Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISUSUN OLEH :
JURUSAN STATISTIKA
YOGYAKARTA
2016
BAB I
PENDAHULUAN
3. Proses pembuatan
Setelah mendesign gambar dan mengetahui alat-alat apa saja yang dibutuhkan, tahap
selanjutnya adalah proses pembuatan atau percetakan. Berikut merupakan salah satu
proses pembuatan kaos:
5. Pemasaran
Bila ditinjau dari segi prospek pemasaran bidang kerja sebuah percetakan sablon cukup
menjajikan dan menunjang kehidupan sehari-hari. Karena pada umumnya orang selalu
membutuhkan media-media publikasi untuk perorangan, golongan, bahkan pada sebuah
lembaga sekalipun. Dengan tempat pemasaran yang strategis dan promosi yang baik,
diharapkan dapat memberikan keuntungan dalam setiap penjualan. Berikut merupakan
kaos-kaos yang telah disablon dan siap untuk dipasarkan:
2.7. Pemasaran
Dalam pemasaran maupun keluar masuknya order maupun pesanan dalam 12 PM
Clothing ini dapat dikategorikan secara order lusinan maupun secara eceran sesuai order yang
di inginkan oleh penyablon dengan berbahan kain yang kita sediakan maupun disediakan oleh
costumer. Pemasaran yang dilakukan oleh 12 PM Clothing dilakukan melalui mulut ke mulut
dan juga melalui media sosial seperti facebook, instagram dan lain sebagainya.
Rincian biaya dan keuntungan yang diperoleh 12 PM Clothing adalah sebagai berikut:
1. Modal awal : Rp 3.000.000 dengan rincian Rp 2.000.000 untuk pembelian alat-alat yang
digunakan (mesin) dan Rp 1.000.000 untuk pembelian bahan.
2. Jumlah kaos yang diproduksi dalam satu bulan yaitu 60 kaos.
3. Tidak ada ketentuan untuk pemesanan minimal, 1 buah kaos pun akan dilayani.
4. Biaya pembuatan kaos (harga tiap kaos):
a. Kurang dari 12 kaos berkisar antara Rp 60.000 Rp 80.000
b. Lebih dari 12 kaos berkisar antara Rp 45.000 Rp 55.000
5. Omzet rata-rata yang diperoleh untuk setiap bulannya sebesar Rp 3.000.000 (masih
bersifat bruto karena belum dikurangi dengan biaya lain seperti tinta dan sebagainya).
2. Weaknesses (W)
Yaitu analisis kelemahan, situasi ataupun kondisi yang merupakan kelemahan dari
suatu organisasi atau perusahaan pada saat ini. Merupakan cara menganalisis
kelemahan di dalam sebuah perusahaan ataupun organisasi yang menjadi kendala
yang serius dalam kemajuan suatu perusahaan atau organisasi. Dalam usaha
konveksi 12 PM Clothing ini, komponen weaknesses atau kelemahannya terletak
pada belum mempunyai modal yang banyak sehingga untuk sementara belum bisa
memproduksi kaos dalam jumlah yang sangat besar (misalkan 1000 kaos atau lebih).
3. Opportunity (O)
Yaitu analisis peluang, situasi atau kondisi yang merupakan peluang diluar suatu
organisasi atau perusahaan dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi
dimasa depan. Cara ini adalah untuk mencari peluang ataupun terobosan yang
memungkinkan suatu perusahaan ataupun organisasi bisa berkembang di masa yang
akan depan atau masa yang akan datang. Dalam usaha konveksi 12 PM Clothing ini,
komponen opportunity atau peluangnya terletak pada pengembangan desain yang
lebih kreatif yang didukung oleh pegawainya yang masih muda sehingga kreatifitas
mudah terbentuk dan tanpa batas, sehingga persaingan dengan usaha konveksi
lainnya dapat berjalan dengan baik.
4. Threats (T)
Yaitu analisis ancaman, cara menganalisis tantangan atau ancaman yang harus
dihadapi oleh suatu perusahaan ataupun organisasi untuk menghadapi berbagai
macam faktor lingkungan yang tidak menguntungkan pada suatu perusahaan atau
organisasi yang menyebabkan kemunduran. Jika tidak segera di atasi, ancaman
tersebut akan menjadi penghalang bagi suatu usaha yang bersangkutan baik di masa
sekarang maupun masa yang akan datang. Dalam usaha konveksi 12 PM Clothing
ini, komponen threats atau hambatannya terletak pada listrik yang belum stabil
untuk proses percetakan kaos. Kemudian pegawai jarang berada di kios percetakan
kaos dikarenakan semuanya masih berstatus sebagai mahasiswa sehingga waktu
yang digunakan untuk pembuatan kaos menyesuaikan dengan keadaan pegawai.
Selain itu hambatan yang dihadapi adalah ketersediaan tempat penyimpanan kaos
yang belum memadai.
Metode analisis SWOT bisa dianggap sebagai metode analisis yangg paling dasar,
yang bermanfaat untuk melihat suatu topik ataupun suatu permasalahan dari 4 empat sisi
yang berbeda. Hasil dari analisa biasanya berupa arahan ataupun rekomendasi untuk
mempertahankan kekuatan dan untuk menambah keuntungan dari segi peluang yang ada,
sambil mengurangi kekurangan dan juga menghindari ancaman. Jika digunakan dengan
benar, analisis ini akan membantu untuk melihat sisi-sisi yang terlupakan atau tidak terlihat
selama ini. Dari pembahasan diatas tadi, analisis SWOT merupakan instrumen yang
bermanfaat dalam melakukan analisis strategi. Analisis ini berperan sebagai alat untuk
meminimalisasi kelemahan yang terdapat dalam suatu perusahaan atau organisasi serta
menekan dampak ancaman yang timbul dan harus dihadapi.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Percetakan sablon ini memberikan banyak manfaat yaitu proses pembuatan dan alat-alat
yang dibutuhkan tidak terlalu sulit serta dapat mengembangkan kreatifitas ke dalam
bentuk gambar dan penyablonan ini dapat membuka peluang usaha yang sampai saat ini
mengalami peningkatan yang cukup baik. Serta dengan skill dan pengolahan manajemen
keuangan yang baik, bisnis sablon ini akan mendatangkan untung yang besar.
3.2. Saran
Diharapkan agar dapat ditingkatkannya kemampuan atau skill sumber daya manusia-nya
dalam kegiatan penyablonan ini, dapat ditingkatkanya kelengkapan alat-alat yang dapat
menunjang proses kegiatan penyablonan, serta ditingkatkannya pengetahuan tentang
penyablonan lewat buku-buku bacaan.
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Dwi Sih. 2013. Industri Konveksi. https://k3tium.wordpress.com/2013/05/15/a-latar-
belakangindustri-konveksi-adalah-suatu-perusahaan-yang/ (diakses: 20 Oktober
2016)
Safrudin. 2012. Sablon dan konveksi Kreatif. http://masadepanbisnis.blogspot.co.id/2012/12/
contoh-proposal-sablon-kreatif_911.html (diakses: 20 Oktober 2016)
Sora. 2015. Pengertian Analisis SWOT dan Manfaatnya. http://www.pengertianku.net/
2015/03/pengertian-analisis-swot-dan-manfaatnya.html (diakses: 25 Oktober 2016)