Dosen Pengampu : Dr. Djafar Baehaqi, S. Ag., M. H.
1. KARAKTERISTIK HUKUM PIDANA DALAM HUKUM PAJAK
Dalam hukum pajak, terdapat sanksi pidana bagin mereka yang melakukan pengingkaran atas kewajiban pajak dan kejahatan lain yang mengganggu penerimaan kas negara dari sektor pajak. Adanya sanksi pidana terhadap Wajib Pajak yang melanggar ketentuan di bidang perpajakan selalu mengacu pada ketentuan hukum pidana yang berlaku pada umumnya. Ketentuan hukum ini terdapat dalam Pasal 103 KUHP yang berbunyi Ketentuan- ketentuan dalam Bab I sampai Bab VII buku ini juga berlaku bagi perbuatan-perbuatan yang oleh ketentuan undang-undang lainnya dianca dengan pidana, kecuali jika oleh undang-undang ditentukan lain.
2. KARAKTERISTIK HUKUM ADMINISTRASI NEGARA DALAM
HUKUM PAJAK Hukum Administrasi Negara (Hukum Pajak) adalah hukum yang selalu mengalami perkembangan dan tentunya tidak dapat dilepaskan antara kepentingan negara dan kepentingan warga negara. Di Indonesia yang notabene adalah negara kesejahteraan (walfare state), di samping meningkatkan pemasukan pajak ke kas negara, juga bagaimana menunjang pembangunan nasional terutama dalam hal meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan menggunakan sarana hukum administrasi negara yang kondusif, kompetitif, mengandung kepastian hukum, menerapkamn sistem pemungutan pajak yang realistis dan memilih sistem perpajakan yang tepay guna dan berdaya guna. Peranan hukum administrasi negara di bidang pajak yaitu sebagai sarana dalam kerangka memenuhi pemasukan pajak ke kas negara serta menunjang peningkatan pertumbuhan perkembangan ekonomi dan sosial. Selain itu, pajak sebagai kebijakan pendapatan negara mendorong administrasi negara dalam hal ini pemerintah untuk memanfaatkan pajak secara tepat guna dan berwibawa. Untuk itu, diperlukan suatu perlindungan hukum terhadap wajib pajak dan administrasi negara sendiri. Maka, pemerintah mengeluarkan kebijakan berupa perubahan perpajakan nasional untuk mengimbangi perkembangan ekonomi dan sosial yang dimulai sejak tahun 1983 hingga 2000 dengan melewati empat tahap perubahan.
3. KARAKTERISTIK HUKUM TATA USAHA NEGARA DALAM
HUKUM PAJAK Hukum pajak adalah bagian dari hukum administrasi yang merupakan segenap peraturan hukum yang mengatur segala cara kerja dan pelaksanaan serta wewenang dari lembaga-lembaga negara serta aparaturnya dalam pelaksanaan tugas administrasi. Berdasarkan perkembangan dan kebutuhan negra akan pajak, UU pajak mengalami perubahan. Sebagai konsekuensinya, hukum pajak telah memisahkan diri dari HAN. Dasar pemisahan hukum pajak dari HAN dapat ditinjau dari faktor berikut : a. Sumber Hukum Pajak berbeda dengan HAN. b. Objeknkajian hukum pajak adalah pajak, sedangkan HAN adalah ketetapan yang bersegi satu yang ditetapkan oleh pejabat tata usaha negara (administrasi egara). c. Subjek hukum pajak adalah wajib pajak, sedang HAN adalah pejabat tata usaha negara. d. Penyelesaian sengketa pajak merupakan kompetensi absolut Pengadilan pajak, sedang HAN merupakan kompetensi absolut TUN. e. Hukum acara yang digunakan adalah hukum acara peradilan pajak, sedang HAN adalah hukum acara peradilan TUN.
4. KARAKTER HUKUM PERDATA DALAM HUKUM AGRARIA
Hukum Agraria Perdata (keperdataan) membahas keseluruhan dari ketentuan hukum yang bersumber pada hak perseorangan dan badan hukum yang memperbolehkan, mewajibkan, melarang diprlakukan perbuatan hukum yang berhubunagn dengan tanah sebagai objeknya. Seperti jual beli, hak atas tanah sebagai jaminan hutang (hak tanggungan), dan pewarisan. 5. KARAKTER HUKUM ADMINISTRASI NEGARA DALAM HUKUM AGRARIA Hukum Agraria Administratif membahas seluruh ketentuan hukum yang memberikan wewenang kepada pejabat dalam menjalankan praktek hukum negara dan mengambil tindakan dari masalah-masalah agraria yang timbul. Seperti pendaftaran tanah, pengadaan tanah, dan pencabutan hak atas tanah.
6. KARAKTER HUKUM PIDANA DALAM HUKUM ADAT
Hukum Pidana Adat menurut I Made Widnyana adalah hukum yang hidup, diikuti dan ditaati oleh masyarakat adat secara terus menerus, dari satu generasi ke generasi berikutnya. Pelanggaran terhadapnya dapat menimbulkan kegoncangan dalam masyarakat karena dianggap mengganggu keseimbangan kosmis masyarakat. Oleh karena itu, bagi si pelanggar diberlakukan reaksi adat, koreksi adat atau sanksi oleh masyarakat melalui pengurus adatnya. Terdapat lima sifat hukum pidana adat : a. Menyeluruh dan menyatukan karena dijiwai oleh sifat kosmis yang saling berhubungan, sehingga hukum pidana adat tidak membedakan manakah hukum pidana dan perdata adat. b. Ketentuan yang terbuka karena didasarkan atas ketidakmampuan meramal apa yang akan terjadi sehingga tidak bersifat pasti dan ketentuannya selalu terbuka untuk segala peristiwa atau perbuatan yang mungkin terjadi. c. Membeda-bedakan permasalahan apabuila terjadi peristiwa pelanggaran yang dilihat semata-mata bukan perbuatan dan akibatnya, tetapi dilihat apa yang menjadi latar belakang dan siapakah pelakunya. Karena itu, pencarian penyelesaian dalam suatu peristiwa menjadi berbeda-beda. d. Peradilan dengan permintaan di mana penyelesaian pelanggaran adat sebagian besar berdasarkan adanya pengaduan atau permintaan dari pihak yang dirugikan. e. Tindakan reaksi atau koreksi tidak hanya dikenakan pada si pelaku, tetapi juga dapat dikenakan pada kerabatnya atau keluarganya untuk mengembalikan keseimbangan yang terganggu.