Anda di halaman 1dari 4

Abstrak

Tujuan :
Mengetahui dan membandingkan hasil secara klinis antara pemberian high-flow (HFNC) dengan
standard low flow oksigen nasal kanul pada pasien bayi dengan bronkiolitis sedang hingga berat

Metode
Bayi berusia dibawah 12 bulan yang menderita bronkiolitis pertama, diacak secara non-formal,
tergantung dari ketersediaan peralatan HFNC. Laju nafas, usaha untuk bernafas, dan kualitas
menetek, dibandingkan diantara dua kelompok. Kebutuhan oksigen dan lama rawat inap juga
dianalisa.

Hasil penelitian
36 dari 40 bayi dapat menuntaskan penelitian, 18 diberikan HFNC (rerata usia 3,2 bulan; kisaran
1,2-5,4 bulan) dan 18 lainnya diberikan low flow oksigen (rerata usia 3,6 bulan; kisaran 1,3-5
bulan). Perbaikan dalam laju nafas, usaha bernafas, dan kemampuan untuk menetek, secara
signifikan lebih cepat pada kelompok HFNC dibandingkan dengan low flow. Kebutuhan oksigen
selama dua hari pada kelompok HFNC lebih sedikit dan lebih cepat dirawat di rumah sakit.

Kesimpulan
Pada bayi berusia dibawah 12 bulan, pemberian oksigen secara HFNC memiliki hasil klinis lebih
bagus dibandingkan dengan pemberian oksigen standar low flow.

Pendahuluan
Bronkiolitis merupakan infeksi saluran nafas bawah yang paling sering dijumpai pada satu tahun
pertama kehidupan. Bronkiolitis masih menjadi salah satu penyebab perawatan dirumah sakit.
Hingga sekarang tidak ada terapi yang spesifik terhadap bronkiolitis, dimana tatalaksana yang
paling utama pada kasus bronkiolitis hanyalah menjaga hidrasi yang adekuat dan suplementasi
oksigen
Penggunaan high flow nasal canule (HFNC), merupakan salah satu modalitas non invasive yang
menjanjikan pada bronkiolitis. HFNC memberikan oksigen yang terhumidifikasi, mengisi rongga
kosong nasofaringeal, dan memberikan oksigen tekanan positif secara kontinyu, mengurangi
resistensi inspiratorik dan meningkatkan komplians paru. Kelebihan HNFC adalah dapat
digunakan baik di pediatric intensive care unit maupun bangsal biasa.
Beberapa guideline tentang bronkiolitis mengindikasikan perlunya penelitian lebih lanjut
mengenai perbandingan keuntungan antara penggunaan HNFC dan low flow oksigen biasa.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan luaran klinis dari pasien dengan episodic
pertama bronkiolitis derajat sedang berat, yang ditangani dengan HFNC maupun low flow di
bangsal pasien anak regular.

Metode
Metode penelitian
Penelitian prospektif dilakukan sejak januari 2014 hingga maret 2014 di departemen pediatric
Fondazione IRCCS Ca Granda Ospedale Maggiore Policlinico, Milan, Italia. Kriteria inklusi
diantaranya pasien yang didiagnosis dengan bronkiolitis sedang berat, memerlukan suplementasi
oksigen (dengan saturasi oksigen perifer kurang dari 92% pada ruangan), berusia kurang dari 12
bulan, usia kehamilan lebih dari 34 minggu, dan tidak memiliki penyakit lain atau factor risiko
yang menyebabkan komplikasi bronkiolitis. Bronkiolitis didefinisikan sebagai onset akut
gangguan pernafasan dengan batuk dan didapatkan ronki basah halus pada auskultasi. Penentuan
derajat bronkiolitis sedang berat menggunakan skor. Kriteria ekslusi seperti usia kehamilan
kurang atau sama dengan 34 minggu, riwayat pernah dirawat di neonatal intensive care unit pada
saat kelahiran, pernah memiliki riwayat bronkiolitis atau mengi, riwayat penyakit pernafasan
kronis, kelainan kongenital pada saluran nafas, malformasi craniofacial, penyakit jantung
bawaan yang parah, ataupun memiliki masalah neurologis.
Metode RCT (Randomised control trial) tidak disetujui oleh komite etik, namun sebuah
penelitian observasional dinilai dapat diterima. Tersedia dua buah unit HFNC, yang diacak
menggunakan randomisasi non-formal, dimana pengguanaan HFNC bergantung daripada
ketersediaan unit HFNC. Apabila tidak terdapat unit HFNC maka pasien dirawat menggunakan
standard low flow oxgen. Unit HFNC yang digunakan adalah AIRVO2 (Fisher and Paykel
Healthcare, Auckland, New Zealand) dengan nasal canule yang sesuai, dan oksigen (L/menit =
8mL/kg x laju nafas x 0.3). Pada subjek yang diterapi menggunakan low flow oxygen delivery,
suplementasi oksigen menggunakan alat biasa. Volume oksigen disesuaikan untuk menghasilkan
saturasi lebih dari sama dengan 94%.

Pengukuran
Laju nafas, usaha bernafas, dan kemampuan menetek, diukur berdasarkan kriteria yang telah
tersedia, dan dicatat pada waktu frekuensi tertentu. Durasi suplementasi oksigen dan durasi
perawatan dirumah sakit juga ikut dianalisa.
Kegagalan terapi seperti alih rawat ke PICU, menjadikan subjek dihapus dari penelitian.
Meskipun demikian, perbedaan antara laju nafas dan usaha bernafas, serta kemampuan untuk
menetek diantara dua kelompok tetap dianalisa (sebelum masuk ke PICU). Kriteria pulang
pasien adalah kondisi yang stabil, oksigenasi lebih dari 12 jam, dapat menetek lebih dari 50%
volume yang diharapkan, dan perkiraan kesanggupan pengawasan terhadap pasien di rumah oleh
keluarga pasien.

Analisa statistic
Analisa data menggunakan fishers exact test, dan normalitas data diukur menggunakan shapiro-
wilk. Regresi linear digunakan untuk membandingkan perbaikan laju nafas dari kedua kelompok.
Hubungan antara kelompok-kelompok variable diketahui menggunakan global wald test. Tes log
rank, digunakan untuk membandingkan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai saturasi 92%
atau lebih dan waktu lamanya perawatan dikedua kelompok. Nilai p < 0.05 disebut signifikan.
Analisa statistic dilakukan menggunakan Software Sata (Sata corp LP, college station, texas,
USA).

Hasil
Jumlah pasien yang didiagnosis dengan bronkiolitis pada masa penelitan berlangsung dapat
dilihat di gambar 1. Total sejumlah 50 pasien dengan bronkiolitis sedang-berat masuk dalam
studi penelitian, 20 dirawat menggunakan HFNC, dan 20 lainnya dieawat menggunakan standar
low flow oxygen. Tidak ada perbedaan signifikan pada demografik, temuan klinis, laboratoris
saat mulainya penelitian. Sebanyak 4 dari 40 subjek penelitian, 2 dari setiap kelompok,
membutuhkan perawatan PICU.
Laju nafas menurun signifikan pada 30 menit, 1 jam, 3 jam, 8 jam, dan 72 jam pada kelompok
menggunakan HFNC dibandingkan dengan kelompok menggunakan low flow oxygen delivery.
Nilai P dari perbandingan laju nafas kedua kelompok signifikan (p = 0.026).

Anda mungkin juga menyukai