Anda di halaman 1dari 6

Dwi Haryadi Nugraha Semester 3 Business & Professional Ethics

NIM. 1491661022 / 22 Kelas A Review Artikel Pertemuan 10


Judul : Analisis Perbedaan Perilaku Etis Auditor Di KAP Dalam Etika Profesi
(Studi Terhadap Peran Faktor-Faktor Individual: Locus of Control, Lama
Pengalaman Kerja, Gender, dan Equity Sensitivity).
Peneliti : Putri Nugrahaningsih
(Alumni Fakultas Ekonomi UNS)
Ringkasan Penelitian:
1. Fenomena Penelitian
Banyak masalah yang terjadi pada berbagai kasus bisnis yang ada saat ini melibatkan
profesi akuntan. Sorotan yang diberikan kepada profesi ini disebabkan oleh berbagai
faktor diantaranya praktik-praktik profesi yang mengabaikan standar akuntansi bahkan
etika. Perilaku tidak etis merupakan isu yang relevan bagi profesi akuntan saat ini.
Akuntan mempunyai kewajiban untuk menjaga standar perilaku etis tertinggi mereka
kepada organisasi dimana mereka bernaung, profesi mereka, masyarakat dan diri mereka
sendiri. Akuntan mempunyai tanggungjawab menjadi kompeten dan untuk menjaga
integritas dan obyektivitas mereka. Analisis terhadap sikap etis dalam profesi akuntan
menunjukkan bahwa akuntan mempunyai kesempatan untuk melakukan tindakan tidak
etis dalam profesi mereka. Kesadaran etika dan sikap profesional memegang peran yang
sangat besar bagi seorang akuntan. Dalam menjalankan profesinya seorang akuntan
secara terus menerus berhadapan dengan dilema etik yang melibatkan pilihan antara nilai-
nilai yang bertentangan.
2. Motivasi Penelitian
Penelitian ini dikembangkan dari penelitian Fauzy (2001), dengan memberikan
perbedaan sebagai berikut:
a. Penelitian ini menganalisis perbedaan perilaku etis dan memfokuskan penelitian
tentang persepsi auditor terhadap kode etik akuntan (etika profesi).
b. Responden penelitian adalah auditor.
c. Menambahkan satu variable atribut individu, yaitu gender.
d. Mengubah definisi dan pengukuran variable pengalaman kerja menjadi lama
pengalaman kerja.
3. Rumusan Masalah
a. Apakah terdapat perbedaan perilaku etis yang signifikan antara auditor dengan
internal locus of control dan auditor dengan external locus of control?
b. Apakah terdapat perbedaan perilaku etis yang signifikan antara auditor senior dan
auditor yunior?
c. Apakah terdapat perbedaan perilaku etis yang signifikan antara auditor pria dengan
auditor wanita?
d. Apakah terdapat perbedaan perilaku etis yang signifikan antara auditor yang
termasuk kategori benevolents dan auditor yang termasuk kategori entitleds?

1
Dwi Haryadi Nugraha Semester 3 Business & Professional Ethics
NIM. 1491661022 / 22 Kelas A Review Artikel Pertemuan 10
4. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui secara empiris apakah terdapat
perbedaan perilaku etis yang signifikan antara auditor berdasarkan perbedaan faktor-
faktor individualnya yaitu sebagai berikut:
a. Perilaku etis antara auditor dengan internal locus of control dan auditor dengan
external locus of control.
b. Perilaku etis antara auditor senior dan auditor yunior.
c. Perilaku etis antara auditor pria dan auditor wanita.
d. Perilaku etis antara auditor yang termasuk kategori benevolents dan auditor yang
termasuk kategori entitleds.
5. Kajian Teori
a. Persepsi
Persepsi adalah tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu atau proses seseorang
mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya (Ludigdo, 1999). Melalui
pemahaman persepsi individu, seseorang dapat meramalkan bagaimana perilaku
individu itu didasarkan pada persepsi mereka mengenai apa realita itu, bukan
mengenai apa realita itu sendiri (Retnowati, 2003).
b. Etika dan Perilaku Etis
Etika adalah hal-hal yang berkaitan dengan masalah benar dan salah (Harsono,
1997). Perilaku etis juga sering disebut sebagai komponen dari kepemimpinan.
Apabila seorang auditor melakukan tindakan-tindakan yang tidak etis, maka hal
tersebut akan merusak kepercayaan masyarakat terhadap profesi auditor itu
(Khomsiyah dan Indriantoro, 1998).
c. Peran Kode Etik Akuntan Indonesia
Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia dimaksudkan sebagai panduan dan aturan bagi
seluruh anggota, baik yang berpraktik sebagai auditor, bekerja di lingkungan dunia
usaha, pada instansi pemerintah, maupun di ingkungan dunia pendidikan.
d. Faktor-faktor Individual
Penelitian ini akan meneliti faktor-faktor individual meliputi locus of control (LOC),
lama pengalaman kerja, gender, dan equity sensitivity.
6. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang menjadi referensi penelitian adalah Reiss dan Mitra (1998) dan
Fauzy (2001).
7. Kerangka Teoritis

2
Dwi Haryadi Nugraha Semester 3 Business & Professional Ethics
NIM. 1491661022 / 22 Kelas A Review Artikel Pertemuan 10

8. Hipotesis
H1 : Terdapat perbedaan perilaku etis antara auditor dengan internal locus of control
dan auditor dengan external locus of control.
H2 : Terdapat perbedaan perilaku etis antara auditor senior dan auditor yunior.
H3 : Terdapat perbedaan perilaku etis antara auditor pria dan auditor wanita
H4 : Terdapat perbedaan perilaku etis antara auditor yang termasuk kategori
benevolents dan auditor yang termasuk entitleds
9. Metodologi Penelitian
a. Populasi, Sampel, dan Metode Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah para auditor yang bekerja di Kantor Akuntan
Publik (KAP) wilayah Surakarta dan DIY. Untuk menentukan sampel dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan metode non probability sampling, yaitu
convenience sampling method.
b. Pengukuran Variabel: Definisi Operasional dan Instrumen Penelitian
- Perilaku etis auditor diukur dengan menggunakan instrumen Workplace
Behaviour Scale (WBS) yang telah dikembangkan oleh Jones (1990).
- Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel locus of control adalah
Work Locus of Control Scale (WLCS) yang telah dikembangkan oleh Spector
(1988).
- Lama pengalaman kerja dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu mereka
yang telah bekerja lebih dari dua tahun dikategorikan sebagai auditor senior dan
mereka yang bekerja di bawah dua tahun sebagai auditor yunior. Pembagian ini
berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Budiyanti (dalam Widiastuti, 2003).
- Konsep gender dalam penelitian ini berdasarkan konsep seks (jenis kelamin).
Pengertian jenis kelamin merupakan kodrat yang ditentukan secara biologis
(Rahmawati, 2003). Dibagi menjadi dua yaitu pria dan wanita.
- Equity berhubungan dengan fairness (keadilan) yang dirasakan seseoang
dibanding orang lain (Sashkin dan Williams dalam Fauzi, 2001). Instrumen yang

3
Dwi Haryadi Nugraha Semester 3 Business & Professional Ethics
NIM. 1491661022 / 22 Kelas A Review Artikel Pertemuan 10
digunakan untuk mengukur variabel equity sensitivity adalah Equity Sensitivity
Instrument (ESI) yang dikembangkan oleh Huseman (1985).
c. Sumber dan Metode Pengumpulan Data
Data primer melalui kuesioner yang disebar kepada responden dengan mendatangi
KAP tempat responden bekerja. Data sekunder yang digunakan yaitu: jurnal, sumber
lain berupa buku, maupun skripsi dan tesis yang tidak diterbitkan dalam penelitian
ini, dan dengan cara mendownload artikel di internet.
d. Metode Analisis Data
Instrumen kuesioner diuji terlebih dahulu validitas dan reliabilitasnya. Kemudian uji
normalitas menggunakan One Sample Kolmogorov Smirnov Test. Untuk menguji
hipotesis digunakan alat uji statistik, yaitu Independent Sample T-Test. Pada
Independent Sample T-Test terdapat dua tahapan analisis yaitu Levene' s Test dan
T-Test. Untuk mengetahui bagaimana persepsi auditor tentang kode etik maka dalam
analisis tambahan digunakan uji proporsi. Uji proporsi ini dilakukan dengan
menghitung persentase jawaban dari pernyataan mengenai persepsi terhadap kode
etik. Jawaban dikelompokkan dalam format setuju dan tidak setuju untuk masing-
masing responden.
10. Simpulan
a. Terdapat perbedaan perilaku etis yang signifikan antara auditor internal locus of
control dan auditor external locus of control. Secara statistik, auditor internal locus
of control cenderung berperilaku lebih etis daripada auditor external locus of
control.
b. Terdapat perbedaan perilaku etis yang signifikan antara auditor senior dan auditor
yunior. Secara statitistik, auditor yunior cenderung berperilaku lebih etis daripada
auditor senior.
c. Tidak terdapat perbedaan perilaku etis yang signifikan antara auditor pria dan auditor
wanita. Secara statistik, gender tidak menyebabkan perbedaan perilaku etis yang
signifikan.
d. Terdapat perbedaan perilaku etis yang signifikan antara auditor benevolents dan
auditor entitleds. Secara statistik, auditor benevolents cenderung mempunyai perilaku
lebih etis daripada auditor entitleds.
11. Keterbatasan
a. Hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan untuk seluruh wilayah di Indonesia
bahkan dunia akuntansi, karena ruang lingkup dari penelitian ini hanya terbatas pada
wilayah Surakarta dan Yogyakarta.
b. Penelitian ini hanya membandingkan perilaku etis auditor, tidak mencakup profesi
akuntan yang lain.

4
Dwi Haryadi Nugraha Semester 3 Business & Professional Ethics
NIM. 1491661022 / 22 Kelas A Review Artikel Pertemuan 10
c. Peneliti menggunakan instrumen penelitian yang dikembangkan pada budaya barat,
dan beberapa hal mungkin kurang sesuai dengan budaya Indonesia.
d. Dalam penelitian ini, variabel lama pengalaman kerja hanya dikelompokkan menjadi
dua yaitu kelompok auditor senior dan yunior, sehingga mungkin kurang mewakili
masing-masing level hierarkis auditor dalam KAP. Variabel yang lain, yaitu gender,
gender dalam penelitian ini ditinjau berdasarkan jenis kelamin saja, sehingga kurang
memberikan hasil yang akurat.
12. Saran Penelitian Berikutnya
a. Penelitian selanjutnya sebaiknya memperluas area survey, tidak hanya di wilayah
Surakarta dan Yogyakarta, tetapi seluruh Indonesia, sehingga akan lebih mewakili
populasi dalam KAP di selurih Indonesia. Penelitian selanjutnya juga bisa
memperluas obyek penelitian, tidak hanya masalah faktor-faktor atau substansi kode
etik akuntan, tetapi juga mengenai dimensi etika, mengingat kode etik akuntan
Indonesia tidak hanya menyangkut faktor-faktor kode etik akuntan saja.
b. Untuk penelitian selanjutnya hendaknya lebih memperluas sampel penelitian tidak
hanya auditor saja, tetapi dimasukkan juga kelompok sampel lain seperti akuntan
pendidik, akuntan manajemen, dan akuntan pemerintahan, sehingga penelitian
tentang topik ini akan lebih akurat dan komprehensif.
c. Penelitian yang akan datang sebaiknya juga mempertimbangkan faktor-faktor dalam
negeri yang kiranya sangat berbeda dengan dunia barat, untuk kemudian diterapkan
atau dikombinasikan dengan instrumen yang ada, sehingga akan didapatkan suatu
instrumen yang sesuai dengan situasi dan kondisi responden yang dampaknya akan
diperoleh data atau hasil yang lebih akurat.
d. Penelitian yang akan datang sebaiknya tidak hanya dikelompokkan menjadi
kelompok auditor senior dan auditor yunior, tetapi untuk masing-masing level
hierarkis auditor dalam KAP. Untuk variabel gender, sebaiknya untuk penelitian
selanjutnya menggunakan konsep peran jenis, yang mana digolongkan menjadi
empat kelompok, yaitu maskulin, feminin, androgini, dan tak tergolongkan, sehingga
akan diperoleh hasil penelitian yang lebih sempurna dan akurat.

Critical Review:
- Rantai kausal dan valididas logika. Penelitian ini mengandung rantai kausal dan validitas
logika yang terstruktur, dimana telah menunjukkan kekonsistenan antara permasalahan,
kajian teori, hipotesis, hasil pengujian, serta simpulan penelitian yang telah dituangkan
secara sistematis dan saling berhubungan.

5
Dwi Haryadi Nugraha Semester 3 Business & Professional Ethics
NIM. 1491661022 / 22 Kelas A Review Artikel Pertemuan 10
- Konsistensi antara masalah penelitian, hipotesis dan analisis data. Masalah penelitian,
hipotesis dan analisis data dalam penelitian ini telah konsisten.
- Konsistensi hasil pengujian dengan simpulan. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini
telah konsisten dengan simpulan yang dibuat.
- Pengendalian variabel extraneous penelitian ini kurang baik karena menggunakan metode
non probability sampling. Informasi akan dikumpulkan dari anggota populasi yang dapat
ditemui dengan mudah untuk memberikan informasi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai