BAB III Isna
BAB III Isna
Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem Pemanas Air Mandi Secara Otomatis
dihidupkan maka akan mengaktifkan relay. Dengan aktifnya relay Heater dalam
tangki pemanas akan bekerja untuk memanaskan air. Didalam tangki pemanas
terdapat sensor suhu yang berfungsi untuk mendeteksi dan mengontrol suhu agar
tetap pada suhu 50 C. Setelah air dalam tangki pemanas sudah mencapai suhu 50
C maka Heater mati. Dengan matinya heater, maka akan mengaktifkan relay
memerintahkan motor pompa 1 untuk bekerja mengalirkan air panas ke dalam bak
pencampuran air. Apabila air panas dalam bak pencampuran air mencapai batas
level, maka sensor level akan mengirimkan input ke PLC untuk mematikan motor
pompa 1. Pada bak pencampuran air terdapat sensor suhu yang berfungsi sebagai
pendeteksi suhu air pencampuran air panas dengan air normal. Selanjutnya
masukan data temperatur melalui tombol tekan dengan 3 kondisi atau 3 pilihan
ON dan selanjutnya valve akan terbuka untuk mengalirkan air normal ke dalam
bak pencampuran air. Valve akan terus membuka sampai suhu air dalam bak
pencampuran mencapai suhu set point. Setelah mencapai suhu yang diinginkan
pengguna, maka valve akan menutup dan motor pompa 2 akan Off. Demikian
Gambar 3.2
P-8
20 cm 80 cm
60 cm
1 Meter
Berdasarkan Gambar 3.2, maka peralatan yang akan dirancang terdiri dari:
3. Pemanas listrik
Dalam perancangan ini terdapat 2 buah sensor suhu LM35. Sensor suhu
LM35 yang pertama berfungsi sebagai pendeteksi panas dalam tangki pemanas.
Apabila suhu sudah mencapai nilai set point, akan menghubungkan ke relay untuk
PLC sebagai input, dimana output tegangan keluaran dari PLC akan mematikan
pemanas pada tangki pemanas. Kemudian sensor suhu LM35 yang kedua
berfungsi sebagai pendeteksi panas dalam bak pencampuran air panas dan air
normal. Apabila suhu sudah mencapai nilai set point pengguna, akan
mengaktifkan relay untuk PLC sebagai inputan dimana output tegangan keluaran
dari PLC akan memerintahkan vall valve untuk menutup. LM35 adalah sensor
suhu yang dapat digunakan untuk membaca parameter suhu dalam satuan C.
Output LM35 sangat linier dengan pembacaan 10 mV/ C, yang berarti bahwa
kenaikan suhu 1 C maka akan terjadi kenaikan tegangan sebesar 10 mV. Tingkat
sebagai berikut:
-12V
D3
1N4002
+24V
RL1
12V
R3
+5v
18k Q1
BC547
+12V
U2
U3
4
1
5
R1 R2 4
1
5
2
1 U1 6 2 R4 R7
1k 1k
3 6
3 1k 1k
45.0
D2 D1
7
741
7
3 LM35
42%
RV1
R5 R6 300 D4
150k 150k
1N4002
+12V
C?
1uF
tegangan DC yang murni. Komponen dasar yang digunakan pada rangkaian catu
tegangan AC dari 220 volt menjadi lebih kecil sehingga bisa dikelola oleh
U1
1 7805 3
VI VO 5v
TR1
GND
BR1
U2
2
1 7812 3
VI VO 12 v
GND
C1
2W005G 330u U3
2
TRAN-2P2S 7912
C2 2
VI VO
3
-12 v
330u
GND
1
3.3.3 Motor DC
motor DC power window, karena mempunyai torsi kuat. Motor DC power window
ini digunakan untuk menggerakkan ball valve ketika proses buka tutup ball valve
tersebut.
3.3.4 Pemanas
dalam tangki pemanas. Adapun elemen pemanas yang digunakan adalah sebagai
berikut:
Gambar 3.3 Elemen Pemanas
inisialisasi input dan output pada PLC dan merancang sistem pemrosesan yang
akan dikerjakan pada perancangan pemanas air mandi secara otomatis. Poin-poin
berikut ini akan mengarah pada pemrograman alat sehingga berjalan dengan baik
PLC jenis omron cx one (CP1E type E) adalah PLC modular produksi
pada penulisan proyek akhir ini. PLC omron cx one (CP1E type E) memiliki 30
I/O dimana terminal masukannya 18 pcs dan terminal keluaan 12 pcs dengan
rating tegangan sebesar 24 VDC. PLC ini juga mampu mengaktifkan anak
kontak/relay 24 VDC.
2. Penyimpanan program.
program.
windows.
project pada menu file, kemudian kita lakukan setting PLC model.
Gambar 3.5
Kontak
Disini merupakan listing pergerakan alat (fungsi alat) nantinya yang akan
dibuat. Hasil akhir alat yang akan dibuat dapat dilihat pada step-step berikut ini:
4. Jika panas air sudah mencapai nilai settingan, maka motor pompa 1 akan
ON.
6. Jika suhu sudah mencapai nilai set point maka valve akan menutup dan
7. Untuk nilai set point selanjutnya kembali pada langkah 5 secara otomatis
pada program.
Flow Chart diambil dari kondisi-kondisi yang terjadi pada algoritma yang
pada bayangan pembuat dapat dituangkan dalam bentuk nyata melalui algoritma,
alur proses dan berujung pada pemrograman. Tampilan flow chart pada alat ini
Berbasis PLC
3.3.8 Perancangan Program
diaktifkan dan program yang memegang seluruh subrutin program. Program yang