Anda di halaman 1dari 3

SGD LECTURE 1

1. Apa pentingnya sebagai calon dokter gigi, anda mempelajari kegawatdaruratan dalam
dokter gigi?
Jawab :
Dengan mempelajari kegawatdaruratan dalam kedokteran gigi, dapat membuat
kita lebih mengenal tentang tingkat kegawatdaruratan dalam kedokteran gigi baik
itu yang dapat mengancam nyawa ataupun yang tidak mengancam nyawa
mampu melakukan penanganan yang sifatnya sebagai life saving secara cepat,
tepat dan terarah
mampu melakukan penatalaksanaan terhadap kasus-kasus kegawatdaruratan yang
terjadi di tempat praktik dokter gigi, sehingga mengurangi kepanikan saat terjadi
kasus yang gawat darurat
mampu menangani komplikasi-komplikasi yang timbul akibat tindakan
kedokteran gigi secara cepat dan benar, sehingga lebih terhindar dari komplikasi
yang bersifat gawat darurat
2. Berikan contoh kegawatdaruratan dalam kedokteran gigi yang dapat mengancam nyawa
pasien, dan apa tindakan anda untuk menangani kejadian tersebut?
Jawab :
Kegawat daruratan dalam kedokteran gigi yang mengancam nyawa :
Syok anafilaksis
3. Berikan contoh kegawatdaruratan dalam kedokteran gigi yang tidak mengancam nyawa
pasien, tetapi memerlukan tindakan cepat dan tepat?
Jawab :
Kegawat daruratan dalam kedokteran gigi yang tidak mengancam nyawa :
Avulse
i. Gigi sudah direplantasi sebelum datang ke klinik
Bersihkan area dengan semprotan air, salin, atau klorheksidin. Jahit jika
terdapat laserasi jaringan lunak.Kembalikan gigi pada posisi normal baik
secara klinis maupunradiografi. Gunakan alat stabilisasi fleksibel selama 2
minggu.
Berikan antibiotik sistemik Berikan pula profilaksis tetanus.
Inisiasi perawatan kanal akar selama 7-10 hari setelah replantasi dansebelum
pelepasan alat stabilisasi. Gunakan kalsium hidroksidasebagai medikasi intra
kanal.
Intruksi pada pasien: diet lunak selama 2 minggu dan menggunakan sikat gigi
yang lembut setelah makan.
Berkumur dengan klorheksidin 0,1% 2 kali sehari selama 1 minggu.
ii. Gigi direndam dalam media penyimpanan (HBSS, susu, salin, atau saliva).
Jika terkontaminasi, bersihkan gigi dengan salin
Periksa soket alveolar, jika terdapat fraktur pada dindingnya lakukan
reposisi dengan instrumen yang sesuai.
Replantasi gigi perlahan dengan tekanan digital. Jahit jika ada laserasi.
Tempatkan gigi pada posisi normal baik secara klinis maupun
radiografi. Gunakan alat stabilisasi fleksibel selama 2 minggu.
Berikan antibiotik sistemik profilaksis tetanus.
Inisiasi perawatan kanal akar selama 7-10 hari setelah replantasi dan sebelum
pelepasan alat stabilisasi. Gunakan kalsium hidroksida sebagai medikasi intra
kanal.
Intruksi pada pasien: diet lunak selama 2 minggu dan menggunakan sikat gigi
yang lembut setelah makan.
iii. Gigi berada di luar soket lebih dari 1 jam
Hilangkan jaringan lunak yang nekrotik dengan kain
Perawatan kanal akar dapat dilakukan 7-10 hari setelah replantasi
Hilangkan koagulum dari soket dengan salin. Periksa soket alveolar, jika
terdapat fraktur dinding soket lakukan reposisi dengan instrumen yang
sesuai.
Rendam gigi di larutan sodium flouride 2% selama 20 menit.
Replantasi gigi tersebut secara perlahan dengan tekanan digital. Jahit jika
ada laserasi. Pastikan posisi sudah kembali normal secara klinis dan
radiografi.
Stabilisasi gigi tersebut dengan alat stabilisasi fleksibel selama 4 minggu
Berikan antibiotik dan profilaksis tetanus
Intruksi pada pasien: diet lunak selama 2 minggu dan menggunakan sikat
gigi yang lembut setelah makan.

Anda mungkin juga menyukai