PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan masalah
Dalam makalah ini, kami akan membahas beberapa masalah mengenai mengenai
flora normal, apa itu flora normal dan flora normal apa yang terdapat pada tubuh
manusia terutama pada organ vagina, faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi
keseimbangan flora normal, dan efek apa saja yang di timbulkn oleh flora normal.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu flora normal
2. Untuk mengetahui flora normal pada tubuh manusia terutama pada vagina
3. Untuk mengetahui factor-faktor apa yang mempengaruhi keseimbangan
flora normal
4. Untuk mengetahui dampak adanya flora normal pada tubuh manusia
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Lactobacillus acidophilus dan bakteri asam laktat yang penting dalam fermentasi
banyak makanan dari produk susu untuk buah-buahan dan sayuran. Fermentasi terjadi ketika
bakteri memecah gula dan karbohidrat untuk menghasilkan alkohol, karbon dioksida dan
asam laktat (Vela, 1997)
Saat ini penelitian baru menunjukkan bahwa ada cara alternatif menggunakan bakteri
asam laktat, terutama L.acidophilus spesies. Hasil penelitian menunjukkan bahwa L.
acidophilus juga dapat digunakan sebagai organisme probiotik atau hidup, yang pada saat
menelan dalam jumlah tertentu, manfaat kesehatan mengerahkan luar gizi dasar yang melekat
(Wood, 1992).
L. acidophilus adalah anggota dari salah satu genus delapan utama bakteri asam laktat.
Genera, Lactobacillus, Streptococcus, Lactococcus, Leuconostot, Bifidobacterium,
Carnobacterium, Enterococcus dan Sporolactobacillus kemudian dapat dibagi menjadi
spesies, subspesies, varian dan strain. Setiap genus dan spesies memiliki karakteristik yang
berbeda tetapi mereka umumnya cocci dirantai atau gram batang berbentuk (+), nonmotile,
nonsporulating bakteri yang menghasilkan asam laktat sebagai produk utama atau tunggal
metabolisme fermentasi (Salminen & Wright, 1993)
Infeksi jamur pada organ genitalia maternal merupakan salah satu sumber infeksi bagi
neonatus, yang menimbulkan sariawan oral. Di samping itu, terdapat beberapa jalur neonatus,
yang menimbulkan sariawan oral. Di samping itu, terdapat beberapa jalur infeksi lain, namun
tidak semuanya dapat dipahami (Oriel, J.D, 1977).
Lingkungan fisik memungkinkan dan memudahkan orang tertular kontak atau lebih
beresiko dengan penyebab penyakit. Faktor utama penyebab candidosis vagina adalah masalah
kebersihan. Infeksi jamur dapat disebabkan oleh air kotor yang digunakan untuk
membersihkan vagina. Di samping itu, pakaian dalam yang kotor atau tidak diganti secara
teratur juga dapat meningkatkan kerentanan terhadap infeksi. Pakaian dalam ketat atau
3
berbahan nilon dapat menyebabkan vagina menjadi lembap sehingga menyediakan lingkungan
yang ideal bagi pertumbuhan jamur (Chu, J. H. K, 2007)
Hal ini sekitar 0,5 sampai 1,5 mikrometer diameter. Sementara S. epidermidis adalah
anaerob fakultatif, tumbuh terbaik pada kondisi aerobik. Tuan rumah untuk organisme adalah
manusia dan hewan berdarah panas lainnya. (Nilsson, et al. 1998)
Organisme ini memproduksi lapisan lendir, yang membentuk biofilm hidrofobik. Film
ini perekat untuk biopolimer hidrofobik dari prosthetics, menciptakan penyakit seperti
endokarditis. Gen icaADBC telah ditemukan untuk kode untuk kedua kapsul polisakarida dan
polisakarida intraseluler adhesin digunakan dalam formasi biofilm. The biofilm epidermidis
S. terdiri dari kelompok sel yang tertanam dalam substansi lendir ekstraselular yang sampai
160 mikrometer tebal, lebih dari 50 sel. Biofilm sebagai tindakan tersebut sebagai penghalang
difusi terhadap antibiotik dan pertahanan tuan rumah. (Nilsson, et al. 1998)
Sebuah studi yang signifikan dari infeksi neonatal dilakukan di Naples antara Januari
1996 dan Desember 1998. Hasil yang ditemukan menunjukkan bahwa dari 184 total infeksi,
56 secara langsung dikaitkan dengan S. epidermidis (30,4%). Dari jumlah tersebut,
epidermidis S. patogen penyebab utama yang menyebabkan infeksi aliran darah (39,8%),
infeksi permukaan (29,8%), dan meningitis (58,3%). Persentase yang diberikan menunjukkan
jumlah infeksi yang disebabkan oleh S. epidermidis dari total infeksi tipe itu. (Villari, et al.
2000)
4
BAB III
PEMBAHASAN
5
Gambar Penyebaran Flora Normal Pada tubuh
manusia
6
Dalam rahim, janin steril tetapi ketika air ketuban keluar dan proses persalinan
dimulai, saat itulah pertama kali manusia berkontak dengan flora normal yang melewati
jalan lahir. demikian juga pada kolonisasi dari permukaan tubuh. Penanganan dan
memberi makan bayi setelah lahir mengarah pada pembentukan flora normal stabil
pada kulit, rongga mulut dan saluran pencernaan dalam waktu sekitar 48 jam. Telah
dihitung bahwa pada manusia dewasa sekitar 1012 bakteri pada kulit, 1010 di mulut,
dan 1014 di saluran pencernaan. Jumlah yang terakhir ini jauh melebihi jumlah sel
eukariotik pada semua jaringan dan organ dari manusia.
7
Perbedaan antara Flora menetap dan tidak menetap dapat kita lihat dalam table:
8
Vagina menghubungkan genitalia eksterna dengan genitalia interna. Introitus
vaginae tertutup pada himen (selaput dara). Vagina berukuran di depan 6,5 cm dan di
belakang 9,5 cm, sumbunya berjalan kira-kira sejajar dengan arah pinggir bawah
simfisis ke promontorium. Bentuk vagina sebelah dalam yang berlipat-lipat disebut
rugae. Epitel vagina terdiri atas epitel skuomosa dalam beberapa lapisan. Lapisan
tidak mengandung kelenjar, akan tetapi dapat mengadakan transudasi.
Segera setelah lahir, laktobasilus aerobik muncul dalam vagina dan bertahan
selama pH tetap asam (beberapa minggu). Ketika pH menjadi netral (tersisa
sehingga sampai pubertas), flora campuran cocci dan basil hadir. Pada masa
pubertas, laktobasilus aerobik dan anaerobik muncul kembali dalam jumlah besar
dan memberikan kontribusi pada pemeliharaan pH asam melalui produksi asam dari
karbohidrat, terutama glikogen. Hal ini tampaknya menjadi mekanisme penting
dalam mencegah pembentukan lain, mungkin mikroorganisme berbahaya dalam
vagina. Jika laktobasilus ditekan oleh pemberian obat antimikroba, ragi atau
berbagai meningkatkan bakteri dalam jumlah dan menyebabkan iritasi dan
peradangan. Setelah menopause, laktobasilus lagi berkurang jumlah dan flora
campuran kembali. Flora vagina normal termasuk grup streptokokus B sebanyak
25% dari wanita usia subur. Selama proses kelahiran, bayi dapat memperoleh
streptococci grup B, yang kemudian dapat menyebabkan sepsis neonatal dan
meningitis.
Flora vagina yang normal sering mencakup juga streptococci alfa hemolitik,
anaerobik streptokokus (peptostreptococci), Prevotella spesies, Clostridia, vaginalis
Gardnerella, urealyticum Ureaplasma, corynebacteria, dan kadang-kadang listeria
atau spesies Mobiluncus. Lendir leher rahim mempunyai aktivitas antibakteri dan
mengandung lisozim. Pada beberapa wanita, introitus vagina berisi flora berat
menyerupai bahwa dari perineum dan daerah perianal. Ini mungkin merupakan
faktor predisposisi pada infeksi saluran kemih berulang. organisme vagina hadir
pada waktu pemberian dapat menginfeksi (misalnya, kelompok B streptococci) baru
lahir.
9
Kingdom: Bakteri Divisi:Firmicutes
Kelas: Basil
Order: Lactobacillales
Keluarga: Lactobacillaceae
Genus: Lactobacillus
Spesies: L.acidophilus
Gambar Lactobacillus
12
Perbedaan bentuk ini tergantung pada faktor eksternal yang mempengaruhinya.
Sel ragi (blastospora) berbentuk bulat, lonjong atau bulat lonjong dengan ukuran 2-5
x 3-6 hingga 2-5,5 x 5-28 .
C. albicans memperbanyak diri dengan membentuk tunas yang akan terus
memanjang membentuk hifa semu. Hifa semu terbentuk dengan banyak kelompok
blastospora berbentuk bulat atau lonjong di sekitar septum. Pada beberapa strain
blastospora berukuran besar, berbentuk bulat atau seperti botol, dalam jumlah sedikit.
Sel ini dapat berkembang menjadi klamidospora yang berdinding tebal dan bergaris
tengah sekitar 8-12 .
Morfologi koloni C. albicans pada medium padat agar Sabouraud Dekstrosa,
umumnya berbentuk bulat dengan permukaan sedikit cembung, halus, licin dan
kadang- kadang sedikit berlipat-lipat terutama pada koloni yang telah tua. Umur
biakan mempengaruhi besar kecil koloni. Warna koloni putih kekuningan dan berbau
asam seperti aroma tape. Dalam medium cair seperti glucose yeast, extract pepton, C.
albicans tumbuh di dasar tabung.
Pada medium tertentu, di antaranya agar tepung jagung (corn-meal), agar tajin
(rice-cream) atau agar dengan 0,1% glukosa terbentuk klamidospora terminal
berdinding tebal dalam waktu 24-36 jam. Pada medium agar eosin metilen biru
dengan suasana CO tinggi, dalam waktu24-48 jam terbentuk pertumbuhan khas
menyerupai kaki laba-laba atau pohon cemara. Pada medium yang mengandung
faktor protein, misalnya putih telur, serum atau plasma darah dalam waktu 1-2 jam
pada suhu 37oC terjadi pembentukan kecambah dari blastospora.
C. albicans dapat tumbuh pada variasi pH yang luas, tetapi pertumbuhannya
akan lebih baik pada pH antara 4,5-6,5. Jamur ini dapat tumbuh dalam perbenihan
pada suhu 28-37C. C albicans membutuhkan membutuhkan senyawa organik sebagai
sumber karbon dan sumber energi untuk pertumbuhan dan proses metabolismenya.
Unsur karbon ini dapat diperoleh dari karbohidrat. Jamur ini merupakan organisme
anaerob fakultatif yang mampu melakukan metabolisme sel, baik dalam suasana
anaerob maupun aerob. Proses peragian (fermentasi) pada C. albicans dilakukan
dalam suasana aerob dan anaerob. Karbohidrat yang tersedia dalam larutan dapat
dimanfaatkan untuk melakukan metabolisme sel dengan cara mengubah karbohidrat
menjadi CO2dan H2O dalam suasana aerob.
Sedangkan dalam suasana anaerob hasil fermentasi berupa asam laktat atau
etanol dan CO2. Proses akhir fermentasi anaerob menghasilkan persediaan bahan
13
bakar yang diperlukan untuk proses oksidasi dan pernafasan. Pada proses asimilasi,
karbohidrat dipakai oleh C. albicans sebagai sumber karbon maupun sumber energi
untuk melakukan pertumbuhan sel.
C. albicans dapat dibedakan dari spesies lain berdasarkan kemampuannya
melakukan proses fermentasi dan asimilasi. Pada kedua proses ini dibutuhkan
karbohidrat sebagai sumber karbon.
Di perkirakan berkisar antara 0,95-5,7 Mbp. Beberapa metode menggunakan
Alternating Field Gel Electrophoresis telah digunakan untuk membedakan strain C.
albicans. Perbedaan strain ini dapat dilihat pada pola pita yang dihasilkan dan
metode yang digunakan. Strain yang sama memiliki pola pita kromosom yang sama
berdasarkan jumlah dan ukurannya. Steven dkk mempelajari 17 strain isolate C.
albicans dari kasus kandidosis. Dengan metode elektroforesis, 17 isolat C. albicans
tersebut dikelompokkan menjadi 6 tipe. Adanya variasi dalam jumlah kromosom
kemungkinan besar adalah hasil dari chromosome rearrangement yang dapat terjadi
akibat delesi, adisi atau variasi dari pasangan yang homolog. Peristiwa ini merupakan
hal yang sering terjadi dan merupakan bagian dari daur hidup normal berbagai
macam organisme. Hal ini juga seringkali menjadi dasar perubahan sifat fisiologis,
serologis maupun virulensi.
Pada C. albicans, frekuensi terjadinya variasi morfologi koloni dilaporkan
sekitar 10-2 sampai 10-4 dalam koloni abnormal. Frekuensi meningkat oleh
mutagenesis akibat penyinaran UV dosis rendah yang dapat membunuh populasi
kurang dari 10%. Terjadinya mutasi dapat dikaitkan dengan perubahan fenotip,
berupa perubahan morfologi koloni menjadi putih smooth, gelap smooth, berbentuk
bintang, lingkaran, berkerut tidak beraturan, berbentuk seperti topi, berbulu,
berbentuk seperti roda, berkerut dan bertekstur lunak.
mengandung gula
16
Penyakit seperti diabetes yang tidak terkontrol atau infeksi HIV.
Infeksi dapat pula terjadi melalui hubungan seksual, namun angka kejadiannya sangat
jarang, umumnya terjadi pada pria. Pada wanita, infeksi lebih sering terjadi karena
melemahnya sistem imun.
Lingkungan fisik memungkinkan dan memudahkan orang tertular
kontak atau lebih beresiko dengan penyebab penyakit. Faktor utama penyebab
candidosis vagina adalah masalah kebersihan. Infeksi jamur dapat disebabkan oleh air
kotor yang digunakan untuk membersihkan vagina. Di samping itu, pakaian dalam
yang kotor atau tidak diganti secara teratur juga dapat meningkatkan kerentanan
terhadap infeksi. Pakaian dalam ketat atau berbahan nilon dapat menyebabkan vagina
menjadi lembap sehingga menyediakan lingkungan yang ideal bagi pertumbuhan
jamur.
Lingkungan sosio-kultural yang memungkinkan dan memudahkan
orang tertular kontak atau lebih beresiko dengan penyebab penyakit. Candidosis
vagina sangat tidak umum terjadi sebelum menstruasi dan setelah menopause karena
tidak diproduksinya estrogen lagi. Ini mungkin karena candida tidak dapat
berkembang biak dengan baik pada lingkungan ini. Bahkan dalam kejadian tanpa
gejala, pada wanita usia produktif tanpa infeksi jamur yang baru, ada 25-30%
kejadian dari kolonisasi jamur vagina oleh polimerase chain reaction(PCR) dan tidak
berbeda dari wanita yang mengalami infeksi jamur berulang. Kebudayaan lebih
sering berpengaruh pada wanita dengan riwayat infeksi jamur berulang dibandingkan
dengan pada wanita tanpa gejala(22% vs 6%) yang akan mengindikasikan bahwa
secara kuantitatif, makin banyaknya organisme jamur menyebabkan seorang wanita
cenderung untuk mengalami infeksi berulang. Ada suatu angka kejadian lebih tinggi
dari candidosis vagina pada pemakai pakaian dalam yang ketat.
Ketahanan mental-biologik (kebugaran jasmani, ketahanan mental,
status genetika,status gizi dan kekebalan biologic) yang memungkinkan dan genetika,
status gizi dan kekebalan biologic) yang memungkinkan penyebab penyakit.
Penyebab candidosis vagina ada setidaknya dua komponen, yaitu kedatangan fungi
pada vagina dan perubahan kondisi biokimia dan imun vagina yang memungkinkan
fungi tumbuh pesat dan menimbulkan gejala. Sekitar 25-30% wanita usia reproduktif
memiliki jamur pada vaginanya. Fungi yang paling umum adalah Candida albicans,
tetapi spesies lain juga menimbulkan gejala seperti C. glabrata, C. tropicalis, C.
guilliermondii, C. parapsilosis, dan lain-lain. Kondisi kedua yang diperlukan untuk
pertumbuhan jamur vagina adalah perubahan biokimia vagian. Dalam keadaan
normal tanpa infeksi, lactobacillus vaginal melekat pada dinding epitel vagina dan
mencegah uropatogen lain menempel. Segala sesuatu yang mengganggu
pertumbuhan normal lactobacillus vaginal, seperti antibiotik, meningkatkan resiko
infeksi vagina dan bila jamur yang menjadi patogen ada, jamur itu akan melekat di
epitel dan menimbulkan gejala.
Diabetes dan kondisi lain yang menekan sistem imun meningkatkan
diabetes. Kontrasepsi oral hanya mencegah kehamilan, bukan pemaparan terhadap
infeksi jamur. Pasien HIV hanya mengalami peningkatan infeksi jamur bila sistem
imun tertekan, biasanya dengan jumlah CD4 kurang dari 200 sel/mm3.
Kegiatan pelayanan kesehatan (Primer, Sekunder dan Tersier) yang
memungkinkan dan memudahkan orang tertular kontak atau lebih beresiko dengan
penyebab penyakit. Untuk menggunakan obat bebas yang dijual di pasaran, pasien
harus berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu, terutama apabila pasien sedang
hamil, tidak pernah didiagnosa dengan penyakit infeksi jamur sebelunya, atau pernah
terkena penyakit infeksi jamur berulang. Penelitian menunjukkan bahwa 2/3 wanita
yang membeli produk-produk ini tidak benar-benar terkena infeksi jamur.
Menggunakan obat-obatan ini secara tidak tepat akan menyebabkan infeksi yang sulit
untuk disembuhkan. Di samping itu, menggunakan obat-obatan untuk infeksi jamur
ketika pasien memiliki infeksi lainnya dapat memperburuk kondisinya. Bila pasien
memutuskan untuk menggunakan obat bebas, baca dan ikuti petunjuknya secara hati-
hati. Beberapa krim dan suppositoria dapat melemahkan kondom dan diafragma.
Kuman bisa kebal (mempunyai resistansi) terhadap obat-obatan yang biasa dipakai
untuk menyembuhkan penyakit tersebut.
Salah satu penyebab dari resistansi tersebut disebabkan oleh
kemunculan C.glabrata sebagai agen yang infeksius dibandingkan C.albicans.
C.glabrata lebih resisten terhadap berbagai perlakuan. Kadang seorang wanita bisa
menderita iritasi vulvovaginitis yang tidak disebabkan oleh infeksi jamur. Krim
pengobatan, suppositoria, atau perineal pads bisa menimbulkan reaksi alergi atau
iritasi yang lebih parah lagi. Pengobatan vaginal topical dengan butaconazole lebih
diutamakan dibandingkan dengan oral fluconazole sebab bersifat tanpa resep dan
lebih efektif. Fluconazole cukup efektif, namun spesies non-candida albicans sudah
mengalami resistensi dan membutuhkan dosis yang lebih tinggi untuk mematikannya.
Secara ilmiah diusahakan untuk menerapkan terapi sistemik (oral) pada pasien yang
memiliki bloodborne yeast infection seperti AIDS atau berhubungan dengan
kemoterapi untuk kanker lebih dibandingkan inducing resistansi organisme pada
pengobatan infeksi vaginal. Asupan yogurt yang terdapat lactobacillus acidophilus
sepertinya tidak mengurangi kejadian candidosis vagina, walaupun mempunyai peran
untuk bacterial vaginosis.
Fase Prepatogenesis.
Pada fase prepatogenesis, terjadi interaksi antara berbagai faktor
determinan penyakit sebelum agen penyakit berinteraksi dengan manusia. Fase ini
dipengaruhi oleh faktor predisposisi fisiologis dan patologis.
Faktor Predisposisi Fisiologis Pada kehamilan, terjadi perubahan
hormonal. Meningkatnya produksi estrogen menyebabkan pH vagina menjadi lebih
asam dan sangat baik untuk pertumbuhan candida. Pada umur tertentu, yaitu bayi dan
orang tua, orang mempunyai kerentanan terhadap infeksi.
Faktor Predisposisi Patologis. Keadaan umum yang buruk antara lain
prematuritas, gangguan gizi, dan penyakit menahun. Penyakit tertentu yang diderita,
seperti diabetes melitus, leukemia, dan keganasan, dapat meningkatkan kerentanan.
Di samping itu, kerentanan juga dipengaruhi oleh penggunaan obat-obatan,
antibiotika, oral kontrasepsi, kortikosteroid, dan sitostatika, serta iritasi setempat pada
tubuh, antara lain kegemukan, urin, air, dan lain-lain.
Fase Patogenesis.
Pada fase patogenesis, terjadi perjalanan penyakit dalam tubuh manusia
sehingga muncul berbagai gejala klinis antara lain sebagai berikut:
1. Sebagian penderita asimtomatis atau mempunyai keluhan yang sangat ringan
disertai perasaan gatal
2. Bila hebat seringkali akan mengeluh perasaan panas dan nyeri sewaktu koitus
3. Fluor albus berwarna keputih-putihan seperti susu pecah
4. Pada pemeriksaan didapatkan vulva edema, hiperemia, dan erosi
5. Vagina hiperemia disertai discharge keputihan tebal yang bila diangkat mukosa di
bawahnya mengalami erosi, kadang-kadang discharge sedikit, encer, atau seperti
normal.
Rasa terbakar pada vagina atau vulva tidak selalu merupakan faktor
pembeda untuk vaginitis akibat jamur dan vaginosis akibat bakteri. Suatu studi
menemukan bahwa faktor-faktor pembeda terbaik antara lain penggunaan kondom,
penggunaan antibiotik dalam waktu dekat, usia muda, dan tidak adanya gonorrhea
atau vaginosis akibat bakteri. PH vagina pada infeksi jamur lebih rendah daripada
vaginitis tipe lain dan biasanya sekitar 3.8-4.2, tetapi yang paling sering di bawah 4.5.
Pengecatan gram untuk menunjukkan jamur adalah metode diagnosis yang tepat
seperti kulturnya tetapi ini hanya terjadi pada pasien simtomatik karena adanya latar
belakang positif pada wanita tanpa problem jamur. Pemeriksaan apusan dapat akurat
apabila baik hifa dan spora terlihat tetapi degnan hasil negatif. Seorang wanita dapat
menunjukkan ekskret keputihan atau kekuningan yang tidak encer atau seperti keju.
Gatal-gatal dan rasa panas (terbakar) pada vulva tidak selalu terjadi atau bahkan
kemerahan dan membengkak.
Fase Convalescense.
Fase convalescense merupakan proses penyembuhan yang
mempengaruhi kemungkinan keluaran hasil akhir dari perjalanan sakit. Kemungkinan
hasil akhir perjalanan penyakit ini adalah sembuh total atau sembuh dengan gejala
sisa.
Klasifikasi
Kingdom : Protista
Divisi : Schizophyta
Class : Schyzomycetes
Ordo : Eubacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Staphylococcus
Spesies : Staphylococcus epidermidis
Gambar Staphylococcus
epidermidis
Staphylococcus adalah sel-sel berbentuk bola dengan garis tengah
sekitar 1 m dan tersusun dalam kelompok-kelompok tak beraturan. Pada biakan
cair tampak juga kokus tunggal, berpasangan, berbentuk tetrad, dan berbentuk rantai.
Kokus muda bersifat gram positif kuat; sedangkan pada biakan yang lebih tua,
banyak sel menjadi gram negatif.
Staphylococcus tidak bergerak dan tidak membentuk spora.
Staphylococcus mudah tumbuh pada kebanyakan pembenihan bakteri dalam keadaan
aerobik atau mikroaerofilik. Bakteri ini tumbuh paling cepat pada suhu 37 0C, tetapi
membentuk pigmen paling baik pada suhu kamar (20-250C). Koloni pada perbenihan
padat berbentuk bundar, halus, menonjol, dan berkilau. Koloni S. Epidermidis
berwarna abu-abu sampai putih pada isolasi pertama; banyak koloni membentuk
pigmen hanya bila dieramkan. Pigmen tidak dihasilkan pada biakan anaerobik atau
kaldu.
Stafilokokus terbagi menjadi 2, koagulase positif dan koagulase
negatif. Salah satu contoh dari Stafilokokus koagulase negatif adalah
Staphylococcus epidermidis. Staphylococcus koagulase negative merupakan flora
normal manusia dan kadang-kadang menyebabkan infeksi, seringkali berkaitan
dengan alat-alat yang ditanam, khususnya pada pasien yang sangat muda, tua, dan
dengan fungsi imun yang terganggu.
Morfologi
Merupakan suatu golongan bakteri yang menunjukkan sifat sifat yang
mendekati fungi / bakteri. Terdapat dalam tanah maupun dalam udara dan sebagian
parasit pada tumbuhan tingkat tinggi. Koloni berwarna (tergantung substraknya),
mempunyai bau tanah, resisten terhadap penisilin dan streptomisin.
S. epidermidis kecil (~1pM diameter), bakteri gram positif yang
muncul sebagai individu (organisme bulat) cocci bawah mikroskop. Mereka terjadi
sendiri-sendiri, berpasangan, atau dalam rantai pendek dan memiliki kecenderungan
yang kuat untuk membentuk kelompok, maka nama-Staphylococcus dari staphyl
Yunani (tandan buah anggur) dan coccos (granula).
Mereka tumbuh cepat pada agar darah dan media lainnya nonselektif
dan laboratorium, seperti Staphylococcus aureus, tidak hemolitik pada pelat darah-
agar. Pada miring atau budaya padat koloni bakteri sering putih atau krem. Selain
itu, S. epidermidis tidak menghasilkan enzim (koagulase) yang mengental darah,
maka mereka disebut staphylococcus koagulase-negatif dibandingkan dengan
Staphylococcus_aureus koagulase-positif Staphylococcus aureus.
Pada tahun 1884, Rosenbach menggambarkan dua jenis koloni
berpigmen dari staphylococcus dan mengusulkan tata nama yang tepat:
Staphylococcus aureus (kuning) dan Staphylococcus albus (putih). Spesies terakhir
kini dinamai Staphylococcus epidermidis. Kloos dan Schleifer kemudian merancang
skema di mana staphylococcus koagulase-negatif dapat dengan mudah dibedakan
menjadi spesies dengan menggunakan karakteristik biokimia.
Peran dalam penyakit
Sedangkan pada satu waktu tampilan S. Sementara di saat-saat tertentu
S. epidermidis dalam bahan klinis dapat diberhentikan sebagai kontaminasi,
sekarang salah satu agen yang paling penting dari infeksi nosokomial terutama pada
individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, anak-anak yang baru lahir, dan
orang-orang dengan perangkat medis implan. Epidermidis dalam bahan klinis dapat
diberhentikan sebagai kontaminasi, sekarang salah satu agen yang paling penting
dari infeksi nosokomial terutama pada individu dengan sistem kekebalan tubuh yang
lemah, anak-anak yang baru lahir, dan orang-orang dengan perangkat medis implan.
Hal ini sering sulit bagi mikrobiologi klinik dan dokter yang merawat untuk
membedakan antara strain S. Hal ini sering sulit bagi mikrobiologi klinik dan dokter
yang merawat untuk membedakan antara strain S. epidermidis Yang menyebabkan
penyakit ketegangan dan Yang Hanya kontaminan. S. epidermidis yang
menyebabkan penyakit dan strain yang hanya kontaminan.
Bakteri ini bertanggung jawab atas meningkatnya jumlah infeksi antara
pasien rumah sakit yang sistem kekebalan tubuh melemah. Infeksi seperti ini sering
terjadi karena bakteri dilakukan dari permukaan kulit untuk jaringan yang lebih
dalam dan darah aliran oleh penyisipan kateter vena atau peritoneal dialysis kateter.
Bakteri ini bertanggung jawab untuk semakin banyak infeksi antara pasien rumah
sakit yang sistem kekebalan tubuhnya melemah. Infeksi seperti ini sering terjadi
karena bakteri dilakukan dari permukaan kulit untuk jaringan yang lebih dalam dan
aliran darah dengan penyisipan kateter vena atau kateter dialisis peritoneal.
Sedikit Yang diketahui Tentang bagaimana S. Sedikit yang diketahui
tentang bagaimana S. epidermidis menyebabkan penyakit pada manusia.
Karakteristik dari banyak strain mikroba ini adalah produksi dari kapsul atau lendir
yang dihasilkan dalam pembentukan sebuah biofilm . Dalam sebuah biofilm, S.
epidermidis dilindungi terhadap Serangan Dari sistem kekebalan tubuh dan
antibiotik Melawan pengobatan, Membuat S. epidermidis dilindungi terhadap
serangan dari sistem kekebalan tubuh dan melawan perlakuan antibiotik, membuat
S. epidermidis infeksi Very dihentikan. epidermidis infeksi sulit dihentikan.
S. epidermidis juga bertanggung jawab atas banyak kasus akhir-onset
sepsis pada bayi baru lahir. S. epidermidis juga bertanggung jawab atas banyak
kasus akhir-onset sepsis pada bayi baru lahir.
Sebuah bakteri terkait Staphylococcus aureus menyebabkan keracunan
makanan , infeksi kulit dan sering bisa resisten terhadap banyak antibiotik. Sebuah
bakteri Staphylococcus aureus terkait penyebab keracunan makanan, infeksi kulit
dan sering bisa resisten terhadap antibiotik banyak.
Kondisi Klinis
Ketika S. When S. epidermidis menyebabkan penyakit pada manusia,
itu paling sering menyebabkan kondisi klinis berikut: epidermidis menyebabkan
penyakit pada manusia, itu paling sering menyebabkan kondisi klinis berikut:
1. Infeksi aliran darah, biasanya sebagai akibat dari kateter di pembuluh
darah, pada orang dengan sehat sistem kekebalan tubuh. Infeksi aliran
darah, biasanya sebagai akibat dari kateter di pembuluh darah, pada orang
dengan sistem kekebalan tubuh yang sehat.
2. Aliran darah infeksi pada orang dengan sistem kekebalan yang lemah
(walaupun hasil infeksi tersebut mungkin tidak serius. Aliran darah infeksi
pada orang dengan sistem kekebalan yang lemah (walaupun hasil infeksi
tersebut mungkin tidak serius.
3. Endokarditis , atau infeksi baik asli jantung katup (katup jantung kita
dilahirkan dengan) atau palsu (buatan) katup jantung. Endokarditis, atau
infeksi kedua katup jantung asli (katup jantung kita dilahirkan dengan)
atau palsu (buatan) katup jantung.
4. Fluida (CSF) Cerebrospinal shunt infeksi. Cairan fluid (CSF) shunt
infection.
5. Kateter infeksi peritoneal dialisis. Kateter dialisis peritoneal infeksi.
6. Infeksi Saluran Kemih , terutama dengan berdiamnya kateter kemih atau
saluran kemih komplikasi. Infeksi Saluran Kemih, terutama dengan
berdiamnya kateter kencing atau komplikasi saluran kemih.
7. Infeksi pada persendian prostetik . Infeksi pada sendi prostetik.
8. Infeksi cangkokan vaskular (tabung dimasukkan ke dalam pembuluh darah
untuk melewati daerah sumbatan atau kerusakan). Infeksi cangkokan
vaskular (tabung dimasukkan ke dalam pembuluh darah untuk melewati
daerah sumbatan atau kerusakan).
9. Infeksi pada anak baru lahir. Infeksi pada anak-anak baru lahir.
10. Mata infeksi, terutama setelah operasi mata. Mata infeksi, terutama setelah
operasi mata.
11. Infeksi pada jantung alat pacu jantung atau atau implan cardioverter-
defibrillator Infeksi pada jantung atau alat pacu jantung atau implan
cardioverter-defibrillator. Infeksi implan payudara, Infeksi payudara.
Pencegahan dan Pengobatan
S. epidermidis biasanya bakteri resisten terhadap antibiotik banyak.
Kebanyakan infeksi memerlukan pengobatan dengan antibiotik yang efektif, seperti
vankomisin, rifampisin, dan kuinolon yang lebih baru seperti gatifloksasin dan
moksifloksasin. Selain itu, pengobatan yang efektif biasanya memerlukan
penghapusan perangkat medis implan yang terinfeksi dengan S. epidermidis, seperti
berdiamnya kateter vena, dan prostetik (buatan) katup jantung dan sendi.
Kasus S. epidermidis resisten terhadap vankomisin sekarang muncul
dan antibiotik lainnya seperti linezolid dan quinupristin / dalfopristin mungkin perlu
digunakan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Flora normal tubuh manusia merupakan populasi jasad renik yang mendiami
permukaan dalam dan luar dari tubuh manusia. Pada tubuh manusia banyak sekali bagian
tubuh yang di diami oleh flora normal, salah satunya pada bagian vagina. Pada vagina kita
dapat menemukan flora normal diantaranya Staphylococcus epidermidis, Candida albicans,
Lactobacillus acidophilus. Pada keadaan normal flora normal member kontribusi pada tubuh
manusia tetapi jika terjadi perubahan keseimbangan maka flora ini dapat menimbulkan
penyakit.
4.2 Saran
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyajian isi makalah. Untuk itu, saran yang membangun sangat kami harapkan untuk
melenkapi dan menyempurnakan makalah ini.
Daftar Pustaka