Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dengan semakin berkembangnya teknologi industry saat ini, tidak bisa mengesampingkan
pentingnya penggunaan logam sebagai komponen utama produksi suatu barang, mulai dari
kebutuhan yang paling sederhana seperti alat-alat rumah tangga hingga konstruksi bangunan
dan konstruksi permesinan. Hal ini menyebabkan pemakaian bahan-bahan logam seperti besi
cor, baja, aluminium dan lainnya menjadi semakin meningkat. Sehingga dapat dikatakan
tanpa pemanfaatan logam, kemajuan peradaban manuasia tidak mungkin terjadi. Dengan
kemampuan akalnya, manusia mampu memanfaatkan logam sebagai alat bantu kehidupannya
yang sangat vital. Berbagai macam konstruksi mesin, bangunan dan lainnya dapat tercipta
dengan adanya logam. Logam tersebut menimbulkan kebutuhan akan teknologi perakitan
atau penyambungan. Salah satu teknologi penyambungan tersebut adalah dengan pengelasan.
Teknik penyambungan logam sebenarnya terbagi dalam dua kelompok besar, yaitu : 1.
Penyambungan sementara (temporary joint), yaitu teknik penyambunganlogam yang dapat
dilepas kembali. 2. Penyambungan tetap (permanen joint), yaitu teknik penyambungan logam
dengan cara mengubah struktur logam yang akan disambung dengan penambahan logam
pengisi. Termasuk dalam kelompok ini adalah solder, brazing dan pengelasan. Dari teknik
tersebut dijadikan sebagai dasar dibentuknya benda-benda logam seperti yang dimaksud pada
uraian diatas. Dalam hal ini proses pengelasan terdiri dari las listrik.

B. SASARAN
Sasaran dari pembuatan makalah ini adalah semua sector dimana orang-orang yang terkait
dalam praktik industry khususnya dalam lingkup Akademi Teknik mesin. Dengan sasaran
utama adalah mahasiswa dan mahasiswi yang berperan penting dalam kegiatan praktik di
bengkel khususnya Pengelasan yakni Las listrik.

C. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dan tujuan dibuatnya makalah ini merupakan tugas utama dalam mengisi nilai
akademik pelajaran teori permesinan yakni las listrik. Selain itu, sesuai sasaran yang
dikemukakan diatas, sebagian besar tujuan dibuatnya makalah ini ialah membagi
pengetahuan serta membantu rekan-rekan mahasiswa/mahasiswi Akademi Teknik mesin yang
kurang memahami mengenai las listrik, dimana diharapkan dengan itu mahasiswa dapat
menguasai teori pengelasan sehingga nantinya dapat diaplikasikan dalam proses praktik di
bengkel.
BAB II

A. LAS LISTRIK
Pengelasan adalah suatu proses penyambungan logam dimana logam menjadi satu
akibat panas dengan atau tanpa tekanan, atau dapat didefinisikan sebagai akibat dari
metalurgi yang ditimbulkan oleh gaya tarik menarik antara atom. Sebelum atom atom
tersebut membentuk ikatan, permukaan yang akan menjadi satu perlu bebas dari gas yang
terserap atau oksida-oksida.
Las listrik juga biasa disebut las busur listrik, yaitu proses penyambungan logam
dengan menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas. Jadi sumber panas pada las listrik
ditimbulkan oleh busur api arus listrik, antara elektroda las dan benda kerja. Pada bagian
yang terkena busur listrik tersebut akan mencair, demikian juga elektroda yang menghasilkan
busur listrik akan mencair pada ujungnya dan merambat terus sampai habis. Logam cair dari
elektroda dan dari sebagian benda yang akan disambung tercampur dan mengisi celah dari
kedua logam yang akan disambung, kemudian membeku dan tersambunglah kedua logam
tersebut. Mesin las busur listrik dapat mengalirkan arus listrik cukup besar tetapi dengan
tegangan yang aman (kurang dari 45 volt). Busur listrik yang terjadi akan menimbulkan
energi panas yang cukup tinggi sehingga akan mudah mencairkan logam yang terkena.
Besarnya arus listrik dapat diatur sesuai dengan keperluan dengan memperhatikan ukuran dan
type elektrodanya. Pada las busur, sambungan terjadi oleh panas yang ditimbulkan oleh busur
listrik yang terjadi antara benda kerja dan elektroda. Elektroda atau logam pengisi dipanaskan
sampai mencair dan diendapkan pada sambungan sehingga terjadi sambungan las. Mula-mula
terjadi kontak antara elektroda dan benda kerja sehingga terjadi aliran arus, kemudian dengan
memisahkan penghantar timbullah busur. Energi listrik diubah menjadi energi panas dalam
busur dan suhu dapat mencapai 5500 C. Ada tiga jenis elektroda logam, yaitu elektroda
polos, elektroda fluks dan elektroda berlapis tebal. Elektroda polos terbatas penggunaannya,
antara lain untuk besi tempa dan baja lunak. Biasanya digunakan polaritas langsung. Mutu
pengelasan dapat ditingkatkan dengan memberikan lapisan fluks yang tipis pada kawat las.
Fluks membantu melarutkan dan mencegah terbentuknya oksida-oksida yang tidak
diinginkan. Tetapi kawat las berlapis merupakan jenis yang paling banyak digunakan dalam
berbagai pengelasan komersil.
Las listrik dapat digolongkan menjadi :
a. Las listrik dengan elektroda logam, misalnya :
Las listrik submarged
Las listrik dengan elektroda berselaput
Las listrik TIG (Tungsten Inert Gas) atau MI

b. Las listrik dengan elektroda karbon, misalnya :


Las listrik derngan elektroda karbon tunggal
Las listri dengan elektroda karbon ganda.

Penjelasan :

Las listrik dengn elektroda berselaput.


Busur listrik yang terjadi antara ujung elektroda dan bahan dasar (plat) akan mencairkan
ujung elektroda dan sebagian dasar selaput elektroda yang turut terbakar akan mencair dan
menghasilkan gas yang melindungi ujung elektroda kawat las, dan daerah las disekitar busur
listrik terhadap daerah udara luar.
Las listrik TIG
Pada las TIG ini menggunakan elektroda wolfram. Busur yang terjadi antara elektroda dan
bahan dasar merupakan sumber panas bentuk pengelasan. Untuk melindungi hasil pengelasan
digunakan gas pelindung, seperti argon, helium atau campuran gas tersebut.

Gambar. Proses las TIG

Las Listrik MIG


Menggunakan elektroda gulungan kawat yang berbentuk rol yang gerakannya diatur oleh
sepasang roda gigi yang digerakan oleh motor listrik.

Gambar. Las Listrik MIG

Las listrik Submerged


Busur elektroda (listrik) diantara ujung elektroda dan bahan dasar berada didalm timbunan
fluksi serbuk yang digunakan sebagai pelindung dari pengaruh luar (udara bebas) sehingga
tidak terjadi sinar las keluar seperti pada las listrik lainnya. Las ini umumnya otomatis atau
semi otomatis.

B. Macam-Macam Mesin Las Listrik


1. Mesin Las Arus Bolak Balik (Mesin Las AC)
Mesin las arus bolak balik memperoleh busur nyala dari transformator, dimana dalam
pesawat las ini arus dari jaringjaring listrik dirubah menjadi arus bolakbalik oleh
transformator yang sesuai dengan arus yang digunakan untuk mengelas, sehingga mesin las
ini disebut juga mesin las transformator. Karena langsung menggunakan arus listrik AC dari
PLN yang memiliki tegangan yang cukup tinggi dibandingkan kebutuhan pengelasan yang
hanya membutuhkan tegangan berkisar 55 Volt sampai dengan 85 Volt maka mesin las ini
menggunakan transformator (Trafo) step-down, yaitu trafo yang berfungsi menurunkan
tegangan.
Transformator yang digunakan pada peralatan las mempunyai daya yang cukup besar.
Untuk mencairkan sebagian logam induk dan elektroda dibutuhkan energi yang besar, karena
tegangan pada bagian terminal kumparan sekunder hanya kecil, maka untuk menghasilkan
daya yang besar perlu arus besar. Arus yang digunakan untuk peralatan las sekitar 10 ampere
sampai 500 ampere. Besarnya arus listrik dapat diatur sesuai dengan keperluan las. Untuk
keperluan daya besar diperlukan arus yang lebih besar pula, dan sebaliknya. Arus pada
transformator dapat disetel sesuai kebutuhan dengan memutar ulir penyetel arus. Pada
transformator las AC, terdapat dua kabel yaitu kabel busur dan kabel masa, dimana jika kedua
kabel tersebut tertukar, tidak akan mempengaruhi perubahan temperature yang timbul.
Arah aliran arus bolak-balik pada mesin las AC merupakan gelombang sinusoide yang
memotong garis nol pada interval waktu 1/ 100 detik untuk mesin dengan frekuensi 50 hertz
(Hz). Tiap siklus gelombang terdiri dari setengah gelombang positif dan setenngah
gelombang negative. Arus bolak-balik dapat diubah menjadi arus searah dengan
menggunakan pengubah arus (rectifier/adaftor).

Kelebihan dari mesin las arus searah (AC):


Perlengkapan dan perawatan lebih murah
Kabel massa dan kabel elektroda dapat ditukar untuk mempengaruhi yang dihasilkan
Nyala busur kecil sehingga mengurangi timbulnya keropos pada rigi-rigi las

Kekurangan dari mesin las arus searah AC:


Tidak dapat dipergunakan untuk semua jenis elektroda
Tidak dapat digunakan untuk mengelas semua jenis logam
2. Mesin Las Arus Searah (Mesin Las DC)

Arus listrik yang digunakan untuk memperoleh nyala busur listrik adalah arus searah.
Arus searah ini berasal dari mesin berupa dynamo motor listrik searah. Dinamo dapat
digerakkan oleh motor listrik, motor bensin, motor diesel, atau alat penggerak yang lain.
Mesin arus yang menggunakan motor listrik sebagai penggerak mulanya memerlukan
peralatan yang berfungsi sebagai penyearah arus. Penyearah arus atau rectifier berfungsi
untuk mengubah arus bolak-balik (AC) menjadi arus searah (DC). Arus bolak-balik diubah
menjadi arus searah pada proses pengelasan mempunyai beberapa keuntungan, antara lain:
1. Nyala busur listrik yang dihasilkan lebih stabil
2. Setiap jenis elektroda dapat digunakan pada mesin las DC
3. Tingkat kebisingan lebih rendah
4. Mesin las lebih fleksibel, karena dapat diubah ke arus bolak-balik atau arus searah
5. Dapat dipergunakan untuk mengelas plat yang tipis

Mesin las DC ada 2 macam, yaitu mesin las stasioner atau mesin las portabel. Mesin
las stasioner biasanya digunakan pada tempat atau bengkel yang mempunyai jaringan listrik
permanen, misal listrik PLN. Adapun mesin las portabel mempunyai bentuk relatif kecil
biasanya digunakan untuk proses pengelasan pada tempat-tempat yang tidak terjangkau
jaringan listrik. Hal yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian mesin las adalah
penggunaan yang sesuai dengan prosedur yang dikeluarkan oleh prabrik pembuat mesin,
perawatan yang sesuai dengan anjuran. Sering kali gangguan-gangguan timbul pada mesin
las, antara lain mesin tidak mengeluarkan arus listrik atau nyala busur listrik lemah.
Mesin las DC mempunyai polaritas yang berbeda beda, tidak seperti mesin las AC yang
dapat digunakan dengan kutub sembarang (terbalik balik). Berikut ini adalah polaritas
mesin las DC

a) Hubungan arus polaritas terbalik (DCRP)


DCRP (Direct Current Reverse Polarity) adalah jika kabel masa dipasang pada benda kerja
dengan kutub anoda dan kabel elektroda dihubungkan dengan kutub anoda. Pada hubungan
DCRP, panas yang diberikan oleh mesin las didistribusikan 1/3 ke benda kerja dan 2/3 nya ke
elektroda sehingga panas yang diberikan mesin las ke elektroda lebih banyak daripada panas
yang diberikan ke benda kerja.
b) Hubungan arus polaritas lurus (DCSP)
DCSP (Direct Current Straight Polarity) adalah pemasangan kabel las dengan
menghubungkan antara kabel masa (benda kerja) dengan kabel anoda (positif) dan kabel
elektroda dengan kutub katoda (negatif). Pada hubungan DCSP, panas yang diterima benda
kerja lebih banyak daripada panas yang diterima elektroda dengan perbandingan 2/3 banding
1/3.

3. Mesin Las Ganda (Mesin Las AC-DC)

mesin las ini mampu melayani pengelasan dengan arus searah (DC) dan pengelasan dengan
arus bolak-balik. Mesin las ganda mempunyai transformator satu fasa dan sebuah alat perata
dalam satu unit mesin. Keluaran arus bolak-balik diambil dari terminal lilitan sekunder
transformator melalui regulator arus. Adapun arus searah diambil dari keluaran alat perata
arus. Pengaturan keluaran arus bolakbalik atau arus searah dapat dilakukan dengan mudah,
yaitu hanya dengan memutar alat pengatur arus dari mesin las.
Mesin las AC-DC lebih fleksibel karena mempunyai semua kemampuan yang dimiliki
masing-masing mesin las DC atau mesin las AC. Mesin las jenis ini sering digunakan untuk
bengkel-bengkel yang mempunyai jenis-jenis pekerjaan yang bermacam-macam, sehingga
tidak perlu mengganti-ganti las untuk pengelasan berbeda. Mesin las arus ganda dapat
menyuplai arus antara 25 ampere sampai 140 ampere yang digunakan untuk mengelas plat
plat tipis, baja anti karat (stainless steel) dan alumunium. Untuk mengelas benda kerja yang
tebal ,arus dapat disetel 60 300 ampere.

A. PERALATAN LAS LISTRIK


1) Pembangkit arus listrik
Sebagi alat yang memasok atau yang mengatur arus yang bekerja

Antara jaringan dengan mesin las pada bengkel, terdapat saklar pemutus. Mesin las yang
digerakkan dengan motor, cocok dipakai untuk pekerjaan lapangan atau pada bengkel yang
tidak mempunyai jaringan listrik. Busur nyala las ditimbulkan oleh arus listrik yang diperoleh
dari mesin las. Busur nyala terjadi apabila dibuat jarak tertentu antara elektroda dengan benda
kerja dan kabel masa dijepitkan kebenda kerja. Pemasangan kabel skunder, pada mesin las
D.C dapat diatur / dibuat menjadi DCSP atau DCRP.
bila kabel elektroda dihubungkan kekutub negative mesin, dan kabel masa
dihubungkan kekutub positif maka disebut hubungan polaritas lurus (D.C.S.P)
pada hubungan D.C.S.P, panas yang timbul, sepertiga memanaskan elektroda dan dua
pertiga memanaskan benda kerja.Berarti benda kerja menerima panas lebih banyak
dari elektroda.
bila kabel elektroda dihubungkan kekutub positif mesin, dan kabel masa dihubungkan
kekutub negative maka disebut hubungan polaritas terbaik (D.C.R.P)
catatan:
DCSP = direct current straight polarity
DCRP = direct current revers polarity
pada hubungan D.C.R.P, panas yang timbul, dua pertiga memanaskan elektroda dan
sepertiga memanaskan benda kerja. Berarti elektroda menerima panas yang lebih
banyak dari benda kerja
kapan dipergunakan D.C.R.P, tersebut?
Ini tergantung pada :
1) bahan benda kerja
2) posisi pengelasan
3) bahan dan salutan elektroda
4) penembusan yang diinginkan
2. ELEKTRODA (filler atau bahan isi)
Sebagai perekat atau bahan tambah pada proses pengelasan yang dipasang atau
dijepit pada holder / pemegang elektroda

a) Klasifikasi Elektroda
Elektroda baja lunak dan baja paduan rendah untuk las busur listrik manurut klasifikasi AWS
(American Welding Society) dinyatakan dengan tanda E XXXX yang artInya sebagai
berikut :
E menyatakan elaktroda busur listrik
XX (dua angka) sesudah E menyatakan kekuatan tarik deposit las dalam ribuan Ib/in2
lihat table.
X (angka ketiga) menyatakan posisi pangelasan. angka 1 untuk pengelasan segala
posisi. angka 2 untuk pengelasan posisi datar di bawah tangan
X (angka keempat) menyataken jenis selaput dan jenis arus yang cocok dipakai untuk
pengelasan lihat table.

Contoh : E 6013
Artinya:
Kekuatan tarik minimum den deposit las adalah 60.000 Ib/in2 atau 42 kg/mm2
Dapat dipakai untuk pengelasan segala posisi Jenis selaput elektroda Rutil-Kalium dan
pengelasan dengan arus AC atau DC + atau DC
b) Elektroda Baja Lunak
Macam-macam jenis elektroda baja lunak perbedaannya hanyalah pada jenis selaputnya.
Sedang kan kawat intinya sama.

E 6010 dan E 6011


Elektroda ini adalah jenis elektroda selaput selulosa yang dapat dipakai untuk pengelesan
dengan penembusan yang dalam. Pengelasan dapat pada segala posisi dan terak yang tipis
dapat dengan mudah dibersihkan. Deposit las biasanya mempunyai sifat sifat mekanik yang
baik dan dapat dipakai untuk pekerjaan dengan pengujian Radiografi. Selaput selulosa
dengan kebasahan 5% pada waktu pengelasan akan menghasilkan gas pelindung. E 6011
mengandung Kalium untuk mambantu menstabilkan busur listrik bila dipakai arus AC.

E 6012 dan E 6013


Kedua elektroda ini termasuk jenis selaput rutil yang dapat manghasilkan penembusan
sedang. Keduanya dapat dipakai untuk pengelasan segala posisi, tetapi kebanyakan jenis E
6013 sangat baik untuk posisi pengelesan tegak arah ke bawah. Jenis E 6012 umumnya dapat
dipakai pada ampere yang relatif lebih tinggi dari E 6013. E 6013 yang mengandung lebih
benyak Kalium memudahkan pemakaian pada voltage mesin yang rendah. Elektroda dengan
diameter kecil kebanyakan dipakai untuk pangelasan pelat tipis.

E 6020
Elektroda jenis ini dapat menghasilkan penembusan las sedang dan teraknya mudah dilepas
dari lapisan las. Selaput elektroda terutama mengandung oksida besi dan mangan. Cairan
terak yang terlalu cair dan mudah mengalir menyulitkan pada pengelasan dengan posisi lain
dari pada bawah tangan atau datar pada las sudut.

c) Elektroda Berselaput
Elektroda berselaput yang dipakai pada Ias busur listrik mempunyai perbedaan komposisi
selaput maupun kawat Inti. Pelapisan fluksi pada kawat inti dapat dengah cara destrusi,
semprot atau celup. Ukuran standar diameter kawat inti dari 1,5 mm sampai 7 mm dengan
panjang antara 350 sampai 450 mm. Jenis-jenis selaput fluksi pada elektroda misalnya
selulosa, kalsium karbonat (Ca C03), titanium dioksida (rutil), kaolin, kalium oksida mangan,
oksida besi, serbuk besi, besi silikon, besi mangan dan sebagainya dengan persentase yang
berbeda-beda, untuk tiap jenis elektroda.

Tebal selaput elektroda berkisar antara 70% sampai 50% dari diameter elektroda tergantung
dari jenis selaput. Pada waktu pengelasan, selaput elektroda ini akan turut mencair dan
menghasilkan gas CO2 yang melindungi cairan las, busur listrik dan sebagian benda kerja
terhadap udara luar. Udara luar yang mengandung O2 dan N akan dapat mempengaruhi sifat
mekanik dari logam Ias. Cairan selaput yang disebut terak akan terapung dan membeku
melapisi permukaan las yang masih panas.
Elektroda dengan Selaput Serbuk Besi
Selaput elektroda jenis E 6027, E 7014. E 7018. E 7024 dan E 7028 mengandung serbuk besi
untuk meningkatkan efisiensi pengelasan. Umumnya selaput elektroda akan lebih tebal
dengan bertambahnya persentase serbuk besi. Dengan adanya serbuk besi dan bertambah
tebalnya selaput akan memerlukan ampere yang lebih tinggi.
Elektroda Hydrogen Rendah
Selaput elektroda jenis ini mengandung hydrogen yang rendah (kurang dari 0,5 %), sehingga
deposit las juga dapat bebas dari porositas. Elektroda ini dipakai untuk pengelasan yang
memerlukan mutu tinggi, bebas porositas, misalnye untuk pengelasan bejana dan pipa yang akan
mengalami tekanan Jenis-jenis elektroda hydrogen rendah misalnya E 7015, E 7016 dan E
7018.
d) Kondisi Pengelasan
Berikut ini diberikan daftar kondisi pengelasan untuk elektroda Philips baja lunak dan baja
paduan rendah.

Elektroda Untuk Besi Tuang


Elektroda yang dipekai untuk mengelas besi tuang adalah sebagei berikut

Elektroda baja
Elektroda jenis ini bila dipakai untuk mengelas besi tuang akan menghasilkan deposit las
yang kuat sehingga tidak dapat dikerjakan dengan mesin. Dengan demikian elektroda ini
dipakai bila hasil las tidak dikerjakan lagi. Untuk mengelas besi tuang dengan elektroda baja
dapat dipakai pesawat las AC atau DC kutub terbalik.

Elektroda nikel
Elektroda jenis ini dipakai untuk mengelas besi tuang, bila hasil las masih dikerjakan lagi
dengan mesin. Elektroda nikel dapat dipakai dalam sagala posisi pengelasan. Rigi-rigi las
yang dihasilkan elektroda ini pada besi tuang adalah rata dan halus bila dipakai pada pesawat
las DC kutub terbalik. Karakteristik elektroda nikel dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Elektroda perunggu
Hasil las dengan memakai elektroda ini tahan terhadap retak, sehingga panjang las dapat
ditambah. Kawat inti dari elektroda dibuat dari perunggu fosfor dan diberi selaput yang
menghasilkan busur stabil.

Elektroda Untuk Aluminium.


Aluminium dapat dilas listrik dengan elektroda yang dibuat dari logam yang sama. Pemilihan
elektroda aluminium yang sesuai dengan pekerjaan didasarkan pada tabel keterangan dari
pabrik yang membuatnya. Elektroda aluminium AWS-ASTM AI-43 untuk las busur listrik
adalah dengan pasawat las DC kutub terbalik dimana pemakaian arus dinyatakan dalam tabel
berikut

Elektroda untuk palapis Keras


Tujuan pelapis keras dari segi kondisi pemakaian yaitu agar alat atau bahan tahan terhadap
kikisan, pukulan dan tahan aus. Untuk tujuan itu maka Elektroda untuk pelapis keras dapat
diklasifikasikan dalam tiga macam Yaitu :

1. Elektroda tahan kikisan.


Elektroda jenis ini dibuat dari tabung chrom karbida yang diisi dengan serbuk-serbuk
karbida. Elektroda dengan diameter 3,25 mm - 6,5 mm dipakai peda pesawat las AC atau DC
kutub terbalik.
Elektroda ini dapat dipakai untuk pelapis keras permukaan pada sisi potong yang tipis, peluas
lubang dan beberapa type pisau.
2. Elektroda tahan pukulan.
Elektroda ini dapat dipakai pada pesawat las AC atau DC kutub terbalik. Dipakai untuk
pelapis keras bagian pemecah dan palu.
3. Elektroda tahan keausan.
Elektroda ini dibuat dari paduan-paduan non ferro yang mengandung Cobalt, Wolfram dan
Chrom. Biasanya dipakai untuk pelapis keras permukaan katup buang dan dudukan katup
dimana temperatur dan keausan sangat tinggi

4. Kabel Las

Kabel las biasanya dibuat dari tembaga yang dipilin dan dibungkus dangan karet isolasi Yang
disebut kabel las ada tiga macam yaitu :
kabel elektroda
kabel massa
kabel tenaga
Kabel elektroda adalah kabel yang menghubungkan pesawat las dengan elektroda. Kabel
massa menghubungkan pesawat las dengan benda kerja. Kabel tenaga adalah kabel yang
menghubungkan sumber tenaga atau jaringan listrik dengan pesawat las. Kabel ini biasanya
terdapat pada pesawat las AC atau AC - DC.
5. Pemegang Elektroda

Ujung yang tidak berselaput dari elektroda dijepit dengan pemegang elektroda. Pemegang
elektroda terdiri dari mulut penjepit dan pegangan yang dibungkus oleh bahan penyekat. Pada
waktu berhenti atau selesai mengelas, bagian pegangan yang tidak berhubungan dengan kabel
digantungkan pada gantungan dari bahan fiber atau kayu.

6. Palu Las
Palu Ias digunakan untuk melepaskan dan mengeluarkan terak las pada jalur Ias dengan jalan
memukulkan atau menggoreskan pada daerah las. Berhati-hatilah membersihkan terak Ias
dengan palu Ias karena kemungkinan akan memercik ke mata atau ke bagian badan lainnya.

7. Sikat Kawat

Dipergunakan untuk :
Membersihkan benda kerja yang akan dilas
Membersihkan terak Ias yang sudah lepas dari jalur las oleh pukulan palu las.

8. Klem Massa

Klem massa edalah suatu alat untuk menghubungkan kabel massa ke benda kerja. Biasanya
klem massa dibuat dari bahan dengan penghantar listrik yang baik seperti Tembaga agar arus
listrik dapat mengalir dengan baik, klem massa ini dilengkapi dengan pegas yang kuat. Yang
dapat menjepit benda kerja dengan baik . Walaupun demikian permukaan benda kerja yang
akan dijepit dengan klem massa harus dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran-kotoran
seperti karat, cat, minyak.

9. Tang (penjepit)
Penjepit (tang) digunakan untuk memegang atau memindahkan benda kerja yang masih panas

10. Meja kerja las

Digunakan untuk menaruh benda kerja pada saat proses pengelasan

D. prinsip kerja las listrik

Pada pengelasan dengan las listrik, panas yang dihasikan berasal dari busur listrik yang
timbul dari menempelnya benda kerja dengan elektroda. Elekttroda pengisian dipanaskan
mencapai titik cair dan diendapkan pada sambungan, hingga terbentuk sambungan las. Panas
yang dihasilkan oleh busur listrik mencapai 55000C.
Pada saat pengelasan menggunakan las listrik, dilepaskan energi dalam jumlah yang sangat
besar dalam bentuk panas dancahaya ultraviolet. Agar mata kita terlindungi dari sinar ultra
violet ini, kita harus menggunakan kacamata pelindung yang mampu, menangkal cahaya
tersebut demi keselamatan kerja.
Penyalaan busur listrik pada pengelasan dapat dilakukan dengan melakukan hubungan
singkat ujung elektroda dengan logam induk,kemudian memisahkannya lagi sampai jarak
tertentu sebagai panjang busur. Dimana panjang busur normal yaitu antara 1.6 3.2 mm.
Pemadaman busur listrik dilakukan dengan menjauhkan elektrode daribahan induk . untuk
menghasilkan penyambungan manik las yang baikdapat dilakukan sebagai berikut : Sebelum
elektrode dijauhkan dari logam induk sebaiknya panjang busurlistrik dikurangi lebih dahulu,
baru kemudian elektrode dijauhkan dalamposisi lebih dimiringkan secukupnya.

Pergerakan Elektrode Pengelasan


Ada berbagai cara didalam menggerakkan (mengayunkan) elektrode lasyaitu :
1. Elektrode digerakkan dengan melakukan maju dan mundur, metodeini salah satu
bentuk metode weaving.
2. Bentuk weaving lainnya yaitu dengan melakukan gerakan seperti
setengah bulan
3. Gerakan elektrode yang menyerupai bentuk angka 8.
4. Elektrode dengan melakukan gerakan memutar.
5. Gerakan elektrode dengan membentuk hesitation.

Semua gerakan mempunyai tujuan untuk mendapatkan deposit logam lasdengan permukaan
rata, mulus dan terhindar dari terjadinya takik-takikdan termasuk terak-terak, yang terpenting
dalam gerakan elektroda iniadalah ketapatan sudut dan kestabilan kecepatan. Ayunan
elektrode las agar berbentuk anyaman atau lipatan manik las makalebar las dibatasi sampai 3
(tiga) kali besarnya diameter elektrode.

Teknik Pengelasan Untuk Jenis Sambungan Groove Posisi datar (1G)


Disarankan menggunakan metode seperti gambar 9 A dan B. Untuk jenissambungan ini dapat
dilakukan penetrasi pada kedua sisi, tetapi dapat jugadilakukan penetrasi pada satu sisi saja.
Type posisi datar (1G) didalampelaksanaannya sangat mudah. Dapat diapplikasikan pada
material pipadengan jalan pipa diputar.
Posisi horizontal (2G)
Pengelasan pipa 2G adalah pengelasan posisi horizontal, yaitu pipa padaposisi tegak dan
pengelasan dilakukan secara horizontal mengelilingi pipa.Kesukaran pengelasan posisi
horizontal adalah karena beratnya sendirimaka cairan las akan selalu kebawah. Adapun posisi
sudut elektrodepengelasan pipa 2G yaitu 90. Panjang gerakan elektrode antara 1-2 kali
diameter elektrode. Bila terlalupanjang dapat mengakibatkan kurang baiknya mutu las.
Panjang busur di usahakan sependek mungkin yaitu kali diameter elektrode las.
Untukpengelasan pengisian dilakukan dengan gerakan melingkar dan diusahakandapat
membakar dengan baik pada kedua sisi kampuh agar tidak terjadicacat. Gerakan seperti ini
diulangi untuk pengisian berikutnya.
Posisi vertikal (3G)
Pengelasan posisi 3G dilakukan pada material plate. Posisi 3G inidilaksanakan pada plate dan
elektrode vertikal. Kesukaran pengelasan ini hampir sama dengan posisi 2G akibat gaya
gravitasi dari cairan elektrode las.
Pengelasan pipa pada posisi 5G dapat dibedakan menjadi pengelasan naik
dan pengelasan turun.Pengelasan naikBiasanya dilakukan pada pipa yang mempunyai dinding
teal karenamembutuhkan panas yang tinggi. Pengelasan arah naik kecepatannya lebihrendah
dibandingkan pengelasan dengan arah turun, sehingga panasmasukan tiap satuan luas lebih
tinggi dibanding dengan pengelasan turun.Posisi pengelasan 5G pipa diletakkan pada posisi
horizontal tetap danpengelasan dilakukan mengelilingi pipa tersebut. Supaya hasil pengelasan
baik, maka diperlukan las kancing (tack weld) pada posisi jam 5-8-11 dan 2 . Mulai pengelasan
pada jam 5.30 ke jam 12.00 melalui jam 6 dankemudian dilanjutkan dengan posisi jam 5.30 ke
jam 12.00 melalui jam 3
Gerakan elektrode untuk posisi root pass (las akar) adalah berbentuksegitiga teratur
dengan jarak busur kali diameter elektrode.
Pengelasan turun Biasanya dilakukan pada pipa yang tipis dan pipa saluran minyak
serta gas bumi. Alasan penggunaan las turun lebih menguntungkan dikarenakanlebih cepat dan
lebih ekonomis.

E. Perlengkapan keselamatan kerja las listrik


1. Helm Las

Helm Ias maupun tabir las digunakan untuk melindungi kulit muka dan mata dari sinar las
(sinar ultra violet dan ultra merah) yang dapat merusak kulit maupun mata,Helm las ini
dilengkapi dengan kaca khusus yang dapat mengurangi sinar ultra violet dan ultra merah
tersebut.
Sinar Ias yang sangat terang/kuat itu tidak boleh dilihat dangan mata langsung sampai jarak
16 meter. Oleh karena itu pada saat mengelas harus mengunakan helm/kedok las yang dapat
menahan sinsar las dengan kaca las. Ukuran kaca Ias yang dipakai tergantung pada
pelaksanaan pengelasan. Umumnya penggunaan kaca las adalah sebagai berikut: No. 6.
dipakai untuk Ias titik No. 6 dan 7 untuk pengelasan sampai 30 amper. No. 6 untuk
pengelasan dari 30 sampai 75 amper. No. 10 untuk pengelasan dari 75 sampai 200 amper. No.
12. untuk pengelasan dari 200 sampai 400 amper. No. 14 untuk pangelasan diatas 400
amper. Untuk melindungi kaca penyaring ini biasanya pada bagian luar maupun dalam
dilapisi dengan kaca putih.

2. Sarung Tangan

Sarung tangan dibuat dari kulit atau asbes lunak untuk memudahkan memegang pemegang
elektroda. Pada waktu mengelas harus selalu dipakai sepasang sarung tangan.
3. Apron
Apron adalan alat pelindung badan dari percikan bunga api yang dibuat dari kulit atau dari
asbes.
Ada beberapa jenis/bagian apron :
apron lengan
apron dada

apron lengkap :

4. Sepatu Las
Sepatu las berguna untuk melindungi kaki dari semburan bunga api, Bila tidak ada sepatu las,
sepatu biasa yang tertutup seluruhnya dapat juga dipakai.

5. Masker Las

Jika tidak memungkinkan adanya kamar las dan ventilasi yang baik, maka gunakanlah
masker las, agar terhindar dari asap dan debu las yang beracun.
6. kamar las
dari bahan tahan.api. Kamar las penting agar orang yang ada disekitarnya tidak terganggu
oleh cahaya las. Untuk mengeluarkan gas, sebaiknya kamar las dilengkapi dangan sistim
ventilasi: Didalam kamar las ditempatkan meja Ias. Meja las harus bersih dari bahan-bahan
yang mudah terbakar agar terhindar dari kemungkinan terjadinya kebakaran oleh percikan
terak las dan bunga api.

7. Jaket las
Jaket pelindung badan+tangan yang tebuat dari kulit/asbes

Penggunaan keselutruhan dari perlekapan keselamatan kerja

Anda mungkin juga menyukai