Disusun oleh :
KELOMPOK B6
1
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2015
LEMBAR PENGESAHAN
Telah disahkan laporan Field Lab dengan topik KIE : PEMBINAAN POSYANDU
LANSIA GUNA PELAYANAN KESEHATAN LANSIA dengan keterangan di
bawah ini:
Kelompok : B6
Jumlah anggota : 12
Menyetujui, Menyetujui,
2
3
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 17
LAMPIRAN
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
5
secara aktif dan bekerja sama dalam gerakan sadar pangan dan gizi yang
dikhususkan bagi lansia.
Untuk itu keterlibatan mahasiswa untuuk terjun langsung ke masyarakat
dengan memberikan penyuluhan kepada para lansia merupakan salah satu bentuk
nyata dari mahasiswa dalam usaha mencapai cita-cita pembangunan agar lansia
tetap sehat, aktif, dan produktif.
B. Tujuan Pembelajaran
Adapun tujuan pembelajaran pada topik Pembinaan Posyandiu Lansia ini
adalah diharapkan mahasiswa:
1. Mampu memahami peran dan fungsi posyandu lansia.
2. Mampu menjelaskan cara pengisian dan penggunaan KMS lansia.
3. Mampu menjelaskan kelainan-kelainan yang sering terjadi pada lansia
beserta pencegahan dan pengobatannya.
4. Memahami tatalaksana Diet Lansia dan Pola Hidup sehat Lansia
5. Melakukan penyuluhan kesehatan komunitas tentang manfaat Posyandu
Lansia dalam menningkatkan kesehatan Lansia.
6. Melakukan pengumpulan dan analisis data tentang program posyandu,
prevalensi penyakit yang diderita lansia, serta upaya kuratif dan
rehabilitatif.
7. Melakukan penilaian status depresi lansia dengan menggunakan Geriatric
Deppresion Scale dan MMSE (Mini Mental State Examination)
8. Mampu melakukan pengamatan dan penilaian posyandu lansia setempat
dengan standar program posyandu lansia.
BAB II
KEGIATAN YANG DILAKUKAN
1. Kegiatan Pra-Lapangan
a. Mahasiswa mengikuti kuliah pengantar kegiatan Field Lab sebelum
melakukan kegiatan lapangan. Kuliah ini sedikit memberikan
gambaran mengenai pelaksanaan Posyandu Landia dan dasar teori
6
mengenai pembinaan posyandu lansia. Mahasiswa juga mengikuti
kegiatan pre-test tertulis yang dilaksanakan di FK UNS. Soal yang
dikerjakan bersumber dari buku manual Field Lab yang telah diberikan
sebelumnya. Pre-test tersebut dilaksanakan untuk menguji seberapa
jauh materi yang telah dipahami oleh mahasiswa. Mahasiswa juga
membuat Buku Rencana Kerja (BRK) yang berisi tentang tujuan dan
prosedur kegiatan.
b. Pada Rabu, 13 Mei 2015 mahasiswa melakukan survey lapangan di
Puskesmas Jatinom. Kegiatan survey dilakukan oleh perwakilan
kelompok. Tujuan kelompok kami melakukan survey adalah untuk
mengetahui lokasi puskesmas yang digunakan untuk melaksanakan
kegiatan Field Lab, sekaligus beramah tamah dan memohon bantuan
serta ijin dari Kapuskes Jatinom beserta staff. Selain itu, perwakilan
kelompok kami juga menyerahkan surat ijin dan berkasberkas dari
fakultas dan Buku Rencana Kerja (BRK). Pada saat melakukan survey,
perwakilan kelompok kami bertemu dengan dr. Nimah Nur Fajarini
selaku instruktur untuk melakukan koordinasi untuk kegiatan
selanjutnya.
7
Pada kegiatan lapangan kali ini, kegiatan lapangan di lakukan di
Posyandu Lansia. Kegiatan pertama yang dilakukan adalah kegiatan
posyandu lansia yang menggunakan sistem 5 meja namun pada partiknya
menggunakan 3 meja. Meja pertama yaitu pendaftaran dan pengukuran
berat badan, tinggi badan, serta tekanan darah yang di. Meja kedua yaitu
anamnesis sesuai dengan form Geriatric Depression Scale (GDS) dan
Mini Mental State Examination (MMSE) serta penyuluhan. Meja ketiga
merupakan meja pelayanan medis yang dijaga oleh tenaga professional
dari Puskesmas Jatinom. Tentunya kegiatan ini kami lakukan dengan
pantauan dan bimbingan langsung oleh instruktur dan petugas kesehatan
lain dari Puskesmas Jatinom. Setelah dilakukan pemeriksaan vital sign,
pengisian KMS, penyuluhan dan pelayanan kesehatan, mahasiswa
melakukan penyuluhan kepada peserta Posyandu Lansia mengenai
manfaat mengikuti posyandu Lansia kemudian penyakit-penyakit yang
sering dialami oleh lansia seperti diabetes mellitus, asam urat, hipertensi,
dan arthritis gout. Setelah melakukan penyuluhan, mahasiswa mengajak
peserta Posyandu Lansia untuk mengikuti senam lansia yang diinstrukturi
oleh mahasiswa sendiri. Selanjutnya, mahasiswa melakukan pemeriksaan
gula darah gratis kepada peserta posyandu Lansia. Sebelum acara ditutup,
mahasiswa meminta data peserta Posyandu Lansia sebagai bahan dalam
laporan yang akan disampaikan di pertemuan ketiga. Kegiatan lapangan II
ini berakhir pada pukul 11.30 siang. Setelah kegiatan selesai, mahasiswa
dipersilahkan untuk pulang.
8
BAB III
PEMBAHASAN
1. Pendataan
Pendataan yang dilakukan oleh mahasiswa berupa pencatatan nama dan
umur, berat badan, tekanan darah, gula darah, dan hasil wawancara dengan
menggunakan pertanyaan Geriatric Depression Scale. Namun terjadi kekurangan
pada pendataan yaitu pada pengukuran gula darah dikarenakan keterbatasan
jumlah alat untuk pengukur gula darah, sehingga para lansia harus lama mengantri
dan sebagian memilih untuk pulang. Pengukuran tinggi badan tidak dilakukan,
dikarenakan tidak tersedianya alat untuk mengukur tinggi badan di posyandu
lansia Desa Kedaren.
Gula GD Interpretasi
Nama Usia Tensi Darah S GDS MMSE
140/9 mungkin
bp. Waluyo 68 0 120 5 depresi baik
170/1
bp. Darmo 75 00 2 normal baik
150/1
bu ratno 60 00 77 1 normal baik
160/8
bu warni 54 0 1 normal baik
9
120/6
bu rukini 50 0 132 1 normal baik
120/9 mungkin
bu suwarti 52 0 87 6 depresi baik
160/1 mungkin
bu siti mulatsih 10 88 5 depresi baik
150/7
mbah marto 80 0
160/1 ggn intelek
bu sugik 00 91 2 normal ringan
120/9
bu wira 0 1 normal baik
120/8
bu praja 75 0 160 3 normal baik
120/7
bu sukiran 65 0 3 normal baik
230/1
bu juminah 67 00 88 3 normal baik
100/7 ggn intelek
bu prapto 70 0 4 normal ringan
170/9
bu sunarti 0 111
140/1
bu ratna 72 00
140/8 ggn intelek
siti utari 57 0 109 3 normal ringan
160/9 ggn intelek
pak pardi 0 118 1 normal ringan
130/7
pak wakijan 80 0 97 1 normal baik
140/8
bu tuminem 0
160/9 ggn intelek
mbah wiro 86 0 3 normal sedang
140/9
bu suminem 0 140 13 depresi baik
140/8 ggn intelek
bu semi 0 1 normal ringan
130/7 ggn intelek
bu warno 0 3 normal sedang
130/7
bu ratmi 0 82
160/1 mungkin
bu sulastri 00 6 depresi baik
bu wagiyem 130/7 0 normal baik
10
0
120/8
bu darmo 0
140/8 mungkin
bu gito 0 138 7 depresi baik
160/8
bapak harso 77 0 0 normal baik
160/9
bu daryanti 0 120 1 normal baik
11
a. Tekanan Darah
Berdasarkan hasil screening tekanan darah dan disesuaikan dengan pengelompokan
berdasarkan JNC 8 (sistol<150, diastol<90), diperoleh hasil bahwa 13 orang dari 31 peserta
KIE Posyandu Lansia menderita Hipertensi.
Tekanan darah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah usia
Pada manusia terjadi perubahan fisiologis seiring bertambahnya usia seperti perubahan-
perubahan fungsi berupa peningkatan tekanan darah sistolik, berkurangnya vasodilatasi
yang dimediasi beta-adrenergik, dan penebalan dan berkurangnya elastisitas pada pembuluh
darah. Gaya hidup yang buruk berupa makan-makannan yang banyak mengandung Natrium
dan jarang berolahraga dapat menjadi faktor resiko hipertensi.
Kegiatan penghitungan Tekanan Darah pada Posyandu Lansia bernilai baik, karena
dapat menjaring peserta
yang mengalam
hipertensi dan
membantu mengontro
tekanan darah pada
lansia sekaligus untuk
memberikan
penatalaksanaan pada
pasien dengan
hipertensi.
Penatalaksanaan
hipertensi pada lanju
usia dapat dibedakan
menjadi modifikasi pola
hidup dan terap
farmakologis. Pola
hidup yang harus
diperbaiki antara lain
menurunkan berat badan
jika ada kegemukan
mengurangi minum
12
2. Penyuluhan
Materi penyuluhan yang akan diberikan pada lansia meliputi tentang pentingnya
posyandu lansia serta penyakit-penyakit yang sering terjadi pada lanjut usia
seperti diabetes, hipertensi, asam urat, dan osteoarthritis.
13
pada orang lain. Selain itu, mahasiswa mengajak agar para lansia termotivasi
memeriksakan dirinya ke Puskesmas apabila ditemukan gejala-gejala yang
mengarah ke keparahan saat skrining di Posyandu lansia. Manfaat dari posyandu
lansia adalah pengetahuan lansia menjadi meningkat, yang menjadi dasar
pembentukan sikap dan dapat mendorong minat atau motivasi mereka untuk
selalu mengikuti kegiatan posyandu lansia sehingga lebih percaya diri dihari
tuanya.
Setelah dilakukan penyuluhan tentang pentingnya posyandu lansia untuk hari tua
kemudian dilajutkan oleh penyuluhan khusus tentang diabetes mellitus (DM),
hipertensi, asam urat, dan osteoarhritis (OA). Materi yang disampaikan
mahasiswa meliputi pengertian penyakit, gejala, serta makanan-minuman yang
sebaiknya di kurangi untuk mencegah terjadinya penyakit tersebut. Selain gizi
yang disarankan untuk lansia, mahasiswa juga menambahkan tentang pentingnya
olahraga serta istirahat cukup untuk memelihara kesehatan lansia.
3. Senam Lansia
Pada saat pelaksanaan kegiatan Posyandu Lansia kali ini juga dilaksanakan
kegiatan senam lansia. Senam lansia tersebut diikuti oleh 30 bapak/ibu lansia
dengan instruktur senam dari anggota kelompok kami. Para bapak/ibu lansia
14
mengikuti gerakan senam lansia dengan penuh semangat dan antusiasme tinggi.
Senam lansia tersebut berlangsung + 10 menit.
Adapun tujuan dari senam lansia ini adalah untuk menjaga tubuh agar
tetap dalam keadaan sehat serta aktif baik secara jasmani maupun rohani. Tujuan
lain dari senam lansia adalah sebagai berikut :
Manfaat Senam
Semua senam dan aktifitas olahraga ringan tersebut sangat bermanfaat
untuk menghambat proses degeneratif/penuaan. Senam ini sangat dianjurkan
untuk mereka yang memasuki usia pralansia (45 thn) dan usia lansia (65 thn ke
atas). Orang melakukan senam secara teratur akan mendapatkan kesegaran
jasmani yang baik yang terdiri dari unsur kekuatan otot, kelentukan persendian,
kelincahan gerak, keluwesan, cardiovascular fitness dan neuromuscular fitness.
Apabila orang melakukan senam, peredarah darah akan lancar dan meningkatkan
jumlah volume darah. Selain itu 20% darah terdapat di otak, sehingga akan terjadi
proses indorfin hingga terbentuk hormon norepinefrin yang dapat menimbulkan
rasa gembira, rasa sakit hilang, adiksi (kecanduan gerak) dan menghilangkan
depresi. Dengan mengikuti senam lansia efek minimalnya adalah lansia merasa
berbahagia, senantiasa bergembira, bisa tidur lebih nyenyak, pikiran tetap segar.
Senam lansia disamping memiliki dampak positif terhadap peningkatan fungsi
organ tubuh juga berpengaruh dalam meningkatkan imunitas dalam tubuh
manusia setelah latihan teratur. Tingkat kebugaran dievaluasi dengan
mengawasikecepatan denyut jantung waktu istirahat yaitu kecepatan denyut nadi
sewaktu istirahat. Jadi supaya lebih bugar, kecepatan denyut jantung sewaktu
istirahat harus menurun.
15
Manfaat senam lainnya yaitu terjadi keseimbangan antara osteoblast dan
osteoclast. Apabila senam terhenti maka pembentukan osteoblast berkurang
sehingga pembentukan tulang berkurang dan dapat berakibat pada pengeroposan
tulang. Senam yang diiringi dengan latihan stretching dapat memberi efek otot
yang tetap kenyal karena ditengah-tengah serabut otot ada impuls saraf yang
dinamakan muscle spindle, bila otot diulur (recking) maka muscle spindle akan
bertahan atau mengatur sehingga terjadi tarik-menarik, akibatnya otot menjadi
kenyal. Orang yang melakukan stretching akan menambah cairan sinoval
sehingga persendian akan licin dan mencegah cedera (Suroto, 2004). Olahraga
yang bersifat aerobik seperti senam merupakan usaha-usaha yang akan
memberikan perbaikan pada fisik atau psikologis. Faktor fisiologi dan metabolik
yang dikalkulasi termasuk penambahan sel-sel darah merah dan enzim fosforilase
(proses masuknya gugus fosfat kedalam senyawa organik), bertambahnya aliran
darah sewaktu latihan, bertambahnya sel-sel otot yang mengandung mioglobin
dan mitokondria serta meningkatnya enzim-enzim untuk proses oksigenasi
jaringan (Kusmana, 2006). Sedangkan menurut Depkes (2003) olahraga dapat
memberi beberapa manfaat, yaitu: meningkatkan peredaran darah, menambah
kekuatan otot, dan merangsang pernafasan dalam. Selain itu dengan olahraga
dapat membantu pencernaan, menolong ginjal, membantu kelancaran
pembuangan bahan sisa, meningkatkan fungsi jaringan, menjernihkan dan
melenturkan kulit, merangsang kesegaran mental, membantu mempertahankan
berat badan, memberikan tidur nyenyak, memberikan kesegaran jasmani.
Senam lansia terdiri dari beberapa tahapan, yaitu :
B. Tahapan Senam
16
1. Tahap Pemanasan :
- Pengaturan napas 2 x 8 (bermanfaat untuk memperbaiki sistem
kerja jantung)
2. Tahap Inti :
- Jalan di tempat (angkat kaki secara aktif) 2 x 8
- Lebarkan kaki sejajar (diam di tempat)
- Bertepuk tangan (lengan sejajar bahu) 2 x 8
- Tepuk jari tangan (rentangkan tangan sejajar bahu) 2 x 8
- Silangkan antar jari tangan (rentangkan tangan sejajar bahu) 2
x8
- Silangkan jempol tangan kanan (rentangkan tangan sejajar
bahu) 1 x 8
- Silangkan jempol tangan kiri (rentangkan tangan sejajar bahu)
1x8
- Tepuk antar jari kelingking tangan (rentangkan tangan sejajar
bahu) 2 x 8
- Tepuk antar jari telunjuk tangan (rentangkan tangan sejajar
bahu) 2 x 8
- Ketok pergelangan tangan kanan (lengan tangan sejajar bahu) 1
x8
- Ketok pergelangan tangan kiri (lengan tangan sejajar bahu) 1 x
8
- Ketok nadi tangan kanan (lengan tangan sejajar bahu) 1 x 8
- Ketok nadi tangan kiri (lengan tangan sejajar bahu) 1 x 8
- Tekan antar telapak tangan (tangan sejajar dada atas) 1 x 8
- Tekan putar telapak tangan (atas ke bawah sejajar dada) 1 x 8
- Buka dan remas jari tangan 2 x 8
- Tepuk punggung tangan kanan (tangan sejajar dada atas) 1 x 8
- Tepuk punggung tangan kiri (tangan sejajar dada atas) 1 x 8
- Tepuk punggung lengan kanan (tangan sejajar dada atas) 1 x 8
- Tepuk punggung bahu kanan (tangan sejajar dada atas) 1 x 8
- Tepuk punggung lengan kiri (tangan sejajar dada atas) 1 x 8
- Tepuk punggung bahu kiri (tangan sejajar dada atas) 1 x 8
- Tepuk pinggang (bungkuk badan 45 derajat) 2 x 8
- Tepuk paha samping (gerakan menggenjot lutut naik turun) 2 x
8
- Tepuk betis kaki (bungkuk badan sejajar 90 derajat) 2 x 8
- Peregangan otot lengan, bahu, punggung, lutut, betis 2 x 8
- Tepuk perut bagian bawah (samping kanan-kiri) 2 x 8
- Sikap tegak tangan simpul ke perut (tutup kaki, diam di tempat)
- Jinjit kaki (kaki lurus, diam di tempat)
17
3. Tahap Pendinginan :
- Tarik dan tahan napas (kedua tangan naik ke atas kepala) 1 x 8
- Hembuskan napas (kedua tangan turun ke depan dada) 1 x 8
- Tarik dan tahan napas (kedua tangan naik ke atas kepala) 1 x 8
- Hembuskan napas (kedua tangan turun ke samping) 1 x 8
- Tarik dan tahan napas (tangan kanan naik ke atas kepala) 1 x 8
- Hembuskan napas (tangan kanan turun ke samping) 1 x 8
- Tarik dan tahan napas (tangan kiri naik ke atas kepala) 1 x 8
- Hembuskan napas (tangan kiri turun ke samping) 1 x 8
- Tarik, tahan, dan hembuskan napas (angkat kedua tangan dan
turunkan perlahan) 2 x 4
Adapun kendala pada saat pelaksanaan senam lansia adalah tempat senam
yang kurang memadai, sehingga para bapak/ibu lansia kurang leluasa untuk
bergerak. Selain itu musik yang dimainkan untuk senam lansia kurang sesuai
dengan gerakan. Senam lansia akan efektif jika dilakukan dengan lama + 20-30
menit dan frekuensi senam + 3-4 kali dalam seminggu.
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Secara keseluruhan, kegiatan- kegiatan di Posyandu Lansia berlangsung
lancar, para lansia antusias mengikuti pemeriksaan tensi, gula darah, GDS, MMSE
18
dan penyuluhan penyakit penyakit yang sering dialami lansia. Ada beberapa
hambatan tetapi masih bisa diatasi sehingga kegiatan dapat berjalan dengan baik.
Target cakupan peserta sudah tercapai yaitu 80 100 % menunjukkan target
cakupan yang baik.
Posyandu lansia merupakan wadah terpadu untuk para lansia dimasa
tuanya karena pada usia lanjut seperti ini, kondisi para lansia umumnya
mempunyai fisik yang relatif lemah dan kesepian, perlu berkumpul dan saling
mengawasi sehingga tidak merasa kesepian dan terabaikan.
Dengan adanya Posyandu Lansia dapat meningkatkan jangkauan
pelayanan kesehatan lansia dan terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan
kebutuhan lansia.
Posyandu Lansia juga bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan
kesehatan dan mendorong minat atau motivasi mereka untuk selalu mengikuti
kegiatan posyandu lansia sehingga lebih percaya diri dihari tuanya dan
menurunkan tingkat stres pada lansia.
Manfaat yang dirasakan dengan adanya posyandu lansia ini bukan hanya
dirasakan oleh lansia tetapi juga oleh keluarga dan lingkungan dimana lansia
tersebut tinggal. Posyandu lansia dapat membantu lansia untuk menyesuaikan diri
dalam perubahan fase kehidupannya sehingga menjadi pribadi yang mandiri
sesuai dengan keberadaannya.
B. Saran
Sebaiknya dilakukan himbauan lebih kepada para lansia agar mau
mengikuti atau hadir di posyandu lansia. Karena kegiatan posyandu lansia tersebut
sangat bermanfaat bagi lansia untuk menjaga kesehatan dihari tua.
Mengingat jumlah dan presentase lansia yang terus bertambah sejalan
dengan meningkatnya taraf kesehatan, maka peningkatan pelayanan medis bagi
para lansia juga sangat dibutuhkan.
Meningkatkan komunikasi dan motivasi kepada lansia untuk mengikuti
kegiatan-kegiatan yang berlangsung di lingkungan sosialnya karena hal ini sangat
baik terhadap keadaan jiwa lansia.
Perlu dilakukan kegiatan tambahan seperti senam lansia atau kegiatan
yang lain untuk meningkatkan komunikasi antar lansia. Diperlukan kerjasama dari
berbagai pihak untuk meningkatkan manfaat dan efektifitas program dan
diperlukan evaluasi program secara rutin. Mengoptimalkan peran kader-kader
posyandu lansia agar kegiatan berjalan lebih baik.
19
DAFTAR PUSTAKA
Tim Field Lab FK UNS Surakarta. 2013. Modul Field Lab KIE: Pembinaan Posyandu
lansia Guna Pelayanan Kesehatan Lansia. Surakarta: FK UNS
Sharp LK, Milsky MS (2002). Screening for depression across the lifespan: a
review of measures for use in primary care settings. American Family Physician,
66(6):1001-1007.
Greenberg SA (2012). The geriatric depression scale. New York: Hatford Institute
for Geriatric Nursing.
20
LAMPIRAN
6. Apakah anda takut bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi pada anda?
10. Apakah anda merasa punya banyak masalah dengan daya ingat anda
dibandingkan dengan kebanyakan orang?
11. Apakah anda pikir bahwa hidup anda sekarang ini menyenangkan?
12. Apakah anda merasa tidak berharga seperti perasaan anda saat ini?
14. Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada harapan?
15. Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih baik keadaannya dari
anda?
TOTAL
- Dari total jumlah nilai yang diperoleh dapat digolongkan tingkat depresi
sebagai berikut :
1. Nilai 0-5 : Normal
2. Nilai 6-10 : Pre Depresi
3. Nilai >10 : Depresi
21
22