
Catatan
1Robert
M. Gagne, Leslie J. Brihhs & Walter W.Wager. 1992. Principles of
instructional design. Fort Worth: Harcourt Brace Jovanovich College Publishers. Hal.3-
11
2Dalam Dewi Salma Prawiradilaga. Prinsip Desain Pembelajaran. (Jakarta:
Kencana, 2007).Hal.24.
3Dewi Salma Prawiradilaga, Ibid; lihat juga Rusydi Ahmad Thuaimah.
kesimpulan bahwa "kesan, pandangan, dan pencitraan negatif terhadap bahasa Arab
mulai muncul pada akhir abad ke-19, seiring dengan kolonialisasi Barat ke dunia Islam".
Bahkan pada awal abad ke-20, seruan perlunya penggantian bahasa Arab fush-cha/bahasa
ragam formal dengan bahasa 'ammiyah/bahasa ragam informal bergaung di Mesir.
6Hasilnya menunjukkan bahwa ketiadaan minat (100%), tidak memiliki latar
belakang belajar bahasa Arab (87%), materi/kurikulum perguruan tinggi (83%), kesulitan
memahami materi bahasa Arab (57%), dan lingkungan kelas yang tidak kondusif (50%).
Lebih dari itu, ditemukan bahwa 80% penyebab kesulitan belajar bahasa Arab adalah
faktor psikologis. 77% di antara mereka memiliki kesan negatif terhadap bahasa Arab.
7Muhbib Abdul Wahab. Pemikiran Linguistik Tammam Hassan dalam
Pembelajaran Bahasa Arab. (Jakarta: UIN Jakarta Press. 2008). Hal. 2-3
8Zakiyah Arifa dan Nadia Af`idati. Bahasa Arab untuk SMA-SMK kelas XI
Substansi Problem Administrasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara. Hal.49-50; lihat juga
Subandijah, 1993.Pengembangan dan inovasi kurikulum. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada. Hal 50
10Abdullah Idi. 2006. Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek.
Remaja Rosyda Karya, 2006: 102); lihat jugaWajihah Tsabit Al `Any. Al Fikru At
Tarbawiy Al Muqaran (Urdun: Dar Amr li An Nasyr wa At Tauzi, 2003); lihat juga
Rusydi Ahmad Thuaimah. Talimu al Arabiyyah li Ghairi an Nathiqina biha:
Manahijuhu wa Asalibuhu (Ribath: Isesco, 1989); lihat juga Tyler, RW. Basic of
Curriculum and Instruction (Chicago: University of Chicago Press, 1949).
13Rusydi Ahmad Thuaimah. Manahij Tadris al Lughah al Arabiyyah bi talim
16
Depdiknas. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Arab SMA dan MA
(Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang, 2003) hlm.7
25
16Zakiyah
Arifa dan Nadia Afidati.2009. Bahasa Arab untuk SMA-SMK kelas
XI. Malang: Misykat, hal.iv
16Zakiyah Arifa dan Nadia Af`idati. Bahasa Arab untuk SMA-SMK kelas X
16Zakiyah Arifa dan Nadia Af`idati. Bahasa Arab untuk SMA-SMK kelas XII
Daftar Pustaka
26
27
al-Ittijh Vol. 02 No. 01 (Januari-Juni 2010)
28