Anda di halaman 1dari 10

PB XII

M A W A R I S
I. Standar Kompetensi
Memahami hukum Islam tentang mawaris
II. Kompetensi Dasar
1. Menjelaskan ketentuan-ketentuan hukum waris
2. Menjelaskan contoh pelaksanaan hukum waris

A. KETENTUAN MAWARIS
a. Beberapa Pengertian Istilah
Untuk memudahkan pemahaman dalam membahas Mawaris ini, maka
ada beberapa istilah yang harus dimengerti terlebih dahulu, yaitu :
1. Mawaris, berarti harta waris (pusaka). Jadi semua harta peninggalan
seseorang yang telah wafat dan belum diambil untuk keperluan apapun
maka disebut mawaris atau mirast. Sedangkan bila telah siap untuk
dibagikan maka disebut dengan Tirkah.
2. Muwarist adalah orang yang wafat dan meninggalkan mirast.
3. Waris atau ahli waris adalah mereka yang berhak dan berpeluang
untuk memperoleh mirast.
b. Sebab-sebab Waris Mewarisi (Asbabul Irsti)
Dalam Agama Islam terdapat 4 ikatan yang menyebabkan seseorang
berhak dan berpeluang untuk memperoleh harta waris, yaitu :
1. Karena adanya hubungan nasab dengan muwarist, (QS. An Nisa : 7).
2. Karena adanya hubungan perkawinan dengan muwarist (suami/istri).
(QS. An Nisa : 12)
3. Karena memerdekakan muwarist.
4. Karena adanya hubungan sesama Muslim, yaitu bila ternyata muwarist
tidak mempunyai ahli warist yang tersebut pada no. 1, 2, dan 3. maka
harta warisnya diserahkan kepada BAITUL MAL dan selanjutnya
dipergunakan untuk kepentingan umum umat Islam.
Sesuai hadis Nabi saw. berikut:

Saya
Artinya : menjadi

pewaris bagi orang yang tidak memiliki ahli
waris. HR. Ahmad dan Abu Daud
Nabi saw. tidak menerima waris untuk dirinya, akan tetapi Beliau
menerimanya dan selanjutnya dipergunakan untuk kemaslahatan umat
Islam.
c. Hal-hal yang menghalangi untuk memperoleh warisan (Mawaniul irsti)
Bagi seorang ahli awris bisa jadi terhalang atau berkurang bagiannya
jika pada orang tersebut terdapat penghalang, penghalang, tersebut yaitu
:
1. Mamnu atau Mahrum, yaitu seseorang yang telah memiliki syarat dan
sebab yang cukup untuk dapat menerima warisan, akan tetapi terdapat
padanya suatu pengahalang sehingga gugur haknya untuk

Diktat PAI Kelas XII Semester Genap halaman 1


Kurikulum KTSP SMA Negeri 1 Jember
memperoleh warisan, penghalang tersebut terdiri dari : hamba
sahaya, pembunuh, murtad dan berbeda agama.
2. Mahjub, adalah seorang yang memenuhi syarat dan sebaba untuk
mendapatkan warisan, akan tetapi karena ada halangan (hijab), maka
ia tidak berhak menerima atau berkurang bagiannya. Sedangkan hijab
adalah penghalang mahjub dan terdiri dari : Hijab Nuqshan dan Hijab
Hirman.

B. MAWARIS (HARTA WARIS) SEBELUM DIWARIS


Sebelum diadakan pembagian, maka terlebih dahulu supaya dikeluarkan
dari harta waris tersebut untuk beberapa keperluan berikut :
a. Dikeluarkan untuk membayar zakat dari harta peninggalan tersebut.
b. Dikeluarkan untuk membayar hutang muwaris.
c. Dikeluarkan untuk membayar biaya perawatan muwaris.
d. Dikeluarkan untuk melaksanakan wasiat dari muwaris.
Jika empat masalah tersebut di atas telah dilaksanakan dengan baik,
maka barulah harta peninggalan (tirkah) tersebut dapat diwaris sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.

C. AHLI ARIS DAN BAGIANNYA


a. Ayat Al Quran tentang masalah waris
Diantara ayat Al Quran yang menjelaskan masalah waris adalah :




7


: .

ibubapak
Artinya : Bagi orang laki-laki hak bagian dari harta peninggalan

dan kerabatnya, dan bagi wanita pula hak bagian dari harta
peninggalan ibu bapak dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak
menurut bagian yang telah ditentukan. QS. An Nisa : 7
Kemudian dapat dilihat pula dalam surat An Nisa ayat 11 dan 12.
b. Macam-macam ahli waris
1. Dilihat dari segi jenis kelamin, dapat digolongkan menjadi 15 orang ahli
waris laki-laki dan 10 orang ahli waris wanita (nama dan bagiannya
dapat dilihat pada tabel : 1)
2. Dilihat dari hak dan bagiannya, ahli waris dibedakan menjadi :
a. Dzawil Furudh. Yaitu ahli waris yang hak dan bagiannya telah
ditentukan secara jelas dan tegas jumlahnya berdasar ketentuan Al
Quran dan Hadits, yaitu :
1. 4 orang dari kelompok ahli waris laki-laki, yaitu bapak, bapaknya
bapak, saudara laki-laki seibu dan suami.
2. 9 orang dari kelompok ahli waris perempuan, kecuali mutiqah.
Bagian masing-masing dari dzawil furudh ini akan diterangkan ter-
sendiri.
b. Dzawil Ashabah. Yaitu ahli waris yang mendapat bagian sisa, terdiri
3 macam yaitu :
1. Ashabah bin Nafsi (ASBIN), yaitu semua ahli waris dari kelom-
pok laki-laki kecuali bapak, bapaknya bapak, saudara laki-laki
Diktat PAI Kelas XII Semester Genap halaman 2
Kurikulum KTSP SMA Negeri 1 Jember
seibu dan suami, mereka itu mendapat bagian waris (ashabah)
karena sebab dirinya sendiri.
2. Ashabah bil Ghair (ASBIG), yaitu mereka yang mendapat
ashabah (sisa) karena sebab keberadaan saudaranya, mereka itu
ialah :
a. Anak perempuan, seorang atau lebih bila bersama dengan
anak laki-laki
b. Cucu perempuan , seorang atau lebih bila bersama dengan
cucu laki-laki
c. Saudara perempuan sekandung, seorang atau lebih bila
bersama dengan saudara laki-laki sekandung.
d. Saudara perempuan seayah, seorang atau lebih bila bersama
dengan saudara laki-laki seayah.
3. Ashabah Maal Ghair (ASMAG), yaitu yang mendapat bagian sisa
karena bersama-sama dengan orang lain, mereka itu ialah :
a. Saudara perempuan sekandung, seorang atau lebih pada
waktu bersama-sama dengan anak perempuan atau cucu
perempuan.
b. Saudara perempuan seayah, seorang atau lebih bila bersama-
sama dengan anak perempuan atau cucu perempuan.
c. Dzawil Arham
Yaitu kerabat yang tidak termasuk ahli waris yang 25, diluar
ketentuan dzawil furudl atau ashabah, oleh karena pertalian
kekerabatannya yang telah jauh.
c. Bagian Masing-masing Ahli Waris
Dengan memperhatikan Surat An Nisa ayat 7, 11 dan 12, serta
macam-macam ahli waris, maka bagian masing-masing ahli waris dapat
dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 1
Nama dan Bagian Ahli Waris Kelompok laki-laki (A)
No. Nama Ahli Waris Bagian Keterangan
1/2 bila tidak ada Farul Waris
1. suami
1/4 bila ada farul waris
bila bersama anak perempuan mendapat dua kali
2. anak laki-laki ASBIN
anak perempuan
1/6 bila ada farul waris lk
3. bapak
1/6&sisa bila hanya ada farul waris pr
ASBIN bila tidak ada anak laki-laki
4. anak laki-laki no 2
MAHJUB bila ada anak laki-laki
Kakek/bapaknya 1/6 bila ada farul waris dan tidak ada bapak
5.
bapak MAHJUB bila ada bapak
6. Sdra laki-laki skd ASBIN lihat tabel 3 dan 4
7. Sdr.laki-laki seayah ASBIN lihat tabel 3
8. Anak laki-laki no.6 ASBIN Sda
9. Anak laki-laki no.7 ASBIN Sda
Sdr lk-lk bpk yg
10. ASBIN Sda
skdng
11. Sdr. lk-lk bpk ASBIN Sda

Diktat PAI Kelas XII Semester Genap halaman 3


Kurikulum KTSP SMA Negeri 1 Jember
seayah
12. Anak dari no. 10 ASBIN Sda
13. Anak dari no. 11 ASBIN Sda
bila sendiri dan tidak ada far ul waris, bapak dan
1/6
atau kakek.
14. Sdra laki-laki seibu bila berdua atau lebih, baik laki-laki semua atau
1/3 cam-pur, tidak ada farul waris, bapak dan atau
kakek
15. Mutiq ASBIN Sda
Keterangan tabel 1 ( A ) :
1. Farul Waris adalah : anak lk-lk, anak pr, anak laki-laki dan anak
perempuannya anak lk-lk.
2. ASBIN : Ashabah bin Nafsi
3. Apabila semua ahli waris dari kelompok laki-laki di atas (15) ada semua
maka yang mendapat warisan hanya : anak laki-laki (no. 2), bapak (no.3)
dan suami (no. 1)

Tabel 2
Nama dan Bagian Ahli Waris Kelompok Perempuan (B)
No. Ahli Waris Bagian Keterangan \ Syarat
Istri dari 1/4 bila tidak ada farul warist
1.
jenazah 1/8 bila ada farul warist
1/2 bila anak tunggal
Anak
2. 2/3 bila lebih dari seorang dan tidak ibnun (sdr. laki-laki)
perempuan
ASBIG bila bersama ibnun (saudara laki-laki
bila tidak ada farul waris dan bila tidak ada sdra si
1/3
3. Ibu mayat (laki /pr., skd/ seayah/seibu) lebih dari satu
1/6 bila ada farul warist dan atau ada saudara si mayat.
1/6 bila tidak ada ibu
4. Ibunya bapak
MAHJUB bila ada ibu
5. Ibunya ibu - sama dengan ibunya bapak.
1/2 bila tunggal dan tidak ada farul waris
bila lebih dari seorang dan tdk ada anak laki-laki/pr.
2/3
serta tdk ada ibnubnin (no. 4 A)
Anak
bila sendiri atau lebih dan bila hanya ada seorang anak
Perempuan 1/6
6. pr.
nya
MAHJUB bila ada dua/ lebih anak perempuan
anak laki-laki
bila bersama dengan ibnubnin dan tidak ada anak laki-
ASBIG
laki/ perempuan
1/2 bila tunggal dan tidak ada farul waris dan bapak dari si
bila lebih seorang dan terdiri dari perempuan semua ,
2/3
tidak ada farul warist dan bapak
Saudara
ASMAG bila yang mendapat bagian 1/2 ada semua
7. perempuan
MAHJUB bila ada ibnun / ibnubnin dan atau bapak
sekandung
bila tunggal, tdk ada farul warist bapak, saudara sekan-
1/2
dung (laki/pr.)
8. Saudara bila lebih dar i seorang dan tidak ada farul waris,
2/3
perempuan bapak,saudara , sekandung (laki/pr.) dan sdr sebapak
seayah bila seorang atau lebih dan bila hanya ada seorang sdr.
1/6
pr. sekandung.
ASMAG bila bersama dengan bintun atau bintubnin.

Diktat PAI Kelas XII Semester Genap halaman 4


Kurikulum KTSP SMA Negeri 1 Jember
ASBIG bila bersama dg. akhun liab (no.7 A
MAHJUB bila ada ibnun, ibnubnin, akhun syaqiq dan atau ayah.
bila berdua atau lebih dan tidak ada farul warist, ayah
1/3
Saudara dan atau nenek.
9. perempuan bila sendiri dan tidak ada farul warist, ayah dan atau
1/6
seibu nenek
MAHJUB bila ada farul warist,ayah dan atau nenek.
10. Mutiqah ASBIN sama dengan 15 A
Keterangan tabel 2 ( B ) :
1. ASBIG : Ashabah bil Ghair, ASMAG : Ashabah maal Ghair
2. Apabila ahli waris dari kelompok perempuan ada semua maka yang
mendapat warisan adalah: anak perempuan, cucu perempuan, ibu, istri
dan saudara sekandung
3. Apabila ahli waris dari kelompok laki-laki dan kelompok perempuan ada
semua maka yang mendapat warisan hanya : anak laki-laki, anak
perempuan, bapak, ibu, dan suami atau istri

D. PERHITUNGAN WARISAN
Terdapat 4 langkah yang harus dilalui untuk dapat menghitung dan
membagi harta waris (tirkah) dengan baik dan benar , yaitu :
a. Mendaftar dengan benar teliti semua ahli waris yang ada.
b. Memisahkan apabila ada diantara mereka yang mamnu dan mahjub (lihat
tabel 3 dan 4).
c. Menentukan/memilih yang masuk dzawil furudl dan ashabah serta ba gian
mereka masing-masing (perhatikan tabel 1 dan 2).
d. Menghitung dengan benar dan teliti.

Tabel 3
Ahli Waris yang Terhalang dari Kelompok Laki-laki

NO Nama P E N G H A L A N G
Ahli Waris 2A 3A 4A 5A 6A 7A 8A 9A 10A 11A 12A 13a 14A
1. Suami - - - - - - - - - - - - -
Anak laki- - - - - - - - - - - - - -
2.
laki
3. Bapak - - - - - - - - - - - - -
Anak lk dr T - - - - - - - - - - - -
4.
anak lak
Bapaknya - T - - - - - - - - - - -
5.
bapak
Sdr.lk. T T T - -
6.
skdung
Sdr.lk. T T T T -
7.
seayah
Anak lk. T T T T T T
8.
dari no.6
Anak lk. T T T T T T T
9.
dari no.7
Sdr bpk. T T T T T T T T
10.
yg sekdng
11. Sdr bpk. T T T T T T T T T

Diktat PAI Kelas XII Semester Genap halaman 5


Kurikulum KTSP SMA Negeri 1 Jember
yg seayah
Anak lk. T T T T T T T T T T
12.
dari no
Anak lk. T T T T T T T T T T T
13.
dari no.11
Saudara T T T 2B 6B - - - - - - -
14.
lk. seibu
15. Mutiq T T T T T T T T T T T T T

Tabel 4
Ahli WAris Yang Terhalang dari Kelompok Perempuan
Nama Ahli Waris P e n g h a l a n g
Istri - - - -
Anak perempuan - - - -
Ibu - - - -
Ibunya bapak 3B - - -
Ibunya ibu 3B - - -
Anak pr. dari anak laki-2 2 x 2B 2A - -
Saudara pr. sekandung 2A 4A 3A 6A dan 7B (X)
Saudara pr. seayah 2A 4A 3A 6A dan 7B (X)
Saudara pr. seibu 2A 5A - Farul Waris
Mutiqah T T T sama dengan 15 A
Contoh 1 :
a. Iwan wafat dengan meninggalkan tirkah sejumlah Rp 48.000.000,-, Ahli
waris yang adalah : Suami, Bapak, kakek, 1 anak laki-laki, 3 anak
perempuan, dan 3 cucu perempuan
b. dari ahli waris yang ada dan berhak mendapat warisan adalah :
1. Suami : mendapat bagian 1/4 dari tirkah, karena ada anak
2. Bapak : mendapat bagian 1/6 dari tirkah
3. 1 anak laki-laki mendapat ashabah bin nafsi.
4. 3 anak perempuan mendapat ashabah bil Ghair.
5. kakek dan cucu terhalang Bagian mereka masing-masing yaitu :
c. Cara menghitung sebagai berikut (cara pertama) :

Masalah
Juml
Ahli Waris Bagian Asal Perbaikan 240.000.000 Bagian
ah
12 60
Suami 1 1/4 3 15 15/60x60 jt 60.000.000
Bapak 1 1/6 2 10 10/60x60 jt 40.000.000
Anak lk-lk 1 14 14/60x60 jt 56.000.000
Anak pr 3
ABN 7 21 21/60x60 jt 84.000.000

Atau dengan cara :


Harta Waris Yg
Ahli Waris Jumlah Bagian Pembagian
Diterima
Suami 1 1/4 1/4 x 60 juta 15.000.000
Bapak 1 1/6 1/6 x 60 juta 10.000.000

Diktat PAI Kelas XII Semester Genap halaman 6


Kurikulum KTSP SMA Negeri 1 Jember
2/5 x sisa harta ( Tirkah dikurangi
Anak lk-lk 1 1 al = 2 14.000.000
bagian suami dan istri (35 juta)
ap 2 +
3 = 5 ap 3/5 x sisa harta ( Tirkah dikurangi
Anak pr 3 21.000.000
bagian suami dan istri (35 juta)

E. R A D
Yaitu bila harta waris telah dibagi sesuai dengan ketentuan yang ada dan
ternyata masih ada sisa, maka cara membaginya ada dua cara :
(Semua ahli waris mendapat tambahan secara proporsional kecuali
suami dan istri)
1. Bila dalam ahli waris yang ada tidak terdapat suami atau istri, cara
membaginya sebagai berikut :
Contoh 2:
a. Atok wafat dengan tirkah sebesar Rp 60.000.000,- ahli waris yang ada
yaitu : seorang anak perempuan, seorang ibu dan seorang nenek.
b. Dari ahli waris di atas yang berhak mendapat warisan adalah : Anak
perempuan mendapat 1/2 dari harta waris karena anak tunggal, Ibu
mendapat 1/6 dari harta waris karena ada anak dan Nenek mahjub
(terhalang) karena ada ibu.
c. Cara menghitungnya sebagai berikut :
1. Mencari asal masalah (KPK), yaitu kelipatan terkecil dari bilangan
fardlu/bagian masing-masing ahli waris yang ada. Fardlu/bagian
yang ada yaitu 1/2 dan 1/6, dengan demikian kelipatan terkecil nya
adalah 6, sebab 6 tersebut dapat dibagi habis dengan angka 2 dan
6.
2. Menetapkan jumlah saham dari masing-masing ahli waris yang ada,
dengan cara mengalikan bagian masing-masing dengan asal
masalah.
Saham masing-masing adalah : Anak perempuan = 1/2x6 = 3 saham,Ibu
= 1/6x6 = 1 saham
Diketahui bahwa : jumlah saham (pembilang) lebih kecil dari asal
masalahnya (penyebutnya). Jumlah saham 4, sedang asal masalahnya 6.
Hal ini berarti ada kelebihan harta waris yang harus dibagi sesuai dengan
kadar bagian mereka masing-masing.
Untuk memudahkan menghitung, dalam ilmu faraidh dipakai cara
RAD, yaitu mengurangi asal masalah untuk disamakan dengan jumlah
saham, dengan syarat diantara ahli waris yang berhak tidak ada suami atau
istri, jadi : Asal masalah 6, dijadikan 4, sama dengan jumlah saham yang 4 di
atas.
3. Menetapkan kadar atau bobot persaham dan menetapkan bagian
masing-masing ahli waris:
a. Bobot persaham = Rp 60.000.000,- : 4 = Rp 15.000.000,-
b. Bagian masing-masing ahli waris :
1. Anak = 3 x Rp 15.000.000,- = Rp 45.000.000,
2. Ibu = 1 x Rp 15.000.000,- = Rp 15.000.000,-
Atau dengan cara :
Asal Masalah (KPK) = 6, kemudian disamakan dengan jumlah saham
sehingga menjadi 4.
a. Anak = 1/2x6 = 3 = 3/4 x Rp. 60.000.000,- = Rp. 45.000.000,-
b. Ibu = 1/6x6 = 1 = 1/4 x Rp. 60.000.000,- = Rp. 15.000.000,-
Diktat PAI Kelas XII Semester Genap halaman 7
Kurikulum KTSP SMA Negeri 1 Jember
2. Bila diantara ahli waris terdapat suami/istri, maka perhatikan contoh
berikut :
Yaitu menghitung terlebih dahulu bagian istri atau suami sesuai
aslinya. Kemudian sisa tirkah dibagikan kepada ahli waris lain secara
proporsional.
Contoh 3 :
a. Tirkah yang ada sebesar 24 juta. Ahli waris terdiri yaitu : 2 istri, 2 anak
perempuan dan ibu.
b. Cara menghitungnya adalah :
Asal Masalah (KPK) : 24 23
1. 2 istri = 1/8 = 1/8 x 24 = 3 = 3/24 x 24 juta = 3 juta
2. 2 anak pr = 2/3 = 2/3 x 24 =16 = 16/20 x 21 juta = 16,8 juta
3. ibu = 1/6 = 1/6 x 24 = 4 = 4/20 x 21 juta = 4,2 juta
Keterangan : 16/20 dan 4/20 angka 20 dipearoleh dari penjumlahan
16 dan 4.

F. A U L
Apabila diketahui bahwa jumlah saham (pembilang) lebih besar dari asal
masalah (penyebut), untuk memudahkan dalam menghitungnya maka
ditempuh cara AUL yaitu : menambah asal masalah sehingga sama
dengan jumlah saham.
(Semua ahli waris mendapat pengurangan secara proporsional tidak
terkecuali suami dan istri)
Permasalahan ini terjadi dikarenakan jumlah tirkah yang ada tidak cukup
bila dibagi sesuai dengan ketentuan yang ada.
Contoh 4 :
a. Aminah wafat dengan tirkah sebesar : Rp 60.000.000,- Ahli waris yang ada
yaitu :
Seorang suami, 4 anak perempuan, seorang nenek, saudara laki sekandung,
seorang aya,seorang kakek, dan seorang ibu.
b. Dari ahli waris yang ada, mereka yang berhak mendapat warisan dan
bagian masing-masing adalah :
Asal Masalah (KPK) =12
1. suami = 1/4 asal masalah = 12 = 1/4 x 12 = 3 saham
2. 3 anak perempuan = 2/3 = 2/3 x 12 = 8 saham
3. ibu = 1/6 = 1/6 x 12 = 2 saham
4. bapak = 1/6 = 1/6 x 12 = 2 saham
Asal Masalah (KPK) =12, ditambah 3 menjadi 15 sama dengan jumlah
saham = 15
Maka bagian mereka masing-masing adalah :
a. Bobot persaham : Rp 60.000.000,- : 15 = Rp 4.000.000,-
b. suami : 3 x Rp 4.000.000,- = Rp 12.000.000,-
c. 3 anak perempuan : 8 x Rp 4.000.000.- = Rp 32.000.000,-
d. ibu : 2 x Rp 4.000.000,- = Rp 8.000.000,-
e. ayah : 2 x Rp 4.000.000,- = Rp 8.000.000,-

G. ADAT DAN WARISAN


a. Hak waris sebelum Islam (Zaman Jahiliyah)
Diktat PAI Kelas XII Semester Genap halaman 8
Kurikulum KTSP SMA Negeri 1 Jember
Pada zaman jahiliyah berlaku beberapa ketentuan tentang pembagian
waris sebagai berikut:
1. Memberikan pusaka kepada mereka dengan dasar hubungan darah
(nasab) dan kerabat (keluarga), akan tetapi hak ini hanya diberikan
kepada laki-laki dewasa yang memiliki kekuatan berperang, sedang
wanita dan anak-anak tidak memperoleh pusaka, karena dianggap
tidak memiliki jasa terhadap keluarga..
2. Memberikan pusaka karena adanya ikatan sumpah setia atau
perjanjian antara dua orang, yaitu bila salah seorang meninggal
terlebih dahulu maka yang lainnya menjadi ahli warisnya.
3. Memberikan pusaka kepada anak angkat, di zaman jahiliyah ada
kebiasaan mengambil anak dan kemudian menjadi ahli waris dari
orang tua angkatnya.
b. Adat yang berlaku di Indonesia
Beraneka ragamnya suku bangsa yang ada di Indonesia,
menyebabkan beraneka ragam pulalah adat yang berlaku di Indonesia,
yang kesemuanya memiliki ciri khas tersendiri. Dalam bidang waris di
Indonesia secara garis besar terbagi dalam tiga sistem, yaitu :
1. Sistem kewarisan individual, yaitu yang memiliki ciri bahwa harta
peninggalan itu dapat di-bagikan diantara ahli waris secara sama rata
tanpa membedakan antara laki-laki dan wanita, seperti yang terjadi
dalam masyarakat bilateral (ayah dan ibu sama-sama dominan).
2. Sistem kewarisan kolektif, yaitu yang memiliki ciri bahwa harta
peninggalan yang ada diwarisi oleh sekumpulan ahli waris yang
secara bersama merupakan semacam badan hukum, di samping ada
sebagian harta peninggalan yang disebut harta pusaka, jenis ini tidak
boleh dibagi-bagikan untuk dimiliki oleh masing-masing ahli waris,
mereka hanya memiliki hak pakai saja, seperti yang terjadi dalam
masyarakat matrilineal (keturunan garis bapak) di Minangkabau.
c. Perbedaan adat dan ajaran Islam tentang warisan
Dalam buku pengantar dan Asas-asa Hukum Adat oleh Soerojo Wign-
jodipoero, SH dikemukakan bahwa perbedaan-perbedaan prinsip antara
adat 90dan Islam dalam masalah warisan adalah, antara lain :

Hukum Waris Adat Hukum Waris Islam


1 Harta peninggalan dapat bersifat tidak dapat dibagi- 1 Tiap ahli waris dapat menun-tut
bagi atau pelaksanaan pembagiannya ditunda untuk pembagian harta peningga-lan
waktu yang cukup lama atau hanya sebagian yang tersebut sewaktu-waktu
dibagi
2 Memberi kepada anak angkat, hak nafkah dari 2 Tidak dikenal ketentuan
peninggalan orang tua angkatnya semacam ini
3 Dikenal sistem penggantian waris 3 Tidak dikenal
4 Pembagiannya merupakan tindakan bersama, 4 Bagian-bagian ahli waris telah
berjalan secara rukun dalam suasana ramah tamah ditentukan ; pembagian harta
dengan memperhatikan keadaan khusus tiap waris waris menurut ketentuan tsb.
5 Anak perempuan, hususnya di Jawa, bila tidak ada 5 Menjamin bagi anak pr. men-
anak laki- laki, dapat menutup hak mendapat bagian dapat bagian yang pasti dari
harta peninggalan kakek neneknya dan sdra-sdra harta orang tuanya.
orang tuanya
Diktat PAI Kelas XII Semester Genap halaman 9
Kurikulum KTSP SMA Negeri 1 Jember
6 Harta peninggalan tidak merupakan satu kesatuan 6 Merupakan satu kesatuan harta
harta warisan, melainkan wajib diperhatikan warisan
sifat/macam, asal dan kedudukan hukum dari barang
masing-masing yang terdapat dalam harta
peninggalan itu

H. HIKMAH MAWARIS
Bila pembagian harta waris dilaksanakan menurut ketentuan hukum waris
Islam, maka akan diperoleh hikmah sebagai berikut :
1. Terhindar dari keserakahan dengan mengambil yang bukan haknya.
2. Terciptanya keadilan yang hakiki.
3. Terciptanya kedamaian dan ketenangan hidup.

I. WARISAN DALAM UU No. 7 TAHUN 1989


Dalam Undang-Undang No. 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama, pada
Bab II tentang Kekuasaan Pengadilan pasal 49 ayat 1, disebutkan :
Pengadilan Agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan
menyelesaikan perkara-perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang
bergama Islam di bidang : a. Perkawinan b. Kewarisan, wasiat, dan hibah
yang dilakukan berdasarkan hukum Islam c. Wakaf dan sadhaqah
Selanjutnya ditegaskan :
a. dalam pasal yang sama ayat 3.
b. Keputusan Menteri Agama No. 154 tahun 1991 tentang Pelaksanaan
Instruksi Presiden Indo-nesia Nomor 1 tahun 1991 tanggal 10 juni 1991.
Melihat kenyataan di atas maka Pengadilan Agama memiliki kewenangan
untuk menetapkan dan memutuskan perkara kewarisan bagi orang-orang
Islam yang mengajukan permohonanan kepada Pengadilan Agama baik
dalam sengketa maupun di luar sengketa berdasarkan hukum Islam dan
sedapat mungkin menerapkan Kompilasi Hukum Islam di Indonesia,
sebagaimana telah diterima baik oleh para Alim Ulama Indonesia dalam Loka
Karya di Jakarta pada tanggal 2 sampai 5 Februari 1988

Diktat PAI Kelas XII Semester Genap halaman 10


Kurikulum KTSP SMA Negeri 1 Jember

Anda mungkin juga menyukai