OLEH : DYAH SAFIRA MULYONING UTAMI (10/5H D3 PAJAK)
1. Apa yang melatarbelakangi munculnya nilai-nilai Kementerian
Keuangan? Jawaban : Kementerian Keuangan bisa disebut sebagai Kementerian yang unik, sebagai sebuah kementerian yang mempunyai peran penting dalam mengelola keuangan negara, Kementerian Keuangan mempunyai keterikatan langsung dengan kementerian lainnya. Kinerja Kementerian Keuangan akan mempengaruhi kinerja kementerian lainnya. APBN, penggerak kehidupan negeri ini, diurus oleh Kementerian Keuangan, semakin banyak penerimaan negara yang dikumpulkan oleh Kemeterian Keuangan, berarti semakin banyak pula pembangunan yang bisa dilakukan dan semakin banyak dana yang mengalir ke kementerian lainnya yang akan digunakan untuk menjalankan program kementerian-kementerian tersebut. Sehingga sudah seharusnya Kementerian Keuangan mempunyai pegawai yang lebih kompeten dibanding dengan kementerian yang lain. Sebagai abdi negara, seorang pegawai negeri sipil mempunyai peran yang sangat penting dalam menentukan keberhasian organisasi dimana ia bekerja, kinerja PNS yang bekerja di suatu organisasi mencerminkan kinerja organisasi tersebut. Untuk menjadi seorang PNS yang kompeten, PNS tersebut harus mempunyai pengetahuan, keterampilan sesuai yang dibutuhkan serta mempunyai sikap dan perilaku yang baik, sehingga tujuan organisasi bisa tercapai dengan baik. Selain itu, adanya nilai-nilai Kementerian Keuangan juga diharapkan mampu untuk mengubah image Kementerian Keuangan yang mulai merosot dimata masyarakat saat Kasus Mafia Pajak yang dilakukan oleh Gayus Tambunan menjadi Headline News diberbagai stasiun TV dan koran-koran di Indonesia pada tahun 2010. Nilai-nilai Kementerian Keuangan mulai dirumuskan pada tanggal 28 dan 29 Juli 2011. Untuk menciptakan Pegawai Negeri Sipil yang mempunyai pengetahuan, keterampilan sesuai yang dibutuhkan serta mempunyai sikap dan perilaku yang baik maka dibutuhkan suatu nilai-nilai ataupun pedoman yang menjadi panutan/pondasi diri PNS tersebut. Nilai-nilai Kementerian Keuangan yang terdiri dari : - Integritas - Profesionalisme - Sinergi - Pelayanan - Kesempurnaan
Diharapkan mampu menjadi pondasi diri bagi Pegawai Negeri Sipil
khususnya di Kementerian Keuangan dalam bekerja mengabdi untuk negara. Seorang PNS Kemenkeu harus mampu mengimplementasikan nilai-nilai Kementerian Keuangan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu adanya nilai-nilai kementerian keuangan juga merupakan momentum yang pas untuk mengembalikan citra Kementerian Keuangan yang namanya sempat tercemar karena kasus Gayus Tambuna, sehingga kinerja dan image Kementerian Keuangan menjadi lebih baik.
2. Menurut kalian, budaya organisasi apakah yang masih perlu
diperbaiki didalam tubuh DJP? Jawaban : Budaya organisasi merupakan pola keyakinan dan nilai- nilai dalam organisasi yang dipahami, dijiwai dan dipraktekan oleh anggota organisasinya sehingga pola tersebut memberikan makna tersendiri bagi organisasi yang bersangkutan dan menjadi dasar aturan berperilaku. DJP telah melakukan berbagai perubahan dalam tubuh organisasinya, juga melalui reformasi perpajakan yang pernah dilakukan. Contoh dari budaya organisasi dalam DJP adalah pemberian renumerasi yang lebih tinggi, penerapan kode etik, perubahan sistem ke sistem yang berbasis komputer/IT, penerapan sistem whistle blowing.
Menurut saya budaya organisasi yang masih perlu diperbaiki
dalam tubuh DJP adalah : 1) Budaya organisasi dalam berseragam akan lebih baik jika DJP mempunyai seragam yang mencerminkan instansi Direktorat Jenderal Pajak, bisa dimulai dengan diadakannya batik ikon pajak, ataupun seragam dinas pajak. Karena saya pernah mendengar kritik dari masyarakat mengenai seragam pegawai pajak, yang menurut orang tersebut masih lebih rapi seragam milik guru-guru. Selain itu, perlu diterapkan sanksi yang tegas atas pelanggaran terhadap aturan berseragam, saat kunjungan ke KPP Serpong untuk tugas Etika PNS, saya menjumpai pegawai yang berlalu-lalang didalam kantor menggunakan sandal, ada Wajib Pajak yang melihat mereka tetap merasa cuek. Hal semacam ini sangat perlu diperbaiki.
2) Budaya organisasi dalam disiplin waktu
Banyak pegawai-pegawai yang masih belum mentaati kedisiplinan waktu, masih banyak pegawai yang berleha-leha saat jam kerja, dan budaya tersebut harus dirubah. Setelah makan siang pun banyak pegawai yang tidak langsung kembali ke kantor. Adanya flexi time di kantor daerah Jakarta, malah menyebabkan pegawai datang siang, tujuan adanya flexi time disalahgunakan, hal ini perlu diperbaiki.
3) Budaya organisasi dalam bekerjasama
Dalam dunia kerja, kerjasama sangat dibutuhkan agar tujuan organisasi bisa tercapai. Perlu dibudayakan budaya dalam bekerjasama. Komunikasi antar pegawai masih perlu diperbaiki agar tercipta kerjasama yang bagus. Pegawai di tempat pelayananan terpadu, waskon dll harus lebih bisa menjalin komunikasi dan kerjasama yang apik sehingga dapat melayani WP dengan baik. 4) Budaya organisasi dalam penyimpanan data berbasis internet Akan lebih aman dan terorganisir jika DJP dalam menyimpan data para wajib pajak disimpan dalam bentuk e-cloud, atau berbasis internet yang bisa diakses dari seluruh Indonesia, sehingga jika terjadi force majeur yang menyababkan hardware dan software di kantor tersebut rusak, data WP tidak terganggu, dan sistem tersebut akan memudahkan para pegawai dalam bekerja. Yang menjadi kendala adalah, belum semua kantor DJP di indonesia terjangkau internet, namun tetap bisa dimulai dari daerah yang sudah memiliki kualitas internet yang bagus.