Anda di halaman 1dari 9

1

KUESIONER
GAYA KEPEMIMPINAN (MODEL HERSEY & BLANCHARD)
EKO HERTANTO
PROGRAM PASCASARJANA

Kelangsungan hidup dan pertumbuhan dari karena paling sering diamati namun merupakan
suatu perusahaan bukan hanya ditentukan dari fenomena yang sedikit dipahami. Dalam dunia
keberhasilan dalam mengelola keuangan, bisnis, gaya kepemimpinan berpengaruh kuat
pemasaran serta produknya, tetapi juga ditentukan terhadap jalannya organisasi dan kelangsungan
dari keberhasilannya mengelola sumber daya hidup organisasi.Peran kepemimpinan sangat
manusianya. Mengelola sumber daya manusia strategis dan penting dalam sebuah organisasi
dalam organisasi bukan hal yang mudah karena sebagai salah satu penentu keberhasilan dalam
melibatkan berbagai elemen dalam sebuah pencapaian misi, visi dan tujuan suatu organisasi
organisasi, yaitu karyawan, pimpinan, maupun Campling, et.al, (2002:365), menyatakan
sistem itu sendiri. Perpaduan antara ketiga hal bahwa gaya kepemimpinan merupakan pola
tersebut diharapkan mampu memunculkan pendekatan yang ditunjukkan oleh seorang
lingkungan kerja yang kondusif sehingga baik pemimpin (leadership style is the recurring pattern
karyawan maupun pimpinan dapat melaksanakan of behavior exhibited by a leader). Pendapat
pekerjaannya secara maksimal. senada disampaikan oleh Newstrom dan Davis
Sumber daya manusia memiliki posisi yang (2002:167), gaya kepemimpinan adalah gaya total
sangat strategis dalam organisasi, artinya unsur dari tindakan eksplisit dan implisit pemimpin yang
manusia memegang peranan penting dalam dilihat oleh pegawainya (leadership style is the total
melakukan aktivitas untuk pencapaian tujuan. pattern of explicit leaders actions as seen by
Supaya dapat meningkatkan sumber daya employees).
manusianya, selain meningkatkan keterampilan dan Dalam kegiatan manajerial gaya
pengetahuannya, juga sangat penting seorang kepemimpinan juga merupakan fungsi sikap
pemimpin dalam memimpin, menggerakkan, manajer terhadap bawahannya, sebagaimana
mengarahkan dan mengawasi bawahannya dinyatakan oleh Mullins (2005:866), bahwa gaya
menerapkan gaya kepemimpinan sesuai dengan kepemimpinan manajerial adalah fungsi sikap
situasi dan kondisi lingkungan, bisa saja pada saat manajer terhadap bawahannya, dan asumsi
tertentu seorang pemimpin dibutuhkan tentang sifat dan pendekatan manusia (the style of
menggunakan gaya kepemimpinan otoriter, pada managerial leadership is a function of the
saat lainnya dibutuhkan menggunakan gaya managers attitudes towards people, and
partisipatif. Menurut Fielder dalam Amstrong assumptions about human nature and behavior).
(1999:101), para pemimpin yang paling efektif Oleh karena itu, gaya kepemimpinan akan
mencocokkan gaya kepemimpinan mereka dengan berpengaruh terhadap pendekatan bawahannya.
situasi, meliputi gaya kerja yang mereka sukai dan Sebagaimana dinyatakan oleh Cunningham dan
sifat kepribadian, serta hakikat dari tugas dan Cordeiro (2003:140-141), gaya kepemimpinan
kelompok. Pemimpin mempunyai sifat, watak, mempengaruhi perilaku bawahannya terutama
kepribadian tersendiri yang unik dan khas, perilaku bawahan yang mendukung penggunaan
sehingga kepribadiannya yang membedakan gaya yang disukai (leadership style may in fact,
dirinya dengan orang lain. influence the behavior of subordinates in such a
Sampai saat ini, kepemimpinan masih menjadi away that the subordinates behavior actually
topik yang selalu menarik untuk dikaji dan diteliti, supports the use of the leaders preferred style,
2

becoming a self-fulfilling prophecy). Hal ini terutama penggunaan gaya kepemimpinan yang
menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan disukai pegawainya.
berpengaruh terhadap kepercayaan pegawai Secara skematis proses kepemimpinan dapat
digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1
PROSES KEPEMIMPINAN

Pemimpin:
Perilaku/Gaya
Keterampilan
Pengetahuan
Nilai-nilai

Kelompok:
Norma dan nilai Hasil:
Keterikatan pada Prestasi kerja
PROSES
tujuan Kepuasan kerja
Harapan kelompok
Kebutuhan kelompok

Situasi:
Nilai organisasi
Teknologi
Tuntutan tugas
Variasi tugas

Sumber: Gitosudarmo dan Sudita, Perilaku Organisasi, (Yogyakarta: BPFE, 2000), h. 128.

Dari gambar proses kepemimpinan, nampak KEPEMIMPINAN SITUASIONAL


adanya tujuan akhir yaitu prestasi kerja dan Kepemimpinan situasional menurut Hersey dan
kepuasan kerja bai semua pihak yang terlibat Blanchard dalam Miftah Thoha (2013:65),
dalam mengelola organisasi. Bagaimanapun juga didasarkan pada saling berhubungnya hal-hal
seorang pemimpin harus dapat bekerja secara berikut ini:
profesional dengan menciptakan lingkungan yang 1. Jumlah petunjuk dan pengarahan yang
kondusif antara lain: diberikan oleh pimpinan;
2. Jumlah dukungan sosio emosional yang
1. Seorang pemimpin harus memiliki kebanggaan
diberikan oleh pimpinan;
terhadap bawahannya yang menjalankan
3. Tingkat kesiapan atau kematangan para
sebagian wewenang yang didelegasikannya.
pengikut yang ditunjukkan dalam
2. Bawahan memberikan respon yang baik
melaksanakan tugas khusus, fungsi, atau
terhadap kepercayaan yang diberikan
tujuan tertentu.
kepadanya.
3. Antara pimpinan dan bawahan saling
Empat gaya dasar kepemimpinan situasional
menghargai posisinya masing-masing.
dapat dilihat pada gambar 2 sebagai berikut:
3

Gambar 2
Gaya Kepemimpinan Situasional

Tinggi

Tinggi dukungan dan Tinggi Pengarahan dan

Rendah Pengarahan Tinggi Dukungan

(Partisipasi) (Konsultasi)

G3 G2
Perilaku
Mendukung Rendah Dukungan dan
Tinggi Pengarahan dan
Rendah Dukungan
Rendah Pengarahan

(Instruksi)
(Delegasi)
G1
G4

Rendah Perilaku Mengarahkan Tinggi

Sumber: Miftah Thoha, Kepemimpinan Dalam Manajemen, Cetakan ke-17, (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2013), h. 65.

INDIKATOR GAYA KEPEMIMPINAN HERSEY


DAN BLANCHARD

1. Gaya kepemimpinan Instruksi (G1) memberikan pengawasan dan pengarahan


Gaya Kepemimpinan Instruksi, seorang
dalam penyelesaian tugas-tugas pengikutnya.
pemimpin menunjukkan perilaku yang banyak
memberikan pengarahan namun sedikit
3. Gaya kepemimpinan Partisipasi
dukungan. Pemimpin ini memberikan instruksi Gaya Kepemimpinan partisipasi, perilaku
yang spesifik tentang peranan dan tujuan bagi pemimpin menekankan pada banyak memberi
pengikutnya, dan secara ketat mengawasi dukungan namun sedikit dalam pengarahan.
pelaksanaan tugas mereka. Dalam gaya seperti ini pemimpin menyusun
2. Gaya kepemimpinan Konsultasi (G2)
keputusan bersama-sama dengan para
Gaya Kepemimpinan konsultasi, pemimpin
pengikutnya, dan mendukung usaha-usaha
menunjukkan perilaku yang banyak
mereka dalam menyelesaikan tugas.
mengarahkan dan banyak memberikan
4. Gaya kepemimpinan Delegasi
dukungan. Pemimpin dalam gaya seperti ini Gaya Kepemimpinan Delegasi, pemimpin
mau menjelaskan keputusan dan memberikan sedikit dukungan dan sedikit
kebijaksanaan yang ia ambil dan mau pengarahan. Pemimpin dengan gaya seperti ini
menerima pendapat dari pengikutnya. Tetapi mendelegasikan keputusan-keputusan dan
pemimpin dalam gaya ini masih tetap harus
4

tanggung jawab pelaksanaan tugas kepada sehingga diterimanya arahan atau permintaan
pengikutnya. pemimpin sebagian besar tergantung pada harapan
pengikutnya. Kinerja karyawan akan baik apabila
Konsepsi ini telah dikembangkan untuk
pimpinan dapat member motivasi yang tepat dan
membantu orang untuk menjalankan gaya
pimpinan memiliki gaya kepemimpinan yang dapat
kepemimpinan dengan memperhatikan perannya
diterima oleh seluruh karyawan dan mendukug
yang lebih efektif di dalam interaksinya dengan
terciptanya suasana kerja yang baik.
orang lain. Dengan demikian walaupun terdapat
Faktor kepemimpinan mempunyai peran yang
banyak variabel-variabel situasional yang penting
sangat penting dalam meningkatkan kinerja
lainnya misalnya: organisasi, tugas-tugas
karyawan karena kepemimpinan yang efektif
pekerjaan, pengawasan dan waktu kerja, akan
memberikan pengarahan terhadap semua usaha-
tetapi penekanan dalam gaya kepemimpinan
usaha semua pekerja dalam mencapai tujuan-
situasional ini hanyalah pada perilaku pemimpin
tujuan organisasi. Dengan demikian, gaya
dan bawahannya saja.
kepemimpinan dapat menjadi pedoman yang baik
dalam peningkatan kinerja karyawan.
KESIMPULAN
Hersey dan Blanchard (1996:117), mengatakan
Gaya kepemimpinan merupakan faktor penting
bahwa tidak ada gaya kepemimpinan yang sesuai
dalam memberikan pengarahan kepada karyawan
bagi semua kondisi dalam suatu organisasi tetapi
apalagi pada saat-saat sekarang ini dimana semua
gaya kepemimpinan akan sangat efektif apabila
serba terbuka, maka kepmimpinan yang dibutuhkan
dapat mengakomodasi lingkungannya (pengikut,
adalah kepemimpinan yang bisa memberdayakan
atasan dan rekan kerjanya). Tentunya seorang
karyawannya.
pemimpin harus mempunyai kewibawaan,
Pemimpin harus mempunyai kemampuan
kekuasaan untuk memerintah orang lain dan
dalam mengelola, mengarahkan, memerintah dan
mempunyai kewajiban serta tanggung jawab
memotivasi bawahannya untuk memperoleh tujuan
terhadap apa yang telah mereka lakukan.
yang diinginkan oleh perusahaan. Dalam
Meningat setiap pemimpin mempunyai cara
mengelola karyawan yang ada di perusahaan harus
tersendiri dalam menjalankan kepemimpinannya
menciptakan komunikasi kerja yang baik antara
maka dalam mencapai tujuan organisasi akan
atasan dan bawahan agar tercipta hubungan kerja
menggunakan seefektif mungkin kekuasaannya
yang serasi dan selaras.
agar orang lain dapat diarahkan perilakunya dalam
Gaya kepemimpinan yang efektif dalam
berbagai kondisi.
mengelola sumber daya manusia dalam suatu unit
Pada suatu organisasi dapat dimaknai bahwa
kerja akan berpengaruh pada perilaku kerja yang
meningkat atau menurunnya kinerja pegawai dalam
diindikasikan dengan peningkatan kepuasan kerja
menjalankan aktivitas organisasi, sangat tergantung
individu dan kinerja unit itu sendiri, yang pada
dari gaya kepemimpinan yang dimiliki pimpinan.
akhirnya akan mempengaruhi kinerja perusahaan
Gaya kepemimpinan pada penerapannya
secara keseluruhan.
dapat memilih salah satu gaya kepemimpinan atau
Gaya kepemimpinan yang tidak efektif tidak
menggabungkan beberapa gaya kepemimpinan
akan memberikan pengarahan yang baik pada
yang sesuai dengan keadaan organisasi, sehingga
bawahannya terhadap usaha-usaha semua
ketepatan pemilihan gaya kepemimpinan akan
pekerjaan dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi
meningkatkan efektivitas pencapaian tujuan
dalam perusahaan. Karyawan dapat memandang
organisasi. Kepemimpinan merupakan kunci utama
pimpinannya sebagai pemimpin yang efektif atau
dalam manajemen yang memainkan peran penting
tidak, berdasarkan kepuasan yang mereka peroleh
dan strategis dalam kelangsungan hidup suatu
dari pengalaman kerja secara keseluruhan,
perusahaan.
5

. INDIKATOR GAYA KEPEMIMPINAN MODEL HERSEY & BLANCHARD:

1. GAYA INSTRUKSI
2. GAYA KONSULTASI
3. GAYA PARTISIPASI
4. GAYA DELEGASI

KRITERIA JAWABAN SKOR PENILAIAN

SS = Sangat Setuju 5
S = Setuju 4
KS = Kurang Setuju 3
TS = Tidak Setuju 2
STS = Sangat Tidak Setuju 1

SS S KS TS STS
No PERTANYAAN

GAYA INSTRUKSI

Atasan selama ini memberikan instruksi yang jelas dan


1 detail kepada bawahan dalam melaksanakan tugas dan
pekerjaan

Atasan memberitahukan dengan jelas dan detail


2 mengenai apa yang harus dikerjakan dan diselesaikan
dengan segera oleh bawahan

Atasan melakukan pengawasan yang ketat terhadap


3
bawahan dalam melakukan tugas dan pekerjaan

Atasan dalam berkomunikasi menerapkan pola


4
komunikasi satu arah terhadap bawahan

Atasan dalam membuat keputusan atau pemecahan


masalah hanya berdasarkan atas informasi yang
5
dimilikinya tanpa mau meminta saran dan pendapat dari
bawahannya

Atasan selalu merencanakan langkah-langkah yang jelas


6
dan tegas dalam melakukan pengawasan kerja
6

Atasan selalu memantau tindakan bawahan dalam


7
menyelesaikan tugas pekerjaaan

Atasan selalu menunjukkan cara-cara kerja yang baku


8
untuk menyelesaikan suatu pekerjaan

Atasan selalu memberikan instruksi dengan jelas dan


9
tegas agar pekerjaan diselesaikan tepat pada waktunya

GAYA KONSULTASI

Atasan memberikan kesempatan kepada bawahan untuk


10
mendiskusikan masalah yang terkait dengan pekerjaan

Atasan melakukan pengawasan yang wajar (tidak longgar


11 dan tidak ketat) terhadap bawahan dalam melaksanakan
pekerjaan

Atasan mau menerima dan mendengarkan pendapat


12 bawahan sehubungan dengan keputusan dan
kebijaksanaan yang akan diambil

Atasan lebih banyak menjelaskan (mengarahkan)


13 daripada menginstruksikan tentang cara melaksanakan
pekerjaan yang baik dan mendapatkan hasil yang optimal

Atasan menerapkan pola komunikasi dua arah (atasan


mau saling bertukar pendapat dengan bawahan namun
14
atasan masih tetap yang dominan dalam pengambilan
keputusan)

Atasan selalu memberikan kesempatan kepada para


15 pegawai untuk menyampaikan perasaan dan
perhatiannya

Atasan selalu berkomunikasi dengan baik dengan seluruh


16
pegawai

Atasan cenderung untuk lepas tangan dalam menghadapi


17
suatu permasalahan pekerjaan

GAYA PARTISIPASI

Atasan dan bawahan saling berbagi ide (berdiskusi)


dalam membuat suatu keputusan, sehingga dibutuhkan
18
waktu yang lebih lama dalam membuat keputusan
tersebut

Atasan memberikan kelonggaran kepada bawahan dalam


19
menentukan cara atau teknis pelaksanaan pekerjaan
7

Atasan mau ikut berpartisipasi bersama bawahan dalam


20
upaya menyelesaikan pekerjaan

Atasan sepenuhnya melakukan pola komunikasi dua arah


21 dengan bawahan (dalam hal ini atasan lebih banyak
mendengarkan bawahan)

Atasan dan bawahan sama-sama bertanggung jawab


22
dalam membuat keputusan dan pelaksanaan pekerjaan

Atasan selalu melibatkan bawahan dalam penetapan


23
suatu tujuan

Atasan ikut berpartisipasi dalam penentuan tugas


24
pekerjaan

Partisipasi yang minimal dari atasan dalam menghadapi


25
permasalahan pekerjaan

Atasan lebih mengutamakan kerjasama dalam usaha


26
mencapai tujuan

Atasan selalu menunjukkan intelektualitas berfikir dalam


27
proses pengambilan keputusan

GAYA DELEGASI

Atasan menyerahkan semua keputusan dan kebijaksanan


28
menyangkut pekerjaan kepada bawahan

Atasan melimpahkan sepenuhnya tanggung jawab


29 mengenai pekerjaan kepada bawahan bilamana
dibutuhkan

Atasan tidak banyak melakukan komunikasi dengan


30 bawahan mengenai pekerjaan, kecuali dalam hal-hal
tertentu saja yang dianggap penting

Atasan memberi kebebasan kepada bawahan untuk


31 menentukan sendiri mengenai cara atau teknis
pelaksanaan pekerjaan yang baik

Atasan percaya dengan kemampuan bawahan untuk


32
melakukan pekerjaan dengan baik

Anda mempunyai wewenang daam menyelesaikan tugas


33
sesuai dengan keputusan atasan

Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan


34
seimbang antara atasan dan anda
8

Atasan memberikan semua pekerjaan dan tanggung


35
jawab untuk dilaksanakan bawahannya

DAFTAR PUSTAKA

Amstrong, M. A Hand Book of Human Gitosudarmo, Indriyo, & Nyoman Sudita.


Resource Management, Alih Bahasa Perilaku Organisasi, Yogyakarta:
Sofyan Cikmat & Hariyanto, Seri BPFE, 200.
Pedoman Manajemen: Manajemen Hersey, Paul, & Ken Blanchard. Manajemen
Sumber Daya Manusia, Cetakan Perilaku Organisasi, Pendayagunaan
Kedua, Jakarta: PT. Elex Media Sumber Daya Manusia, Edisi Bahasa
Komputindo, 1999. Indonesia, Jakarta: Erlangga, 1996.
Campling, John, David Poole, Retha Wiesner, Mullins, Laurie J. Management and
& John R. Schermerhorn. Organization Behavior, Edinburg,
Management, New York: John Wiley & Harlow, Essex: Prentice Hall, 2005.
Sons Australia, Ltd, 2002. Newstrom, John W, & Keith Davis,
Cunningham, William G, & Paula A. Cordeiro. Organizational Behavior, New York:
Educational Leadership, New York: McGraw-Hill, 2002.
Pearson Education, Inc., 2003. Thoha, Miftah. Kepemimpinan Dalam
Manajemen, Cetakan ke-17, Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, 2013.

Anda mungkin juga menyukai