Anda di halaman 1dari 32

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum PT. Berau Coal

PT Berau Coal Energy Tbk (Perusahaan) bergerak dibidang

pertambangan batubara melalui etintas anaknya, PT Berau Coal (Berau Coal).

Perusahaan adalah salah satu produsen batubara termal terbesar di Indonesia,

dengan total penjualan sebanyak 20 juta ton di tahun 2011, hal ini membukukan

nilai penjualan lebih dari AS$1.657 juta dan laba bersih komperhensif sebesar

AS$161 juta.

Wilayah konsesi Berau Coal mencakup sekitar 118,400 hektar di Provinsi

Kalimantan Timur, Indonesia, merupakan wilayah konsesi batubara tunggal yang

terbesar di Indonesia. Wilayah tersebut diperkirakan mengandung cadangan

batubara sebesar 467 juta ton. Pada saat ini Perusahaan mempekerjakan sebanyak

856 orang karyawan.

4.1.1 Sejarah Perusahaan

PT Berau Coal didirikan pada tahun 1983, aktivitas bisnis Berau Coal

meliputi eksplorasi, penambangan, dan penjualan batubara dibawah

Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) Generasi

Pertama dengan Pemerintah Indonesia.

Dibulan September 2005, Perusahaan didirikan sebagai perseroan

terbatas dengan nama PT Risco. Di akhir tahun 2009, Grup Recapital

44
45

mengakuisisi seluruh saham PT Risco, dan dengan demikian secara tidak

langsung memegang kepemilikan atas 90% saham PT Berau Coal.

Di bulan Agustus 2010, Perusahaan menjadi perusahaan publik

dengan nama PT Berau Coal Energy Tbk, dan mencatatkan sahamnya di

Bursa Efek Indonesian dengan kode BRAU. Sejak tahun 2010, Perusahaan

telah menerapkan pendekatann yang lebih agresif terhadap investasi dan

ekspansi kapasitas produksi dalam rangka mewujudkan strategi

pertumbuhannya secara eksponensial.

Per akhir Desember 2011, 84,74% saham Perusahaan dimiliki oleh

Bumi plc (melalui Vallar Investments UK Ltd), sementara sisanya dipegang

oleh masyarakat. Bumi plc adalah perusahaan yang berdomisili di London

dan terdaftar di Bursa Efek London, serta termasuk dalam FTSE 250 Index.

PT Berau Coal tidak bisa dipisahkan dari Kabupaten Berau,

Kalimantan Timur, Indonesia, sebuah kabupaten seluas 34,127 kilometer

persegi di Kalimantan Timur. Berau Coal ikut menjadi salah satu elemen

pendukung proses pembangunan di Berau yang berpenduduk sekitar 179.444

jiwa penduduk. Wilayah konsensi pertambangan Berau Coal mencakup

sekitar 118.400 hektar yang terletak di Kabupaten Berau, Provinsi

Kalimantan Timur, Indonesia. Kabupaten Berau terletak sekitar 300 kilometer

disebelah utara ibukota provinsi Samarinda.

Berau Coal saat ini memiliki 3 area penambangan, yaitu di Lati,

Binungan, dan Sambarata. Ketiga lokasi ini terletak di sekitar Tanjung Redeb

Kabupaten Berau. Di tiga lapangan tersebut, per 31 Desember 2009 tercatat


46

memiliki cadangan sebesar 346 juta ton. Sungai Segah dan Sungai Berau

adalah dua sungai besar dikawasan ini, dan dapat dilayari hingga tempat

terjauh dari wilayah konsensi penambangan. Tersedia pula akses jalan darat

yang menghubungkan Tanjung Redeb ke beberapa kota lain di Kalimantan.

Posisi Berau Coal sangatlah strategis untuk dapat memenuhi

permintaan batubara termal dunia yang terus meningkat. Dengan lokasinya di

wilayah Timur Laut pulau Kalimanatan, Berau Coal memiliki jarak yang

lebih dekat ke pasar-pasar Asia Timur yang paling dominan, termasuk China,

Korea, dan Jepang dibandingkan tambang-tambang batubara besar lainnya di

Indonesia. Oleh karena itu, Berau Coal mampu mengekspor batubara ke

pasar-pasar tersebut dengan pengangkutan yang lebih rendah daripada

produsen batu bara lainnya. Saat ini, PT Berau Coal telah menjadi produsen

batubara terbesar ke lima di Indonesia yang meraih berbagai penghargaan,

baik dibidang sosial kemasyarakan dan lingkungan hidup dari Pemerintah

Indonesia.

Berau Coal merupakan perseroan publik yang diatur dalam Undang-

undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan

Terbatas. Berau Coal tidak memiliki anak perusahaan maupun perusahaan

patungan. Berau Coal memiliki dua lokasi kantor:

Kantor pusat:

Jl. Pemuda No.40


Tanjung Redeb 77311, Berau
Kaliamtan Timur
PO BOX 114
Tlp. (62-554)23400 Fax. (62-554) 23465
47

Kantor Jakarta:

Recapital Building 5th floor


Jl. Adityawarman 55, Kebayoran Baru
Jkarta 12160
Tlp. (62-21) 727 90 662 Fax (62-21)727 92 445

4.1.2 Visi Misi

Visi

Menunjang perwujudan masa depan cemerlang melalui peran aktifnya

sebagai pengalihragaman energi yang eksponansial.

Misi

Ketangguhan berau, ketangguhan untuk dapat melakukan Alihragam

secara Eksponensial. Menunjang terwujudnya alihragam nilai secara

eksponensial bagi bisnis kami, pemegang saham dan pihak-pihak yang

berkepentingan.

Ketangguhan berau, ketangguhan untuk menjadi Progresif secara

Eksponensial. Menunjang terwujudnya kemajuan yang eksponensial

dalam kehidupan segenap personel kami, melalui usaha nyata yang

menyokong kemakmuran dan kemajuan di daerah dimana kami

beroperasi

Ketangguhan berau, ketangguhan untuk dapat memberikan Manfaat

secara Eksponansial menunjang perolehan manfaat yang eksponensial

bagi umat manusia melalui perbaikan kualitas hidup guna menuai

masa depan cemerlang.


48

4.1.3 Logo Perusahaan

Gambar 3. Logo Berau Coal

Filosofi Brand:
Umat manusia, kekuatan, sistem, pemerintah, pemegang saham,
masyarakat, serta lingkungan adalah beberapa elemen internal dan
eksternal yang membentuk energi Di Berau. Berau merupakan
ketangguhan dalam mengalihragamkan energy secara eksponensial agar
generasi yang akan dating dapat menuai masa depan yannng cemerlang.

4.1.4 Struktur Organisasi PT Berau Coal

1. President Director : Rosan Perkasa Roeslani

2. Vice President Director : Edison Mawikere

3. HR & Busines Dev. Director : Ferial Martifauzi

4. Marketing & Transp. Director : Issei Watanabe

5. Operation Director : Eko Santoso Budianto

6. Corporate Support Director : Ferial Martifauzi

7. Finance Director : John Joseph Ramos


49

Dalam struktur organisasi PT Berau Coal, President Director membawahi

langsung tiga divisi, yaitu corporate secretary, corporate legal, dan Internal audit.

Sedangkan untuk Public Relations berada dalam divisi corporate secretary yang

sejajar dengan corporate affair department. Dimana departemen Public Relations

dipimpin oleh Bpk Bintoro Prabawo sejajar dengan HO (Head Office) Public

Relations Superintendent yang kini dipegang oleh Bpk Arief Hadianto dan Public

Relations Officer oleh Farhan Soeprapto dan Abidzar Al Giffari.

Berau Coal merupakan perseroan public yang diatur dalam Undang-

undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

Berau Coal tidak memiliki anak perusahaan maupun perusahaan patungan.

Berau Coal memiliki dua lokasi kantor:

Kantor pusat:

Jl. Pemuda No.40


Tanjung Redeb 77311, Berau
Kaliamtan Timur
PO BOX 114
Tlp. (62-554)23400 Fax. (62-554) 23465

Kantor Jakarta:

Recapital Building 5th floor


Jl. Adityawarman 55, Kebayoran Baru
Jakarta 12160
Tlp. (62-21) 727 90 662 Fax (62-21)727 92 445

4.1.5 Tata Kelola Perusahaan

Berau Coal sadar akan pentingnya Tata Kelola Perusahaan atau Good
Corporate Govenance (GCG). Berkaitan dengan itu Direksi dan para manajer
senior menyusun standar GCG yang akan diterapkan dalam waktu dekat.
50

Perusahaan yakin bahwa penerapan CGC akan mengoptimalkan nilai pemegang


saham dalam jangka panjang , seraya tetap menjaga pemangku kepentingan serta
mewujudkan bisnis yang berkesinambungan.
1. Tata Kelola Resiko
Dalam usaha meminimalkan resiko yang muncul dan menjaga operasi

perusahaan yang sehat, Manajemen Berau Coal melakukan identifikasi,

pemetaan, analisis dan mitigasi resiko atas seluruh bisnis perusahaan

dalam sebuah tata kelola menajemen resiko.dalam stuktur tata kelola ,

Berau Coal memiliki Komite Manajemen Resiko yang bertanggung

jawab menangani bidang keselamatan kerja dan lingkungan, CSR, dan

pasca tambang, sedangkan bidang pengadaan barang ditangani oleh

Procurement Department. Untuk memastikan kegiatan itu berjalan

sebagaimana mestinya, direktur yang membawahi bidang-bidang

tersebut melakukan pengawasan secara aktif. Sementara untuk

manajemen resiko dan pengendalian internal perusahaaan terkait

dengan kinerja keuangan ditangani oleh satuan kerja dilevel induk

perusahaan.

2. Peran serta dalam organisasi

Berau Coal memiliki perhatian keterlibatan dalam dunia tambang di

Indonesia. Perusahaan terlibat aktif dalam berbagai asosiasi dan

organisasi yang berkaitan dengan bisnis batubara dan lingkungan hidup.

Saai ini Berau Coal adalah anggota Asosiasi Pengusaha Batubara

Indonesia (APBI), Asosiasi Pertambangan Indonesia/Indonesian


51

Mining Association (API/IMA) dan Forum Reklamasi Hutan pada

Lahan Bekas Tambang (FRHLBT).

3. Standar Etika

Dalam perjanjian Kerja Bersama (PKB) antara perusahaan dan

karyawan Berau Coal tercantum standar etika yang bertujuan agar

perusahaan dapat menjunjung tinggi etika. Beberapa prinsip standar

etika perusahaan adalah pengakuan dan penghormatan terhadap Hak

Asasi Manusia (HAM), kesempatan kerja yang adil dan pencegahan

benturan kepentingan termasuk anti korupsi. Prinsip nilai etika ini

menjadi bagian dari kepatuhan pelaksanaan tata kelola perusahaan yang

baik dan disosialisasikan sekurang-kurangnya dua tahun sekali, ketika

dilakukan pembaruan PKB secara masal.

4. Hak Asasi Manusia

HAM merupakan nilai universal yang diakui dan ditegakkan oleh

segenap pemangku kepentingan Berau Coal. Sejalan dengan itu,

perusahaan berusaha memastikan seluruh operasinya tidak melanggar

prinsip-prinsip HAM, baik dalam hubungan dengan masyarakat,

konsumen, pemasok, maupun karyawan. Perusahaan menjamin

kebebasan mengeluarkan pendapat, berkumpul, dan bersarikat.

5. Komitmen Masa Depan

Dalam beberapa tahun terakhir, kinerja perusahaan diberbagai bidang

terus meningkat. Perusahaan akan terus meningkatkan seluruh kinerja

itu, termasuk kinerja ekonomi, sosial, dan lingkungan. Perusahaan juga


52

akan terus aktif mendukung pelestarian lingkungan, pengurangan

kemiskinan, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang

merupakan perwujudan tanggungjawab Berau Coal.

4.1.6 Departement Public Relations Perusahaan

President Director PT Berau Coal membawahi tiga divisi langsung , yaitu

corporate secretary, corporate legal, dan internal audit. Sedangkan untuk

Departement Public Relations berada dibawah divisi corporate secretary yang

sejajar dengan Investor relations Department dan Corporate Affair Department.

Dimana Departemen Public Relations dipimpin oleh Bapak Bintoro Prabawo yang

membawahi Public Relations Superintendent yang kini dipegang oleh Bapak

Arief Hadianto dan Public Relations Officer oleh Farhan Soeprapto dan Abidzar

Al Giffari.
53

4.1.7 Struktur Organisasi

Corporate Secretary Corporate Affair HO Corporate Affair Permit &


Dept. Supt. License Off.

Administrator

Driver
Government relations Off.

Corporate Affairs Off.

Data
Control
Off
Public Relations Dept. HO Public Relation Public Relations
Supt. Officer

PR Admin.
Off.

Administrator

Driver

Gambar 4. Struktur Organisasi Divisi Sekertaris

Sumber: Organization Chart PT Berau Coal 2012


54

4.1.8 Tugas Pokok dan Fungsi PR PT Berau Coal

Tugas Public relations:

1. Menyelenggarakan dan beranggung jawab atas penyampaian informasi

secara lisan, tertulis, melalui tampilan visual kepada publik.

2. Memonitor, merekam, dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat

umum (publik).

3. Memperbaiki citra atau image organisasi.

4. Tanggung jawab sosial, dimana Public Relations merupakan instrument

untuk bertanggung jawab terhadap semua kelopok yang berhak

terhadap tanggung jawab tersebut.

5. Melaksanakan komunikasi persuasif yang timbal balik kepada publik.

Kegiatan Public Relations:

Bedasarkan jenis publiknya kegiatan Public Relations terbagi menjadi dua,

yaitu:

1. Internal Public Relations

Kegiatan hubungan internal yang dilakukan oleh seorang Public

Relations Officer antara lain:

1) Hubungan dengan karyawan (employee relations)

Mampu berkomunikasi dengan segala lapisan karyawan baik secara

formal maupun informal untuk mengetahu saran dan kritik mereka

sehingga bisa dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan

kebijakan dalam organisasi atau perusahaan. Mampu menjembatani

komunikasi antara pimpinan dan karyawan . Karena dengan diadakan


55

program employee relations diharapkan akan menimbulkan hasil yang

positif yaitu karyaawan bisa menghargai dan diperhatikan oleh

pimpinan perusahaan. Sehingga dapat menciptakan rasa memiliki,

motivasi, kreativitas dan ingin mencapai prestasi kerja semaksimal

mungkin.

2) Hubungan dengan pemegang saham (stockholder relations)

Seorang PR juga harus mampu membina hubungan yang baik dengan

pemegang saham, serta mampu mengkomunikasikan apa yang terjadi

dalam organisasi/perusahaan. Karena sebagai penyandang dana, mereka

harus selalu tahu perkembangan perusahaan secara transparan agar

dapat meningkatkan kepercayaan mereka terhadap perusahaan. Dengan

demikian akan menghilangkan kesalahpahaman dan kecurigaan

terhadap perusahaan.

2. Eksternal Public Relations

Kegiatan hubungan eksternal yang dilakukan oleh seorang Public Relation

Officer, antara lain:

1) Hubungan dengan komunitas (community relations)

Membina hubungan dengan komunitas merupakan wujud kepedulian

perusahaan terhadap lingkungan disekitar perusahaan. Ini juga dapat

diartikan sebagai tanda terima kasih perusahaan kepada komunitas.

Dengan begitu menunjukan bahwa perusahaan tidak hanya sekedar

mengambil keuntungan dari mereka, melainkan ikut peduli dan mau


56

berbagi apa yang diperoleh perusahaan dari lingkungan yang

merupakan milik bersama.

2) Hubungan dengan pelanggan (customer relations)

Membina hubungan baik dengan pelanggan, dilakukan agar dapat

meningkatkan loyalitas dan kepercayaan pelanggan terhadap produk

perusahaan. costumer relations dapat dilakukan dengan berbagai cara,

antara lain I, iklan, film, pameran, publisitas,brosur, dan special event.

3) Hubungan dengan media massa dan pers (media dan press relations)

Hubungan dengan pers dapat dilakukan melalui kontak formal dan

kontak informal. Seperti konfrensi pers, wisata pers (press tour),

taklimat pers (press briefing), dan resepsi pers. Sedangkan bentuk

hubungan melalui kontak informal antara lain, keterangan pers,

wawancara pers, dan jumpa pers (press gathering).

4) Hubungan dengan pemerintah (goverment relations)

Hubungan yang baik dengan pemerintah bisa memudahkan perusahaan

dalam menyesuaikan kebijakan yang akan diambil dengan kebijakan-

kebijakan pemerintah, sehingga kebijakan tersebut terwujud sesuai

dengan aturan pemerintah dan tidak melanggar hukum.

Fungsi dari public relations PT Berau Coal adalah menciptakan

citra yang positif bagi perusahaan sesuai dengan visi dan misi PT Berau

Coal. Agar terciptanya hal tersebut tentunya tidak lepas dari upaya

kewenangan serta tanggung jawab dari public relations dalam


57

melaksanakan kegiatannya. Adapun tanggung jawab yang harus

dilakukan antara lain:

1. Membuat materi komunikasi yang sesuai dengan posisi sosial

perusahaan menyangkut sektor operasional, K3L dan pengembangan

masyarakat PT Berau Coal sehingga terjadi peningkatan pemahaman

informasi dan komunikasi mengenai operasional perusahaan

2. Mempublikasikan program dan prestasi mengenai operasional

perusahaan.

3. Mengelola event, protokoler dan ceremonial corporate yang dapat

membangun serta mempertahankan citra positif perusahaan

4. Menjalin hubungan komunikasi yang strategis dengan menyampaikan

informasi yang benar dan akurat kepada stakeholder utama perusahaan,

mitra strategis, kalangan jurnalis dan media, serta khalayak berkaitan

dengan perkembangan bisnis dan operasional perusahaan demi

menciptakan pengetahuan yang maksimal dalam rangka menjangkau

pemahaman publik dan mewujudkan keterbukaan

5. Membantu manager dan superindendent memantau pendapat eksternal

mengenai segala bentuk yang berkaitan dengan segala citra kegiatan

dan reputasi maapun kepentingan-kepentingan lain perusahaan, dan

menyampaikan setiap informasi yang penting langsung kepada PR

manager disertai dengan usulan langkah-langkah tindak lanjut yang

dapat diambil

6. Mengusulkan pelaksanaan work plan serta budget tahunan


58

7. Melaporkan progres yang sudah berjalan kepada superintendent

Tanggung Jawab dan Kewenangan:

1. Memenuhi peraturan/perundang-undangan dan persyaratan/ketentuan

LK3 lain yang terkait dengan perusahaan.

2. Menjalankan dan mengingatkan anggotanya utuk turut mengikuti

program/activity plan K3L yang telah ditetapkan di lingkungan

departemennya masing-masing.

3. Melakukan inspeksi 1 kali dalam 1 minggu untuk memastikan kegiatan

operasional di lingkungannya dapat berjalan dengan aman.

4. Melaksanakan tindakan-tindakan untuk memenuhi temuan audit sesuai

dengan syarat yang berlaku.

5. Membuat identifikasi Hazard Identification & Risk Assessment

Determining Control (HIRADC) dan Job Safety Analysis (JSA) yang

sudah dibuat di departemennya.

6. Membantu atasan mensosialisasikan hasil Hazard Identification & Risk

Assessment Determining Control (HIRADC) dan Job Safety Analysis

(JSA) kepada seluruh bawahannya.

7. Melaksanakan program 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin)

untuk Menciptakan area kerja yang bersih dan sehat.

8. Membantu atasan dalam sosialisasi mengenai K3 kepada semua

kontraktor dan supplier guna meningkatkan kinerja K3L di seluruh

operasinya.
59

9. Melaporkan pada atasan apabila menemukan kontraktor yang

melakukan pelanggaran atau tindakan tidak aman.

10. Melaporkan kepada OHS department mengenai semua jenis kondisi

tidak aman, tindakan tidak aman, kecelakaan/insiden maupun

pelanggaran yang terjadi di departemennya masing-masing.

11. Mengikuti rencana pengembangan safety yang sudah dibuat di

departemennya agar memiliki pengetahuan dan kemampuan safety yang

sesuai tanggung jawab masing-masing.

12. Menghentikan setiap kegiatan yang teridentifikasi sebagai tindakan

tidak aman .

4.1.8 Publik dari PR PT. Berau Coal

Adapun publik dari PR PT Berau Coal sangat beraneka ragam, yang

mana terbagi menjadi dua jenis yaitu public internal dan public eksternal.

Public internal PT Berau coal adalah Komisaris, direktur serata karywan

yang berada dalam lingkup perusahaan PT Berau Coal baik yang berada di

Head Office maupun yang berkantor di Jakarta.

Sedangkan untuk public eksternalnya sendiri yaitu para pemegang

saham, mitra kerja, pemerintahan, masyarakat baik yang berada disekitar

area tambang maupun diluar area tambang, konsumen, serta media massa.
60

4.2 Hasil Penelitian


Banyak isu merebak terkait kejadian yang menimpa PT. Berau Coal pada

tanggal 12 Februari 2012. Kejadian kandasnya kapal tongkang holcim permai II,

yang mengangkut Ammoniun Nitrate milik PT. DNX, kontraktor PT. Bukit

Makmur, untuk operasi penambangan batubara PT. Berau Coal Site Lati kandas

dipelabuhan lati. Kapal ini memuat 2.330 karung Ammonium Nitrate yang dibalut

plastik kedap air, pada Minggu, 12 Februari 2012, mengalami kemiringan yang

mengakibatkan sebagian buritan tongkang terendam air.

Dari kejadian tersebut penulis melakukan analisis media massa online yang

memberitakan peristiwa kandasnya kapal tongkang yang membawa Ammonium

Nitrate sesuai dengan tanggal munculnya pemberitaan dalam masing-masing

media online yang diterbitkan. Hal ini peneliti lakukan untuk mengetahui isu

seperti apa yang berkembang di media dan masyarakat serta bagaimana kronologi

yang sebenarnya sehingga isu-isu yang muncul tidak menjadi sebuah krisis yang

dapat merusak reputasi perusahaan. Kutipan dari media massa online tersebut

antara lain sebagai berikut:

1. Tribun Kaltim, 14 Februari 2012

Media ini menginformasikan mengenai pihak manajemn PT. Berau Coal

yang mengatakan, bahwa manajemen telah melakukan penelitian terhadap

kualitas air dan diketahui dari penelitian tersebut tidak terdapat perubahan

yang berarti terhadap kehidupan ekosistem sungai dan ketersediaan air

bagi masyarakat, terkait dengan miringnya kapal pengangkut Ammonium

Nitrate milik perusahaan tersebut. Pihak manajemen juga telah melakukan


61

langkah tanggap pertama yang dilakukan agar kapal tongkang tidak

mengalami kemiringan.

2. Radar Tarakan Online, 16 Februari 2012

Informasi adanya kapal tongkang atau ponton pengangkut ammonium

nitrat (campuran bahan peledak) milik salah satu perusahaan batu bara

yang terbalik di daerah Sambakungan, Kecamatan Gunung Tabur langsung

disikapi anggota DPRD Berau pada Selasa (14/2). Beberapa anggota

DPRD Berau melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke lokasi yang

diinformasikan warga. Dari hasil pantauan anggota dewan, kapal tongkang

yang membawa ammonium nitrat dinilai sudah uzur. Karena itulah, dewan

mengingatkan pihak perusahaan agar melakukan pengecekan armada yang

akan membawa campuran bahan peledak itu.

3. Radar Tarakan Online, 17 Februari 2012

Media memberitakan tentang kualitas air yang tidak mengalami perubahan

akibat insiden jatuhnya Ammonium Nitrate kesungai. Pernyataan tersebut

diperkuatn oleh penelitian yang telah dilakuakan oleh Badan Lingkungan

Hidup Berau dan Sucofindo. Serta langkah antisipasi oleh manajemen PT

Berau Coal, yang mana pihaknya telah memberikan akses air bersih

kepada masyarakat Kampung Sambakungan dan sekitarnya.


62

4. Website DPRD Berau, 17 Februari 2012

Dengana adanya peristiwa tersebut, ketakutan akan air sungai di

kawasan tersebut tercemar mengingat pengujian sampel air di kawasan

itu hanya dilakukan secara sepihak oleh Berau Coal tanpa melibatkan

pihak independen lain. Jika sumber air tercemar oleh bahan berbahaya

itu merugikan warga baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Berbagai ancaman berupa ancaman kesehatan hingga keracunan,

terbuka timbul, akibat air sungai tercemar. Dari hasil sidak oleh anggota

dewan, memperkuat dugaan ada kelalaian dan kesalahan prosedur

penarikan tongkang. Meski pihak Berau Coal menyebutkan tongkang

terbalik karena tali penarik putus tetapi keadaan di lapangan berbeda,

boleh jujur melihat kondisi tongkang tidak layak dan kuat mengangkut

puluhan ribu amonium nitrat.

5. Mailing List, 13 Maret 2012

Pemerintah Kabupaten Berau, Kaltim sesalkan tindakan PT Berau Coal.

Kepala Bapedalda Berau Soeparno Kasim mengatakan, pihaknya sangat

menyayangkan tindakan perusahaan yang tidak memberi laporan atas

pengangkutan bahan peledak tersebut. Bahan peledak Amonium yang

berasal dari Swedia dan Thailand itu diambil dari PT Dahana. Namun di

Sungai Desa Sukan Berau, kapal itu tenggelam dan karung-karung berisi

amonium mengapung, sehingga menimbulkan tanda tanya bagi masyarakat

sekitar. Para warga kemudian melaporkan hal tersebut ke Kades setempat

dan Pemkab Berau. Bila perusahaan terbukti melakukan


63

pencemaran,sesuai dengan UU Lingkungan Hidup maka perusahaan bisa

dikenakan sanksi hukum.

6. Tribun Kaltim, 16 Maret 2012

Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Berau menggelar expose dan

memaparkan berbagai hasil penelitian yang dilakukan oleh 4 laboratorium

dari BLH dan Dinas Kesehatan serta ditambah 2 laboratoriom independen

yang dirujuk di ibukota Provinsi yakni Baristand dan Labkesda. Dari

analisa sampel sungai yang diambil dan mulai tanggal 17 sampai denngan

26 Februari terutama yang berkaitan dengan parameter kunci seperti

Amonia, Nitrat, Nitrit dan Ph dari air sungai diketahui bahwa kualitas air

sungai Berau yang menjadi tempat terendamnya sebagian kapal tersebut

memenuhi standar baku mutu khusnya parameter kunci dari ammonium

nitrat.

7. Samarinda Pos, 17 Maret 2012

Badan Lingkungan Hidup (BLH) Berau, memastikan tidak ada

pencemaran di sungai tersebut. Penelitian yang diekspos di Hotel Bumi

Segah, Kamis 15 Maret 2012, terkait jatuhnya amonium nitrat yang

merupakan campuran bahan peledak ke Sungai Berau dari ponton yang

mengangkutnya di dermaga milik PT Berau Coal, di Kampung

Sambakungan Kecamatan Gunung Tabur, 12 Februari lalu. Dalam

penelitianya BLH melibatkan dua laboratorium Baristand dan Labkesda

Samarinda. Selain itu, juga sudah dilakukan penelitian yang dilakukan

langsung oleh BLH dan Dinas Kesehatan Berau. Dari hasil penelitian itu
64

menyebutkan kalau memenuhi standar baku mutu khususnya parameter

kunci dari amonium nitrat. Artinya, air Sungai Berau yang sempat

terkontaminasi amonium nitrat masih aman dimanfaatkan masyarakat.

Pemerintah Kabupaten Berau, melalui Bupati Berau Makmur HAPK juga

sudah memberikan sanksi kepada perusahaan pertambangan batu bara

tersebut berupa teguran tertulis.

4.2.1 Identifikasi

Dari 7 berita yang memberitakan tentang kejadian kandasnya kapal

tongkang yang membawa Ammonium Nitrate, terdapat berita yang bernuansa

positif namun ada juga pemberitaan yang negatif. Ada berita yang memuat

informasi sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, namun ada juga informasi

yang dilebih-lebihkan. Sehingga tercipta image buruk terhadap perusahaan akan

buruknya penanganan terhadap kasus tersebut.

Berita yang mengabarkan bahwa kapal yang mengalami kandas yang

mengakibatkan sebagian buritan tongkang terendam oleh air sehingga bahan

Ammonium Nitrate yang dibawa ikut terendem oleh air itu adalah kapal milik PT

Berau Coal tidak benar.

Key informan Bintoro Prabowo mengatakan:

Kapal yang mengalami kandas itu adalah kapal yang disewa untuk
mengangkut bahan peledak (Handak) yang telah dipesan oleh PT Buma
Lati dan disetujui oleh pihak PT Berau Coal dan PT DNX pada tanggal 7
Desember 2011.
65

Penyatann tersebut menepis kabar mengenai isu yang beredar tentang

kepemilikan kapal, yang dikabarkan bahwa kapal tersebut tidak layak pakai untuk

alat angkut barang karena kondisi kapal yang sudah lapuk.

Key informan Bintoro Prabowo menambahakan:

Nah, pada tangga 2 Januari 2012 PT DNX melakukan tender untuk


pemilihan bahan angkutan dan dimenangkan oleh PT Wahana. Dengan
demikian, PT Wahana mendapat kuasa sebagai badan angkutan yang
ditunjuk untuk membawa Handak yang telah dipesan.

Pihak Manajemen PT Berau Coal pun mengakui adanya peristiwa

kandasnya kapal pada tanggal 12 Februari 2012 yang menyebakan sebagian

buritan tongkang yang membawa Handak terendam air.

key informan Bpk. Bintoro:

Memang benar adanya insiden tersebut dan manajemen Berau Coal juga
menyatakan prihatin yang mendalam atas insiden itu. Dan bersama instansi
berwenang, Badan Lingkungan Hidup (BLH Kab Berau), Dinas
pertambanagan dan Energi Kabupaten Berau, Kepolisian dan Kantor
Pelabuhan Tanjung Redeb, melakukan proses koordinasi dan investigasi
terhadap kejadian. Seluruh daya upaya telah dikerahkan untuk
penyelamatan dan dan mengurangi dampak yang mungkin terjadi pada
saat itu.

Walaupun kapal tersebut bukan milik PT Berau Coal, namun pihak PT

Berau Coal tetap melaksanakan tanggungjawabnya untuk dapat mengatasi

kejadian yang tengah menimpa. PT Berau Coal selama ini dikenal baik dan taat

dalam hal dan keselamatan kerja serta berkomitmen tinggi dalam hal lingkungan

hidup.

Informan Bpk. Arief Hadianto:


66

Jadi, kronologis sebenarnya adalah pada tanggal 4 Februari TB Petrosea


dan Barge Holcim Permai II yang mengangkut bahan tersebut, berangkat
dari Samarinda menuju Berau. 10 Februari pada pukul 10.30 WITA
dilakuakan induksi Tug Boat, setelah dilakukan induksi tongkang belum
bisa disandarkan karena air surut dan tidak dibolehkan untuk sandar
tongkang pada sore harinya. 12 Februari pukul 08.30 WITA, saat
perencanaan pembogkaran dilakukan, buritan tongkang sudah terendam
air, kemudian disampaikanlah kondisi kebocoran tongkang Holcim Permai
II kepada bagian Safety Marinie dan segera dilaporkan kembali pada Port
Manager dan diminta segera melakuakn investigasi terhadap kebocoran
tongkang sambil melakukan kordinasi dengan pihak DNX agar muatan
diatas tongkang segera dibongkar guna mengurangi muatan. Pada anggal
13 Februari PT Berau Coal membuat dan melaporkan kejadian
terendamnya sebagian buritan kiri tongkang Holcim Permai II, yang
bermuatan Ammonium Nitrate ke LBH Kabupaten Berau.

4.2.2 Analisis Isu

Dari keterangan yang telah dijelaskan oleh Bpk Arief Hadianto selaku

Pulic Relations Superintendent, PT Berau Coal langsung tanggap dengan kejadian

tersebut, melakukan langkah-langkah tanggap. Hal pertama yang dilakukan adalah

dengan tetap berusaha menstabilkan posisi tongkang di area Beaching point agar

muatan tidak terus menurus terendam saat posisi air tengah pasang. Upaya

menstabilkan posisi tongkang itu juga dibarengi dengan mengurangi mutan

ammonium nitrate yang terdapat dalam tongkang dengan mengerahkan berbagai

peralatan yang ada disana agar posisinya kembali normal. Hal itu dilakauan sesuai

dengan opersional Berau Coal, proses penyelamatan yang mengutamakan aspek

keselamatan, kesehatan dan kelestarian lingkungan.

4.2.3 Pilihan Strategi Isu

Pihak manajemen langsung memberitahukan kejadian tersebut kepada

Badan Lingkungan Hidup terkait kejadian yang terjadi pada tangga 12 Februari
67

2012. Isu yang terus berkembang dimasyarakat dan media online akan adanya

insiden tersebut adalah kekhawatiran warga akan tercemarnya lingkungan air oleh

bahan Amonium Nitrate, dimana masyarakat mengetahui bahwa bahan tersebut

merupakan bahan peledak yang sangat berbahaya jika terkonsumsi.

Key Informan Bintoro Prabowo menjelaskan:

Pihak kami telah melakuakan pemantauan kualitas air sungai Berau secara
berkesinambungan dilakukan bersama Badan Lingkungan Hidup (BLH)
Kabupaten Berau. BLH Kabupaten Berau menyatakan bahwa kualitas air yang
diuji disekitar temmpat kejadian masih memenuhi standar baku mutu, sesuai
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.83 Tehun 2001, tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran air

Tidak hanya samapi disitu, PT Berau Coal juga terus melakukan

pemantauan kualitas air sungai di sekitar lokasi insiden secara berkesinambungan

bersama BLH dan Dinas Kesehatan Kabupaten Berau. Sesuai dengan peraturan

yang berlaku, uji bersama ini dilakukan di tingkat Provinsi Kalimantan Timur,

dengan menggunakan labolatorium independen yang telah terakreditasi seperti

Sucofindo cabang Samarinda.

Selain itu sebagai langkah antisipasi dan meminimalisir dampak yang

ditimbulkan atas insiden tersebut. PT Berau Coal telah memberikan akses air

bersih kepada masyarakat sekitar seperti kampung Sambakungan, Merancang dan

sekitarnya dari PDAM dan sumber lainnya, sehingga kebutuhan dasar masyarakat

tetap terpenuhi. Mengingat bahwa masyarakat sekitar perairan tersebut masih

menggunakan air sungai untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

Informan Arief Hadianto mengatakan:

Semenjak insiden terjadi, PT Berau Coal memang sempat menghentikan


beroperasinya fasilitas pengolahan air bersih sebelum pihak berwenang
68

menyatakan aman. Hal itu dilakuakan agar masyarakat merasa tenang.


Sebagai gantinya kami memberikan akses air bersih dari PDAM dan sumber
lain untuk kebutuhan harian masyarakat.

4.2.4 Program Penanganan Isu

Sebagaimana diketahui, pertambangan merupakan bisnis yang beresiko

tinggi, membutuhkan investasi yang besar, dan berteknologi tinggi. Oleh karena

itu, disusun berbagai peraturan agar tidak terjadi kesalahan dalam setiap proses

yang dijalankan. Dalam struktur tata kelola Berau Coal memiliki Komite

Manajeman Resiko (Komite Risk Management) yang bertanggung jawab

menangani bidang keselamatan kerja dan lingkungan.

Manajemen PT Berau Coal, khususnya bagian Public Relations yang

berfungsi untuk hubungan dengan media dan menjaga reputasi perusahaan agar

tidak jatuh dimata masyarakat. Seperti yang diungkapkan oleh Vania Wulandari

berikut ini:

Sesuatu yang namanya krisis, pasti memiliki tim krisis, kami pun memiliki
tim krisis dalam rangka menanggulagi isu terkait pencemaran lingkungan air
sekitar Sambakungan oleh bahan peledak ammonium nitrate yang akan
digunakan untuk operasi tambang batu bara PT Berau Coal. Tim krisis yang
kami bentuk berasal dari Corporate Communication, Head of
Communication Development and External Relations serta dari
Departement Public Relations

Pemberitaan yang terus-menerus ada di media massa online membuat departemen

PR melakukan komunikasi terpadu terhadap seluruh karyawan akan kejadian yang

tengah terjadi pada perusahaannya. Adanya isu pencemaran lingkungan air oleh

bahan Ammonium Nitrate tentunya perusahaan menjadi sorotan media dan

memicu banyaknya pertanyaan yang muncul terkait hal tersebut. Oleh karena itu,
69

PR PT Berau Coal membuat notifikasi yang mengatakan bahwa sementara proses

penanganan masih dilakukan, dimohon semua kontak dan telepon masuk dari

media, tetap diarahkan segera kepada public relations department, dengan Bintoro

Prabowo selaku manager PR atau Arif Hadianto.

Key informan, Bintoro Probowo mengatakan:

Hal tersebut perlu dilakukan agar dalam masa penanganan ini informasi
yang diberikan memiliki tingkat akurasi yang tinggi.

Media kontak tersebut ditujukan untuk media-media yang terus memantau

perkembangan peristiwa yang terjadi. media-media online tersebut antara lain

Tribun News, Radar Tarakan Online, dan Samarinda Pos. Media tersebut terus

memantau perkembangan yang dilakuakn pihak manajemen Berau Coal, setiap

tindakan serta informasi yang diperoleh dari manajemen akan diberitakan esok

harinya dalam pemberitaan di media massa online.

4.2.5 Evaluasi Hasil

Satu bulan pasca tenggelamnya sebagian buritan kapal pengangkut bahan

peledak yang dibawa oleh salah satu kontraktor dari Berau Coal di wilayah

Sambakungani 12 Februari. Pada hari Kamis 13 MAret 2012 pihak Badan

Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Berau menggelar expose dan memaparkan

berbabgai hasil penelitian yang dilakukan oleh 4 laboratorium dari BLH dan

Dinas Kesehatan serta ditambah 2 laboratoriom independen yang dirujuk di

ibukota Provinsi yakni Baristand dan Labkesda.


70

Acara tersebut digelar di ballroom Hotel Bumi Segah. Dalam ekspose

tersebut diundang juga kepala kampung, aktivis LSM dan perwakilan dari Forum

Komunikasi Masyarakat lingkar tambang.

Informan Zulkifli, Kepala BLH Kabupaten Berau dalam ekspose tersebut


mengatakan:

Dari analisa sampel sungai yang diambil dan mulai tanggal 17 sampai
denngan 26 Februari terutama yang berkaitan dengan parameter kunci
seperti Amonia, Nitrat, Nitrit dan Ph dari air sungai diketahui bahwa
kualitas air sungai Berau yang menjadi tempat terendamnya sebagian
kapal tersebut memenuhi standar baku mutu khususnya parameter kunci
dari Ammonium Nitrat.

Pihak BLH juga menjelaskan, bahwa berdasarkan PP No.74 tahun 2001

Tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun bahwa Ammmonium Nitrate

tidak tergolong material B3. Sesuai MSDS (Material Safety Data Sheet), produk

Ammonium Nitrate tidak diklasifikasikan sebagai zat beresiko menurut kinerja

National Occupational Health & Safety Commmisssion (NOHSC) Australian.

Berdasar PP No.18 Tahun 1999 bahwa Ammonium Nitrate bukan termasuk bahan

pencemar. Demikian juga sesuai MSDS dari produk setara dengan garam

Amonium, bahwa material tersebut tidak termasuk dalam daftar pencemar air dan

tidak dipertimbangkan segi polutan dalam Baku Mutu Air Bersih.

4.3 Pembahasan

Dalam melakukan manajemen isu atas kejadian kandasnya kapal tongkang

Holcim Permai II yang telah diberitakan oleh beberapa media online. PT Berau

Coal telah melakukan serangkaian manajemen isu yang ternyata sesuai dengan

konsep manajemen isu yang digagas oleh Regester & Larkin yaitu Firt Issue
71

Management Proces Model. Langkah-langkah manajemen isu tersebut akan

peneliti sesuaikan dengan pola penanganan yang penulis dapatkan dari pihak PT

Berau Coal.

1. Identifikasi Isu

Penulis menemukan bahwa isu yang beredar merupakan isu sosial, yang

mana dalam kasus ini masyarakat mengalami keresahan akibat ditemukannya

bungkusan-bungkusan plastik yang berada diperairan Sambakungan. Dimana

plastik tersebut ternyata adalah bahan peledak yang tercebur ke air akibat

miringnya kapal tongkang Holcim Permai II yang mengangkut bahan tersebut.

Sumber respons berasal dari perusahaan PT Berau Coal sendiri serta

pemerintah Kabupaten Berau. Dalam kasus ini cakupan geografisnya adalah

tingkat daerah atau lokal, terlihat dari media yang memberitakan hanya media

lokal seperti Tribun News, Samarinda Post dan Radar Tarakan Online.

Jaraknya terkontrol karena kejadian terjadi diperairan Sambakungan yang

masih merupakan area penambangan PT Berau Coal. Kejadian tersebut

merupakan isu penting dan segera karena dapat berdampak pada rusaknya

reputasi perusahaan dan turunnya penjualan perusahaan serta dapat berdampak

pada krisis yang lebih serius jika isu yang menyebar dimasyarakat tidak segera

teratasi.

2. Analisis Isu

Berdasarkan hasil identifikasi yang telah dilakukan, penulis dapat

memberikan analisis, bahwa isu yang terjadi merupakan isu kecil, namun dapat

menjadi besar bila tidak segera ditangani. Merupakan isu kecil karena isu yang
72

timbul hanya berada pada tingkat lokal/daerah saja. Terlihat dari hanya

beberapa media online lokal yang memuat kandasnya kapal tongkang yang

membawa bahan peledak di perairan Sambakungan, Berau. Media yang

meliput antara lain adalah Tribun News, Radar Tarakan Online, serta

Samarinda Pos. Dari hasil yang didapat, tim PR juga menemukan adanya isu

yang beredar mengenai pencemaran lingkungan air oleh bahan ammonium

nitrate. Isu beredar terkait laporan warga kepada kepala daerah bahwa ia telah

melihat adanya kantung-kantung hitam yang jatuh ke sungai Sambakungan.

Tentunya isu tersebut sangat bertolak belakang dengan hasil yang telah dicapai

pada 2009, Berau Coal memperoleh PROPER hijau ditingkat propinsi

Kalimantan Timur dan peringkat tersebut sudah dicapai selama 3 tahun.

Pencapaian itu menunjukkan bahwa Berau Coal bekerja bersungguh-sungguh

untuk menjalankan taggung jawab di bidang lingkungan.

3. Pilihan Strategi Isu

Pilihan strategi isu yang digunakan oleh PT Berau Coal adalah Srategi

Respon Dinamis. Dimana manajemen selalu terbuka terhadap kasus yang

menimpa, memberikan informasi yang terbuka pada media dan masyarakat

sekitar kejadian yang terjadi serta melakukan tindakan atau langkah-langkah

yang harus dilakuakan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat oleh tim

manajemen krisis. Hal ini perusahaan sadari bahwa isu memang tidak bisa

dihindari. Sehinga, dengan adanya kejadian ini pihaknya terus melakukan

komunikasi yang terpadu baik dengan pihak internal maupun pihak eksternal

perusahaan agar isu yang beredar dapat segera tertangani.


73

4. Program penanganan Isu

Penulis menemukan, sejak insiden terjadi, PT Berau Coal dan mitra kerja

dengan sigap telah melakukan beberapa tindakan penanggulangan terkait

insiden ini. Proses evakuasi Ammoniun Nitrate dari ponton yang kandas

dilakukan dengan pantauan dan supervisi pihak kepolisian dan dinas teknik

terkait.

Sebagai langkah antisipasi dan meminimalisir dampak yang ditimbulkan atas

insiden tersebut, PT Berau Coal telah memberikan akses air bersih kepada

masyarakat sekitar seperti Kampung Sambakungan, Merancang, dan sekitarnya

dari PDAM dan sumber lainya, sehingga kebutuhan dasar masyarakat tetap

dapat terpenuhi.

Selain itu, sebagai perusahaan yang sangat peduli pada kualitas

lingkungan, PT Berau Coal juga berupaya untuk memastikan mengenai

dampak negatif akibat dari terendam dan larutnya Ammonium Nitrate di aliran

sungai Berau. Dengan didampingi 4 (empat) kepala Kampung sekitar tempat

kejadian PT Berau Coal juga menguji sampel air dari pengelolaan air minum

warga kampung di Dinas Kesehatan Propinsi Kaltim Di Samarinda.

Pemantauan kualitas air sungai disekitar lokasi kejadian dilakukan secara

berkesinambungan bersama Badan Lingkunan Hidup dan Dinas Kesehatan

Kabupaten Berau. Sesuai peraturan yang berlaku, uji bersama dilakukan


74

ditingkat Propinsi Kalimantan Timur, dengan menggunakan laboratorium

independen yang telah terakreditasi seperti Sucofindo cabang Samarinda.

Public Relations PT Berau Coal juga membuat Contact Media terkait

kejadian tersebut. Hal ini dilakuakan agar informasi yang diberikan dapat

disampaikan dengan tepat, jelas dan berimbang. Serta dilakukan pula

komunikasi terpadu terhadap seluruh karyawan PT Berau Coal atas kejadian

yang sedang dialami.

5. Evaluasi Hasil

Sebagai hasil evaluasi, pihak Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten

Berau menggelar expose pada tanggal 16 Maret 2012 dan memaparkan

berbagai hasil penelitian yang dilakukan oleh 4 laboratorium dari BLH dan

Dinas Kesehatan serta ditambah 2 laboratoriom independen yang dirujuk di

ibukota Provinsi yakni Baristand dan Labkesda. Acara tersebut digelar di

ballroom hotel Bumi Segah dan dihadiri langsung oleh Kepala BLH Kabupaten

Berau Zulkifli, Assiten II Pemkab Berau Suparno Kasim, Sekertaris Dinas

Kesehatan Mathius Popang, serta dari Berau Coal yang diwakili oleh Kepala

Teknik Tambang Bpk. Gatot Budi Kuncahyo. Hasil menunjukkan, kualitas air

sungai pasca insiden memenuhi standar baku mutu dan dinyatakan aman untuk

dikonsumsi sesuai dengan penyataan pemerintah Republik Indonesia No82

Tahun 2001, tentang pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran

Air. Hal itu dilakukan untuk mengklarifikasi isu serta mengetahui bahwa

program yang telah direncanakan sesuai dengan program yang telah dijalankan

PT Berau Coal dalam menangani isu.


75

Seperti yang telah dijelaskan melalui langkah-langkah manajemen isu

yang telah dijabarkan diatas, isu pencemaran lingkungan air oleh bahan

Ammonium Nitrate akhirnya surut. Hal ini dikarenakan pihak Berau Coal tanggap

dalam melakukan manajemen isu, dan cepat mengkomunikasikan key massage-

nya kepada masyarakat melalui media sehingga isu yang terjadi tidak merambah

menjadi krisis. Strategi Berau Coal dalam hal ini juga tepat, yaitu dengan adanya

tim krisis yang telah dibentuk, melakukan identifikasi isu dengan cepat, dan

langsung melakukan tindakan atas insiden yang terjadi di lapangan serta isu yang

yang beredar di masyarakat. Membuat media kontak, menyediakan air bersih

untuk masyarakat, serta melakukan uji sampel terhadap kualitas air merupakan

langkah serta tanggung jawab yang dilakukan manajemen PT Berau Coal guna

meredam isu yang beredar, sehingga masyarakat percaya bahwa Berau Coal

merupakan perusahaan yang selalu memperhatikan aspek keselamatan, kesehatan,

dan kelestarian lingkungan dalam proses kinerjanya.

Anda mungkin juga menyukai