Anda di halaman 1dari 4

Nama : Haula Halwa

NIM : 1602046042

Kelas : IF-B1

Mata Kuliah : PHI ( Karakteristik Hukum)

Dosen Pengampu : Dr. Djafar Baehaqi, S. Ag., M. H.

1. KARAKTERISTIK HUKUM PIDANA DALAM HUKUM PAJAK


Dalam hukum pajak, terdapat sanksi pidana bagin mereka
yang melakukan pengingkaran atas kewajiban pajak dan kejahatan
lain yang mengganggu penerimaan kas negara dari sektor pajak.
Adanya sanksi pidana terhadap Wajib Pajak yang melanggar
ketentuan di bidang perpajakan selalu mengacu pada ketentuan
hukum pidana yang berlaku pada umumnya. Ketentuan hukum ini
terdapat dalam Pasal 103 KUHP yang berbunyi Ketentuan-
ketentuan dalam Bab I sampai Bab VII buku ini juga berlaku bagi
perbuatan-perbuatan yang oleh ketentuan undang-undang lainnya
dianca dengan pidana, kecuali jika oleh undang-undang ditentukan
lain.

2. KARAKTERISTIK HUKUM ADMINISTRASI NEGARA DALAM


HUKUM PAJAK
Hukum Administrasi Negara (Hukum Pajak) adalah hukum
yang selalu mengalami perkembangan dan tentunya tidak dapat
dilepaskan antara kepentingan negara dan kepentingan warga
negara. Di Indonesia yang notabene adalah negara kesejahteraan
(walfare state), di samping meningkatkan pemasukan pajak ke kas
negara, juga bagaimana menunjang pembangunan nasional
terutama dalam hal meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan
menggunakan sarana hukum administrasi negara yang kondusif,
kompetitif, mengandung kepastian hukum, menerapkamn sistem
pemungutan pajak yang realistis dan memilih sistem perpajakan
yang tepay guna dan
berdaya guna.
Peranan hukum administrasi negara di bidang pajak yaitu
sebagai sarana dalam kerangka memenuhi pemasukan pajak ke kas
negara serta menunjang peningkatan pertumbuhan perkembangan
ekonomi dan sosial. Selain itu, pajak sebagai kebijakan pendapatan
negara mendorong administrasi negara dalam hal ini pemerintah
untuk memanfaatkan pajak secara tepat guna dan berwibawa.
Untuk itu, diperlukan suatu perlindungan hukum terhadap wajib
pajak dan administrasi negara sendiri. Maka, pemerintah
mengeluarkan kebijakan berupa perubahan perpajakan nasional
untuk mengimbangi perkembangan ekonomi dan sosial yang
dimulai sejak tahun 1983 hingga 2000 dengan melewati empat
tahap perubahan.

3. KARAKTERISTIK HUKUM TATA USAHA NEGARA DALAM


HUKUM PAJAK
Hukum pajak adalah bagian dari hukum administrasi yang
merupakan segenap peraturan hukum yang mengatur segala cara
kerja dan pelaksanaan serta wewenang dari lembaga-lembaga
negara serta aparaturnya dalam pelaksanaan tugas administrasi.
Berdasarkan perkembangan dan kebutuhan negra akan pajak, UU
pajak mengalami perubahan. Sebagai konsekuensinya, hukum pajak
telah memisahkan diri dari HAN. Dasar pemisahan hukum pajak dari
HAN dapat ditinjau dari faktor berikut :
a. Sumber Hukum Pajak berbeda dengan HAN.
b. Objeknkajian hukum pajak adalah pajak, sedangkan HAN adalah
ketetapan yang bersegi satu yang ditetapkan oleh pejabat tata
usaha negara (administrasi egara).
c. Subjek hukum pajak adalah wajib pajak, sedang HAN adalah
pejabat tata usaha negara.
d. Penyelesaian sengketa pajak merupakan kompetensi absolut
Pengadilan pajak, sedang HAN merupakan kompetensi absolut
TUN.
e. Hukum acara yang digunakan adalah hukum acara peradilan
pajak, sedang HAN adalah hukum acara peradilan TUN.

4. KARAKTER HUKUM PERDATA DALAM HUKUM AGRARIA


Hukum Agraria Perdata (keperdataan) membahas keseluruhan dari
ketentuan hukum yang bersumber pada hak perseorangan dan
badan hukum yang memperbolehkan, mewajibkan, melarang
diprlakukan perbuatan hukum yang berhubunagn dengan tanah
sebagai objeknya. Seperti jual beli, hak atas tanah sebagai jaminan
hutang (hak tanggungan), dan pewarisan.
5. KARAKTER HUKUM ADMINISTRASI NEGARA DALAM HUKUM
AGRARIA
Hukum Agraria Administratif membahas seluruh ketentuan
hukum yang memberikan wewenang kepada pejabat dalam
menjalankan praktek hukum negara dan mengambil tindakan dari
masalah-masalah agraria yang timbul. Seperti pendaftaran tanah,
pengadaan tanah, dan pencabutan hak atas tanah.

6. KARAKTER HUKUM PIDANA DALAM HUKUM ADAT


Hukum Pidana Adat menurut I Made Widnyana adalah hukum
yang hidup, diikuti dan ditaati oleh masyarakat adat secara terus
menerus, dari satu generasi ke generasi berikutnya. Pelanggaran
terhadapnya dapat menimbulkan kegoncangan dalam masyarakat
karena dianggap mengganggu keseimbangan kosmis masyarakat.
Oleh karena itu, bagi si pelanggar diberlakukan reaksi adat, koreksi
adat atau sanksi oleh masyarakat melalui pengurus adatnya.
Terdapat lima sifat hukum pidana adat :
a. Menyeluruh dan menyatukan karena dijiwai oleh sifat
kosmis yang saling berhubungan, sehingga hukum pidana
adat tidak membedakan manakah hukum pidana dan
perdata adat.
b. Ketentuan yang terbuka karena didasarkan atas
ketidakmampuan meramal apa yang akan terjadi sehingga
tidak bersifat pasti dan ketentuannya selalu terbuka untuk
segala peristiwa atau perbuatan yang mungkin terjadi.
c. Membeda-bedakan permasalahan apabuila terjadi peristiwa
pelanggaran yang dilihat semata-mata bukan perbuatan
dan akibatnya, tetapi dilihat apa yang menjadi latar
belakang dan siapakah pelakunya. Karena itu, pencarian
penyelesaian dalam suatu peristiwa menjadi berbeda-beda.
d. Peradilan dengan permintaan di mana penyelesaian
pelanggaran adat sebagian besar berdasarkan adanya
pengaduan atau permintaan dari pihak yang dirugikan.
e. Tindakan reaksi atau koreksi tidak hanya dikenakan pada si
pelaku, tetapi juga dapat dikenakan pada kerabatnya atau
keluarganya untuk mengembalikan keseimbangan yang
terganggu.

REFERENSI
www.kuliahhukum.com
https//belajarhukumonline.com

Anda mungkin juga menyukai