Anda di halaman 1dari 78

1

BAB XIV

RENCANA KONTINJENSI TNI DAN


RENCANA TINDAKAN KONTIJENSI KOTAMAOPS TNI

146. Umum.

a. Renkon TNI, merupakan salah satu Dokumen Strategis dan merupakan


konsep rencana kesiapsiagaan TNI untuk mengantisipasi adanya
kemungkinan ancaman yang akan mengganggu keutuhan, kedaulatan
dan keselamatan NKRI. Proses penyusunan Rencana Kontinjensi TNI
disusun sedini mungkin semenjak status eskalasi keadaan masih
damai/tertib sipil. Setelah rencana strategis ini disusun, setiap saat
dapat ditinjau dan direvisi berdasarkan perkembangan keadaan
kontinjensi dan sesuai dengan perkembangan lingkungan strategis.
Selanjutnya apabila eskalasi keadaan statusnya meningkat menjadi
krisis/konflik yang ditandai dengan indikasi menguatnya ancaman, maka
rencana kontinjensi tersebut disesuaikan/di revisi menjadi rencana
operasi militer dan diberlakukan menjadi Perintah Operasi Militer setelah
ada pernyataan keadaan bahaya/darurat oleh Presiden RI selaku kepala
negara.

b. Sementara itu, Rencana Tindakan Kontinjensi (Rentinkon) Kotamaops TNI pada


hakikatnya merupakan dokumen strategis jangka pendek Kotama, yang berisi
tentang rencana penggunaan kekuatan unsur-unsur Kotamaops TNI untuk
menghadapi kontinjensi di wilayah tanggung jawabnya. Rentinkon Kotamaops TNI
antara lain berisi tentang analisis perkembangan ancaman yang diprediksi menjadi
kontinjensi dalam kurun waktu satu tahun mendatang dan rencana tindakan
Kotamaops TNI dalam merespon kontinjensi tersebut. Penyusunan Rentinkon
Kotamaops TNI harus terencana, terpadu, komprehensif, dan aplikatif dengan
mengutamakan kekuatan nyata di Kotamaops TNI tersebut sesuai dengan wilayah
tanggung jawabnya, serta dapat mensinergikan dan mengintegrasikan kekuatan
lain yang ada di wilayah.
2
c. Renkon TNI dan Rentinkon Kotamaops TNI yang disusun tersebut harus
realistis, implementatif, praktis dan dapat dipertanggungjawabkan karena
Renkon TNI dan Rentinkon
Kotamaops TNI yang baik sudah memberikan harapan keberhasilan yang
lebih besar dan mengurangi kekhawatiran terhadap kegagalan. Agar
dicapai daya guna dan hasil guna yang optimal serta terpenuhinya
kebutuhan bahan ajaran Perwira Siswa yang mengikuti pendidikan
Seskoad, maka perlu disusun bahan ajaran tentang Rencana Kontinjensi
TNI dan Rentinkon Kotamaops TNI yang dapat sebagai pedoman dalam
proses belajar dan mengajar.

147. Rencana Kontinjensi TNI. Sesuai dengan tinjauan terhadap perkembangan situasi
lingkungan strategis global dan regional, penggunaan kekuatan militer untuk melindungi
kepentingan nasional masih menjadi pilihan strategis (strategic choice) hampir semua
negara. Hal ini mengindikasikan bahwa hakikat ancaman baik militer maupun non- militer
masih mungkin terjadi bahkan dengan situasi yang makin tidak menentu dengan terus
diwarnai dinamika perubahan tidak ada yang bisa menjamin bahwa perang/konflik tidak
akan pernah terjadi di kemudian hari. Hal ini merupakan tantangan bagi TNI, bahwa setiap
saat TNI harus memiliki kesiapsiagaan untuk mengantisipasi dan menanggulangi, baik
yang mengganggu, menghambat, maupun yang membahayakan kepentingan nasional.
Salah satu wujud kesiapsiagaan TNI untuk menghadapi ancaman militer dan non-militer
adalah dengan dimilikinya Renkon TNI yang up to date, praktis, realistis, implementatif dan
dapat dipertanggungjawabkan. Proses penyusunan Renkon TNI memerlukan tahapan-
tahapan yang berkesinambungan, dilaksanakan mulai dari status eskalasi keadaan masih
damai/tertib sipil sampai dengan munculnya konflik/krisis yang mengancam. Rencana
strategis menghadapi ancaman. yang paling awal disusun adalah Renkon TNI.
Selanjutnya pada saat indikasi munculnya konflik makin nyata, maka rencana strategis
tersebut perlu segera disesuaikan/direvisi dalam bentuk rencana OMP maupun OMSP,
disesuaikan dengan perkembangan ancaman terkini dan perkembangan lingkungan
strategis. Proses penyusunan Renkon TNI memiliki ketentuan-ketentuan yang bersifat
umum dan perlu dipedomani antara lain tujuan, sasaran, prinsip-prinsip, dan ketentuan
administrasi.

148. Ketentuan Umum.


a. Tujuan. Penyusunan Renkon TNI bertujuan agar terwujud dokumen
strategis penggunaan kekuatan TNI untuk menghadapi kontinjensi yang
berhubungan dengan OMP maupun OMSP, berupa dokumen
Kesiapsiagaan dalam rangka melindungi kepentingan
nasional/menegakkan kedaulatan, keutuhan wilayah dan keselamatan
NKRI dari ancaman militer maupun non-militer.

b. Sasaran:

1) Terorganisasinya penyusunan Renkon secara baik dan benar;

2) Terwujudnya Renkon TNI yang implementatif, praktis, realistis dan


dapat dipertanggungjawabkan untuk mengantisipasi dan
menanggulangi ancaman militer maupun non-militer;

3) Terwujudnya efektivitas dan efisiensi proses pengambilan


keputusan di tingkat strategi militer untuk merespon ancaman
militer maupun non-militer;

4) Terstrukturnya kesiapsiagaan perencanaan mulai dari strata strategi


militer, strata operasional sampai dengan strata taktis; dan

5) Terarahnya program-program TNI yang terkait dengan gelar


kekuatan, pembinaan kekuatan, pembangunan kekuatan, serta
koordinasi dan kerja sama TNI ke depan.

c. Fungsi Renkon TNI. Renkon TNI berfungsi sebagai rencana yang bersifat
antisipasif, yaitu untuk mengantisipasi keadaan krisis. Berlaku sejak
eskalasi keadaan masih berstatus damai/tertib sipil, dimana substansi isi
Renkon sangat dinamis yang dipengaruhi oleh perubahan kontinjensi dan
sumber ancaman. Sebelum Presiden RI mengeluarkan perintah persiapan
untuk menghadapi perang/krisis, maka Renkon TNI menjadi pedoman
dalam penyusunan Rencana OMP maupun OMSP yaitu berupa Rencana
Kampanye Militer, Rencana Operasi dan Rencana Latihan Gabungan TNI.

d. Kedudukan:
1) Kedudukan Renkon TNI dalam tataran strategi TNI berada pada
tataran strategi militer/sub grand strategi militer (Lampiran B);
2) Renkon TNI dalam sistem perencanaan pembangunan, sebagai
dokumen pendukung untuk menyusun Rencana Program, dan
khususnya program latihan gabungan TNI; dan

3) Renkon TNI sebagai dasar penyusunan rencana kampanye militer,


rencana operasi dalam rangka menghadapi ancaman militer
maupun non-militer yang diperkirakan akan terjadi.

e. Penggunaan Renkon TNI

1) Sebagai dokumen kesiapsiagaan awal TNI guna mengantisipasi


kemungkinan adanya ancaman militer, non-militer yang
mengancam NKRI, sekaligus menjadi pedoman dalam menyusun
Rencana Kampanye Militer, Rencana Operasi oleh Kogab TNI,
Kogasgab maupun Kotamaops TNI;

2) Sebagai dasar penyusunan dokumen kesiapsiagaan terkini pada


level operasional (Kogab/Kogasgab/Kotamaops) dan level angkatan
untuk penyiapan kesiapan satuan masing-masing angkatan, dalam
rangka menanggulangi, mengatasi atau merespon ancaman militer
dan non-militer yang secara nyata mengancam kepentingan
nasional NKRI;

3) Sebagai salah satu dokumen pendukung untuk menyusun rencana


gelar TNI, rencana pengembangan (pembangunan dan pembinaan)
TNI serta rencana koordinasi dan kerja sama TNI sesuai dengan
strategi TNI;

4) Sebagai dokumen pendukung penyusunan program latihan TNI


dalam rangka kesiapsiagaan operasional maupun latihan
gabungan; dan

5) Sebagai pertanggungjawaban TNI kepada rakyat (DPR) untuk


melindungi kepentingan nasional NKRI dari ancaman militer
maupun non-militer.

f. Asas Renkon TNI.


1) Implementatif. Harus mampu memberikan kemudahan untuk
direalisasikan, diaktualisasikan dan dilaksanakan setiap saat jika
diperlukan, sesuai dengan maksud dan tujuan dari Rencana
tersebut dibuat.
2) Praktis. Memberi kemudahan terhadap pihak-pihak yang
berkepentingan untuk menggunakannya, namun tidak mengurangi
sedikitpun esensi dari maksud dan tujuan yang akan dicapai. Isi
naskah tidak berbelit-belit, mudah dibaca untuk dipahami sesuai
dengan maksud dan tujuan rencana tersebut dibuat, sehingga
dapat memberikan kejelasan yang sejelas-jelasnya kepada pihak-
pihak yang berkepentingan.

3) Realistis. Data-data informasi yang dimasukan dalam Renkon


merupakan kondisi nyata yang sebenarnya.

4) Up to date. Penyusunan Renkon harus senantiasa bisa mengikuti


setiap perkembangan atau perubahan situasi ancaman militer
maupun non militer.

5) Dapat Dipertanggungjawabkan. Renkon TNI, harus mampu


memberikan jaminan tidak adanya penyimpangan atau
pelanggaran terhadap konstitusi dan hukum baik hukum nasional,
regional maupun Internasional. Rencana yang telah dibuat harus
memiliki nilai prosentase kemungkinan yang besar dapat
dilaksanakan dan memberikan harapan atau keyakinan yang kuat
akan tercapainya tujuan yang dikehendaki, yang hasilnya dapat
dipertanggungjawabkan.

g. Prinsip-Prinsip Penyusunan Renkon TNI.

1) Taat Asas. Taat kepada ketentuan/peraturan yang berlaku di lingkungan TNI.

2) Tepat Waktu. Harus tepat waktu sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan,
untuk memberikan ruang dan waktu satuan bawah menjabarkannya.

3) Tertib Administrasi. Pelaksanaan penyusunan naskah Renkon harus sesuai


ketentuan administrasi yang berlaku dan tertata mulai dari tahap
perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan pengakhiran.

4) Sederhana dan Jelas. Renkon TNI hanya berisi faktor-faktor esensial


yang memang benar-benar digunakan untuk menyukseskan
pelaksanaan tugas operasi, dirumuskan secara sederhana, tidak berbelit-
belit, tetapi cukup jelas, sehingga memungkinkan ketepatan pelaksanaan,
prosesnya cepat dan terhindar dari salah penafsiran.

5) Kenyal dan dinamis. Renkon TNI isinya harus disesuaikan dengan


perkembangan lingkungan strategi yang cepat, memberikan alternatif yang
luwes guna menyesuaikan dengan berbagai perubahan kondisi yang terjadi.

6) Realistis. Penentuan pengerahan kekuatan dalam Renkon TNI, harus


melibatkan unsur kekuatan nyata secara proporsional disertai komposisi
yang telah diperhitungkan secara matang, serta didukung dengan kekuatan
komponen cadangan dan pendukung sehingga dapat efektifitas pelaksanaan
tugas dapat dicapai secara maksimal.

7) Komprehensif. Berisikan cakupan semua masalah dan tindakan terkait


dengan pelaksanaan tugas serta dibutuhkan untuk penyelesaian tugas
secara tuntas. Semua tindakan yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas
dikoordinasikan dan dipadukan sesuai dengan sasaran tugas.

8) Kerahasiaan. Dokumen Renkon TNI bersifat sangat rahasia, terutama yang


terkait dengan operasi tempur, karena berisi tentang strategi-strategi operasi
TNI dalam menghadapi musuh/lawan yang diperkirakan akan mengancam
kedaulatan NKRI, kebocoran dokumen dapat mengakibatkan memburuknya
hubungan diplomatik atau kredibilitas bangsa di dunia internasional yang
pada akhirnya akan meningkatkan eskalasi atau merugikan kepentingan
diplomasi, pembocoran dokumen merupakan suatu pengkhianatan. Oleh
sebab itu pengamanan dokumen Rencana Strategi ini harus betul-betul
menjadi prioritas.

9) Perintah dari atas/top down. Penyusunan dokumen Renkon TNI yang


berhubungan dengan OMP dilaksanakan berdasarkan perintah dari komando
atas, penyusunan dimulai dari level strategi, selanjutnya dijabarkan oleh level
operasional maupun taktis berupa rencana-rencana operasi dalam rangka
OMP.

10) Masukan dari bawah/bottom up. Penyusunan dokumen Renkon TNI


yang berhubungan dengan OMSP dimulai dengan penyusunan Rentinkon
oleh Kotamaops kewilayahan (level operasional) sebagai dasar penyusunan
dokumen Renkon di tingkat Mabes TNI (level strategi).

h. Ketentuan Administrasi.

1) Ketentuan Penyusunan Naskah Renkon TNI yang berhubungan


dengan OMP.

a) Renkon TNI yang berhubungan dengan tugas OMP, dibuat


sesuai dengan flash point yang diperkirakan terdapat
kontinjensi yang berkaitan dengan OMP.

b) Penyusunan Renkon TNI dalam rangka OMP, disusun oleh


Dewan Strategi TNI yang dibentuk oleh Panglima TNI.

c) Waktu pelaksanaan penyusunan naskah Renkon, disusun


sedini mungkin sejak status eskalasi keadaan masih Damai.

d) Dalam penyusunan Renkon, berpedoman pada pokok-pokok


kebijakan umum pertahanan negara, dan atau Direktif
Presiden RI serta perkiraan ancaman strategi Bais TNI.

e) Setelah disahkan Panglima TNI menjadi dokumen acuan bagi


penyusunan rencana-rencana strategis TNI lainnya dan
rencana-rencana operasional pada strata di bawahnya.

f) Distribusi naskah Renkon, terbatas pada pejabat tertentu


yang berkepentingan dan ditentukan oleh Panglima TNI.

g) Format Naskah Renkon TNI dalam rangka OMP (tercantum


pada Lampiran H).
2) Ketentuan Penyusunan Naskah Renkon TNI yang berhubungan dengan
OMSP.

a) Renkon TNI yang berhubungan dengan tugas OMSP, dibuat


sesuai dengan hasil analisa berbagai ancaman yang
diperkirakan menjadi kontinjensi yang berkaitan dengan
OMSP.

b) Penyusunan Renkon TNI dalam rangka OMSP, disusun oleh


kelompok kerja (Pokja) yang dibentuk oleh Panglima TNI.

c) Waktu pelaksanaan penyusunan naskah Renkon TNI, disusun


setelah penyusunan Renkon yang dilaksanakan Kotamaops.

d) Dalam penyusunan Renkon, berpedoman pada pokok-pokok


kebijakan umum pertahanan negara, dan atau keputusan
Presiden RI tentang kebijakan umum pengerahan kekuatan
TNI, Renkon terpilih Kotamaops serta perkiraan ancaman
Bais TNI.

e) Setelah disahkan Panglima TNI menjadi dokumen acuan bagi


penyusunan rencana-rencana strategi TNI lainnya dan
rencana-rencana operasional pada strata di bawahnya.

f) Distribusi naskah Renkon, terbatas pada pejabat tertentu


yang berkepentingan dan ditentukan oleh Panglima TNI.

g) Format Naskah Renkon TNI dalam rangka OMSP (tercantum


pada Lampiran I ).

3) Ketentuan Revisi Naskah.


a) Renkon TNI Dalam Rangka OMP, berlaku dalam jangka waktu
5 (lima) tahun dan direvisi setiap tahun, sedangkan Renkon
TNI dalam rangka OMSP
berlaku dalam jangka waktu 2 (dua) tahun dan
direvisi/diperbaharui sesuai kebutuhan.

b) Kewenangan dan tanggung jawab revisi naskah, sepenuhnya


berada pada Panglima TNI.

c) Pelaksanaan revisi naskah berdasarkan kebijakan


Panglima TNI.

d) Mekanisme pelaksanaan revisi naskah, diatur oleh Asrenum


Panglima TNI.

4) Klasifikasi Naskah Renkon TNI. Dokumen Renkon TNI dalam rangka


OMP dan OMSP yang berhubungan dengan tugas tempur
berklasifikasi Rahasia/Secret, sedangkan naskah Renkon dalam
rangka OMSP yang berhubungan dengan tugas non-tempur
berklasifikasi Biasa khususnya untuk pelaksanaan tugas operasi
yang bersifat perbantuan.

5) Anggaran. Dukungan anggaran penyusunan menggunakan


anggaran Mabes TNI dhi. Srenum TNI.

i. Hal-Hal Penting Yang Harus Jelas Tertuang di dalam Rencana


Kontinjensi TNI.
1) Sumber atau aktor ancaman militer maupun non-militer, yaitu
negara atau non negara yang diprediksi akan mengancam
kepentingan nasional NKRI dengan menggunakan kekuatan militer
atau non-militer berdasarkan hasil kajian dan analisa intelijen
strategis yang dituangkan dalam bentuk dokumen Perkiraan
Ancaman yang dibuat Bais TNI.
1
0

2) Skenario atau strategi yang diterapkan dalam rangka menghadapi


ancaman, meliputi tujuan dan sasaran yang harus dicapai (ends),
cara-cara yang ditempuh (ways) dan sarana-prasarana yang
diberdayakan guna memenangkan/ menyelesaikan perang/konflik
(means).

3) Rentang waktu yang direncanakan, yaitu lamanya operasi yang


akan dilaksanakan untuk melumpuhkan musuh/lawan, apakah
satu minggu, satu bulan, satu tahun atau perang berlarut.

4) Khusus untuk kontinjensi yang berhubungan dengan tugas OMP


agar ditentukan:

a) mandala perang, yaitu wilayah NKRI yang akan digunakan


sebagai mandala perang, apakah di bagian utara, bagian
selatan, bagian barat, bagian timur dan sebagainya;

b) pusat-pusat kekuatan (Center of Gravity) strategi musuh,


yaitu baik Pusat Kekuatan Strategik secara fisik maupun
Pusat Kekuatan Strategik Non Fisik yang akan menjadi
sasaran atau target untuk dihancurkan dan dukungan dari
negara lain yang akan mendukung musuh;

c) pusat-pusat kekuatan (Center of Gravity) strategi sendiri,


yaitu baik Pusat Kekuatan Strategi secara fisik maupun Pusat
Kekuatan Strategis Non Fisik yang harus dilindungi dari
upaya penghancuran oleh pihak musuh.

d) tahapan-tahapan perang, yaitu pentahapan


penyelenggaraan perang, mulai dari tahap perencanaan,
persiapan, pelaksanaan sampai dengan pengakhiran;

e) dukungan dari dalam negeri, yaitu dukungan dari instansi


Pemerintah seperti kementerian-kementerian, industri-
industri strategi dan instansi- instansi terkait lainnya sebagai
1
komponen cadangan1dan pendukung yang akan dilibatkan
untuk mendukung TNI;
f) dukungan luar negeri, yaitu dukungan dari negara-negara
yang menjadi kawan untuk mendukung dan membantu TNI;
dan

g) kebutuhan biaya perang yang harus disiapkan, yaitu jumlah


kebutuhan anggaran/biaya perang yang harus disiapkan oleh
pemerintah atas persetujuan DPR.

5) Khusus untuk kontinjensi yang berhubungan dengan tugas OMSP


agar ditentukan :

a) daerah operasi, yaitu bagian wilayah atau sebagian wilayah


NKRI yang akan digunakan sebagai daerah operasi, apakah
menyangkut wilayah provinsi, kabupaten/kota, atau antar-
wilayah provinsi, kabupaten/kota;

b) pusat-pusat kekuatan lawan, yaitu baik pusat kekuatan


secara fisik maupun pusat kekuatan non-fisik yang akan
menjadi sasaran atau target untuk dilumpuhkan dan
dukungan dari negara lain yang akan mendukung lawan;

c) pusat-pusat kekuatan sendiri, yaitu baik pusat kekuatan


secara fisik maupun pusat kekuatan non-fisik yang harus
dilindungi dari upaya gangguan pihak musuh;

d) tahapan-tahapan operasi, yaitu pentahapan


penyelenggaraan operasi, mulai dari tahap perencanaan,
persiapan, pelaksanaan sampai dengan pengakhiran.

e) dukungan dari instansi Pemerintah seperti kementerian-


kementerian, dan instansi-instansi terkait lainnya yang
akan dilibatkan untuk mendukung TNI;

f) dukungan dari luar negeri, yaitu dukungan dari negara-


negara yang menjadi kawan untuk mendukung dan
membantu TNI; dan
g) kebutuhan biaya operasi yang harus disiapkan, yaitu
jumlah kebutuhan anggaran/biaya operasi yang harus
disiapkan oleh pemerintah atas persetujuan DPR.

149. Organisasi Penyusunan.

a. Organisasi Penyusunan Rencana Kontinjensi TNI.

1) Dewan strategi TNI.

a) Penanggung jawab : Panglima TNI

b) Penasehat : Kepala Staf Angkatan

c) Ketua Dewan : Kasum TNI

d) Wakil Ketua Dewan : Wakil Kepala Staf


Angkatan
e) Sekretaris Dewan : Asrenum Panglima TNI

f) Wakil Sekretaris : Waasops Panglima TNI


Dewan
g) Anggota tetap :1. Dansesko TNI.

2. Para Asisten Panglima


TNI.
3. Para Asisten Kas
Angkatan.
4. Ka Bais TNI.

5. Koorsahli Panglima TNI.

6. Dankodiklat TNI.

h) Anggota tidak tetap :1. Pati/Pamen yang


ditunjuk.
2. Para Ahli/Pakar yang
ditunjuk.
i) Pendukung :1. Kasetum TNI.

2. Perwira/Personel yang
ditunjuk.

2) Kelompok Kerja (Pokja).

a) Penanggung jawab : Panglima TNI


b) Penasehat : 1. Kepala Staf Angkatan.

2.Kasum TNI.

3.Dansesko TNI.

c. Ketua Pokja : Asrenum Panglima TNI.

d. Wakil Ketua Pokja : Waasops Panglima TNI.

e. Sekretaris Pokja : Paban I/Jakstra Srenum TNI.

f. Wakil Sekretaris : Paban II/Orstra Sops TNI.

g. Anggota : 1. Para Waas Panglima TNI.

2.Para Waas Kas Angkatan.

3.Para Dir Bais TNI.

4.Sahli Panglima TNI.

5.Para Direktur Kodiklat.

6.Pati/Pamen yang ditunjuk.

h. Pendukung : 1. Kasetum TNI.

2. Perwira/Personel yang
ditunjuk.

b. Tugas dan Tanggung Jawab. Agar Dewan Strategi TNI dan Pokja dapat
bekerja secara efektif dalam menyusun Renkon TNI, maka perlu diatur
tugas dan tanggungjawabnya sebagai berikut:

1) Tugas dan tanggung jawab Dewan Strategi dalam penyusunan Renkon


TNI yang berhubungan dengan OMP.

a) Penanggung jawab:

(1) memberikan petunjuk dan arahan kepada seluruh


anggota Dewan strategi untuk merencanakan,
menyiapkan dan menyusun konsep rencana kontijensi
dalam rangka menghadapi OMP;
(2) menetapkan kebijakan dan garis besar substansi isi
konsep Renkon TNI;
(3) menerima paparan konsep Renkon TNI Dalam Rangka
OMP yang telah disusun oleh Dewan strategi TNI;

(4) bertanggung jawab secara keseluruhan atas isi


Renkon TNI.
(5) melaporkan dokumen Renkon TNI Dalam Rangka OMP
Kepada Presiden RI bila sewaktu-waktu
diperlukan/diminta; dan

(6) memaparkan dokumen Renkon TNI (khusus Renkon


yang berhubungan dengan tugas OMP) yang telah
disusun kepada Presiden RI dalam Rapat Dewan
Keamanan Nasional bila diperlukan/diminta, sebagai
informasi awal bagi Presiden.

b) Penasehat:

(1) memberikan saran dan masukan kepada penanggung


jawab terkait dengan situasi dan kondisi kesiapan
Angkatan, guna mendukung penyusunan dokumen
Renkon TNI; dan

(2) memberikan informasi kepada Dewan Strategi TNI


tentang kondisi kesiapan Angkatan untuk mendukung
penyusunan Renkon TNI.

c) Ketua Dewan Strategi TNI:

(1) memimpin Rapat Dewan Strategi TNI;

(2) memberikan petunjuk, Arahan dalam proses


penyusunan Renkon TNI dalam rangka OMP; dan

(3) mengajukan konsep naskah Renkon TNI dalam rangka


OMP kepada Panglima TNI.
d) Wakil Ketua Dewan Strategi TNI:
(1) membantu ketua Dewan dalam memimpin rapat
penyusunan Dewan Strategi TNI; dan

(2) memberi saran masukan kepada Ketua Dewan yang


terkait dengan mekanisme penyusunan naskah Renkon
TNI dalam rangka OMP.

e) Sekretaris Dewan Strategi TNI:

(1) mengoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan


kegiatan- kegiatan penyusunan naskah Renkon TNI
dalam rangka OMP;

(2) melaporkan kesiapan rapat Dewan Strategi TNI kepada


Ketua Dewan;

(3) mencatat dan menghimpun semua hasil diskusi


anggota Dewan Strategi dan membuat resume hasil
diskusi Dewan Strategi;

(4) melaporkan hasil diskusi kepada ketua Dewan, dan


dilanjutkan dengan penyusunan konsep Rekon; dan

(5) bertanggung jawab kepada ketua Dewan atas


pelaksanaan tugasnya.

f) Wakil Sekretaris Dewan Strategi TNI:

(1) membantu/mewakili sekretaris Dewan Strategi


TNI; dan

(2) memberi pertimbangan dan saran masukan kepada


sekretaris Dewan Strategi TNI.

g) Anggota Tetap Dewan Strategi TNI:


(1) menyiapkan informasi dan data-data yang diperlukan
untuk menyusun Renkon TNI selama masa damai/tertib
sipil, khusus Asintel Panglima TNI menyiapkan
dokumen Perkiraan Intel dan Asrenum Panglima TNI
menyiapkan konsep-konsep strategi menghadapi
ancaman militer maupun non-militer;

(2) menyiapkan dan menyusun dokumen Renkon TNI


berdasarkan analisa perkembangan lingkungan
strategi, perkiraan ancaman dan kontinjensi; dan

(3) menguji konsep dokumen Renkon TNI yang telah


disusun sebelum diajukan/dipaparkan kepada
Panglima TNI.

h) Anggota Tidak Tetap Dewan Strategi TNI.

(1) membantu menyiapkan informasi dan data-data yang


diperlukan anggota tetap untuk menyusun Renkon TNI;

(2) membantu menyiapkan dan menyusun dokumen


Renkon TNI berdasarkan analisa perkembangan
lingkungan strategi, perkiraan ancaman dan
kontinjensi; dan

(3) membantu pelaksaaan pengujian konsep dokumen


Renkon TNI yang telah disusun sebelum
diajukan/dipaparkan kepada Panglima TNI.

i) Pendukung:

(1) mendukung kegiatan Dewan Strategi TNI yang terkait


dengan tugas-tugas yang harus dikerjakan dan hal-hal
yang diperlukan untuk persiapan dan pelaksanaan
rapat Dewan Strategi TNI;
(2) mencatat, mendokumentasikan segala informasi dan
data- data yang telah disampaikan oleh para anggota
Dewan Strategi TNI sebagai bahan penyusunan Renkon
TNI;

(3) mencatat, mendokumentasikan kegiatan pengujian


konsep naskah Renkon TNI sebagai bahan untuk
memperbaiki naskah;

(4) mendukung segala keperluan Dewan Strategi TNI


selama penyusunan Renkon TNI; dan

(5) menyiapkan sarana prasarana yang diperlukan Dewan


Strategi TNI selama kegiatan penyusunan Renkon TNI.

2) Tugas dan tanggung jawab Pokja dalam penyusunan Renkon TNI yang
berhubungan dengan OMSP.

a) Penanggung Jawab:

(1) memberikan arahan kepada Staf Panglima TNI tentang


ancaman dan kontinjensi yang berhubungan dengan
OMSP perlu mendapat perhatian;

(2) mengeluarkan kebijakan tentang konsep strategi TNI,


rencana tindakan dan kemungkinan pelibatan kekuatan
TNI dalam menghadapi kontinjensi yang berhubungan
dengan OMSP; dan

(3) mengesahkan naskah Renkon TNI.

b) Penasehat:

(1) menyiapkan naskah arahan/petunjuk Panglima TNI


kepada Staf Panglima TNI; dan
(2) memberi informasi/masukan/tanggapan yang
diperlukan Pokja atas dasar kewenangan dalam
jabatan/sesuai fungsi.
c) Ketua Pokja:

(1) merencanakan, melaksanakan, memimpin dan


mengendalikan kegiatan-kegiatan Pokja penyusunan
dokumen Renkon yang berhubungan dengan OMSP;

(2) bertanggung jawab atas pelaksanaan Pokja dari awal


kegiatan sampai selesai sehingga menghasilkan suatu
dokumen Renkon yang berhubungan dengan OMSP;
dan

(3) melaporkan dan menyerahkan hasil Pokja, berupa


konsep naskah Renkon kepada pejabat yang
mengeluarkan surat perintah Pokja.

d) Wakil Ketua Pokja:

(1) membantu/mewakili Ketua dalam pelaksanaan


tugas ketua;

(2) mengatur mekanisme kegiatan kelompok kerja;

(3) mengajukan saran dan pertimbangan kepada Ketua


Pokja khususnya mengenai hal-hal yang berhubungan
dengan kegiatan Pokja;

(4) membantu Ketua Pokja dalam merencanakan,


menyiapkan dan melaksanakan serta mengevaluasi
kinerja Pokja; dan
(5) bertanggung jawab kepada Ketua Pokja atas
pelaksanaan tugas dan kewajibannya.
e) Sekretaris Pokja:

(1) membantu Ketua Pokja dalam penyelenggaraan rapat


berkaitan dengan bidang administrasi dan tata usaha
kelompok kerja;

(2) menyiapkan, memelihara sarana dan prasarana untuk


mendukung kegiatan penyusunan naskah Renkon TNI
yang berhubungan dengan OMSP;

(3) menghimpun semua hasil diskusi dan membuat resume


hasil Pokja;

(4) melaporkan kepada Ketua Pokja mengenai hal-hal yang


berkaitan dengan tugasnya; dan

(5) bertanggung jawab kepada Ketua Pokja atas


pelaksanaan tugasnya.

f) Wakil Sekretaris Pokja:

(1) membantu/mewakili sekretaris Pokja; dan

(2) memberi pertimbangan dan saran


masukan kepada sekretaris Pokja.

g) Anggota Pokja:
2
0

(1) mencari, mengumpulkan dan mempelajari semua


referensi yang berkaitan dengan naskah Renkon TNI
yang berhubungan dengan OMSP, yang akan disusun
sesuai bidang;

(2) melakukan penilaian dan menginventarisasi hal-hal


yang perlu dimasukan dalam naskah Renkon TNI yang
akan disusun sesuai bidang;

(3) menyusun konsep yang berkaitan dengan penyusunan


naskah Renkon TNI sesuai dengan rencana dan program
kelompok kerja;

(4) melakukan penelitian dan penilaian terhadap setiap


perkembangan diskusi dan rapat dengan mengacu pada
hasil koordinasi antar anggota Pokja; dan

(5) bertanggung jawab kepada Ketua pokja atas


pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya.

h) Pendukung:

(1) membantu mencari dan mengumpulkan bahan referensi


yang berkaitan dengan penyusunan naskah Renkon TNI
yang akan disusun;

(2) membantu pengetikan konsep yang berkaitan


dengan penyusunan naskah Renkon TNI;

(3) membantu mencatat setiap perkembangan hasil diskusi


dan rapat yang diselenggarakan oleh Pokja;

(4) mendukung kebutuhan administrasi Tim Pokja dalam


melaksanakan penyusunan naskah Renkon TNI; dan
(5) bertanggung jawab tentang keberhasilan pelaksanaan
dukungan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya
kepada Ketua Pokja.

150. Pelaksanaan Penyusunan.

a. Umum. Penyusunan dokumen Renkon TNI Dalam Rangka OMP maupun


OMSP yang dilaksanakan dalam kondisi damai/tertib sipil, mekanisme
penyusunannya melalui beberapa tahapan yaitu tahap perencanaan,
tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap pengakhiran. Kegiatan
yang dilaksanakan secara simultan sesuai dengan rencana waktu yang
telah ditentukan sebelumnya.

b. Pelaksanaan Penyusunan Renkon TNI Yang Berhubungan Dengan OMP.

1) Tahap perencanaan.

a) Diawali dengan Keputusan Panglima TNI, berdasarkan


informasi dari Bais TNI tentang adanya ancaman militer dari
negara lain, yang akan mengganggu dan mengancam
kedaulatan, keutuhan dan keselamatan NKRI, maka Panglima
TNI mengeluarkan surat perintah penunjukan pejabat untuk
membentuk Dewan strategi TNI, yang bertugas untuk
melaksanakan rapat dalam rangka menyusun Renkon TNI
Dalam Rangka Menghadapi OMP, dimana masa tugas para
pejabat yang duduk dalam Dewan strategi TNI lama waktunya
disesuaikan dengan jabatan organik yang diemban.

b) Selanjutnya Dewan Strategi TNI menyusun agenda rapat dan


meminta persetujuan kepada Panglima TNI selaku
penanggung jawab.
c) Pendukung mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan
dalam penyelenggaraan penyusunan Renkon yang telah
direncanakan.

2) Tahap Persiapan.
a) menyiapkan informasi dan data-data yang diperlukan Dewan
Strategi TNI dalam penyusunan konsep Renkon;

b) menginventarisasi dan mengumpulkan referensi yang


diperlukan untuk bahan penyusunan konsep Renkon; dan

c) menyiapkan sarana prasarana yang akan digunakan oleh


Dewan Strategi TNI.

3) Tahap Pelaksanaan.
a) Panglima TNI selaku Penanggung jawab Dewan Strategi TNI
membuka rapat penyusunan Renkon TNI Dalam Rangka OMP
dan arahan kepada peserta rapat tentang
ancaman/kontinjensi militer yang perlu mendapat perhatian
untuk ditindaklanjuti dalam penyusunan dokumen Renkon TNI
yang berhubungan dengan OMP.

b) Rapat dimulai dengan paparan perkiraan intelijen yaitu


berupa dokumen Perkiraan Ancaman oleh Asintel Panglima
TNI yang substansinya sudah mengarah kepada kemungkinan
sumber atau aktor ancaman militer dari negara lain yang di
prediksi akan mengancam kepentingan Nasional NKRI
menggunakan kekuatan militernya.

c) Paparan selanjutnya yaitu berupa skenario atau konsep


strategi perang dalam rangka menghadapi ancaman militer
oleh Asrenum/Asops Panglima TNI yang substansinya berisi
konsep-konsep tentang tujuan dan sasaran perang yang akan
dicapai (ends), cara-cara yang ditempuh untuk
memenangkan perang (ways) dan sarana-prasarana yang
diberdayakan untuk memenangkan perang (means).

d) Setelah paparan Asintel Panglima TNI tentang Perkiraan


Ancaman dan paparan Asrenum Panglima TNI tentang konsep
strategi maka Panglima TNI selaku penanggung jawab Dewan
Strategi TNI mengambil keputusan tentang ancaman yang
perlu ditindak lanjuti serta konsep strategi terpilih dalam
rangka menghadapi ancaman dan strategi lain yang perlu
dikembangkan kepada seluruh anggota Dewan Strategi TNI,
sebagai bahan penyusunan Renkon.

e) Ketua Dewan Strategi TNI setelah menerima keputusan


Panglima TNI segera memimpin anggota Dewan Strategi
untuk menyusun konsep Renkon, sesuai format yang sudah
ditentukan dan berdasarkan arahan Panglima TNI.

f) Selama penyusunan anggota Dewan Strategi TNI baik


anggota tetap maupun anggota tidak tetap dapat
menyampaikan data dan informasi yang diperlukan untuk
penyusunan naskah Renkon, sesuai dengan format dan
arahan Panglima TNI.

g) Konsep Naskah Renkon TNI Dalam Rangka Menghadapi OMP


selanjutnya dipaparkan kepada Panglima TNI untuk mendapat
persetujuan.

h) Konsep Naskah Renkon yang telah disetujui oleh Panglima TNI


selanjutnya diajukan kepada Panglima TNI untuk disahkan.

i) Naskah Renkon yang sudah disahkan oleh Panglima TNI


selanjutnya didistribusikan kepada pejabat yang
ditunjuk/ditentukan oleh Panglima TNI (Pangkogab, para
Pangkogasgab yang ditunjuk atau para Pangkotamaops yang
unsur-unsurnya dilibatkan didalam dokumen Renkon).

j) Para pejabat yang menerima dokumen Renkon memberikan


laporan (nyatakan mengerti) kepada Panglima TNI paling
lambat 14 (empat belas) hari.
k) Selanjutnya Pangkogab beserta Pangkogasgab berdasarkan
direktif Panglima TNI menyusun Rencana Kampanye Militer
sebagai penjabaran
dokumen Renkon yang akan diuji coba dalam kegiatan
program latihan kesiapsiagaan maupun latihan gabungan TNI.

4) Tahap Pengakhiran. Evaluasi dan pembuatan laporan hasil kegiatan


rapat penyusunan Renkon dilaksanakan setelah satu minggu
selesai kegiatan.

c. Pelaksanaan penyusunan Renkon TNI yang berhubungan dengan OMSP.

1) Tahap perencanaan.

a) Diawali dengan penentuan kontinjensi terpilih dari Rentinkon


Kotamaops TNI yang berhubungan dengan OMSP, kontinjensi
terpilih tersebut dirumuskan berdasarkan hasil rapat
koordinasi rencana menghadapi kontinjensi (Rakor Renkon)
Kotamaops TNI dan berdasarkan informasi terkini dari Bais
TNI, Panglima TNI mengeluarkan perintah membentuk Pokja
untuk menyusun Renkon TNI, yang bertugas melaksanakan
rapat dalam rangka menyusun Renkon TNI berhubungan
dengan OMSP.

b) Selanjutnya Sekretaris Pokja menyusun agenda rapat dan


meminta persetujuan kepada Panglima TNI selaku
penanggung jawab.

c) Pendukung mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan


dalam penyelenggaraan penyusunan Renkon yang telah
direncanakan.

2) Tahap Persiapan.
a) menyiapkan informasi dan data-data yang diperlukan Pokja
dalam penyusunan konsep Renkon TNI;
b) menginventarisir dan mengumpulkan referensi yang
diperlukan untuk bahan penyusunan konsep Renkon TNI; dan

c) menyiapkan sarana prasarana yang akan digunakan oleh


Pokja.

3) Tahap Pelaksanaan.

a) Asrenum Panglima TNI selaku Ketua Pokja membuka rapat


penyusunan Renkon TNI Dalam Rangka OMSP dan arahan
kepada peserta rapat tentang rencana penyusunan dokumen
Renkon TNI yang berhubungan dengan OMSP.

b) Rapat dimulai dengan paparan perkiraan intelijen yaitu


berupa dokumen Perkiraan Ancaman oleh Waasintel Panglima
TNI yang substansinya sudah mengarah kepada kemungkinan
sumber atau aktor ancaman yang berhubungan dengan
OMSP yang di prediksi akan mengancam kepentingan
nasional NKRI.

c) Paparan selanjutnya dari Waasrenum Panglima TNI tentang


kontinjensi terpilih hasil dari Rakor Renkon Kotamaops TNI
dan skenario atau konsep strategi dalam rangka menghadapi
ancaman yang substansinya berisi konsep-konsep tentang
tujuan dan sasaran yang akan dicapai (ends), cara- cara yang
ditempuh (ways) dan sarana-prasarana yang diberdayakan
untuk menghadapi ancaman (means).

d) Setelah paparan Waasintel Panglima TNI tentang Perkiraan


Ancaman dan paparan Waasrenum Panglima TNI tentang
kontinjensi terpilih Kotamaops dan konsep strategi maka
Asrenum Panglima TNI selaku Ketua Pokja mengambil
keputusan tentang ancaman dan kontinjensi yang perlu
ditindak lanjuti serta konsep strategi terpilih dalam rangka
menghadapi ancaman/kontinjensi dan strategi lain yang perlu
dikembangkan kepada seluruh anggota Pokja, sebagai bahan
penyusunan Renkon.
e) Selama penyusunan anggota Pokja menyampaikan data dan
informasi yang diperlukan untuk penyusunan naskah Renkon,
sesuai dengan format dan arahan Asrenum Panglima TNI.

f) Konsep naskah Renkon yang telah dihasilkan oleh Pokja


dipaparkan kepada Panglima TNI untuk mendapat
persetujuan.

g) Konsep naskah Renkon yang sudah disetujui dan disahkan


oleh Panglima TNI selanjutnya didistribusikan kepada pejabat
yang ditunjuk/ ditentukan oleh Panglima TNI
(Pangkogasgab/Pangkotama yang ditunjuk).

h) Para pejabat yang menerima dokumen Renkon memberikan


laporan (nyatakan mengerti) kepada Panglima TNI paling
lambat 14 (empat belas) hari.

i) Selanjutnya Pangkogasgab/Pangkotamaops berdasarkan


direktif Panglima TNI menyusun Rencana operasi, sebagai
penjabaran dokumen Renkon TNI, penyusunan rencana
operasi dalam rangka kontinjensi OMSP dapat dilaksanakan
dalam bentuk geladi mako.

4) Tahap Pengakhiran. Evaluasi dan pembuatan laporan hasil


kegiatan rapat penyusunan Renkon dilaksanakan setelah satu
minggu selesai kegiatan.

151. Rencana Tindakan Kontinjensi Kotamaops TNI. Kontinjensi adalah suatu


kondisi, situasi atau peristiwa yang dapat menyebabkan kerawanan sehingga
menimbulkan krisis yang mempengaruhi terhadap tata kehidupan atau tata
hubungan masyarakat dan mungkin terjadi pada masa depan. Rencana
tindakan menghadapi kontinjensi (Rentinkon) Kotamaops itu sendiri merupakan
suatu dokumen rencana strategis jangka pendek yang dibuat oleh Kotamaops
TNI. Rentinkon Kotamaops tersebut dibatasi pada lingkup tanggung jawab
Kotama (sesuai Tupoknya) baik menghadapi kemungkinan ancaman yang
terjadi maupun pencegahan dan penanggulangannya kurun waktu 1 tahun
mendatang serta hanya menggunakan kekuatan yang ada di bawah
komandonya. Kekuatan nyata belum memperhitungkan adanya tambahan
kekuatan baru dari alokasi hasil pembangunan kekuatan.
152. Ketentuan Umum.

a. Tujuan. Mewujudkan Rentinkon Kotamaops yang


komprehensif, aplikatif, konsisten, terpadu dan dapat dioperasionalkan.

b. Sasaran

1) terwujudnya tata cara/mekanisme dan ketentuan administrasi yang


baku tentang penyusunan Rentinkon Kotamaops;

2) terwujudnya kesamaan persepsi/pemahaman dalam tata


cara/mekanisme dan ketentuan administrasi penyusunan Rentinkon
Kotamaops; dan

3) terwujudnya Rentinkon Kotamaops yang komprehensif, aplikatif,


konsisten dan terpadu sesuai dengan ketentuan administrasi
sebagai pedoman satuan dalam melaksanakan tugas.

c. Metode Penyusunan. Menggunakan mekanisme Proses Pengambilan


Keputusan Militer (PPKM) dan atau Prosedur Komando dan Staf di
lingkungan Kotamaops.

d. Prinsip-Prinsip Penyusunan. Tidak ada ukuran yang pasti bagaimana


rencana kontinjensi yang baik, tetapi secara umum penyusunan
Rentinkon haruslah memperhatikan prinsip-prinsip, sebagai berikut :

1) Taat Ketentuan. Penyusunan Rentinkon Kotamaops harus taat


kepada ketentuan/ peraturan yang berlaku di lingkungan TNI.

2) Tepat Waktu. Penyusunan Rentinkon Kotamaops harus tepat waktu


sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, untuk memberikan
ruang dan waktu satuan atas mempelajari dan satuan bawah untuk
menjabarkannya.
3) Tertib Administrasi. Pelaksanaan penyusunan Rentinkon Kotamaops
harus sesuai ketentuan administrasi yang tertib dan tertata sesuai
dengan prinsip manajemen, mulai dari tahap perencanaan,
persiapan, pelaksanaan dan pengakhiran.

4) Sederhana dan Jelas. Rentinkon Kotamaops hanya berisi faktor-


faktor esensial yang memang benar-benar digunakan untuk
menyukseskan pelaksanaan tugas operasi, dirumuskan secara
sederhana, tidak terlalu rinci, tetapi cukup jelas, sehingga
memungkinkan ketepatan pelaksanaan, diperoleh kecepatan dan
terhindar dari salah penafsiran.

5) Kenyal (Fleksibel). Dalam penyusunan Rentinkon Kotamaops harus


disesuaikan dengan perkembangan lingkungan strategis dan
perkembangan wilayah tanggung jawab Kotamaops sehingga
memberikan alternatif yang luwes guna menyesuaikan dengan
berbagai perubahan kondisi yang terjadi.

6) Menggunakan Kekuatan Nyata. Penentuan pengerahan kekuatan


dalam Rentinkon Kotamaops harus melibatkan unsur kekuatan
nyata yang ada di Kotamaops secara proporsional disertai
komposisi yang telah diperhitungkan secara matang, sehingga
dapat memaksimalkan efektifitas pelaksanaan tugas.

7) Konsisten. Rentinkon Kotamaops harus memiliki sifat stabil atau


tidak sering diubah dalam jangka waktu yang pendek (hitungan
minggu dan bulan) agar dalam pelaksanaan tugas dapat
memahami misinya, melakukan penyesuaian-penyesuaian dan
persiapan yang proporsional.
8) Komprehensif. Rentinkon Kotamaops berisikan cakupan semua
macam kontinjensi dan tindakan yang terkait dengan pelaksanaan
tugas serta dibutuhkan untuk penyelesaian tugas secara tuntas.
Semua tindakan yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas
dikoordinasikan dan dipadukan sesuai dengan sasaran tugas.
9) Koordinasi. Di dalam penyusunan Rentinkon Kotamaops
berkoordinasi dengan satuan/instansi terkait.

10) Sesuai Dengan Tugas Pokok Kotamaops. Dalam penyusunan


Rentinkon Kotamaops harus sesuai dengan tugas pokok Kotamaops.

e. Ketentuan Administrasi Penyusunan.

1) Ketentuan Penyusunan Rentinkon Kotamaops.

a) Rentinkon Kotamaops disusun oleh staf Kotamaops yang


dikoordinir oleh Kepala Staf Kotamaops.

b) Rentinkon Kotamaops dalam penyusunannya berpedoman


pada direktif yang dikeluarkan Panglima TNI, perkiraan
ancaman dari Bais TNI, pokok- pokok arahan Panglima
Kotamaops, perkiraan intelijen Kotamaops dan perkembangan
situasi wilayah terkini yang menjadi tanggung jawab
Kotamaops.

c) Rentinkon Kotamaops disahkan oleh Panglima


Kotamaops.

d) Rentinkon Kotamaops merupakan dokumen pendukung untuk


penyusunan rencana kerja Kotamaops dan dokumen
pendukung penyusunan rencana kontinjensi TNI tahun
berikutnya.

e) Distribusi Rentinkon Kotamaops terbatas pada satuan atas


(Mabes TNI dan Mabes Angkatan), satuan samping
(Kotamaops yang terlibat Kostrad, Kopassus, Kolinlamil) dan
satuan bawah satu tingkat dari Kotamaops pembuat
Rentinkon.
3
0

2) Revisi Rentinkon Kotamaops.

a) Naskah Rentinkon Kotamaops mempunyai jangka waktu satu


tahun dan dapat direvisi setiap saat, mengikuti
perkembangan situasi wilayah.

b) Tataran kewenangan revisi Rentinkon Kotamaops berada pada


Panglima Kotamaops atau sesuai kebijakan Panglima TNI.

c) Mekanisme pelaksanaan revisi Rentinkon Kotamaops diatur


oleh masing-masing Kotamaops.

d) Hasil revisi Rentinkon pendistribusiannya segera (1 minggu)


disertai perubahannya.

3) Klasifikasi Rentinkon Kotamaops. Perlakuan Rentinkon Kotamaops


dengan klasifikasi rahasia.

4) Anggaran. Dukungan anggaran penyusunan Rentinkon Kotamaops,


didukung oleh Mabes TNI dhi. Staf Operasi TNI (melalui anggaran
program Staf Operasi).

f. Macam Kontinjensi. Suatu kontinjensi yang terjadi dapat diprediksi dengan


menganalisis kejadian-kejadian sebelumnya atau dengan memperhatikan
perkembangan situasi yang sedang berkembang serta perkiraan
ancaman yang akan terjadi di wilayah, adapun macam kontinjensi dapat
dibedakan berdasarkan ancaman maupun tugas Kotama tersebut dalam
menghadapi ancaman, adapun bentuk kontinjensi sebagai berikut :

1) Kontinjensi yang dihadapi dengan OMP.


a) Kontinjensi perang dan/atau konflik bersenjata skala
kecil.
b) Kontinjensi perang dan/atau konflik bersenjata skala
rendah/ sedang/tinggi.

c) Kontinjensi perang dan/atau konflik bersenjata skala


luas/besar. Kontinjensi tersebut akibat adanya ancaman
berupa :

(1) agresi, yaitu kontinjensi yang diakibatkan adanya


penggunaan kekuatan bersenjata oleh negara lain
yang mengancam kedaulatan, keutuhan wilayah dan
keselamatan bangsa dalam bentuk/cara-cara antara
lain:

(a) invasi, yaitu berupa serangan oleh kekuatan


bersenjata negara lain terhadap wilayah NKRI;

(b) bombardemen, yaitu berupa penggunaan


senjata bomb atau sejenisnya yang dilakukan
oleh angkatan bersenjata negara lain terhadap
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;

(c) blokade terhadap pelabuhan atau pantai atau


wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
oleh angkatan bersenjata negara lain;

(d) serangan unsur angkatan bersenjata negara lain


terhadap unsur satuan darat atau satuan laut
atau satuan udara Tentara Nasional Indonesia;

(e) keberadaan atau tindakan unsur kekuatan


bersenjata asing dalam wilayah NKRI yang
bertentangan dengan ketentuan atau perjanjian
yang telah diseakati;

(f) tindakan suatu negara yang mengizinkan


penggunaan wilayahnya oleh negara lain seperti
daerah persiapan untuk melakukan agresi
terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia;
dan
(g) pengiriman kelompok bersenjata atau tentara
bayaran oleh negara lain untuk melakukan
tindakan kekerasan di
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia atau
melakukan tindakan seperti tersebut di atas.

(2) pelanggaran wilayah, yaitu kontinjensi yang


diakibatkan adanya pelanggaran yang dilakukan oleh
militer negara lain di wilayah darat, laut maupun
udara NKRI;

(3) sabotase, yaitu kontinjensi yang diakibatkan adanya


tindakan militer negara lain untuk merusak dan/atau
menghancurkan instalasi penting dan objek vital
nasional;

(4) spionase, yaitu kontinjensi yang diakibatkan adanya


kegiatan mata- mata yang dilakukan oleh negara lain
untuk mencari dan mendapatkan rahasia militer
negara Tentara Nasional Indonesia; dan

(5) kontinjensi Lain Yang ditetapkan Presiden Republik


Indonesia. Yaitu bentuk kontinjensi OMP akibat adanya
ancaman militer bersenjata yang datangnya dari luar
negeri yang muncul sewaktu- waktu dan tidak dapat
diprediksi, sehingga dhi. pemerintah akan
mengeluarkan pernyataan keadaan darurat.

2) Kontinjensi yang Dihadapi dengan OMSP. Kontinjensi akibat


adanya ancaman berupa:

a) gerakan separatis bersenjata yaitu bentuk kontinjensi yang


diakibatkan oleh adanya ancaman dari sekelompok
orang/golongan yang akan memisahkan diri dari NKRI dalam
perjuangannya mengambil pola mengangkat senjata, melalui
jalur politik, jalur klandestein dan lain-lain. Bagi bangsa
Indonesia, gerakan separatis merupakan ancaman
pertahanan
negara karena gerakan tersebut secara langsung
mengancam keutuhan wilayah NKRI;

b) pemberontakan bersenjata, yaitu bentuk kontinjensi yang


diakibatkan adanya ancaman suatu gerakan bersenjata yang
melawan pemerintah Indonesia yang sah, merongrong
kewibawaan negara dan jalannya roda pemerintahan yang
dilakukan secara berdiri sendiri oleh pihak-pihak tertentu di
dalam negeri maupun yang didukung oleh kekuatan asing;

c) aksi terorisme, yaitu bentuk kontinjensi yang diakibatkan oleh


adanya ancaman dari sekelompok orang/golongan yang
melaksanakan aksi teror dilakukan oleh teroris internasional,
teroris internasional yang bekerjasama dengan teroris dalam
negeri dan teroris dalam negeri secara mandiri yang dapat
mengancam keselamatan bangsa, negara dan masyarakat;

d) keamanan wilayah perbatasan, yaitu kontinjensi yang


diakibatkan oleh adanya ancaman pelanggaran yang
dilakukan oleh militer negara lain di wilayah perbatasan
Darat, Laut maupun Udara NKRI yang mengganggu
keamanan dan kedaulatan wilayah perbatasan NKRI;

e) keamanan objek vital nasional yang bersifat strategis, yaitu


bentuk kontinjensi yang diakibatkan adanya
gangguan/ancaman berupa sabotase yang dilakukan oleh
pihak-pihak tertentu terhadap objek vital nasional yang
bersifat strategis dan instalasi strategis lainnya dengan
tujuan mengganggu/melumpuhkan fungsinya, sehingga dapat
mengganggu stabilitas nasional;

f) keamanan VVIP, yaitu bentuk kontinjensi yang diakibatkan


adanya gangguan/ancaman yang dilakukan oleh pihak-pihak
tertentu terhadap keamanan dan keselamatan VVIP;
g) keamanan di laut yurisdiksi nasional indonesia, yaitu bentuk
kontinjensi yang diakibatkan adanya ancaman keamanan
yang terjadi di wilayah laut yurisdiksi nasional Indonesia
dilakukan oleh pihak-pihak
tertentu dapat berupa pembajakan/perompakan,
penyelundupan senjata, amunisi, dan bahan peledak atau
bahan lain yang dapat membahayakan keselamatan bangsa
serta terjadinya illegal fishing, illegal logging, illegal migrant,
illegal minning dan bentuk-bentuk kegiatan ilegal lainnya
yang dapat merugikan negara;

h) keamanan wilayah udara yurisdiksi nasional indonesia, yaitu


bentuk kontinjensi yang diakibatkan adanya ancaman
keamanan yang terjadi di wilayah udara yurisdiksi nasional
dilakukan oleh pihak-pihak tertentu berupa pelanggaran
wilayah udara, pembajakan, penyelundupan senjata, amunisi,
dan bahan peledak atau bahan lain serta bentuk ancaman
lain di udara yang dapat membahayakan keselamatan
bangsa dan dapat merugikan negara;

i) bencana alam, yaitu bentuk kontinjensi yang diakibatkan


adanya ancaman bencana alam akibat perubahan alam
karena faktor perbuatan manusia ataupun alam itu sendiri
dan/atau kedua-duanya sehingga mengakibatkan timbulnya
gempa bumi, tsunami, banjir, tanah longsor, letusan gunung
berapi, kebakaran dan lain-lain sehingga mengancam
kehidupan manusia dan menggganggu stabilitas nasional;

j) kerusuhan sosial, yaitu bentuk kontinjensi akibat adanya


ancaman kerusuhan sosial yang timbul sebagai akibat dari
gejolak sosial, konflik komunal/horisontal, konflik vertikal
maupun perpaduan antara ketiga gejolak tersebut yang pada
eskalasi tertentu dapat mengancam stabilitas nasional;

k) perang saudara, yaitu bentuk kontinjensi akibat adanya


ancaman perang yang terjadi antar kelompok, suku, agama,
ras dan golongan di dalam masyarakat dengan menggunakan
kekuatan senjata;
l) konflik komunal, yaitu bentuk kontinjensi akibat konflik yang
terjadi antar- kelompok masyarakat yang dapat
membahayakan keselamatan bangsa; dan

m) kontinjensi lain yang ditetapkan Presiden Republik Indonesia,


yaitu bentuk kontinjensi OMSP akibat bentuk ancaman yang
datangnya dari dalam
negeri yang muncul sewaktu-waktu dan tidak dapat
diprediksi, sehingga dalam hal ini pemerintah akan
mengeluarkan pernyataan Kondisi Luar Biasa (KLB).

g. Posisi Rentinkon Kotamaops dan TNI dalam Sistem Rencana Strategi TNI.

1) Rentinkon Kotamaops merupakan dokumen strategis jangka


pendek yang penyusunannya dan pengesahannya menjadi
tanggung jawab Pangkotamaops khususnya yang memiliki
tanggung jawab wilayah tertentu.

2) Rentinkon Kotamaops merupakan dokumen pendukung dalam


penyusunan Rentinkon TNI dan program kerja Kotamaops.

3) Bagan kedudukan Rentinkon Kotamaops pada


rencana strategi TNI (terlampir).

153. Organisasi Penyusunan Rentinkon.

a. Organisasi Penyusunan.

1) Penanggung jawab : Panglima Kotamaops

2) Nara Sumber : 1. Para Asisten Panglima TNI.

2.Para Asisten Kepala Staf


Angkatan.

3.Kabais TNI.

4.Staf Ahli Kotamaops.

5.LO Kodam.
6.Instansi terkait.
3) Kelompok kerja penyusun :

a) Koordinator : Kas Kotamaops TNI.

b) Ketua Keelompok : Asops Kotamaops TNI.

c) Waka Kelompok : Asren Kotamaops TNI.

d) Sekretaris I : Pabandya Ops Sops


Kotamaops TNI.

e) Sekretaris II : Pabandya Ren Sren


Kotamaops TNI.

f) Sub Pok bidang Intelijen:

(1) Ketua : Asintel Kotamaops TNI.

(2) Anggota : Pabandya Sintel


Kotamaops TNI.
g) Sub Pok bidang Operasi:

(1) Ketua : Waasops Kotamaops TNI.

(2) Anggota : Pabandya Ren Sren


Kotamaops TNI.
h) Sub Pok bidang Administrasi:

(1) Kabid Log : Aslog Kotamaops TNI.

(2) Kabidpers : Aspers Kotamaops TNI.

(3) Kabid Komlek: Kahub/As Komlek


Kotamaops TNI.

(4) Kabid Anggaran: Waasren Kotamaops TNI.

(5) Kabid Hukum: Kakum Kotama Ops TNI.

(6) Kabid lain : Kabalak Kotama Ops TNI.

(7) Anggota : Perwira yang ditunjuk.


i) Pendukung : Personel yang ditunjuk.
b. Tugas dan Tanggung Jawab. Agar pelaksanaan penyusunan Rentinkon
Kotamaops dapat berjalan lancar, efektif dan efisien maka ditentukan
tugas dan tanggung jawab tiap- tiap pejabat sebagai berikut:

1) Penanggung Jawab (Pangkotamaops):


a) memberikan arahan kepada Staf Kotamaops tentang
ancaman dan kontinjensi yang perlu mendapat perhatian.;

b) mengeluarkan petunjuk dan kebijakan tentang konsep


strategi, rencana tindakan dan kemungkinan pelibatan
kekuatan nyata Kotamaops dalam menghadapi kontinjensi;

c) mengesahkan Rentinkon Kotamaops; dan

d) bertanggung jawab isi Rentinkon yang disusun komandonya


kepada Panglima TNI.

2) Narasumber:

a) memberi informasi/masukan/tanggapan yang diperlukan


Kotamaops atas dasar kewenangan dalam jabatan/sesuai
fungsi;

b) bertanggung jawab kepada Pimpinan yang memberi perintah


terhadap kebenaran informasi/masukan yang diberikan
kepada Kotamaops; dan

c) melaksanakan asistensi penyusunan Rentinkon yang


dilaksanakan oleh Kotamaops.

3) Kelompok Penyusun.

a) Koordinator (Kepala Staf Kotamaops):


(1) mengoordinasikan, memimpin kegiatan staf terkait
penyusunan Rentinkon;

(2) melaporkan secara terus-menerus perkembangan


kegiatan penyusunan Rentinkon kepada
Pangkotamaops; dan

(3) bertanggung jawab kepada Pangkotamaops.

b) Ketua Kelompok (Asops Kotamaops):

(1) merencanakan, melaksanakan, memimpin dan


mengendalikan kegiatan-kegiatan penyusunan
Rentinkon;

(2) melaporkan dan menyerahkan konsep Rentinkon kepada


Pangkotamaops;

(3) memaparkan Rentinkon kepada Pangkotamaops;


dan

(4) bertanggung jawab atas pelaksanaan penyusunan dari


awal kegiatan sampai selesai sehingga menghasilkan
Rentinkon kepada Pangkotamaops.

c) Wakil Ketua Kelompok (Asren Kotamaops):

(1) membantu/mewakili Asops dalam pelaksanaan


tugas;

(2) mengatur mekanisme kegiatan penyusunan


Rentinkon;
(3) mengajukan saran dan pertimbangan kepada Asops
khususnya mengenai hal-hal yang berhubungan dengan
mekanisme dan administrasi penyusunan Rentinkon;
(4) membantu Asops dalam merencanakan, menyiapkan
dan melaksanakan serta mengevaluasi hasil
penyusunan Rentinkon; dan

(5) bertanggung jawab kepada Asops atas pelaksanaan


tugas dan kewajibannya.

d) Sekretaris 1 (Pabandya Ops Sops Kotamaops):

(1) membantu Asops dalam penyelenggaraan rapat


berkaitan dengan bidang administrasi dan tata usaha
Sub kelompok;

(2) menyiapkan, memelihara sarana dan


prasarana untuk mendukung kegiatan
penyusunan Rentinkon Kotamaops;

(3) melaporkan kepada Asops mengenai hal-hal yang


berkaitan dengan tugasnya; dan

(4) bertanggung jawab kepada Asops atas pelaksanaan


tugas dan kewajibannya.

e) Sekretaris 2 (Pabandya Ren Sren Kotamaops):

(1) mempunyai tugas dan kewajiban


membantu/mewakili sekretaris 1 dalam
pelaksanaan tugas-tugas kesekretariatan; dan

(2) bertanggung jawab kepada Asops atas pelaksanaan


tugas dan kewajibannya.

f) Subkelompok penyusunan (Asisten Kotamaops terkait):


a) Ketua Subkelompok:
4
0

(1) memimpin, mengendalikan dan mengawasi


pelaksanaan kegiatan anggota Subkelompok
secara keseluruhan;

(2) mengoordinasikan kegiatan Subkelompok agar


berhasil guna dan berdaya guna;

(3) mengawasi pelaksanaan tugas anggota


Subkelompok dalam rangka pelaksanaan tugas
masing-masing;

(4) menentukan referensi untuk dijadikan landasan


berpikir dalam proses penyusunan Rentinkon
Kotamaops sesuai bidang yang akan disusun;

(5) memilih alternatif terbaik dari beberapa konsep


pemikiran, saran masukan dari anggota
Subkelompok yang akan dituangkan dalam
naskah sesuai bidang;

(6) melaporkan perkembangan kemajuan hasil kerja


Subkelompok yang dipimpinnya setiap saat
kepada Asops; dan

(7) bertanggung jawab kepada Asops dalam


pembuatan naskah sesuai bidang.

b) Anggota Subkelompok:

(1) mencari, mengumpulkan dan mempelajari semua


referensi yang berkaitan dengan Rentinkon
Kotamaops yang akan disusun sesuai bidang;

(2) melakukan penilaian dan menginventarisasi hal-


hal yang perlu dimasukan dalam Rentinkon
Kotamaops yang akan disusun sesuai bidang;
(3) menyusun konsep yang berkaitan dengan
penyusunan Rentinkon Kotamaops sesuai dengan
rencana dan program kelompok penyusun; dan

(4) bertanggung jawab kepada Ketua Sub kelompok


atas pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya.

g) Pendukung:

(1) membantu mencari dan mengumpulkan bahan referensi


yang berkaitan dengan penyusunan Rentinkon
Kotamaops yang akan disusun;

(2) membantu pengetikan konsep yang berkaitan dengan


penyusunan Rentinkon Kotamaops;

(3) membantu mencatat setiap perkembangan hasil diskusi


dan rapat yang diselenggarakan oleh kelompok;

(4) mendukung kebutuhan administrasi dalam


melaksanakan penyusunan Rentinkon Kotamaops;
dan

(5) bertanggung jawab tentang keberhasilan pelaksanaan


dukungan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya
kepada Asops.

154. Mekanisme Penyelenggaraan Penyusunan Rentinkon.

a. Umum. Penyusunan dokumen Rentinkon oleh Kotamaops dengan


proyeksi satu tahun yang akan datang mekanismenya memerlukan
proses integrasi, koordinasi dan analisis oleh para pejabat dalam
lingkungan Kotamaops tersebut, selanjutnya pokok- pokok mekanisme
penyusunan sesuai dengan manajemen yang berlaku secara umum
dimulai tahap perencanaan, tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan
tahap pengakhiran.
b. Tahap Perencanaan:
1) menerima dan mempelajari direktif Panglima TNI tentang perintah
penyusunan Rentinkon Kotamaops;

2) membentuk organisasi/kelompok penyusunan Rentinkon


Kotamaops, yang melibatkan staf sesuai fungsi di lingkungan
Kotamaops; dan

3) penyampaian petunjuk perencanaan (Jukcan) Pangkotamaops


tentang kebijaksanaan penyusunan dokumen Rentinkon kepada Kas
Kotamaops, seluruh Asisten (staf terkait) dan dihadiri para Staf Ahli
Kotamaops serta LO Kotamaops (khusus untuk Kodam).

c. Tahap Persiapan.

1) pengumpulan data/informasi. Proses pengumpulan data/informasi


bahan penyusunan Rentinkon Kotamaops dimulai setelah
penyampaian Jukcan Pangkotamaops tentang pokok-pokok
penyusunan Rentinkon, masing-masing pejabat yang terlibat dalam
penyusunan Rentinkon, mencari data dan informasi sesuai bidang,
didapat melalui :

a) mempelajari Kir ancaman TNI/Angkatan dan program


pengembangan kekuatan TNI;

b) memonitor perkembangan situasi/ancaman faktual yang


sedang berkembang di wilayah Kotamaops;

c) laporan-laporan situasi terkini dari satuan bawah;

d) mengetahui kondisi satuan terkini yang meliputi kekuatan


nyata, organisasi, gelar dan tingkat latihan yang sudah
dicapai berikut kemampuannya;

e) komunikasi dengan staf komando atas sebagai narasumber


(staf umum Mabes TNI dan Mabes Angkatan); dan

f) proses pengumpulan data informasi dilaksanakan bersamaan


dengan kegiatan kerja rutin/kegiatan program.
2) menyiapkan referensi-referensi, alat peralatan, dan personel staf
untuk meyusun naskah Rentinkon Kotamaops.

d. Tahap pelaksanaan.

1) Tahap pelaksanaan dimulai setelah penyampaian keputusan


Pangkotamaops (konsep umum Rentinkon yang harus disusun),
kepada pejabat yang terlibat penyusunan, kegiatan ini dimulai
dengan:

a) penyampaian perkiraan intelijen terkini dari Asintel


Kotamaops;

b) penyampaian tentang alternatif konsep strategi Kotamaops,


rencana tindakan dan kemungkinan pelibatan kekuatan
Kotamaops untuk menghadapi kontinjensi yang diperkirakan
akan dihadapi satu tahun mendatang, oleh Asops Kotamaops,
berdasarkan perkiraan intelijen yang telah disampaikan oleh
Asintel Kotamaops; dan

c) mempertimbangkan perkiraan intelijen yang disampaikan


Asintel Kotamaops dan saran Asops Kotamaops tentang
konsep strategi, rencana tindakan dan kemungkinan
pelibatan kekuatan. Pangkotamaops memberikan
arahan/petunjuk kepada staf penyusun, berupa
keputusan/konsep umum Rentinkon, meliputi strategi,
rencana tindakan, pelibatan kekuatan dan petunjuk-petunjuk
lain yang terkait dengan penyusunan Rentinkon.

2) Penyusunan Konsep Rentinkon. Atas dasar keputusan dan konsep


umum penyusunan Rentinkon yang disampaikan Pangkotamaops,
Kas Kotamaops mengkoordinir para staf untuk memulai menyusun
konsep Rentinkon dan memerintahkan Asops untuk koordinasi
beberapa pejabat di lingkungan Kotamaops tersebut. Penyusunan
konsep tersebut harus mengembangkan esensi materi Rentinkon
yang telah disetujui Pangkotamaops serta dilengkapi sesuai dengan
format yang berlaku, dengan tetap memperhatikan hal-hal yang
bersifat khusus di
dalam wilayah yang menjadi tanggung jawabnya. Dengan
demikian, penggunaan format bisa kenyal, tergantung kepada
kebutuhan.

3) Kegiatan pengujian. Konsep Rentinkon/lampiran Rentinkon berupa


rencana operasi untuk selanjutnya diuji melalui TFG (Tactical Floor
Game), TMG (Tactical Manuver Game) dan TAMG (Tactical Air
Manuver Game), pengujian dilaksanakan oleh kelompok penyusun,
dan hasil uji sebagai bahan penyempurnaan lampiran Rentinkon
(rencana operasi).

4) Paparan. Konsep Rentinkon Kotamaops dan lampirannya yang


sudah selesai diuji, dipaparkan dihadapan Pangkotamaops dalam
suatu rapat staf yang dihadiri oleh Kas Kotama, para Asisten, Ir dan
pejabat teras Kotamaops serta instansi terkait.

5) Penyempurnaan Konsep Rentinkon. Apabila di dalam pelaksanaan


paparan masih terdapat koreksi, saran dan tanggapan, segera
dilakukan perbaikan kembali serta dilaporkan kepada
Pangkotamaops.

6) Pengesahan. Rentinkon yang telah disempurnakan, selanjutnya


disahkan oleh Pangkotamaops untuk menjadi dokumen resmi
Rentinkon Kotamaops.

7) Pada saat proses penyusunan konsep Rentinkon Kotamaops nara


sumber melakukan asistensi, guna mewujudkan Renkon yang
komprehensif, aplikatif dan terpadu serta sesuai kebijakan komando
atas.

e. Tahap Pengakhiran. Kegiatan ini diakhiri setelah penandatanganan naskah


oleh Pangkotamaops dengan kegiatan sebagai berikut :
1) Pendistribusian naskah Rentinkon dan lampirannya yang sudah
disahkan oleh Pangkotamaops kepada satuan bawah, satuan
samping (satu tingkat) dan Mabes TNI;

2) Para pejabat yang menerima naskah Rentinkon sesuai daftar


distribusi memberikan laporan (nyatakan mengerti) kepada
Pangkotamaops u.p. Asops Pangkotamaops paling lambat tiga
puluh hari setelah naskah diterima, kecuali Mabes TNI; dan

3) Evaluasi dan pembuatan laporan hasil kegiatan penyusunan naskah


Rentinkon setelah satu minggu selesai kegiatan.

155. Pengawasan Dan Pengendalian. Agar pelaksanaan penyusunan Renkon TNI dan
Rentinkon Kotamaops TNI dapat berjalan lancar, maka perlu dipertimbangkan
pengawasan dan pengendalian dalam penyusunan tersebut.

156. Pengawasan dan Pengendalian Penyusunan Renkon TNI.

a. Pengawasan.

1) Tanggung jawab pengawasan penyusunan Renkon TNI (OMP dan


OMSP) secara penuh berada pada Panglima TNI selaku
Penanggung jawab.

2) Pengawasan terhadap penyusunan Renkon secara umum menjadi


tanggung jawab Ketua Dewan Strategi TNI/Ketua Pokja dan
dilaksanakan secara terus- menerus.

3) Pengawasan terhadap penyusunan kelengkapan Renkon secara


teknis (lampiran-lampiran) menjadi tanggung jawab seluruh
anggota tetap Dewan Strategi TNI/anggota Pokja sesuai fungsi.
b. Pengendalian.

1) Kasum TNI selaku Ketua Dewan penyusunan Renkon TNI yang


berhubungan dengan OMP, dan Asrenum Panglima TNI selaku
Ketua Pokja penyusunan Renkon yang berhubungan dengan OMSP
mengendalikan kegiatan secara menyeluruh mulai dari kegiatan
penyusunan konsep, paparan konsep naskah kepada Panglima TNI,
penyempurnaan naskah dan penerbitan serta distribusi naskah.

2) Para Asisten Panglima TNI selaku anggota tetap Dewan strategi dan Para
Waas Panglima TNI selaku anggota Pokja bertanggung jawab dalam
menyiapkan materi bahan penyusunan, dan kelengkapan lampiran-lampiran
naskah Renkon sesuai bidang dengan memperhatikan, waktu, kualitas,
validitas substansi materi.

157. Pengawasan dan Pengendalian penyusunan Rentinkon Kotamaops TNI.


a. Pengawasan. Pengawasan dilaksanakan secara berjenjang sesuai
dengan tataran tiap-tiap pejabat sesuai dengan kewenangannya:

1) Pangkotamaops melaksanakan pengawasan secara menyeluruh


kegiatan penyusunan Rentinkon mulai tahap perencanaan,
persiapan, pelaksanaan sampai dengan tahap pengakhiran;

2) Kepala Staf Kotamaops mengadakan pengawasan pelaksanaan


kegiatan masing-masing staf terkait yang terlibat dalam
penyusunan Rentinkon mulai dari penyusunan konsep strategi dan
rencana pelibatan, penyusunan konsep Rentinkon dan
lampirannya, kegiatan paparan konsep Rentinkon Kotamaops
kepada Panglima Kotamaops, penyempurnaan dan penerbitan
serta distribusi; dan

3) Para Asisten Kotamaops mengawasi pelaksanaan kegiatan


penyusunan sesuai dengan bidang.

b. Pengendalian.
1) Pangkotamaops melaksanakan pengendalian secara menyeluruh
kegiatan penyusunan Rentinkon mulai tahap perencanaan,
persiapan, pelaksanaan sampai dengan tahap pengakhiran.
2) Kepala Staf Kotamaops selaku koordinator penyusunan Rentinkon
Kotamaops mengendalikan kegiatan yang dilakukan oleh staf
Kotamaops yang terkait dalam penyusunan Rentinkon mulai dari
kegiatan penyusunan, paparan konsep Rentinkon Kotamaops
kepada Panglima Kotamaops, penyempurnaan dan penerbitan
serta pendistribusian.

3) Para Asisten Kotamaops melaksanakan pengendalian kegiatan penyusunan


Rentinkon sesuai dengan bidang tugasnya.

158. Evaluasi Akhir.

a. Jelaskan prinsip-prinsip dalam penyusunan Rencana Kontijensi


TNI !
b. Jelaskan organisasi dalam penyusunan Rencana Kontijensi TNI !
c. Jelaskan Penanggungjawab penyusunan Rencana Kontijensi TNI beserta tugas
dan tanggung jawabnya !
d. Jelaskan ketentuan penyusunan Rentinkon

e. Jelaskan mekanisme penyelenggaraan penyusunan Rentinkon pada tahap


perencanaan

f. Jelaskan mekanisme penyelenggaraan penyusunan Rentinkon pada tahap


pelaksanaan
g. Jelaskan Pengawasan dan Pengendalian dalam Penyusunan Renkon TNI !

h. Jelaskan Pengawasan dan Pengendalian dalam penyusunan Rentinkon


Kotamaops TNI !

Anda mungkin juga menyukai