Anda di halaman 1dari 13

12

Fase dimana kontras media memperlihatkan nefron pada ginjal (terisi minimal)
c.

Foto 15 menit post injeksi

Menggunakan kaset 30 x 40 (disesuaikan dengan tubuh pasien) yang diletakkanmemanjang.

Pasien supine diatas meja pemeriksaan dengan garis tengah tubuh sejajar dengangaris tengah meja
pemeriksaan, kedua tungkai kaki diatur lurus, dan kedua tanganlurus disamping tubuh.

Aturlah pundak dan pinggul pasien agar tidak terjadi rotasi; Atur long axis tubuhsejajar dengan long axis film;
Aturlah kaset dengan batas atas pada diafragma, danbatas bawah pada sympisis pubis.

CP : Umbilikus

CR : Vertikal tegak lurus film

Kontras media memperlihatkan nefron , Pelvis renalis dan ureter proksimal terisimaksimal ( Fungsi Ekskresi
Ginjal yang terbendung )
13
d.

Foto 30 menit post injeksi

Menggunakan kaset 30 x 40 (disesuaikan dengan tubuh pasien) yang diletakkanmemanjang.

Pasien supine diatas meja pemeriksaan dengan garis tengah tubuh sejajar dengangaris tengah meja
pemeriksaan, kedua tungkai kaki diatur lurus, dan kedua tanganlurus disamping tubuh.

Aturlah pundak dan pinggul pasien agar tidak terjadi rotasi; Atur long axis tubuhsejajar dengan long axis film;
Aturlah kaset dengan batas atas pada diafragma, danbatas bawah pada sympisis pubis.

CP : Umbilikus

CR : Vertikal tegak lurus film

Gambaran:

Densitas baik

Tidak ada bagian ginjal yang terpotong

Kontras mengisi ginjal Calyx sampai ureter distal dan sedikit mengisikandung kemih

Opasitas mampu menampilkan organ Tractus Urinarius

Kontras media memperlihatkan nefron , Pelvis renalis dan ureter proksimal terisimaksimal dan ureter distal
mulai mengisi kandung kemih ( Fungsi EkskresiGinjal tidak terbendung ).

14
e.

Foto post mixi

Menggunakan kaset 30 x 40 (disesuaikan dengan tubuh pasien) yang diletakkanmemanjang.

Semua foto dikonsultasikan ke dokter spesialis radiologi. Jika dokter memintafoto post mixi, pasien diminta
untuk buang air kecil untuk mengosongkan blassdari media kontras.

Aturlah pundak dan pinggul pasien agar tidak terjadi rotasi; Atur long axis tubuhsejajar dengan long axis
film;Aturlah kaset dengan batas atas pada diafragma, danbatas bawah pada sympisis pubis.

CP : Umbilikus

CR : Vertikal tegak lurus film

Gambaran:
o

Densitas baik
o

Tidak ada bagian Ginjal hingga VU yang terpotong


o

Kontras Keluar dari kandung kemih hingga VU dapat terlihat kosong


o

Opasitas mampu menampilkan organ


o

vesica urinaria terisi penuh kontras media

Kontras media memperlihatkan kandung kemih dalam keadaan kosong ( Fungsipengosongan kandung
kemih).

15
9.

Kekurangan dan kelebihan pemeriksaan BNO IVPa.

Kelebihan
o
Bersifat invasif.
o

IVP memberikan gambaran dan informasi yang jelas, sehingga dokter dapatmendiagnosa dan memberikan
pengobatan yang tepat mulai dari adanya batuginjal hingga kanker tanpa harus melakukan pembedahan
o

Diagnosa kelainan tentang kerusakan dan adanya batu pada ginjal dapatdilakukan.
o

Radiasi relative rendah


o

Relative aman
b.

Kekurangan
o

Selalu ada kemungkinan terjadinya kanker akibat paparan radiasi yang diperoleh.
o

Dosis efektif pemeriksaan IVP adalah3 mSv,sama dengan rata-rata radiasi yangditerima dari alam dalam satu
tahun.
o

Penggunaan media kontras dalam IVP dapat menyebabkan efek alergi padapasien, yang menyebabkan pasien
harus mendapatkan pengobatan lanjut.
o

Tidak dapat dilakukan pada wanita hamil.

16
BAB IIIPENUTUP
BNO IVP merupakan pemeriksaan radiografi pada sistem urinaria (dari ginjal hinggablass) dengan
menyuntikkan zat kontras melalui pembuluh darah vena. Tujuan pemeriksaanuntuk menggambarkan anatomi
dari pelvis renalis dan sistem calyses serta seluruh tractusurinarius dengan penyuntikan kontras media positif
secara intra vena. Pemeriksaan ini dapatdiketahui kemampuan ginjal mengkonsentrasikan bahan kontras
tersebut .Pemeriksaan BNO IVP dilakukan berdasarkan indikasi dan kontraindikasi yangtertera. Pemeriksan
BNO IVP harus dipersiapkan secara benar agar tidak terjadi pengulanganpemeriksaan. Prosedur pemeriksaan
BNO IVP dilakukan secara urut agar mendapatkan hasilyang maksimal. Pemeriksaan BNO IVP juga
memiliki kekurangan sehingga perlu diperhatikansebelum pemeriksaan BNO IVP dilakukan.

17
DAFTAR PUSTAKA
Boer, A, 2005. Ultrasonografi. Dalam: Rasad, Sjahriar. Radiologi Diagnostik Edisi Kedua.Jakarta: Balai
Penerbit FK UI, 453 - 455.Dorland, 2002. Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta: EGC.Rasad, Sjahriar. 2005.
Radiologi Diagnostik Edisi Kedua Jakarta: Balai Penerbit FK UI, 453-455.http://emedicine.medscape.com
Documents Similar To Bno Ivp Refreat

9. Prosedur Pemeriksaan IVP


Posisi pasien supine di atas meja pemeriksaan
Lakukan pemeriksaan BNO posisi AP, untuk melihat persiapan pasien
Jika persiapan baik/bersih, suntikkan media kontras melalui intravena 1 cc saja,
untuk melihat reaksi alergi.
Jika tidak ada reaksi alergis penyuntikan dapat dilanjutkan dengan memasang
alat kompres ureter terlebih dahulu di sekitar SIAS kanan dan kiri. Alat kompress
ureter berfungsi untuk memaksimalkan pengisian daerah pelviocalyceal system
dan proximal ureter, untuk memperlambat waktu media kontras sampai ke blass,
dan alat ini dipasang sebelum pemasukan media kontras dilakukan.
Media kontras diinjeksikan melalui pembuluh vena pada tangan pasien.
Pasien tahan nafas saat pemeriksaan dilakukan.
Pemeriksaan dilakukan secara berseri dengan waktu pengambilan gambaran
traktus urinaria disesuaikan dengan sistem kerja ginjal.
Umumnya apabila fisiologi ginjal normal pengambilan gambar dilakukan pada
menit ke 5, 15, 30, 45 menit.

10. Proyeksi Pemeriksaan IVP


a. AP 5 Menit
Buat foto 5 menit pasca penyuntikan (bila pasien hypertensi atau pasien anak,
pemotretan diambil 1 menit pasca penyuntikan). Foto AP 5 menit dilakukan
dengan menggunakan kaset 24 x 30 cm.

Posisi Pasien
Supine

Posisi Obyek
MSP sejajar dengan pertengahan bucky.
Kedua tangan di samping tubuh.
Batas atas prosesus xypoideus dan batas bawah SIAS.

Central Ray
Tegak lurus IR

Central Point
1/3 distal antara prosesus xypoideus dan SIAS
FFD
40 inci (100 cm)

Kriteria gambar
Tampak kontras mengisi ginjal kanan dan kiri.

Catatan
Beri marker 5 menit
Buka stuing (ureter kompressive)

b. AP 15 Menit
Posisi Pasien
Supine

Posisi Obyek
MSP sejajar dengan pertengahan bucky.
Kedua tangan di samping tubuh.

Central Ray
Tegak lurus IR

Central Point
Setinggi crista illiaca (pada lumbal 4-5)

FFD
40 inci (100 cm)

Catatan
Pasang marker 15 menit
Gunakan film 30 x 40 cm

Kriteria gambar
Tampak kontras mengisi ginjal, ureter, sampai blass/buli-buli.
c. AP 30 Menit
Posisi Pasien
Supine

Posisi Obyek
MSP sejajar dengan pertengahan bucky.
Kedua tangan di samping tubuh.

Central Ray
Tegak lurus IR

Central Point
Setinggi crista illiaca (pada lumbal 4-5)

FFD
40 inci (100 cm)

Kriteria gambar
Tampak blass terisi penuh oleh kontras

Catatan
Pasang marker 30 menit
d. Post Mixi
Bertujuan untuk melihat adanya ren mobile.

Posisi Pasien
Erect AP

Posisi Obyek
MSP sejajar pertengahan bucky
Kedua tangan di samping tubuh

Central Ray
Tegak lurus IR

Central Point
Umbilikus (2 cm superior crista illiaca)

FFD
40 inci (100 cm)

Kriteria gambar
Tampak Blass kosong.

Catatan
Marker PM dan R/L
Apabila tidak normal foto dapat dilanjutkan hingga menit ke 120 tanpa post
mixi (void) terlebih dahulu.

11. Teknik Hipertensi IVP


Dilakukan pada pasien yang memiliki tekanan darah tinggi. Tujuannya untuk
memastikan apakah ginjal adalah penyebab hypertensi. Waktu yang
dipergunakan untuk prosedur ini lebih pendek dibandingkan IVP secara umum.
Pemeriksaan dilakukan pada menit ke 1, 2, dan 3. Jika memungkinkan lakukan
pemotretan tiap 30 detik. Catatan : teknik pemeriksaan ini sudah jarang
dilakukan saat ini, tapi tetap dapat dilakukan apabila pemeriksaan lain tidak
dapat dilakukan.

12. Kelebihan dan Kekurangan IVP


Kelebihan
Bersifat invasif.
IVP memberikan gambaran dan informasi yang jelas, sehingga dokter dapat
mendiagnosa dan memberikan pengobatan yang tepat mulai dari adanya batu
ginjal hingga kanker.
Tanpa harus melakukan pembedahan, kelainan tentang kerusakan dan adanya
batu pada ginjal dapat dilakukan.
Radiasi relative rendah
Relatif aman.
Kekurangan
Selalu ada kemungkinan terjadinya kanker akibat paparan radiasi yang
diperoleh.
Dosis efektif pemeriksaan IVP adalah 3 mSv, sama dengan rata-rata radiasi
yang diterima dari alam dalam satu tahun.
Penggunaan media kontras dalam IVP dapat menyebabkan efek alergi pada
pasien, yang menyebabkan pasien harus mendapatkan pengobatan lanjut.
Tidak dapat dilakukan pada wanita hamil.
1. Plain foto BNO AP (sebelum injeksi)
Menggunakan kaset 30 x 40 (disesuaikan dengan tubuh pasien) yang diletakkan
memanjang.
PP : Pasien supine diatas meja pemeriksaan dengan garis tengah tubuh sejajar
dengan garis tengah meja pemeriksaan, kedua tungkai kaki diatur lurus, dan kedua
tangan lurus disamping tubuh.
PO : 1. Aturlah pundak dan pinggul pasien agar tidak terjadi rotasi; 2. Atur long axis
tubuh sejajar dengan long axis film; 3. Aturlah kaset dengan batas atas pada
diafragma, dan batas bawah pada sympisis pubis.
CP : Umbilikus
CR : Vertikal tegak lurus film
2. Foto 5 menit post injeksi
Menggunakan kaset 24 x 30 yang diletakkan melintang.
PP : Pasien supine diatas meja pemeriksaan dengan garis tengah tubuh sejajar
dengan garis tengah meja pemeriksaan, kedua tungkai kaki diatur lurus, dan kedua
tangan lurus disamping tubuh.
PO : 1. Aturlah pundak dan pinggul pasien agar tidak terjadi rotasi; 2. Atur long axis
tubuh sejajar dengan long axis film; 3. Aturlah kaset dengan batas atas pada
processus xypoideus dan batas bawah pada crista iliaca/SIAS
CP : pertengahan film
CR : Vertikal tegak lurus film
3. Foto 15 menit post injeksi
Menggunakan kaset 30 x 40 (disesuaikan dengan tubuh pasien) yang diletakkan
memanjang.
PP : Pasien supine diatas meja pemeriksaan dengan garis tengah tubuh sejajar
dengan garis tengah meja pemeriksaan, kedua tungkai kaki diatur lurus, dan kedua
tangan lurus disamping tubuh.
PO : 1. Aturlah pundak dan pinggul pasien agar tidak terjadi rotasi; 2. Atur long axis
tubuh sejajar dengan long axis film; 3. Aturlah kaset dengan batas atas pada
diafragma, dan batas bawah pada sympisis pubis.
CP : Umbilikus
CR : Vertikal tegak lurus film
4. Foto 30 menit post injeksi
Menggunakan kaset 30 x 40 (disesuaikan dengan tubuh pasien) yang diletakkan
memanjang.
PP : Pasien supine diatas meja pemeriksaan dengan garis tengah tubuh sejajar
dengan garis tengah meja pemeriksaan, kedua tungkai kaki diatur lurus, dan kedua
tangan lurus disamping tubuh.
PO : 1. Aturlah pundak dan pinggul pasien agar tidak terjadi rotasi; 2. Atur long axis
tubuh sejajar dengan long axis film; 3. Aturlah kaset dengan batas atas pada
diafragma, dan batas bawah pada sympisis pubis.
CP : Umbilikus
CR : Vertikal tegak lurus film
5. Foto post mixi
Menggunakan kaset 30 x 40 (disesuaikan dengan tubuh pasien) yang diletakkan
memanjang.
Semua foto dikonsultasikan ke dokter spesialis radiologi. Jika dokter meminta foto
post mixi, pasien diminta untuk buang air kecil untuk mengosongkan blass dari
media kontras.
PO : 1. Aturlah pundak dan pinggul pasien agar tidak terjadi rotasi; 2. Atur long axis
tubuh sejajar dengan long axis film; 3. Aturlah kaset dengan batas atas pada
diafragma, dan batas bawah pada sympisis pubis.
CP : Umbilikus
CR : Vertikal tegak lurus film

Anda mungkin juga menyukai