Anda di halaman 1dari 23

VI.

PERHITUNGAN
6.1 Analisis Data
6.1.1 Perhitungan bobot jenis cairan Newton

Tabel Pengamatan Bobot Cairan pada Piknometer


No. Nama Berat Jenis
Bobot piknometer kosong:
- Penimbangan I 16,128 gram
1.
- Penimbangan II 16,126 gram
- Penimbangan III 16,128 gram
Bobot piknometer+Air:
- Penimbangan I 25,754 gram
2.
- Penimbangan II 25,754 gram
- Penimbangan III 25,753 gram
Bobot piknometer+Gliserin:
- Penimbangan I 26,441 gram
3.
- Penimbangan II 26,439 gram
- Penimbangan III 26,446 gram
Bobot piknometer+Oleum
Ricini:
4. - Penimbangan I 25,3990 gram
- Penimbangan II 25,4248 gram
- Penimbangan III 25,3471 gram
Bobot piknometer+Propilen
glikol:
5. - Penimbangan I 26,0849 gram
- Penimbangan II 26,0850 gram
- Penimbangan III 24,0848 gram
Bobot piknometer+Sorbitol
70%:
6 - Penimbangan I 28,5993 gram
- Penimbangan II 28,5991 gram
- Penimbangan III 28,5989 gram
Perhitungan bobot rata-rata :
Bobot rata-rata piknometer :
Penim. I Penim. II Penim. III
W(piknometer )
3

1
16,128+16,126+ 16,128
= 3

= 16,127 gram

Bobot rata-rata piknometer+air :


Penim. I Penim. II Penim. III
W(piknometer air )
3

25,754 +25,754+25,753
= 3

= 25,7537 gram

Bobot rata-rata piknometer+gliserin :


Penim. I Penim. II Penim. III
W(piknometer Gliserin)
3

26,441+26,439+26,446
= 3

= 26,442 gram

Bobot rata-rata piknometer+propilenglikol :


Penim. I Penim. II Penim. III
W(piknometer PG)
3

26,0849+ 26,0850+ 26,0848


= 3

= 26,0849 gram
Bobot rata-rata piknometer+oleum ricini :
Penim. I Penim. II Penim. III
W(piknometer oleum ricini)
3

2
25,3990+ 25,4248+ 25,3471
= 3

= 25,3903 gram
Bobot rata-rata piknometer+sorbitol 70% :
Pemin . I + Pemin . II + Pemin II
W (piknometer+sorbitol 70%) = 3

28,5993+ 28,5991+28,5989
= 3

= 28,5991 gram

Perhitungan bobot Jenis Cairan :


Bobot Jenis Air =

(W 2W 0) 25,7537 gram16,127 gram


=
(W 1W 0) 25,7537 gram16,127 gram

9,6267 gram
= 9,6267 gram

= 1 gram/cm3

Bobot Jenis Gliserin =

(W 2W 0) 26,442 gram16,127 gram


=
(W 1W 0) 25,7537 gram16,127 gram

10,315 gram
= 9,6267 gram

= 1, 071 gram/cm3

3
Bobot Jenis Propilenglikol=

(W 2W 0) 26,0849 gram16,127 gram


=
(W 1W 0) 25,7537 gram16,127 gram

9,9579 gram
= 9,6267 gram

= 1,034 gram/cm3

Bobot Jenis Oleum Ricini =

(W 2W 0) 25,3903 gram16,127 gram


=
(W 1W 0) 25,7537 gram16,127 gram

9,2639 gram
= 9,6267 gram

= 0,962 gram/cm3

Bobot Jenis Sorbitol 70% =

(W 2W 0) 28,5991 gram16,127 gram


=
(W 1W 0) 25,7537 gram16,127 gram

12,4721 gram
= 9,6267 gram

= 1,296 gram/cm3

6.2 Perhitungan Viskositas


No Berat Bola (gram)
Bahan Bola Forward (s) Backward (s)
.

4
1. Akuades Plastik II 4,4379 8,82 9,35

2. Gliserin Besi II 14,1780 10,35 11,89

3. Sorbitol 70% Besi I 11,0178 3,16 2,64

Propilengliko
4. Besi I 11,0178 2,25 1
l

5. Oleum ricini Besi II 14,1780 67,86 65,80

Tabel 1. Pengukuran viskositas dengan metode Falling Ball

Perhitungan viskositas dengan Viskometer Falling Ball Menurut


Persamaan Stokes
1 Akuades
Forward
= B (1-2) t
= 0,00851 (2,2282-1) 8,82
= 0,0922 cps
Backward
= B (1-2) t
= 0,00851 (2,2282-1) 9,35
= 0,0977 cps
Rata-rata
0,0922cps +0,0977 cps
=0,0950 cps
2

2 Gliserin
Forward

5
= B (1-2) t
= 0,650 (7,7064-1,071) 10,35
= 44,6397 cps
Backward
= B (1-2) t
= 0,650 (7,7064-1,071) 11,89
= 51,2817 cps
Rata-rata
44,6397 cps+ 51,2817 cps
=47,9607 cps
2

3. Sorbitol 70%
Forward
= B (1-2) t
= 0,1309 (8,1438-1,296) 3,16
= 2,8326 cps
Backward
= B (1-2) t
= 0,1309 (8,1438-1,296) 2,64
= 2,3664 cps
Rata-rata
2,8326 cps+2,3664 cps
=2,5595 cps
2

4. Propilenglikol
Forward
= B (1-2) t
= 0,1309 (8,1438-1,034) 2,25
= 2,0940 cps
Backward
= B (1-2) t
= 0,1309 (8,1438-1,034) 1

6
= 0,9307 cps
Rata-rata
2,0940 cps +0,9307 cps
=1,5123 cps
2

5. Oleum ricini
Forward
= B (1-2) t
= 0,650 (7,7064-0,962) 67,86
= 297,4887 cps
Backward
= B (1-2) t
= 0,650 (7,7064-0,962) 65,80
= 288, 4580 cps
Rata-rata

297, 4887 cps+288, 4580 cps


=292, 9734 cps
2

No Rate of Shear Viskositas Torque


(dv/dx)
1 10 rpm 2060 51,5%
2 20 rpm 1186 59,3%
3 30 rpm 869 65,2%
4 50 rpm 582,4 72,8%
5 60 rpm 498,0 74,7%
6 100 rpm 324,8 81,2%
7 60 rpm 499,3 74,9%
8 50 rpm 580,0 72,5%
9 30 rpm 829 64,4%
10 20 rpm 1172 58,6%

7
11 10 rpm 1992 49,8%
Tabel 2. Pengukuran Viskositas dengan Viskometer Brookfield

Perhitungan tekanan geser


Rotasi 10 rpm
Diketahui : = 2060 cP
dv
dx
= 10 rpm
F
A
Ditanyakan : = .?


F
A


dv
dx

Jawab :
F dv

A dx

F
A
= 2060 x 10
cm
cm
det ik
= 20600

Rotasi 20 rpm
Diketahui : = 1186 cP
dv
dx
= 20 rpm
F
A
Ditanyakan : = .?

8

F A
dv dx
Jawab :
F dv

A dx

F
A
= 1186 x 20
cm
cm
det ik
= 23720

Rotasi 30 rpm
Diketahui : = 869 cP
dv
dx
= 30 rpm
F
A
Ditanyakan : = .?


F
A

dvdx

Jawab :
F dv

A dx

F
A
= 869 x 30
cm
cm
det ik
= 26070

Rotasi 50 rpm

9
Diketahui : = 582,4 cP
dv
dx
= 50 rpm
F
A
Ditanyakan : = .?


F
A
dv
dx

Jawab :
F dv

A dx

F
A
= 582,4 x 50
cm
cm
det ik
= 29120

Rotasi 60 rpm
Diketahui : = 498,0 cP
dv
dx
= 60 rpm
F
A
Ditanyakan : = .?


F
A
dv
dx

Jawab :
F dv

A dx

F
A
= 498,0 x 60

10
cm
cm
det ik
= 29880

Rotasi 100 rpm


Diketahui : = 324,8 cP
dv
dx
= 100 rpm
F
A
Ditanyakan : = .?


F
A


dv
dx

Jawab :
F dv

A dx

F
A
= 324,8 x100
cm
cm
det ik
= 32480

Rotasi 60 rpm
Diketahui : = 499,3 cP
dv
dx
= 60 rpm
F
A
Ditanyakan : = .?


F
A
dv
dx

Jawab :

11
F dv

A dx

F
A
= 499,360
cm
cm
det ik
= 29958

Rotasi 50 rpm
Diketahui : = 580,0 cP
dv
dx
= 50 rpm
F
A
Ditanyakan : = .?


F
A
dv
dx

Jawab :
F dv

A dx

F
A
= 580,0 x 50
cm
cm
det ik
= 29000

Rotasi 30 rpm
Diketahui : = 829 cP
dv
dx
= 30 rpm

12
F
A
Ditanyakan : = .?


F
A

dvdx

Jawab :
F dv

A dx

F
A
= 829 x 30
cm
cm
det ik
= 24870

Rotasi 20 rpm
Diketahui : = 1172 cP
dv
dx
= 20 rpm
F
A
Ditanyakan : = .?


F
A


dv
dx

Jawab :
F dv

A dx

F
A
= 1172 x 20
cm
cm
det ik
= 23440

13
Rotasi 10 rpm
Diketahui : = 1992 cP
dv
dx
= 10 rpm
F
A
Ditanyakan : = .?


F
A
dv
dx

Jawab :
F dv

A dx

F
A
= 1992 x 10
cm
cm
det ik
= 19920
No Rate of Shear Viskositas Shearing Stress
(dv/dx) (F/A)
1 10 rpm 2060 20600
2 20 rpm 1186 23720
3 30 rpm 869 26070
4 50 rpm 582,4 29120
5 60 rpm 498,0 29880
6 100 rpm 324,8 32480
7 60 rpm 499,3 29958
8 50 rpm 580,0 29000
9 30 rpm 829 24870
10 20 rpm 1172 23440

14
11 10 rpm 1992 19920
Tabel 3. Hasil perhitungan shearing stress

Kurva Hubungan Kecepatan Kurva terhadap F/A


120
100
80
60 sesudah
Kecepatan Putar (rpm) 40 sebelum
20
0

F/A

Gambar 4. Kurva hubungan kecepata putar dengan tekanan kasar.

Kurva Hubungan F/A terhadap Viskositas


40000

30000

20000 sesudah
Viskositas (cP) sebelum
10000

0
0 2000 4000

F/A

15
Gambar 5. Kurva hubungan antara viskositas dan tekanan geser.

GRAFIK UNTUK PEMBAHASAN (BAGIAN CIKA)

16
Kurva Hubungan Kecepatan Putar terhadap F/A

sebelum
Kecepatan Putar (rpm) sesudah

F/A

Gambar 7 Kurva Hubungan Rate of Share dan Shearing Stress;

Kurva Hubungan F/A terhadap Viskositas


40000

30000

20000 sebelum
Viskositas (cP) sesudah
10000

0
0 2000 4000

F/A

Gambar 8. Kurva Hubungan F/A terhadap Viskositas

17
Kurva Hubungan Kecepatan Kurva terhadap F/A
120
100
80
60 sesudah
Kecepatan Putar (rpm) 40 sebelum
20
0

F/A

Gambar 9. Kurva Hubungan Kecepatan Putar dan Shearing Stress pada semua
rentang rpm

Kurva Hubungan F/A terhadap Viskositas


40000

30000

20000 sesudah
Viskositas (cP) sebelum
10000

0
0 2000 4000

F/A

Gambar 10. Kurva Hubungan Viskositas dan Shearing Stress pada semua rentang rpm

18
Pertanyaan:
1. Tentukan viskositas dan jenis rheologi dari bahan tersebut di atas!
2. Sebutkan manfaat mempelajari viskositas dan rheologi dalam bidang farmasi!
3. Apakah yang dimaksud dengan system newton dan non-newton!

Jawaban:
1. Setelah dilakukan perhitungan diperoleh nilai viskositas masing-masing zat
cair antara lain: gliserin 47,9607 cps, propilenglikol 1,5123 cps, sorbitol 70%
2,5595 cps, oleum ricini 292,9734 cps, dan akuades 0,0950 cps. Pada Emulsi
diperoleh viskositas pada 10 rpm 2060 cps, 20 rpm 1186 cps, 30 rpm 869 cps,
50 rpm 582,4 cps, 60 rpm 498 cps, 100 rpm 324,8 cps, 60 rpm 499,3 cps, 50
rpm 580 cps, 30 rpm 829 cps, 20 rpm 1172 cps, 10 rpm 1192 cps.

Kurva Hubungan Kecepatan Putar terhadap F/A

sebelum
Kecepatan Putar (rpm) sesudah

F/A

Gambar 7 Kurva Hubungan Rate of Share dan Shearing Stress;

19
Kurva Hubungan F/A terhadap Viskositas
40000

30000

20000 sebelum
Viskositas (cP) sesudah
10000

0
0 2000 4000

F/A

Gambar 8. Kurva Hubungan F/A terhadap Viskositas

Kurva Hubungan Kecepatan Kurva terhadap F/A


120
100
80
60 sesudah
Kecepatan Putar (rpm) 40 sebelum
20
0

F/A

Gambar 9. Kurva Hubungan Kecepatan Putar dan Shearing Stress pada semua
rentang rpm

20
Kurva Hubungan F/A terhadap Viskositas
40000

30000

20000 sesudah
Viskositas (cP) sebelum
10000

0
0 2000 4000

F/A

Gambar 10. Kurva Hubungan Viskositas dan Shearing Stress pada semua
rentang rpm

Berdasarkan kurva diatas didapat hasil bahwa pada kecepatan dari 10-100 rpm
didapat hasil mengikuti kurva dari aliran pseudoplastik, dimana berdasarkan
kurva hubungan viskositas dan shearing stress, viskositas cairan sampel
menurun dengan bertambahnya kecepatan geser atau rate of shear. Hal ini
sama dengan sifat dari aliran non Newton yaitu aliran pseudoplastik, dimana
pada aliran pseudoplastik viskositas cairan menurun dengan meningkatnya
kecepatan geser. Sehingga cairan emulsi pada kecepatan 10-100 rpm dapat
dikatakan mengikuti aliran non Newton khususnya aliran pseudoplastik.

Gambar 9. Rheogram Aliran Pseudoplastis (Martin dkk., 2008)

21
Sedangkan pada kecepatan 100-10 rpm, cairan emulsi yang diuji
menunjukkan kurva yang tidak beraturan dimana besar viskostas yang didapat
seharusnya seperti pada viskositas cairan emulsi dengan kecepatan 10-100
rpm. Berdasarkan data yang didapat, tidak terjadi kesesuaian kurva atau
rheogram dari cairan emulsi pada kecepatan 10-100 rpm dan 100-10 rpm,
seharusnya rheogram yang didapat memiliki kesesuaian jenis aliran karena
pada praktikum cairan emulsi yang diuji adalah sama, baik pada kecepatan
10-100 rpm maupun pada kecepatan 100-10 rpm.

2. Mempelajari viskositas dan rheologi sangat penting karena untuk mempermudah


penyelidikan kekentalan dari cairan sejati, larutan dan sistem koloid baik yang
encer maupun yang kental, jauh bersifat praktis dari pada bersifat teoritis.
Mempelajari rheologi juga penting dalam bidang farmasi karena rheologi
digunakan penerapannya dalam formulasi dan analisis dari produk farmasi seperti
emulsi, pasta, supositoria dan penyalutan tablet (Martin dkk., 1993).

3. Berdasarkan hukum Newton tentang sifat aliran cairan, maka tipe aliran
dibedakan menjadi 2, yaitu cairan newton dan cairan non newton (Wiroatmojo,
1988):
1. Cairan Newton yaitu cairannya mengalir mengikuti aturan-aturan
viskositas.
2. Cairan non Newton yaitu aturannya tidak mengikuti aturan viskositas.
Cairan biasanya memiliki ukuran molekul yang paling besar atau
mempunyai struktur tambahan, misalnya koloid. Untuk mengalirkan
cairan bukan cairan Newton sehingga diperlukan tambahan gaya atau jika
perlu memecah strukturnya.

22
DAFTAR PUSTAKA

Martin, A., Cammarata, dan Swarbrick. 1993. Farmasi Fisik. Edisi III. Jilid II.
Jakarta: Universitas Indonesia.
Wiroatmojo. 1998. Farmasi Fisika: Bagian Larutan dan Sistem Dispersi. Yogyakarta:
Gajah Mada University Press.

23

Anda mungkin juga menyukai