Anda di halaman 1dari 7

LTM PEMICU I KULTUR

SEL
Isni Nur Sadrina (1506675913) Teknologi Bioproses

TOPIK PEMICU 1:

A. Aplikasi Kultur Sel dalam bidang Pertanian

B. Aplikasi Kultur Sel dalam bidang Farmasi

C. Aplikasi Kultur Sel dalam bidang Medis


D. Aplikasi Kultur Sel dalam bidang Biologi Molekuler

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA

UNIVERSITAS INDONESIA, DEPOK 2017

PEMBAHASAN

A. Aplikasi Kultur Sel dalam bidang Pertanian


Kultur sel pada awalnya diawali dengan penemuan kultur jaringan pada tanaman,
barulah kemudian kultur sel berkembang tidak hanya di tanaman namun juga di sel hewan.
Kultur jaringan pada tanaman merupakan suatu metode atau teknik mengisolasi bagian
tanaman (protoplasma, sel, jaringan, dan organ) dan menumbuhkannya pada media buatan
dalam kondisi aseptik di dalam ruangan yang terkontrol sehingga bagian-bagian tanaman
tersebut dapat tumbuh dan berkembang menjadi tanaman lengkap. Penggunaan kultur
jaringan pada awalnya hanya untuk membuktikan teori totipotensi yang dikemukakan oleh
Schleiden dan Schwann (1838) yang menyatakan bahwa sel tanaman sebagai unit terkecil
dapat tumbuh dan berkembang apabila dipelihara dalam kondisi yang sesuai. Saat ini kultur
jaringan digunakan bukan hanya sebagai sarana untuk emmpelajari aspek-aspek fisiologi
dan biokimia tanaman saja. Akan tetapi sudah berkembang emnjadi metode untuk berbagai
tujuan seperti:

a. Mikropropagasi (Perbanyakan Tanaman secara Mikro)

Teknik kultur jaringan telah digunakan dlaam membantu produksi tanaman dalam
skala besar melalui mikropropagasi atau perbanyakan klonal dan berbagai jenis tanaman.
Jaringan tanaman dalam jumlah yang sedikit dapat menghasilkan ratusan atau ribuan
tanaman secara terus menerus. Teknik ini telah digunakan dalam skala industri di berbagai
negara untuk memroduksi secara komersial berbagai jenis tanaman seperti tanaman hias
(anggrek, bunga potong, dll), tanaman buah-buahan (seperti pisang), tanaman industri, dan
kehutanan (kopi,
jati, dll).

Gambar: Mikropropagasi
Sumber: kliksma.com
Dengan menggunakan metode kultur jaringan, jutaan tanaman dengan sifat genetis
yang sama dapat diperoleh hanya dengan berasal dari satu mata tunas. Oleh karena itu,
metode ini banyak digunakan sebagai salah satu alternatif dalam perbanyakan
tanaman secara vegetatif.
b. Perbaikan Tanaman

Pada metode konvensional, untuk melakukan usaha perbaikan tanaman demi


emndapatkan galur murni akan memerlukan enam atau tujuh generasi hasil penyerbukan
sendiri maupun persilangan. Hal ini sangat tidak efisien dan membutuhkan waktu yang
lama serta beresiko apabila dalam perjalanannya tanaman malah terserang penyakit.
Melalui teknik kultur sel dengan cara memproduksi tanaman haploid melalui kultur polen,
antera atau ovari yang diikuti dengan penggandaan kromosom, akan mempersingkat waktu
untuk mendapatkan tanaman yang homozigot.

c. Produksi Tanaman Bebas Penyakit (Virus)

Pada tanaman yang telah terinfeksi virus, sel-sel pada tunas ujung (meristem)
merupakan daerah yang tidak terinfeksi virus. Dengan cara mengkulturkan bagian
meristem pada media kultur yang cocok akan diperoleh tanaman yang bebas virus. Teknik
inintelah banyak digunakan dalam memroduksi berbagai tanaman hortikultura yang bebas
penyakit.

d. Transformasi Genetik

Teknik kultur jaringan telah menjadi bagian penting dalam membantu


keberhasilan rekayasa genetika tanaman (transfer gen). Sebagai contoh transfer gen bakteri
(seperti gen cry dari Bacillus thuringensis) ke dalam sel tanaman akan terekspresi setelah
regenerasi tanaman transgeniknya tercapai.

e. Produksi Senyawa Metabolit Sekunder

Kultur sel tanaman juga dapat digunakan untuk memroduksi senyawa biokimia
(metabolit sekunder) seperti alkaloid, terpenoid, fenil propanoid, dll. Teknologi ini
sekarang sudah tersedia dalam skala industri. Sebagai contoh produksi secara
komersial senyawa shikonin dari kultur sel Lithospermum erythrorhizon.

B. Aplikasi Kultur Sel dalam bidang Farmasi

Begitu pula di bidang farmasi, kultur sel telah memberikan sumbangsih besar untuk
kemajuannya, berikut adalah di antaranya:

a. Perkembangan dan Screening Obat-obatan

Kultur sel hewan juga digunakan untuk mempelajari sitoksisitas dari obat baru.
Sel yang telah diberi perlakuan kemudian dikultur untuk diamati bagaimana
perkembangannya saat diuji cobakan obat baru. Hal ini juga dapat digunakan untuk
mengetahui seberapa efektif dan ama dosis untuk obat baru.

b. Produksi Genetically Engineered Protein

Kultur sel hewan pun dapat digunakan untuk memroduksi genetically engineered
protein seperti antibodi monoklonal, insulin, hormon, dan masih banyak lagi.

Gambar : Pembuatan Antibodi


Monoklonal

Sumber: www.researchgate.net

c. Produksi Vaksin

Kultur sel hewan juga berperan dalam produksi virus yang kemudian virus-virus ini
digunakan untuk memroduski vaksin. Contoh dari vaksin yang diproduksi dengan cara
kultur sel adalah polio, rabies, chicken pox, heoatitis B, dan lain-lain.

d. Uji Toksisitas

Kultur sel hewan digunakan untuk mempelajari efek dari obat, kosmetik, atau bahan
kimia baru pada ketahanan dan pertumbuhan berbagai jenis sel terutama sel ginjal dan hati.
Kultur sel hewan pun digunkaan untuk batas dosis maksimal.

C. Aplikasi Kultur Sel dalam bidang Medis

Dalam bidang medis, kultur sel memiliki aplikasinya yang sangat luas. Kontribusinya
telah sangat besar dalam kemajuan perkembangan dunia medis. Berikut adalah aplikasi
Kultur Sel dalam bidang medis.
a. Penelitian Kanker

Kultur sel dapat digunakan sebagai studi untuk membandingkan perbedaan antara
sel normal dan sel kanker pada sel hewan yang telah dikulturkan. Kedua jenis sel tersebut
dapat dikultur di laboratorium. Sel normal dapat diubah menjadi sel kanker dengan secara
kimiawi, menggunakan radiasi, atau menggunakan virus. Sehingga dari sini, mekanisme
dan penyebab terjadinya kanker dapat dipelajari. Kultur sel dapat digunakan untuk
menentukan efektivitas obat untuk menyerang sel kanker.

b. Virologi

Kultur sel pada hewan dapat digunakan untuk mereplikasi virus pada hewan untuk
memmroduksi vaksin. Kultur sel hewan juga dapat digunakan untuk mendeteksi dan
mengisolasi virus, dan juga digunakan sebagai studi untuk mempelajari pertumbuhan dan
perkembangan siklus virus. Kultur sel hewan juga digunakan untuk memelajari jenis
infeksi.

c. Pembuatan Jaringan atau Organ Hewan

Kultur sel hewan dapat digunakan sebagai untuk membuat organ atau jaringan
pengganti. Sebagai contohnya adalah kulit buatan dapat diproduksi menggunakan teknik
ini untuk mengobati pasien dengan keluhan luka bakar. Penelitian lain dalam pembuatan
organ buatan seperti hati, ginjal, dan pankreas pun sedang dilangsungkan. Teknik kultur
organ dan penelitian tentangnya sedang dikerjakan baik pada kultur sel pada embrionik
maupun pada sel dewasa.

d. Terapi Gen

Kultur sel hewan juga dapat secara genetik dapat digunakan untuk teknik terapi
gen. Pertama-tama sel diambil dari pasien yang kekuraagn gen fungsional atau tidak
mempunyai gen fungsional. Gen-gen ini pun kemjdian akan digantikan gen fungsional
yang sebelumnya telah dikultur pada kondisi laboratorium. Sel baru ini pun
diperkenalkan ke tubuh pasien. Metode lain adalah dengan menggunakan media vektor
virus.

D. Aplikasi Kultur Sel dalam bidang Biologi Molekuler

Sebagai bidang dasar pengembangan kultur sel, telah menyumbangkan banyak


kemajuan di bidang penelitian biologi molekuler. Berbagai penelitian dilakukan dengan
mengguankan metode kultur sel seperti:
a. Transport Intramembran seperti: 1) Aktivitas dan perpindahan RNA dari inti ke
sitoplasma dan translokasi hormon; (2) Pompa ion kalsium dan natrium; (3) Molekul karier
untuk transport glukosa; (4) reseptor hormon & molekul lainnnya.

b. Aktivitas Intraseluler seperti: (1) Replikasi DNA; (2) Ekspresi Gen; (3) Sintesis
Protein; (4) Isolasi sel mediator; (5) Analisis kromosom untuk mengetahui kelainan
genetik.

c. Metabolisme Intraseluler seperti: (1) nutrisi; (2) inversi); (3) Mekansime regulasi
steroidogenesis; (4) peran growth factor; (5) metabolisme lemak, energi, & protein.

d. Interaksi Antar Sel seperti: (1) Sinyal antar sel; (2) Populasi Kinetik & adhesi sel; (3)
Peran berbagai hormon pada ovarium.

Sedangkan contoh lain dari pemanfaatan kultur sel dalam bidang biologi molekuler
adalah sebagai berikut

a. Model System

Kultur sel digunakan sebagai model ystem untuk memelajari dasar dari biologi sel
dan biokimia sel serta agen penyebab penyakit speerti bakteri, virus. Model system ini juga
dapat digunakan untuk mempelajari efek dari obat, proses penuaan, dan cara mekanisme
untuk menghambat penuaan.

b. Genetic Counseling

Sel rusak yang diekstrasi dari ibu hamil dapat digunakan untuk mempelajari
abnormalitis dari gen ataupun kromosom menggunakan karyotyping, dan pengetahuan
yang didapat dari hal ini dapat digunakan untuk mendeteksi dini dari penyakit-penyakit
mematikan.

c. Genetic Engineering

Sel animal yang telah dikultur dapat digunakan untuk memperkenalkan material
genetik baru seperti DNA atau RNA ke sel. Hal ini digunakan untuk mempelajari ekspresi
dari gen baru dan efeknya pada kesehatan sel.

SUMBER RUJUKAN

1. Acton, Ronald. 2013. Cell Culture and Its Application. Birmingham:


Univeristy of Alabama.
2. Farjaminejhad, Reza. 2013. Establishment and Optimization of cell
growth in Suspension Culture of Papaver bracteatum: a Biotechnology
Approach for thebaine Production. Turkish Journal of Biology.

3. Freshney, Ian. 2009. Basic Principles of Cell Culture. Scotland: Centre for
Oncology and Applied Pharmacology, Cancer Reasearch UK Bwatson Laboratories.

4. Roy, Suvra. 2006. Cell Culture and Its Application. India: Central Institute of
Fisheries Education.

5. Ryan, John. 2007. Understanding and Managing Cell Culture Contamination.


Corning Incorporated Life Sciences.

Anda mungkin juga menyukai