Assalamualikum Wr.Wb
Alhamdulillahi robbil alamin, puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah
SWT atas Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal
dengan judul Analisis Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Terhadap Kepuasan
Kerja Karyawan Pada Perusahaan PT Gudang Garam Tbk.
Proposal ini disusun sebagai salah satu tugas yang di berikan oleh Ibu Dosen
mata kuliah Seminar Manajemenuntuk melatih atau belajar membuat
proposal penelitian.
Saya menyadari bahwa dalam penulisan proposal ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, oleh karena
itu kritik dan saran sangat diharapkan. Semoga proposal ini bermanfaat dan
dapat digunakan sebagai tambahan informasi dan wacana bagi semua pihak
yang membutuhkan.
Wassalamualaikum Wr.Wb
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
....................................... I
DAFTAR ISI
..........................................
II
BAB I PENDAHULUAN
................................................ 4
A. LATAR BELAKANG
MASALAH......................................... 4
B. RUMUSAN
MASALAH.......................................... 6
C. BATASAN
MASALAH............................................. 6
D. MAKSUD DAN TUJUAN
PENELITIAN........................................ 6
E. MANFAAT PENELITIAN
........................................... 6
F. SISTEMATIKA
PENELITIAN.......................................... 7
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA............................................... 8
A. LANDASAN TEORI
............................................ 8
a. KINERJA
KARYAWAN........................................... 8
b. FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA
................................... 8
c. KEPUASAN
KERJA.............................................. 10
d. FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN
KERJA 11
e. GAYA
KEPEMIMPINAN.......................................... 11
B. HUBUNGAN ANTAR
VARIABEL........................................... 14
a. HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA
KAR 14
D. HIPOTESA 15
BAB IV PENUTUP 22
A. KESIMPULAN PENELITIAN. 22
B. SARAN-SARAN22
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Oleh karena itu upaya-upaya untuk meningkatkan kinerja karyawan merupakan tantangan
manajemen yang paling serius karena keberhasilan untuk mencapai tujuan dan kelangsungan
hidup perusahaan tergantung pada kualitas kinerja sumber dayamanusia yang ada didalamnya.
PT GUDANG GARAM Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dibidang produksi rokok.
Perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang berawal dari comanditaire vennootschape (CV)
yang berdiri tahun 1983 yang kemudian dijadikan Perseroan Terbatas (PT) pada tahun 2004.
Penelitian ini memfokuskan pada karyawan PT GUDANG GARAM Tbk yang berlokasi di
MADURA karena disini pusat kegiatan manajerial dilakukan.Kinerja karyawan yang tinggi
sangatlah diharapkan oleh perusahaan terserbut.Semakin banyak karyawan yang mempunyai
kinerja tinggi, maka produktivitas perusahaan secara keseluruhan akan meningkat sehingga
perusahaan akan dapat bertahan dalam persaingan global. Karyawan dituntut untuk mampu
menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya secara efektif dan efisien. Keberhasilan karyawan
dapat diukur melalui kepuasan konsumen, berkurangnya jumlah keluhan dan tercapainya target
yang optimal. Kinerja karyawan PT GUDANG GARAM Tbk juga dapat diukur melalui
penyelesaian tugasnya secara efektif dan efsien serta melakukan peran dan fungsinya dan itu
semua berhubungan linear dan berhubungan positif bagi keberhasilan suatu perusahaan. Terdapat
faktor negatif yang dapat menurunkan kinerja karyawan, diantaranya adalah menurunnya
keinginan karyawan untuk mencapai prestasi kerja, kurangnya ketepatan waktu dalam
penyelesaian pekerjaan sehingga kurang menaati peraturan, pengaruh yang berasal dari
lingkungannya, teman sekerja yang juga menurun semangatnya dan tidak adanya contoh yang
harus dijadikan acuan dalam pencapaian prestasi kerja yang baik. Semua itu merupakan sebab
menurunya kinerja karyawan dalam bekerja. Faktor-faktor yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kinerja diantaranya adalah gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja.
Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang
tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain . Gaya kepemimpinan cocok apabila tujuan
perusahaan telah dikomunikasikan dan bawahan telah menerimanya. Seorang pemimpin harus
menerapkan gaya kepemimpinan untuk mengelola bawahannya, karena seorang pemimpin akan
sangat mempengaruhi keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya.
Perusahaan menggunakan penghargaan atau hadiah dan ketertiban sebagai alat untuk
memotivasi karyawan. Pemimpin mendengar ide-ide dari para bawahan sebelum mengambil
keputusan. Gaya kepemimpinan yang tepat akan menimbulkan motivasi seseorang untuk
berprestasi. Sukses tidaknya karyawan dalam prestasi kerja dapat dipengaruhi oleh gaya
kepemimpinan atasannya. Gaya kepemimpinan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
kinerja karyawan.
C. Batasan masalah
.
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah mengacu hanya kepada gaya kepemimpinan dari
pemimpin utama perusahaan PT GUDANG GARANG Tbk cabang pamekasan. Yang nantinya
akan di analisa oleh penulis melalui karyawan dari PT GUDANG GARAM Tbk itu sendiri.
Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang mendalam dan memberikan
bukti empiris mengenai pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan. Berdasarkan
latar belakang dan rumusan masalah yang ada, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan:
Mengetahui pengaruh variabel gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan.
E. Manfaat penelitian
Manfaat-manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menambah pengetahuan sebagai bekal dalam menerapkan ilmu yang telah diperoleh dari
bangku kuliah dalam dunia kerja
.
2. Bagiperusahaan Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi yang berharga
bagi perusahaan dalam pengelolaan SDM beserta segala kebijakan yang berkaitan langsung
3.Bagi almamater Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan referensi
dengan aspek SDM yang baik bagi semua pihak yang membutuhkannya.
TINJAUANPUSTAKA
A.LandasanTeori
a. Kinerjakaryawan
Kinerja merupakan perilaku organisasi yang secara langsung berhubungan dengan produksi
barang atau penyampaian jasa. Informasi tentang kinerja organisasi merupakan suatu hal yang
sangat penting digunakan untuk mengevaluasi apakah proses kinerja yang dilakukan organisasi
selama ini sudah sejalan dengan tujuan yang diharapkan atau belum. Akan tetapi dalam
kenyataannya banyak organisasi yang justru kurang atau bahkan tidak jarang ada yang
mempunyai informasi tentang kinerja dalam organisasinya. Kinerja sebagai hasil-hasil fungsi
pekerjaan/kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh
berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu. Kinerja adalah
kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan
menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawab dengan hasil seperti yang diharapkan.
Kinerja merupakan perbandingan hasil kerja yang dicapai oleh karyawan dengan standar yang
telah ditentukan. Kinerja juga berarti hasil yang dicapai oleh seseorang, baik kuantitas maupun
kualitas dalam suatu organisasi sesuai dengan tanggung jawab yang dberikan kepadanya.
c. Kepuasan Kerja Aktivitas hidup manusia beraneka ragam dan salah satu bentuk dari segala
aktivitas yang ada adalah bekerja. Bekerja memiliki arti melaksanakan suatu tugas yang diakhiri
dengan buah karya yang dapat dinikmati oleh manusia yang bersangkutan. Hal ini didorong oleh
keinginan manusia untuk memenuhi adanya kebutuhan yang harus dipenuhi. Kepuasan kerja
adalah suasana psikologis tentang perasaan menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap
pekerjaan mereka (Davis, Keith, 1985). Vroom sebagaimana dikutip oleh Ahmad, M.A. Roshidi
(1999) mendefinisikan kepuasan kerja sebagai satu acuan dari orientasi yang efektif seseorang
pegawai terhadap peranan mereka pada jabatan yang dipegangnya saat ini. Sikap yang positif
terhadap pekerjaan secara konsepsi dapat dinyatakan sebagai kepuasan kerja dan sikap negatif
terhadap pekerjaan sama dengan ketidakpuasan. Definisi ini telah mendapat dukungan dari Smith
dan Kendall (1963) yang menjelaskan bahwa kepuasan kerja sebagai perasaan seseorang
pegawai mengenai pekerjaannya. Secara sederhana, job satisfaction dapat diartikan sebagai apa
yang membuat orang-orang menginginkan dan menyenangi pekerjaan. Apa yang membuat
mereka bahagia dalam pekerjaannya atau keluar dari pekerjaanya, menurut Robin dalam
Siahaan, E.E. .Indra, Hary dalam penelitiannya menyebutkan bahwa faktor yang mempengaruhi
kepuasan kerja pegawai secara signifikan adalah : faktor yang berhubungan dengan pekerjaan,
dengan kondisi kerja, dengan teman sekerja, dengan pengawasan, dengan promosi jabatan dan
dengan gaji. Smith, Kendal dan Hulin dalam Bavendam, J. (2000) mengungkapkan bahwa
kepuasan kerja bersifat multidimensi dimana seseorang merasa lebih atau kurang puas dengan
pekerjaannya, supervisornya, tempat kerjanya dan sebagainya. Porter dan Lawler seperti juga
dikutip oleh Bavendam, J. (2000) telah membuat diagram kepuasan kerja yang menggambarkan
kepuasan kerja sebagai respon emosional orang-orang atas kondisi pekerjaannya. Kepuasan kerja
bersifat multidimensional maka kepuasan kerja dapat mewakili sikap secara menyeluruh
(kepuasan umum) maupun mengacu pada bagian pekerjaan seseorang. Artinya jika secara umum
mencerminkan kepuasannya sangat tinggi tetapi dapat saja seseorang akan merasa tidak puas
dengan salah satu atau beberapa aspek saja misalnya jadwal liburan (Davis, Keith. 1985).
Konsekuensi dari kepuasan kerja dapat berupa meningkat atau menurunnya prestasi kerja
pegawai, pergantian pegawai (turnover), kemangkiran,atau pencurian (Davis, Keith, 1985).
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepuasan Kerja Ada lima aspek yang terdapat dalam
kepuasan:
1.Pekerjaan itu sendiri (work it self), setiap pekerjaan memerlukan suatu keterampilan tertentu
sesuai dengan bidang nya masing-masing. Sukar tidaknya suatu pekerjaan serta perasaan
seseorang bahwa keahliannya dibutuhkan dalam melakukanpekerjaan tersebut, akan
meningkatkan atau mengurangi kepuasankerja.
2.Atasan (supervision), atasan yang baik berarti mau menghargai pekerjaan bawahannya. Bagi
bawahan, atasan bisa dianggap sebagai figur ayah/ibu/teman dan sekaligus atasannya.
3.Teman sekerja (workers), merupakan faktor yang berhubungan dengan hubungan antara
pegawai dengan atasannya dan dengan pegawai lain, baik yang sama maupun yang berbeda jenis
pekerjaannya.
4. Promosi (promotion), merupakan faktor yang berhubungan dengan ada tidaknya
kesempatan untuk memperoleh peningkatan karier selama bekerja.
5. Gaji atau upah (pay), merupakan faktor pemenuhan kebutuhan hidup pegawai yang
dianggap layak atau tidak.
e. Gaya Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan tulang punggung pengembangan organisasi karena tanpa
kepemimpinan yang baik akan sulit mencapai tujuan organisasi. Jika seorang pemimpin berusaha
untuk mempengaruhi perilaku orang lain, maka orang tersebut perlu memikirkan gaya
kepemimpinannya. Gaya kepemimpinan adalah bagaimana seorang pemimpin melaksanakan
fungsi kepemimpinannya dan bagaimana ia dilihat oleh mereka yang berusaha dipimpinnya atau
mereka yang mungkin sedang mengamati dari luar (Robert, 1992). James et. al. (1996)
mengatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah berbagai pola tingkah laku yang disukai oleh
pemimpin dalam proses mengarahkan dan mempengaruhi pekerja. Gaya kepemimpinan adalah
perilaku dan strategi, sebagai hasil kombinasi dari falsafah, ketrampilan, sifat, sikap, yang sering
diterapkan seorang pemimpin ketika ia mencoba mempengaruhi kinerja bawahannya
(Tampubolon, 2007).
Berdasarkan definisi gaya kepemimpinan diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah
kemampuan seseorang dalam mengarahkan, mempengaruhi, mendorong dan mengendalikan
orang lain atau bawahan untuk bisa melakukan sesuatu pekerjaan atas kesadarannya dan sukarela
dalam mencapai suatu tujuan tertentu.
Terdapat lima gaya kepemimpinan yang disesuaikan dengan situasi menurut Siagian (2002),
yaitu:
1.Tipe pemimpin yang otokratik
Seorang pemimpin yang otokratik ialah seorang pemimpin yang:
- Menganggap organisasi sebagai milik pribadi
- Mengidentikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi
- Menganggap bahwa sebagai alat semata-mata
- Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat
- Terlalu tergantung pada kekuasaan formalnya
- Dalam tindaknya penggeraknya sering mempergunakan approach yang mengandung unsur
paksaan dan puntif (bersifat menghukum)
2. Tipe pemimpin yang militeristik
Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud seorang pemimpin tipe militeristik
berbeda dengan seorang pemimpin modern. Seorang pemimpin yang bertipe militeristik ialah
seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat:
- Dalam menggerakan bawahannya sistem perintah yang sering dipergunakan
- Dalam menggerakan bawahannya senang bergantung pada pangkat dan jabatan
- Senang kepada formalitas yang berlebih-lebihan
- Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahannya
Keterangan:
D.HIPOTESA
Dr. Sugiyono mengutarakan bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap persamaan
masalah penelitian. Jawaban masih berdasarkan teori yang relevan, tetapi belum didasarkan pada
fakta-fakta empiris yang diperoleh dari pengumpulan data. Sutrisno Hadi menambahkan bahwa
penolakan dan penerimaan hipotesis sangat tergantung pada hasil penyelidikan fakta-fakta yang
dikumpulkan.
Untuk kepentingan penelitian ini, sesuai dengan tujuannya diajukan hipotesis pengarah berikut:
Diduga faktor-faktor yang secara langsung mempengaruhi gaya kepemimpinan seorang
pemimpin adalah: karakteristik pemimpin, karakteristik pegawai dan situasi di lingkungan
organisasi. Diduga terdapat pengaruh antara gaya kepemimpinan yang diterapkan seorang
pemimpin dengan kinerja pegawai
BAB III
METODELOGI
a.Metode Penelitian
b. Populasi
Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa, hal, atau
orang yang memiliki karakteristik serupa yang menjadi pusat perhatian peneliti,
karenanya dipandang sebagai semesta penelitian (Ferdianad, 2006). Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh karyawan yang ada di perusahaan PT GUDANG GARAM
Tbk yang berjumlah 168 karyawan. Sampel merupakan subset dari populasi, terdiri
dari beberapa anggota populasi (Ferdinand, 2006). Dalam penelitian ini tidak
digunakan teknik sampling karena sampel yang diteliti adalah keseluruhan dari
populasi yang ada atau disebut dengan sensus. Mengingat jumlah populasi hanya
sebesar 168karyawan, maka layak untuk diambil keseluruhan untuk dijadikan
sampel tanpa harus mengambil sampel dalam jumlah tertentu. Sehingga sampel
dari penelitian ini adalah seluruh karyawan tiap bagian unit dalam PT GUDANG
GARAM Tbk.
d. Jenis dan Sumber Data-Data adalah segala sesuatu yang diketahui atau
dianggap mempunyai sifat bisa memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau
persoalan (Supranto, 2001). Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
1. Data Primer Menurut Algifari (1997), data primer merupakan data yang
diperoleh secara langsung dari sumber asli (tanpa melalui perantara). Data primer
yang ada dalam penelitian ini merupakan data kuesioner.
2. Data SekunderData sekunder adalah data penelitian yang diperoleh secara tidak
langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain).
g. Pengujian Hipotesis
1. Uji Signifikansi Simultan ( Uji Statistik F )
Dalam penelitian ini, uji F digunakan untuk mengetahui tingkat siginifikansi
pengaruh variabel-variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap
variabel dependen (Ghozali, 2005). Dalam penelitian ini, hipotesis yang digunakan
adalah:
Ho : Variabel-variabel bebas yaitu gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja
tidak mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap variabel
terikatnya yaitu kinerja karyawan.
Ha : Variabel-variabel bebas yaitu gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja
mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap variabel
terikatnya yaitu kinerja karyawan.
Dasar pengambilan keputusannya (Ghozali, 2005) adalah dengan menggunakan
angka probabilitas signifikansi, yaitu:
a) Apabila probabilitas signifikansi > 0.05, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
b) Apabila probabilitas signifikansi < 0.05, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
2. Analisis Koefisien Determinasi (R)
Koefisien determinasi (R) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variasi variabel terikat (Ghozali, 2005). Nilai Koefisien
determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R yang kecil berarti kemampuan
variabel-variabel bebas (gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja) dalam
menjelaskan variasi variabel terikat (kinerja karyawan) amat terbatas. Begitu pula
sebaliknya, nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel bebas memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel trikat.
Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap
jumlah variabel bebas yang dimasukkan kedalam model. Setiap tambahan satu
variabel bebas, maka R pasti meningkat tidak perduli apakah variabel tersebut
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. Oleh karena itu, banyak
peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R pada saat
mengevaluasi mana model regresi yang terbaik. Tidak seperti R, nilai Adjusted R
dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam
model.
BAB V
PENUTUP
a. Kesimpulan Penelitian
Dari data primer yang diperoleh dari penyebaran kuesioner maka dilakukan
pengujian reliabilitas untuk mengetahui bahwa jawaban responden terhadap
pernyataan konsisten dari waktu ke waktu. Dan dilakukan pengujian validitas untuk
mengukur sah tidaknya suatu kuesioner. Hasil dari uji reliabilitas dan validitas
menunjukkan bahwa seluruh pernyataan dalam setiap variabel reliabel dan valid.
Dalam uji asumsi klasik yang meliputi uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas
dan uji normalitas menunjukkan bahwa dalam model regresi tidak ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas dan tidak terjadi heteroskedastisitas serta
memiliki distribusi normal.
b. Saran saran.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, penulis memberikan beberapa saran
yang kiranya dapat berguna bagi perusahaan antara lain:
1. Seorang pemimpin harus mampu menjadi figur yang mampu mambangun dan
meningkatkan motifasi kerja karyawan.
2. Untuk meningkatkan kinerja pemimpin harus berupaya seefektif mungkin
mengoptimalkan gaya kepemimpinan demokrasi. Karena semakin efektifnya gaya
kepemimpinan demokrasi akan meningkatkan kinerja.
3. Dalam meningkatkan kinerja, kepemimpinan hanya berpengaruh 37%.
Seorang pemimpin juga harus memperhatikan variabel lain selain pada gaya
kepemiminan demokrasi.
4. Pemimpin harus meningkatkan komunikasi dengan karyawan, sehingga
hubungan dengan karyawan terjalin dengan baik. Dengan semakin baiknya
hubungan dengan karyawan secara otomatis akan meningkatkan kinerja.
5. Pemimpin harus berupaya untuk memberikan pengertian tentang hasil yang
didapat dalam menyelesaikan pekerjaan, sehingga karyawan akan berusaha untuk
menyelesaikan pekerjaan dengan lebih baik dari sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, M. A. Roshidi (1999). Pengaruh Iklim Organisasi Atas Kepuasan Kerja Guru-
Guru Sekolah Menengah : Kajian Kes di Daerah Padang Terap, Kedah, Tesis Sarjana
Sains Fakulti Sains Kognitif dan Pembangunan Manusia Universiti Malaysia.
Algifari. 2007. Analisis: Teori dan Kasus Solusi. BPFE UGM. Yogyakarta
Budi Setiawan, dan Waridin. 2006. Pengaruh Disiplin Kerja Karyawan dan Budaya
Organisasi terhadap Kinerja, Vol. 2
Davis, Keith and John W. Newstrom. (1985). Human Behaviour at Work :
Organizational Behaviour. Mc. Graw-Hill Inc., New York
Dessler, Gary, 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia, Terjemahan Hadyana
Pujaatmaka, Jakarta: PT. Prehallindo.
Furtwengler. 2002. Penelitian kinerja. Yogyakarta : BPFE
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang: BP Universitas Diponegoro. Semarang.
Siahaan, E.E. Edison. (2002). Kepuasan Kerja dan Produktivitas Pegawai.
http://www.nakertrans.go.id/berita_mass_media/B_Tenagakerja/2002/Oktober/MMTK
021031a.html
Siagian, Sondong. P. 2002. Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Rineka Cipta.
Jakarta
Supranto, J. 2001. Statistik: Teori dan Aplikasi. Edisi keenam. Erlangga. Jakarta
Suranta, Sri. 2002. Dampak Motivasi Karyawan Pada Hubungan Antara Gaya
Kepemimpinan Dengan Kinerja Karyawan Perusahaan Bisnis. Empirika.Vol 15. No 2.
Hal: 116-138
Tampubolon, Biatna. D. 2007. Analisis Faktor Gaya Kepemimpinan Dan Faktor Etos
Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Organisasi Yang Telah Menerapkan SNI 19-
9001-2001. Jurnal Standardisasi.No 9.Hal:106-115.