Anda di halaman 1dari 7

See

discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/287584850

Konsep Pemanfaatan Air Hujan sebagai Air Siap


Pakai

Article December 2015

CITATIONS READS

0 683

2 authors, including:

Hermenegildus Bramantyo Agung Suprapto


Bandung Institute of Technology
1 PUBLICATION 0 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Hermenegildus Bramantyo Agung Suprapto on 21 December 2015.

The user has requested enhancement of the downloaded file. All in-text references underlined in blue are added to the original document
and are linked to publications on ResearchGate, letting you access and read them immediately.
Konsep Pemanfaatan Air Hujan sebagai Air Siap Pakai
H. Bramantyo Agung Suprapto*
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Bandung
Jalan Ganesa No. 10, Bandung, Indonesia
*Corresponding Author: h.bramantyo.a.s@students.itb.ac.id

Abstrak
Kebutuhan air bersih adalah masalah yang dihadapi hampir semua kota besar di dunia. Kebutuhan
ini dapat dipenuhi dengan memanfaatkan air hujan dengan teknologi yang ada. Teknologi
penangkapan dan pemanfaatan air hujan yang tersedia saat ini terdiri dari luasan penangkap air,
pengaliran, tangki penyimpanan, dan pemurnian. Pemurnian dapat dilakukan dengan disi nfektan,
filtrasi, dan ozonisasi.

Kata kunci : tugas, pengolahan air, air hujan

1. Pendahuluan Pada penggunaan untuk kebutuhan domestik,


berbagai telaah telah dilakukan terhadap
Kebutuhan akan air bersih merupakan sebuah
sistem pengumpulan dan perlakuan air hujan.
masalah yang dihadapi oleh hampir semua
Kebanyakan telaah mengkhususkan sistem
kota besar di dunia [1]. Kebutuhan ini
pengumpulan dan perlakuan air hujan sebagai
terutama disebabkan oleh meningkatnya
sistem individual [3], [4], [6], [8].
jumlah penduduk yang mengakibatkan tidak
Pemanfaatan air hujan dilakukan oleh masing-
hanya naiknya kebutuhan air [2], namun juga
masing struktur bangunan tanpa melibatkan
kualitas sumber air dan air bersih yang
sebuah sistem terpadu. Lazimnya, kebutuhan
dikonsumsi. Air hujan dapat menjadi salah
air paling besar adalah untuk kebutuhan MCK
satu alternatif [3] sebagai sumber air bersih
(Mandi, Cuci, Kakus) [9]. Kebutuhan air cuci
perkotaan [3], [4]. Di Korea [1] dan Malaysia
dapat menghabiskan 20 persen dari kebutuhan
[5], pemanfaatan air hujan dianggap sebagai
sebuah rumah tangga [10], atau sebesar 25 m3
jawaban pemenuhan kebutuhan air bersih yang
air per tahunnya [11].
sangat mendesak. Di Brazil, diperkirakan 35%
kebutuhan air bersih dapat dipenuhi dengan Pada penggunaan untuk kebutuhan sarana
memanfaatkan air hujan [4]. publik, perlakuan yang diberikan tidak jauh
berbeda dengan kebutuhan domestik. Namun,
2. Sistem Pemanfaatan Air Hujan dengan skala yang berbeda, tantangan yang
Pemanfaatan air hujan sebagai sumber air dihadapi sarana publik untuk memanfaatkan
bersih unutk konsumsi perkotaan merupakan air hujan berbeda dengan tantangan pada skala
hal yang sudah tidak asing, walaupun belum domestik. Tantangan ini tergantung dari luasan
digunakan secara luas. Panduan untuk daerah pengumpulan air hujan, karakteristik
pemasangan sistem penampungan dan atmosfer, dan pengaruh lingkungan sekitar [7].
pemanfaatan air hujan telah banyak diterbitkan 3. Sistem Pengumpulan Air Hujan
[6].
Karena tujuan dari hampir semua pemanfaatan
Secara garis besar, pemanfaatan air hujan air hujan sama, sistem pemanfaatan air hujan
untuk kebutuhan perkotaan dapat dibagi dicirikan melalui sistem pengumpulan air
menjadi dua jenis: hujan dan perlakuannya. Sistem pengumpulan
1. Penggunaan untuk kebutuhan air hujan itu sendiri dapat dibagi menjadi
domestik [4] beberapa komponen seperti digambarkan pada
2. Penggunaan untuk kebutuhan sarana Gambar 1.
publik [7]
Hermenegildus B.A. Suprapto, 2015, xx-xx 2

luasan penangkap dibutuhkan 1 cm2 luasan


Si s tem Pengumpulan Air Hujan penampang talang. Aturan ini dibutuhkan
untuk mencegah berkurangnya air akibat
Luasan
Pengaliran
Filtrasi Penyimpanan Pemurnian tumpahan keluar talang, namun masih dengan
Penangkap Awal
mempertimbangkan segi keekonomian dari
Buatan pembangunan sistem penangkapan air hujan.
Sebagai tambahan, dapat dipasang panel
Alami penahan percikan.
Pipa vertikal yang digunakan untuk
mengalirkan air hujan menuju tangki
Gambar 1. Komponen Pengumpulan Air Hujan [5] penyimpanan dapat dirancang lebih kecil dari
3.1. Luasan Penangkap talang karena air hujan dapat mengalir lebih
cepat di dalam pipa vertikal.
Luasan penangkap air hujan sebaiknya
dibangun kedap air dan tidak Untuk menjaga kualitas air yang ditangkap,
mengkontaminasi air hujan. Sekarang, yang diperlukan perawatan berkala pada talang dan
lazim digunakan sebagai luasan penangkap pipa vertikal.
adalah atap dari struktur gedung tempat
pemasangan sistem pemanfaatan air hujan.
3.3. Perlakuan Awal
Material yang disarankan sebagai penangkap
air hujan adalah material yang permukaannya Pemurnian awal air hujan dapat dilakukan
halus dan tahan pada berbagai kondisi cuaca, dengan mudah menggunakan slow sand
seperti galvanized iron sheet, plastik, atau filtration. Agar lebih efektif, diperlukan aliran
genting. Penggunaan cat pada material ini air yang konstan melalui filtrasi tersebut,
tidak disarankan karena dapat terbawa oleh air sehingga metoda ini cocok digunakan di
dan mengotori tangki penyimpanan air. daerah tropis seperti Indonesia. Namun, karena
keterbatasannya dalam mengurangi kadar
Efektivitas penangkapan air hujan dapat mikroorganisme dalam air, metoda ini hanya
diukur menggunakan runoff coefficient, yang cocok digunakan sebagai perlakuan awal
didefinisikan sebagai air hujan yang turun (pretreatment).
mencapai permukaan dibandingkan dengan air
hujan yang turun mencapai luasan penangkap.
Nilai koefisien ini bisa memiliki harga kurang 3.4. Penyimpanan
dari satu akibat evaporasi, kebocoran,
tumpahan, dan tertinggal di luasan penangkap, Tangki penyimpan air hujan merupakan
komponen termahal dalam perancangan sistem
namun rancangan atap yang standar dapat
penangkapan dan pemanfaatan air hujan.
menghasilkan nilai koefisien yang cukup
Tangki penyimpanan air hujan dapat memakan
tinggi (0,7 0,9).
30% hingga 70% dari seluruh biaya
perancangan dan pemasangan.
3.2. Pengaliran Prinsip optimasi perancangan tangki
Sistem pengaliran dari luasan penangkap penyimpanan didasarkan pada kebutuhan air
menuju tangki penyimpanan biasanya pada rumah tangga terkait. Gambar 2
melibatkan talang (gutter) dan pipa air menunjukkan bahwa besarnya tangki tidak
vertikal. Material yang lazim sebanding dengan manfaatnya. Hal ini
direkomendasikan untuk sistem pengaliran ini diakibatkan oleh siklus penggunaan air, di
adalah galvanised steel, stainless steel, mana tangki yang kecil akan lebih sering
fibreglass dan plastik. Bentuk talang yang diambil airnya dibandingkan dengan tangki
diakui sebagai bentuk yang paling efisien yang besar. Oleh karena itu, perancangan
untuk mengalirkan air adalah semi-lingkaran. ukuran tangki yang tepat menjadi kunci dalam
Sebagai aturan ibu jari [12], untuk setiap 1 m2 biaya pemanfaatan air hujan.
Hermenegildus B.A. Suprapto, 2015, xx-xx 3

atau logam. Material-material ini memberikan


beberapa keunggulan: kedap air, tahan lama,
murah, dan minim kontaminasi.
Bentuk dari tangki air hujan biasanya
ditentukan oleh letaknya. Tangki atas tanah
lazim dibangun dengan bentuk kotak demi
kemudahan konstruksi jika menggunakan
material konstruksi bangunan, atau silinder
apabila menggunakan bahan lainnya seperti
plastik atau bambu. Tangki bawah tanah lazim
Gambar 2. Keterkaitan Besar Tangki terhadap dibangun dengan bentuk silindris atau bulat
Manfaat [13] untuk menahan tekanan tanah apabila tangki
tidak berisi air.
Seperti terlihat pada Gambar 2, tangki yang
terlalu besar berkurang manfaatnya
dibandingkan kapasitasnya. Ini karena tangki
3.5. Pemurnian
yang terlalu besar memiliki rentang waktu
pengosongan yang jarang, sehingga Pemurnian air yang keluar dari tangki
mengurangi kualitas air hujan yang penyimpanan dapat dimulai dengan
ditampung. Selain itu, tangki yang terlalu menggunakan disinfektan. Disinfektan yang
besar akan membutuhkan biaya yang tinggi paling banyak digunakan dan juga paling
untuk pembangunan dan pemasangannya. mudah adalah klorin, yang dapat digunakan
Pada sisi lain, tangki yang dirancang terlalu dengan menggunakan tawas. Klorinasi
kecil akan terlalu cepat kosong sehingga dapat dilakukan setelah tangki penyimpanan untuk
mengakibatkan tidak terpenuhinya kebutuhan menghindari penumpukan sisa-sisa
air rumah tangga. mikroorganisme yang mati di tangki sehingga
menghasilkan lumpur. Agar efektif, klorinasi
Tangki air hujan dapat dibedakan menjadi dua dilakukan hingga kandungan klorin di dalam
menurut letaknya: air mencapai 0.4 0.5 mg/l. Untuk
Tangki atas tanah memiliki menghilangkan rasa dan bau klorin,
keunggulan mudah dalam perawatan, penyaringan menggunakan activated carbon
mudah diamati apabila ada kerusakan, dapat dilakukan setelah unit disinfektan.
dan lebih murah. Tangki seperti ini Untuk mengolah air hujan menjadi air siap
banyak digunakan di Indonesia untuk minum (potable water), diperlukan
menyimpan air. Namun, tangki atas pengolahan yang relatif lebih kompleks
tanah membutuhkan tempat yang bisa daripada pengolahan menggunakan filter dan
dimanfaatkan untuk bangunan lainnya. disinfektan [8], [14]. Pengolahan ini dapat
Tangki bawah tanah tidak memakan dilakukan dengan berbagai cara, seperti filtrasi
banyak tempat dibandingkan tangk menggunakan membran maupun distilasi.
atas tanah. Selain itu, temperatur
bawah tanah cenderung lebih sejuk Filtrasi menggunakan membran dapat
sehingga hilang air akibat penguapan dilakukan dengan berbagai tipe membran [14].
berkurang. Namun, tangki bawah Microfiltration (MF) memiliki rentang pori
tanah cenderung lebih mahal dan sulit 0.03 hingga 0.1 mikron dan dapat digunakan
untuk dirawat dan diperbaiki apabila untuk menghilangkan partikulat, alga, dan
ada kerusakan, dan rentan terhadap beberapa jenis mikroorganisme. Ultrafiltration
kontaminasi air tanah. (UF) memiliki rentang pori 0.002 hingga 0.1,
sehingga kemampuannya di atas MF.
Material tangki air hujan dapat sangat beragam
tergantung dari kebutuhan dan pertimbangan Ditilik dari tipe material membran yang
lainnya. Tangki air hujan dapat dibangun digunakan, pilihan yang tersedia cukup
dengan menggunakan beton, semen, batu bata, beragam. Salah satu teknologi baru untuk
Hermenegildus B.A. Suprapto, 2015, xx-xx 4

mengolah air hujan adalah membran filtrasi Kualitas air yang diolah bergantung pada
logam (Metal membran filtration, MMF) [15]. kondisi, operasi, dan perawatan sistem
MMF memiliki beberapa keunggulan pengumpulan air hujan. Selain itu, kualitas air
dibandingkan membran polimer konvensional: terolah juga bergantung pada kualitas air
lebih tahan lama, lebih tahan pada tekanan (1 hujan, yang terkait pada kualitas udara dan
Mpa) dan temperatur (350C) tinggi, tahan kebersihan luasan penampang (atap). Studi
goncangan dan reaksi kimiawi korosif seperti menunjukkan bahwa kualitas air hujan di
ozonasi. Indonesia sudah cukup baik untuk diolah
menjadi air siap pakai [16].
Teknologi distilasi memisahkan air dari
pengotornya menggunakan penguapan dan Penggunaan air hujan secara terbatas diyakini
pengumpulan kondensat. Karena dasar dari tidak akan memengaruhi kesehatan secara
teknologi ini adalah penguapan, distilasi signifikan [18]. Selain itu, apabila luasan
membutuhkan energi yang relatif lebih tinggi penampang dirawat secara berkala, konsentrasi
dibandingkan teknologi lainnya. Namun mikroorganisme yang membahayakan
demikian, distilasi dapat memurnikan air lebih (patogenik) seperti F. streptococci dan P.
baik dari hampir seluruh jenis pengotor. aeruginosa adalah sangat rendah [19].
Pengotor yang terikut dalam uap air biasanya
Kondisi atap merupakan bagian terpenting
berupa zat organik yang mudah menguap, dan
dalam menentukan kualitas air hujan yang
dapat dengan mudah disaring menggunakan
terkumpul. Partikulat, mikroorganisme, logam
activated carbon.
berat, dan zat organik dapat terkumpul pada
atap, sehingga mengontaminasi air hujan yang
dikumpulkan. Oleh karena itu, disarankan
untuk mengumpulkan air hujan setelah
membersihkan atap [17].
Selain itu, dianjurkan juga untuk
membersihkan tangki penampung air hujan
secara berkala untuk membersihkan
kontaminasi partikulat yang mengendap pada
tangki tersebut. Partikulat ini dapat berasal
dari kontaminan pada sistem sebelumnya
maupun akibat pembersihan itu sendiri. Di
dalam tangki penyimpan, mungkin saja
terbentuk biofilm yang menyerap zat logam,
senyawa organik, maupun mikroorganisme
patogen. Selain itu, logam-logam berat dan
kontaminan lainnya dapat mengendap di dasar
tangki.
Gambar 3. Sistem Penangkapan Air Hujan
Domestik Beberapa karakteristik dari air hujan yang
perlu diperhatikan dalam merancang sistem
penampungan dan pemurnian air hujan adalah:
4. Kualitas Air Terolah Kesadahan.
Pengumpulan dan pemanfaatan air hujan Kandungan Besi dan Mangan
memiliki sejarah yang panjang. Air hujan pH
dipandang sebagai salah satu sumber air yang Klorida
aman dalam sisi banyak dan jenis kontaminan, Fluorida
namun tidak menutup kemungkinan bahwa Total Dissolved Solids
masih terdapat risiko kesehatan. Kekeruhan
Warna dan Aroma
Hermenegildus B.A. Suprapto, 2015, xx-xx 5

Total Coliform bahaya longsor maupun genangan akibat


limpasan tersebut [5].
Nilai dari karakteristik-karakteristik ini telah
diatur di dalam Peraturan Menteri Kesehatan
RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang
Daftar Pustaka
Kualitas Persyaratan Air Bersih.
[1] R.-H. Kim, S. Lee, and Y.-M. Kim,
5. Manfaat Sistem Pemanfaatan Air Hujan Development of rainwater utilization
Beberapa manfaat sistem pemanfaatan air system in Korea, in XI International
hujan untuk kebutuhan domestik adalah Conference on Rainwater Harvesting
sebagai berikut: Systems, Mexico City, 2003.
Air hujan yang telah diolah [2] K. W. Knig and D. W. AG, The
dikonsumsi / digunakan di dekat rainwater technology handbook:
sarana pengolahan, sehingga rainharvesting in building. Wilo-Brain,
mengurangi kemungkinan kontaminasi 2001.
akibat sistem pemipaan seperti terjadi
pada sistem yang tersedia secara [3] C.-H. Liaw and Y.-L. Tsai, Optimum
publik. storage volume of rooftop rain water
Sebagian besar dari kebutuhan air harvesting systems for domestic use,
domestik dapat dipenuhi dengan Journal of the American Water
memanfaatkan sistem pemanfaatan air Resources Association, vol. 40, no. 4,
hujan. pp. 901912, 2004.
Sistem pemanfaatam air hujan
memiliki fleksibilitas sehingga dapat [4] E. Ghisi and S. M. de Oliveira,
dipasang pada rumah yang baru Potential for potable water savings by
maupun yang telah dibangun. combining the use of rainwater and
Biaya operasi dan perawatan sistem greywater in houses in southern Brazil,
pemanfaatan air hujan untuk Building and Environment, vol. 42, no.
kebutuhan domestik relatif rendah. 4, pp. 17311742, 2007.
Air hujan dapat digunakan sebagai
pengganti sumber air lainnya (sumur [5] A. Che-Ani, N. Shaari, A. Sairi, M.
artesis/sumber publik) apabila sumber- Zain, and M. Tahir, Rainwater
sumber tersebut terganggu. harvesting as an alternative water supply
Beberapa studi yang ada juga telah meneliti in the future, European Journal of
pengaruh skala dan faktor-faktor lain terhadap Scientific Research, vol. 34, no. 1, pp.
efektivitas pemanfaatan air hujan. Pada skala 132140, 2009.
lingkungan rukun warga, sistem penangkapan
air hujan dianjurkan dilakukan secara bersama [6] R. D. of Nanaimo, Rainwater Harvesting
menggunakan luasan penampang gabungan Best Practices Guidebook. Regional
dari setiap bangunan yang ada. Studi District of Nanaimo, 2012.
menunjukkan bahwa efisiensi penangkapan air
hujan yang dilakukan pada lingkungan yang [7] R. F. M. Neto, M. L. Calijuri, I. de
lebih padat (apartemen) lebih tinggi daripada Castro Carvalho, and A. da Fonseca
lingkungan yang lebih renggang (rumah Santiago, Rainwater treatment in
terpisah) [11]. airports using slow sand filtration
followed by chlorination: Efficiency and
Pada skala yang lebih besar seperti pedesaan costs, Resources, Conservation and
atau perkotaan, penampungan dan Recycling, vol. 65, pp. 124129, 2012.
pemanfaatan air hujan dapat juga
dimanfaatkan untuk mengurangi limpasan [8] Z. Li, F. Boyle, and A. Reynolds,
permukaan sehingga dapat mengurangi risiko Rainwater harvesting and greywater
Hermenegildus B.A. Suprapto, 2015, xx-xx 6

treatment systems for domestic METODE MODIFIKASI FILTRASI


application in Ireland, Desalination, SEDERHANA [IN PRESS
vol. 260, no. 1, pp. 18, 2010. SEPTEMBER 2015], Jurnal Pangan
dan Agroindustri, vol. 3, no. 4, 2014.
[9] D. J. Leggett, Rainwater and greywater
use in buildings: best practice guidance. [17] E. Sazakli, A. Alexopoulos, and M.
CIRIA, 2001. Leotsinidis, Rainwater harvesting,
quality assessment and utilization in
[10] J. Griggs, M. Shouler, and J. Hall, Kefalonia Island, Greece, Water
Water conservation and the built research, vol. 41, no. 9, pp. 20392047,
environment, Architectural Digest for 2007.
the 21st Century, School of Architecture,
Oxford Brookes University, Oxford, pp. [18] F.-K. Lcke, Process Water of Potable
314, 1997. Quality: Sense Or Nonsense? Mark
Moodie, 1999.
[11] S. Angrill, R. Farreny, C. M. Gasol, X.
Gabarrell, B. Violas, A. Josa, and J. [19] E. Nolde, S. Christen, and W. Dott,
Rieradevall, Environmental analysis of Experiences with using storm-water
rainwater harvesting infrastructures in and treated greywater in Berlin
diffuse and compact urban models of households aspects of hygiene and grey
Mediterranean climate, The water purification, Proceedings of Sixth
International Journal of Life Cycle Junior Scientist Course, Kastanienbaum,
Assessment, vol. 17, no. 1, pp. 2542, Switzerland, 1993.
2012.

[12] J. Gould, E. Nissen-Petersen, and others,


Rainwater catchment systems for
domestic supply. Intermediate
Technology, 1999.

[13] B. Helmreich and H. Horn,


Opportunities in rainwater harvesting,
Desalination, vol. 248, no. 1, pp. 118
124, 2009.

[14] Potable Rainwater: Filtration and


Purification. [Online]. Available:
http://www.harvesth2o.com/filtration_pu
rification.shtml#.VkPtGrcrKM8.

[15] R.-H. Kim, S. Lee, and J.-O. Kim,


Application of a metal membrane for
rainwater utilization: filtration
characteristics and membrane fouling,
Desalination, vol. 177, no. 1, pp. 121
132, 2005.

[16] T. Untari and J. Kusnadi,


PEMANFAATAN AIR HUJAN
SEBAGAI AIR LAYAK KONSUMSI
DI KOTA MALANG DENGAN

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai