Anda di halaman 1dari 14

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN

IPA MATERI PENGELOLAAN LINGKUNGAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED


LEARNING DI KELAS VII G SMP NEGERI 3 BANYUMAS SEMESTER GENAP
TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014

Oleh

DIROYATUL MUFIDAH

Abstrak

Judul penelitian ini adalah peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran
IPA materi pengelolaan lingkungan melalui Model PBL di kelas VII G semester genap tahun
pelajaran 2013/2014. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa kelas VII G SMP Negeri 3 Banyumas pada pembelajaran IPA materi pengelolaan
lingkungan. Metode pembelajaran yang digunakan adalah eksperinen dan diskusi dengan
menggunakan kartu masalah dengan model pembelajaran adalah Problem Bassed Learning.
Hasil siklus 1 jumlah siswa yang aktif sebanyak 9 siswa dengan nilai rata- rata aktivitas 67,65
(kategori cukup aktif ) pada siklus 2 jumlah siswa yang aktif sebanyak 17 siswa sesuai dengan
yang ditargetkan dengan nilai rata rata aktivitas 76,27 ( Kategori Aktif ) melampaui target
75,60. Pada siklus I jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 14 siswa dan rata rata nilai
70,88 meningkat pada siklus 2 dengan jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 21 siswa
melebihi indikator kinerja yang ditargetkan yaitu 17 siswa dengan nilai rata rata hasil belajar
siswa 76,18 melebihi target yaitu 72,00.

Kata Kunci : Aktivitas dan hasil belajar siswa, kartu masalah dan model Problem Bassed
Learning

PENDAHULUAN

Proses pembelajaran IPA di kelas VII G SMP Negeri 3 Banyumas semester genap tahun
pelajaran 2013/2014 masih menekankan pada aspek pengetahuan dan pemahaman materi. Guru
hanya memberikan materi IPA dengan metode ceramah dan dilanjutkan dengan meminta siswa
mengerjakan soal soal LKS atau buku paket. Hal ini menyebabkan hanya 5 dari 34 siswa
yang aktif dalam pembelajaran. Ketidakaktifan ini terlihat dari banyaknya siswa yang tidak
mendengarkan saat guru memberikan penjelasan, banyak siswa yang lebih senang berbicara
dengan teman sebangkunya dan siswa yang bergantian izin keluar dengan alasan ke belakang.
Akibat proses pembelajaran tersebut berimbas pada nilai rata rata ulangan harian masih di
bawah Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM) sebesar 67,94.

Kondisi pembelajaran IPA yang ideal adalah siswa aktif dalam bertanya dan menjawab
pertanyaan, berani mengemukakan pendapat, ketika diskusi siswa saling kerja sama, menghargai
pendapat teman, aktif dalam melakukan eksperimen, melakukan pengamatan, menganalisis,
memecahkan masalah dan mempresentasikan hasil eksperimen. Keaktifan siswa dalam
pembelajaran IPA akan berdampak positif terhadap hasil belajar karena dengan siswa aktif
dalam pembelajaran secara langsung akan menambah usia daya ingat siswa. Daya ingat yang
baik akan berdampak pada hasil belajar yang dicapai.

Berdasarkan permasalahn tersebut, penulis ingin memperbaiki keadaan rendahnya aktivitas


dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 3 Banyumas pada pembelajaran materi
pengelolaan lingkungan dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1)Apakah melalui Model PBL dapat
meningkatkan aktivitas siswa pada pembelajaran IPA materi pengelolaan lingkungan di kelas
VII G semester genap SMP Negeri 3 Banyumas tahun pelajaran 2013/2014; dan 2) Apakah
melalui Model PBL dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pemblajaran IPA materi
pengelolaan lingkungan di kelas VII G semester genap SMP Negeri 3 Banyumas tahun pelajaran
2013/2014.

Penelitian ini bertujuan untuk : 1) Meningkatkan aktifitas siswa pada pembelajaran


IPA materi pengelolaan lingkungan di kelas VII G semester genap SMPN 3 Banyumas tahun
pelajaran 2013/2014 melalui model PBL, dan 2) Meningkatkan hasil belajar siswa pada
pembelajaran IPA materi pengelolaan lingkungan di kelas VII G semester genap SMPN 3
Banyumas tahun pelajaran 2013/2014 melalui model PBL

KAJIAN TEORI

Aktivitas Belajar Siswa

Wijaya ( 2007 : 12 ) menyatakan bahwa aktivitas belajar adalah keterlibatan intelektual


dan emosional siswa dalam kegiatan belajar mengajar, asimilasi ( menyerap ) dan akomodasi
( menyesuaikan ) kognitif dalam pencapaian pengetahuan, perbuatan serta pengalaman langsung
dalam pembentukan sikap dan nilai.

Seiring dengan pendapat tersebut, maka Paul B Diedrich dalam Oemar Hamalik ( 2005 :
172 ) menggolongkan aktivitas belajar siswa menjadi 8 macam aktivitas yaitu : 1) visual activity
(kegiatan kegiatan visual), 2) oral activities (kegiatan kegiatan lisan), 3) listening activities
(kegiatan kegiatan mendengarkan), 4) writing activities (kegiatan kegiatan menulis ), 5)
drawing activities (kegiatan kegiatan menggambar), 6) motor activities (kegiatan kegiatan
motorik), 7) mental activities ( kegiatan kegiatan mental), dan 8) emotional activities
( kegiatan kegiatan emosional )
Dengan mengemukakan beberapa pandangan di atas, jelas bahwa dalam kegiatan belajar, siswa
harus aktif berbuat. Dengan kata lain, bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas.
Dengan melakukan berbagai aktivitas dalam kegiatan pembelajaran diharapkan siswa dapat
membangun pengetahuannya sendiri tentang konsep konsep IPA dengan bantuan guru.

Dalam penelitian ini aktivitas siswa yang diamati selama pembelajaran berlangsung
adalah : 1) Visual activities ( kegiatan kegiatan visual) 2) Oral activities ( kegiatan kegiatan
lisan ), 3) Listening activities ( kegiatan kegiatan mendengarkan ), 4) Writing activities
( kegiatan kegiatan menulis) dan 5) Mental activities (kegiatan kegiatan mental). Untuk
mengetahui aktivitas siswa dalam penelitian ini, penulis menggunakan pedoman menurut
Memes (2001: 36), bila nilai aktivitas siswa 75,6 maka dikategorikan aktif, apabila 59,4
nilai aktivitas < 75,6 maka dikategorikan cukup aktif, dan apabila nilai aktivitas < 59,4 maka
dikategorikan kurang aktif.

HASIL BELAJAR SISWA

Dimyati dan Mudjiono ( 2006 : 3 4) menjelaskan bahwa hasil belajar merupakan hasil
dari suatu interaksi tindak belajar dan mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar harus diakhiri
proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran
dari puncak proses belajar.

Seiring dengan pendapat tersebut, Sudjana ( 2011 : 23 ) memaparkan bahwa hasil belajar
adalah kemampuan kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.
Kemampuan kemampuan yang dimiliki tiap siswa tentu berbeda karena pengalaman belajar
yang dialami antara siswa satu dengan siswa lain juga berbeda.

Dari pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
kemampuan yang didapat oleh siswa setelah mengalami pembelajaran di kelas yang mencakup
aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pada penelitian ini yang dimaksud dengan hasil
belajar adalah besarnya nilai yang diperoleh siswa pada tes tertulis di akhir setiap siklus

MODEL PROBLEM BASSED LEARNING

Menurut Arends (2008:41), PBL merupakan model pembelajaran yang menyuguhkan


berbagai situasi bermasalah yang autentik dan bermakna kepada peserta didik, yang dapat
berfungsi sebagai batu loncatan untuk investigasi dan penyelidikan. PBL membantu peserta didik
untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan keterampilan menyelesaikan masalah.
Sama halnya dengan Riyanto (2009:288) yang memaparkan bahwa model Problem Based
Learning merupakan model pembelajaran yang dapat membantu peserta didik untuk aktif dan
mandiri dalam mengembangkan kemampuan berpikir memecahkan masalah melalui pencarian
data sehingga diperoleh solusi dengan rasional dan autentik.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model Problem Bassed
Learning merupakan model pembelajaran yang didesain dengan menyajikan permasalahan
sehingga memacu peserta didik untuk aktif dalam memecahkan permasalahan melalui pencarian
data sehingga diperoleh solusi dengan rasional dan autentik.
Dalam penelitian ini, penulis mengambil pendapat dari Arends untuk melakukan langkah
pembelajaran menggunakan model PBL. Sintaks pembelajaran yang dikemukakan Arends sudah
jelas dan terinci. Secara umum langkah pembelajaran diawali dengan pengenalan masalah
kepada siswa. Selanjutnya siswa diorganisasikan dalam beberapa kelompok untuk melakukan
diskusi penyelesaian masalah. Hasil dari analisis kemudian dipresentasikan kepada kelompok
lain. Akhir pembelajaran guru melakukan klarifikasi mengenai hasil penyelidikan siswa.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berfikir di atas, maka yang menjadi hipotesis
tindakan dalam penelitian ini adalah : 1) Melalui model PBL dapat meningkatkan aktivitas
siswa pada pembelajaran IPA materi pengelolaan lingkungan di kelas VII G semester genap
SMP Negeri 3 Banyumas tahun 2013/2014 dan 2) Melalui model PBL dapat meningkatkan
hasil belajar siswa pada pembalajaran IPA materi pengelolaan lingkungan di kelas VII G
semester genap SMP Negeri 3 Banyumas tahun 2013/2014

Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu pada siklus tindakan terakhir
sekurang kurangnya : 1) 50 % atau 17 dari 34 siswa kelas VII G di SMP Negeri 3 Banyumas
dapat mencapai aktivitas belajar siswa dengan kategori aktif dengan nilai rata rata aktivitas
75,60. dan 2) 50 % atau 17 dari 34 siswa kelas VII G di SMP Negeri 3 Banyumas tuntas belajar
dengan nilai rata rata 72 sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ).

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2013 / 2014 yang
dimulai dari penyusunan proposal sampai penyusunan laporan membutuhkan waktu 5 bulan
mulai bulan Februari sampai bulan Juni 2014. Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus, tiap siklus
terdiri dari tiga kali pertemuan. Siklus 1 dilaksanakan pada hari Senin sampai Rabu, 14 sampai
16 April 2014 sedangkan siklus 2 dilaksanakan pada hari Selasa, 22 April 2014 Rabu, 23 April
2014 dan Senin, 28 April 2014.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII G SMP Negeri 3 Banyumas semester genap tahun
pelajaran 2013/2014 dengan jumlah 34 siswa yang terdiri dari 14 siswa perempuan dan 20 siswa
laki laki. Sumber data yang digunakan pada penelitian ini meliputi : 1) Sumber data primer
dan 2) sumber data sekunder. Sumber data primer terdiri dari data aktivitas siswa yang
diperoleh dari lembar observasi, data hasil belajar siswa yang diperoleh dari hasil ulangan harian
pada akhir siklus dan data penilaian afektif siswa terhadap pembelajaran dengan PBL yang
diperoleh dari angket yang diberikan tiap akhir siklus. Sedangkan sumber data sekunder
meliputi data hasil pengamatan teman sejawat terhadap pengelolaan pembelajaran dengan PBL.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA

Hasil Penelitian
Pembelajaran IPA di kelas VII G semester genap masih didominasi oleh guru. Siswa kurang
aktif, hanya 5 siswa yang aktif dalam pembelajaran. Beberapa siswa ada yang menunjukkan
ulah yang justru membuat suasana pembelajaran menjadi terganggu seperti bergurau, bercerita
dengan teman

Pada kondisi awal pembelajaran IPA di kelas VII G, aktivitas siswa tergolong kurang aktif.
Hal ini dapat dilihat dilihat dari tabel berikut ini :

Tabel 1. Aktivitas siswa pada kondisi awal

Kondisi awal
Nilai Aktivitas (x) Kategori
Jumlah siswa Presentase
x 75,6 5 14,71 % Aktif
59,4 x < 75,6 11 32,36 % Cukup Aktif
x < 59,4 18 52,94 % Kurang Aktif
Nilai Rata rata =58,43 Kurang Aktif

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada kondisi awal, aktivitas siswa dalam pembelajaran
IPA dikategorikan kurang aktif. Jumlah siswa yang kurang aktif sebanyak 18 siswa atau 52,94
%, siswa yang cukup aktif sebanyak 11 siswa atau 32,36 % dan siswa yang aktif dalam
pembelajaran hanya 5 siswa atau 14,71 %.

Akibat aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA pada kondisi awal rendah, menyebabkan nilai
ulangan harian siswa kelas VII G pada juga rendah. Hal ini dapat dilihat dari tabel 2 berikut

Tabel 2. Hasil belajar siswa pada kondisi awal

Nilai Frekuensi Ketuntasan Belajar ( KKM = 72 ) Presentase


50 x < 60 7 Belum Tuntas 20,59 %
60 x < 70 6 Belum Tuntas 17,65 %
70 x < 80 11 Belum Tuntas 32,35 %
80 x < 90 7 Tuntas 20,59 %
90 x 100 3 Tuntas 8,82 %
Rata- rata nilai 67,94

Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa hasil belajar pada kondisi awal hanya 10 siswa atau
( 29,41 % ) yang tuntas belajar, sedangkan 24 siswa atau ( 70,59 % ) belum tuntas belajar.

Hasil Penelitian Siklus 1

Proses Pembelajaran dengan Model PBL

Pada tahap perencanaan penulis telah menyusun silabus, Rencana Pelaksanaan


Pembelajaran (RPP), instrumen penilaian dan angket. Setelah itu penulis mempersiapkan kartu
masalah tentang pencemaran air, pencemaran udara, pencemaran tanah dan pencemaran suara
yang akan diberikan kepada 6 kelompok dengan permasalahan yang berbeda beda.

Pelaksanaan tindakan siklus 1 dilaksanakan pada hari Senin tanggal 14 April 2014 untuk
pertemuan pertama, Selasa tanggal 15 April 2014 untuk pertemuan kedua dan Rabu tanggal 16
April 2014 untuk pertemuan ketiga. Kegiatan pembelajaran dilakukan di laboratorium IPA yang
pertemuannya 2 x 40 menit sedangkan yang 1 x 40 menit dilaksanakan di kelas oleh penulis
sebagai guru mata pelajaran IPA dan teman sejawat sebagai observasi

Aktivitas proses pembelajaran pada siklus 1 dapat dilihat dalam gambar berikut ini.

Gambar 2. Salah seorang wakil kelompok sedang mempresentasikan hasil diskusi

Pembelajaran dari awal sampai akhir dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah
dijelaskan dalam bab III. Pada akhir pertemuan ketiga dilakukan ulangan harian untuk
mengetahui keberhasilan tindakan siklus 1 dan pemberian angket untuk mengetahui sikap siswa
terhadap pembelajaran dengan model PBL.

Peningkatan Aktivitas Siswa

Pada siklus 1 aktivitas siswa paling tinggi adalah visual activities atau kegiatan- kegiatan
visual dengan rata rata 2,32. siswa terlihat aktif dalam melakukan pengamatan, membaca
materi dan lembar diskusi, meskipun ada beberapa siswa yang masih terlihat belum aktif dalam
melakukan aktivitas visual.

Aktiivitas siswa berikutnya adalah Listening Activities yang memperoleh rata rata 2,12.
Aktivitas mendengarkan ini meliputi mendengarkan penjelasan guru, mendengarkan teman saat
diskusi dan mendengarkan kelompok yang sedang presentasi. Pada siklus 1 ini siswa sudah
lebih baik ketika melakukan listening activities tidak ramai atau tidak gurau dengan teman
lainnya ketika penulis sedang menjelaskan, pada saat diskusi dan presentasi kelompok lain.
Mereka sudah mendengarkan dengan baik meskipun masih ada sebagian siswa yang masih harus
selalu diingatkan oleh penulis.
Pada siklus 1 ini siswa sudah mulai berani dalam mengajukan pertanyaan, mengemukakan
pendapat saat pembelajaran atau diskusi dan memberikan saran pada saat diskusi walaupun
masih terasa canggung atau malu ketika mengemukakan pendapat bahkan ketika maju untuk
mempresentasikan hasil diskusinya masih ada yang membacakan dengan terburu buru. Oral
activities pada siklus 1 ini rata ratanya 2,0.

Aktivitas berikutnya adalah writing activities yang meliputi aktivitas menulis penjelasan guru,
menulis laporan hasil diskusi dan menulis kesimpulan atau rangkuman. Pada siklus 1 siswa
lebih banyak menulis saat penulis membimbing siswa membuat kesimpulan atau rangkuman.
Nilai rata rata aktivitas menulis adalah 1,97.

Nilai rata rata aktivitas yang paling rendah adalah mental activities sebesar 1,74. Pada mental
activities (kegiatan kegiatan mental ) yang meliputi mengingat materi yang telah dipelajari,
memecahkan masalah dan menganalisis masalah, siswa masih mengalami kesulitan dalam
memecahkan dan menganalisis masalah yang tidak ada dalam sumber belajar yang mereka miliki
sehingga penulis harus membimbing dan membantu siswa dalam mencari penyelesaian dari
masalah tersebut. Nilai rata rata aktivitas siswa pada siklus 1 sebesar 67,65 dengan kategori
Cukup Aktif.

Penulis juga merekap aktivitas siswa pada kondisi awal dan aktivitas siswa siklus 1 semester
genap tahun pelajaran 2013 / 2014 kemudian membandingkannya dengan cara mencari kenaikan
dan presentase kenaikannya. Adapun hasil dari rekap tersebut tertuang dalam tabel berikut.

Tabel 3. Rekap aktivitas siswa kondisi awal dan siklus 1

Jumlah Siswa
Nilai Aktivitas
Kondisi Naik Turun % Naik % Turun Kategori
(x) Siklus 1
Awal
x 75,6 5 9 4 80 % Aktif
59,4 x < 75,6 11 15 4 36,36 % Cukup Aktif
x < 59,4 18 10 8 44,44 % Kurang Aktif

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa pada kondisi awal jumlah siswa yang aktif hanya 5 siswa
pada siklus 1 menjadi 9 siswa berarti terjadi peningkatan sejumlah 80 %, Jumlah siswa yang
cukup aktif pada kondisi awal sebanyak 11 siswa dan menjadi 15 siswa pada siklus 1 berarti
terjadi peningkatan sebesar 36,36 % sedangkan jumlah siswa yang kurang aktif pada kondisi
awal sebanyak 18 siswa menjadi 10 siswa pada siklus 1. Hal ini berarti terjadi penurunan siswa
yang kurang aktif pada siklus 1.

Untuk lebih memperjelas perbandingan antara aktivitas siswa pada kondisi awal dengan siklus 1
dapat dilihat dari diagram berikut.
Gambar 3. Diagram perbandingan aktivitas siswa kondisi awal dan siklus 1

Dari diagram di atas jelas terlihat terjadi peningkatan aktivitas secara signifikan pada siklus I
dibandingkan kondisi awal.. Siswa yang kurang aktif pada siklus I menurun secara signifikan
dibandingkan pada kondisi awal.

Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Ulangan harian dilaksanakan setelah pertemuan ketiga siklus 1 hari Rabu tanggal 16 April
2014 dengan alokasi waktu 20 menit. Soal ulangan harian terdiri dari 10 soal pilihan ganda yang
materinya meliputi pencemaran air, pencemaran udara, pencemaran tanah dan pencemaran
suara. jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 14 siswa sedangkan siswa yang belum tuntas
sebanyak 20 siswa dengan rata rata 70,88.

Penulis juga merekap hasil belajar siswa yang diperoleh melalui ulangan harian pada kondisi
awal dan ulangan harian pada siklus 1. Rekap hasil belajar dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 4. Rekap hasil belajar kondisi awal dan siklus 1

Jumlah Siswa
Ketuntasan
Nilai Kondisi Naik Turun % Naik % Turun
Siklus 1 Belajar
Awal
50 x < 60 7 4 3 57,14 % BelumTuntas
60 x < 70 6 5 1 16,67 % BelumTuntas
70 x < 80 11 11 0 0 BelumTuntas
80 x < 90 7 12 5 71,43 % Tuntas
90 x 100 3 2 1 33,33% Tuntas
Rata Rata nilai 67,94 70,88 2,94 4,33%

Dari tabel rekap hasil belajar dapat dilihat bahwa pada kondisi awal jumlah siswa yang tuntas
belajar berjumlah 10 siswa sedangkan pada siklus 1 jumlah siswanya yang tuntas belajar naik
menjadi 14 siswa. Nilai rata rata hasil belajar siklus I 70,88 yang berarti terjadi kenaikan
sebesar 2,94 atau 4,33 % jika dibandingkan rata rata hasil belajar pada saat kondisi awal.
Untuk lebih jelas dalam membandingkan hasil belajar antara kondisi awal dengan siklus 1 dapat
dilihat dari diagram berikut ini
Gambar 4. Diagram perbandingan hasil belajar siswa kondisi awal dengan siklus 1

Dari diagram di atas juga terlihat bahwa pada kondisi awal nilai 70 adalah yang paling banyak
diperoleh siswa sebanyak 11 siswa, sedangkan pada siklus 1 nilai yang paling banyak diperoleh
siswa adalah 80. Jumlah siswa yang memperoleh nilai 50 dan 60 pada siklus 1 menurun bila
dibandingkan pada saat kondisi awal, jumlah siswa yang memperoleh nilai sama dengan kondisi
awal adalah 11 siswa yang memperoleh nilai 70.

Refleksi Siklus 1

Ketercapaian tujuan pada siklus 1, secara umum terjadi peningkatan aktivitas siswa dan hasil
belajar siswa ditandai dengan peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa siklus 1
dibandingkan dengan aktivitas dan hasil belajar siswa pada kondisi awal. Sisi positif siklus 1,
siswa sudah mulai aktif dalam diskusi dan berlatih dalam memcahkan masalah. Sisi negatinya
adalah dalam berdiskusi ada kelompok yang masih didominasi oleh siswa yang secara akademik
pandai.

Kesimpulan siklus 1, bahwa jumlah siswa yang kategori aktif masih dibawah indikator
kinerja yaitu 9 siswa dari 17 siswa yang ditargetkan dengan rata rata keaktifan 67,65 dari 75,60
yang ditargetkan. Nilai rata rata hasil belajar siswa 70,88 masih di bawah indikator kinerja
yaitu 72 dan jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 14 siswa dari 17 siswa yang ditargetkan.
maka perlu diteruskan ke siklus 2 agar aktivitas dan hasil belajar siswa meningkat lagi.

HASIL PENELITIAN SIKLUS 2

Proses Pembelajaran dengan Model PBL

Berdasarkan refleksi siklus 1 maka pada siklus 2 pada tahap perencanaan penulis Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan instrumen penilaian. Setelah itu penulis mempersiapkan
kartu masalah tentang kerusakan lingkungan dan upaya mengatasinya serta eksperimen pengaruh
pencemaran terhadap perilaku hewan yang akan diberikan kepada 6 kelompok dengan
permasalahan yang berbeda beda.

Pelaksanaan tindakan siklus 2 dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 22 April 2014 untuk
pertemuan pertama, Rabu tanggal 23 April 2014 untuk pertemuan kedua dan Senin tanggal 28
April 2014 untuk pertemuan ketiga. Kegiatan pembelajaran dilakukan di laboratorium IPA yang
pertemuannya 2 x 40 menit sedangkan yang 1 x 40 menit dilaksanakan di kelas oleh penulis
sebagai guru mata pelajaran IPA dan teman sejawat sebagai observer.

Pembelajaran dari awal sampai akhir dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah dijelaskan
dalam bab III. Pada akhir pertemuan ketiga dilakukan ulangan harian untuk mengetahui
keberhasilan tindakan siklus 1 dan pemberian angket untuk mengetahui sikap siswa terhadap
pembelajaran dengan model PBL.

Peningkatan Aktivitas Siswa

Pada siklus 2 aktivitas siswa paling tinggi adalah visual activities atau kegiatan- kegiatan
visual dengan rata rata 2,62. Pada siklus 2 siswa dalam melakukan pengamatan, membaca
materi dan lembar diskusi meningkat dibandingkan pada siklus 1. Begitu penulis meminta
siswa untuk melakukan pengamatan atau membaca materi atau lembar diskusi, siswa langsung
melaksanakan aktivitas tersebut.

Aktiivitas siswa berikutnya adalah Listening Activities yang memperoleh rata rata
2,29. Aktivitas mendengarkan ini meliputi mendengarkan penjelasan guru, mendengarkan teman
saat diskusi dan mendengarkan kelompok yang sedang presentasi. Pada siklus 2 ini siswa
sudah tenang, tidak ramai atau tidak gurau dengan teman lainnya ketika guru sedang
menjelaskan, pada saat diskusi dan presentasi kelompok lain. Mereka sudah mendengarkan
dengan serius meskipun masih ada sebagian siswa yang masih harus selalu diingatkan oleh
penulis.

Pada siklus 2 ini siswa sudah mulai banyak yang berani dalam mengajukan pertanyaan,
mengemukakan pendapat saat pembelajaran atau diskusi dan memberikan saran pada saat
diskusi. Siswa sudah tidak canggung atau malu ketika mengemukakan pendapat sehingga nilai
rata rata oral activities meningkat menjadi 2,24.

Pada mental activities ( kegiatan kegiatan mental ) siswa mengalami peningkatan dalam
mengingat materi yang telah dipelajari. Hal ini dibuktikan ketika siswa ditanya oleh penulis
materi pelajaran yang telah dipelajari sebelumnya, sebagian siswa banyak yang menjawab
pertanyaan dari penulis dan pada siklus 2 rata rata mental activities sebesar 2,18.

Pada siklus 2 aktivitas yang paling rendah adalah writing activities dengan rata rata 2,12.
Writing activities ini meliputi aktivitas menulis penjelasan guru, menulis laporan hasil diskusi
dan menulis kesimpulan atau rangkuman. Aktivitas menulis yang lebih banyak dilakukan siswa
adalah ketika guru menjelaskan pemecahan masalah yang sebenarnya pada saat pemberian
penguatan dan merangkum. Untuk aktivitas menulis laporan hasil diskusi hanya beberapa siswa
saja yang melakukannya. Pada siklus 2 rata rata aktivitas siswa sebesar 76,27 dengan kategor1
AKTIF.

Penulis merekap aktivitas siswa siklus 1 dan aktivitas siswa siklus 2 semester genap tahun
pelajaran 2013 / 2014 kemudian membandingkannya dengan cara mencari kenaikan dan
presentase kenaikannya. Adapun hasil dari rekap tersebut tertuang dalam tabel berikut
Tabel 5. Rekap aktivitas siswa siklus 1 dan siklus 2

Jumlah Siswa
Nilai Aktivitas (x) Naik Turun % Naik % Turun Kategori
Siklus 1 Siklus 2

x 75,6 9 17 8 88,89 % Aktif

59,4 x < 75,6 15 10 5 33,33 % Cukup Aktif


x < 59,4 10 7 3 30 % Kurang Aktif

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa pada siklus 1 jumlah siswa yang aktif 9 siswa, pada
siklus 2 menjadi 17 siswa berarti terjadi peningkatan 8 siswa atau 88,89 %. Jumlah siswa yang
cukup aktif pada siklus 1 sebanyak 15 siswa dan berkurang menjadi 10 siswa pada siklus 2
berarti terjadi penurunan sebanyak 5 siswa atau 33,33 %. Pada siklus 1 jumlah siswa yang
kurang aktif 10 siswa dan pada siklus 2 jumlah siswa yang kurang aktif menjadi 7 siswa. Hal ini
berarti terjadi penurunan siswa yang kurang aktif pada siklus 2.

Untuk lebih memperjelas perbandingan antara aktivitas siswa siklus 2 dengan siklus 1 dapat
dilihat dari diagram berikut.

Gambar 5. Diagram perbandingan aktivitas siswa siklus 1 dengan siklus 2

Dari diagram di atas jelas terlihat terjadi peningkatan aktivitas secara signifikan antara siklus 1
dengan siklus 2. Siswa yang cukup aktif dan kurang aktif pada siklus 2 menurun sedangkan
siswa yang aktif meningkat secara signifikan pada siklus 2.

Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Ulangan harian dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 29 April 2014 dengan alokasi waktu 20
menit. Soal ulangan harian terdiri dari 10 soal pilihan ganda yang materinya meliputi
kerusakan lingkungan dan upaya penanggulangan pencemaran dan kerusakan lingkungan. Rata
rata ulangan harian pada siklus 2 sebesar 76,18.

Selain merekap aktivitas siswa, penulis juga merekap hasil belajar siswa yang diperoleh melalui
ulangan harian pada siklus 1 dan siklus 2. Hasil dari rekap nilai hasil belajar dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 6. Rekap hasil belajar siswa siklus 1 dan siklus 2

Jumlah Siswa Ketuntasan


Nilai Naik Turun % Naik % Turun
Siklus 1 Siklus 2 Belajar
50 x < 60 4 1 3 75 % BelumTuntas
60 x < 70 5 2 3 60 % BelumTuntas
70 x < 80 11 10 1 9,09 % BelumTuntas
80 x < 90 12 18 6 50% Tuntas
90 x < 100 2 3 1 50% Tuntas
Rata rata nilai 70,88 76,18 5,3 7,48%

Dari tabel rekap hasil belajar dapat dilihat bahwa pada siklus 1 jumlah siswa yang tuntas belajar
berjumlah 14 siswa sedangkan pada siklus 2 jumlah siswa yang tuntas belajar naik sebanyak 4
siswa sehingga menjadi 21 siswa atau kenaikannya 28,57 %. Nilai rata rata hasil belajar pada
siklus I sebesar 70,88 dan mengalami kenaikan sebesar 5,3 atau 7,48 % sehingga menjadi 76,88.
Untuk lebih jelas dalam membandingkan hasil belajar antara siklus 1 dengan siklus 2 dapat
dilihat dari diagram berikut ini.

Gambar 4. Diagram perbandingan hasil belajar siswa siklus 1 dengan siklus 2

Gambar 6. Diagram perbandingan hasil belajar siswa siklus 1 dengan siklus 2

Dari diagram di atas terlihat bahwa pada siklus 1 jumlah siswa yang memperoleh nilai 50
sebanyak 4 siswa dan menurun pada siklus 2 menjadi 1 siswa.. Jumlah siswa yang nilainya 60
pada siklus 1 sebanyak 5 siswa dan menurun pada siklus 2 menjadi 2 siswa. Jumlah siswa yang
nilainya 70 pada siklus 1 sebanyak 11 siswa dan menurun pada siklus 2 menjadi 10 siswa.
Jumlah siswa yang memperoleh nilai 80 pada siklus 1 sebanyak 12 siswa dan meningkat pada
siklus 2 menjadi 18 siswa. Jumlah siswa yang memperoleh nilai 90 sampai 100 pada siklus I
sebanyak 2 siswa dan meningkat menjadi 3 siswa pada siklus 2.

Refleksi Siklus 2

Ketercapaian tujuan pada siklus 2 secara umum terjadi peningkatan aktivitas siswa dan hasil
belajar siswa ditandai dengan peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa pada siklus 2
dibandingkan dengan aktivitas dan hasil belajar siswa pada siklus 1. Sisi positif kegiatan siklus
2, materi pengelolaan lingkungan merupakan materi esensial dalam ujian nasional sehingga
diharapkan perolehan nilai Ujian Nasional meningkat. Sisi negatifnya adalah sumber belajar
kurang mendukung

Kesimpulan siklus 2, bahwa jumlah siswa yang kategori aktif sudah sesuai indikator kinerja
yaitu 17 siswa dari 34 siswa yang ditargetkan dengan rata rata aktivitas 76,27 melampaui rata
rata yang ditargetkan sebesar 75,60. Jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 21 siswa
melebihi yang ditargetkan yaitu 17 siswa dengan nilai rata rata hasil belajar siswa 76,18
melebihi target yaitu 72,00

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, penulis dapat membuat simpulan sebagai berikut :
1) Aktivitas siswa kelas VII G SMP Negeri 3 Banyumas semester genap tahun pelajaran
2013/2014 pada pembelajaran IPA materi pengelolaan lingkungan dapat ditingkatkan melalui
model Problem Bassed Learning dan 2) Hasil belajar siswa VII G SMP Negeri 3 Banyumas
semester genap tahun pelajaran 2013/2014 pada pembelajaran IPA materi pengelolaan
lingkungan dapat ditingkatkan melalui model Problem Bassed Learning

Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini maka penulis memberikan saran : 1) Guru sebaiknya
mampu memilih dan menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik
pembelajaran IPA, misalnya dengan menerapkan model pembelajaran PBL yang disesuaikan
dengan materi yang akan disampaikan kepada siswa dan 2) Sekolah dalam menunjang kegiatan
pembelajaran, hendaknya sekolah melengkapi fasilitas dan sumber sumber belajar, melakukan
IHT, pendidikan dan latihan.

DAFTAR PUSTAKA

Arends, Richard I. 2008. Learning To Teach Seventh Edition Belajar Untuk Mengajar Edisi
Tujuh ( penerjemah Soetjipto, dkk ). Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Dimyati, Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta

Hamalik, Oemar 2005. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT Bumi Aksara

Memes, Wayan, 2001. Model pembelajaran Fisika di SMP. Jakarta Proyek Pengembangan
Guru Sekolah menengah Depdiknas.

Riyanto, Yatim. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafika.

Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja Rosda
Karya
Wijaya. 2007. Model Pembelajaran (Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan
Efektif). Jakarta : Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai