Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DAN SISTEM


PENGENDALIAN DI PT.X

Tugas Mata Kuliah


Sistem Infomasi Akuntansi
Kelompok :

Disusun oleh :

Fuji Sri Ulina ( 01114096 )


Maria Juliana ( 01114112)
Martha P (01114119)
Novi Sarista ( 01114129 )

Program Studi Akuntansi


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA MEMBANGUN
( STIE INABA)
BANDUNG
2016
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era informasi dan globalisasi menyebabkan lingkungan bisnis mengalami perubahan
yang sangat pesat dengan tingkat persaingan ketat. Oleh karena itu perusahaan-perusahaan
dituntut untuk melakukan kegiatan operasionalnya secara efektif dan efisien umtuk
mempertahankan eksistensinya, sehingga pengetahuan merupakan kekuatan yang sangat
penting untuk membantu manajer dalam pengambilan keputusan. Informasi yang berkualitas
yaitu informasi yang akurat, relevan, dan tepat waktu sehingga keputusan bisnis yang tepat
dapat dibuat yang disesuaikan dengan sistem informasi yang diterapkan di masing-masing
perusahaan. Dengan demikian, pengelolaan sistem informasi merupakan hal yang sangat
penting untuk dilakukan.

Sistem informasi juga diperlukan dalam proses penjualan baik secara langsung maupun
kredit.Prosedur penjualan melibatkan beberapa bagian dalam perusahaan dengan maksud
agar pelaksanaan penjualan dapat diawasi dengan baik. Salah satu penyebab terjadinya
kekacauan-kekacauan dalam prosedur penjualan adalah lemahnya pengendalian intern pada
sistem dan prosedur yang mengatur suatu transaksi. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka
setiap perusahaan perlu menyusun suatu sistem dan prosedur yang dapat menciptakan
pengendalian intern yang baik dalam mengatur pelaksanaan transaksi perusahaan.

Bagi perusahaan yang bergerak dalam industri manufaktur, sistem informasi yang efektif
merupakan suatu keharusan dan tidak lepas dari persoalan prosedur penjualan yang baik
karena sebagian besar modal perusahaan terikat pada proses bsisnis tersebut harus cepat
kembali.Dengan adanya sistem informasi yang efektif, maka kekacauan-kekacauan yang
umum terjadi dalam bagian penjualan seperti semakin bertambahnya nilai piutang yang tidak
diiringi dengan penerimaan kas ataupun pengendalian lainnya.

Sampai saat ini, pengertian pengendalian intern telah dikemukakan oleh banyak pihak.
Dalam arti sempit, pengendalian intern didefinisikan sebagai pengecekan untuk memeriksa
kecermatan penjumlahan. Sedangkan dalam arti luas, pengendalian intern adalah semua alat-
alat yang digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk melakukan pengawasan. Sistem
informasi penjualan memfokuskan pada aspek-aspek seperti: sistem informasi akuntansi yang
diterapkan dengan sistem pengendalian intern.

Untuk mencapai tujuan perusahaan manajemen bertanggung jawab terhadap praktek


pembelian bahan baku dan produksi dalam perusahaan yang dikelola dan harus secara terus-
menerus mengawasi sistem pengendalian intern yang sudah ditetapkan. PT X merupakan
produsen obat terkemuka di Indonesia yang memproduksi berbagai jenis produk berkualitas
tinggi yang sudah tersebar luas di Nusantara maupun di dunia.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana mengenai Sistem Informasi Akuntansi?


2. Bagaimana mengenai Sistem Pengendalian Intern?

3. Bagaimana mengenai Sistem Penjualan Kredit?

4. Bagaimana Data Umum PT.X?

5. Bagaimana Gambaran Sistem Informasi Akuntansi di PT.X?

6. Bagaimana Gambaran Sistem Pengendalian Intern di PT.X?

7. Bagaiman Analisa Sisem Informasi Akuntansi dan Sistem Pengendalian Intern di


PT.X?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui lebih banyak tentang gambaran
Sistem Informasi Akuntansi (SIA) khususnya PT. X, dan menganalisa serta mendesain Sistem
Informasi Akuntansi dan Sistem Pengendalian Intern di PT.X.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Akuntansi

Pengertian Sistem Akuntansi

Menurut Mulyadi (2013:3) Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan dan
laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang
dibutuhkan oleh manajemen dalam pengelolaan.

Menurut Nugroho (2009) mengemukakan bahwa:Sistem akuntansi merupakan suatu alat


yang dipakai untuk mengorganisir atau menyusun ,mengumpulkan, dan mengikhtiarkan
keterangan-keterangan yang menyangkut seluruh transaksi perusahaan, dimana para
pegawai, kegiatan-kegiatan perusahaan, bahan-bahan dan mesin-mesin dapat dipadukan
sedemikian rupa sehingga pengawasan dapat dijalankan sebaik-baiknya.

2.2 Tujuan Sistem Akuntansi

Suatu perusahaan membuat sistem akuntansi yang berguna untuk pihak intern ataupun
pihak ekstern perusahaan. Tujuan umum dari pengembangan sesuai dengan sistem akuntansi
menurut Mulyadi (2013:19), yaitu:

1. Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha baru. Kebutuhan


pengembangan sistem akuntansi terjadi jika perusahaanbaru didirikan atau suatu
perusahaan menciptakan usaha baru yang berbeda dengan usaha yang dijalankan
selama ini.

2. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada. Sistem
akuntansi yang berlaku tidak dapat memenuhi kebutuhan manajemen, baik dalam
hal mutu, ketepatan penyajian, maupun struktur informasi yang terdapat dalam
laporan. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh perkembangan usaha perusahaan,
sehingga menuntut sistem akuntansi untuk penyajiannya, dengan struktur informasi
yang lebih baik dan tepat penyajiannya, dengan struktur informasi yang sesuai
dengan tuntutan kebutuhan manajemen.

3. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekkan intern, akuntansi


merupakan alat pertanggung jawaban suatu organisasi. Pengembangan sistem
akuntansi seringkali ditujukan untuk memperbaiki perlindungan terhadap kekayaan
organisasi sehingga pertanggung jawaban terhadap pengguna kekayaan organisasi
dapat dilaksanakan dengan baik. Pengembangan sistem akuntansi dapat pula
ditujukan untuk memperbaiki pengecekan intern agar informasi yang dihasilkan
oleh sistem dapat dipercaya.

4. Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan akuntansi.


Pengembangan sistem akuntansi sering kali ditujukan untuk menghemat biaya.
Informasi merupakan barang ekonomis, untuk memperolehnya diperlukan
pengorbanan sumber ekonomi lain. Oleh karna itu dalam menghasilkan informasi
perlu dipertimbangkan besarnya manfaat yang diperoleh dengan pengorbanan yang
dilakukan. Jika pengorbanan untuk memperoleh informasi keuangan diperhitungkan
lebih besar dibanding dengan manfaat yang diperoleh, sistem yang sudah ada perlu
dirancang kembali untuk mengurangi pengorbanan sumber daya bagi penyediaan
informasi.

2.3 Sistem Pengendalian Intern

2.3.1 Pengertian Sistem Pengendalian Intern

Menurut Mulyadi (2013:6) menyatakan bahwa: Pengendalian intern adalah bagian dari
sistem yang meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan
untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi,
mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

2.3.2 Tujuan Sistem Pengendalian Intern

Pengertian sistem pengendalian itern yang diberikan tercakup pula tujuan dari sistem
pengendalian intern itu sendiri yang menurut Mulyadi (2013:163) dibagi menjadi dua macam
yaitu :

1. Pengendalian intern akuntansi


Pengendalian intern akuntansi meliputi struktur organisasi,metode dan ukuran-ukuran
yang dikoordinasikan terutama untuk menjaga kekayaan organisasi dan mengecek
ketelitian dan keandalandata akuntansi. Pengendalian intern akuntansi yang baik
akanmenjamin kekayaan para investor dan kreditur yang ditanamkandalam perusahaan
yang akan menghasilkan laporan keuangan yangdapat dipercaya.

2. Pengendalian intern administratif


Pengendalian intern administratif meliputi struktur organisasi,metode, dan ukuran-ukuran
yang dikoordinasikan terutama untuk mendorong efisiensi dan dipatuhinnya kebijakan
manajemen.

2.3.3 Unsur-Unsur Sistem Pengendalian Intern

Suatu pengendalian intern yang baik perlu adanya unsur-unsur yang berhubungan
langsung dengan pengendalian, sehingga tujuan dari pengendalian intern dapat tercapai.
Untuk menciptakan sistem pengendalian intern yang baik dalam perusahaan maka ada empat
unsur pokok yang harus dipenuhi menurut Mulyadi (2013:164) antara lain :

1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas. Struktur
organisasi merupakan kerangka (framework) pembagian tanggung jawab fungsional
kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegitan pokok perusahaan.

2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup
terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya. Dalam organisasi, setiap transaksi hanya
terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui
terjadinya transaksi tersebut.oleh karena itu, dalam organisasi harus dibuat sistem yang
mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi.

3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi. Pembagian
tanggung jawab fungsional dan sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang telah
ditetapkan tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak diciptakan cara-cara yang
umumnya menjamin praktik yang sehat dalam pelaksanaanya.

2.4 Sistem Penjualan Kredit

2.4.1 Pengertian Sistem Penjualan Kredit

Menurut Mulyadi (2013:211) mengatakan bahwa sistem penjualan kredit adalah kegiatan
penjualan terdiri dari transaksi penjualan barang atau jasa, baik secara kredit maupun tunai.
Dalam transaksi penjualan kredit, jika order dari pelanggan telah dipenuhi dengan pengiriman
barang atau penyerahan jasa, untuk jangka waktu tertentu perusahaan memiliki piutang
kepada pelanggannya. Kegiatan penjualan secara kredit ini ditangani oleh perusahaan melalui
sistem penjualan kredit. Agar kegiatan penjualan kredit ini dapat dilakukan dengan baik dan
tidak menimbulkan kerugian, maka manajemen perusahaan perlu menerapkan sistem
penjualan kredit yang sistematis dan memperhatikan kebijakan penjualan kreditnya. Jika
kebijakan penjualan kredit terlalu ketat akan memperkecil resiko tidak tertagihnya piutang,
tetapi jika kebijakan penjualan kredit yang terlalu longgar akan memperbesar resiko tidak
tertagihnya piutang. menerapkan sistempenjualan kredit yang sistematis dan sesuai dengan
kondisi perusahaan agar kelancaran aktivitas penjualan kredit dan penyampaian hasil
informasi dapat terjamin.

2.4.2 Fungsi-Fungsi yang Terkait

Ada beberapa fungsi yang memegang peranan penting di dalam prosedur penjualan kredit,
fungsi tersebut menurut Mulyadi (2013:211) adalah sebagai berikut :

a. Fungsi Penjualan
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima surat order dari pembeli, mengedit order
dari pelanggan untuk menambahkan informasi yang belum ada pada surat order tersebut,
meminta otorisasi kredit, menentukan tanggal pengiriman dan dari gudang mana barang
akan dikirim, dan mengisis surat order pengiriman. Fungsi ini juga bertanggungjawab
untuk membuat back order pada saat diketahui tidak tersedianya persediaan untuk
memenuhi order dari pelanggan.
b. Fungsi Kredit
Fungsi ini bertanggungjawab untuk meneliti status kredit pelanggan dan memberikan
otorisasi pemberian kredit kepada pelanggan.
c. Fungsi Gudang
Fungsi ini bertanggungjawab untuk menyimpan barang dan menyiapkan barang yang
dipesan oleh pelanggan, serta menyerahkan barang ke fungsi pengiriman.
d. Fungsi Pengiriman
Fungsi ini bertanggunajawab untuk menyerahkan barang atas dasar surat order pengiriman
yang diterimanya dari fungsi penjualan.
e. Fungsi Penagihan
Fungsi ini bertanggungjawab untuk membuat dan mengirimkan faktur penjualan kepada
pelanggan, serta menyediakan copy faktur bagi kepentingan pencatatan transaksi
penjualan oleh fungsi akuntansi.
f. Fungsi Akuntansi
Fungsi ini bertanggungjawab untuk mencatat piutang yang timbul dari transaksi penjualan
kredit dan membuat serta mengirimkan pernyataan piutang kepada para debitur serta
membuat laporan penjualan.

2.4.3 Dokumen yang Digunakan

Dokumen yang digunakan dalam sistem penjualan kredit menurut Mulyadi (2013:214)
adalah:

1. Surat Order Pengiriman dan Tembusannya


Surat order pengiriman merupakan dokumen pokok untuk memproses penjualan kredit
kepada pelanggan. Berbagai tembusan surat order pengiriman terdiri dari :
a. Surat Order Pengiriman
Dokumen ini merupakan lembar pertama surat order pengiriman yang memberikan
otorisasi kepada fungsi pengiriman untuk mengirimkan jenis barang dengan jumlah
dan spesifikasi seperti yang tertera diatas dokumen tersebut.
b. Tembusan Kredit (Credit Copy)
Dokumen ini digunakan untuk memperoleh status kredit pelanggan dan untuk
mendapatkan otorisasi penjualan kredit dari fungsi kredit.
c. Surat Pengakuan
Dokumen ini dikirimkan oleh fungsi penjualan kepada pelanggan untuk memberitahu
bahwa ordernya telah diterima dan dalam proses pengiriman.
d. Surat Muat
Tembusan surat muat ini merupakan dokumen yang digunakan sebagai bukti
penyerahan barang dari perusahaan kepada perusahaan angkutan umum.
e. Slip Pembungkus
Dokumen ini ditempelkan pada pembungkus barang untuk memudahkan fungsi
penerimaan diperusahaaan pelanggan dalam mengidentifikasi barang-barang yang
diterimanya.
f. Tembusan Gudang
Merupakan tembusan surat order pengiriman yang dikirim ke fungsi gudang untuk
menyiapkan jenis barang dengan jumlah seperti yang tercantum didalamnya, agar
menyerahkan barang tersebut ke fungsi pengiriman, dan untuk mencatat barang yang
dijual dalam kartu gudang.
g. Arsip Pengendalian Pengiriman
Merupakan tembusan surat order pengiriman yang diarsipkan oleh fungsi penjualan
menurut tanggal pengiriman yang dijanjikan.
h. Arsip Index Silang
Merupakan tembusan surat order pengiriman yang diarsipkan secara alfabetik
menurut nama pelanggan untuk memudahkan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari
pelanggan mengenai status pesanannya.
2. Faktur dan Tembusannya

Faktur penjualan merupakan dokumen yang dipakai sebagai dasar untuk mencatat timbulnya
piutang.

a. Faktur Penjualan
Dokumen ini merupakan lembar pertama yang dikirim oleh fungsi penagihan kepada
pelanggan. Jumlah lembar faktur penjualan yang dikirim kepada pelanggan adalah
tergantung dari permintaan pelanggan.
b. Tembusan Piutang
Dokumen ini merupakan tembusan yang dikirimkan oleh fungsi penagihan ke fungsi
akuntansi sebagai dasar untuk mencatat piutang dalam kartu piutang.

3. Rekapitulasi harga pokok penjualan merupakan dokumen pendukung yang digunakan


untuk menghitung total harga pokok produk yang dijual selama periode akuntansi tertentu.

4. Bukti Memorial merupakan dokumen sumber untuk dasar pencatatan kedalam jurnal
umum. Dalam sistem penjualan kredit, bukti memorial merupakan dokumen sumber untuk
mencatat harga pokok produk yang dijual dalam priode akuntansi tertentu.

2.4.4 Catatan Akuntansi yang Digunakan

Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penjualan kredit menurut Mulyadi
(2013:218) adalah sebagai berikut :

1. Jurnal Penjualan
Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat transaksi penjualan, baik secara tunai
maupun kredit.

2. Kartu Piutang
Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang berisi rincian mutasi piutang
perusahaan kepada tiap-tiap debiturnya.
3. Kartu Persediaan
Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang berisi rincian mutasi setiap jenis
persediaan.
4. Kartu Gudang
Catatan ini diselenggarakan oleh fungsi gudang untuk mencatat mutasi dan persediaan
fisik barang yang disimpan digudang.
5. Jurnal Umum
Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat harga pokok produk yang dijual selama
priode akuntansi tertentu.
2.5 Sistem Pengendalian Intern atas Penjualan Kredit

Untuk merancang unsur-unsur pengendalian intern yang diterapkan dalam sistem penjualan
kredit, maka Mulyadi (2013:220) menerangkan bahwa terdapat unsur pokok pengendalian
intern yaitu :

Organisasi

1. Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kredit.

2. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi penjualan dan fungsi kredit.

3. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi kas.

4. Transaksi penjualan kredit harus dilaksanakan oleh fungsi penjualan, fungsi kredit, fungsi
pengiriman, fungsi penagihan, dan fungsi akuntansi. Tidak ada transaksi penjualan kredit
yang dilaksanakan secara lengkap hanya oleh satu fungsi tersebut.

Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan

1. Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan menggunakan
formulir surat order pengiriman.
2. Persetujuan pemberian kredit diberikan oleh fungsi kredit dengan membubuhkan tanda
tangan pada credit copy (yang merupakan tembusan surat order pengiriman.
3. Pengiriman barang kepada langganan diotorisasi oleh fungsi pengiriman dengan cara
menandatangani dan membubuhkan cap sudah dikirim pada copy surat order
pengiriman.
4. Penetapan harga jual, syarat penjualan, syarat pengangkutan penjualan berada ditangan
direktur pemasaran dengan penerbitan surat keputusan mengenai hal tersebut.
5. Terjadinya piutang diotorisasi oleh fungsi penagihan dengan membubuhkan tanda tangan
pada faktur penjualan.
6. Pencatatan kedalam kartu piutang dan kedalam jurnal penjualan, jurnal penerimaan kas,
dan jurnal umum diotorisasi oleh fungsi akuntansi dengan cara memberikan tanda tangan
pada dokumen sumber (faktur penjualan, bukti kas masuk, dan memo kredit).
7. Pencatatan terjadinya piutang didasarkan pada faktur penjualan yang didukung dengan
surat order pengiriman dan surat muat.
8. Surat order pengiriman bernomor urut tercetak dan pemakaian dipertanggungjawabkan
oleh fungsi penjualan.
9. Faktur penjualan bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh
fungsi penagihan.
10. Secara periodik fungsi akuntansi mengirim pernyataan piutang (account receivable)
kepada setiap debitur untuk menguji ketelitian catatan piutang yang diselenggarakan oleh
fungsi tersebut.
11. Secara periodik diadakan rekonsiliasi kartu piutang dengan rekening kontrol piutang
dalam buku besar.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum

3.1.1 Sejarah PT.X

PT X merupakan group perusahaan farmasi yang melaksanakan pengembangan formulasi,


produksi, dan penjualan produk obat yang aman dan berkualitas tinggi. Jangkauan pasar PT.X
mencakup lebih dari 60.000 dokter yang dilayani oleh 1.000 medical representative, melalui
jaringan distributor yang terdri dari 1.100 sales, 35 cabang, 60 sub depot, dan industri dengan
8000 personel. Seluruh fasilitas di Indonesia sesuai dengan GMP Indonesia untuk pabrik
farmasi dan sesuai dengan Standar Internasional.

PT.X mempunyai 22 pusat distribusi di seluruh Indonesia. Seluruh produk PT.X


dipasarkan melalui distributor tunggalnya, PT.Z. Dengan demikian, distribusi produk dapat
terkoordinasi dengan baik. Untuk meningkatkan peran sertanya dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat, PT.X juga mendirikan salah satu rumah sakit di Bandung.

Dengan pesatnya perkembangan ilmu kesehatan dan bioteknologi, PT.X saat ini juga
mengembangkan obat-obat modern berbasis bioteknologi seperti vaksin, protein, dan
hormon. Seluruh kegiatan operasional PT.X dilaksanakan oleh tiga unit pabrik.Unit I
memproduksi sediaan padat, semipadat, dan cair (non-antibiotik). Unit II memproduksi
sediaan -laktam (derivat penisilin) dan sefalosporin, sedangkan Unit III memproduksi
sediaan steril yaitu infus, injeksi, tetes mata, salep mata, dry injection, dan hemodialisa serta
produksi fat.

PT.X telah disertifikasi oleh Badan POM dan Badan Internasional (Sertifikat dari HSA,
Singapura). Sertifikat CPOB dan Badan POM untuk sediaan infus antibiotik, infus non
antibiotik, sediaan injection, sediaan dry injection, sediaan sterile eye drops, sediaan sterile
eye ointment antibiotic, sediaan sterile eye ointment non antibiotic.

3.1.2 Jaminan keselamatan kerja.

PT. X sangat memperhatikan keselamatan pegawai dengan jaminan keselamatan kerja


yang diterapkan pada perusahaan yaitu :

o Perusahaan memberi bantuan kepada karyawan yang sakit atau kecelakaan saat bekerja,
serta kecelakaan pada saat berangkat dan pulang kerja.
o Perusahaan memberikan cuti hamil pada kaum wanita sampai 45 hari sebelum dan
sesudah melahirkan.
o Perusahaan menyediakan klinik berobat yang terletak dilokasi perusahaan untuk karyawan
yang mengalami sakit atau kecelakaan bekerja.
o Adanya Tim dokter, para medis, bidan, asisten apoteker, analisis lab, dan perawat gigi.

3.1.3 Perlengkapan Perlindungan kerja.

Perlengkapan perlindungan keselamatan kerja pada perusahaan diterapkan sesuai


ketentuan agar semua proses berjalan dengan baik yang meliputi :
o Masker
o Sarung tangan
o Tabung api/pemadam.

3.1.4 Pendidikan dan pelatihan keselamatan kerja.

Pendidikan atau pelatihan keselamatan kerja oleh PT.X juga mendapat perhatian penting,
hal ini terutama bagi pegawai baru atau awal penggunaan alat baru seperti alat pembuat obat
menggunakan mesin dengan tujuan :

1. Karyawan lebih berhati-hati dalam melaksanakan pekerjaan.


2. Karyawan tangkas dan cekatan dalam melaksanakan pekerjaan.

3. Karyawan lebih terampil dalam bekerja.

4. Mengembangkan pelatihan khusus bagi kaum perempuan

3.1.5 Pengaruh pabrik terhadap lingkungan.

Pengaruh perusahaan terhadap lingkungan selalu ada sisi positif maupun negatif, PT.X
berusaha mengurangi dampak negatif bagi lingkungan dengan jalan mengolah limbah dengan
baik, menjadikan lingkungan kerjanya sejuk dan nyaman dengan cara menanam pohon-pohon
yang rindang dan penataan taman yang indah.

3.1.6 Pengaruh pabrik terhadap masyarakat sekitarnya.

Berdirinya perusahaan obat ini mempunyai hikmah tersendiri, yakni masyarakat sekitar
dapat bekerja pada perusahaan tersebut atau berjualan/berdagang pada lokasi pasar yang telah
di sediakan. Dengan demikian PT.X turut serta meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar,
membantu program pemerintah mengentaskan kemiskinan dan pengangguran.

3.2 Gambaran Khusus

3.2.1 Sistem Produksi


Sistem produksi yang dilakukan PT.X adalah menggunakan sistem manual ( SKT ) dan
menggunakan sistem produksi mesin ( SKM ) dengan menggunakan teknologi tinggi baik
pengolahan bahan baku dan pembuatan obat dan laboratorium.

3.2.2 Sistem penggajian.

Sistem penggajian dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu : System upah borongan dan system
upah tetap atau harian, hal ini tergantung dari bekerja itu sendiri dalam memilih sistem upah
tetapi kebanyakan karyawan memilih upah borongan dengan hasil sesuai kerjanya.

3.2.3 Acounting / Pembukuan.

Sistem pembukuan yang ada pada perusahaan PT.X adalah tergantung pada setiap unit di
perusahaan di karenakan setiap unit sistemnya berbeda tetapi setiap harinya selalu tercover
dalam Bulanan, Triwulandan Tahunan.

3.2.4 Pemasaran

Proses pemasaran obat dilakukan oleh tenaga marketing/ pemasaran yang berpengalaman
yang dipasarkan didalam negeri yang dibantu oleh para distributor, juga para agen dan grosir
atau sesuai dengan permintaan grosir dipasaran.

3.3 Gambaran SIA Perusahaan

3.3.1 Data dan Informasi Akuntansi

Setiap sistem informasi akuntansi melaksanakan lima fungsi utama, yaitu pengumpulan
data, pemrosesan data, manajemen data, pengendalian data (termasuk security), dan penghasil
informasi.

3.3.1.1 Pengumpulan Data

Fungsi pengumpulan data terdiri atas memasukkan data transaski melalui formulir,
mensyahkan serta memeriksa data untuk memastikan ketepatan dan kelengkapannya. Jika
data bersifat kuantitatif, data dihitung dahulu sebelum dicatat. Jika data jauh dari lokasi
pemrosesan, maka data harus ditransmisikan lebih dahulu.
3.3.1.2 Pemrosesan Data

Pemrosesan data terdiri atas proses pengubahan input menjadi output. Fungsi pemrosesan
data terdiri atas langkah-langkah sebagai berikut:

Pengklasifikasian atau menetapkan data berdasar kategori yang telah ditetapkan.


Menyalin data ke dokumen atau media lain.

Mengurutkan, atau menysusn data menurut karaktersitiknya.

Mengelompokkan atau mengumpulkan transaski sejenis.

Menggabungkan atau mengkombinasikan dua atau lebih data atau arsip.

Melakukan penghitungan.

Peringkasan, atau penjumlahan data kuantitatif.

3.3.1.3 Manajemen Data

Fungsi manajemen data terdiri atas tiga tahap, yaitu: penyimpanan, pemutakhiran dan
pemunculan kembali (retrieving). Tahap penyimpanan merupakan penempatan data dalam
penyimpanan atau basis data yang disebut arsip. Pada tahap pemutakhiran, data yang
tersimpan diperbaharui dan disesuaikan dengan peristiwa terbaru. Kemudian pada tahap
retrieving, data yang tersimpan diakses dan diringkas kembali untuk diproses lebih lanjut
atau untuk keperluan pembuatan laporan. Manajemen data dan pemrosesan data
mempunyai hubungan yang sangat erat. Tahap pengelompokkan data dan pengurutan data
dari fungsi pemrosesan data, misalnya sering dilakukan sebagai pendahuluan sebelum
dilakukan tahap pemutakhiran dalam fungsi manajemen data. Manajemen data dapat
dipandang sebagai bagian dari pemrosesan data. Manajemen data akan menunjang
pencapaian efisiensi aktivitas dalam proses menghasilkan informasi dan mendorong
dipatuhinya kebijakan manajemen terutama mengenai informasi aktivitas dan informasi
kebijakan manajemen.

3.3.1.4 Pengendalian Data

Fungsi pengendalian data mempunyai dua tujuan dasar: (1) untuk menjaga dan menjamin
keamanan aset perusahaan, termasuk data, dan (2) untuk menjamin bahwa data yang
diperoleh akurat dan lengkap serta diproses dengan benar. Berbagai teknik dan prosedur
dapat dipakai untuk menyelenggarakan pengendalian dan keamanan yang memadai.

3.3.1.5 Penghasil Informasi

Fungsi penghasil informasi ini terdiri atas tahapan pemrosesan informasi seperti
penginterprestasian, pelaporan dan pengkomunikasian informasia

3.3.1.6 Pengendalian persediaan

Sistem pengendalian persediaan menggambarkan proses perubahan dari item-item


persediaan. Data mengenai permintaan pelanggan diterima dari sistem proses pemesanan,
sistem pengendalian persediaan berbasis komputer memberikan pelayanan berkualitas
pada pelanggan disamping meminimasikan investasi dan biaya dalam persediaan.

3.4 Analisa Terhadap SIA Perusahaan

3.4.1 Komputerisasi Proses Akuntansi Pada Penjualan

Ada bagian dari proses pencatatan yang fungsinya dapat diganti dengan komputer. Bila
dipelajari sifatnya, proses mulai dari penjurnalan sampai ke pelaporan sebenarnya bersifat
matematis (karena hubungan buku besar dapat ditunjukkan dalam persamaan akuntansi,
sistematis (karena urutan mengerjakannya jelas) dan logis (karena unsur pertimbangan atau
judgement tidak terlibat lagi). Dengan kata lain, proses tersebut sifatnya adalah penambahan,
pembandingan, penyortiran, pereklasifikasian, dan peringkasan dengan cara tertentu yang
sudah jelas atau pasti. Pekerjaan atau tugas yang demikian biasanya menjadi objek
komputerisasi.

Dengan sistem komputer seperti di atas maka langkah yang paling kritis adalah langkah
analisis transaksi karena kalau langkah ini salah, hasil pengolahan data oleh komputer juga
ikut salah. Yang menjadi persoalan adalah siapakah orang yang bertugas untuk melakukan
pemasukan data (data entry). Tentu saja tidak setiap orang dapat melakukan hal tersebut.
Hanya orang/operator tertentu yang diotorisasi dapat melakukan pemasukan data. Sistem
akuntansi dengan komputer itu sendiri biasanya juga dilengkapi dengan mekanisme
pengamanan sehingga tidak setiap orang dapat mengubah data walaupun orang tersebut
masih tetap dapat menggunakan komputer yang sama untuk tujuan lain. Untuk dapat
menjalankan program dan melakukan pemasukan data orang/operator yang diotorisasi untuk
itu diberi kode khusus (disebut password) agar dapat membuka file akuntansi dan melakukan
pencatatan transaksi tertentu. Cara ini merupakan salah satu contoh pengaman dan
merupakan salah satu cara untuk menentukan orang yang bertanggung jawab bila terjadi
kesalahan atau penyalahgunaan informasi.

Komunikasi dengan komputer dilakukan melalui terminal yang terdiri atas keyboard, layer
monitor dan printer. Dalam perusahaan yang besar yang mempunyai komputer berskala besar,
komputernya sendiri biasanya tidak tampak atau tidak terletak di dekat terminal tersebut
tetapi khusus terletak di tempat yang disebut pusat komputer. Dalam hal mikrokomputer,
semua perangkat komputer menjadi satu kesatuan dan berdiri sendiri sebagi suatu sistem.

Walaupun dengan penggunaan komputer kegiatan-kegiatan dalam siklus akuntansi


manjadi tidak ada lagi, konsep yang dipelajari dalam sistem akuntansi manual tetap
diperlukan karena apa yang dikerjakan oleh komputer tetap mengikuti konsep yang
digunakan dalam sistem akuntansi manual. Laporan seperti daftar piutang, daftar utang dan
laporan interim dapat disusun dan dicetak setiap saat dengan segera. Kalau data penyesuaian
telah dimasukkan dalam komputer maka laporan keuangan akhir dapat segera dicetak. Oleh
karena itu, dalam sistem komputer tidak diperlukan lagi kertas kerja seperti pada sistem
manual. Perlu dicatat bahwa konsep pelaporan keuangan tidak dapat diganti oleh komputer,
yang dapat diganti dengan komputer adalah proses pengolahan datanya.

3.4.2 Mencatat Transaksi dalam Sistem Komputer

Program komputer untuk akuntansi biasanya dirancang dengan cermat sehingga operator
yang melakukan pencatatan transaksi dapat melaksanakannya dengan mudah. Setiap langkah
yang dikerjakan dalam siklus akuntansi (penjurnalan, pengakunan dan penyusunan daftar
saldo) dapat dilakukannya dengan mengikuti instruksi yang langsung dapat dilihat pada layar
monitor. Instruksi yang sudah disiapkan pada waktu merancang sistem biasanya ditampilkan
di layar monitor dalam bentuk menu. Menu akan menyajikan daftar operasi yang dapat
diminta oleh operator dan operator tinggal memilih operasi yang dikehendaki.

3.4.3 Pertimbangan Penggunaan Komputer


Pertimbangan utama penggunaan komputer adalah pertimbangan cost and benefit.
Penggunaan komputer merupakan sebuah investasi besar bagi sebuah organisasi. Bukan
hanya dalam hal biaya investasi tetapi waktu, tenaga dan sumber daya yang dialokasikan
untuk hal ini membutuhkan alokasi yang tidak sedikit. Cost bukan hanya berarti biaya yang
dikeluarkan. Waktu, tenaga, sumber daya yang lain haruslah diperhitungkan dalam
penggunaan komputer. Permasalahan timbul ketika cost yang berbentuk selain biaya tersebut
sukar untuk diukur dalam ukuran kuantitatif. Tentu hal ini membutuhkan alat untuk
mengalokasikan dan menentukan ukuran yang tepat untuk mengkuantifikasikannnya.

Kalau dibandingkan dengan sistem manual, sistem komputerisasian memang jelas


mempunyai keunggulan (benefit) khususnya dalam hal kecepatan (speed), ketelitian
(accuracy) dan kapasitas (capacity) pemrosesan. Kecepatan komputer dapat diandalkan
karena komputer mengerjakan suatu perintah dalam hitungan mikrodetik (microsecond).
Ketelitian jelas dapat diandalkan karena setelah data disiapkan dengan benar, komputer akan
memroses tanpa campur tangan manusia lagi dan kalau komputer sudah diprogram dengan
benar kemungkinan kesalahan perhitungan dan klasifikasi menjadi kecil. Itulah sebabnya
sebelum suatu komputer dan programnya digunakan, suatu percobaan (trial run) dengan data
percobaan perlu dilakukan untuk memverifikasi program. Dalam sistem manual, karena tiap
langkah dikerjakan oleh manusia, kemungkinan kesalahan menjadi lebih besar.

Kapasitas untuk menyimpan, mencatat dan mencetak data menjadi sangat besar karena
data disimpan dalam bentuk elektromagnetik. Oleh karena itu, di samping laporan utama
komputer dapat diprogram untuk menghasilkan laporan-laporan tambahan lainnya termasuk
rincian-rincian yang diperlukan. Namun demikian, karena semua data tidak terekam dalam
bentuk yang dapat dibaca oleh manusia, kegagalan komputer (computer failure) dapat
merunyamkan perusahaan karena data dapat rusak atau hilang atau tidak dapat dibaca
kembali. Itulah sebabnya diperlukan suatu mekanisme backup. Manipulasi dengan komputer
dan kejahatan dengan komputer (computer crime) juga merupakan ancaman bagi perusahaan
yang mengandalkan operasi dan pencatatan keuangannya dengan komputer. Oleh karena itu,
diperlukan suatu sistem pengendalian internal dan computer security yang memadai.
Penggunaan password merupakan salah satu cara pengendalian agar tidak setiap orang dapat
mengubah atau memasukkan angka ke dalam sistem komputer.

3.5. Desain SIA Perusahaan


3.5.1. SAP (System, Application and Product in Data Processing)

SAP ( System Application and Product in data processing ) adalah suatu software yang
dikembangkan untuk mendukung suatu organisasi dalam menjalankan kegiatan
operasionalnya secara lebih efisien dan efektif. SAP merupakan software Enterprise
Resources Planning (ERP), yaitu suatu tools IT dan manajemen untuk membantu perusahaan
merencanakan dan melakukan berbagai aktivitas sehari-hari.

SAP terdiri dari sejumlah modul aplikasi yang mempunyai kemampuan mendukung semua
transaksi yang perlu dilakukan suatu perusahaan dan tiap aplikasi bekerja secara berkaitan
satu dengan yang lainnya. Semua modul aplikasi di SAP dapat bekerja secara
terintegrasi/terhubung yang satu dengan lainnya.

3.5.2. Modul-Modul di SAP

SAP mempunyai kelebihan dalam integrasi antar modul. Didalam SAP ada beberapa
modul aplikasi yang saling ter-integrasi sebagai berikut:

o SD-Sales & Distribution


Membantu meningkatkan efisiensi kegiatan operasional berkaitan dengan proses
pengelolaan customer order (proses sales, shipping dan billing).

o MM-Materials Management
Membantu menjalankan proses pembelian (procurement) dan pengelolaan inventory.
o PP-Production Planning
Membantu proses perencanaan dan kontrol daripada kegiatan produksi (manufacturing)
suatu perusahaan.
o QM-Quality Management
Membantu men-cek kualitas proses-proses di keseluruhan rantai logistik
o PM-Plant Maintenance
Suatu solusi untuk proses administrasi dan perbaikan sistem secara teknis.
o HR-Human Resources Management
Mengintegrasikan proses-proses HR mulai dari aplikasi pendaftaran, administrasi
pegawai, management waktu, pembiayaan untuk perjalanan, sampai ke proses pembayaran
gaji pegawai.
o FI-Financial Accounting
Mencakup standard accounting cash management (treasury), general ledger dan
konsolidasi untuk tujuan financial reporting.
o CO-Controlling
Mencakup cost accounting, mulai dari cost center accounting, cost element accounting,
dan analisa profitabilitas.
o AM-Asset Management
Membantu pengelolaan atas keseluruhan fixed assets, meliputi proses asset accounting
tradisional dan technical assets management, sampai ke investment controlling.
o PS-Project System
Mengintegrasikan keseluruhan proses perencanaan project, pengerjaan dan kontrol.

3.5.3. Data di SAP

Tipe data yang terdapat dalam sistem SAP:

1. Data Transaksi
- Data yang digunakan untuk melakukan transaksi di SAP, contoh: membuat PO
- Setiap transaksi akan tersimpan di dalam satu dokumen tertentu

2. Master Data
- Data utama yang harus dibuat dengan benar supaya transaksi bisa dilakukan, contoh:
material master, vendor master, customer master
- Master data tersimpan secara terpusat dan digunakan oleh seluruh modul aplikasi dalam
sistem SAP

Sistem SAP dikembangkan dengan tujuan untuk mengintegrasikan keseluruhan rangkaian


proses bisnis yang terdapat pada suatu organisasi. Dalam suatu organisasi, misalnya
perusahaan manufacturing, ini berarti integrasi keseluruhan proses supply chain mulai dari
supplier sampai dengan customer dalam suatu rangkaian proses yang saling berbagi
informasi.
BAB IV

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dengan sistem komputer seperti di atas maka langkah yang paling kritis adalah langkah
analisis transaksi karena kalau langkah ini salah, hasil pengolahan data oleh komputer juga
ikut salah.. Sistem akuntansi dengan komputer itu sendiri biasanya juga dilengkapi dengan
mekanisme pengamanan sehingga tidak setiap orang dapat mengubah data walaupun orang
tersebut masih tetap dapat menggunakan komputer yang sama untuk tujuan lain. Untuk dapat
menjalankan program dan melakukan pemasukan data orang/operator yang diotorisasi untuk
itu diberi kode khusus (disebut password) agar dapat membuka file akuntansi dan melakukan
pencatatan transaksi tertentu.

Komunikasi dengan komputer dilakukan melalui terminal yang terdiri atas keyboard, layer
monitor dan printer. Dalam perusahaan yang besar yang mempunyai komputer berskala besar,
komputernya sendiri biasanya tidak tampak atau tidak terletak di dekat terminal tersebut
tetapi khusus terletak di tempat yang disebut pusat komputer. Dalam hal mikrokomputer,
semua perangkat komputer menjadi satu kesatuan dan berdiri sendiri sebagi suatu sistem.

Walaupun dengan penggunaan komputer kegiatan-kegiatan dalam siklus akuntansi


manjadi tidak ada lagi, konsep yang dipelajari dalam sistem akuntansi manual tetap
diperlukan karena apa yang dikerjakan oleh komputer tetap mengikuti konsep yang
digunakan dalam sistem akuntansi manual. Laporan seperti daftar piutang, daftar utang dan
laporan interim dapat disusun dan dicetak setiap saat dengan segera. Kalau data penyesuaian
telah dimasukkan dalam komputer maka laporan keuangan akhir dapat segera dicetak. Oleh
karena itu, dalam sistem komputer tidak diperlukan lagi kertas kerja seperti pada sistem
manual.

Program komputer untuk akuntansi biasanya dirancang dengan cermat sehingga operator
yang melakukan pencatatan transaksi dapat melaksanakannya dengan mudah.Pertimbangan
utama penggunaan komputer adalah pertimbangan cost and benefit. Penggunaan komputer
merupakan sebuah investasi besar bagi sebuah organisasi. Bukan hanya dalam hal biaya
investasi tetapi waktu, tenaga dan sumber daya yang dialokasikan untuk hal ini membutuhkan
alokasi yang tidak sedikit. Kalau dibandingkan dengan sistem manual, sistem
komputerisasian memang jelas mempunyai keunggulan (benefit) khususnya dalam hal
kecepatan (speed), ketelitian (accuracy) dan kapasitas (capacity) pemrosesan. Kecepatan
komputer dapat diandalkan karena komputer mengerjakan suatu perintah dalam hitungan
mikrodetik (microsecond). Itulah sebabnya sebelum suatu komputer dan programnya
digunakan, suatu percobaan (trial run) dengan data percobaan perlu dilakukan untuk
memverifikasi program. Dalam sistem manual, karena tiap langkah dikerjakan oleh manusia,
kemungkinan kesalahan menjadi lebih besar.

Gambar : Pemindahan Record

Gambar : Proses Data Archiving

5.2. Saran

Semoga dengan adanya makalah ini, dapat memberikan informasi bagi teman teman
khususnya mengenai Analisa Perancangan Sistem Informasi pada suatu perusahaan.

Bagi penulis, semoga dapat bermanfaat dan menjadi tambahan pelajaran dan diharapkan
adanya kritik dan saran yang membangun.
DAFTAR PUSTAKA

1. A Hall, James. 2002. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat.


2. F Nash, John, diterjemahkan oleh La Midjan. 2003. Sistem Informasi Akuntansi I
Pendekatan Manual Pratika Penyusunan Metode dan Prosedur. Bandung :
Lembaga Informatika Akuntansi.

3. H Bodnar, George & S Hopwood, William, diterjemahkan oleh Amir Abadi Yusuf
dan Rudi M. Tambunan. 2000. Sistem Informasi Akuntansi (Buku Satu). Jakarta :
Salemba Empat.

4. Kusnadi. 2000. Akuntansi Keuangan Menengah (Intermediate) (Prinsip, Prosedur,


dan Metode). Malang : Universitas Brawijaya.

5. Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat.

6. McLeod,Jr, Raymond, diterjemahkan oleh Hendra Teguh. 2001. Sistem Informasi


Manajemen Edisi Ketujuh. Jakarta : PT. Prenhallindo.

7. Soemarso, S.R. 2004. Akuntansi Suatu Pengantar Buku Satu, edisi 5 (Revisi).
Jakarta : Salemba Empat.

8. Tata, Sutabri. 2005. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta : Penerbit ANDI.

9. Warren, R.F. 2005. Pengantar Akuntansi (Accounting), Buku 1 Edisi 21. Jakarta:
Salemba Empat.
10. Hadi.samsul. 2006. Kunjungan Industri PT. Gudang Garam Tbk. SMK PGRI 1
Pasuruan.

11. http://ad.wiki.org/wiki/pt_gudang_garam

12. www.scribd.com/doc/pengertian-sistem-akuntansi.html

13. www.unhas.ac.id/modul_1_apsi_pengertian_sistem.html

14. http://ptpancaashmatunggal.blogspot.com/2010/07/pt.html

15. http://duniabaca.com/pengertian-sistem-informasi-akuntansi.html

16. http://duniasisteminformasi.blogspot.com

17. http://ridwaniskandar.files.wordpress.com/52-pengertian-sistem-informasi.pdf

18. http://blog.re.or.id/pengertian-sistem-informasi-sistem.

19. http://totikonline.com/pengertian-sistem-definisi-sistem.html

20. http://www.wikipedia.com

21. http://www.unpad.ac.id Modul Sistem Informasi Akuntansi

22. http://www.ilmukomputer.com Artikel Pengantar SAP

23. http://www.jbpt.gunadarma.ac.id Modul Sistem Informasi Akuntans

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai