Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH PENILAIAN KINERJA TERHADAP SEMANGAT KERJA

(Studi pada Karyawan Tetap PT. Aggiomultimex)


Erlinda Listyanti Purwaningrum
M. Al Musadieq
Ika Ruhana
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang
Email : erlinda.listyanti@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan Penilaian Kinerja Karyawan dan Semangat Kerja Karyawan
yang ada di PT. Aggiomultimex Sidoarjo, juga untuk mengetahui pengaruh antara variabel Penilaian Kinerja
Karyawan terhadap Semangat Kerja Karyawan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian explanatory
research. Penelitian ini terdiri dari variabel bebas yaitu Penilaian Kinerja Karyawan dan variabel terikat yaitu
Semangat Kerja Karyawan. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner yang
disebarkan kepada karyawan PT. Aggiomultimex Sidoarjo sebanyak 80 orang responden. Teknik analisis data
yang digunakan yaitu analisis deskriptif dan analisis regresi linier sederhana. Penilaian Kinerja Karyawan yang
ada di PT. Aggiomultimex Sidoarjo masuk dalam kategori baik dan untuk Semangat Kerja Karyawan masuk
dalam kategori sangat baik. Berdasarkan analisis regresi linier sederhana, dapat diketahui bahwa Semangat
Kerja Karyawan akan meningkat sebesar 0,462 satuan untuk setiap tambahan satu satuan variabel Penilaian
Kinerja Karyawan dengan asumsi variabel yang lainnya dianggap konstan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
Penilaian Kinerja Karyawan berpengaruh positif terhadap Semangat Kerja Karyawan. Dengan kata lain, apabila
Penilaian Kinerja Karyawan meningkat maka akan diikuti peningkatan Semangat Kerja Karyawan.

Kata kunci: Pengaruh, Penilaian Kinerja Karyawan, dan Semangat Kerja Karyawan

Abstract
This study aims to describe the Employee Performance Appraisal and Employee Working Spirit in PT .
Aggiomultimex Sidoarjo , also to determine the effect of variable Employee Performance Appraisal on
Employee Working Spirit . The type of this research was explanatory research study. The study consisted of a
free variable was Employee Performance Appraisal and the dependent variable is Employee Working Spirit.
The main data collection technique that used was questionnaire were distributed to employees of PT .
Aggiomultimex Sidoarjo as many as 80 respondents. Data analysis technique that used was descriptive analysis
and simple linear regression analysis. Employee Performance Appraisal in the PT. Aggiomultimex Sidoarjo
belong to good category, and for Employee Working Spirit belong to very good category. Based on a simple
linear regression analysis, it can be seen that Employee Working Spirit will increase by 0.462 units for every
additional unit of Employee Performance Appraisal assuming other variables held constant. It can be
concluded that the positive effect of Employee Performance Appraisal on Employee Working Spirit. In other
words, if the Employee Performance Appraisal increases, will be followed by an increase in Employee Working
Spirit.

Keywords : Effect , Employee Performance Appraisal and Employee Working Spirit

Pendahuluan dana yang berlebihan tetapi tanpa dukungan sumber


Sumber daya manusia mempunyai peran daya manusia yang handal maka kegiatan
utama dalam setiap kegiatan perusahaan. Meskipun perusahaan tidak akan berjalan dan terselesaikan
didukung dengan sarana dan prasarana serta sumber dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa sumber

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 8 No. 2 Maret 2014| 1


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
daya manusia merupakan kunci pokok yang harus aksesoris yang didirikan pada tahun 1991 di
diperhatikan dengan segala kebutuhannya. Tangerang. Pada tahun 2002 PT. Aggiomultimex
Sumber daya manusia yang berkualitas akan Sidoarjo membuka pabrik dan kantor kedua di
menentukan keberhasilan perusahaan dalam Sidoarjo untuk mempermudah proses ekspor keluar
menyusun rencana, melaksanakan kegiatan negeri. Produk yang dihasilkan termasuk sepatu,
operasional dan mengendalikan jalannya sandal, sepatu skate dan aksesoris alas kaki. Alas
perusahaan guna mencapai tujuan yang telah kaki dan aksesoris yang dihasilkan merupakan
ditetapkan oleh perusahaan. Hal ini berkaitan desain dari PT. Aggiomultimex Sidoarjo sendiri
dengan cara pemeliharaan perusahaan terhadap dengan mengusung nama merek AIXAGGIO untuk
semangat kerja karyawannya untuk produk berupa sepatu dan Linesa untuk produk
mengoptimalkan karyawan dalam menjalankan berupa sandal. AIXAGGIO dan Linesa dipasarkan
tugas tugas yang telah diberikan. Supaya proses di beberapa pusat perbelanjaan yang tersebar di
tersebut berjalan lancar dan seimbang maka berbagai kota di Indonesia seperti Jakarta, Bekasi,
diperlukan suatu penilaian kinerja untuk menjadi Bandung, Bali, Lombok, Surabaya, Samarinda,
pemicu peningkatan semangat kerja karyawan. Malang, Purwokerto. PT. Aggiomultimex tidak
Penilaian kinerja karyawan merupakan aspek hanya mengeluarkan merek sendiri tetapi juga
yang penting dalam menciptakan iklim yang sehat menerima order alas kaki dari merek ternama dunia
dan menyegarkan pada organisasi khususnya pada seperti Oakley, Ariat, D&G, Benetton, Fischer,
organisasi yang berorientasikan laba. Penilaian MBT. Negara yang menjadi tujuan pengiriman
kinerja akan meningkatkan semangat kerja barang jadi meliputi Amerika, Brazil, Belanda,
karyawan. Saat pelaksanaannya, penilaian kinerja Cina, Jepang, Finlandia, Rusia, Kanada, Singapura,
karyawan mungkin menghadapi beberapa kendala Malaysia, Inggris, Norwegia, Belanda, Australia
seperti terlibatnya emosional dari penilai sehingga dan beberapa negara lain.
mengakibatkan penilaian menjadi kurang objektif. Pada awalnya PT. Aggiomultimex Sidoarjo
Faktor penilaian obyektif memfokuskan pada fakta hanya melakukan penilaian kinerja organisasi
yang bersifat nyata dan hasilnya dapat diukur dengan melihat dari perolehan laba perusahaan dan
bila perolehan laba perusahaan terus menurun akan
misalnya kuantitas, kualitas, kehadiran dan
dilakukan pemutusan hubungan kerja terhadap
sebagainya sedangkan faktor-faktor subyektif karyawan tanpa menilai kontribusi apa yang telah
cenderung berupa opini seperti menyerupai sikap, diberikan karyawan tersebut kepada perusahaan
kepribadian, penyesuaian diri dan sebagainya. sehingga mengakibatkan semangat kerja karyawan
Faktor-faktor subyektif seperti pendapat dinilai cenderung menurun, hal ini mengakibatkan banyak
meyakinkan apabila didukung oleh kejadian- karyawan yang melakukan pengunduran diri, dalam
kejadian yang terdokumentasi. Melalui setahun sedikitnya terdapat satu karyawan yang
mengundurkan diri karena tidak puas dengan
pertimbangan faktor-faktor tersebut maka dalam
kebijakan perusahaan. Tetapi dalam kurun waktu
penilaian kinerja karyawan harus benar-benar tiga tahun terakhir PT. Aggiomultimex Sidoarjo
obyektif yaitu dengan mengukur kinerja karyawan memutuskan untuk melaksanakan penilaian kinerja
yang sesungguhnya atau mengevaluasi perilaku karyawan. Hal ini dilaksanakan sebagai upaya untuk
yang mencerminkan keberhasilan pelaksanaan meningkatkan semangat kerja karyawan dan sebagai
pekerjaan. penilaian kinerja karyawan yang obyektif bukti bahwa perusahaan memperhatikan kontribusi
akan memberikan feed back yang tepat terhadap yang telah diberikan karyawan kepada perusahaan
secara individual. Penilaian kinerja ini diterima
perubahan perilaku ke arah peningkatan semangat positif oleh karyawan, hal ini dibuktikan dengan
kerja karyawan. kinerja karyawan dirasa mulai membaik dan angka
PT. Aggiomultimex Sidoarjo merupakan karyawan yang melakukan pengunduran diri mulai
perusahaan yang bergerak di bidang alas kaki dan menurun.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 8 No. 2 Maret 2014| 2


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Berdasarkan latar belakang maka dilakukan Berdasarkan beberapa pendapat ahli mengenai
penelitian dengan judul Pengaruh Penilaian pengertian penilaian kinerja, dapat kita ambil
Kinerja terhadap Semangat Kerja (Studi pada kesimpulan bahwa penilaian kinerja merupakan
Karyawan Tetap PT. Aggiomultimex Sidoarjo). suatu sistem penilaian yang dilaksanakan setiap
periode tertentu terhadap kinerja karyawan yang
berkaitan dengan tugas yang dilaksanakan oleh
KAJIAN PUSTAKA karyawan tersebut. Proses penilaian kinerja
Penilaian Kinerja karyawan dilakukan dengan membandingkan
Penilaian prestasi kerja menurut Widodo kinerja karyawan terhadap standar yang telah
dalam Sami'an (2012:1) adalah proses untuk ditetapkan atau memperbandingkan kinerja antar
mengukur prestasi kerja karyawan berdasarkan karyawan yang memiliki kesamaan tugas.
peraturan yang telah ditetapkan, dengan cara Penilaian kinerja karyawan yang efektif dan
membandingkan sasaran (hasil kerjanya) dengan efisien memerlukan sejumlah persyaratan agar
persyaratan deskripsi pekerjaan yaitu standar menguntungkan organisasi dan karyawan yang
pekerjaan yang telah ditetapkan selama periode bekerja untuk organisasi. Persyaratan tersebut
tertentu. Standar kerja tersebut dapat dibuat baik menurut Wirawan (2009:117) adalah:
secara kualitatif maupun kuantitatif. Siagian dalam a. Relevansi
Sami'an (2012:1) menyatakan bahwa penilaian Penilaian kinerja karyawan harus relevan, artinya
prestasi kerja adalah suatu pendekatan dalam harus ada hubungannya dengan sejumlah faktor
melakukan penilaian prestasi kerja para karyawan organisasi atau perusahaan antara lain harus
yang di dalamnya terdapat berbagai faktor seperti : berhubungan strategi dan tujuan organisasi atau
1. Penilaian dilakukan pada manusia sehingga perusahaan juga terdapat relevansi dengan
disamping memiliki kemampuan tertentu juga pencapaian strategi organisasi atau perusahaan.
tidak luput dari berbagai kelemahan dan b. Reliabilitas
kekurangan. Reliabilitas artinya konsistensi penilaian dari
2. Penilaian yang dilakukan pada serangkaian tolak sistem penilaian kinerja karyawan. Bila satu
ukur tertentu yang realistik, berkaitan langsung orang karyawan dinilai oleh dua orang penilai
dengan tugas seseorang serta kriteria yang independen mempunyai nilai yang sama atau
ditetapkan dan diterapkan secara obyektif. tidak terlalu berbeda.
3. Hasil penilaian harus disampaikan kepada c. Sensitivitas
karyawan yang dinilai. Penilaian kinerja karyawan harus sensitif,
Penilaian kinerja menurut Mondy dan Noe artinya dapat membedakan kinerja yang sangat
dalam Sami'an (2012:2) merupakan suatu sistem baik, baik, sedang, buruk dan sangat buruk.
formal yang secara berkala digunakan untuk d. Akseptabilitas
mengevaluasi kinerja individu dalam menjalankan Penilaian kinerja karyawan harus akseptabel,
tugas-tugasnya. Sedangkan Mejia dalam Sami'an artinya dapat diterima oleh mereka yang
(2012:2) mengungkapkan bahwa penilaian kinerja berkaitan dengan penilaian kinerja karyawan.
merupakan suatu proses yang terdiri dari: e. Praktikal
1. Identifikasi, yaitu menentukan faktor-faktor Penilaian kinerja karyawan harus praktis, artinya
kinerja yang berpengaruh terhadap kesuksesan mudah dipahami dan dapat dilaksanakan oleh
suatu organisasi. Hal ini dapat dilakukan dengan para manajer dengan mudah.
mengacu pada hasil analisa jabatan. f. Tidak melanggar undang undang
2. Pengukuran, merupakan inti dari proses sistem Baik di negara maju maupun Indonesia, tidak ada
penilaian kinerja. Pada proses ini, pihak undang undang khusus yang mengatur
manajemen menentukan kinerja karyawan yang penilaian kinerja karyawan. Penilaian kinerja
bagaimana yang termasuk baik dan buruk. karyawan sepenuhnya merupakan urusan
3. Manajemen, proses ini merupakan tindak lanjut perusahaan tetapi tetap sesuai dengan undang
dari hasil penilaian kinerja. Pihak manajemen undang yang ada salah satunya Pasal 6 Undang-
harus berorientasi ke masa depan untuk Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun
meningkatkan potensi karyawan di organisasi 2003 tentang Ketenagakerjaan yang menyatakan
yang bersangkutan.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 8 No. 2 Maret 2014| 3


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
bahwa Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh di tempat kerja, tanggung jawabnya terhadap
perlakuan yang sama tanpa diskriminasi dari pekerjaan, disiplin kerja, kerjasama dengan
pengusaha. pimpinan atau teman sejawat dalam organisasi serta
tingkat produktivitas kerja. Untuk memahami
Semangat Kerja indikator semangat kerja berikut diuraikan
Halsey dalam Arwani dan Ashari (2012:216) penjelasan masing-masing indikator :
menyatakan bahwa semangat kerja atau moral kerja 1. Presensi
itu adalah sikap kesediaan perasaan yang Presensi merupakan kehadiran karyawan yang
memungkinkan seorang karyawan untuk berkenaan dengan tugas dan kewajibannya. Pada
menghasilkan kerja yang lebih banyak dan lebih umumnya instansi/organisasi selalu
tanpa menambah keletihan, yang menyebabkan mengharapkan karyawannya untuk datang dan
karyawan dengan antusias ikut serta dalam pulang tepat waktu, sehingga pekerjaan tidak
kegiatan-kegiatan dan usaha-usaha kelompok tertunda sehingga instansi/organisasi dapat
sekerjanya, dan membuat karyawan tidak mudah mancapai tujuan secara optimal.
kena pengaruh dari luar, terutama dari orang-orang 2. Disiplin Kerja
yang mendasarkan sasaran mereka itu atas Disiplin kerja menurut Wursanto dalam
tanggapan bahwa satu-satunya kepentingan Wijayaningsih (2010:1) merupakan ketaatan
pemimpin perusahaan itu terhadap dirinya untuk seseorang terhadap suatu peraturan yang berlaku
memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya dalam organisasi yang menggabungkan diri
darinya dan memberi sedikit mungkin. dalam organisasi itu atas dasar adanya kesadaran
Sedangkan Sastrohadiwiryo (2003:282) dan bukan karena adanya paksaan.
mendeskripsikan semangat kerja sebagai suatu Disiplin kerja menurut Moekijat dalam
kondisi rohaniah, atau perilaku individu tenaga Wijayaningsih (2012:1) merupakan suatu
kerja dan kelompok kelompok yang menimbulkan kekuasaan yang berkembang dalam penyesuaian
kesenangan yang mendalam pada diri tenaga kerja diri dengan sukarela kepada ketentuan-ketentuan,
untuk bekerja dengan giat dan konsekuen dalam peraturan-peraturan dan nilai-nilai dari pekerja.
mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan. Dari pengertian - pengertian di atas dapat
Menurut Nitisemito dalam Arwani dan Ashari disimpulkan bahwa disiplin merupakan kemauan
(2009:216) definisi dari semangat kerja adalah dan kepatuhan untuk bertingkah laku sesuai
kondisi seseorang yang menunjang dirinya untuk dengan peraturan yang berlaku di instansi /
melakukan pekerjaan lebih cepat dan lebih baik di organisasi yang bersangkutan.
dalam sebuah perusahaan. Semangat kerja juga 3. Kerjasama
merupakan suatu sikap individu atau kelompok Kerjasama diartikan oleh Westra dalam
terhadap kesukarelaannya untuk bekerjasama agar Wijayaningsih (2012:1) sebagai suatu sikap dari
mencurahkan kemampuanya secara menyeluruh. individu maupun kelompok terhadap
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut kesukarelaannya untuk bekerjasama agar dapat
dapat disimpulkan bahwa semangat kerja adalah mencurahkan kemampuannya secara
kemauan atau kesediaan dari setiap individu atau menyeluruh. Keberhasilan atau kegagalan suatu
kelompok untuk saling bekerjasama dengan giat, organisasi tergantung pada orang-orang yang
disiplin dan penuh rasa tanggung jawab dalam terlibat di dalamnya. Untuk itu penting adanya
melaksanakan tujuan yang telah ditetapkan oleh kerjasama yang baik diantara semua pihak dalam
perusahaan. Akan tetapi dalam hal ini, tiap individu organisasi, baik dengan atasan, teman sejawat,
dipengaruhi oleh keinginan atau motif tertentu maupun bawahan.
sesuai dengan kebutuhannya. Jika keinginan atau 4. Tanggung jawab
motif tersebut tidak terpenuhi, maka dapat Tanggung jawab menurut Westra dalam
menurunkan semangat kerja karyawan, dan Wijayaningsih (2012:1) merupakan keharusan
sebaliknya jika kebutuhan terpenuhi maka dapat pada seseorang yang melaksanakan kegiatan
meningkatkan semangat kerja karyawan. selayaknya apa yang telah diwajibkan
Semangat kerja menurut Nitisemito kepadanya. Tanggung jawab juga merupakan
(2002:427) dapat diukur melalui presensi karyawan kewajiban seseorang untuk melaksanakan segala

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 8 No. 2 Maret 2014| 4


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
sesuatu yang telah diwajibkan kepadanya, dan yang dapat digunakan untuk meningkatkan
jika terjadi kesalahan yang disebabkan karena produktivitas karyawan.
kelalaiannya, maka seseorang dapat dituntut atau Penilaian kinerja memiliki unsur-unsur yang
dipersoalkan. berbeda di dalamnya dan semua unsur ini saling
5. Produktivitas Kerja terkait, penilaian kinerja yang baik akan mencakup
Produktivitas diartikan oleh Ravianto dalam semua elemen dan menggabungkannya untuk
Wijayaningsih (2012:1) sebagai efisiensi modal kebaikan. Jika penilaian kinerja memberitahu
dan waktu yang digunakan untuk menghasilkan karyawan tentang kinerja mereka selama periode
barang dan jasa. Dari pendapat pendapat waktu tertentu hasilnya kurang baik maka akan
tersebut, dapat disimpulkan bahwa produktivitas memotivasi karyawan dan mereka akan melakukan
kerja adalah kemampuan seseorang untuk upaya untuk tampil lebih baik di masa yang akan
menghasilkan barang atau jasa dengan datang untuk mendapatkan promosi dan
menggunakan berbagai sumber produksi sesuai penghargaan.
dengan mutu dan jangka waktu yang telah Menurut Cascio dalam Asnawi (1999:144)
ditentukan oleh perusahaan. salah satu tujuan penilaian kinerja adalah sebagai
Indikasi yang menunjukkan kecenderungan feedback bagi karyawan itu sendiri. Hasil dari
umum rendahnya semangat kerja adalah rendahnya penilaian kinerja dapat dikembalikan kepada masing
produktivitas, tingkat absensi yang tinggi, tingkat masing karyawan sehingga karyawan dapat sadar
kerusakan yang tinggi, kegelisahan dimana-mana, bahwa apa yang dilakukan telah dicatat dan dinilai
tuntutan yang sering kali terjadi, dan pemogokan. oleh yang berwenang sehingga karyawan tidak
merasa kecewa apabila nilainya kurang dan merasa
Hubungan Penilaian Kinerja dengan Semangat bangga apabila nilainya tinggi sehingga semakin
Kerja bersemangat dalam bekerja.
Pada umumnya karyawan hanya disibukkan Berdasarkan teori tersebut dapat disimpulkan bahwa
oleh tugas tugasnya sehari hari tanpa menyadari harapan dari feedback penilaian kinerja bagi
manfaat dan besarnya kontribusi dari hasil kerjanya karyawan yang hasil penilaian kinerjanya tinggi
selama ini terhadap perusahaan. Banyak karyawan adalah karyawan akan menambah semangat
yang telah merasa membanting tulang dalam melaksanakan tugas dan berharap mendapat reward,
melaksanakan tugasnya tetapi perlakuan yang sedangkan bagi yang hasil penilaian kinerjanya
diterima oleh karyawan tersebut biasa saja dan belum tinggi akan memperbaiki diri dengan makin
disamakan dengan karyawan yang hanya menambah semangat dan inovasi untuk mengejar
sekedarnya saja dalam melaksanakan tugas. Hal ini ketertinggalannya. Hubungan antara penilaian
mengakibatkan turunnya semangat dalam bekerja. kinerja karyawan dan semangat kerja karyawan
Maka dari itu para manajer menyadari pentingnya adalah berbanding lurus. Sebuah penilaian kinerja
penilaian kinerja dan pengaruhnya pada motivasi, karyawan yang hasilnya positif akan meningkatkan
loyalitas, kepuasan dan semangat kerja. semangat kerja karyawan dan sebaliknya. Dalam
Menurut Edenborough (2005:213) Saat ini, kasus yang sangat jarang terjadi, karyawan dapat
sistem penilaian kinerja telah mengalami banyak semakin terpacu semangat kerjanya karena hasil
peningkatan, tetapi hasilnya masih menunjukkan penilaian kinerja karyawannya yang negatif.
bahwa penilaian kinerja memiliki dampak negatif
terhadap semangat kerja dan motivasi dari Hipotesis
karyawan jika tidak dinilai secara sistematis. Hipotesis penelitian ini yaitu Penilaian Kinerja
Penilaian secara tidak sistematis menghasilkan Karyawan berpengaruh terhadap Semangat Kerja
organisasi yang mengalami demoralisasi karyawan Karyawan.
dan juga kehilangan loyalitas karyawan tersebut,
yang berdampak pada tujuan dan sasaran organisasi, METODE PENELITIAN
Duraisingam & Skinner (2005:4) mengatakan Metode Penelitian
bahwa penilaian kinerja juga dapat membantu Jenis penelitian yang digunakan dalam
manajer untuk memutuskan apa saja faktor-faktor
penelitian ini menggunakan jenis penelitian
eksplanatori dengan pendekatan kuantitatif. Teknik

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 8 No. 2 Maret 2014| 5


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik Penilaian Kinerja Karyawan. Jawaban responden
pengambilan sampel jenuh. Metode pengumpulan dapat dilihat pada Tabel 1 :
data menggunakan kuesioner dengan sampel
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Variabel Penilaian
sebanyak 80 responden karyawan tetap PT.
Kinerja Karyawan
Aggiomultimex Sidoarjo. Analisis data yang
digunakan yaitu analisis deksriptif dan analisis
linier sederhana.
Variabel Penelitian
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
Penilaian Kinerja Karyawan (X)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah:
Semangat Kerja Karyawan (Y)
Analisis Data
a. Analisi Deskriptif
Analisis ini digunakan untuk Sumber : Data Primer Diolah, 2013
mendeskripsikan penelitian dengan
menggambarkan obyek penelitian yang terdiri Keterangan : X1.1 = Sistem penilaian kinerja
dari gambaran lokasi penelitian, keadaan karyawan sesuai dengan standar
respondem yang diteliti, serta item-item yang kinerja yang telah ditentukan
didistribusikan dari masing-masing variabel. perusahaan.
X1.2 = Sistem penilaian kinerja
Seperti yang telah dikemukakan oleh Nazir
karyawan yang dilaksanakan
(2003;23), Metode deskriptif adalah suatu dapat dipercaya.
metode dalam meneliti status kelompok X1.3 = Hasil penilaian kinerja
manusia atau objek, suatu set kondisi, suatu karyawan dapat membedakan
sistem pemikiran ataupun peristiwa pada masa dengan jelas kualitas kinerja dari
sekarang. Jadi analisis deskriptif membantu karyawan.
peneliti untuk memahami tentang obyek X1.4 = Hasil penilaian kinerja
penelitiannya. karyawan dapat diterima oleh
b. Analisis Regresi Linier Sederhana karyawan.
Analisis regresi linier sederhana adalah X1.5 = Proses penilaian kinerja
hubungan secara linier antara satu variabel karyawan terhindar dari
subyektivitas penilai.
independen (X) dengan variabel dependen (Y).
X1.6 = Proses penilaian kinerja
Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan karyawan dilaksanakan tanpa
antara variabel independen dengan variabel adanya diskriminasi.
dependen apakah positif atau negatif dan untuk
memprediksi nilai dari variabel dependen Dengan demikian, maka interval skor untuk
apabila nilai variabel independen mengalami menentukan batas-batas kategori untuk Penilaian
kenaikan atau penurunan.. Data yang digunakan Kinerja Karyawan (X) disajikan sebagai berikut:
biasanya berskala interval atau rasio. Jumlah skor 1,00 1,79 : Sangat kurang
c. Pengujian Hipotesis Jumlah skor 1,80 2,59 : Kurang
Uji t digunakan untuk menguji signifikansi Jumlah skor 2,60 3,39 : Cukup
pengaruh variabel bebas yaitu Penilaian Jumlah skor 3,40 4,19 : Baik
Kinerja Karyawan (X) terhadap variabel terikat Jumlah skor 4,20 5.00 : Sangat baik
yaitu Semangat Kerja Karyawan (Y). Setelah semua rata rata item dikategorikan,
maka diperoleh frekuensi pengkategorian sebagai
HASIL DAN PEMBAHASAN berikut:
HASIL
1. Terdapat enam item pertanyaan yang diberikan
kepada responden untuk dijawab dalam variabel

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 8 No. 2 Maret 2014| 6


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Tabel 2. Frekuensi Pengkategorian Penilaian Y1.4 = Karyawan dapat menyelesaikan
Kinerja Karyawan pekerjaan sesuai dengan tugas
yang diberikan.
Y1.5 = Karyawan dapat menyelesaikan
pekerjaan tepat waktu.

Dengan demikian, maka interval skor untuk


menentukan batas-batas kategori Semangat Kerja
Karyawan (Y) disajikan sebagai berikut:
Jumlah skor 1,00 1,79 : Sangat kurang
Jumlah skor 1,80 2,59 : Kurang
Jumlah skor 2,60 3,39 : Cukup
Jumlah skor 3,40 4,19 : Baik
Jumlah skor 4,20 5.00 : Sangat baik
Setelah semua rata rata item dikategorikan,
Sumber : Data Primer Diolah, 2013
maka diperoleh frekuensi pengkategorian sebagai
berikut:
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari
pengkategorian hasil yang ditunjukkan adalah
Tabel 4. Frekuensi Pengkategorian Semangat
Penilaian Kinerja Karyawan yang dilaksanakan
Kerja Karyawan
oleh PT. Aggiomultimex Sidoarjo masuk dalam
kategori baik.
2. Dalam variabel Semangat Kerja Karyawan
terdapat lima item pertanyaan yang diberikan
kepada responden untuk dijawab. Jawaban
responden dapat dilihat pada Tabel 3 :

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Variabel Semangat


Kerja Karyawan

Sumber : Data Primer Diolah, 2013

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari


pengkategorian hasil yang ditunjukkan Tabel 4
adalah Semangat Kerja Karyawan PT.
Aggiomultimex Sidoarjo masuk dalam kategori
sangat baik.
3. Analisis regresi digunakan untuk menghitung
besarnya pengaruh antara variabel bebas, yaitu
Penilaian Kinerja Karyawan (X) terhadap
variabel terikat yaitu Semangat kerja Karyawan
Sumber : Data Primer Diolah, 2013 (Y). Persamaan regresi digunakan mengetahui
bentuk hubungan antara variabel bebas dengan
Keterangan : Y1.1 = Karyawan bekerja sesuai dengan variabel terikat. Dengan menggunakan bantuan
jam kerja yang ditentukan SPSS for Windows ver 13.00 didapat model
perusahaan. regresi seperti pada Tabel 5 :
Y1.2 = Karyawan patuh terhadap
peraturan perusahaan.
Y1.3 = Karyawan merasa nyaman
bekerjasama dengan rekan kerja.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 8 No. 2 Maret 2014| 7


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Tabel 5. Analisis Regresi diterjemahkan menjadi kegagalan organisasi.
Menurut hasil kuesioner yang telah diolah,
Semangat Kerja Karyawan PT. Aggiomultimex
Sidoarjo masuk dalam kategori sangat baik.
Perusahaan harus memperhatikan pula faktor
Sumber : Data Primer Diolah, 2013 faktor lain yang dapat meningkatkan semangat
kerja karyawannya, seperti yang diungkapkan
Berdasarkan pada Tabel 5 didapatkan analisis Zainun dalam La Mente (2010:53) bependapat
regresi sebagai berikut : bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi
tinggi rendahnya semangat kerja karyawan dalam
Y = 9,740 + 0,462 X suatu organisasi, yaitu komunikasi, kepuasan
kerja, lingkungan kerja, partisipasi, motivasi, dan
Dari persamaan di atas dapat diinterpretasikan gaya kepemimpinan. Karena bila perusahaan
sebagai berikut: Semangat Kerja Karyawan akan tidak meningkatkan usahanya maka tidak
meningkat sebesar 0,462 satuan untuk setiap menutup kemungkinan semangat kerja
tambahan satu satuan X (Penilaian Kinerja karyawannya akan turun dan menyebabkan labor
Karyawan). Jadi apabila Penilaian Kinerja turnover yang tinggi.
Karyawan mengalami peningkatan 1 satuan, maka 3. Penilaian kinerja merupakan suatu sistem
Semangat kerja Karyawan akan meningkat sebesar penilaian yang bertujuan untuk memberikan
0,462 satuan dengan asumsi variabel yang lainnya informasi kepada karyawan mengenai kinerjanya
dianggap konstan. selama periode tertentu dan feedback dari
penilaian kinerja yang dilaksanakan diharapkan
PEMBAHASAN dapat meningkatkan semangat kerja karyawan.
1. PT. Aggiomultimex Sidoarjo mengadakan Berdasarkan hasil analisis regresi, dapat
penilaian kinerja yang dilaksanakan rutin setiap diketahui besarnya kontribusi variabel bebas
tahun dan yang menjadi penilai adalah atasan dan terhadap variabel terikat, antara lain Penilaian
manajer General Affair. Penilai mengukur Kinerja Karyawan sebesar 0,462. Semangat
kinerja karyawan menggunakan absensi Kerja Karyawan akan meningkat sebesar 0,462
karyawan dan hasil kerja karyawan selama satu satuan untuk setiap tambahan satu satuan X
tahun. Metode yang dipilih perusahaan dirasa (Penilaian Kinerja Karyawan). Jadi apabila
baik oleh karyawan tetapi tidak menutup Penilaian Kinerja Karyawan mengalami
kemungkinan dapat ditingkatkan lagi dengan peningkatan 1 satuan, maka Semangat kerja
menggunakan metode lain seperti yang Karyawan akan meningkat sebesar 0,462 satuan
diungkapkan Schuler & Jackson dalam dengan asumsi variabel yang lainnya dianggap
Rahmandaningrum (2012:1) bahwa ada beberapa konstan.
pendekatan - pendekatan yang dapat digunakan Hasil analisis regresi didukung oleh hasil
dalam penilaian kinerja yaitu pendekatan wawancara dengan karyawan PT.
perbandingan (Comparative approach), Aggiomultimex Sidoarjo, diketahui bahwa
pendekatan berdasarkan sifat (Attribute Penilaian Kinerja Karyawan menjadi salah satu
approach), pendekatan berdasarkan hasil (Result aspek yang mempengaruhi Semangat Kerja
approach), pendekatan berdasarkan perilaku. Karyawan. Hal ini dikarenakan, tanpa adanya
Perusahaan dapat memilih pendekatan yang penilaian kinerja yang dilaksanakan secara rutin
dirasa cocok untuk diaplikasikan agar maka tidak ada hal yang dapat memacu semangat
meningkatkan kualitas penilaian kinerja mereka untuk meningkatkan kinerja mereka.
karyawan yang sudah ada. Pernyataan tersebut sesuai dengan teori yang
2. Semangat kerja karyawan yang tinggi dapat dikemukakan Cascio dalam Asnawi (1999:144)
meningkatkan kinerja organisasi dan yaitu salah satu tujuan penilaian kinerja adalah
produktivitas. Pada semangat kerja karyawan sebagai feedback bagi karyawan itu sendiri. Hasil
yang rendah biasanya menghasilkan dari penilaian kinerja dapat dikembalikan kepada
produktivitas yang lebih rendah yang dapat masing-masing karyawan sehingga karyawan

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 8 No. 2 Maret 2014| 8


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
dapat sadar apa yang dilakukan telah dicatat dan atau dengan meningkatkan kualitas aspek dari
dinilai oleh yang berwenang sehingga karyawan metode penilaian kinerja yang digunakan.
tidak merasa kecewa apabila nilainya kurang dan 2. Kesimpulan yang dapat diperoleh dari hasil
merasa bangga apabila nilainya tinggi hingga
penelitian adalah Semangat Kerja Karyawan PT.
semakin bersemangat dalam bekerja.
Penilaian kinerja bukanlah faktor dominan Aggiomultimex Sidoarjo masuk dalam kategori
yang mempengaruhi semangat kerja, mengingat sangat baik dengan nilai total rata rata item
hasil dari analisis regresi menyatakan bahwa sebesar 4,21. Walaupun sudah termasuk kategori
apabila Penilaian Kinerja Karyawan mengalami sangat baik tetapi perusahaan harus tetap
peningkatan 1 satuan, maka Semangat kerja memperhatikan pula faktor faktor lain yang
Karyawan akan meningkat sebesar 0,462 satuan dapat meningkatkan semangat kerja
dengan asumsi variabel yang lainnya dianggap
karyawannya.
konstan. Maka untuk peningkatan sebesar 0.538
satuan disebabkan oleh faktor lain, hal ini 3. Pengaruh variabel bebas yaitu Penilaian Kinerja
didukung oleh hasil wawancara kepada karyawan Karyawan terhadap Semangat Kerja Karyawan
PT. Aggiomultimex Sidoarjo mengenai faktor dilakukan dengan pengujian t-test. Dari hasil
yang juga dapat mempengaruhi semangat kerja analisis regresi linier sederhana diperoleh hasil t
mereka, yaitu kompensasi, kepuasan kerja, test antara X (Penilaian Kinerja Karyawan)
jenjang karir dan lain-lain. Pernyataan ini dengan Y (Semangat kerja Karyawan)
didukung pula oleh teori yang dikemukakan oleh
menunjukkan t hitung = 8,879. Sedangkan t tabel
Nitisemito dalam La Mente (2010:53) yang
mengatakan bahwa semangat kerja dan ( = 0,05 ; db residual = 78) adalah sebesar
kegairahan kerja karyawan akan timbul jika 1,991. Karena t hitung > t tabel yaitu 8,879 >
mereka mempunyai harapan untuk maju, baik 1,991 atau nilai signifikasi t (0,000) < = 0.05
berupa kenaikan pangkat, pemindahan posisi maka pengaruh Penilaian Kinerja Karyawan (X)
yang lebih sesuai. terhadap Semangat Kerja Karyawan (Y) adalah
signifikan. Hal ini berarti H0 ditolak sedangkan
KESIMPULAN DAN SARAN
H1 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa
KESIMPULAN
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Semangat Kerja Karyawan dapat dipengaruhi
pengaruh antara Penilaian Kinerja Karyawan secara signifikan oleh Penilaian Kinerja
terhadap Semangat Kerja Karyawan. Dalam Karyawan atau dengan meningkatkan Penilaian
penelitian ini variabel bebas yang digunakan adalah Kinerja Karyawan maka Semangat Kerja
variabel Penilaian Kinerja Karyawan (X) sedangkan Karyawan akan mengalami peningkatan secara
variabel terikat yang digunakan adalah Semangat nyata.
Kerja Karyawan (Y). SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat
Berdasarkan pada analisis deskriptif dan
dikemukakan beberapa saran yang diharapkan dapat
analisis regresi linier sederhana, dapat diketahui :
bermanfaat bagi perusahaan maupun bagi pihak-
1. Kesimpulan yang dapat diperoleh dari hasil
pihak lain. Adapun saran yang diberikan, antara
penelitian adalah Penilaian Kinerja Karyawan
lain:
yang dilaksanakan oleh PT. Aggiomultimex
1. Diharapkan pihak perusahaan dapat
Sidoarjo masuk dalam kategori baik dengan nilai
mempertahankan serta meningkatkan kualitas
total rata rata item sebesar 4,08. Tidak menutup
Penilaian Kinerja Karyawan, karena variabel
kemungkinan untuk PT. Aggiomultimex
Penilaian Kinerja Karyawan mempunyai
meningkatkan kualitas Penilaian Kinerja
pengaruh signifikan terhadap Semangat Kerja
Karyawannya dengan menggunakan metode
Karyawan. Caranya dapat dengan memperbaiki
metode yang dirasa cocok untuk diaplikasikan
metode yang digunakan atau menggunakan jasa

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 8 No. 2 Maret 2014| 9


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
penilai untuk menghindari subyektivitas. Selain British Library Cataloguing-in-Publication
memperbaiki metode yang sudah ada, perusahaan Data. Dilihat 26 Oktober 2012.
juga diharapkan dapat memelihara serta <http://peyk.iribu.ir/book/Assessment-Methods
Recruitment-Selection-and-Performance.pdf>
meningkatkan semangat kerja karyawannya
Nitisemito, Alex S. 2002. Manajemen Personalia.
dengan memperhatikan faktor lain yang dapat Jakarta: Ghalia Indonesia.
mempengaruhi semangat kerja karyawan seperti Rahmandaningrum, Fefie. 2012. Tugas msdm bab
kompensasi, lingkungan kerja, jenjang karir dan 10 (penilaian prestasi). Dilihat 12 Agustus
lain-lain. 2012.
2. Mengingat variabel bebas dalam penelitian ini <http://fefierahmandaningrum.blog.perbanas.ac
berpengaruh terhadap Semangat kerja Karyawan .id/201111/18/tugas-msdm-bab-10-penilaian-
prestasi/>.
diharapkan hasil penelitian ini dapat dipakai
Sami'an. 2012. Penilaian Kinerja. Dilihat 12
sebagai acuan bagi peneliti selanjutnya untuk Agustus 2012.
mengembangkan penelitian ini dengan <http://samianstats.files.wordpress.com/2008/0
mempertimbangkan variabel-variabel lain yang 8/penilaian-kinerja.pdf>.
merupakan variabel lain diluar variabel yang Sastrohadiwiryo, B. Siswanto. 2003. Manajemen
sudah masuk dalam penelitian ini seperti Tenaga Kerja Indonesia Pendekatan
kompensasi, tingkat kedisiplinan, kinerja, Administratif dan Operasional. Jakarta:
Bumi Aksara.
kepuasan, jenjang karier, dan lain-lain. Bagi
Siagian, Sondang. 2003. Manajemen Sumber
penelitian berikutnya juga perlu ditambahkan Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
indikator dan item yang digunakan serta Wijayaningsih, Ratih. 2012. Pengertian
memperbanyak populasi yang dijadikan subyek Semangat Kerja dan Unsur-Unsur Semangat
penelitian misalnya pada perusahaan lainnya Kerja. Dilihat 30 Oktober 2012.
yang memiliki jumlah karyawan lebih banyak. <http://ratihfress.blogspot.com/2012/10/pen
gertian-semangat-kerja-dan-unsur.html>.
Wirawan. 2009. Evaluasi Kinerja Sumber daya
DAFTAR PUSTAKA
Manusia Teori Aplikasi dan Penelitian.
Buku
Jakarta: Salemba Empat.
Asnawi, Sahlan. 1999. Aplikasi Psikologi dalam
Manajemen Sumber Daya Manusia
Jurnal
Perusahaan. Jakarta: Pusgrafin.
Arwani dan Ashari. 2009. Pengaruh Motivasi
Duraisingam, V. & Skinner, N. 2005. Workforce
dan Kepemimpinan terhadap Semangat
Development TIPS (Theory Into Practice
Kerja Pegawai Negeri Sipil pada Badan
Strategies): A Resource Kit for the Alcohol and
Perencanaan Pembangunan Daerah
Other Drugs Field. National Centre for
Kabupaten Rembang. Analisis Manajemen,
Education and Training on Addiction
Vol 3 No. 2, p 216. Dilihat 12 Agustus
(NCETA), Flinders University, Adelaide,
2012. <http://eprints.umk.ac.id/253/1/7-
Australia. Dilihat 20 Desember 2012.
_Arwani__Ashari.pdf>.
<http://nceta.flinders.edu.au/download_file/-
Mente, La. 2010. Faktor Faktor yang
/view/62>.
Mempengaruhi Semangat Kerja Pegawai
Edenborough, Robert. 2005. Assessment methods in
Kecamatan Kabupaten Takalar. Jurnal
recruitment, selection, and performance: A
Economic Resources, Vol.11 No.30. Dilihat
managers guide to psychometric testing,
18 Oktober 2012.
interviews and assessment centres. London:

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 8 No. 2 Maret 2014| 10


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

Anda mungkin juga menyukai