Disusun oleh :
Pada era informasi dan globalisasi menyebabkan lingkungan bisnis mengalami perubahan
yang sangat pesat dengan tingkat persaingan ketat. Oleh karena itu perusahaan-perusahaan
dituntut untuk melakukan kegiatan operasionalnya secara efektif dan efisien umtuk
mempertahankan eksistensinya, sehingga pengetahuan merupakan kekuatan yang sangat
penting untuk membantu manajer dalam pengambilan keputusan. Informasi yang berkualitas
yaitu informasi yang akurat, relevan, dan tepat waktu sehingga keputusan bisnis yang tepat
dapat dibuat yang disesuaikan dengan sistem informasi yang diterapkan di masing-masing
perusahaan. Dengan demikian, pengelolaan sistem informasi merupakan hal yang sangat
penting untuk dilakukan.
Sistem informasi juga diperlukan dalam proses penjualan baik secara langsung maupun
kredit.Prosedur penjualan melibatkan beberapa bagian dalam perusahaan dengan maksud
agar pelaksanaan penjualan dapat diawasi dengan baik. Salah satu penyebab terjadinya
kekacauan-kekacauan dalam prosedur penjualan adalah lemahnya pengendalian intern pada
sistem dan prosedur yang mengatur suatu transaksi. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka
setiap perusahaan perlu menyusun suatu sistem dan prosedur yang dapat menciptakan
pengendalian intern yang baik dalam mengatur pelaksanaan transaksi perusahaan.
Bagi perusahaan yang bergerak dalam industri manufaktur, sistem informasi yang efektif
merupakan suatu keharusan dan tidak lepas dari persoalan prosedur penjualan yang baik
karena sebagian besar modal perusahaan terikat pada proses bsisnis tersebut harus cepat
kembali.Dengan adanya sistem informasi yang efektif, maka kekacauan-kekacauan yang
umum terjadi dalam bagian penjualan seperti semakin bertambahnya nilai piutang yang tidak
diiringi dengan penerimaan kas ataupun pengendalian lainnya.
Sampai saat ini, pengertian pengendalian intern telah dikemukakan oleh banyak pihak.
Dalam arti sempit, pengendalian intern didefinisikan sebagai pengecekan untuk memeriksa
kecermatan penjumlahan. Sedangkan dalam arti luas, pengendalian intern adalah semua alat-
alat yang digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk melakukan pengawasan. Sistem
informasi penjualan memfokuskan pada aspek-aspek seperti: sistem informasi akuntansi yang
diterapkan dengan sistem pengendalian intern.
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui lebih banyak tentang gambaran
Sistem Informasi Akuntansi (SIA) khususnya PT. X, dan menganalisa serta mendesain Sistem
Informasi Akuntansi dan Sistem Pengendalian Intern di PT.X.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Mulyadi (2013:3) Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan dan
laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang
dibutuhkan oleh manajemen dalam pengelolaan.
Suatu perusahaan membuat sistem akuntansi yang berguna untuk pihak intern ataupun
pihak ekstern perusahaan. Tujuan umum dari pengembangan sesuai dengan sistem akuntansi
menurut Mulyadi (2013:19), yaitu:
2. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada. Sistem
akuntansi yang berlaku tidak dapat memenuhi kebutuhan manajemen, baik dalam
hal mutu, ketepatan penyajian, maupun struktur informasi yang terdapat dalam
laporan. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh perkembangan usaha perusahaan,
sehingga menuntut sistem akuntansi untuk penyajiannya, dengan struktur informasi
yang lebih baik dan tepat penyajiannya, dengan struktur informasi yang sesuai
dengan tuntutan kebutuhan manajemen.
Menurut Mulyadi (2013:6) menyatakan bahwa: Pengendalian intern adalah bagian dari
sistem yang meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan
untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi,
mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
Pengertian sistem pengendalian itern yang diberikan tercakup pula tujuan dari sistem
pengendalian intern itu sendiri yang menurut Mulyadi (2013:163) dibagi menjadi dua macam
yaitu :
Suatu pengendalian intern yang baik perlu adanya unsur-unsur yang berhubungan
langsung dengan pengendalian, sehingga tujuan dari pengendalian intern dapat tercapai.
Untuk menciptakan sistem pengendalian intern yang baik dalam perusahaan maka ada empat
unsur pokok yang harus dipenuhi menurut Mulyadi (2013:164) antara lain :
1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas. Struktur
organisasi merupakan kerangka (framework) pembagian tanggung jawab fungsional
kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegitan pokok perusahaan.
2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup
terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya. Dalam organisasi, setiap transaksi hanya
terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui
terjadinya transaksi tersebut.oleh karena itu, dalam organisasi harus dibuat sistem yang
mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi.
3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi. Pembagian
tanggung jawab fungsional dan sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang telah
ditetapkan tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak diciptakan cara-cara yang
umumnya menjamin praktik yang sehat dalam pelaksanaanya.
Menurut Mulyadi (2013:211) mengatakan bahwa sistem penjualan kredit adalah kegiatan
penjualan terdiri dari transaksi penjualan barang atau jasa, baik secara kredit maupun tunai.
Dalam transaksi penjualan kredit, jika order dari pelanggan telah dipenuhi dengan pengiriman
barang atau penyerahan jasa, untuk jangka waktu tertentu perusahaan memiliki piutang
kepada pelanggannya. Kegiatan penjualan secara kredit ini ditangani oleh perusahaan melalui
sistem penjualan kredit. Agar kegiatan penjualan kredit ini dapat dilakukan dengan baik dan
tidak menimbulkan kerugian, maka manajemen perusahaan perlu menerapkan sistem
penjualan kredit yang sistematis dan memperhatikan kebijakan penjualan kreditnya. Jika
kebijakan penjualan kredit terlalu ketat akan memperkecil resiko tidak tertagihnya piutang,
tetapi jika kebijakan penjualan kredit yang terlalu longgar akan memperbesar resiko tidak
tertagihnya piutang. menerapkan sistempenjualan kredit yang sistematis dan sesuai dengan
kondisi perusahaan agar kelancaran aktivitas penjualan kredit dan penyampaian hasil
informasi dapat terjamin.
Ada beberapa fungsi yang memegang peranan penting di dalam prosedur penjualan kredit,
fungsi tersebut menurut Mulyadi (2013:211) adalah sebagai berikut :
a. Fungsi Penjualan
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima surat order dari pembeli, mengedit order
dari pelanggan untuk menambahkan informasi yang belum ada pada surat order tersebut,
meminta otorisasi kredit, menentukan tanggal pengiriman dan dari gudang mana barang
akan dikirim, dan mengisis surat order pengiriman. Fungsi ini juga bertanggungjawab
untuk membuat back order pada saat diketahui tidak tersedianya persediaan untuk
memenuhi order dari pelanggan.
b. Fungsi Kredit
Fungsi ini bertanggungjawab untuk meneliti status kredit pelanggan dan memberikan
otorisasi pemberian kredit kepada pelanggan.
c. Fungsi Gudang
Fungsi ini bertanggungjawab untuk menyimpan barang dan menyiapkan barang yang
dipesan oleh pelanggan, serta menyerahkan barang ke fungsi pengiriman.
d. Fungsi Pengiriman
Fungsi ini bertanggunajawab untuk menyerahkan barang atas dasar surat order pengiriman
yang diterimanya dari fungsi penjualan.
e. Fungsi Penagihan
Fungsi ini bertanggungjawab untuk membuat dan mengirimkan faktur penjualan kepada
pelanggan, serta menyediakan copy faktur bagi kepentingan pencatatan transaksi
penjualan oleh fungsi akuntansi.
f. Fungsi Akuntansi
Fungsi ini bertanggungjawab untuk mencatat piutang yang timbul dari transaksi penjualan
kredit dan membuat serta mengirimkan pernyataan piutang kepada para debitur serta
membuat laporan penjualan.
Dokumen yang digunakan dalam sistem penjualan kredit menurut Mulyadi (2013:214)
adalah:
Faktur penjualan merupakan dokumen yang dipakai sebagai dasar untuk mencatat timbulnya
piutang.
a. Faktur Penjualan
Dokumen ini merupakan lembar pertama yang dikirim oleh fungsi penagihan kepada
pelanggan. Jumlah lembar faktur penjualan yang dikirim kepada pelanggan adalah
tergantung dari permintaan pelanggan.
b. Tembusan Piutang
Dokumen ini merupakan tembusan yang dikirimkan oleh fungsi penagihan ke fungsi
akuntansi sebagai dasar untuk mencatat piutang dalam kartu piutang.
4. Bukti Memorial merupakan dokumen sumber untuk dasar pencatatan kedalam jurnal
umum. Dalam sistem penjualan kredit, bukti memorial merupakan dokumen sumber untuk
mencatat harga pokok produk yang dijual dalam priode akuntansi tertentu.
Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penjualan kredit menurut Mulyadi
(2013:218) adalah sebagai berikut :
1. Jurnal Penjualan
Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat transaksi penjualan, baik secara tunai
maupun kredit.
2. Kartu Piutang
Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang berisi rincian mutasi piutang
perusahaan kepada tiap-tiap debiturnya.
3. Kartu Persediaan
Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang berisi rincian mutasi setiap jenis
persediaan.
4. Kartu Gudang
Catatan ini diselenggarakan oleh fungsi gudang untuk mencatat mutasi dan persediaan
fisik barang yang disimpan digudang.
5. Jurnal Umum
Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat harga pokok produk yang dijual selama
priode akuntansi tertentu.
2.5 Sistem Pengendalian Intern atas Penjualan Kredit
Untuk merancang unsur-unsur pengendalian intern yang diterapkan dalam sistem penjualan
kredit, maka Mulyadi (2013:220) menerangkan bahwa terdapat unsur pokok pengendalian
intern yaitu :
Organisasi
2. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi penjualan dan fungsi kredit.
4. Transaksi penjualan kredit harus dilaksanakan oleh fungsi penjualan, fungsi kredit, fungsi
pengiriman, fungsi penagihan, dan fungsi akuntansi. Tidak ada transaksi penjualan kredit
yang dilaksanakan secara lengkap hanya oleh satu fungsi tersebut.
1. Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan menggunakan
formulir surat order pengiriman.
2. Persetujuan pemberian kredit diberikan oleh fungsi kredit dengan membubuhkan tanda
tangan pada credit copy (yang merupakan tembusan surat order pengiriman.
3. Pengiriman barang kepada langganan diotorisasi oleh fungsi pengiriman dengan cara
menandatangani dan membubuhkan cap sudah dikirim pada copy surat order
pengiriman.
4. Penetapan harga jual, syarat penjualan, syarat pengangkutan penjualan berada ditangan
direktur pemasaran dengan penerbitan surat keputusan mengenai hal tersebut.
5. Terjadinya piutang diotorisasi oleh fungsi penagihan dengan membubuhkan tanda tangan
pada faktur penjualan.
6. Pencatatan kedalam kartu piutang dan kedalam jurnal penjualan, jurnal penerimaan kas,
dan jurnal umum diotorisasi oleh fungsi akuntansi dengan cara memberikan tanda tangan
pada dokumen sumber (faktur penjualan, bukti kas masuk, dan memo kredit).
7. Pencatatan terjadinya piutang didasarkan pada faktur penjualan yang didukung dengan
surat order pengiriman dan surat muat.
8. Surat order pengiriman bernomor urut tercetak dan pemakaian dipertanggungjawabkan
oleh fungsi penjualan.
9. Faktur penjualan bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh
fungsi penagihan.
10. Secara periodik fungsi akuntansi mengirim pernyataan piutang (account receivable)
kepada setiap debitur untuk menguji ketelitian catatan piutang yang diselenggarakan oleh
fungsi tersebut.
11. Secara periodik diadakan rekonsiliasi kartu piutang dengan rekening kontrol piutang
dalam buku besar.
BAB III
PEMBAHASAN
Dengan pesatnya perkembangan ilmu kesehatan dan bioteknologi, PT.X saat ini juga
mengembangkan obat-obat modern berbasis bioteknologi seperti vaksin, protein, dan
hormon. Seluruh kegiatan operasional PT.X dilaksanakan oleh tiga unit pabrik.Unit I
memproduksi sediaan padat, semipadat, dan cair (non-antibiotik). Unit II memproduksi
sediaan -laktam (derivat penisilin) dan sefalosporin, sedangkan Unit III memproduksi
sediaan steril yaitu infus, injeksi, tetes mata, salep mata, dry injection, dan hemodialisa serta
produksi fat.
PT.X telah disertifikasi oleh Badan POM dan Badan Internasional (Sertifikat dari HSA,
Singapura). Sertifikat CPOB dan Badan POM untuk sediaan infus antibiotik, infus non
antibiotik, sediaan injection, sediaan dry injection, sediaan sterile eye drops, sediaan sterile
eye ointment antibiotic, sediaan sterile eye ointment non antibiotic.
o Perusahaan memberi bantuan kepada karyawan yang sakit atau kecelakaan saat bekerja,
serta kecelakaan pada saat berangkat dan pulang kerja.
o Perusahaan memberikan cuti hamil pada kaum wanita sampai 45 hari sebelum dan
sesudah melahirkan.
o Perusahaan menyediakan klinik berobat yang terletak dilokasi perusahaan untuk karyawan
yang mengalami sakit atau kecelakaan bekerja.
o Adanya Tim dokter, para medis, bidan, asisten apoteker, analisis lab, dan perawat gigi.
Pendidikan atau pelatihan keselamatan kerja oleh PT.X juga mendapat perhatian penting,
hal ini terutama bagi pegawai baru atau awal penggunaan alat baru seperti alat pembuat obat
menggunakan mesin dengan tujuan :
Pengaruh perusahaan terhadap lingkungan selalu ada sisi positif maupun negatif, PT.X
berusaha mengurangi dampak negatif bagi lingkungan dengan jalan mengolah limbah dengan
baik, menjadikan lingkungan kerjanya sejuk dan nyaman dengan cara menanam pohon-pohon
yang rindang dan penataan taman yang indah.
Berdirinya perusahaan obat ini mempunyai hikmah tersendiri, yakni masyarakat sekitar
dapat bekerja pada perusahaan tersebut atau berjualan/berdagang pada lokasi pasar yang telah
di sediakan. Dengan demikian PT.X turut serta meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar,
membantu program pemerintah mengentaskan kemiskinan dan pengangguran.
Sistem penggajian dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu : System upah borongan dan system
upah tetap atau harian, hal ini tergantung dari bekerja itu sendiri dalam memilih sistem upah
tetapi kebanyakan karyawan memilih upah borongan dengan hasil sesuai kerjanya.
Sistem pembukuan yang ada pada perusahaan PT.X adalah tergantung pada setiap unit di
perusahaan di karenakan setiap unit sistemnya berbeda tetapi setiap harinya selalu tercover
dalam Bulanan, Triwulandan Tahunan.
3.2.4 Pemasaran
Proses pemasaran obat dilakukan oleh tenaga marketing/ pemasaran yang berpengalaman
yang dipasarkan didalam negeri yang dibantu oleh para distributor, juga para agen dan grosir
atau sesuai dengan permintaan grosir dipasaran.
Setiap sistem informasi akuntansi melaksanakan lima fungsi utama, yaitu pengumpulan
data, pemrosesan data, manajemen data, pengendalian data (termasuk security), dan penghasil
informasi.
Fungsi pengumpulan data terdiri atas memasukkan data transaski melalui formulir,
mensyahkan serta memeriksa data untuk memastikan ketepatan dan kelengkapannya. Jika
data bersifat kuantitatif, data dihitung dahulu sebelum dicatat. Jika data jauh dari lokasi
pemrosesan, maka data harus ditransmisikan lebih dahulu.
3.3.1.2 Pemrosesan Data
Pemrosesan data terdiri atas proses pengubahan input menjadi output. Fungsi pemrosesan
data terdiri atas langkah-langkah sebagai berikut:
Melakukan penghitungan.
Fungsi manajemen data terdiri atas tiga tahap, yaitu: penyimpanan, pemutakhiran dan
pemunculan kembali (retrieving). Tahap penyimpanan merupakan penempatan data dalam
penyimpanan atau basis data yang disebut arsip. Pada tahap pemutakhiran, data yang
tersimpan diperbaharui dan disesuaikan dengan peristiwa terbaru. Kemudian pada tahap
retrieving, data yang tersimpan diakses dan diringkas kembali untuk diproses lebih lanjut
atau untuk keperluan pembuatan laporan. Manajemen data dan pemrosesan data
mempunyai hubungan yang sangat erat. Tahap pengelompokkan data dan pengurutan data
dari fungsi pemrosesan data, misalnya sering dilakukan sebagai pendahuluan sebelum
dilakukan tahap pemutakhiran dalam fungsi manajemen data. Manajemen data dapat
dipandang sebagai bagian dari pemrosesan data. Manajemen data akan menunjang
pencapaian efisiensi aktivitas dalam proses menghasilkan informasi dan mendorong
dipatuhinya kebijakan manajemen terutama mengenai informasi aktivitas dan informasi
kebijakan manajemen.
Fungsi pengendalian data mempunyai dua tujuan dasar: (1) untuk menjaga dan menjamin
keamanan aset perusahaan, termasuk data, dan (2) untuk menjamin bahwa data yang
diperoleh akurat dan lengkap serta diproses dengan benar. Berbagai teknik dan prosedur
dapat dipakai untuk menyelenggarakan pengendalian dan keamanan yang memadai.
Fungsi penghasil informasi ini terdiri atas tahapan pemrosesan informasi seperti
penginterprestasian, pelaporan dan pengkomunikasian informasia
Ada bagian dari proses pencatatan yang fungsinya dapat diganti dengan komputer. Bila
dipelajari sifatnya, proses mulai dari penjurnalan sampai ke pelaporan sebenarnya bersifat
matematis (karena hubungan buku besar dapat ditunjukkan dalam persamaan akuntansi,
sistematis (karena urutan mengerjakannya jelas) dan logis (karena unsur pertimbangan atau
judgement tidak terlibat lagi). Dengan kata lain, proses tersebut sifatnya adalah penambahan,
pembandingan, penyortiran, pereklasifikasian, dan peringkasan dengan cara tertentu yang
sudah jelas atau pasti. Pekerjaan atau tugas yang demikian biasanya menjadi objek
komputerisasi.
Dengan sistem komputer seperti di atas maka langkah yang paling kritis adalah langkah
analisis transaksi karena kalau langkah ini salah, hasil pengolahan data oleh komputer juga
ikut salah. Yang menjadi persoalan adalah siapakah orang yang bertugas untuk melakukan
pemasukan data (data entry). Tentu saja tidak setiap orang dapat melakukan hal tersebut.
Hanya orang/operator tertentu yang diotorisasi dapat melakukan pemasukan data. Sistem
akuntansi dengan komputer itu sendiri biasanya juga dilengkapi dengan mekanisme
pengamanan sehingga tidak setiap orang dapat mengubah data walaupun orang tersebut
masih tetap dapat menggunakan komputer yang sama untuk tujuan lain. Untuk dapat
menjalankan program dan melakukan pemasukan data orang/operator yang diotorisasi untuk
itu diberi kode khusus (disebut password) agar dapat membuka file akuntansi dan melakukan
pencatatan transaksi tertentu. Cara ini merupakan salah satu contoh pengaman dan
merupakan salah satu cara untuk menentukan orang yang bertanggung jawab bila terjadi
kesalahan atau penyalahgunaan informasi.
Komunikasi dengan komputer dilakukan melalui terminal yang terdiri atas keyboard, layer
monitor dan printer. Dalam perusahaan yang besar yang mempunyai komputer berskala besar,
komputernya sendiri biasanya tidak tampak atau tidak terletak di dekat terminal tersebut
tetapi khusus terletak di tempat yang disebut pusat komputer. Dalam hal mikrokomputer,
semua perangkat komputer menjadi satu kesatuan dan berdiri sendiri sebagi suatu sistem.
Program komputer untuk akuntansi biasanya dirancang dengan cermat sehingga operator
yang melakukan pencatatan transaksi dapat melaksanakannya dengan mudah. Setiap langkah
yang dikerjakan dalam siklus akuntansi (penjurnalan, pengakunan dan penyusunan daftar
saldo) dapat dilakukannya dengan mengikuti instruksi yang langsung dapat dilihat pada layar
monitor. Instruksi yang sudah disiapkan pada waktu merancang sistem biasanya ditampilkan
di layar monitor dalam bentuk menu. Menu akan menyajikan daftar operasi yang dapat
diminta oleh operator dan operator tinggal memilih operasi yang dikehendaki.
Kapasitas untuk menyimpan, mencatat dan mencetak data menjadi sangat besar karena
data disimpan dalam bentuk elektromagnetik. Oleh karena itu, di samping laporan utama
komputer dapat diprogram untuk menghasilkan laporan-laporan tambahan lainnya termasuk
rincian-rincian yang diperlukan. Namun demikian, karena semua data tidak terekam dalam
bentuk yang dapat dibaca oleh manusia, kegagalan komputer (computer failure) dapat
merunyamkan perusahaan karena data dapat rusak atau hilang atau tidak dapat dibaca
kembali. Itulah sebabnya diperlukan suatu mekanisme backup. Manipulasi dengan komputer
dan kejahatan dengan komputer (computer crime) juga merupakan ancaman bagi perusahaan
yang mengandalkan operasi dan pencatatan keuangannya dengan komputer. Oleh karena itu,
diperlukan suatu sistem pengendalian internal dan computer security yang memadai.
Penggunaan password merupakan salah satu cara pengendalian agar tidak setiap orang dapat
mengubah atau memasukkan angka ke dalam sistem komputer.
SAP ( System Application and Product in data processing ) adalah suatu software yang
dikembangkan untuk mendukung suatu organisasi dalam menjalankan kegiatan
operasionalnya secara lebih efisien dan efektif. SAP merupakan software Enterprise
Resources Planning (ERP), yaitu suatu tools IT dan manajemen untuk membantu perusahaan
merencanakan dan melakukan berbagai aktivitas sehari-hari.
SAP terdiri dari sejumlah modul aplikasi yang mempunyai kemampuan mendukung semua
transaksi yang perlu dilakukan suatu perusahaan dan tiap aplikasi bekerja secara berkaitan
satu dengan yang lainnya. Semua modul aplikasi di SAP dapat bekerja secara
terintegrasi/terhubung yang satu dengan lainnya.
SAP mempunyai kelebihan dalam integrasi antar modul. Didalam SAP ada beberapa
modul aplikasi yang saling ter-integrasi sebagai berikut:
o MM-Materials Management
Membantu menjalankan proses pembelian (procurement) dan pengelolaan inventory.
o PP-Production Planning
Membantu proses perencanaan dan kontrol daripada kegiatan produksi (manufacturing)
suatu perusahaan.
o QM-Quality Management
Membantu men-cek kualitas proses-proses di keseluruhan rantai logistik
o PM-Plant Maintenance
Suatu solusi untuk proses administrasi dan perbaikan sistem secara teknis.
o HR-Human Resources Management
Mengintegrasikan proses-proses HR mulai dari aplikasi pendaftaran, administrasi
pegawai, management waktu, pembiayaan untuk perjalanan, sampai ke proses pembayaran
gaji pegawai.
o FI-Financial Accounting
Mencakup standard accounting cash management (treasury), general ledger dan
konsolidasi untuk tujuan financial reporting.
o CO-Controlling
Mencakup cost accounting, mulai dari cost center accounting, cost element accounting,
dan analisa profitabilitas.
o AM-Asset Management
Membantu pengelolaan atas keseluruhan fixed assets, meliputi proses asset accounting
tradisional dan technical assets management, sampai ke investment controlling.
o PS-Project System
Mengintegrasikan keseluruhan proses perencanaan project, pengerjaan dan kontrol.
1. Data Transaksi
- Data yang digunakan untuk melakukan transaksi di SAP, contoh: membuat PO
- Setiap transaksi akan tersimpan di dalam satu dokumen tertentu
2. Master Data
- Data utama yang harus dibuat dengan benar supaya transaksi bisa dilakukan, contoh:
material master, vendor master, customer master
- Master data tersimpan secara terpusat dan digunakan oleh seluruh modul aplikasi dalam
sistem SAP
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dengan sistem komputer seperti di atas maka langkah yang paling kritis adalah langkah
analisis transaksi karena kalau langkah ini salah, hasil pengolahan data oleh komputer juga
ikut salah.. Sistem akuntansi dengan komputer itu sendiri biasanya juga dilengkapi dengan
mekanisme pengamanan sehingga tidak setiap orang dapat mengubah data walaupun orang
tersebut masih tetap dapat menggunakan komputer yang sama untuk tujuan lain. Untuk dapat
menjalankan program dan melakukan pemasukan data orang/operator yang diotorisasi untuk
itu diberi kode khusus (disebut password) agar dapat membuka file akuntansi dan melakukan
pencatatan transaksi tertentu.
Komunikasi dengan komputer dilakukan melalui terminal yang terdiri atas keyboard, layer
monitor dan printer. Dalam perusahaan yang besar yang mempunyai komputer berskala besar,
komputernya sendiri biasanya tidak tampak atau tidak terletak di dekat terminal tersebut
tetapi khusus terletak di tempat yang disebut pusat komputer. Dalam hal mikrokomputer,
semua perangkat komputer menjadi satu kesatuan dan berdiri sendiri sebagi suatu sistem.
Program komputer untuk akuntansi biasanya dirancang dengan cermat sehingga operator
yang melakukan pencatatan transaksi dapat melaksanakannya dengan mudah.Pertimbangan
utama penggunaan komputer adalah pertimbangan cost and benefit. Penggunaan komputer
merupakan sebuah investasi besar bagi sebuah organisasi. Bukan hanya dalam hal biaya
investasi tetapi waktu, tenaga dan sumber daya yang dialokasikan untuk hal ini membutuhkan
alokasi yang tidak sedikit. Kalau dibandingkan dengan sistem manual, sistem
komputerisasian memang jelas mempunyai keunggulan (benefit) khususnya dalam hal
kecepatan (speed), ketelitian (accuracy) dan kapasitas (capacity) pemrosesan. Kecepatan
komputer dapat diandalkan karena komputer mengerjakan suatu perintah dalam hitungan
mikrodetik (microsecond). Itulah sebabnya sebelum suatu komputer dan programnya
digunakan, suatu percobaan (trial run) dengan data percobaan perlu dilakukan untuk
memverifikasi program. Dalam sistem manual, karena tiap langkah dikerjakan oleh manusia,
kemungkinan kesalahan menjadi lebih besar.
5.2. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini, dapat memberikan informasi bagi teman teman
khususnya mengenai Analisa Perancangan Sistem Informasi pada suatu perusahaan.
Bagi penulis, semoga dapat bermanfaat dan menjadi tambahan pelajaran dan diharapkan
adanya kritik dan saran yang membangun.
DAFTAR PUSTAKA
3. H Bodnar, George & S Hopwood, William, diterjemahkan oleh Amir Abadi Yusuf
dan Rudi M. Tambunan. 2000. Sistem Informasi Akuntansi (Buku Satu). Jakarta :
Salemba Empat.
7. Soemarso, S.R. 2004. Akuntansi Suatu Pengantar Buku Satu, edisi 5 (Revisi).
Jakarta : Salemba Empat.
9. Warren, R.F. 2005. Pengantar Akuntansi (Accounting), Buku 1 Edisi 21. Jakarta:
Salemba Empat.
10. Hadi.samsul. 2006. Kunjungan Industri PT. Gudang Garam Tbk. SMK PGRI 1
Pasuruan.
11. http://ad.wiki.org/wiki/pt_gudang_garam
12. www.scribd.com/doc/pengertian-sistem-akuntansi.html
13. www.unhas.ac.id/modul_1_apsi_pengertian_sistem.html
14. http://ptpancaashmatunggal.blogspot.com/2010/07/pt.html
15. http://duniabaca.com/pengertian-sistem-informasi-akuntansi.html
16. http://duniasisteminformasi.blogspot.com
17. http://ridwaniskandar.files.wordpress.com/52-pengertian-sistem-informasi.pdf
18. http://blog.re.or.id/pengertian-sistem-informasi-sistem.
19. http://totikonline.com/pengertian-sistem-definisi-sistem.html
20. http://www.wikipedia.com
LAMPIRAN